Anda di halaman 1dari 31

METODE PENAFSIRAN

FAZLUR RAHMAN
Dosen Pengampu : Dr.ISLAH, S.Ag.M.Pd
Oleh :
AYU PRAMUDIA KUSUMA WARDANI, S.Pd.I
NIM : 224051043

STUDI AL-QUR’AN DAN HADIS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UIN RADEN MAS SAID
SURAKARTA
 2023
Biografi Fazlur Rahman #1
Nama : Fazlur Rahman Malik
Kelahiran : 21 September 1919,
Hazara District
Meninggal : 26 Juli 1988, Chicago,

Illinois, Amerika
Orang tua : Maulana Shihab al-
Din, Zaibar Hadir
Kebangsaan : Pakistan
Pendidikan : Universitas Oxford, 
University of the
Fazlur Rahman adalah sosok pemikir IslamPunjab
kelahiran Pakistan yang
sangat intens merumuskan Identitas Islam ditengah tantangan
modernisme. Ia dilahirkan dalam suatu keluarga muslim yang sangat
religius dan dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi madzhab Hanafi ,
yaitu suatu madzab fiqih yang dikenal paling rasional diantara madzab
sunni lainnya.
Biografi Fazlur Rahman #2

• Ketika itu anak benua indo-pakistan belum terpecah ke dalam dua


negara merdeka, yakni India dan Pakistan yang mana anak benua ini
terkenal dengan para pemikir islam liberalnya.
• Sejak kecil sampai umur belasan tahun, selain mengenyam pendidikan
formal rahman juga menimba banyak ilmu tradisional dari ayahnya
yang merupakan seorang kyai yg mengajar di madrasah tradisional
yang sangat bergengsi di anak Indo-Pakistan. Menurut Rahman
sendiri, ia dilahirkan dalam keluarga muslim yang sangat amat religi.
• Ketika menginjak usia kesepuluh, ia sudah bisa membaca Al-Quran
diluar kepala. Ia juga menerima ilmu hadis dan ilmu syariah lainnya,
dari ibunya ia memperoleh pengajaran tentang nilai-nilai kebenaran,
kasih sayang, dan kesetiaan. Sedangkan dari ayahnya Fazlur Rahman
memperoleh nilai kebebasan dan kemodernnan dalam berpikir
( Pemikiran modern berdasarkan perkembangan zaman ), berbeda
dengan mayoritas ulama tradisional waktu itu. Ayahnya adalah
seorang yang sangat yakin bahwa Islam harus menghadapi
kemordenan baik sebagai tantangan maupun peluang.
PENDIDIKAN DAN SEPAK TERJANG FAZLUR
RAHMAN #1

