Anda di halaman 1dari 14

ULUMUL HADIST

Kelompok 2

SANAD HADITS:MUSALSAL,‘ALI,DAN NAZIL


NAMA KELOMPOK:

MHD AL AMIN BINTANG .


(0204212072)

MHD IRFAN WAHYUDI SOLIN


(0204212168)

MUTYA FRADILLA BUDIMAN


(0204212081)

HASYA GITA SARI SIREGAR


(0204212165)

2
1.HADITS MUSALSAL

Pengertian musalsal

Musalsal artinya yang terangkai atau yang berangkai.[1]Menurut bahasa musalsal berasal dari


kata‫س َل‬ َ ‫سلَ ٌة‬
َ ‫س ْل‬,  َ ‫س ْل‬, ِ ‫س ْل‬
َ ‫س ُل‬ َ ُ‫ي‬yang berarti berantai dan bertali menali. Hadis ini dinamakan musalsal karena
ada kesamaan dengan rantai (silsilah) dalam segi pertemuan pada masing-masing perawi atau ada
kesamaan dalam bagian-bagiannya.

Musalsal dalam pembicaraan ilmu Hadits adalah “Satu Hadits yang rawi-rawinya atau jalan
meriwayatkannya berturut-turut atas satu keadaan”

Macam macam Musalsal

1.Musalsal keadaan perawi (musalsal bi ahwal ar-ruwat)

2.Musalsal sifat periwayat (musalsal bhi shifat ar-ruwah)

3.Musalsal dalam sifat periwayatan (musalsal bi Shifat ar-riwayah)


Hukum Hadis Musalsal
Terkadang hadis terjadi musalsal dari awal sampai akhir dan terkadang sebagian
musalsal terputus di permulaan atau di akhiran. Al-Hafizh Al-Iraqi berkata : sedikit sekali
hadis musalsal yang selamat dari kedha’ifan, dimaksudkan di sini sifat musalsal bukan pada asal
matan karena sebagian matan shahih. Ibnu Hajar berkata :musalsal yang paling shahih di dunia
. adalah musalsal hadis membaca Surah Ash-Shaff. Disebutkan dalam Syarah An-
Nukhbahmusalsal para huffazh memberi faedah ilmu yang pasti (qathi).Maka tidak seluruh
hadis musalsal shahih.Hukum musalsal adakalanya Shahih, Hasan dan Dha’if tergantung
keadaan para perawinya. Keshahihan hadis ditentukan 5 persyaratan yakni :
1.Persambungan sanad.

2.Periwayat yang adil.

3.Dhabith (kuat daya ingatan).

4.Tidak adanya syadzdz (kejanggalan).

5.Tidak adanya ‘illah (cacat).

4
 
Kitab-kitab Hadis Musalsal

.
Diantara kitab hadis musalsal yang terkenal adalah :

1.Al-Musalsalat Al-Kubra karya As-Suyuthi, memuat 85


buah hadis.

2.Al-Manahil As-Salsalah fi Al-Ahadis Al-


Musalsalah, karya Muhammad Abdul Baqi Al-Ayyubi,
mengandung sebanyak 212 buah hadis.

3.Al-Musalsalat, karya Al-Hafizh Isma’il bin Ahmad bin


Al-Fadhal Al-Taymi.

.
2.HADITS 'ALI DAN NAZIL

Pengertian ‘Ali dan Nazil


Ali adalah isim fa’il dari kata Al-‘Uluwwu, ‫و‬E
. ‫لعل‬EE‫ا‬ artinya tinggi. Sedangkan Nazil adalah An-
Nuzuul rendah (turun). Dalam terminologi ilmu hadis, hadis ‘Ali adalah hadis yang rawi-rawi
sanadnya sedikit dibandingkan dengan sanad lain dari hadis yang sama. Sedangkan hadis
Nazil adalah hadis yang rawi-rawi sanadnya lebih banyak dibandingkan sanad lain dari hadis itu
.
juga. Nazil merupakan kebalikan dari ‘Ali.

Pembagian hadits ‘Ali


Yang dikatakan Hadits ‘Ali atau sanad ‘Ali itu, ada lima macam:
1. Sanad yang bilangan rawinya sampai kepada Nabi Saw. Sedikit, kalau dibandingkan dengan
sanad lain dari Hadits itu juga.

2. Sanad yang bilangan rawinya sampai kepada salah seorang Imam Hadits, sedikit, terbanding
dengan sanad lain dari riwayat itu juga. Imam-imam Hadits itu seperti: Malik, Syu’bah,
Sufyan, atstsauri, Syafi’i, Bukhari, Muslim, Ibnu Juraij, Zuhri, al-Auza’i, Sufyan bin
‘Ujainah, dan lain-lain.

3. Sanad yang bilangan rawinya sampai kepada salah satu Kitab Hadits yang teranggap, sedikit,
jika dibandingkan dengan sanad lain. Kitab-kitab Hadits itu seperti: Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abi Dawud, Ibnu Majah, Nasa’i, Shahih Turmudzi, Musnad Ahmad, dan
.
sebagainya.
.

4. Satu sanad didalamnya ada rawi yang terima dari seorang syaikh,
meninggal lebih dahulu dari rawi lain yang juga terima dari syaikh itu.
Seperti: seorang mendengar Sunan Abi Dawud dari az-Zaki
Abdil-‘Azhim. Seorang lagi mendengar Sunan tersebut dari an-Najib al-
Harrani. Az-Zaki wafat lebih dulu dari an-Najib, sedang kedua-duanya
menerima dari seorang syaikh, yaitu Abu Dawud. Maka sanad orang
yang menerima dari az-Zaki itu lebih tinggi dari an-Najib.

5. Sanad yang didalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang syaikh
lebih dulu daripada rawi lain mendengar dari syaikh itu juga.

7
Ali macam yang pertama, yaitu yang sedikit rawinya kepada Nabi Saw. ‘Ulama
namakan: ‘’Al-‘Uluwwul-Haqiqi” atau “Al-‘Uluwwul-Mutlaq”, artinya ‘Ali yang terlepas,
karena tidak di sandarkan kepada selain Nabi Saw.

Ali macam yang kedua, ketiga, keempat dan kelima, mereka sebut: “Al-‘Uluwwun-
Nisbi”, yakni ‘Ali yang disandarkan kepada orang, kitab atau kepada kejadian “mati lebih dulu”,
atau “mendengar lebih dulu”.

8
Pembagian Hadis Nazil

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kebalikan dari tiap-tiap hadis yang ‘ali
adalah nazil.Artinya, lawan dari setiap hadis ‘ali yang telah dipaparkan sebelumnya adalah hadis
nazil. Jadi ia mesti mempunyai bagian sama banyaknya dengan ‘Ali, yaitu lima juga.Lima macam
Nazil itu adalah sebagai berikut:

1. Sanad yang bilangan rawinya sampai kepada Nabi Saw. Banyak, dibandingkan dengan sanad lain
dari hadist itu juga.

2. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadits, kalau
dibandingkan dengan sanad lain dari riwayat itu juga.

3. Sanad yang bilangan rawinya sampai kepada salah satu Kitab Hadits yang yang teranggap, banyak,
dibandingkan dengan sanad yang lain.

4. Sanad yang didalamnya ada rawi yang terima dari seorang syaikh meninggal kemudian dari rawi
lain yang juga terima dari syaikh itu.

5. Sanad yang didalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang syaikh kemudian (belakangan)
daripada rawi lain yang juga mendengar dari syaikh itu.

