Abstrak: Menurut Echols dan Hasan Sadily, kata Islamisasi berasal dari bahasa Inggris
islamization yang berarti pengislaman. Ketika mendengar istilah Islamisasi Ilmu
pengetahuan, ada sebuah kesan bahwa ada sebagian ilmu yang tidak Islam sehingga
perlu untuk diislamkan. Berbicara tentang islamisasi ilmu pengetahuan, biasanya
rujukannya berpusat pada dua tokoh utama, yaitu Syed Muhammad Naquib Al-Attas
dan Ismail Raji Al Faruqi. Antara al-Attas dengan al-Faruqi mempunyai kesamaan
pandangan, seperti pada tataran epistemologi mereka sepakat bahwa ilmu tidak bebas
nilai (value free) tetapi terikat (value bound) dengan nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya. Mereka juga sependapat bahwa ilmu mempunyai tujuan yang sama yang
konsepsinya disandarkan pada prinsip metafisika, ontologi, epistemologi dan aksiologi
dengan tauhid sebagai kuncinya. Walaupun cukup banyak persamaan yang terdapat di
antara keduanya, dalam beberapa hal, secara prinsip, mereka berbeda. Untuk
mensukseskan proyek Islamisasi, al-Attas lebih menekankan kepada subjek daripada
ilmu, yaitu manusia, dengan melakukan pembersihan jiwa dan menghiasinya dengan
sifat-sifat terpuji, sehingga dalam proses Islamisasi ilmu tersebut dengan sendirinya
akan terjadi transformasi pribadi serta memiliki akal dan rohani yang telah menjadi
Islam secara kaffah. Sedangkan al-Faruqi lebih menekankan pada objek Islamisasi yaitu
disiplin ilmu itu sendiri.
80
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
81
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
9. “A General Theory of The Islamization tahun. Usai studi Islam di Kairo, Al Faruqi
of the Malay Archipelago”, Profiles of mulai berkiprah di dunia kampus dengan
Malay Culture, Historiographi, Religion, mengajar di Universitas McGill, Montreal,
and Politics, editor Sartono Kartodirdjo, Kanada pada 1959 selama dua tahun.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pada tahun 1962 Al Faruqi pindah ke
Jakarta, 1976 Karachi, Pakistan, karena terlibat
kegiatan Central Institute for Islamic
2. Biografi Singkat Ismail Raji Al Research.
Faruqi dan Karya-karyanya Setahun kemudian, pada 1963, Al
Ismail Raji Al Faruqi dilahirkan di Faruqi kembali ke AS dan memberikan
daerah Jaffa, Palestina, pada 1 Januari kuliah di Fakultas Agama Universitas
1921, sebelum wilayah ini diduduki Israel Chicago, dan selanjutnya pindah ke
(Azyumardi Azra, 1996: 49). Saat itu program pengkajian Islam di Universitas
Palestina masih begitu harmonis dalam Syracuse, New York. Pada tahun 1968, ia
pelukan kekuasaan Arab. Al Faruqi pindah ke Universitas Temple,
melalui pendidikan dasarnya di College Philadelphia, sebagai guru besar dan
des Freres, Lebanon sejak 1926 hingga mendirikan Pusat Pengkajian Islam di
1936. Pendidikan tinggi ia tempuh di The institusi tersebut.
American University, di Beirut. Gelar Selain itu, ia juga menjadi guru
sarjana muda pun ia gapai pada 1941. besar tamu di berbagai negara, seperti di
Lulus sarjana, ia kembali ke tanah Universitas Mindanao City, Filipina, dan
kelahirannya menjadi pegawai di di Universitas Qom, Iran. Ia pula
pemerintahan Palestina, di bawah perancang utama kurikulum The
mandat Inggris selama empat tahun, American Islamic College Chicago. Al
sebelum akhirnya diangkat menjadi Faruqi mengabdikan ilmunya di kampus
gubernur Galilea yang terakhir. Namun hingga akhir hayatnya, pada 27 Mei 1986,
pada 1947 provinsi yang dipimpinnya di Philadelphia.
jatuh ke tangan Israel, hingga ia pun Tetapi sangat disayangkan
hijrah ke Amerika Serikat. aktifitas Al-Faruqi dan kepiawaiannya
Di negeri Paman Sam itu garis harus berakhir dengan peristiwa yang
hidupnya berubah. Dia dengan tekun sangat tragis, ia meningggal dunia pada
menggeluti dunia akademis. Di negeri ini 27 Mei 1986 bertepatan dengan 17
pula, gelar masternya di bidang filsafat ia Ramadhan 1406H bersama istrinya
raih dari Universitas Indiana, AS, pada Lamiya Al-Faruqi dalam peristiwa
1949, dan gelar master keduanya dari pembunuhan secara brutal oleh orang
Universitas Harvard, dengan judul tesis yang tak dikenal, di rumah mereka
On Justifying The God: Metaphysic and Wyncote, Philadelphia. Menjelang sahur,
Epistemology of Value (Tentang tiga orang tak dikenal menyelinap masuk
Pembenaran Kebaikan: Metafisika dan ke rumahnya dan dengan kejam keluarga
Epistemologi Ilmu). Namun apa yang ini dibunuh dan tewas seketika. Al-
dicapai ini tidak memuaskannya, Faruqi ditikam lebih dari 13 kali, dua di
sehingga ia kemudian mendalami ilmu- antaranya mengenai jantungnya yang
ilmu keislaman di universitas al Azhar membuatnya wafat seketika. Demikian
Cairo (Azyumardi Azra, 1996: 49). juga dengan istrinya ditusuk sebanyak
Sementara gelar doktornya diraih dari delapan tusukan. Dua di antaranya
Universitas Indiana. mengenai dadanya. Sedangkan putrinya
Tak hanya itu, Al Faruqi juga Ammar yang memergoki pembunuhan
memperdalam ilmu agama di Universitas tersebut berhasil diselamatkan dengan
Al Azhar, Kairo, Mesir selama empat 200 luka jahitan di sekujur tubuhnya.
82
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
83
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
84
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
85
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
86
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
87
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
88
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
tertentu yang bertentangan dengan nilai- Islamisasi ilmu dan paradigma tauhid
nilai Islam, sebaiknya dilakukan proses dalam pendidikan dan pengetahuan.
penyesuaian dengan nilai-nilai Islam.
Metode ini oleh Louay Safi dianggap ANALISIS TERHADAP KONSEPSI
sebagai metode integrasi antara teori dan ISLAMISASI ILMU AL-ATTAS DAN AL-
tradisi keilmuan Islam dan keilmuan FARUQI
Barat yang sekuler (yang saat ini tengah Analisis atas kerangka falsafah al-
eksis. Attas dan al-Faruqi menunjukkan bahwa
Karya Faruqi tentang Islamisasi mereka mempunyai asumsi yang sama
ilmu pengetahuan yang banyak menjadi tentang ilmu. Dari sudut epistemologi,
referensi para pemikir adalah mereka percaya bahwa ilmu tidak bebas
Islamization of Knowledge: General nilai. Tujuan ilmu adalah satu dan sama.
Principles and Work Plan, yang Mengenai konsepsi ilmu mereka bersan-
diterbitkan oleh The International dar kepada prinsip metafisik, ontologi,
Institute of Islamic Thought (1989). Karya epistemologi dan aksiologi, dengan kon-
Faruqi ini banyak menjadi rujukan pakar sep tauhid sebagai kuncinya. Mereka juga
lain dalam memahami dan yakin bahwa Tuhan adalah sumber asal
mengembangkan Islamisasi ilmu segala ilmu dan ilmu adalah asas bagi
pengetahuan. kepercayaan dan amal salih. Bahkan,
Gagasan 'Islamisasi ilmu keduanya bersepakat bahwa akar
pengetahuan tak hanya ia perjuangkan masalah umat Islam terletak pada sistem
dalam bentuk buku, namun juga dalam pendidikan mereka, khususnya masalah
institusi pengkajian Islam dengan dengan ilmu kontemporer, dimana
mendirikan IIIT pada 1980, di Amerika penyelesaiannya terletak dalam islamisasi
Serikat. Kini, lembaga bergengsi dan ilmu pengetahuan kini. Mereka sepakat
berkualitas itu memiliki banyak cabang di dengan konsep Islamisasi ilmu
berbagai negara, termasuk di Indonesia kontemporer, yaitu satu pembedahan
dan Malaysia. Namun pemikirannya juga atas ilmu modern perlu dilakukan supaya
menimbulkan pro-kontra di kalangan unsur-unsur buruk dan tercemar
ilmuwan Muslim dan Barat. dihapuskan, dianalisa, ditafsir ulang atau
Hal demikian tak membuatnya disesuaikan dengan pandangan dan nilai
larut dalam kritikan. Suara-suara Islam.
sumbang itu malah ia kelola sedemikian Pada dasarnya semua pelopor ide
rupa sehingga berpotensi menjadi Islamisasi ilmu, khususnya al-Attas, dan
stimulasi pengembangan pemikirannya al-Faruqi, menyakini bahwa ilmu itu bu-
tersebut. Tak cukup dengan IIIT saja, ia kanlah neutral (Samsul Nizar, 204: 46-
dirikan pula The Association of Muslim 49). atau bebas nilai. Tujuan usaha
Social Scientist pada 1972. Kedua mereka adalah sama dan konsep Islam-
lembaga internasional yang didirikannya isasi ilmu yang mereka bawa adalah ber-
itu menerbitkan jurnal Amerika tentang pedoman kepada prinsip metafisik, on-
Ilmu-ilmu Sosial Islam. tologi, epistemologi dan aksiologi Islam
Berbagai kegiatan ini ia lakukan yang berasaskan kepada konsep tauhid.
semata didorong oleh pandangannya Mereka sependapat bahwa ilmu Barat
bahwa ilmu pengetahuan dewasa ini khususnya ilmu sains kemanusiaan, sains
benar-benar telah sekuler dan karenanya kemasyarakatan, dan sains alam modern
jauh dari tauhid. Maka, dirintislah teori bersandar pada falsafah dan pandangan
dan 'resep' pengobatan agar kemajuan yang sekuler di mana Allah yang Maha
dan pengetahuan tidak berjalan Esa telah dipinggirkan. Dalam kerangka
kebablasan di luar jalur etik, lewat konsep ilmu ini, Allah tidak berperan. Mungkin
89
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
mereka sependapat dengan Aristoteles juga, langkah yang dianjurkan oleh al-
tentang Tuhan dan penciptaan alam di Faruqi mungkin menghadapi sedikit
mana alam ini laksana sebuah jam dan masalah khususnya ketika beliau mer-
Tuhan umpama pencipta jam tersebut. encanakan agar relevansi Islam terhadap
Setelah jam itu dicipta, penciptanya tidak sesuatu disiplin ilmu dikenal pasti dan di-
mempunyai peranan apa-apa lagi. Selain lakukan sintesis. Apabila ini dilakukan
itu, golongan ini menganggap bahwa mungkin akan terjadi penempelan atau
Tuhan tidak lagi mempunyai peran apa- pemindahan saja, sebagaimana yang
apa setelah Ia mencipta alam yang kini dikhawatirkan oleh al-Attas (Samsul
bergerak dengan sendiri melalui Nizar, 2002: 124).
mekanisma cause dan effect. Pemikir ini Bagi al-Attas islamisasi kepribadi-
juga sependapat bahwa metodologi ilmu an seseorang individu itu mendahului
modern ini banyak dipengaruhi oleh Islamisasi ilmu. Dibanding dengan al-
metodologi sains alamiah yang Faruqi, al-Attas berhasil meyakinkan
menekankan objektivitas tetapi telah dengan jelas keperluan kepada Islamisasi
melampaui batasan dengan wujudnya ilmu pengetahuan sebagai respons
golongan berpaham positivistik yang me- terhadap sekularisasi. Sementara bagi al-
nolak segala kenyataan atau hakikat yang Faruqi faktor utama yang mendorong
tidak dapat dibuktikan secara empirikal. Islamisasi ilmu pengetahuan adalah
Dan sudut epistemologi, falsafah kekalutan dan kemunduran ummah,
yang didukung ini menentang ilmu yang sistem pendidikan dualistik dan
bersumberkan wahyu maupun ilham dan kegagalan metodologi tradisional untuk
cuma menerima akal dan pancaindera. berhadapan dengan realitas modern.
Ilmu modern ini bukannya mengokohkan Satu lagi perbedaan yang kentara
iman kepada Allah sebagaimana peranan dalam pendekatan mereka melibatkan ru-
ilmu yang hakiki dalam pandangan Islam, ang lingkup ilmu pengetahuan yang ingin
tetapi sebaliknya merusak dan menyesat- diislamisasikan. Al-Attas membatasi ilmu
kan aqidah umat Islam. pengetahuan yang ingin diislamisasikan
Walaupun cukup banyak kepada ilmu pengetahuan kontemporer.
persamaan yang terdapat di antara Al-Faruqi yakin bahwa proses Islamisasi
keduanya, dalam beberapa hal, secara patut juga dilakukan terhadap ilmu turath
prinsip, mereka berbeda. Untuk islamiy seperti yang termaktub dalam
mensukseskan proyek Islamisasi, al-Attas kerangka kerjanya.
lebih menekankan kepada subjek Selain itu, perbedaan yang sangat
daripada ilmu, yaitu manusia, dengan kentara di antara kedua pemikir ini
melakukan pembersihan jiwa dan adalah dalam metodologi proses
menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji, Islamisasi ilmu itu. Bagi al-Attas, definisi
sehingga dalam proses Islamisasi ilmu Islamisasi ilmu pengetahuan itu sendiri
tersebut dengan sendirinya akan terjadi memberi panduan kepada metode
transformasi pribadi serta memiliki akal pelaksanaannya. Proses ini melibatkan
dan rohani yang telah menjadi Islam dua langkah, yaitu, proses verifikasi atau
secara kaffah. Sedangkan al-Faruqi lebih saringan dan proses penyerapan. Beliau
menekankan pada objek Islamisasi yaitu tidak menjelaskan prosedur-prosedur
disiplin ilmu itu sendiri. Hal ini mungkin yang khusus. Mungkin beliau
saja menimbulkan masalah, khususnya berkeyakinan bahwa apabila seorang
ketika berusaha untuk merelevansikan individu itu memahami pandangan Islam,
Islam terhadap sains modern, karena bisa menafsirkannya dan menghayati nilai-
saja yang terjadi hanyalah proses nilai yang sesuai dengan pemahaman
labelisasi atau ayatisasi semata Begitu tersebut, maka islamisasi ilmu
90
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
91
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
92
Jurnal Al-Hikmah Vol. 15 No. 1 April 2018 P-ISSN 1412-5382
E-ISSN 2598-2168
93