Pengkajian ilmu di dunia modern saat ini didominasi oleh cara pendekatan barat, tidak terkecuali terhadap Ilmu Hukum Islam khususnya dilingkungan akademis di barat dan membawa pengaruh pada cara pandang jurist di Indonesia. Hal ini wajar dikarenakan pengkajian hukum islam sebagai bagian dari Oriental Studies di Barat telah berkembang seja k beberapa abad silam dan berkembang hingga saat ini dengan dibukanya beberapa pusat pengkajian islam di beberapa universitas di Barat. Perbuatan manusia yang dinilai sebagai pelanggaran atau kejahatan kepada sesamanya, baik pelanggaran atau kejahatan kepada sesamanya, baik pelanggaran atau kejahatan tersebut secara fisik atau nonfisisk., seperti membunuh, menuduh atau memfitnah maupunkejahatan terhadap harta benda dan lainnya, dibahas dalam jinayah. Dalam kitab-kitab klasik, pembahasan masalah jinayat ini hanya dikhususkan padaperbuatan dosa yang berkaitan dengan sasaran (objek) badan dan jiwa saja. Adapun perbuatan dosa selain sasaran selain sasaran badan dan jiwa, seperti kejahatan terhadap harta, agama, negara, dan lain-lain tidak termasuk dalam jinayat, melainkan dibahas secara terpisah-pisah pada berbagai bab tersendiri. Ulama ulama Muta’akhirin menghimpunnya dalam bagian khusus yang dinamai Fiqh Jinayat., yang dikenal dengan Hukum Pidana Islam. Di dalamnya terhimpun pembahasan semua jenis pelanggaran atau kejahatan manusia dengan berbagai sasaran, badan, jiwa, harta benda, kehormatan, nama baik, negara, tatanan hidup, dan lingkungan hidup. Pembahasan terhadap masalah yang sama dalam ilmu hukum, dinamai Hukum Pidana yang merupakan terjemahan dari Bahasa Belanda, strafrect. Buku atau kitab yang memuat rincian perbuatan pelanggaran atau kejahatan dan hukuman yang dicantumkan kepada pelaku perbuatan atas tersebut dinamakan Kitab Undah-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau dalam Bahasa aslinya dikenal sebagai Wetboek van Strafrecht. Dalam mempelajari Fiqh Jinayah, ada dua istilah penting yang terlebih dulu dipahami sebelum mempelajari materi selanjutnya. Pertama adalah Istilah Jinayah itu sendiri dan dan kedua adalah Jarimah. Kedua istilah ini secara etimologis memounyai arti dan arah yang sama. Selain itu, istilah yang satu menjadi muradif (sinonim) bagi istilah lainnya atau keduanya bermakna tunggal. Walaupun demikian, kedua istilah berbeda dalam penerapan kesehariannya. Dengan demikian, kedua istilah tersebut harus diperhatikan dan dipahami agar penggunaannya tidak keliru. Jinayah artinya perbuatan dosa, perbuatan salah atau jahat. Jinayah dalah Masdar (kata asal) dari kata kerja (fi’il madhi) janaa yang mengandung arti suatu kerja yang diperuntukkan bagi satuan laki-laki yang telah berbuat dosa atau salah. Pelaku kejahatan itu sendiri disebut dengan jaani yang merupakan bentuk singular bagi satuan laki-laki atau bentuk mudzakkara sebagai pembuat kejahatan atau isim fa’il . adapun sebutan pelaku kejahatan wanita adalah jaaniah, yang artinya dia (wanita) yang telah berbuat dosa. Orang yang menjadi sasaran atau objek perbuatan si jaani atau si jaaniah atau mereka yang terkena dampak dari perbuatan si pelaku dinamai mujnaa alaih atau korban. Dr. abdul Kadir Audah dalam kitabnya At-Tasyri Al-Jina’I al Islamy menjelaskan arti kata jinayah sebagai berikut : Artinya : “ Jinayah menurut Bahasa merupakan nama bagi suatu perbuatan jelek seseorang. Adapun menurut istilah adalah nama bagi suatu perbuatan yang diharamkan sya’ra, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta,benda, maupun selain jiwa dan harta benda.”