Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENGKAJIAN HUKUM ISLAM


Pengkajian ilmu di dunia modern saat ini didominasi oleh
cara pendekatan barat, tidak terkecuali terhadap Ilmu Hukum Islam
khususnya dilingkungan akademis di barat dan membawa
pengaruh pada cara pandang jurist di Indonesia. Hal ini wajar
dikarenakan pengkajian hukum islam sebagai bagian dari Oriental
Studies di Barat telah berkembang seja k beberapa abad silam dan
berkembang hingga saat ini dengan dibukanya beberapa pusat
pengkajian islam di beberapa universitas di Barat.
Perbuatan manusia yang dinilai sebagai pelanggaran atau
kejahatan kepada sesamanya, baik pelanggaran atau kejahatan
kepada sesamanya, baik pelanggaran atau kejahatan tersebut secara
fisik atau nonfisisk., seperti membunuh, menuduh atau memfitnah
maupunkejahatan terhadap harta benda dan lainnya, dibahas dalam
jinayah. Dalam kitab-kitab klasik, pembahasan masalah jinayat ini
hanya dikhususkan padaperbuatan dosa yang berkaitan dengan
sasaran (objek) badan dan jiwa saja. Adapun perbuatan dosa selain
sasaran selain sasaran badan dan jiwa, seperti kejahatan terhadap
harta, agama, negara, dan lain-lain tidak termasuk dalam jinayat,
melainkan dibahas secara terpisah-pisah pada berbagai bab
tersendiri. Ulama ulama Muta’akhirin menghimpunnya dalam
bagian khusus yang dinamai Fiqh Jinayat., yang dikenal dengan
Hukum Pidana Islam. Di dalamnya terhimpun pembahasan semua
jenis pelanggaran atau kejahatan manusia dengan berbagai sasaran,
badan, jiwa, harta benda, kehormatan, nama baik, negara, tatanan
hidup, dan lingkungan hidup.
Pembahasan terhadap masalah yang sama dalam ilmu
hukum, dinamai Hukum Pidana yang merupakan terjemahan dari
Bahasa Belanda, strafrect. Buku atau kitab yang memuat rincian
perbuatan pelanggaran atau kejahatan dan hukuman yang
dicantumkan kepada pelaku perbuatan atas tersebut dinamakan
Kitab Undah-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau dalam Bahasa
aslinya dikenal sebagai Wetboek van Strafrecht.
Dalam mempelajari Fiqh Jinayah, ada dua istilah penting
yang terlebih dulu dipahami sebelum mempelajari materi
selanjutnya. Pertama adalah Istilah Jinayah itu sendiri dan dan
kedua adalah Jarimah. Kedua istilah ini secara etimologis
memounyai arti dan arah yang sama. Selain itu, istilah yang satu
menjadi muradif (sinonim) bagi istilah lainnya atau keduanya
bermakna tunggal. Walaupun demikian, kedua istilah berbeda
dalam penerapan kesehariannya. Dengan demikian, kedua istilah
tersebut harus diperhatikan dan dipahami agar penggunaannya
tidak keliru.
Jinayah artinya perbuatan dosa, perbuatan salah atau jahat.
Jinayah dalah Masdar (kata asal) dari kata kerja (fi’il madhi) janaa
yang mengandung arti suatu kerja yang diperuntukkan bagi satuan
laki-laki yang telah berbuat dosa atau salah. Pelaku kejahatan itu
sendiri disebut dengan jaani yang merupakan bentuk singular bagi
satuan laki-laki atau bentuk mudzakkara sebagai pembuat
kejahatan atau isim fa’il . adapun sebutan pelaku kejahatan wanita
adalah jaaniah, yang artinya dia (wanita) yang telah berbuat dosa.
Orang yang menjadi sasaran atau objek perbuatan si jaani atau si
jaaniah atau mereka yang terkena dampak dari perbuatan si pelaku
dinamai mujnaa alaih atau korban.
Dr. abdul Kadir Audah dalam kitabnya At-Tasyri Al-Jina’I
al Islamy menjelaskan arti kata jinayah sebagai berikut :
Artinya :
“ Jinayah menurut Bahasa merupakan nama bagi suatu perbuatan
jelek seseorang. Adapun menurut istilah adalah nama bagi suatu
perbuatan yang diharamkan sya’ra, baik perbuatan tersebut
mengenai jiwa, harta,benda, maupun selain jiwa dan harta benda.”

Anda mungkin juga menyukai