Anda di halaman 1dari 11

TAHAP AWAL PERKEMBANGAN DAN PENYEMPURNAAN

ILMU USHUL FIQH

Dosen Pengampu : Dr. H. Mukhlisin Saad, M.Ag.

Oleh :

Moh. Yusuf Alhamdani (E93217076)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
MEI 2018
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagaimana ilmu keagaamaan dalam islam, ilmu ushul fiqh tumbuh


dan berkembang dengan tetap berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah. Ushul
fiqh, tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi benih-benihnya sudah ada sejak
masa Rasulullah dan Sahabat. Dan masa Rasulullah umat Islam tidak
memerlukan kaidah-kaidah tertentu dalam memahami hukum-hukum syar’i,
semua permasalahan bisa di tanyakan langsung pada Rasulullah lewat
penjelasannya mengenai al-qur’an dan sunnahnya.

Kemudian pasca beliau wafat, permasalahan yang dihadapi umat Islam


semakin komplek. Dan terkadang permasalahan umat Islam belum di jumpai
pada masa Rasulullah, atas dasar itulah lahir ilmu ushul fiqh sebagai jawaban
atas permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam. Ilmu ushul fiqh di
klasifikasikan menjadi beberapa fase yaitu, masa Rasulullah, masa masa
Sahabat, dan masa Tabi’in.

Penyusunan makalah ushul fiqh ini dibuat untuk menerapkan kaidah-


kaidah dan pembahasannya terhadap dalil terperinci dan mendatangkan hukum
syariat Islam yang diambil dari dalil-dalil tersebut agar dapat di pahami nash
dan hukum yang dikandungnya oleh masyarakat Islam. Pada makalah ini akan
di jelaskan tentang sejarah dan perkembangan ilmu ushul fiqh.
Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang


akan di bahas adalah:

1. Sejarah pertumbuhan Ushul Fiqh.

2. Tahap Perkembangan Ushul Fiqh.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan tersebut, masalah-masalah


yang akan di bahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pertumbuhan ushul fiqih pada masa Nabi ?


2. Bagaimana perkembangan ushul fiqih pada masa sahabat dan tabi’in ?
3. Bagaimana pembukuan ushul fiqih ?
4. Bagaimana tahap-tahap perkembangan ushul fiqih ?

Tujuan

Pertama untuk mengetahui pertumbuhan ushul fiqih dari masa ke masa.


Kedua untuk mengetahui dan memahami tahapan- tahapan perkembangan ilmu
ushul fiqih.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pertumbuhan Ushul Fiqh

Secara pasti, tumbuhnya ilmu Ushul Fiqih bersamaan dengan tumbuhnya


ilmu fiqih, meskipun pembukuannya lebih dahulu ilmu fiqih. Sebab tumbuhnya
ilmu fiqih tidak terlepas dari kaidah / metode yang digunakan dalam penggalian
hukum fiqih itu sendiri. Metode penggalian hukum ini tidak lain adalah ilmu
Ushul Fiqih.1

1. Masa Nabi SAW

Pada masa Nabi Muhammad masih hidup, seluruh permasalahan fiqih


(hukum Islam) dikembalikan kepada Rasul. Pada masa ini dapat dikatakan bahwa
sumber fiqih adalah wahyu Allah SWT. Namun demikian juga terdapat usaha dari
beberapa sahabat yang menggunakan pendapatnya dalam menentukan keputusan
hukum. Hal ini didasarkan pada Hadis muadz bin Jabbal sewaktu beliau diutus
oleh Rasul untuk menjadi gubernur di Yaman. Sebelum berangkat, Nabi bertanya
kepada Muadz:

ٍ ‫َتْقِض ي َفَقاَل َأْقِض ي ِبَم ا ِفي ِكَتاِب ِهَّللا َق اَل‬ ‫َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َبَع َث ُمَع اًذ ا ِإَلى اْلَيَمِن َفَقاَل َكْيَف‬
‫َقاَل َفِإْن َلْم َيُك ْن ِفي ُس َّنِة َر ُس وِل ِهَّللا َص َّلى‬ ‫َفِإْن َلْم َيُك ْن ِفي ِكَتاِب ِهَّللا َقاَل َفِبُس َّنِة َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َأْج َتِهُد َر ْأِيي َقاَل اْلَحْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َو َّفَق َر ُسوَل َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬

“Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengutus Mu’adz ke Yaman. Kemudian Nabi


bertanya kepada Muadz bin Jabbal: Bagaimana engkau akan memutuskan
persoalan?, ia menjawab: akan saya putuskan berdasarkan Kitab Allah (al-Quran),
Nabi bertanya: kalau tidak engkau temukan di dalam Kitabullah?, ia jawab: akan
saya putuskan berdasarkan Sunnah Rasul SAW, Nabi bertanya lagi: kalau tidak
engkau temukan di dalam Sunnah Rasul?!, ia menjawab: saya akan berijtihad

1
Ahmad Buchori, “Sejarah pertumbuhan dan Perkembangan Ushul Fiqh”,diakses dari http://eling-
buchoriahmad12.blogspot.com/2011/06/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html, pada
tanggal 29 Desember 2013.
dengan penalaranku, maka Nabi bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah
memberi Taufiq atas diri utusan Rasulullah SAW”. (HR. Tirmizi).

Ushul Fiqih secara teori telah digunakan oleh beberapa sahabat, walaupun
pada saat itu Ushul Fiqih masih belum menjadi nama keilmuan tertentu. Salah
satu teori Ushul Fiqih adalah, jika terdapat permasalahan yang membutuhkan
kepastian hukum, maka pertama adalah mencari jawaban keputusannya di dalam
al-Quran, kemudian Hadis. Jika dari kedua sumber hukum Islam tersebut tidak
ditemukan maka dapat berijtihad.2

2. Pada Masa Sahabat

Pada zaman sahabat dan tabi’in, pengetahuan mereka sempurna tentang


hukum-hukum yang terrdapat di dalam Al-Quran dan mengetahui pula sebab-
sebab turunnya, serta rahasia syariat dan tujuan karena pergaulan mereka pada
zaman nabi saw. Karena itu mereka tidak memerlukan peraturan-peraturan dalam
mengambil suatu hukum. Mereka tidak menggunakan pengetahuan Ushul Fiqh
dalam teori, tetapi dalam praktek sesungguhnya ilmu ini telah diterapkan dan
menjadi teladan bagi umat sesudahnya.3

3. Pada Masa Tabi’in

Pada masa tabiin, tabi’ al-tabiin, dan para imam mujtahid kekuasaan Islam
meluas ke daerah daerah yang di huni oleh orang-orang yang bukan berbahasa
Arab atau bukan bangsa Arab, kondisi budayanya cukup berbeda-beda. Banyak di
antara ulama yang bertebaran ke daerah-daerah tersebut dan tidak sedikit pula
penduduk daerah tersebut yang masuk Islam. Semakin kompleksnya persoalan-
persoalan hukum yang ketetapannya tidak di jumpai di dalam al-quran dan hadis.
Karena itu ulama-ulama yang tinggal di daerah tersebut melakukan ijtihad,
2
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih, Grafindo Persada,
Jakarta 2002, hlm. 11.
3
Mohammad Rifa’i, Ushul Fiqih, Al-Ma’arif, Bandung 1973, hlm. 9
mencari ketetapan hukumnya berdasarkan penalaran mereka terhadap ayat-ayat
Al-Quran dan hadis Nabi. Ditambah pula dengan pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidangnya pada masa itu, kegiatan ijtihad menjadi
maju pesat.4

4. Masa Tabi’ Tabi’in (Periode Imam Madzhab)

Pada periode ini, metode penggalian hukum bertambah banyak, baik corak
maupun ragamnya. Dengan demikian bertambah banyak pula kaidah-kaidah
istinbat hukum dan teknis penerapannya. Sebagai contoh Imam Abu Hanifah
dalam memutuskan perkara membatasi ijtihadnya dengan menggunakan al-Quran,
Hadis, fatwa-fatwa sahabat yang telah disepakati dan berijtihad dengan
menggunakan penalarannya sendiri, seperti istihsan. Abu Hanifah tidak mau
menggunakan fatwa ulama pada zamannya. Sebab ia berpandangan bahwa mereka
sederajat dengan dirinya. Imam Maliki –setelah al-Quran dan Hadis- lebih banyak
menggunakan amal (tradisi) ahli madinah dalam memutuskan hukum, dan
maslahah mursalah. Demikian pula imam-imam yang lain.5
Pada periode inilah ilmu Ushul Fiqih dibukukan. Ulama pertama yang
merintis pembukuan ilmu ini adalah Imam Syafi’i, ilmuan berkebangsaan
Quraish. Ia memulai menyusun metode-metode penggalian hukum Islam, sumber-
sumbernya serta petunjuk-petunjuk Ushul Fiqih. Dalam penyu-sunannya ini,
Imam Syafi’i bermodalkan peninggalan hukum-hukum fiqih yang diwariskan oleh
generasi pendahulunya, di samping juga rekaman hasil diskusi antara berbagai
aliran fiqih yang bermacam-macam, sehingga ia memperoleh gambaran yang
konkrit antara fiqih ahli Madinah dan fiqih ahli Irak. Berbekal pengalaman beliau
yang pernah “nyantri” kepada Imam Malik (ulama Madinah), Imam Muhammad
bin Hasan (ulama Irak dan salah seorang murid Abu Hanifah) serta fiqih Makkah
yang dipelajarinya ketika berdomisili di Makkah menjadikannya seorang yang

4
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Grafindo Persada, Jakarta 2009, hlm. 32.
5
Ahmad Buchori, “Sejarah pertumbuhan dan Perkembangan Ushul Fiqh”,diakses dari http://eling-
buchoriahmad12.blogspot.com/2011/06/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html, pada
tanggal 29 Desember 2013.
berwawasan luas, yang dengan kecerdasannya menyusun kaidah-kaidah yang
menjelaskan tentang ijtihad yang benar dan ijtihad yang salah. Kaidah-kaidah
inilah yang di kemudian hari d ikenal dengan nama Ushul Fiqih. Oleh sebab itu
Imam Syafi’i adalah orang pertama yang membukukan ilmu Ushul Fiqih, yang
diberi nama “Al-Risalah”.6

5. Pembukuan Ushul Fiqh

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan munculnya penulisan ilmu


ushul fiqh, di antaranya: Mulai melemahnya kemampuan bahasa Arab di sebagian
umat Islam akibat interaksi dengan bangsa lain terutama Persia. 7 Perkembangan
wilayah Islam yang semakin luas, sehingga tidak jarang menyebabkan timbulnya
berbagai persoalan yang belum diketahui kedudukan hukumnya. Untuk itu, para
ulama Islam sangat membutuhkan kaidah-kaidah hukum yang sudah dibukukan
untuk dijadikan rujukan dalam menggali dan menetapkan hukum. 8 Munculnya
banyak persoalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memerlukan
kejelasan hukum, sehingga kebutuhan akan ijtihad kian mendesak.

B. Tahap-tahap Perkembangan Ilmu Ushul Fiqh

Secara garis besarnya, perkembangan Ushul Fiqh dapat dibagi dalam tiga
tahap, yaitu: tahap awal ( abad 3 H ) ; Tahap perkembangan ( abad 4 H ), dan
tahap penyempurnaan ( abad 5 H).

1. Tahap Awal ( Abad 3 H )

6
Kamal Muchtar, Ushul Fiqih , Jilid I , Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta 1995, hlm. 14.
7
Ahmad Sahal Hasan, “ Sejarah Singkat Ushul Fiqih”,
dalam http://www.dakwatuna.com/2007/01/46/sejarah-singkat-ilmu-ushul-fiqh/, diakses pada 29
Desember 2011.
8
Rachmad Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, Pustaka Setia, Bandung 2010, hlm. 27.
Pada abad 3, di bawah Abbasiyah Wilayah Islam semakin meluas ke
bagian Timur. Pada masa ini terjadi suatu kebangkitan ilmiah di kalangan Islam,
dimulai sejak masa pemerintahan harun Ar-Rasyid. Pemikiran pada masa ini
ditandai dengan timbulnya semangat penerjemahan di kalangan ilmuan Muslim.

Salah satu hasil dari kebangkitan berpikir dan semangat keilmuan Islam
ketika itu adalah berkembangnya bidang fiqh, yang pada gilirannya mendorong
untuk disusunnya metode berfikir Fiqh yang disebut Ushul Fiqh. Pada abad 3 ini
telah tersusun pula sejumlah kitab Ushul Fiqh Ar-Risalah dan kitab Ushul Fiqh
lainnya.9

2. Tahap Perkembangan ( Abad 4 H )

Pada tahap ini ada beberapa ciri khas dalam perkembangan ilmu Ushul
Fiqh. Yaitu munculnya kitab-kitab ushul fiqh yang membahas ushul fiqh secara
utuh dan tidak sebagian-sebagian seperti yang terjadi pada masa sebelumnya.

Selain itu, materi berfikir dan materi penulisan dalam kitab-kitab itu
berbeda dengan kitab-kitab yang ada sebelumnya dan menunjukkan bentuk yang
lebih sempurna.10 Pada abad ini pula mulai tampak adanya pengaruh pemikiran
yang bercorak filsafat, khususnya metode berfikir menurut ilmu Manthiq dalam
Ilmu Ushul Fiqh.

3. Tahap Penyempurnaan ( Abad 6 H )

Pada masa ini terjadi kelemahan polotik di Bagdhad, yang ditandai dengan
lahirnya beberapa daulah kecil, membawa arti bagi perkembangan peradaban
dunia Islam. Salah satu dampak dari perkembangan itu ialah kemajuan di bidang
Ushul Fiqh yang menyebabkan sebagian ulama memberikan perhatian khusus
untuk mendalaminya; Al-Baqhilani, Al-Qahdhi Abd. Al-jabr, Abd. Al-Wahab Al-

9
Ibid.
10
Rachmad Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, Pustaka Setia, Bandung 2010, hlm. 35.
Baghdadi, dan lain-lain. Mereka itulah pelopor keilmuan Islam di zaman itu. Para
pengkaji ilmu keislaman di kemudian hari mengikuti metode dan jejak mereka,
untuk mewujudkan aktifitas ilmiah dalam bidang ilmu Ushul Fiqh yang tidak ada
bandingannya dalam penulisan dan pengkajian Islam. Itulah sebabnya pada zaman
itu , generasi Islam pada kemudian hari senantiasa menunjukkan minatnya pada
produk-produk Ushul fiqh dan menjadikannya sebagai sumber pemikiran.11
Kitab-kitab ushul Fiqh pada zaman ini, di samping mencerminkan adanya
kitab Ushul Fiqh bagi masing-masih mazhabnya, juga menunjukkan adanya dua
aliran Ushul Fiqh, yakni aliran Hanafiah atau yang dikenal sebagai aliran Fuqaha
dan aliran mutakallimin. Dalam sejarah perkembangan ilmu Ushul Fiqh pada abad
5 dan 6 H. Ini merupakan periode penulisan kitab Ushul Fiqh terpesat, yang di
antaranya terdapat kitab-kitab yang menjadi kitab standar dalam pengkajian ilmu
Ushul Fiqh selanjutnya.

BAB III
PENUTUP

11
Ibid 37
Kesimpulan

Sejarah Pertumbuhan Ushul Fiqh secara pasti, tumbuhnya ilmu Ushul


Fiqih bersamaan dengan tumbuhnya ilmu fiqih, meskipun pembukuannya lebih
dahulu ilmu fiqih. Adapun beberapa periode dalam pertumbuhan Ushul Fiqih,
sebagai berikut: Pertama periode Nabi SAW, pada periode ini seluruh
permasalahan di kembalikan pada Rasul. Kedu periode sahabat, pada periode ini
mereka tidak memerlukan peraturan-peraturan dalam mengambil suatu hukum.
Mereka tidak menggunakan pengetahuan Ushul Fiqh dalam teori, tetapi dalam
praktek sesungguhnya ilmu ini telah diterapkan. Ketiga periode Tabi’in, pada
periode ini kegiatan ijtihad menjadi maju pesat. Keempat periode tabi’ wa tabi’in,
pada periode inilah ilmu Ushul Fiqih dibukukan. Dan yang terakhir Pembukuan
Ushul Fiqih.
Sementara itu Tahap-tahap Perkembangan Ushul Fiqih yang pertama
Tahap Awal yakni ( Abad 3 H ). Kemudian yang kedua Tahap Perkembangan
yakni ( Abad 4 H ). Dan yang terakhir Tahap Penyempurnaan yakni ( Abad 6 H ).

Saran

Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan Pertumbuhan dan


Perkembangan Ushul Fiqih pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan
rangkaian kalimat dan penyusunan Makalah ini menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca dalam
khususnya pembimbing mata kuliah Ushul Fiqih. oleh karena itu penulis makalah
ini mengharap kepada para pembaca mahasiswa dan dosen pembimbing mata
kuliah ini terdapat kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam terselesainya
makalah yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Khallaf, Abdul Wahhab. 2002. Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih.

Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Rifa’i, Mohammad. 1973. Ushul Fiqih. Bandung: PT. Al-Ma’arif.

Koto, Alaiddin. 2009. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Muchtar, Kamal. 1995. Ushul Fiqih. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.

Syafe’i, Rachmad. 2010. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: PT. Pustaka Setia.

Hasan, Ahmad Sahal. 2011. Sejarah Singkat Ushul

Fiqih. http://www.dakwatuna.com/2007/01/46/sejarah-singkat-ilmu-ushul-fiqh/.

Diakses 29 Desember 2011.

Ahmad, Buchori. 2011. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ushul

Fiqih. http://eling-buchoriahmad12.blogspot.com/2011/06/sejarah-pertumbuhan-

dan-perkembangan/. Diakses 29 Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai