Abstrak
Al-Qur’an bukan hanya sebagai pedoman petunjuk saja, sekaligus
sebagai sumber hukum bagi manusia. Al-Qur’an tidak pernah berubah, dan Allah
akan memelihara ke orisinilan teks tersebut, namun penafsirannya selalu
berkembang dari masa ke masa. Sehingga Al-Qur’an mampu menjawab segala
problematika yang ada. Al-Qur’an hadir di tengah masyarakat sebagai Problem
Solver. Ia tak pernah usang dan tak termakan zaman. Hal inilah yang menjadi
bukti kuat bahwa Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar yang Allah SWT
karuniakan kepada Baginda Rasulullah SAW. Sebagai jawaban tuntutan
bermacam permasalahan yang lahir di masyarakat, berbagai model corak dan
ragam kaidah penafsiran muncul sesuai paradigma mufassir itu sendiri. Salah
seorang tokoh mufassir yang tersohor, sebagai pencetus Double Movement
Theory (Teori Pergerakan Ganda) yakni Fazlur Rahman dengan kecerdasan dan
kemampuannya yang mumpuni mengupas Al-Qur’an dengan kacamata
modernitas namun tetap berpegang pada syari’at.
Kata Kunci : Fazlur Rahman, Al-Qur’an, Teori Double Movement
2
3
4
Fazlur Rahman, Gelombang Perubahan Dalam Islam, Cet.II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 1.
5
Ibid.
6
Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LKiS, 2010), hlm. 88.
3
4
memperoleh gelar Ph.D.7 Setelah lulus dari Oxford, ia mengajar bahasa Persia
dan Filsafat Islam di Durham University, Kanada (1950-1958). Setelah tiga tahun
mengajar di Mc. Gill University, yakni pada awal tahun 1960, Fazlur Rahman
kembali ke Pakistan atas permintaan Ayyub Khan (Presiden Pakistan, 1958-
1969) untuk membangun negeri asalnya. Selanjutnya, pada 1962 ia diminta
presiden untuk memimpin Lembaga Riset Islam dan menjadi Dewan Penasihat
Ideologi Islam pada tahun 1964. Namun, pemikiran modern dari Fazlur Rahman
di tentang keras oleh para ulama tradisional-fundamentalis 8. Karena banyak
kontroversi yang terjadi, pada tanggal 5 September 1968 Rahman resmi
mengundurkan diri dan langsung dikabulkan oleh Ayyub Khan.
Pemikirannya yang analitis, sistematis, komunikatif, jelas, dan berani
dalam mencari solusi masalah umat Islam, baik di bidang pemikiran, politik,
maupun hukum Islam9. Perjalanan karier keilmuannya juga dihabiskan didua
peradaban yang berbeda itu. Di Pakistan ia menjadi peneliti dan memimpin di
Institute of Islamic Research, sedang di Barat menjadi tenaga pengajar di McGill
University Canada. Setelah pemikirannya melahirkan kontroversi di negaranya
sendiri, yang motifnya bermacam-macam, Rahman memutuskan untuk hijrah dan
mencari tempat baru yang kondusif dalam menuangkan gagasan-gagasannya.
Universitas Chicago di Amerika Serikat menjadi pilihannya (1968). 10
Pendidikan dalam keluarganya benar-benar efektif dalam membentuk
watak dan kepribadiannya ketika menghadapi kehidupan nyata. Menurut
Rahman, ada beberapa faktor yang telah membentuk karakter dan kedalaman
ilmunya dalam beragama, salah satu diantaranya adalah pengajaran tentang
kejujuran dari ayahnya, kasih sayang serta cinta sepenuh hati dari ibunya.
Kemudian dari ayahnya yang begitu tekun mengajarkan agama kepada Fazlur
Rahman di rumah dengan disiplin tinggi sehingga mampu menghadapi bermacam
peradaban dan tantangan di dalam modern.11
7
Abdul Sani, Lintas Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1998), hlm. 256-257.
8
Taufik Adnan Amal, Metode dan Alternatif Neomodern Islam, (Bandung: Mizan, 1987), hlm. 13-
14.
9
Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, 2005), hlm. 156.
10
Abid Rahmanu, Paradigma Teoantroposentris dalam Konstelasi Tafsir Hukum Islam,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2019) 11.
11
Hera Hidayatullah, SKRIPSI Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, (Bandung:
Universitas Islam Negeri SGD Bandung, 2005), hlm. 44
4
5
12
Ibid.
5
6
pembaharuan dalam Islam telah dilakukan oleh beberapa pemikir sebelumnya 13.
Double Movement Theory atau yang bisa disebut dengan Teori Pergerakan
Ganda adalah suatu prinsip atas pemikiran Fazlur Rahman. Teori ini merupakan
suatu proses penafsiran yang ditempuh melalui dua gerakan (langkah) dari situasi
sekarang ke masa Al-Qur’an dan dari masa Al-Qur’an ke masa sekarang. Al-
Qur’an adalah kitab suci yang tidak terbatas pada ruang dan waktu (shalih fi kulli
zaman wa makan), dan telah membuktikan dirinya dengan memiliki keistimwaan
baik dari segi isinya, susunan kata, sastra, bahkan memiliki posisi penting dalam
peradaban umat Islam14. Latar belakang munculnya teori ini salah satunya respon
Fazlur Rahman atas munculnya penafsiran Al-Qur’an anomistis yakni sepotong-
sepotong yang banyak di munculkan oleh para mufassir periode pertengahan.
Langkah pertama dari gerakan tersebut adalah seseorang harus
memahami arti atau makna dari suatu pernyataan tertentu dengan mempelajari
situasi atau problem historis yang selanjutnya akan mengaji secara umum
mengenai situasi makro dalam batasan-batasan masyarakat, agama, adat istiadat,
pranata-pranata, bahkan tentang kehidupan secara menyeluruh di Arabia. Dengan
kata lain, langkah pertama dari gerakan ini adalah upaya sungguh-sungguh dalam
memahami konteks mikro dan makro saat Al-Qur’an diturunkan, setelah itu
mufassir berusaha menangkap makna asli dari ayat Al-Qur’an dalam konteks
sosio-historis kenabian, dari hal itulah maka ditemukan ajaran universal Al-
Qur’an yang melandasi berbagai perintah normatif Al-Qur’an 15.
Langkah kedua gerakan ini, adalah melakukan generalisasi jawaban-
jawaban spesifik. Langkah kedua ini berusaha menemukan ideal moral setelah
adanya kajian sosio-historis yang mana kemudian ideal moral tersebut
menemukan eksistensinya dan menjadi teks yang hidup dalam pranata umat
Islam. Namun perlu diingat bahwa dalam proses ini, perhatian harus diberikan
kepada arah ajaran Al-Qur’an sebagai suatu keseluruhan sehingga setiap arti
tentu dipahami serta setiap hukum dan tujuannya kohern satu dengan lainnya.
Hermeneutika Gerakan ganda ini sesuai dengan kaidah Al-Qur’an yakni
mengambil pelajaran atau hukum dari keumuman lafadz, bukan dari kekhususan
13
Syamsudin, Op. Cit.,
14
Muhammad Ali Mustofa Kamal “Konsep Tafsir, Ta’wil dan Hermeneutika: Paradigma Baru
Menggali Aspek Ahkam Dalam Penafsiran Al-Qur’an”. Syari’ati Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hukum
Vol. I No. 01, 2015, hlm. 1, Diakses dari
http://syariati.unsiq.ac.id/index.php/syariati_j/article/download/1/1
15
Mustaqim, Op. Cit., hlm. 183.
6
7
16
Ramli Abdul Wahid, MA., Ulumul Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 81.
17
Mustaqim, Op. Cit., hlm. 183.
7
8
D. Kesimpulan
Fazlur Rahman adalah seorang Cendikiawan muslim kontemporer yang
mempunyai daya kritis yang tinggi. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang
religius sehingga dimasa kanak-kanak nya, di usianya yang ke-10 tahun ia telah
mampu memahami berbagai ilmu-ilmu dasar Ke-Islam-an atas bimbingan sang ayah
dan berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Berbagai pergolakan sosial dan
keagamaan kala itu yang banyak mempengaruhi paradigma nya sebagai seorang
mufassir. Teori nya yang sangat terkenal yakni Double Movement Theory atau yang
biasa disebut dengan teori gerakan ganda.
E. Daftar Pustaka
Amal Taufik Adnan, Metode dan Alternatif Neomodern Islam, (Bandung: Mizan, 1987)
Azra Azyumardi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, 2005)
Hidayatullah Hera, SKRIPSI Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, (Bandung:
Universitas Islam Negeri SGD Bandung, 2005)
Hidayatullah Hera, SKRIPSI Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, (Bandung:
Universitas Islam Negeri SGD Bandung, 2005)
Moosa Ebrahim, Introduction, dalam Fazlur Rahman Revival and Reform in Islam: a
Study of Islamic Fundamentalism (Oxford: Oneworld, 2000)
Mustaqim Abdul, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LKiS, 2010)
Mustofa Kamal Muhammad Ali “Konsep Tafsir, Ta’wil dan Hermeneutika: Paradigma
Baru Menggali Aspek Ahkam Dalam Penafsiran Al-Qur’an”. Syari’ati Jurnal Studi Al-
Qur’an dan Hukum Vol. I No. 01, 2015, hlm. 1, Diakses dari
http://syariati.unsiq.ac.id/index.php/syariati_j/article/download/1/1
Rahman Fazlur, Gelombang Perubahan Dalam Islam, Cet.II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001)
Rahmanu Abid, Paradigma Teoantroposentris dalam Konstelasi Tafsir Hukum Islam,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2019)
Sani Abdul, Lintas Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1998),
Syamsuddin Sahiron, Hermeneutika Al-Qur’an dan Hadist, (Yogyakarta: Elsaq Press,
2010)
Wahid Ramli Abdul, MA., Ulumul Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002