• Selain memperoleh pendidikan informal di lingkungan keluarga, Ia


juga mendapatkan pendidikan formal yang ia awali dengan belajar di
Madrasah yang didirikan oleh Muhammad Qasim Nanotawi pada
tahun 1867.
• Fazlur Rahman mengambil studi bidang sastra arab di Departeman
Ketimuran pada Universitas tersebut dan mendapat gelar M.A dalam
sastra Arab.
• Kemudian ia meneruskan studinya ke Lahore untuk program Ph.D,,
tetapi setelah beberapa waktu Fazlur Rahman merasa tidak puas
terhadap mutu pendidikan yang ada di dalamnya, akhirnya ia
memutuskan untuk tidak meneruskan pendidikannya.
• Pada tahun 1946, Fazhur Rahman melanjutkan studi ke Oxford
University, dan berhasil mendapat gelar Doktor filsafat pada tahun
1950. Pada masa ini seorang Fazlur Rahman giat mempelajari bahasa-
bahasa Barat, sehingga ia menguasai banyak bahasa.
PENDIDIKAN DAN SEPAK TERJANG FAZLUR
RAHMAN #2
• Di bawah dekade 1960-an, Rahman kembali ke Pakistan dan menjabat
selama beberapa waktu sebagai salah seorang staf senior pada Institute
of Islamic Research.
• Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai direktur lembaga tersebut.
Dia juga diangkat sebagai anggota Advisory Council of Islamic
Ideology oleh pemerintah Pakistan.
• Dewan Penasehat Ideologi Islam bertugas meninjau seluruh hukum
baik yang sudah maupun belum ditetapkan, dengan tujuan
menyelaraskannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Kedua lembaga ini
memiliki hubungan kerja yang erat, karena Dewan Penasehat bisa
meminta lembaga riset untuk mengumpulkan bahan-bahan dan
mengajukan saran mengenai rancangan undang-undang. Karena tugas
yang diemban oleh kedua lembaga inilah Rahman intens dalam usaha-
usaha menafsirkan kembali Islam untuk menjawab tantangan-
tantangan masa itu. Ia manfaatkannya untuk menyampaikan gagasan
pembaharuan dalam dunia islam yakni menafsirkan kembali islam
dalam term-term rasional dan ilmiah dalam rangka menjawab
kebutuhan-kebutuhan masyarakat modern yang progresif.
PENDIDIKAN DAN SEPAK TERJANG FAZLUR
RAHMAN #3
• Gagasan-gagasan liberal Fazlur Rahman, yang merepresentasikan
kaum modernis, selalu mendapatkan serangan dari kalangan ulama
tradisionalis dan fundamentalis di Pakistan. Ide-idenya di seputar riba
dan bunga bank, sunnah dan hadis, zakat, proses turunnya wahyu Al-
Qur’an, fatwa mengenai kehalalan binatang yang disembelih secara
mekanis, dan lainnya, telah meledakkan kontroversi-kontroversi
berskala nasional yang berkepanjangan.
• Banyak media yang menyudutkannya. Al-Bayyinat, media kaum
fundamentalis, misalnya, menetapkan Fazlur Rahman sebagai “munkir
al-Quran”. Bahkan suasana panas akibat pernyataan Fazlur Rahman
tersebut semakin menghebat dengan munculnya demonstrasi massa
dan aksi mogok kerja yang berskala massif pada awal September 1968.
Aksi massa yang menurut beberapa kalangan dinilai bersifat politis
tersebut memang dalam waktu yang lama masih belum bisa diredakan.
Akhirnya, Fazlur Rahman pun mengajukan pengunduran dirinya dari
jabatan Direktur Lembaga riset Islam pada 5 September 1968.
PENDIDIKAN DAN SEPAK TERJANG FAZLUR
RAHMAN #4
• Jabatan selaku anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam juga
dilepaskannya pada 1969. Dia memutuskan untuk hijrah ke Chicago,
dan sejak 1870 menjabat sebagai Guru Besar Kajian Islam dalam
berbagai aspeknya pada Departement of Near Eastern Languages and
Civilization, University of Chicago sampai Ia wafat.
• Satu hal yang dapat dicermati dari perjalanan intelektual Fazlur
Rahman adalah bahwa hampir sepanjang karir intelektualnya begitu
baik ketika menjadi direktur lembaga riset islam maupun professor
kajian-kajian keislaman di Universitas Chicago, Fazlur Rahman
berusaha memahami tantangan modernitas serta merumuskan
methodologi yang sistematis dan konperehensif untuk menjawab
tantangan tersebut sekaligus menumbuhkan ajaran Al-qur’an kedalam
realitas praktis kehidupan umat islam.
• Oleh karena itu tidak mengherankan jika tulisan-tulisan Fazlur
Rahman selalu menekankan pentingnya metodologi penafsiran Al
qur’an.
KARYA-KARYA
FAZLUR RAHMAN #1

• Agresifitas dan produktivittas intelektual Fazlur Rahman bisa dilihat


dari karya-karyanya dalam bentuk buku, artkel, entri untuk
ensiklopedi, kata pengantar. dan bentuk lainnya, karya-karya Fazlur
Rahman yang berbentuk buku setidaknya berjumlah sekitar Sembilan
buah, diantaranya :
1. Avicenna Psychology (Oxford: Oxford University Press,1952);
2. Propesy in Islam, Philosophy and Ortodoxcy (G. Allen & Unwin,
London, 1958);
3. Avicenna De Anima, Being the Psysicological Part of Kitab al Syifa’(
New York: Oxford University Press, 1959);
4. Islamic Metodology in History( Karachi: Central Institute of Islamic
Research, 1965), yang berisi tentang kajian Fazlur Rahman tentang
evolusi history dari aplikasi keempat prinsip pokok pemikiran islam,
yaitu al Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas, serta peran aktual dari
prinsip-prinsip tersebut bagi perkembangan islam;
KARYA-KARYA
FAZLUR RAHMAN #2

5. Islam (Hold Rineland & Winston: New York, 1966) merupakan usaha
Rahman dalam membenarkan definisi “Islam” bagi Pakistan;
6. Phylosophy of Mulla Sadra Syirazi (Al Bany: State University of New
York Press, 1976), merupakan kajian historis Rahman terhadap
pemikiran Religio filosofis Sadr al Din Al Syirazi (Mulla Sadra);
7. Major Themes of the Qur’an(Minneapolis Bibliotheca Islamica, 1980)
yang berisi delapan tema pokok al Qur’an: Tuhan, manusia sebagai
Individu, manusia sebagai anggota masyarakat, alam semesta,
kenabian dan wahyu, eskatologi, Syaitan dan kejahatan, serta
lahirnya masyarakat muslim;
8. Islam dan Modernity; Transformation of an Intellectual Tradition(
Chicago: University of Chicago, 1982), merupakan hasil riset dari
Unversitas of Chicago tentang “Islam dan Change” , yang
menjelaskan tentang sejarah intelektual dan kehidupan Islam sejak
periode klasik sampai periode saat ini; dan
KARYA-KARYA
FAZLUR RAHMAN #3

9. Healt and Medicine in Islamic Tradition ( Cross Roads Book: New


York, 1987).

• Sementara karya-karyanya yang berbentuk artikel yang tersebar dari


beberapa jurnal, terjemahan karya berjumlah 75 artikel, disamping 7
artikelnya yang dimuat dalam beberapa ensiklopedi dan yang berupa
review buku berjumlah 16 tulisan.
• Selain itu masih terdapat beberapa karya orisinal Rahman yang sampai
saat ini belum dipublikasikan
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #1
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

 Sifat Quran yang bersifat historis menyebabkan munculnya gagasan


dan teori hermeneutika (metode penafsiran). teori ini menjadi kerja
usaha yang sangat mendesak untuk dikembangkan dalam memahami
makna Al-Quran secara utuh. Harapannya bagian-bagian teologis dan
etika legalnya dapat ditempatkan dalam keseluruhan (totalitas).
 Al-Qur’an Menurut Pandangan Fazlur Rahman :
1. Fazlur Rahman memahami Qur’an sebagai wahyu dan karir
kenabian Nabi Muhammad saw yang berlangsung selama lebih
dari dua puluh dua tahun. Selama periode itu semua jenis
keputusan baik kebijakan dalam perdamaian dan perang maupun
legal dan isu moral dibuat di hadapan situasi aktual.
2. Al-Qur’an berasal dari zaman pewahyuannya merupakan aplikasi
praktis dan politis dan tidak hanya teks renungan atau pietistik
pribadi Nabi Muhammad. Demikian isi dan kandungannaya juga
diarahkan pada perbaikan moral manusia dalam arti kongret dan
komunal, bukan menuju pribadi dan metafisik.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #2
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

3. Fazlur Rahman dalam bukunya yang berjudul “Islam” memahami


Qur’an sebagai sebuah kitab yang berisi prinsip-prinsip keagamaan
dan moral serta anjuran-anjuran, dan bukan sebagai suatu dokumen
hukum di Negara. Pengembangan konsep tentang Tuhan pencipta
mutlak alam semesta yang di dalamnya terdapat sifat-sifat kreatif.
Perintah maupun anugrah-anugrah yang dituangkan dalam Qur’an
itu satu sama lain merupakan suatu hal yang saling mempengaruhi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
dengan manusia dan alam semesta selalu berhubungan dengan
Qur’an. Sebagaimana Qur’an sendiri secara bertahap mengungkapkan

pandangannya dengan lebih lengkap mengenai tata moral manusia.


Tidak ada keraguan bahwa tujuan utama Al-Quran adalah
membangunkan sebuah sosial yang layak bagi ketertiban di bumi
yang akan berbasis etis dan adil.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #3
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Contoh Aplikasinya :
Peraturan-peraturan hukum dan ketetapan pembaharuan
umum yang paling penting dalam Qur’an ialah
berhubungan dengan wanita dan budak. Qur’an
melakukan perbaikan terhadap kedudukan wanita secara
besar-besaran dalam berbagai segi dan yang paling pokok
adalah bahwa wanita dianggap sebagai pribadi dengan
jaminan penuh.

Salah satu ayat Al-quran yang disoroti Fazlur Rahman


adalah ayat poligami yang terdapat di dalam ( Q.S An-Nisa
04:03 ).
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #5
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Dalam berpoligami, terdapat syarat yang harus


diperhatikan yakni berlaku adil. Syarat ini dalam
pandangan Fazlur Rahman sebenarnya merupakan indikasi
makna untuk menggambarkan bahwa laki-laki tidak
sanggup melakukannya. Selanjutkannya, untuk memahami
pesan al-qur’an, perlu adanya penelusuran sosio-historis.
Yaitu kondisi bangsa Arab waktu itu banyak janda yang
ditinggal mati suaminya dalam berperang sehingga banyak
anak yang menjadi yatim. Hal itu dipertegas dalam ayat
selanjutnya yakni ( Q.S An-Nisa’ 04 : 129 ).
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #7
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa sikap


adil itu mustahil dijalankan oleh setiap orang laki-laki
terhadap masing-masing istrinya. Berlaku adil dalam
ayat ini harus diperhatikan, karena memiliki makna
yang mendasar dari pada alasan spesifik yang
memperbolehkan poligami.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #8
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

 Hadis Menurut pandangan Fazlur Rahman :


1. Fazlur Rahman mengartikan konsep “Hadis” adalah
cerita, penuturan atau laporan, atau sebuah narasi
singkat tentang apa yang dikatakan, dilakukan, disetujui
atau tidak disetujui oleh Nabi, dan juga informasi yang
sama mengenai para sahabat, dapat disebut juga hadis
merupakan refleksi verbal dari Sunah yang hidup.
2. Hadis ini diawali dari adanya sebuah ijtihad yang
dilakukan oleh generasi pertama kaum muslimin.
Dan demikian pula Fazlur Rahman menyimpulkan
makna hadis dan “Sunnah” dalam tiga konsepsi yakni
:
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #9
Qur’an dan hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

a) Sunah ideal yaitu sunnah (tradisi praktisi) dan hadis


(tradisi verbal) yang ada secara bersama dan memiliki
substansi yang sama. Keduanya disandarkan kepada Nabi
dengan memperoleh normatifitasnya.
b) Living tradition (tradisi yang hidup), yakni berawal dari
sunah ideal yang telah mengalami penafsiran sehingga
menjadi praktek aktual kaum muslim.
c) Adalah kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari kedua
konsep, yaitu yang berhubungan dengan isi dari konsep
sunnah itu sendiri, karena tujuan dari konsep tersebut
masih tetap kaitannya disarahkan kepada Nabi. Yang
artinya adalah dari sebuah hadis atau laporan sunnah
berupa pokok norma praktis yang disimpulkan melalui
penafsiran.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #10
Qur’an dan hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

3. Fazlur Rahman menyatakan bahwa literatur hadis yang


seharusnya tidak dianggap sebagai data sejarah yang dapat
dipercaya dan dan dibuang secara keseluruhan. Meskipun
bagian yang dianggap mewakili sunnah Nabi itu sedikit,
sisanya mereflesikan sunnah yang hidup (living tradition).
4. Hadis yang ditulis di dalam literatur hadis yang
merupakan ungkapan verbalitas dari sunah yang hidup,
dan dijaadikan sebuah bukti dokumen melalui jalur
isnad (strand) yang disampaikan oleh seorang periwayat
(common link), sampai pada penerima terakhir
(kolektor), sekalipun hadis yang terhimpun itu sedikit
atau keseluruhan merupakan hasil formalisasi para
periwayat.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #11
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

5. Sunah yang hidup (living tradition) pada masa lalu tercermin


dalam ‘hadis’ yang disertai dengan rangkaian periwayat.
Adapun sisi perbedaan yang menonjol antara sunah dan
hadis, yaitu apabila secara umum sunah merupakan suatu
fenomena praktis yang ditunjukkan kepada norma-norma
perilaku dan hukum,maka hadis tidak hanya menyampaikan
norma-norma hukum tetapi juga keyakinan-kenyakinan dan
prinsip-prinsip.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #12
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

 Seperti orang-orang Islam pada umumnya, Rahman mengakui bahwa


al-Qur’an adalah wahyu yang secara literal diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW, ia juga mengakui bahwa al-Qur’an adalah kalam
ilahi. Namun, menurutnya al-Qur’an juga merupakan perkataan
Muhammad. Pernyataan inilah yang membuatnya dianggap munkir
al-Qur’an oleh kaum tradisionalis dan fundamentali.
 Menurutnya, kaum muslim dewasa ini tengah membutuhkan suatu
teori yang memadai untuk menafsirkan al-Qur’an bagi kebutuhan-
kebutuhan mereka yang secara khusus memberi ciri kepada ajaran
sosial al-Qur’an. Rahman memandang bahwa para mufasir klasik dan
abad pertengahan telah memperlakukan al-Qur’an secara atomistik
(ayat per ayat) meski terkadang mereka memberikan rujukan silang
ketika menafsirkan suatu ayat, tapi hal ini tidak dilakukan secara
sistematis. Karena itu, tafsir-tafsir mereka tidak menghasilkan suatu
weltanschaung (pandangan-dunia) yang kohesif dan bermakna bagi
kehidupan secara keseluruhan.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #13
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

 Bagi Fazlur Rahman, bagian dari tugas untuk memahami pesan al-
Qur’an sebagai suatu kesatuan adalah mempelajarinya dengan sebuah
latar belakang. Latar belakang langsungnya adalah aktivitas Nabi
sendiri dan perjuangannya selama dua puluh tiga tahun dibawah
bimbingan Al-qur’an selanjutnya, ia menawarkan metodologi
penafsiran yang menurutnya tepat untuk menafsirkan Al-qur’an.
 Proses penafsiran yang Fazlur Rahman tawarkan merupakan
Gerakan Ganda ( Double movement ), yaitu proses penafsiran yang
terdiri dari suatu gerakan ganda, dari situasi sekarang ke masa Al-
qur’an diturunkan dan kembali lagi ke masa kini, adapun bagian dari
metode ini adalah sebagai berikut :
1. Gerakan pertama dari metode Double Movement
2. Gerakan kedua dari metode Double movement
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #14
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

1. Gerakan pertama dari metode Double Movement


Gerakan pertama yang terdiri dari dua langkah yaitu. :
a.Langkah yang pertama berpikir dari ayat-ayat spesifik menuju prinsip atau
dengan mengkaji situasi atau problema (masalah) historis tentang
pernyataan Al-Quran. Tentu saja hal ini untuk mengkaji ayat-ayat spesifik
(khusus) dari situasi-situasi khususnya. Suatu kajian situasi makro dalam
batasan-batasan masyarakat, agama, adat istiadat, lembaga bahkan seluruh
kehidupan masyarakat Arab pada saat Islam datang dan khususnya di
Mekkah dan sekitarnya, harus dilakukan dilakukan terlebih dahulu.
dalamnya.
b.Langkah kedua, adalah mengeralisasikan respon-respon spesifik tersebut
dan menyatakannya sebagai ungkapan-ungkapan yang memiliki tujuan
moral sosial umum, yang dapat disaring dari ungkapan ayat-ayat spesifikasi
dalam latar belakang sosio historis dan dalam sinar “Rationes leges’’
( Hukum) yang sering digunakan.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #15
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

2. Gerakan kedua dari metode Double Movement


a.Metode berpikir ini yaitu dari cara berpikir secara umum kepada cara
berpikir yang khusus. Upaya merumuskan prinsip-prinsip umum, nilai-nilai
dana tujuan Al-quran yang telah disistematikan melalui gerakan pertama
terhadap situasi dan kasus aktual pada zaman sekarang.
b.Rumusan gerakan kedua ini dinyatakannya pada tahun 1987, adapun isinya
adalah sebagai berikut :
“Gerakan kedua harus dilakukan dari pandangan umum yaitu yang telah
disistematikan melalui gerakan pertama menjadi pandangan-pandangan
spesifik yang harus dirumuskan dan direalisasikan sekarang ini. Artinya
bahwa ajaran-ajaran yang bersifat umum tersebut harus dirumuskan dalam
konteks sosio historis yang kongkrit pada zaman sekarang ini. Sekali lagi
kerja ini memerlukan kajian yang cermat dalam situasi zaman sekarang dan
membutuhkan analisis berbagai unsur komponennya, sehingga kita dapat
menilai situasi sekarang yang diperlukan untuk menentukan prioritas-
prioritas baru untuk bisa menerapkan nilai-nilai al-quran secara baru pula.”
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #16
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

“Gerakan kedua ini terdapat dua cara kerja yang saling berkaitan . Pertama
adalah kerja merumuskan prinsip umum al-quran menjadi rumusan-
rumusan spesifik, maksudnya yang berkaitan dengan tema-tema khusus,
misalnya tentang prinsip ekonomi qur’ani, prinsip demokrasi qurani ,prinsip
hak-hak asasi manusia menurut qur’ani dan lain-lain. Dimana rumusan itu
telah diberikan prinsip-prinsip tersebut yang harus mempertimbangkan
konteks sosio historis yang kongkret dan bukan rumusan spekulatif yang
mengawang-ngawang atau mengada-ada, kerja pertama tidak mungkin
terlaksana kecuali disertai kerja. Kedua yaitu pembahasan secara akurat
terhadap kehidupan aktual yang sedangberkembang dalam segala aspeknya,
contohnya adalah dalam hal ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya. “
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #17
Qur’an dan Hadis Menurut Pandangan Fazlur Rahman

 Operasionalisasi metode Double movement diantaranya adalah :


Penumbuhan etika Al-Quran kedalam konteks kontemporer. Hal ini
merupakan gerakan kedua dari metode tafsir yang digagas Fazlur
Rahman. Menurutnya prinsip yang dapat direduksi ( diuraikan ) dari
etika Al-quran adalah prinsip sosial ekonomi. Melalui prinsip ini, aturan
lama akan dimodifikasi selaras dengan situasi kontemporer. Demikian
juga dengan hal-hal yang ada dalam situasi kontemporer akan dirubah
dengan prinsip-prinsip tersebut.
 Kenyataan kehidupan aktual secara masyarakat atau bangsa memiliki
corak tertentu yang bersifat situsional dan kondisional. Oleh karena itu
tanpa pencermatan situasi dan kondisi aktual akan cenderung kepaada
upaya pemaksaan peinsip-prinsip qur’ani. Sedangkan yang diinginkan
Fazlur Rahman bukanlah seperti itu, melainkan hanyalah “perumusan’’
prinsip umum al-quran dalam konteks sosio historis aktual, bahkan suatu
prinsip tidak dapat dirumuskan kembali.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #18
Tanggapan dan Komentar Para Tokoh Ulama Terhadap pemikiran Fazlur Rahman

 Menurut Tamara Soon, Fazlur Rahman menawarkan sebuah metodologi


penafsiran Al-Quran yang komprehensif dan sistematis dalam memahami
isi kandungannya, Fazlur Rahman yakin dengan prinsip-prinsip Islam
dan tatanan masyarakat yang adil dan stabil. Fazlur Rahman bahkan
percaya bahwa pemahaman yang benar terhadap apa yang diperlukan
masyarakat dan prinsip-prinsip islam akan mengantarkan pada
pengakuan bahwa kedua hal tersebut tidak kontradiktif .
 Menurut Jalaluddin Rahmat, bahwa metode penafsiran yang digagas
Fazlur Rahman dalam persoalan asbab al-nuzul bersandar sepenuhnya
pada pendekatan sejarah untuk menemukan makna teks dan analisis
latar sosiologis ( di mana asbab al-nuzul jadi bagiannya) demi memahami
sasaran al-quran. Dalam literalur tarikh yang banyak ditulis oleh orang-
orang yang tidak mempunyai bekal penetahuan histografi, dan kadang-
kadang ada motif tertentu yang harus diwaspadai. Seperti halnya yang
dilakukan oleh orang-orang orientalis lewat pisau ‘’analisis sosiologis’’
yang berhasil membuktikan adanya pengaruh-pengaruh yang tidak baik
yakni (tradisi) Kristen dan Yahudi dalam Al-Quran.
METODOLOGI PEMIKIRAN
FAZLUR RAHMAN #19
Tanggapan dan Komentar Para Tokoh Ulama Terhadap pemikiran Fazlur Rahman

 Menurut Nurcholis Majid ia merupakan salah satu murid dari Fazlur


Rahman menilai bahwa disamping kelebihan yang dimiliki Fazlur
Rahman , ia kurang akrab terhadap ilmu-ilmu yang berbau sosial
modern, karena tidak cukup memberinya inspirasi untuk menentukan
sikap yang lebih aprisiatif dan kreatif terhadap ilmu-ilmu sosial modern.

 Kemudian kritikan dari Egy Suharo (Doktor ISTAC Malaysia )


berpendapat bahwa jika pendekatan hermeneutik digunakan untuk
mengakali al-quran, maka secara teologis hanya akan mengesankan
bahwa al-quran masih diragukan otentisistasnya. Oleh karena itu Al-
quran membutuhkan tafsir bukan hermeneutik.
KESIMPULAN #1

 Latar belakang intelektual Fazlur Rahman yang menjadikan


pemikirannya kritis dan dinamis telah memberikan banyak sumbangsih
dalam kajian keislaman, terutama dalam kajian Qur’an-Hadis.
Pemikiran Fazlur Rahman dalam kajian Qur’an-Hadis selalu
dihubungkan dengan keadaan historis dan konteks keadaan masyarakat
zaman sekarang.
 Melihat perkembangan zaman yang sangat kompleks dengan masalah-
masalah kontemporer, menjadikan pemikiran Fazlur Rahman sangat
berguna dalam memahami kandungan Qur’an dan Hadis. Qur’an dan
Hadis merupakan pedoman utama umat islam. Maka seluruh aspek
kegiatan umat Islam, harus berlandaskan pada kedua sumber tersebut.
Ketika memahami kandungan Qur’an dan Hadis harus disesuaikan
dengan keadaan lingkungan dan historis dimana kedua pedoman tersebut
digunakan. Agar Qur’an dan Hadis tidak hanya merupakan teks yang
mati, tetapi juga hidup sesuai dengan kondisi masyarakat yang
berkembang.
KESIMPULAN #2

 Fazlur Rahman memahami Qur’an sebagai sebuah kitab yang berisi


prinsip-prinsip keagamaan dan moral bukan sebagai suatu dokumen
hukum. Qur’an adalah pedoman pertama umat Islam. Oleh karena itu,
Qur’an harus dipahami sesuai perkembangan daan disesuaikan dengan
pembinaan dan perbaikan moral. Dalam memahami Qur’an, Fazlur
Rahman memiliki teori Double Movement dalam menginterpretasikan
kandungan dan makna Qur’an sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman.
KESIMPULAN #3

 Selanjutnya hadis, merupakan sumber pedoman kedua setelah Qur’an.


Fazlur Rahman membedakan definisi hadis dan sunnah, meskipun
keduanya masih memiliki persamaan. Dipahami oleh Fazlur Rahman
Hadis sebagai ungkapan verbalistis dari sunnah yang hidup, dan
dijadikan sebuah bukti dokumen melalui jalur isnad ( strand ) yang
disampaikan oleh seorang periwayat (common link ). Sebagai salah
contoh masalah poligami dengan menggunakan metode hermeunetika
double movement (gerak ganda), ia berpandangan bahwa makna yang
ingin disampaikan Al-Qur’an memiliki tujuan utama yaitu monogami.
Menurutnya banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk menjaga
eksistensi poligami (keadilan, materi, perasaan, dan lain-lain). Yang pada
zaman saat ini sangat sulit untuk dicapai dan dipertahankan. Karena
sulitnya mencapai keadilan yang merupakan ideal moral dari
pembahasan ini, maka Fazlur Rahman berpandangan bahwa praktek
poligami tidak sesuai, maka monogami adalah titik akhir yang ingin
dicapai Al-Qur’an.
SEKIAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai