PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu:
1. Melakukan persiapan untuk pemeriksaan visus yang baik
a. Meminta penderita duduk pada jarak 5/6m dari pemeriksa
b. Meminta penderita untuk menutup satu matanya tanpa menekan bola mata
c. Meminta penderita untuk melihat ke depan dengan santai tanpa melirik dan
mengerutkan kelopak mata
d. Meminta penderita untuk menyebut angka/simbul yang ditunjuk
e. Menunjuk angka/simbul pada optotip Snellen dari atas kebawah
f. Menyebut hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan Segmen anterior
a. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk pemeriksaan segmen anterior,
mahasiswa duduk didepan penderita pada jarak jangkauan tangan, ruangan dibuat
setengah gelap
b. Mahasiswa mampu memeriksa kelopak mata kulitnya, lebar rima, simetris/tidaknya,
arah margo palpebranya
c. Mahasiswa mampu memeriksa bulu mata atas dan bawah
d. Mahasiswa mampu memeriksa konjungtiva bulbi
e. Mahasiswa mampu memeriksa konjungtiva palpebra inferior
f. Mahasiswa mampu memeriksa konjungtiva palpebra superior
g. Mahasiswa mampu memeriksa kornea
h. Mahasiswa mampu memeriksa kamera okuli anterior
i. Mahasiswa mampu memeriksa pupil reflek, pupil indirek
j. Mahasiswa mampu memeriksa kejernihan lensa
3. Melakukan pemeriksaan segmen posterior
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan pemeriksaan segmen posterior, ruangan dibuat
setengah gelap, diminta melepas kacamata, penderita diminta melihat satu titik
dibelakang mahasiswa, menyesuaikan lensa oftalmoskop dengan kaca penderita
b. Mahasiswa mampu memegang oftalmoskop dengan benar
c. Mahasiswa menyalakan dan menggunakan oftalmoskop dengan benar
d. Mahasiswa mampu menyesuaikan fokus
e. Mahasiswa mampu menyebutkan apa yang dilihat
4. Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata
a. Mahasiswa mampu meminta penderita untuk melirik kebawah
b. Mahasiswa mampu memeriksa tekanan bola mata penderita dengan posisi tangan
benar
c. Mahasiswa mampu menyebut hasil pemeriksaan
5. Melakukan pemeriksaan fungsi otot extra okuler
a. Mahasiswa mampu meminta kepada penderita untuk memandang lurus kedepan dan
menjelaskan maksud pemeriksaan
b. Mahasiswa mampu menyinarkan senter dan mengamati pantulan sinar pada kornea,
menggerakkan senter dengan membentuk huruf H dan berhenti sejenak pada waktu
senter berada di lateral dan lateral atas
c. Mahasiswa mampu mengamati posisi dan pasangan bola mata selama senter
digerakkan
d. Mahasiswa mampu meminta penderita untuk mengikuti/melihat ujung pensil yang
digerakkan mendekat ke arah hidung penderita
6. Melakukan pemeriksaan lapang pandangan
a. Mahasiswa mampu menyuruh penderita untuk duduk sederajat dan menerangkan
maksud dari pemeriksaan
b. Mampu menyuruh penderita untuk menutup mata yang tidak diperiksa
c. Mahasiswa diharapkan menutup mata disisi yang sama dengan mata penderita yang
diperiksa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pemeriksaan mata adalah serangkaian tes yang dilakukan oleh dokter spesialis mata
(dokter medis), dokter mata , atau ahli ortopedi , ahli kacamata , menilai penglihatan dan
kemampuan untuk fokus pada dan membedakan objek, serta tes dan pemeriksaan lain yang
berkaitan dengan mata . Para profesional perawatan kesehatan sering merekomendasikan
bahwa semua orang harus melakukan pemeriksaan mata secara berkala dan menyeluruh
sebagai bagian dari perawatan primer rutin, terutama karena banyak penyakit mata tidak
menunjukkan gejala .
Pemeriksaan mata dapat mendeteksi penyakit mata menyilaukan yang berpotensi dapat
diobati, manifestasi okular dari penyakit sistemik , atau tanda-tanda tumor atau kelainan lain
pada otak. Pemeriksaan mata lengkap terdiri dari pemeriksaan eksternal, diikuti oleh tes
khusus untuk ketajaman visual , fungsi pupil , motilitas otot ekstraokular , bidang visual ,
tekanan intraokular , dan oftalmoskopi melalui pupil melebar. Pemeriksaan mata minimal
terdiri dari tes ketajaman visual, fungsi pupil, dan motilitas otot ekstraokular, serta
opthalmoskopi langsung melalui pupil yang tidak berdilatasi.
Ada 2 cara pemeriksaan yang dapatdilakukan yaitu secara subyektif dan obyektif.
C. Pemeriksaan Ophthalamoskop
1. Jelaskan maksud dan prosedurpemeriksaan.
2. Persiapkan alat untuk pemeriksaan segmen posterior bola mata (direct ophthalmoscope).
Ruangan dibuat setengah gelap, penderita diminta melepas kacamata dan pupil dibuat midriasis
dengan tetes mata mydriatil.
3. Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran kaca mata penderita.
4. Mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan penderita, mata kiri pemeriksa memeriksa mata
kiri penderita.
5. Mintalah penderita untuk melihat satu titik di belakang pemeriksa.
6. Arahkan ke pupil dari jarak 25-30 cm oftalmoskop untuk melihat refleks fundus dengan
posisi/cara pegang yang benar.
7. Periksa secara seksama dengan perlahan maju mendekati penderita kurang lebih 5 cm.
8. Sesuaikan fokus dengan mengatur ukuran lensa pada oftalmoskop.
9. Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N. optik, arteri dan vena retina
sentral, area makula, dan retina perifer.
10. Catatlah hasil yang didapat dalam status penderita.
Catatan : Jika tidak tersedia tetes mata pantocain, maka dapat menggunakan lidocain 2%
sebagai anestesi topical.
Ostoforia
Esotropia jika :
Jika reflek cahaya jatuh ditepi pupil temporal 15° esotropia
Jika reflek cahaya jatuh ditepi pupil sampai limbus temporal 30°
esotropia
Jika reflek cahaya jatuh diluar limbus bagian temporal 45° esotropia
3. Pemeriksaan Cover uncover tes
a. Terangkan yang akan saudara lakukan pada penderita dan minta persetujuan
penderita untuk dilakukan pemeriksaan
b. Cuci tangan sesuai prosedur
c. Pasien duduk berhadapan didepan pemeriksa dengan jarak sejangkauan lengan
d. Meminta pasien untuk fiksasi jauh
e. Tutup mata yang fiksasi dengan okluder atau telapak tangan kemudian lihat
pergerakan pada mata yang tidak ditutup. Catat arah pergerakannya
f. Buka okluder dan biarkan kedua mata terbuka selama 3 detik
g. Mata yang sebelahnya bergantian ditutup kemudian catat pergerakan mata yang tidak
ditutup
h. Pastikan pasien berfiksasi pada obyek yang tetap (tidak melirik-lirik)
i. Lakukan pemeriksaan diatas tetapi dengan obyek yang dekat
j. Ulangi pemeriksaan jarak jauh dan jarak dekat dengan menggunakan koreksi
kacamata jika didapatkan refraksi eror.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Indra.2017.Pandual CSL Khusus mata. Makassar. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin
2. Lab Skill. 2018. Panduan skill mata. Padang. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas
3. Lab Skill. 2018. Pandual skill manual mata. Surakarta.
Fakultas Kedokteran Negeri Semarang.
4. dr.Alfa Sylvestris, Sp.M. 2020. Panduan skill mata.
Malang. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang