Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi
Islam
Disusun Oleh :
Binti Muarifatul Maulidia
6122004
PROGRAM STUDI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2022
1
merupakan terjemah kritikan dan kritikan pada bagian dari 5 kitab An-
Najt, milik filosof muslim kenamaan abad ke-7, setelah 1951 mendapat
gelar Ph.D Fazlur Rahman di Oxford ia mengajar bahasa Persia dan
Filsafat Islam di Durham University Kanada dari tahun 1950-1958. ia
meninggalkan Inggris untuk menjadi Associate Professor pada kajian
Islam di Institute Of Islamic Studies Mc. Gill University Kanada di
Montreal. Dimana dia menjabat sebagai Associate Professor Of
Philosophy.
Pada awal tahun 60 an Fazlur Rahman kembali ke Pakistan. Pada
bulan Agustus 1960 Fazlur Rahman di tunjuk sebagai Direktur Riset
Islam, setelah sebelumnya menjabat sebagai staf lembaga tersebut. Selain
menjabat sebagai Direktur Lembaga Riset Islam, pada tahun 1964 ia di
tunjuk sebagai anggota dewan penasehat Ideologi Pemerintah Pakistan.
Namun usaha Fazlur Rahman sebagai seorang pemikir modern di tentang
keras oleh para ulama tradisional fundamentalis. Puncak dari segala
kontroversialnya memuncak ketika 2 bab karya momumentalnya, Islam
( 1966 ) di tentang keras karena pernyataan Fazlur Rahman dalam buku
tesebut “ Bahwa Al-Qur’an itu secara keseluruhan adalah kalam Allah dan
dalam pengertian biasa juga seluruhnya merupakan perkataan
Muhammad” sehingga Fazlur Rahman di anggap orang yang memungkiri
AlQur’an.
Pandangannya membuat heboh selama satu tahun di media massa
Pakistan. Kalangan ulama menunduhnya sebagai orang yang telah
mengingkari al-Qur'an. Protes massa ditumpahkan di jalan-jalan sampai
terjadi mogok massal secara besar-besaran. Sadar dirinya tanpa dukungan,
akhirnya ia melepaskan seluruh jabatannya di Pakistan dan kemudian
hijrah ke Chicago, Amerika. Setelah melepas jabatannya di Pakistan,
Rahman Hijrah ke Barat, ia diterima sebagai tenaga pengajar di
Universitas California, Los Angeles, Amerika. Kemudian pada tahun
1969, ia mulai menjabat sebagai Guru Besar Kajian Islam dalam berbagai
aspeknya di Departement of Near Eastern Languages and Civilation,
3
1
Muhammad Ari Fahrizal, Pemikiran Fazlur Rahman, (Banten : UIN Sultan Maulana
Hasanudin, 2020), 6
4
2
Muhammad Ari Fahrizal, Pemikiran Fazlur Rahman … 7
3
Hadi Prayitno, Aminul Qodat, “Konsep Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi
Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Pendidikan Islam di Indonesia”, Al Fikri 2 No.2
(2019):40
5
4
Ajahari, “ Pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammad Arkoun” Jurnal Studi Agama dan
Masyarakat 12 No.2 (2016): 247
6
5
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, (Jakarta : Rajawali Press, 2013),
319
7
6
Hadi Prayitno, Aminul Qodat, “Konsep Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi
Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Pendidikan Islam di Indonesia”… 37
8
7
Fidia Adana, Meta Ratna Sari, Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun, (Riau : UIN
Sultan Syarif Kasim, 2003), 5
9
8
Fidia Adana, Meta Ratna Sari, Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun … 7
10
9
Fidia Adana, Meta Ratna Sari, Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun … 8
10
Fidia Adana, Meta Ratna Sari, Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun … 9
11
11
Fidia Adana, Meta Ratna Sari, Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun … 10
12
kelompok atas kelompok yang lain. Tak heran jika pemikiran yang muncul
pada saat itu adalah pemikiran yang terkotak-kotak, sempit, logosentris,
dan tertutup. 12
Ironisnya, sementara dikatakan bahwa – komodernan – yang muncul
pertama kalinya – di dunia Barat adalah berkat kemajuan yang dicapai
kaum Muslim di masa lalu, ternyata hingga sekarang kaum Muslim hanya
bernostalgia dengan kenangankenangan lama itu, dan yang lebih
menyedihkan mereka kini hanya penonton dari perkembangan modern
yang demikian pesat. Dalam situasi seperti ini, kaum Muslim hanya akan
mengalami ketertinggalam demi ketertinggalan.
Di antara ciri-ciri komodernan adalah terjadinya perubahan yang
demikian cepat dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Lebih dari itu,
kemajuan ilmu pengetahuan mengarahkan orang untuk mempertanyakan
kembali berbagai kebenaran yang ada (baik berupa hukum, sumber asas
[ushul], Kalam Allah, Wahyu. Ketika ditanya, apakah musuh utama Islam
saat ini, Arkoun dengan tegas menjawab: ketidakmampuan masyarakat
Islam menguasai perjalanan sejarahnya yang selama ini tidak tentu arah.
Inilah, katanya, arti dari ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa
“Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”
Sejak abad ke-19 sejumlah intelektual dan negarawan Muslim
sebenarnya sudah menyadari problem-problem yang muncul di lingkungan
masyarakat muslim. Menghadapi tantangan ini, mereka kemudian
menyuarakan perlunya “pembukaan kembali pintu ijtihad”. Ijtihad adalah
penyimpulan (istinbat) hukum dengan bantuan berbagai teknik penafsiran
terhadap al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sebuah upaya peradaban, ijtihad
telah berhasil mengguncang dan merevisi berbagai keyakinan yang selama
ini dianggap benar.
12
Sri Tuti Rahmawati, Para Pembaharu Akhir Abad XX: Hasan Hanafi dan Muhammad
Arkoun, (Jakarta : Institut Ilmu Al-Qur’an, 2016), 26
13
13
Sri Tuti Rahmawati, Para Pembaharu Akhir Abad XX: Hasan Hanafi dan Muhammad
Arkoun, … 27
14
E. Kesimpulan
Fazlur Rahman adalah seorang intelektual yang tinggi, ia banyak
memberikan warisan yang bermanfaat bagi manusia dari zaman ke zaman.
Ia juga meninggalkan sejarah kehidupan pribadinya yang dapat menjadi
suatu dokumen penting bagi kita. Segala bentuk pemikiran filsafat Fazlur
Rahman sangatlah penting dan menjadi suatu arahan pengetahuan yang
mengajarkan tentang islam dan sebagainya yang bermanfaat bagi kita
semua.
Muhammad Arqoun merupakan salah satu tokoh pemikir Islam
kontemporer yang berasal dari Aljazair. Umat Islam menurut M. Arkoun
perlu memperdalam Islam melalui pendekatan ilmu social, antroologi, dan
kesusanteraan agar memperoleh pemahaman yang komperhensif tentang
Islam. Islamologi klasik nampaknya perlu dikaji dan dipahami secara
mendalam lagi agar mampu berisnteraksi dengan perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Adana, Fidia. Meta Ratna Sari. Pembaruan Pemikiran Muhammad Arkoun.
(Riau : UIN Sultan Syarif Kasim). 2003.
Ajahari. “ Pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammad Arkoun” Jurnal Studi
Agama dan Masyarakat 12 No.2 (2016): 247
Fahrizal, Muhammad Ari. Pemikiran Fazlur Rahman. (Banten : UIN Sultan
Maulana Hasanudin) 2020.
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. (Jakarta : Rajawali Press).
2013.
Prayitno, Hadi. Aminul Qodat, “Konsep Pemikiran Fazlur Rahman tentang
Modernisasi Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Pendidikan Islam
di Indonesia”, Al Fikri 2 No.2 (2019):40
Rahmawati,Sri Tuti. Para Pembaharu Akhir Abad XX: Hasan Hanafi dan
Muhammad Arkoun, (Jakarta : Institut Ilmu Al-Qur’an). 2016.