Anda di halaman 1dari 6

Ainul yaqin.

E95218970
Ilmu hadis/ Usulludin
UAS/ hadis maudu'i

1. Macam macam hadis dhoif:


1. Hadis Muallaq: adalah setiap hadits yang tidak disebutkan rangkaian sanadnya dari
awal sanad, baik satu orang rawi yang tidak disebutkan, dua rawi, maupun lebih.
Yang terpenting, perawi hadits tidak disebutkan dari awal sanad.
2. Hadis mursal Adalah Hadits yang dihilangkan perawi setelah thabi’in, yakni sahabat
dari akhir sanadnya
3. Hadis mu'dal adalahHadits yang dalam rangkaian sanadnya terdapat dua perawi yang
dihilangkan secara berturut-turut
4. Hadis mudallas adalah “Perawi hadits meriwayatkan hadits dari gurunya, tetapi hadits
yang dia sampaikan itu tidak didengar langsung dari gurunya tanpa menjelaskan
bahwa dia mendengar hadits darinya.
5. Hadis munqoti' adalah Hadits yang rangkaian sanadnya terputus di manapun
terputusnya

2. Penelitian hadis at tirmidzi:


Hadis No. 3371 dalam kitab Sunan At Tirmidzi:

ِ ‫ ع َْن َأن‬،‫ح‬
‫َس ب ِْن‬ َ ‫انَ ب ِْن‬CCَ‫ ع َْن َأب‬،‫ر‬C
ٍ ِ‫ال‬C ‫ص‬ ٍ Cَ‫ ِد هَّللا ِ ْب ِن َأبِي َج ْعف‬C‫ ع َْن ُعبَ ْي‬،َ‫ َع ِن اب ِْن لَ ِهي َعة‬،‫ َأ ْخبَ َرنَا ْال َولِي ُد بْنُ ُم ْسلِ ٍم‬،‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ حُجْ ٍر‬
‫ " ال ُّدعَا ُء ُم ُّخ ْال ِعبَا َد ِة‬:‫ال‬
َ َ‫ َع ِن النَّبِ ِّي ق‬،‫ك‬
ٍ ِ‫َمال‬

Terjemmah: telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujrin, telah mengabarkan kepada
kami Al Walid Bin Muslim , dari Ibnu Abi Lahi’ah, dari Absullah bin Abi Ja’far, dari Aban
Bin Solih, dari Anas Bin Malik, dari Anbi Sallallahualaihi wasallam, beliu bersanbda: “Doa
adalah inti sari dari ibadah”

Kritik Sanad:

Ali Bin Khujrin


Nama lengkap: Ali Bin Khujrin Bin Iyaas As Sai’diy

Tobaqot: 9

Tahun lahir/ wafat: 145/ 244

Guru: Al Waliid Bin Muslim Al Qurosyi

Murid:Muhammad Bin ‘Isa At Tirmidziy

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Qola Fi Tarqiyb: Tsiqotun Khafidz

Al Walid Bin Muslim

Nama lengkap: Al Waliid Bin Muslim Al Qurosyi

Tobaqot: 8

Tahun lahir/ wafat: 121/ 194

Guru: Abdullah Bin Lahi’ah Al Khadhromi

Murid:Ali Bin Khujrin Bin Iyaas As Sai’diy

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Tsiqotun Lakinnahu Katsirun Tadlis Wa Taswiyah

Ibnu Lahi’ah

Nama lengkap: Abdullah Bin Lahi’ah Bin Uqbah Al Khadhromi

Tobaqot: 7

Tahun lahir/ wafat: 97/ 174

Guru: Abdillah Bin Abi Ja’far Al mishriy

Murid:Al Waliid Bin Muslim Al Qurosyi

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Qola Fi Tarqiyb: Shoduuq


Abdillah Bin Abi Ja’far

Nama lengkap: Abdullah Bin Yasar Al Mishri

Tobaqot: 5

Tahun lahir/ wafat: 132

Guru:Aban Bin Solikh Al Qurosi

Murid: Abdullah Bin Lahi’ah Al Khadhromi

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Qola Fi Tarqiyb: Tsiqotun Faqih Abid

Aban Bin Solikh

Nama lengkap: Aban Bin Solikh Bin Amir Al Qurosi

Tobaqot: 5

Tahun lahir/ wafat: 60/ 115

Guru: Anas Bin Malik Al Ansori

Murid: Abdillah Bin Abi Ja’far Al Mishri

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Qola Fi Tarqiyb: Watsiqohul A’immah

Anas Bin Malik

Nama lengkap: Anas Bin Malik Bin Nadhri Al Ansori

Tobaqot: 1

Tahun lahir/ wafat: 93

Guru: Abu Ayyub Al Ansori dan Rosulullah Sallahualaihiwasallam

Murid: Aban Bin Solikh Al Qurosi

Kritik: Ibnu Hajar Al Asqollani: Qola Fi Tarqiyb: Sohabiy Masyhur


KESIMPULAN:

Jika dilihat dari segi keterkaitan antara murid dan guru maka rangkain hadis diatas
memenuhi criteria keittisoluan sanad, dan juga tahun tahun lahir dan wafat, serta tobaqot
yang mendukung keselarasan Ittisoluan sanad. Sedangkan dari segi rincian perwinya rata rata
dinilai Tsiqoh oleh para kritikus hadis, namun ada satu rowi bernama Ibnu Lahi’ah yang
dinytakan oleh ibnu hajar dengan kalimat Soduuq yang artinya orang yang jujur. Berasarkan
hal ini maka rangkain sanad hadis diatas adalah Hasan. Karna kalimat soduq dalam sighah
jarh wa takdil menempati peringkat keempat dalam takdil yang berarti dalam peringkat
Hasan. Sedangkan dari segi matannya… . Sama sekali tidak bertentangan dengan al quran
maupun hadis yang lebih tinggi derajatnya dari hadis ini (hadis sohih).

3. Pembagian hadis dari segi kualitasnya:

1. Hadis sohih: adalah Setiap hadits yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di
dalamnya syadz dan ‘illah.” hadis sohih dibagi dua yakni: a. Hadits Shahih Lidzatihi
(Murni) Yaitu hadist yang memenuhi sifat-sifat penerimaan hadist pada tingkat
tertinggi, atau dengan kata lain memenuhi lima kriteria di atas secara sempurna.
Kedua yakni b. Hadits Shahih Lighorihi (Tidak murni) Yaitu hadits yang tidak
memenuhi lima kriteria hadits shahih secara sempurna. Merupakan bentuk dari
ketidaksempurnaan misalnya suatu hadist diriwayatkan oleh perawi yang adil namun
dlabitnya tidak sempurna sehingga digolongkan dalam hadits hasan. Namun karena
didukung oleh hadits lain yang semakna, dengan jalur sanad lain yang kualitasnya
sama atau lebih baik maka naik menjadi hadist shahih.
2. Hadis hasan: adalah Hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi
adil, namun kualitas hafalannya tidak terlalu baik atau tidak sampai ke hadits shahih,
tidak terdapat syadz dan ‘illah. Hadis hasan dibagi menjadi 2 yakni: a. Hadits Hasan
li-Dzati adalah Hadits yang sanadnya bersambung dengan periwayatan yang adil,
dhabit meskipun tidak sempurna, dari awal sanad hingga akhir sanad tanpa ada
kejanggalan (syadz) dan cacat (Illat) yang merusak hadits. Yang kedua yakni: b.
Hadits Hasan lli-Ghairihi adalah Hadits yang pada sanadnya ada perawi yang tidak
diketahui keahliannya, tetapi dia bukanlah orang yang terlalu benyak kesalahan dalam
meriwayatkan hadits, kemudian ada riwayat dengan sanad lain yang bersesuaian
dengan maknanya. Jumhur ulama muhaddisin memeberikan definisi tentang haditst
hasan li-Ghairihi sebagai berikut: Yaitu hadits hasan yang sanadnya tidak sepi dari
seorang mastur (tak nyata keahliannya), bukan pelupa yang banyak salahnya, tidak
tampak adanya sebab yang menjadikan fasik dan matan haditsnya adalah baik
berdasarkan periwayatan yang semisal dan semakna dari sesuatu segi yang lain.
Haditst hasan li-Ghairihi pada dasarnya adalah hadits dhaif. Kemudian ada petunjuk
lain yang menolongnya, sehingga ia meningkat menjadi hadits hasan. Jadi, sekiranya
tidak ada yang menolong, maka hadits tersebut akan tetap berkualitas dhaif.
3. Hadis dhoif: adalah hadis yang sanadnya terputus, perawinya tidak dhobit dan
matannya terdapat ‘illat. Singkatnya, hadis dhaif adalah hais yang tidak memenuhi
persyaratan hadits shahih dan hadits hasan. Hadis doif terbagi menjadi banyak. Yakni:
1) Dhaif karena tidak bersambung sanadnya
(a) Hadits Munqathi : Hadits yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih, atau pada
sanadnya disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal.
(b) Hadits Muallaq : Hadits yang rawinya digugurkan seorang atau lebih dari awal
sanadnya secara berturut-turut.
(c) Hadits Mursal : Hadits yang gugur sanadnya setelah tabiin. Yang dimaksud
dengan gugur di sini, ialah nama sanad terakhir tidak disebutkan. Padahal sahabat
adalah orang yang pertama menerima hadits dari Rasul saw.
(d)Mursal al-Jali : Hadits yang tidak disebutkannya (gugur) nama sahabat dilakukan
oleh tabiin besar.
(e) Mursal al-Khafi : Pengguguran nama sahabat dilakukan oleh tabiin yang masih
kecil. Hal ini terjadi karena hadits yang diriwayatkan oleh tabiin tersebut meskipun ia
hidup sezaman dengan sahabat, tetapi ia tidak pernah mendengar sebuah hadits.

(f) Hadits Mudhal : hadits yang gugur rawinya, dua orang atau lebih, berturut-turut,
baik sahabat bersama tabi'i, tabi'i bersama tabi' al-tabi'in maupun dua orang sebelum
shahabiy dan tabi'iy.
(g) Hadits Mudallas : yaitu hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan
bahwa hadits itu tidak terdapat cacat.

2) Dhaif karena tiadanya syarat adil


(a) Hadits al-Maudhu : Hadits yang dibuat-buat oleh seorang (pendusta) yang
ciptaannya dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta, baik sengaja
maupun tidak.
(b) Hadits Matruk dan Hadits Munkar : Hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang
tertuduh dusta (terhadap hadits yang diriwayatkannya), atau tanpak kefasikannya,
baik pada perbuatan ataupun perkataannya, atau orang yang banyak lupa maupun
ragu.

3) Dhaif karena tiadanya Dhabit.


(a) Hadits Mudraj : hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan, padahal bukan
(bagian dari) hadits
(b) Hadits Maqlub : hadits yang lafaz matannya terukur pada salah seorang perawi,
atau sanadnya. Kemudian didahulukan pada penyebutannya, yang seharusnya
disebutkan belakangan, atau mengakhirkan penyebutan, yang seharusnya
didahulukan, atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.
(c) Hadits Mudhtharib : hadits yang diriwayatkan dengan bentuk yang berbeda
padahal dari satu perawi dua atau lebih, atau dari dua perawi atau lebih yang
berdekatan tidak bisa ditarjih.
(d) Hadits Mushahhaf dan Muharraf : Hadits Mushahhaf yaitu hadits yang
perbedaannya dengan hadits riwayat lain terjadi karena perubahan titik kata,
sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah. Hadits Muharraf yaitu hadits yang
perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata sedangkan bentuk
tulisannya tidak berubah.

4) Dhaif karena Kejanggalan dan kecacatan


(a) Hadits Syadz : hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan tetapi
bertentangan (matannya) dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih
utama.
(b) Hadits Muallal : hadits yang diketahui Illatnya setelah dilakukan penelitian dan
penyelidikan meskipun pada lahirnya tampak selamat dari cacat

Anda mungkin juga menyukai