Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMAKAIAN HURUF MENURUT PUEBI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu: Febriarni Fatiha Falahallaily Futih, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 01

1. Muhammad Afif Fathoni (53010200051)


2. Munif Akhsan (53010210001)
3. Maftuh Alfan Hidayat (53010210002)
4. M Cahya Khusni Baqia (53010210003)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

1|Page
Kata pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemakaian Huruf Menurut PUEBI”, guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat kelak.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Febriarni Fatiha Falahallaily


Futih, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing
kami dalam menyusun makalah ini dan pihak-pihak yang selalu mendukung kami
dalam menyusun makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran,


memperluas wawasan, dan memberi manfaat bagi kita semua. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penyusunan maupun
materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Belanti Jaya, 21 September 2021

Penyusun kelompok 01

2|Page
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar belakang masalah..........................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................5
C. Tujuan penulisan....................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
A. Huruf abjad............................................................................................................6
B. Huruf Vokal............................................................................................................6
C. Huruf Konsonan.....................................................................................................6
D. Huruf Diftong..........................................................................................................6
E. Gabungan konsonan..............................................................................................7
F. Pemakaian huruf kapital........................................................................................7
G. Huruf Miring.........................................................................................................10
H. Huruf Tebal...........................................................................................................11
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Sumpah pemuda, pastinya bila teringat dua kata itu kita juga teringat
tentang ikrar sumpah pemuda. Salah satu isinya adalah ikrar bahwa Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang diakui sebagai bahasa pemersatu Bangsa
Indonesia yang semestinya harus dijunjung tinggi. Bahasa Indonesia sendiri
memiliki aturan dalam penulisan sesuai dengan perkembangan zaman dan
terus mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan itu bisa berupa
penggantian atau sedikit perubahan pada ejaan.

Ejaan silih berganti mengikuti perkembangan zaman. Tak terkecuali di


Indonesia, dulu ketika sekitaran tahun 2015 masih banyak yang memakai
EYD. Ditahun tahun berikutnya ejaan baru muncul, mengikuti perkembangan
zaman. Pada tahun 90’an huruf “J” dituliskan dengan “Dj” dan huruf “U”
dituliskan dengan “Oe”. Seperti kalimat “Djakarta tempo doeloe”. Seiring
berjalannya waktu hal-hal seperti itu mulai dikembangkan dari waktu ke
waktu hingga saat ini.

Dari fakta yang mudah kita amati saat ini banyak orang yang tidak
terlalu peduli tentang masalah ejaan huruf huruf yang seharusnya digunakan
atau bahkan tahu tetapi pura-pura tidak tahu dan tetap menuliskan dengan
seenaknya. Yang sering ditemui adalah kesalahan penulisan identitas entah
dari huruf kapitalnya maupun huruf yang ditulis tanpa memperhatikan ejaan
yang berlaku.

Oleh sebab itu, kami mulai mempelajari tentang masalah ini lebih
detail untuk menambah ilmu dan memenuhi tugas sebagai pemakalah mata
kuliah Bahasa Indonesia kelas SPI A.

4|Page
B. Rumusan masalah
1. Apa saja aturan penulisan huruf dalam PUEBI?
2. Bagaimana cara melakukan penulisan huruf yang benar sesuai PUEBI?
3. Bagaimana penggunaan diakritik pada abjad?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui aturan penulisan huruf dalam PUEBI?
2. Untuk mengetahui cara penulisan huruf yang benar sesuai PUEBI?
3. Untuk mengetahui penggunaan diakritik pada abjad

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN
A. Huruf abjad
Abjad yang dipakai dalam ejeaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf yaitu: A,

B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, dan Z.

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Keterangan:

Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.

a. Diakritik (é) dilafalkan [e].


Misalnya:
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Kecap (kêcap) dulu makanan itu

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-lambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Contoh: Bau

6|Page
E. Gabungan konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.

Contoh: pisang

F. Pemakaian huruf kapital


1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya: Kita harus bekerja keras.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Misalnya: Munif Akhsan dan Sang Kyai
Catatan:
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh: Tegangan listrik sebesar 10 volt.
 Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama
kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan
van.
Misalnya: Charles Adriaan van Ophuijsen
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Islam dan Alquran yang diturunkan oleh Allah.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti
nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya: Haji Munif Akhsan, Magister Humaniora.

7|Page
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Misalnya: Selamat datang, Yang Mulia.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya: Kami adalah bangsa Indonesia
Catatan:
 Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal
kapital.
Misalnya: Pengindonesiaan kata asing
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
Misalnya: Kalender tahun Hijriah
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Misalnya: Konferensi Asia Afrika
Catatan:
 Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.

8|Page
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya: Jambi dan Bukit Barisan
Catatan:
 Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak
ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya: Dia berlayar ke teluk
 Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai
nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya: Jeruk bali (Citrus maxima)
 Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
Misalnya: Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula
jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Contoh berikut bukan nama jenis: Dia mengoleksi batik
Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan
batik Madura.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya: Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel,
dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal.
Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain
ke Roma.

9|Page
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya: S.Hum.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata
atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.

Catatan:

 Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau


pengacuan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
 Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu?

G. Huruf Miring
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic.
Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah
kata.Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau
kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam hal ini huruf bercetak miring pada
umumnya dipakai pada pengutipan judul buku, nama koran atau media pers.

Berikut ini adalah penggunaan huruf miring, antara lain:

1) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
Pustaka
Contoh:
a) Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
b) Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.

10 | P a g e
2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh :
a) Huruf terakhir kata abad adalah d.
b) Dia tidak diantar, tetapi mengantar
3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing.
Contoh:
a) Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan
asing yang berkunjung ke Aceh.
b) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana

Dengan Catatan Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau


organisasi, dalam Bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan
huruf miring.

H. Huruf Tebal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tebal” bermakna berjarak
lebih besar. Huruf tebal dapat diartikan huruf yang dituliskan dengan jarak yang
lebih besar daripada huruf pada umumnya. Huruf tebal terlihat lebih besar jika
dibandingkan dengan huruf yang biasa.

Istilah huruf tebal digunakan untuk huruf yang dicetak tebal. Dalam
cetakan komputer, penulisan huruf tebal lebih mudah dilakukan karena ada ikon
“Bold”. Akan tetapi dalam ketikan manual atau tulisan tangan, huruf tebal
ditandai dengan garis bawah ganda pada kata yang dimaksud.

Berikut adalah penggunaan kate tebal, antara lain:

1) Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

11 | P a g e
Contoh:
a) Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
b) Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.
2) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
Contoh:
1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa


standar dan ratusan bahasa daerah—ditambah beberapa bahasa asing,
terutama bahasa Inggris— membutuhkan penanganan yang tepat dalam
perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan
diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemakaian huruf diantaranya mengenai huruf abjad, huruf vocal, huruf
konsonan, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf tebal, dan huruf
miring. Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam dunia tulis menulis sehari-hari
harus sesuai dengan PUEBI. Terutama huruf kapital yang harus kita utamakan
dalam penggunaan nama orang yang sering terjadi kesalahan pada penulisannya.

B. Saran

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam


penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
pembaca untuk makalah ini, agar nantinya menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Sunendar, D. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai