Anda di halaman 1dari 8

MAKNA SPIRITUAL SHALAT

Dosen Pengampu : TAUFIK CHURRAHMAN M.Ag.Dr

Disusun oleh:
AFIRLANA SEPTIANATA (211020200004)

afirlana1@gmail.com

PROGRAM STUDI ILMUHUKUM


FAKULTASHUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2022
Kata Pengantar

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin puji syukur penulis munajatkan ke hadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhoinya. Aamiin.
Makalah ini membahas tentang “MAKNA SPIRITUAL SHALAT”.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membaca dan mempelajarinya. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan
saran yang dapat membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Sidoarjo,26 Juni 2022

Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Telah kita ketahui bahwa tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini adalah untuk
beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Seperti dijelaskan dalam Q.S. Adz Dzariyat ayat 56
yang artinya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa kita diwajibkan untuk beribadah
kepada Allah. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik
haji dan lain-lain. Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim
yang sudah baligh, berakal dan wajib dilaksanakan di manapun dan dalam keadaan apapun.
Shalat merupakan perintah Allah yang langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad
melalui Isra’ Mi’raj. Shalat adalah tiang agama, sehingga barang siapa melaksanakan shalat
maka ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat maka ia telah
meruntuhkan agama(Islam).
Shalat adalah rukun Islam yang paling ditekankan setelah membaca dua kalimat
syahadat yang merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya.
Seperti dijelaskan dalam H.R. Al-Bukhari, Kitab Mawaqitus Shalat yang artinya
“Sesungguhnya apabila salah seorang diantara menunaikan ibadah shalat, maka dia sedang
bermunajat (berbisik) kepada Rabbnya. Shalat adalah salah satu ibadah badaniyah qalbiyah
yakni ibadah yang memerlukan kesiapan fisik dan hati. Karena dalam shalat ada ‘ritual’ atau
gerakan yang memiliki makna spiritual dalam setiap rukunnya. Jadi gerakan shalat itu selain
dapat menyehatkan organ tubuh kita ada makna yang lebih penting lagi yakni nilai –nilai
spiritual yang terkandung dalam setiap gerakannya. Maka dari itu dalam melaksanakan
shalat hendaknya kita memahami makna setiap gerakan yang kita kerjakan, sehingga saat
melaksanakan shalat badan dan hati kita menyatu dalam satu kesatuan.

.
BAB II PEMBAHASAN

Landasan Teori

Shalat secara bahasa berasal dari kata shalla berarti seruan atau do’a, yakni seruan
seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan kata lain shalat secara bahasa mempunyai arti
mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan
perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Ucapan di sini adalah bacaan Al- Qur’an, takbir, tasbih, dan doa. Dari pengertian ini
bisa diambil pemahaman bahwa seorang yang melakukan shalat dituntut agar seluruh sikap
dan perhatiannya ditunjukkan semata-mata hanya kepada Allah SWT. Sedangkan yang
dimaksud perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud,
duduk dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat. Maka dari itu shalat yang
dilakukan dengan baik dan khusyu’ bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan
mungkar. Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-‘Ankabuut:45 yang artinya “Sesungguhnya
shalat itu mencagah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. Shalat juga merupakan
ibadah yang menjadi pembeda antara seorang mu’min dan seorang kafir, selain itu shalat
juga ibadah yang membuat kita lebih dekat denganAllah.

Shalat fardhu yang lima waktu memang membuahkan ketaqwaan, karena mendorong
pelakunya untuk senantiasa mengingat Allah dari waktu ke waktu, di tengah kesibukannya
dengan dunia dan di tengah kelalaiannya serta kegersangan hatinya. Allah Ta’ala berfirman
dalam Q.S. Thaha:14 yang artinya “Dan dirikanlah shalat untuk mengungat Aku”. Oleh
karena itu shalat dapat membuat selalu dekat kepada Allah. Di dalam Islam shalat memiliki
arti yang sangat penting dan kedudukan yang sangat istimewa, antara lain:
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang
perintahnya langsung diterima Rasulullah SAW pada malam Isrami’raj.
Shalat merupakan tiangagama.

Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada harikiamat.


MAKNA SPRITUAL SHALAT

Dalam setiap Ucapan dan gerakan shalat memiliki makna spiritual yang sangat
dalam. Apa yang dimaksud dengan ‘spiritual’ di sini? Secara etimologi kata ‘spirit’ berasal
dari kata ‘spiritus’ (Latin) yang diantaranya berarti ruh, jiwa, sukma, kesadaran diri, nafas
hidup dan lebih luas lagi. Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan
Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di
dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allahlah hati menjadi tenteram." (QSAr-Rad:29). Selain itu setiap gerakan shalat juga
memiliki makna

spiritual yang luar biasa. Dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri salam semuanya
memiliki nilai spiritualitas yang tinggi.
Takbiratul Ihram(Awal)

Pengawalan segala sesuatu, seperti hidup diawali dengan kelahiran dan sesuatu yang
ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semua berawal dari Allah.
Dengan takbir kita kembalikan segala aktivitas, rutinitas kita hanya kepada Allah. Takbiratul
ihram menjadi titik awal shalat, menjadi simbol awal perjalanan hidup yang memiliki makna
spiritual sebagai penyerahan totalitas kepada Yang Maha Awal bahwa karena-Nya ada dan
karena-Nya kita melakukan perjalanan hidup.
Berdiri (Gerak Perjalanan)

Berdiri merupakan lambang siap berjalan menjalani kehidupan, karena kalua duduk
tidak mungkin bisa berjalan. Tegak memiliki arti bahwa kehidupan harus ditegakkan pada
ruang waktu. Iman, akhlaq, amalan pribadi dan amalan social juga harus ditegakkan. Shalat
adalah tiang agama jadi agama didirikan/ditegakkan oleh shalat. Dalam tegak berdiri posisi
kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hokum
dan kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan memegang ulu hati
simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup. Ini merupakan
simbol kewaspadaan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia
Ruku’(Penghormatan)

Ruku’ adalah sebuah ajaran kembali Sang Pencipta. Segala sesuatu tidak pernah
kitamiliki secara pribadi. Semua yang berasal dari Sang Pencipta akan kembali kepada Sang
Pencipta. Semua yang dimiliki manusia hanya ujian. Itu tandanya bahwa Sang Penciptalah
yang menjadi dasar acuan hidup kita dan kita benar-benar mengembalikan urusan akhir
kepada Sang Pencipta.
I’tidal (Puja –puji kepadaAllah)

Pada gerakan I’tidal kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh
puja dan puji kepada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan
ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan
kecintaan kepada Allah maka akan muncul rasa cinta dan ikhlas menjalani hidup sesuai
perintah dan kehendak Allah. Ini dimaksudkan agar kita menjaga tauhid dan tidak akan
berpindah kepada ajaran yang menyesatkan.

Sujud (Penyatuan Diri Dengan KehendakAllah)

Sujud adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dengan sujud hati dan fikiran kita
direndahkan serendah-rendahnya sebagai tanda ketundukan total terhadap segala kehendak
Allah. Menyatukan kehendak Allah dengan kehendak kita.Sujud adalah penyerahan total
kepada Sang Pencipta tanpa syarat. Sujud adalah simbol kepasarahan yang sangat total.
Dengan menempatkan kepala, tangan , kaki dan hati kita rata dengan bumi di mana bumi
adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir, menjalani kehidupan,
berladang ilmu dan di bumi pula kita mati. Maka sujud merupakan klimaks dari seluruh
rangkaian gerakan shalat.Kepasrahan total ini membuat kita akan selalu berpikir rendah hati.
Sehingga kita mengharapkan akan kembali kepada Allah dalam keadaan suci sama dengan
seperti saat kita dilahirkan, sehingga bisa bertemu Allah. Sujud dilakukan dua kali memiliki
makna:
Sujud pertama: penyatuan kehendak Allah dengan kehendak rohani/hati/jiwa. Diselangi
permohonan pada duduk di antara dua sujud.
Sujud kedua : pernyataan pengagungan Dzat Allah, pernyataan ingin kembali pada Sang
Pencipta akhir dari perjalanan. Gerakan ini memiliki makna sebagai
pengungkapan berbagai permohonan kepada Allah untuk memberikan segala
kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan
Allah, serta permohonan perlindungan jasmani dan rohani agar tetap berada
pada jalan Allah.
Attahiyat (PernyataanIkrar)

Ini merupakan tahap pemantapan. Karena fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa
maka perlu pemantapan yang direfresh dan diulang- ulang agar semakin kokoh. Yaitu Ikrar
syahadat, dengan symbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Dalam ikrar ini kita juga
memberikan penghormatan kepada utusan-utusan Allah dan para Auliya karena melalui
merekalah kita mengenal Allah dan menjadikan mereka menjadi saksi ikrar kita. Bacaan
shalawat menjadi pernyataan kebersediaan kuta mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah
Muhammad SAW. Dan menempatkannya sebagai pemimpin perjalanan kita. Dan
penghormatan kepada Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajarantauhid.
Salam(Penutup)

Salam merupakan ucapan yang mengakui bahwa manusia sebagai makhluk social
yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri, sehingga kita hendaknya selalu menebar
salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu-membahu menegakkan kehidupan yang
harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan di bumi Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Syaikh B., 2016. Arti Shalat Bagi Seorang Muslim.


https://almanhaj.or.id/5609-arti-shalat-bagi-seorang-muslim.html, diakses pada
tanggal 27 Oktober 2019, 20:10
Makna Spiritual Shalat (1): Rahasia Di Balik
Shalathttps://republika.co.id/berita/ntsbod8/makna-spiritual-shalat-1-
rahasia-di-balik-shalat, diakses pada tanggal 27 Oktober 2019,21:45
Ridwan, Mohammad S., 2015. Memahami Makna Spiritual Gerakan Shalat.
https://ridwansoleh.com/renungan/memahami-makna-spiritual-gerakan-shalat/ ,
diakses pada tanggal 27 Oktober 2019,22:10
Ukkasyah, Sa’id A. , 2015. Hakekat Shalat. https://muslim.or.id/25200-hakekat-
shalat.html, diakses pada tanggal 28 Oktober 2019,20:35
Pengertian Shalat, http://www.sarjanaku.com/2011/07/pengertian-shalat.html?m=1, diakses
pada tanggal 28 Oktober 2019,22:15

Anda mungkin juga menyukai