Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti sebuah tiang
dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum
(Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap)
dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna,
yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal
bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan
tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun
sosial
kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai
persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang
indah.
Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih sangat memperhatikan
masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu sebagai”mizan” atau standar, yang
dengan neraca itu ditimbanglah kadar kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan
derajatnya. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka
mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya, bagaimana ia
melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah untuknya
dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu Umar, Salamah,
Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini : ” Sholat adalah sebaik-baik
amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun dengan maksud hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a. Begitulah orang-orang yang beriman itu
bukanlah orang yang
melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi
dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai salah satu penjagaan bagi
orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Hakikat Shalat?
2. Apa maksud dari kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain ?
3. Bagaimana Memperbarui panggilan shalat?
4. Apa maksud shalat adalah hidangan hati?
5. Apa maksud Shalat adalah hujan yang bermanfa’at bagi hati?
6. Bagaimana keutamaan shalat?
7. Apakah manfaat shalat?
Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian sholat.
2. Untuk mengetahui Keutamaan shalat.
3. Untuk mengetahui manfaat sholat.
Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Dapat mengetahui pengertian sholat.
2. Dapat mengetahui Keutamaan shalat.
3. Dapat mengetahui manfaat sholat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi shalat

Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan ucapan
yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam. Permulaan shalat, shalat didirikan
dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan
Allahu Akbar, maka serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang
Mahatinggi Mahamulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan
memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus
hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya,
dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian, dengan
penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban
lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunyai nilai
lebih dari
sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi,
keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah
shalat berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.

Hakikat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat
merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan
merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang
yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan
rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa
melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka,
supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat
dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya
shalat tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba
dan seluruh anggota tubuh beribadah.  (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian (anugerah) untuk hati
lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada Rabb nya Subhanahu,
bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-Nya,
riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada selain-Nya saat beribadah (shalat) serta
menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia
ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal. 8).

Kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, “(Dalam shalat lima waktu), diantara
dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan
keberpalingan hati, ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauhkan
hatinya dari Rabb nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya, (lalu) jadilah sebuah hati
yang terasing dari peribadatan kepada-Nya” (Asraarush Shalaah, Ibnul Qoyyim. Hal.10).

Memperbarui panggilan shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah pun juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat
sehari semalam lima kali, beliau bertutur, “Tatkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa
mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan
untuk menghadiri hidangan hati (shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat
dari Allah bagi hati itu. Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfa’at)
kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati tersebut, ia memohon hujan
rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan bisa menumbuhkan rerumputan dan bebuahan
keimanan dan agar tidak terputus dari materi pertumbuhan (keimanan)” (Dzauqush Shalah, Ibnul
Qoyyim. Hal.9).

Shalat adalah hidangan hati

Selanjutnya Ibnul Qoyyim rahimahullah menggambarkan ibadah shalat dengan gambaran yang
sangat indah, agar kita benar-benar merasa bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan yang
mendasar dalam hidup kita. Beliau mendeskripsikan hal ini dengan mengatakan, “Ketika Allah
Subhanahu menguji seorang hamba dengan ujian syahwat dan sebab-sebab yang mengantarkan
kepadanya -baik dari dalam maupun dari luar dirinya- maka tuntutan kesempurnaan hikmah-Nya
dan Ihsan-Nya kepada hamba tersebut, Allah persiapkan baginya sebuah hidangan (bagi hatinya)
yang mengumpulkan beraneka ragam warna, persembahan, selera dan anugerah. Allah
mengundang hamba tersebut untuk menghadiri jamuan hidangan (shalat) itu dalam sehari lima
kali, dan menjadikan setiap macam dari hidangan tersebut (baca: dalam setiap shalat) sebuah
kelezatan, manfaat dan kemaslahatan (tersendiri) bagi hamba yang diundang untuk menyantap
hidangan tersebut, yang tidak didapatkan dalam macam hidangan  yang lain (dalam shalat yang
lainnya) agar menjadi sempurna kelezatan yang dirasakan oleh hamba itu dalam setiap macam
peribadatan. Allah juga hendak memuliakannya dengan segala jenis kemuliaan, sehingga setiap
perbuatan ubudiyyah (peribadatan) itu menghapus hal yang tercela dan hal yang Dia benci, dan
agar Allah mengganjarnya dengan cahaya yang khusus, kekuatan dalam hati dan anggota
tubuhnya serta pahala yang khusus pada hari perjumpaan dengan-Nya” (Dzauqush Shalah, Ibnul
Qoyyim. Hal.8).

Shalat adalah hujan yang bermanfa’at bagi hati

Pada penjelasan di atas, Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan tentang kelalaian hati
yang terjadi diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain. Pada ucapan yang lainnya, beliau
pun menjelaskan bahwa kelalaian hati tersebut hakikatnya adalah sebuah kegersangan dan
kekeringan, beliau berkata, “Kelalaian yang menimpa hati merupakan kekeringan dan
kegersangan, (namun) selagi hati tersebut mengingat Allah dan menghadap kepada-Nya (dengan
melaksanakan shalat), maka itu merupakan hujan rahmat-Nya yang dicurahkan kepadanya,
seperti hujan yang mengguyur (Namun) jika hati itu lalai, maka ia akan mengalami kegersangan
sesuai dengan sedikit-banyaknya kelalaian yang menimpanya, lalu jika kelalaian itu sudah
menguasainya, maka tanahnya menjadi mati dan tahunnya menjadi menjadi tak bertanaman lagi
kering kerontang, serta api syahwat siap membakar dari segala sisi, seperti angin kering yang
siap membakar apapun” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. hal. 9).

Keutamaan Shalat

Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar di dalam Alquran maupun As-Sunnah. Oleh
karena itu, shalat adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seorang hamba dan sama
sekali bukan sebagai beban yang memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya sebuah aktifitas
yang sangat menyenangkan hati seorang hamba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperumpamakan shalat dengan perumpamaan yang
sangat indah, yang menunjukkan bahwa ia adalah sebuah kebutuhan dan kegembiraan hati
orang-orang yang beriman, karena dengannya Allah menghapuskan dosa hamba-Nya. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«:‫ال‬ َ ِ‫ َما تَقُو ُل َذل‬، ‫ يَ ْغتَ ِس ُل فِي ِه ُك َّل يَوْ ٍم خَ ْمسًا‬، ‫ب أَ َح ِد ُك ْم‬
َ َ‫ ق‬. ‫الَ يُ ْبقِى ِم ْن د ََرنِ ِه َش ْيئًا‬: ‫ قَالُوا‬.» ‫ك يُ ْبقِى ِم ْن َد َرنِ ِه ؟‬ ِ ‫أَ َرأَ ْيتُ ْم لَوْ أَ َّن نَهَرًا بِبَا‬
‫ يَ ْمحُو هَّللا ُ بِهَا ْالخَ طَايَا‬، ‫س‬
ِ ‫ت ْال َخ ْم‬ِ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫ك مثل ال‬ َ ِ‫» « فَ َذل‬

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian,
lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, menurut Anda, apakah itu akan
menyisakan kotorannya ? Para sahabat menjawab, ‘Tidak menyisakan sedikit pun kotorannya.’
Beliau bersabda, ‘Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapuskan dosa-dosa (hamba-Nya)’” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667).

Oleh karena itu, pantas jika shalat yang dilakukan dengan baik bisa mencegah pelakunya dari
perbuatan keji dan mungkar.

Allah Ta’ala berfirman,

‫صاَل ةَ تَ ْنهَ ٰى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬


َّ ‫إِ َّن ال‬

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”


(Al-‘Ankabuut:45).

Shalat memang membuahkan ketakwaan, karena mendorong pelakunya untuk senantiasa ingat
Allah dari waktu ke waktu, di tengah-tengah kesibukannya dengan dunia dan di tengah-tengah
kelalaian serta kegersangan hatinya, Allah Ta’ala berfirman,

َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
‫صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري‬

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Thaha:14).

Barangsiapa yang mampu memahami dan menghayati dengan baik lautan mutiara hakikat ibadah
shalat, maka shalat dipandangannya menjadi suatu aktifitas yang sangat menyenangkan dan ini
terjadi pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
َّ ‫جعلت قُرَّة َعيْني فِي ال‬
‫صاَل ة‬

Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat mengerjakan shalat. (HR.
An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain keduanya. Hadits Shahih).

Marilah kita menyelami lautan mutiara hakikat ibadah shalat dan perumpamaan yang
mengagumkan yang menggambarkan keindahannya. Sehingga kita terdorong untuk lebih
mencintainya dan melakukannya dengan sebaik-baiknya. Imam Ibnul Qoyyim  rahimahullah
telah membicarakan panjang lebar dalam berbagai kitabnya, seperti diatas.

Manfaat Shalat

1. Sholat dapat menghapuskan dosa


Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu sekalian berbuat dosa,
maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu
sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu
membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar
maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya, kemudian
kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun.” (HR. Thabrani)
2. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang. Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru
adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga
yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak mudah
terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada
mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-
otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar. Ruku’ berarti
memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu
dengan leher. Aliran akan semakin lancer bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu
meletakkan perut dan dada lebih
tinggi daripada leher. Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah
wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak
melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul
menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud. Duduk di antara dua sujud
dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga
dapat mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara
optimal menopang tubuh kita. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan
memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher.
Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (Qs. Al-Ankabut
ayat 45).
Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari konsekuensi rukun islam
yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam terhadap apa yang telah menjadi
konsekuensi pengakuannya terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi
pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan
dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan
melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya
membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah
Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai
hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya,
lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.

Bahaya meninggalkan shalat

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang balasan
orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar,
diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu. Mengenai balasan orang yang
meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang
membenturkan kepala
mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali
kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah
bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat
kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat Tabrani). Orang yang meninggalkan
Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah
melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu
masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk
dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat. Saad bin Abi Waqas
bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka jawab
Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu
Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka
diancam dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan
hadist di atas “yaitu orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada
waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan
mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”. Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat
dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”. Berdasarkan hadist ini,
Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan,
mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang meninggal dunia dan mengaku
Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram
mensholatkanya.
Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:
1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang
dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya
siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata, kepada si mati
dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan
sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan
dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari,
kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan
Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah
seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi.
Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat. Barang siapa yang
(sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu: Subuh , Allah Ta’ala akan
menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun
diakhirat=1000 tahun
didunia=60,000 tahun). Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim. Asar,
dosa seperti menghacurkan Ka’bah. Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan sholat Isya’,
bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu,
segala yang digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :
Di dunia
1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
2. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah) nya.
3. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Ketika Sakaratul Maut
1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
4. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya
Ketika di Alam Barzakh
1. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman)
dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.
2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti
jari bertemu jari).
4. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.

Pentingnya shalat
1. Shalat merupakan perkara yang pertama dan yang terpenting setelah syahadatain. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

. َ‫صالَةَ َويُؤْ تُوا ال َّز َكاة‬ ُ ‫ش َهدُوا أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل هللاِ َويُقِي ُموا ال‬ َ َّ‫أُ ِم ْرتُ أَنْ أُقَاتِ َل الن‬
ْ َ‫اس حـَتــَّى ي‬
‫رواه البخاري و مسلم‬

“Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersyahadat, menegakkan shalat
dan menunaikan zakat”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Shalat adalah ibadah yang diperintahkan kepada seluruh Nabi tanpa terkecuali. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa ‘Alaihissalaam :

َّ ‫وحى إِنـــَّنِي أَنـــَا هللاُ الَ إِلَهَ إِالَّ أَنـــَا فَا ْعبُ ْدنِي َوأَقِ ِم ال‬
14-13 : ‫ طه‬. ‫صالَةَ لِ ِذ ْك ِري‬ ْ ‫فَا‬
َ ُ‫ستَ ِم ْع لِ َما ي‬
“….Maka dengarkanlah apa yang diwahyukan kepadamu, sesungguhnya Aku ini adalah Allah
yang tidak ada Ilah yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku”. (QS. Thaha:13-14)

Dan perkataan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam ketika meletakkan anaknya (Nabi Ismail
‘Alaihissalaam) di Ka’bah, beliau ‘Alaihissalaam berkata :

َّ ‫ع ِع ْن َد بَ ْيـتـِ َك ا ْل ُم َح َّر ِم َربــَّـنَا لِيُقـِي ُموا ال‬


37: ‫صالَةَ… ابراهيم‬ ْ َ‫َربــَّــنَا إِنـــِّي أ‬
ٍ ‫س َك ْنتُ ِمنْ ُذ ِّريـَّتِي بـِ َوا ٍد َغ ْي ِر ِذي ز َْر‬
“Ya Allah, saya menempatkan anakku (sebahagian keturunan) di lembah yang tidak mempunyai
tanaman di dekat rumah Engkau (baitullah) karena perintah-Mu, agar mereka menegakkan
shalat…” (Ibrahim : 37). Jadi para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang melaksanakan shalat
dan merupakan ibadah yang sangat penting bagi mereka.

3. Shalat adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesudah iman
kepada Allah. Untuk amalan-amalan hati, amalan yang paling afdhal adalah iman kepada Allah,
untuk amalan anggota tubuh tidak ada yang paling afdhal kecuali shalat. Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Amalan
apakah yang paling afdhal disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala ?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

(… ‫صالَةُ َعلَى َو ْقـتـِ َها …( رواه البخاري و مسلم‬


َّ ‫ال‬

“…Shalat tepat pada waktunya…”. (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Shalat merupakan amalan
anggota tubuh yang pertama dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

َ ‫ب بِ ِه ا ْل َع ْب ُد يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة ِمنْ َع َملِ ِه‬


(‫صالَتُهُ ( رواه الترمذي و النسائي‬ َ ‫إِنَّ أَ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬

“Sesungguhnya amalan yang paling pertama dihisab bagi manusia pada hari kiamat adalah
shalatnya”. (HHR. Tirmidzi dan Nasaa’i) Jadi apabila shalatnya tidak ada maka tidak ada lagi
yang perlu dihisab dari hamba tersebut. 5. Shalat merupakan ibadah yang menghapuskan dosa-
dosa. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

َّ ِ‫ت َذلِ َك ِذ ْك َرى ل‬


114: ‫ هود‬. َ‫لذا ِك ِر يْن‬ َّ ‫ت يُ ْذ ِهبْنَ ال‬
ِ ‫سيـــِّئــَا‬ َ ‫ط َرفَ ِي النــَّـ َها ِر َو ُز لَفًا ِمنَ اللَّ ْي ِل إِنَّ ا ْل َح‬
ِ ‫سنَا‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
َ َ‫صالَة‬

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa-dosa. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS. Huud :114) Dan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam :

ً ‫ب أَ َح ِد ُك ْم يــ َ ْغت َِس ُل فِي ِه ُك َّل يَ ْو ٍم َخ ْم‬


‫سا َما تــَقُو ُل َذلِ َك يُ ْبقـِي ِمنْ َد َرنــِ ِه قَــالُـــوا الَ يُبــْـقِي‬ ِ ‫أَ َرأَيــْتُ ْم لَ ْو أَنَّ نـــَــ َه ًرا بـــِبَا‬
‫ رواه البخاري و مسلم‬.‫س يَ ْم ُحو هللاُ بــِ ِه ا ْل َخطَايـَا‬ ِ ‫ت ا ْلخـ َ ْم‬
ِ ‫صلَ َوا‬ َّ ‫ِمنْ َد َر نـِ ِه شَيـــْئًا قَـا َل فَ َذلِ َك ِمثـْ ُل ال‬

“Seandainya ada sebuah sungai di depan rumah seseorang, dimana ia mandi lima kali sehari dari
sungai itu apakah masih ada daki yang masih tinggal di badannya ?” mereka menjawab : “Tidak
tersisa satupun daki di tubuhnya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Demikianlah perumpamaan shalat yang lima dimana Allah menghapus dosa-dosa dengannya”
(HR. Bukhari dan Muslim) Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga akan mengeluarkan hambanya
yang pernah melaksanakan shalat dari api Neraka. Dan ini merupakan bantahan terhadap orang-
orang yang mengatakan bahwa yang akan diberikan syafa’at adalah orang-orang yang pernah
mengucapkan Lailaha Illallah saja, karena kalau kita meneliti hadits-hadits tentang syafa’at lebih
mendalam, maka kita akan dapatkan bahwa syafa’at itu akan diberikan hanya kepada orang-
orang yang pernah melaksanakan shalat. Dalam hadits yang panjang, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

… َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَه‬ ْ ‫ضا ِء َبيْنَ ِعبَا ِد ِه َوأَ َرا َد أَنْ يُ ْخ ِر َج ِمنَ النَّا ِر َمنْ أَ َرا َـد أَنْ يُ ْخ ِر َج ِم َّمنْ َكانَ َي‬ َ َ‫َحتَّى إِ َذا فَ َر َغ هللاُ ِمنَ ا ْلق‬
‫س ُجو ِد َو َح َّر َم هللاُ َعلَى النَّا ِر أَنْ تَأْ ُك َل ِم ِن ا ْب ِن آ َد َم أَثَ َر‬
ُّ ‫إِالَّ هللاُ أَ َم َر ا ْل َمالَئِ َكةَ أَنْ يـ ُ ْخ ِر ُجو ُه ْم فَيَ ْع ِرفُونَ ُه ْم بِ َعالَ َم ِة آثَا ِر ال‬
‫ رواه البخاري و مسلم‬.…‫س ُجو ِد فَيُ ْخ ِر ُجونَ ُهم‬ ُّ ‫ال‬

“…Apabila Allah telah menghukum hamba-hambanya lalu Allah bermaksud mengeluarkan


hamba-Nya yang Ia kehendaki yaitu orang-orang yang pernah bersyahadat “La Ilaha Illallahu”,
maka Allah memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan mereka. Para malaikat mengenali
mereka dengan bekas-bekas sujud mereka karena Allah telah mengharamkan atas Neraka untuk
melahap bekas-bekas sujud anak Adam, lalu para malaikatpun mengeluarkan mereka….”. (HR.
Bukhari dan Muslim) Berarti orang-orang tersebut adalah orang-orang yang pernah
melaksanakan shalat. Dan ini adalah dalil kuat dari para ulama bahwa orang yang meninggalkan
shalat adalah kufur. Karena yang akan diselamatkan nanti adalah orang-orang yang mempunyai
tanda-tanda sujud. 6. Shalat ialah ibadah yang diperintahkan untuk bersuci sebelum
mengerjakannya dan tidak ada shalat tanpa bersuci dan hal ini tidak terdapat didalam ibadah-
ibadah lain-nya. Puasa, zakat, haji dan lainnya itu tidak diperintahkan untuk bersuci. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُّ ‫صالَ ِة ال‬
‫ رواه الترمذي وابن ماجه‬. ‫ط ُهو ُر‬ ُ ‫ِم ْفت‬
َّ ‫َاح ال‬
“Pembuka shalat itu adalah bersuci” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Shalat adalah ibadah
yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan kepada kita untuk mentarbiyah anak-
anak kita agar mereka melaksanakan shalat sejak kecil walaupun ibadah tersebut belum
diwajibkan atas mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ْ ‫اض ِر بُو ُه ْم َعلَ ْي َها َو ُه ْم أَبـْنَا ُء َع‬


‫ رواه أبو داود و أحمد‬:‫ش ٍر‬ ْ ‫سنِيْنَ َو‬ َ ‫صالَ ِة َو ُه ْم أَبـْنَا ُء‬
ِ ‫س ْب ِع‬ َّ ‫ُم ُروا أَ ْوالَ َد ُك ْم بــِال‬

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat sejak berumur tujuh tahun dan pukullah mereka
dalam usia sepuluh tahun bila tidak mau melaksanakan shalat” (HR. Abu Daud dan Ahmad) 8.
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menaungi orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid di
hari kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ رواه البخاري و مسلم‬: ‫اج ِد‬


ِ ‫س‬ ٌ َّ‫س ْب َعةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم هللاُ فِي ِظلِّ ِه يَ ْو َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّهُ … َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
َ ‫ق فِي ا ْل َم‬ َ
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya ….dan orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid” (HR. Bukhari dan
Muslim) Berkata Imam Nawawi ‫ رحمه هللا‬:”Makna dari hadits tersebut adalah dia sangat mencintai
masjid dan senantiasa melaksanakan shalat berjama’ah, hal ini bukanlah berarti bahwa ia tidak
pernah keluar dari masjid”. (Lihat Al Minhaj 7:122) 9. Shalat juga merupakan tempat
bermunajatnya seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :

َ ‫إِنَّ أَ َح َد ُك ْم إِ َذا‬
ِ َ ‫صلَّى يُنـ‬
‫رواه البخاري و مسلم‬: … ُ‫اجي َربــَّه‬

“Sesungguhnya seorang diantara kalian (berdiri untuk) shalat, maka dia bermunajat kepada
Rabbnya”. (HR. Bukhari dan Muslim ) Salah satu tempat yang afdhal untuk bermunajat dan
berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketika melaksanakan shalat dan bukan setelah
melaksanakan shalat, Berkata Ibnul Qayyim ‫ رحمه هللا‬: “Umumnya doa-doa yang berhubungan
dengan shalat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakannya ketika sedang melaksanakan
shalat dan hal ini adalah yang beliau perintahkan, dan merupakan hal yang paling pantas bagi
sesorang untuk berdo’a di dalam shalatnya karena dia sedang berhadapan dengan Rabbnya,
bermunajat kepada-Nya, selama masih melaksanakan shalat. Apabila telah salam terputuslah
munajat tersebut dan hilanglah posisinya dihadapan Rabbnya dan kedekatan kepada-Nya. Lalu
mengapa ia meninggalkan berdo’a saat-saat seorang hamba dekat dengan-Nya dan saat Allah
menghadapkan wajah-Nya kepadanya lalu ia memilih untuk berdo’a setelah Allah Subhanahu wa
Ta’ala berpaling darinya ?!”.(Lihat Zaadul Ma’ad 1:258) 10. Shalat adalah wasiat yang terakhir
diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berkata Anas bin Malik Radhiyallahu
‘anhu : “Adalah wasiat terakhir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau sampaikan
saat nyawa beliau berada di tenggorokan adalah :

‫ رواه ابو داود و ابن ماجه‬: َ‫صالَة‬


َّ ‫صالَةَ ال‬
َّ ‫ال‬

“(Hendaklah kalian menjaga) shalat, (Hendaklah kalian menjaga) shalat” (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majah)
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang


dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan.
Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai
dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah sholat.

DAFTAR PUSTAKA

http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yangmeninggalkan-sholat/
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html

Anda mungkin juga menyukai