Anda di halaman 1dari 13

M.

Quraish Shihab
dan Rasionalisasi Tafsir
Pendahuluan
Oleh : Afrizal Nur
Menjadi satu realitas bagi umat Islam Kesempurnaan Islam adalah karena
bahwa di setiap satu abad akan selalu lahir bersumberkan kepada al-Qur’an dan
seorang pembaharu. Sang reformis akan Sunnah, kedua sumber ini melahirkan
menawarkan setiap perubahan dengan peraturan atau popular dengan istilah
berbagai langkahnya menuju kondisi umat syari’at. Islam menuntut umat nya untuk
yang lebih baik lagi. Munculnya sosos mendalami dan menghayati ayat-ayat yang
perubah keadaan ini adalah satu keniscayaan terkandung didalam kitab suci al-Qur’an
akibat dari perkembangan zaman dan karena mempunyai maksud tersendiri,
perkembangan tingkat rasio dan intelektual maka oleh karena nya tafsir mengambil
peranan yang strategis untuk memahami
manusia terhadap problematika hidup yang dan mengungkap rahasia keagungan
dilaluinya. khazanah pada setiap ayat al-Qur’an.
Di dalam mengemukakan ide-ide dan Berdasar motifasi tinggi untuk memahami
pemikirannya tentunya akan muncul al-Qur’an, banyak ulama di Indonesia yang
tanggapan yang pro dan kontra, yang berkosentrasi untuk menjelaskan dan
mendukung dan anti, namun kematangan menafsirkan al-Qur’an, dalam sejrah
intelektual akan membuatnya bertambah aktifitas penafsiran al-Qur’an berawal dari
kokoh dan bertahan sehingga secara Syeikh Abdurra’uf al-Singkli pada abad ke
17M sampai saat ini adalah era nya
bertahap segala ide dan pemikiran nya akan
M.Quraish Shihab. Tokoh tafsir yang
mampu mempengaruhi satu kelompok dan terakhir ini tidak pernah absent dan
komunitas tertentu. ketinggalan di kaji dan di analisa oleh para
Indonesia adalah Negara Islam yang komunitas akademisi tafsir baik dalam
berpenduduk muslim terbesar di dunia, bentuk kajian kritik ataupun mendukung
tentunya juga memiliki kontribusi yang pencapaian prestasi kitab tafsir yang diberi
penting memunculkan tokoh-tokoh nama al-Mishbah ini. Kritikan yang selalu
dapat perhatian utama akademisi tafsir
pembaharu yang sudah mentradisi dalam
meliputi pandangan-pandangan rasional
perjalanan Islam selama berabad-abad di Quraish Shihab yang sering kali menjadi
Negara ini. tidak rasional disebabkan tidak mengikuti
Dalam masyarakat muslim Indonesia dan menyalahi pandangan jumhur ulama.
proses pembaharuan selain terjadi pada Oleh sebab itu penulis tidak ingin
tingkat pembangunan fisik dengan ketinggalan menyumbangkan pemikiran
berdirinya gedung-gedung pencakar langit, dalam bentuk usaha intelektual alah
kadarnya yang dimiliki untuk menempatkan
juga terjadi pada tingkat intelektual dan tafsir al-Mishbah kemartabat yang tinggi di
pemikiran, termasuk juga di dalam tangga samudera karya tafsir ulama tafsir
penafsiran al-Qur’an. Indonesia

Keyword: Rasionalisme dan Tafsir

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 21


Biografi Singkat M. Quraish Shihab bertepatan dengan 19 November 1962M)
beliau adalah seorang ulama besar yang
M. Quraish Shihab, nama lengkapnya sangat luas wawasannya dan selalu
adalah Muhammad Quraish Shihab, menanamkan pada santri-santrinya rasa
dilahirkan di Kabupaten Sindenreng rendah hati, toleransi, dan cinta kepada Ahl
Rappang (sindrap) 1 provinsi Sulawesi al-Bait, keluasan wawasan, menjadikan
Selatan pada tanggal 16hb Februari 1944. beliau tidak terpaku pada satu pendapat5.
Beliau berasal dari keluarga sederhana dan Selama di sana, sesi pagi beliau belajar
sangat kuat berpegang kepada agama. di pondok, sesi petangnya mengikuti
Ayahnya Habib Abdurrahman Shihab pelajaran di sekolah. Di pesanteren itulah
(1905-1986) seorang ulama Tafsir, mantan Quraish Shihab diperkenalkan lebih dalam
Rektor (canselor) Institut Agama Islam lagi dengan tradisi Nahdatul Ulama (NU),
Negeri (IAIN) Alaudin Ujung Pandang, mempelajari bahasa Arab dan berbagai
Provinsi Sulawesi Selatan (1972-1977), dan disiplin ilmu agama lainnya6
ikut serta dalam mendirikan UMI Pada tahun 1958 setelah menyelesaikan
(Universitas Muslimin Indonesia) di Ujung pendidikan menengahnya di Malang.
Pandang dan menjadi pengetuanya (1959- Menurut Quraish Shihab beliau belajar di
1965)2. pondok tersebut selama dua tahun lebih7,
Sejak kecil, Quraish Shihab telah dia pun berangkat ke Kairo, Mesir menjadi
didedahkan dan di didik oleh ayahnya agar wakil Sulawesi Selatan dalam seleksi nasional
mencintai al-Qur’an. Ketika beliau berumur yang diselenggarakan oleh Departemen
enam tahun, ayahnya mewajibkannya Agama Republik Indonesia. Beliau juga
mengikuti pengajian al-Qur’an yang berangkat bersama dua saudaranya Umar
diadakan oleh ayahnya sendiri. Juga Shihab dan Alwi Shihab. Di sana beliau
menceritakan secara ringkas kisah-kisah mendapat bantuan biasiswa dari Pemerintah
didalam al-Qur’an bermula dari sinilah Daerah (Pemda) Sulawesi Selatan, beliau
benih-benih kecintaannya terhadap kitab belajar di Jabatan Pengajian Tafsir, Fakulti
suci Allah swt mulai tumbuh3. Usuluddin di Universiti al-Azhar.
Dalam menjalani hidup berumah Sebelumnya, ia juga menempuh pendidikan
tangga, beliau didampingi seorang isteri Tsanawiyah di Mesir.
bernama Fatmawati dan di anugerahi 5 Semasa menjadi mahasiswa di al-Azhar,
orang anak, masing-masingnya bernama beliau juga banyak terlibat dan aktif di
Najeela, Najwa, Nasyawa, Nahla dan Ahmad4. Himpunan Pelajar Indonesia cawangan
Secara adat walaupun beliau dilahirkan di Mesir, beliau juga memperluas pergaulannya
luar Pulau Jawa, namun tradisi Quraish terutama dengan sejumlah mahasiswa yang
Shihab sekeluarga adalah Nahdiyyin. Apalagi berasal dari negara lain, menurutnya selain
setelah menyelesaikan pendidikannya pada dapat memperluas wawasan berfikir
tingkat dasar di Ujung Pandang, beliau pun terutama mengenai bangsa-bangsa lain juga
dikirim ke pondok Pesantren Darul Hadith dapat memperkukuhkan bahasa asing
al-Faqihiyyah Malang, Jawa Timur, dengan khususnya bahasa Arab8.
Al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih (lahir di Pada tahun 1967 beliau meraih gelar Lc
Tarim Hadhramaut, Yaman, pada tanggal 15 (S-1) di Fakulti Usuluddin Jabatan Tafsir dan
Shafar 1316H, dan wafat di Malang Jawa Hadith Universiti al-Azhar. Kemudian beliau
Timur pada 21 Jumadil Akhir 1382H, melanjutkan pendidikannya di Fakulti yang

22 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


sama dan pada tahun 1969 berhasil meraih Pada usia 25 tahun beliau mendapatkan
gelar MA, dengan tesis yang bertajuk “al- kepercayaan menjadi pensyarah di IAIN
I’jaz al-Tasyri’iy li al-Qur’an al-Karim9.” Alauddin, Ujung Pandang, dan sejak tahun
Di Mesir, Quraish banyak belajar 1973 hingga 1980 menjawat sebagai wakil
dengan Ulama-ulama besar seperti Syaikh Rektor bidang Akademik dan
Abdul Halim Mahmud pengarang buku “al- Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin,
Tafsir al-Falsafi fi al-Islam”, dan “al-Islam wa Ujung Pandang. Selain itu beliau juga
al-Aql”, “Biografi Ulama Tasauf ” dan lainnya. ditugaskan pada jabatan-jabatan lain,
Abdul Halim Mahmud juga merupakan didalam kampus menjadi Koordinator
Pensyarah Quraish Shihab sewaktu Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis Wilayah
menuntut ilmu di Universiti al-Azhar. VII Indonesia bahagian Timur), sedangkan
Gurunya ini juga lulusan Universiti Al-Azhar di luar kampus sebagai pembantu Pimpinan
kemudian melanjutkan pengajiannya ke Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang
Sorbon Universiti dalam bidang falsafah. Pembinaan Mental (BIMTAL). Selama
M.Quraish Shihab menyatakan disana beliau juga aktif melakukan berbagai
keberkesanannya kepada sang guru: “ beliau penyelidikam diantaranya, “Penerapan
adalah dosen saya yang kemudian menjadi Syaikh Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Timur”
Al-Azhar, saya sering naik bus bersama beliau, (1975) dan Masalah Wakaf Sulawesi Selatan”
beliau punya pengaruh yang besar”10 (1978)13
Semasa menuntut ilmu di Mesir, beliau Pada tahun 1980, M. Quraish Shihab
adalah mahasiswa yang rajin dan tekun serta kembali ke Kairo, Mesir untuk melanjutkan
banyak membaca. Diantara buku-buku yang studi di Universiti al-Azhar. Pada tahun 1982
paling diminatinya adalah karya Abbas melalui tesisnya yang berjudul “Nazham al-
Mahmud al-Aqqad. Menurut pengakuannya Durar li al-Baqa’i : ’Tahqiq wa Dirasah”. Beliau
buku-buku karya ulama tersebut sangat berjaya mendapatkanl gelar Doktor Falsafah
mempengaruhi diri dan membentuk (PhD) dalam bidang ilmu-ilmu al-Qur’an
kepribadiannya, kerana semua buku-buku dengan cemerlang Summa cum Laude disertai
Abbas Mahmud al-Aqqad telah beliau baca, dengan penghargaan peringkat pertama (
dan menurut M.Quraish Shihab :” Mumtaz ma’ a martabat al-ataraf al-ula).
Pandangan-pandangan beliau (Abbas Mahmud al- Dengan kejayaan tersebut beliau tercatat
Aqqad) rasional tapi pada masa yang sama ada sebagai orang pertama dari Asia Tenggara
pada jalur, tidak menyimpang”.11 yang meraih gelar Doktor Falsafah dalam
Selepas mendapat ijazah Master beliau ilmu-ilmu al-Qur’an dari Universiti al-Azhar,
kembalinya ke Indonesia (Ujung Pandang), Mesir.
ketika ditanya kenapa beliau tidak langsung Secara keseluruhan Quraish Shihab
melanjutkan ke program PhD beliau telah menjalani perkembangan intelektual
menjawab :” bahawa akan lebih matang bila dibawah asuhan dan bimbingan Universiti
ia mengajar terlebih dahulu sebelum Al-Azhar lebih kurang selama 13 tahun,
mengambil program doctoral dan akan hampir dapat dipastikan bahawa iklim dan
mendapatkan banyak pengalaman, tradisi keilmuan dalam studi Islam di
disampng itu beliau merasa sudah terlalu lingkungan Universiti Al-Azhar itu
lama tinggal di Mesir dan sudah ingin mempunyai pengaruh-pengaruh tertentu
berkhidmat untuk masyrakat, berumah terhadap kecenderungan intelektual dan
tangga dan memiliki anak-anak.12 corak pemikiran M.Quraish Shihab. Oleh itu

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 23


untuk dapat memperoleh pemahaman yang 4. Ketika menafsirkan ayat 6-8 surat al-
lebih jernih mengenai kecendrungan Fajr, Quraish Shihab menghimpun
intelektual dan corak pemikiran keagamaan pendapat para Arkheolog untuk
Quraish Shihab, khususnya dimensi meng gambarkan kekuatan dan
modenisme penafsirannya, maka perlu kehebatan kaum ‘Ad dengan penemuan
diteliti meskipun hanya secara umum, iklim peninggalan mereka. Arkheolog
dan tradisi keilmuan dalam studi Islam di tersebut adalah Prof Pettinato :
Universiti al-Azhar, yang menjadi tempat Mengidentifikasikan nama-nama kota
perkembangan intelektualnya dan keilmuan. Shamuttu, “Ad dan Iram karena
ditemukannya informasi dari salah satu
Rujukan Mendukung Penafsiran lempengan tentang adanya kota
Rasional Quraish Shihab Shamuttu, “Ad dan Iram sebagaimana
terdapat dalam ayat. Father Dahhod :
Banyak rujukan yang bersumber dari antara Ebla (2500 SM) dan al-Qur’an
Ilmuan, Filosuf dan Orientalis Barat yang (625M) tidak terdapat referensi lain
tersebar pada setiap jilid tafsir al-Mishbah, mengenai kota-kota tersebut. Nicholas
penulis menghitung ada sekitar berlatar 25 Clapp, Yuris Zarin, Sirr Ranulph
orang diantara nya adalah : Fiennes, Geoge Hedges menemukan
1. Filosuf Jerman yang bernama jalan kuno menuju kota Iram (kota yang
Schopenhauer yang mengatakan yang dikenal juga dengan nama Ubhur. (Al-
nyaman dari mati adalah tidak wujud Mishbah jilid 15 h.290)
sama sekali. Rujukan ini penulis dapati 5. Orientalis bernama Noldeke : sepuluh
ketika Quraish Shihab menafsirkan surat surat yang diterima nabi Muhammad
az-Zumar ayat 42. (Al-Mishbah jilid 11 saw adalah :” Iqra’, al-Qalam, al-
h.508) Muzammil, al-Mudatsir, al-Lahb, at-
2. Pakar Fisika Perancis/ahli Bedah Alexis Takwir, Sabbhisma, Alam Nasyrah, al-
Carrel dalam buku nya “Man the Asr, al-Fajr, setelah turunnya surah-
Unknown” yang mengatakan manusia surah ini tiba-tiba “Wahyu terputus”
adalah makhluk Tuhan yang sangat kedatangannya. Pernyataan ini Quraish
kompleks, karena ada daerah-daerah Shihab rujuk ketika membahas surat ad-
yang terdapat dalam diri dan batin kita Dhuha. (al-Mishbah jilid 15 h. 374)
yang tidak kita ketahui. Rujukan ini 6. Kier Kegart:“Anda harus percaya bukan
penulis dapati ketika menafsirkan surat karena anda Tahu, tetapi justeru karena
Ghafir ayat 64 (Al-Mishbah Jilid 11 kamu ntidak tahu”. Statmen ini untuk
h.656) memperkuat konsep dan hakikan Iman
3. Saintis Belanda J.ingenhousz :”Apa dalam surah at-Tin ayat 6 (al-Mishbah
yang diungkap al-Qur’an merupakan jilid 15 h. 441)
satu isyarat Ilmiah yang belum dikenal 7. Filosuf Imamanuel Kant : “manusia
sampai sekian abad dari turunnya, hanya mampu mengetahu fenomena,
proses ini dikenal dengan sebutan sementara nomena dan hakikat sesuatu
proses fotosintesis. Pengambilann hal itu berada di luar kemampuaan
rujukan ini penulis temukan ketika manusia. Statement ini dikutip ketika
Quraish Shihab menafsirkan ayat 80 menafsirkan ayat 31 surah al-Muddatsir.
surah Yasin. (Al-Mishbah jilid 11 h.199) (al-Mishbah jilid 14 h.496)

24 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


8. Dr. Maurice Bucaile menguraikan dapat dilihat dari bahasa nya. Quraish
pendapat sejarahwan yang menyatakan Shihab mengitipnya ketika
bahwa Fir’au yang dimaksud bernama mengomentari surat an-Nahl (al-
“Maneftah” memerintah di Mesir tahun Mishbah jilid 6 h.517)
1224M. Maneftah ditemukan muminya 14. William James mengatakan :” Akal
di Wadi al-Mulk (lembah raja-raja) memang mengagumkan, ia mampu
daerah Thaba-Luxor Mesir pada tahun membatalkan satu argument dengan
1896 M dan dibuka pembalutnya oleh argument lain. Akhirnya dia dapat
Eliot Smith ahli Purbaala Inggris pada mengantarkan kita kepada keraguan
tanggal 8 Juli 1907M. yang mengguncangkan etika dan nilai-
9. Prof Vilayanur Ramachandran/ahli nilai hidup kita”. Pernyataan ini dikutip
ilmu syaraf berdarah India ilmuan dari ketika saat menafsirkan ayat 159 surat
Universtas Kalifornia di Sandiego Ali Imran (al-Mishbah jilid 2 h. 309)
Amerika Serikat yang menemukan “god 15. Frued/ahli ilmu Jiwa berpendapat
spot” yaitu noktah otak yang merespon :”manusia memiliki kemampuan
ajaran moral keagamaan. Statmen ini memikul sesuatu yang tidak di senangi dan
menguatkan penafsiran ayat 30 surat ar- mendapat kenikmatan dibalik itu”. Kita
Rum (al-Mishbah jilid 10 h :210) juimpai ungkaspan ini ketika Quraish
10. Orientalis Mac Donald :” dilihat dari Shihan menafsirkan ayat 200 surat Ali
susunan bahasa ayat 35 surat an-Nur Imaran. (al-Mishbah jilid 2 h.388)
adalah hasil ciplakan nabi Muhammad 16. Alexis Carrel mengatakan : “hukum-
saw dari Perjanjian Baru”, orientalis lain hukum masyarakat sama dengan alam/
Clermont Ganneau juga mengatakan materi”. Pernyataan ini kita jumpai saat
bahwa ia menemukan persamaan antara Quraish Shihab menafsirkan ayat 137
ayat al-Qur’an dengan Perjanjian Lama” surah Ali Imaran. (al-Mishbah jilid 2
(al-Mishbah jilid 8 h. 558) h.270)
11. Luis Chekhu :” penyembahan gereja- 17. David Hume (1711-1776M) Filosuf
gereja Timur yang menyatakan bahawa Inggris:” tidak ada suatu bukti yang
penyembahab gereja Armenia terhadap dapat menunjukkan bahwa “sebab”
Maryam sangatlah popular, dan bahwa itulah yang mewujudkan “akibat”.
gereja Coptik juga melakukan Sebaliknya sekian banyak keberatan ilmu
penyembahan terhadap Maryam, Ibu yang tidak mendapatkan jawaban tuntas
Allah. Statmen ini kita jumpai ketika atau memuaskan menghadang pendapat
Quraish Shihab menafsirkan ayat116 yang menyatakan bahwa apa yang kta
surat al-Ma’idah (Al-Mishbah jilid 3 namakan sebab itulah yang mewujudkan
h.302) akibat. Cahaya yang kita lihat sebelum
12. Rudyard Kipling/penyair Inggris; terdengarnya suara letusan meriam,
“East is east and West is west and they can bukanlah penyebab meletusnya meriam”14
never meet”/timur adalah timu barat adalah
barat dan mereka tidak akan pernah Rasionalisasi Penafsiran
bertemu”. Ketika menafsirkan ayat 98-99 Istilah rasio terambil dari bahasa latin
surat al-Kahfi (al-Mishbah jilid 7 h.378) yaitu ratio yang berarti akal budi (reason).
13. Karl Van Fritch ilmuan Austria yang Loren Bagus mengartikan rasio sebagai
mengamati cara berkomunikasi yang pendekatan filosofis yang menekankan akal

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 25


budi (reason) sebagai sumber pengetahuan15 Rasionalitas Penafsiran Jilbab
Upaya rasionalisasi tafsir sudah terjadi
sejak abad ke 19 M yang menempatkan Islam telah memuliakan para wanita,
sederet tokoh-tokoh tafsir pada saat itu melalui kewajiban memakai jilbab agar
sebagai pelopor rasionalisasi tafsir, seperti wanita muslimah terlihat berbeda dari wanita
Muhammad Abduh (1849-1905M), M. yang non muslimah dan kehormatan wanita
Rasyid Ridha (1865-1935). Muhammad muslimah akan selalu tetap terjaga dan
Abduh menggunakan akal seluas-luas nya terhindar dari terjadinya tindak kekerasan
dalam memahami ajaran agama, sambil dan pelecehan seksual. Perintah wajib nya
mempersempit sedapat mungkin wilayah memakai jilbab ini di nyatakan Allah SWT
gaib. Muhammad Abduh juga lebih dalam ayat 59 surat 33/al-Ahzab :
menekankan pemanfaatan budaya modern
dan menempuh jalur pendidikan dan arena
itu lebih bersifat modernis dan populis.
Sementara Rasyid Ridha menekankan
pentingnya keterikatan pada teks-teks al-
Qur’an dalam kerangka pemahamana Islam
yang dikenal dengan “kembali kepada al-
Qur’an dan Sunnah, oleh karena itu gerakan
nya lebih terkesan skriptualis (tekstual) yang Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu,
kelak menjadi akar fundamentalis di Timur anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
Tengah16 Iklim rasionalisasi tafsir juga terasa orang mukmin: “Hendaklah mereka
di Indonesia yang mempengaruhi tokoh mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh
tafsir yang terbaru muncul di Indonesia tubuh mereka”. yang demikian itu supaya
adalah M.Quraish Shihab. mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
M.Quraish Shihab mengatakan : “ itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah
prinsip yang sewajarnya dipegang adalah “al- Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Muhaafazah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhz bi
al-jadid al-ashlah”/berpegang kepada yang lama yang Ayat ini tidak saja memerintahkan para
baik, dan kepada yang lebih baru yang lebih baik” wanita muslimah untuk memakai jilbab,
Namun benarkan kaidah atau prinsip bahkan lebih dari itu, yaitu dengan
yang sering disebutnya sebagai pijakannya memerintahkan isteri-isteri nabi, anak-anak
dalam berpendapat ini relevan dengan fakta perempuan nabi dan seluruh perempuan
dan realitas di dalam penafsirannya, atau mukmin untuk mengulurkan jilbabnya
justeru yang terjadi dalam metode berpikir keseluruh tubuh. Walaupun perintah ini
dalam penafsirannya :” Hadam al-qadim al- sudah jelas dan nyata namun masih ada
shalih wa al- akhzu bil jadid al-faasid/Membuang beberapa ulama yang belum sampai kepada
pendapat klasik yang baik dan mengambil tahap memastikan kewajiban jilbab bagi
pendapat kontemporer yang rusak”. Sangat wanita muslimah, salah satunya adalah
langka dari gagasan ulama klasik yang M.Quraish Shihab.
dipakainya, melainkan sekedar klaim belaka. Dalam menafsirkan ayat diatas,
Thaba’-thaba’i , at-Tabrasi, Mustafa M.Quraish Shihab mengemukakan asbabun
Mahmud dan lainnya justeru di sanjung dan nuzul ayat tersebut “bahwa sebelum ayat
diagungkan. ini turun cara berpakaian wanita merdeka

26 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


dan budak adalah hamper sama, oleh karena memakai jilbab tetapi belum melabuhkannya.19
itu para laki-laki hidung belang sering Sementara ketika menafsirkan ayat 31
mengganggu wanita-wanita tersebut, karena surah 24/an-Nur :
mereka menduga bahawa wanita itu adalah
budak, untuk menghindari gangguan dan
menjaga kehormatan wanita muslimah m
aka turunlah ayat ini”17
Quraish Shihab menyatakan makna
kalimat “jilbab” masih diperselisihkan
penafsirannya oleh beberapa ulama dan
beliau mendatangkan beberapa pendapat
ulama Tafsir tersebut : Katakanlah kepada wanita yang beriman:
1. Al-Biqa’i berpendapat jilbab adalah baju “Hendaklah mereka menahan pandangannya,
longgar atau kerudung penutup kepala dan kemaluannya, dan janganlah mereka
wanita atau pakaian yang menutup baju Menampakkan perhiasannya, kecuali yang
dan kerudung yang dipakainya atau (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah
semua pakaian yang menutupi wanita. mereka menutupkan kain kudung kedadanya,
2. Thaba’thaba’i berpendapat jilbab adalah ……
pakaian yang menutup seluruh badan
atau kerudung yang menutupi kepala M.Quraish Shihab mengatakan bahwa
dan wajah wanita karena salah satu hiasan utama wanita adalah
3. Thahir Ibnu ‘Asyur memahami jilbab dadanya, maka ayat ini melanjutkan perintah
adalah pakaian yang lebih kecil dari menutup kain kerudung mereka kedada
jubahn tetapi lebih besar dari kerudung mereka dan diperintahkan pula wahai Nabi
atau penutup wajah. Ini diletakkan janganlah menampakkah perhiasan, yaitu
wanita diatas kepala dan menjulur kedua keindahan tubuh mereka kecuali kepada
sisi kerudung itu melalui pipi sampai suami dan seterusnya.20
keseluruh bahu dan belakangnya. Beliau M.Quraish Shihab menafsirkan kata
mengatakan model jilbab bermacam- “khumur” dengan mengatakan bahwa kata
macam mengikutu perbedaan keadaan ini bentuknya jama’ dari “khimar” yang
dan keinginan para wanita dan yang berarti penutup kepala yang panjang .
diarahkan kepada adapt dan kebiasaan.18 mengikut beliau bahwa sejak dulu wanita
menggunakan tutup kepala itu, hanya saja
Quraish Shihab menganggap bahwa sebagian mereka tidak menggunakannya untuk
ayat ini tidak memerintahkan wanita menutup tetapi membiarkan melilit belakang
muslimah untuk memakai jilbab, karena mereka. Ayat ini memerintahkan mereka agar
sebelum ayat ini turun sebagian mereka telah menutupi dadanya dengan kerudung panjang
memakai jilbab, hanya saja cara mereka itu, ini berarti kain kerudung itu diletakkan di
memakainya belum sesuai dengan yang kepala , karena memang sejak semula ia
dikehendaki oleh ayat ini. Indikasi ini berfungsi demikian lalu dilabuhkan kebawah
menurut Quraish Shihab diperoleh dari gaya hingga menutup dada.21
ayat diatas yang menyatakan “jilbab mereka” Walau demikian, Quraish Shihab tidak
dan yang diperintahkan adalah “hendaklah memiliki pendapat yang qat’i/pasti
mereka melabuhkannya”, berate mereka telah mengenai kewajiban menutup aurat bagi

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 27


muslimah dengan menggunakan jilbab. dengan apa yang ditulisnya pada
Bahkan beliau menyatakan bahwa orang pertengahan tahun 1990-an, dalam bukunya
yang tidak memakai kerudung belum tentu “Wawasan Al-Qur’an”, bahwa wanita yang
secara pasti telah melanggar ajaran agama. menutup seluruh badannya atau kecuali
Berikut pernyataan beliau: wajah dan telapak tangannya telah terlebih
“Akhirnya, kita boleh berkata bahwa yang dalam memahami maksud teks ayat-ayat al-
menutup seluruh badannya kecuali wajah dan Qur’an. Oleh itu ujarnya, pada saat yang
(telapak) tangannya menjalankan bunyi teks sama kita tidak wajar menyatakan terhadap
ayat itu, bahkan mungkin berlebih. Namun mereka yang tidak memakai kerudung atau
dalam saat yang sama, kita tidak wajar yang menampakkan setengah tangannya,
menyatakan terhadap mereka yang tidak bahwa mereka secara pasti telah melanggar
memakai kerudung, atau yang menampakkan petunjuk agama. Kerana Al-Qur’an tidak
sebahagian tangannya, bahwa mereka “secara menyebut batas aurat dan para ulama pun
pasti telah melanggar petunjuk agama”, berbeza pendapat ketika membahasnya
bukankah al-Qur’an tidak menyebut batas (Quraish Shihab 2005, hlm. 162)
aurat? Para ulama pun ketika membahasnya Penjelasan beliau dalam buku tersebut
berbeza pendapat, demikian pernyataan (halaman 165-167)dapat disimpulan bahawa
Quraish Shihab. Bahwa ketelitian sangat beliau beranggapan bahawa ayat-ayat al-
diperlukan, karena pakaian lahir dapat Qur’an yang membicarakan tentang pakaian
menyiksa pemakainya sendiri apabila ia tidak wanita mengandungi pendapat yang berbeza-
sesuai dengan bentuk badan sipemakai. beza, sedangkan haith-hadith yang merupan
Demikian pula pakain batin. Apabila tidak rujukan utana dan yang dikemukakan oleh
sesuai dengan jati diri manusia sebagai hamba berbagai pihak tidak dapat meyakinkan pihak
Allah tentu saja Allah paling mengetahui lain, baik kerana dinilai lemah oleh kelompok
ukuran dan contoh terbaik bagi manusia22 yang menolaknya atau diberi tanggapan atau
tafsiran yang berbeza.
Pendapat Quraish Shihab mengenai Perbezaan pendapat para ulama masa
jilbab dan batasan aurat boleh dibaca lebih lampau tentang batas-batas yang digariskan
jelas lagi dalam buku beliau bertajuk “Jilbab bagi menjelaskan aurat wanita membuktikan
Pakaian Wanita Muslimah: pandangan Ulama bahawa mereka tidak sepakat tentang nilai
Masa Lalu & Cendikiawan Kontemporer”. Buku kesahihan riwayat-riwayat yan berkaitan
ini diterbitkan pertama kali oleh Penerbit dengan batas-batas aurat wanita dan ini
Lentera Hati Jakarta tahun 2004. sekaligus menunjukkan bahawa ketetapan
Dalam buku tersebut beliau memulakan hukum tentang batas yang disepakati dari
pembahasannya dengan memberikan aurat atau badan wanita bersifat zanni yakni
definisi ke atas pakaian yang ada dalam sangkaan. Seandainya ada hukum yang pasti
masyarakat (sesudah mahupun sebelum bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah,
Islam datang), juga penjelasan Al-Qur’an- sudah tentu mereka tidak akan berbeda dan
Hadit tentang pakaian atau batas-batas aurat menggunakan rasio untuk menentukan
wanita, disamping tafsiran ulama terhadap batasannya
gama tersebut dalam usaha mereka Perbedaan yang terjadi pada praktisi
mengistinbat hukumnya (istibat al-hukm). hukum Islam dilatar belakangi oleh situasi
Pendapat Muhammad Quraish Shihab dan kondisi zaman dan masyarakat, dan
dalam buku ini sebenarnya tidak berbeza pertimbangan rasio, dan tidaklah satu

28 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


kesalahan jika dikatakan bahwa ini, sangat disesalkan, karena karya buku-
permasalahan batas aurat wanita adalah rana buku nya banyak menjadi kosumsi publik
ikhtilaf, yang tidak sepatutnya menimbulkan masyarakat Islam Indonesia, langkah
tuduh menuduh apalagi kafir mengkafirkan. berihtiyat dan berhati-hati menetapkan satu
Menurut pandangan beliau kebanyakan hukum itu baik, tetapi membiarkan dan
ulama masa lampau bahkan sampai bersikap terombang ambing kepanjangan
sekarang, cendrung berpendapat bahwa sangat tidak baik dan tidak tepat apalagi
aurat wanita mencakupi seluruh tubuh setelah hukum memakai jilbab itu sudah
kecuali muka dan telapak tangannya, tetapi tuntas dibahas para ulama yang mu’tabar,
semestinya diakui juga, bahwa ada pendapat pendapat-pendapat ulama tersebut adalah :
lainnya yang lebih longgar disamping realitas 1. Ibnu Abbas mengatakan: “ Allah
yang menunjukkan bahwa banyak dari memerintahkan kepada perempuan
kalangan keluarga yang anak-anak mukminah apabila keluar r umah
perempuannya dan istri-istrinya yang tidak hendaklah menutup wajahnya dari atas
sempurna memakai jilbab bahkan tidak kepalanya dengan jilbabnya dan hanya
sama sekali. memperlihatkan satu matanya”24
Untuk menguatkan pendapatnya, 2. Yusuf Qardhawi mengatakan: ”
Quraish Shihab menyatakan di Indonesia dikalangan ulama sudah tercapai
terdapat sebagian dari Muslimat Nahdhatul kesepakatan mengenai masalah aurat
Ulama atau Aisyiah belasan tahun yang lalu wanita yang boleh ditampakkan itu
tidak memakai jilbab. Tentunya para ulama adalah muka dan telapak tangan
dari dua organisasi Islam terbesar di berdasarkan ayat 31 surat an-Nur
Indonesia memiliki alasan dan 3. Imam an-Nawawi didalam kitab nya “al-
pertimbangan, sehingga amalan yang Majmuk” sebagaimana dikutip Yusif al-
mereka lakukan tidak mendapat teguran dari Qardhawi juga menegaskan bahwa aurat
para ulama—boleh jadi dapat di nilai sebagai wanita adalah seluruh tubuh
kebenaran atas pendapat yang menyatakan kecuali muka dan telapak tangan25
: “ yang terpenting dari pakaian wanita 4. Bahkan Quraish Shihab sendiri dalam
adalah menampilkan mereka dalam bentuk buku nya “Wawasan al-Qur’an” menukil
terhormat, sehingga tidak mengundang pendapat Sa’id bin Jubair, Atha’, dan al-
gangguan dari mereka yang usil23 Auza’i bahwa yang boleh dilihat hanya
Dalam buku “Wawasan al-Qur’an” dan wajah, kedua telapak tangan dan pakaian
“Tafsir al-Mishbah” jelas terlihat bahwa yang dipakainya.26
Quraish Shihab tidak tegas untuk
menetapkan hukum memakai jilbab, beliau Rasionalisasi Hukum Qishash
juga tidak tepat menggunakan referensi yang
tidak memiliki otoritas keilmuan, seperti Dalam surah al-Baqarah ayat 179 :
pemikir sekuler dari Mesir Muhammad Said
al ‘Asmawi, M.Sahrur, Nawal Sa’dawi yang
tidak memiliki basic dan asas fiqih yang kuat.
kemudian beliau juga keliru mendefenisikan
istilah-istilah seperti tangan, telapak tangan,
Sikap tawaquf Quraish Shihab yang Dan di dalam hukuman Qisas itu ada
tidak menuntaskan hukum memakai jilbab jaminan hidup bagi kamu, Wahai orang-orang

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 29


Yang berakal fikiran, supaya kamu bertaqwa.
M.Quraish Shihab menyatakan didalam
tafsir nya : Maka (hendaklah si pembunuh) membayar
“Ada pemikir-pemikir yang menolak diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
hukuman mati bagi terpidana. Pembunuhan terbunuh)
sebagai hukuman adalah sesuatu yang kejam,
yang tidak berkenan bagi manusia beradab, Kita yakin bahwa hukum yang
pembunuhan yang dilakukan terhadap diturunkan Al-Qur’an inilah jalan yang
terpidana menghilangkan satu nyawa, tetapi terbaik. Kalau sekiranya di seluruh negara
pelaksanaan qishash adalah menghilangkan Islam yang berlaku sekarang ialah hukum
satu nyawa yang lain; pembunuhan si pidana secara barat, bukanlah berarti itulah
pembunuh menyuburkan balas dendam, yang lebih bagus, hanyalah karena beratus
padahal pembalasan dendam merupakan tahun lamanya hukum baratlah yang
sesuatu yang buruk dan harus dikikis melalui menguasai negara-negara islam sebab
pendidikan, kerana itu hukuman terhadap mereka jajah. Tetapi di negara-negara Islam
pembunuh bisa dilakukan dalam bentuk yang telah merdeka, dizaman sekarang mulai
penjara seumur hidup dan kerja paksa; timbul kembali peninjauan atas hukum dan
pembunuh adalah seorang yang mengalami pembinaan hukum sesuai dengan
gangguan jiwa karena itu ia harus dirawat di kepribadian bangsa itu sendiri, diantaranya
rumah sakit. Demikian beberapa pandangan di negara kita Indonesia. Tidaklah mustahil
mereka.27” perkembangan pemikiran kita akan sampai
kepada cara Islami ini : qishas dasar pertama,
Menurut buya Hamka dalam hukum memberikan maaf yang kedua dan yang
pidana pembunuhan, Islam mempunyai tiga terakhir adalah diyat, iaitu ganti kerugian
taraf (tingkatan) penghukuman : dibawah tilikan hakim yang ketiga.
1. Nyawa di bayar nyawa /Qishas, Dengan diterapkan nya hukum qishas
2. Memberikan maaf, akan terjamin lah keamanan, karena nyawa
3. Diyat/membayar denda. dibayar nyawa, sebagai hukum tingkat
pertama. Orang yang akan membunuh
Dalam qishas perkembangan hukum berfikir terlebih dahulu sebab diapun akan
dalam Islam, ada juga kejadian, diyat itupun dibunuh. Lantaran itu hiduplah orang
tidak diterimanya, karena berkembangnya dengan aman dan damai, dan dapatlah
rasa iman. Ada bapak dari yang terbunuh dibendung kekacauan dalam masyarakat
berkata kepada keluarga yang membunuh: karena yang kuat berlantas angan kepada
“Anak saya yang satu sudah terbunuh oleh yang lemah
saudaranya sendiri, saya tidak mau kehilangan Tetapi kalau si pembunuh hanya
dua anak”. Dan ketika di bayar diat dia dihukum 15 tahun penjara, dan apabila datang
berkata lagi :” yang hilang tidaklah dapat hari besar, dan mungkin hukumannya di
diganti dengan uang”. Marilah kita ganti potong, orang-orang uyang telah rusak
dengan ukhuwwah yang rapat di antara kita. akhlaknya akan merasa mudah saja
membunuh sesama manusia. Bahkan ada
Apatah lagi pintu buat memberi maaf penjahat yang lebih senang masuk keluar
tentang diyatpun memang ada tersebut di penjara, ada yang memberi gelar bahawa
dalam surat an-Nisa’ ayat 92 : penjara itu “hotel predo” atau pondokan

30 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


gratis dan sebagainya. Sung guhpun tangannya” dalam arti majazi yakni
demikian selalu juga ada terdengar ahli-ahli lumpuhkan kemampuannya. Pelumpuhan
ilmu masyarakat yang meminta supaya yang dimaksud antara lain mereka pahami
hukum bunuh itu ditiadakan, tetapi apa yang dalam arti penjarakan.29
dikatakan al-Qur’an itu telah tepat. Sangat tidak tepat pendapat Quraish
Meniadakan hukum bunuh samasekali Shihab yang memahami kata “potonglah kedua
adalah teori yang terlalu “cayah” sebab ahli tangannya” dengan makna majazi, sementara
penyakit jiwa manusia telah membuktikan kita sudah mengetahui bahawa makna
memang ada kejahatan jiwa itu yang hanya sesungguhnya adalah sebagaimana teks ayat,
dengan hukuman matilah baru dapat menurut sahabat Nabi Ibnu Mas’ud ra
dibereskan, apatah lagi orang yang telah didalam mushaf nya telah berlaku
membunuh menjadi amat rusak jiwanya, penambahan bacaan atau yang mashur kita
sehingga bila bertengkar sedikit saja, mudah kenal dengan istilah Qira’at Tafsiriyyah atau
saja dia mencabut belati dan hendak Mudraj yang juga menjadi sandaran bagi kita
membunuh lagi28. dalam pengambilan satu hukum. Para fuqaha
sepakat bahawa maksud tangan pencuri yang
Hukum Potong Tangan dapat dipotong adalah “tangan kanan”, ini
Diganti dengan Hukuman Penjara bersandarkan kepada qira’at/bacaan Ibnu
Mas’ud :” wassariqu wassariqaat fqtha’uu
Ketika M, Quraish Shihab menafsirkan aimaanuhuma”30
ayat 38 surat Al-Ma’idah: Mereka menggunakan sebagai dalil
berasaskan bahawa ayat ini adalah ayat al-
Qur’an yang dinasakhkan bacaannya tetapi
tidak pada hukumnya atau dia adalah qira’at
shadhdhah yang digunakan sebagai dalil dalam
hukum-hukum shar’iyyah.

Kesimpulan

“Pencuri lelaki dan pencuri perempuan M. Quraish Shihab adalah seorang ulama
potonglah tangan keduanya (sebagai) yang dilahirkan di tengah keluarga yang juga
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan ulama, beliau adalah pemilik kaya tulis yang
dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah cukup banyak yang berbicara tentang tema
maha perkasa lagi maha bijaksana” social kemasyarakan dan terutama tema tafsir,
seperti karya besar beliau adalah tafsir Al-
Sanksi hukum yang yang mesti Mishbah. Kitab tafsir ini memiliki kelebihan
ditegakkan sebagai gantinya adalah apa yang dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah
diistilahkan dengan “ta’zir” iaitu hukuman tafsir ini ditulis menggunakan bahasa
yang lebih ringan dari hukuman yang Indonesia yang mudah difahami masyarakat
ditetapkan bila bukti pelanggaran cukup awam, dan kaya dengan penjelasan-penjelasan
kuat. Ta’zir dapat berupa hukuman penjara kebahasaan tentang makna-makna kalimat
atau apa saja yang dinilai wajar oleh yang yang beragam dan selama ini susah difahami
yang berwewenang. Sementara orang dengan satu bentuk pemahaman saja.
memahami perintah “potonglah kedua Kelebihan lainnya beliau sangat

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 31


menekankan pentingnya aspek ilmu dianggap penting hadits-hadits tersebut
munasabah ayat mengikutdan mencontohi terlebih dahulu melalui proses takhrij
apa yang dilakukan oleh al-Biqa’i di dalam terlebih dahulu, begitu juga dengan sumber
tafsir nya. Metode yang digunakan nya adalah rujukan lainnya sebaik nya juga melalui
metode bil ma’tsur namun sangat dominant proses tahqiq sehingga pembaca merasa
beliau menggunakan metode ra’yi/rasional tidak lagi was-was dan khawatir karena
nya akibat persoalan yang dibahas nya adalah mereka adalah masyarakat yang bervariasi
persoalan-persoalan kontemporer. tingkat pemahamannya dan kemampuannya.
Disamping itu kitab tafsir ini juga tidak Nasrun minallah wa fathun qarib....
luput dari kesilapan dan kesalahan, karena wassalau’alaikum..
metode yang dominan yang beliau gunakan
adalah metode bil ra’yi sehingga beliau jarang
sekali mentarjih dari berbagai pendapat yang Catatan:
dikemukakan, sehingga beliau sering kali
menggantungkan dan bertawaquf serta 1
Ibukota kabupaten ini adalah Pangkajene berjarak
membiarkan keadaan tersebut, sehingga + 183 km dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan, luas wilayahnya mencapai
kondisisi ini cukup membingungkan bagi 1.883,25 km2, dengan 11 kecamatan, 38 kelurahan,
masyarakat yang membaca kitab tafsir al- dan 65 desa.
Mishbah, ditambah lagi seringnya Quraish 2
Muhd Najib Abdul Kadir, Mazlan Ibrahim, 2009,
Shihab menuqil pendapat-pendapat yang Studi Kritis Tafsir Al-Misbah, Penerbit UKM , h.1
3
Islah Gusmian, 2002, Khazanah Tafsir Indonesia,
tidak jelas sumber nya (seperti contoh
dari Hermeneutika Hingga Ideologi, Jakarta, h.80
Quraish Shihab mengatakan: “Sebagian 4
Muhammad Quraish Shihab, Menyingkap Tabir
Ulama, beberapa Ulama dan lafaz yang Ilahi,Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur’an,
sejenis), sehingga pembaca sulit Lentera Hati, Jakarta, 2001, hlm. kata pengantar.
memperoleh kebenaran dan merasa perlu
5
M.Quraish Shihab, Sunnah-Syi’ah Bergandengan
Tangan, mungkinkah, op-cit, h.3
untuk mencari tahu siapakah Ulama yang 6
Arief Subhan, op.cit., hlm. 11.
dimaksud Quraish Shihab tersebut. 7
Miftahudin bin Kamil, 2007, Tafsir al-Misbah
Quraish Shihab juga kerap kali menuqil M.Quraish Shihab Kajian Aspek Metodologi, Universiti
pendapat ilmuan-ilmuan Barat, Orientalis, Malaya, Malaysia, h.209
8
Ibid, hlm. 12.
Filosuf Barat, kitab Perjanjian Lama, 9
Muhammad Quraish Shihab, Membumikan al-
Perjanjian Baru, Mufassir Syi’ah seperti Qur’an, op. cit., hlm kata Pengantar
Taba’thaba’i, Tabrasi, sehingga berakibat 10
Miftahudin bin Kamil, 2007,, op-cit, h. 208
terjadi nya pro-kontra di tengah-tengah 11
Ibid h.29
masyarakat. Imam Ibnu Abdil Barr
12
Ibid, h.29
13
Muhammad Quraish Shihab, op-cit
menyatakan :”…Setiap perkataan yang 14
Afrizal Nur, Dimensi Modernisme dalam Tafsir al-
bercanggah dengan sunnah dan menolak Mishbah : Studi Kritik (Disertasi Doktor), h. 114
sunnah, dan tidak ada dalil keatas nya dari 15
H.M Nazir, Membangun Ilmu dengan Paradigma Islam,
tamsil/contoh yang diungkapkannya, tidak Suska Press, h. 9.
16
Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dan
ada ruang bagi kita untuk menerima nya”31
Fundamentalis, Modernisme hing ga Post-
Dalam aspek penuqilan hadits Quraish Modernisme, Jakarta, Paramadina, 1996, h.83-84
Shihabjuga tidak berpandukan kepada 17
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Juz 11 h. 319
ketentuan yang digariskan oleh iulama- 18
Ibid h. 320
ulama hadits seperti menjelaskan kedudukan
19
Ibid h. 321
20
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 9 h. 326
hadits apakah sahih atau dha’if, sehingga 21
Ibid h 327-328

32 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


22
Ibid, h.534 4 h.311 dalam Latifah binti Abdul Majid dkk.
23
Quraish Shihab, Perempuan, Jakarta, Lentera Khazanah Intelektual Islam, 2010, UKM Malaysia
Hatim h. 165-167 h.168
24
At Tabari Abu ja’far Muhammad bin Jarir, 1992, 31
Husain bin Ali bin Husain al-Harabiy, 1996, Qawa’id
Jami’ul Bayan fi Ta’wil Qur’an, Beorut, Darel Kutub Tarjih ‘inda al-Mufassirin, jilid 1 h.216
Ilmiyyah, jilid 10 : 331.
25
Yusuf al-Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, terj.
Asad Yasin, Jakarta GIP, 1995 h.431-436 Tentang Penulis
26
Quraish Shihab, Wawasn al-Qur’an, 1996, Mizan,
Bandung, h.175-176 Afrizal Nur, Dosen Tafsir Fakultas Ushuluddin
27
Tafsir al-Mishbah, jilid 1 h. 475 UIN Suska Riau, (STh.I) IAIN Susqa Pekanbaru
28
Buya Hamka, Tafsir al-Azhar, 1990, Pustaka
tahun 2003, (MIS) di Jurusan al-Qur
Nasional Singapura, jilid 1 Buya Hamka, h.409.411
29
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, jilid 3 h,
’an Sunnah Fakukti Pengajian Islam UKM
114-115 Malaysia (2007), Kandidat Doktor Tafsir di UKM
30
Al-Tabariy, Jami’ul Bayan an Ta’wil ayy al-Qur’an jilid Malaysia.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 33

Anda mungkin juga menyukai