9
Pecahan ‘Ali dan Nazil
Dibagian ‘Ali, pada macam yang ketiga ada tersebut: “Sanad yang bilangan rawinya kepada salah satu Kitab
Hadits yang teranggap, sedikit, jika dibanding dengan sanad lain”.Ali ini, ‘Ulama pecahkan pula menjadi empat rupa:

1.Muwaffaqah, artinya ialah sampai kepada guru salah seorang imam hadis dengan jumlah sanad yang lebih sedikit
daripada yang diriwayatkan melalui imam hadis.

2. Badal atau Ibdal, artinya ialah sampai kepada guru-gurunya imam hadis dengan jumlah sanad yang lebih sedikit
daripada sanad imam hadis.

3. Musawah, artinya ialah jumlah sanadnya sama mulai rawi sampai akhirnya dengan sanad salah seorang imam-
imam hadis

4. Mushafahah, artinya ialah persamaan kita dengan murid imam hadis.

10
Faidah Mengenal Hadis ‘Ali dan Nazil

Sebenarnya, sebuah hadis baik dia berderajat ‘Ali ataupun Nazil, tidak memberikan pengaruh
terhadap derajat sebuah hadis, dengan catatan keduanya tidak memiliki kecacatan.Yang tentunya sah
dibicarakan dalam konteks ini adalah faidah. Adapun faidah-faidah mengetahui sebuah hadis yang
sanadnya sedikit (‘ali) ataupun banyak (nazil) adalah sebagai berikut:

a. Hadis ali lebih sedikit perawinya. Oleh karena itu kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kekurangan (khalal) dari tiap perawi sangat minim, ketimbang sanad yang lebih banyak perawinya.
Sebagaimana lazimmya setiap manusia memiliki kekurangan masing-masing, semakin banyak
manusia (perawi) dalam sebuah transmisi sanad, peluang terjadiya cacat terhadap sebuah riwayat
lebih besar. Maka dari itu, apabila ada dua hadis yang sama makna dengan jalur yang berbeda, kita
akan lebih memilih hadis yang sanadnya lebih sedikit.

b. Semakin sedikit sanad selama ia bersambung semakin dekat kemungkinan sampainya kepada
Rasulullah SAW. Si perawi tersebut tentu akan merasa lebih tenang di hati, karena sedikit
kemungkinan-kemungkinan cacatnya sebuah hadis atau sanad.

c. Dapat mentarjih dan memilih sanad yang lebih ‘ali ketika ada sanad lain yang bertentangan.
KESIMPULAN

Hadits Musalsal ialah hadis yang berterus menerus para rawinya sewaktu meriwayatkannya
dengan satu cara atau sifat. Sedang hadis ‘Ali adalah hadis yang rawi-rawi sanadnya sedikit
dibandingkan dengan sanad lain dari hadis yang sama. Sedangkan hadis Nazil adalah hadis yang rawi-
rawi sanadnya lebih banyak dibandingkan sanad lain dari hadis itu juga. Nazil merupakan kebalikan
dari ‘Ali.

PENUTUP
Demikianlah makalah yang mampu kami paparkan, tentulah banyak sekali kekurangan atas
makalah yang kami buat.Dengan bantuan partisipasi pemikiran dari kawan-kawan semoga dapat
sempurna
. kekurangan tersebut.Kritik dan saran selalu terbuka bagi kami.

.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mas’udi, Hafidz Hasan, Ilmu Musthalah Hadis, Surabaya: Mutiara Ilmu, 2013.
As-Syahruzuri, Abdur Rahman, ‘Uluumul Hadits Li Ibn As-Shilaah, Libanon, Daarul
Fikr, 2004.juz 1.
Khon, Abdul Majid,.Ulumul Hadis. Jakarta : Amzah, 2010Hassan, Qadir, Ilmu
Mushthalah Hadits, Bandung : Diponegoro, 1996.
Hassan, A. Qodir, Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung: Diponegoro, 2007.
Rosidin, Mukarom Faisal, Buku Ajar Hadis: Hadis Berdasarkan Sifat Sanad, Solo: UI
Press.
.

.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai