BAB III
KAJIAN TAFSIR
1. Riwayat Hidup
pada 16 Februari 1944. Beliau berasal dari keturunan Arab yang terpelajar.
masyarakat Sulawesi Selatan. Sang Ayah selain guru besar dalam Ilmu Tafsir
juga pernah menduduki jabatan rektor di IAIN Alaudin Ujung Pandang, dan
Ujung Pandang.1
Pada tahun 1967, dia meraih gelar Lc (S-1) pada fakultas Ushuluddin jurusan
1
M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, Bandung Mizan, 1997, h. 6
77
pendidikannya di fakultas yang sama, dan pada 1969 meraih gelar MA untuk
Al-Qur’an Al-Karim.
untuk menjabat wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan pada IAIN
Alauddin Ujung Pandang. Selain itu, dia juga diserahi jabatan-jabatan lain,
Selatan” (1978).
Tahqiq wa Dirasah, dia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al-
Hidayatullah, Jakarta. Selain itu, di luar kampus dia juga dipercayakan untuk
78
(sejak 1989), dan Ketua Lembaga Pengembangan. Dia juga banyak terlibat
kabar Pelita, pada setiap hari Rabu dia menulis dalam rubrik “Pelita Hati”.
Dia juga mengasuh rubrik “Tafsir al-Amanah” dalam majalah dua mingguan
yang terbit di Jakarta, Amanah. Selain itu, dia juga tercatat sebagai anggota
Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur’an dan Mimbar ulama, keduanya terbit
di Jakarta.2
muslim yang aktif dalam hal tulis menulis, tidak heran bila M. Quraish
2
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an “Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”
(Jakarta: Mizan, 1994).
79
antara lain:
a. Membumikan Al-Qur’an
b. Wawasan Al-Qur’an
Istiqlal untuk kalangan eksekutif tetapi juga terbuka untuk umum bagi
yang berminat. Karena para eksekutif tidak memiliki cukup waktu untuk
rincian ajaran.
c. Mukjizat Al-Qur’an
Urutan
Turunnya Wahyu
isinya telah ditulis jauh sebelum buku wawasan al-Qur’an terbit. Tafsir
ini ditulis berdasarkan urutan turunnya wahyu dan lebih mengacu pada
f. Yang tersembunyi
Buku ini bicara tentang jin, setan, iblis, malaikat, makhluk yang
buku ini pembaca mendapat uraian tentang berbagai hal yang bertkaitan
menguatkan hati
menyingkap tabir ilahi. Melihat Allah dengan mata hati, bukan Allah
menjadi pokok kajian dalam surah al-Qur’an. Dalam tafsir ini disetiap
awal surat diurai dengan detail masalah masalah yang berkaitan dengan
i. Lentera Hati
zakat.
Buku ini juga membahas hal yang sama namun dalam ilmu yang
B. Tafsir Al-Misbah
Tafsir ini ditulis oleh M. Quraish Shihab di Kairo pada tahun 1999 dan
selesai di Jakarta pada tahun 2002 yang diterbitkan oleh Lentera Hati. Dari segi
kemasannya, buku ini ditulis secara berseri, terdiri atas 15 volume. Model
cetakannya terdiri atas dua macam, yakni dicetak dalam tampilan biasa dan
tampilan lux dengan hard cover. Pada tahun 1997, Quraish Shihab telah menulis
tafsir al-Qur’an al-Karim, Tafsir surat- surat pendek berdasarkan urutan turunnya
wahyu.
masyarakat terhadap al-Qur’an di satu sisi, baik dengan cara membacanya dan
melagukannya, dan di sisi lain dari segi pemahaman terhadap al-Qur’an masih
jauh dari memadai yang disebabkan oleh faktor bahasa dan ilmu yang kurang
83
tujuan sehingga menulis tafsir al-Mishbah yaitu untuk memberikan langkah yang
mudah bagi umat Islam dalam memahami isi dan kandungan al-Qur’an dengan
cara menjelaskan secara rinci tentang pesan-pesan yang dibawa oleh al-Qur’an
yang terdapat dalam al-Qur’an, namun ada kendala baik dari segi keterbatasan
umat Islam dalam memaknai fungsi al-Qur’an; adanya dorongan dari umat Islam
hal ini diakui sendiri oleh penulisnya dalam kata pengantarnya yakni:
3
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Vol. 1; Jakarta:
Lentera Hati, 2000), h. vii.
84
pada masalah masalah yang berlaku atau terjadi dalam masyarakat atau rasio
hanya terpaku pada makna tekstual saja, hal ini sangat penting karena dengan
lain:
penjelasan surat yang akan dibahas secara detail. Misalnya tentang jumlah
4
Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, h. viii-ix. 4
5
Http://'Annady'/2015/04/25/Telaah Singkat Tafsir Al Mishbah Karya M. Quraish Shihab.4 April
2019
85
ayat, tema-tema yang menjadi pokok kajian dalam surat, nama lain dari
surat.
sesudahnya.
pendapat para mufassir lain dan menukil hadis nabi yang berkaitan
3. Metodologi Penafsiran
Metode tahlili yaitu penafsiran ayat per ayat, surat demi surat disusun
C. Asbabun Nuzul
87
masa nabi, ataupun pertanyaan tentang suatu masalah yang diajukan kepada nabi,
kemudian satu ayat atau beberapa ayat turun untuk menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan peristiwa itu, menjelaskan hukum atau merupakan jawaban atas
ََوَاَذَ َقَالَ َلَقَمَنَ َلَبَنَهَ َوَهَوَ َيَعَظَهَ َيَبَنيَ َلَ َتَشَرَكَ َبَا َللَ َاَن
َالشَرَكََلَظَلَمََعَظَيَم
Terjemahnya:
Rasulullah saw., seraya berkata “wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang
bukan begitu. Bukankah kamu telah mendengar wasiat Luqman hakim kepada
QS Luqman: 15
6
M.rusydi khlaid, Mengkaji ilmu-ilmu al-Qur’an (Samata: alauddin university press, 2011), h.36.
88
َوَاَنََجَاهَدَكََعَلَىَاَنَتَشَرَكََبَيََمَاَلَيَسََلَكََبَهََعَلَمََفَلََتَطَعَهَمَاَوَصَاحَبَهَمَاَفَىَالدَنَيَاَمَعَرَوَفَا
ََوَاتَبَعََسَبَيَلََمَنََاََنابََاَلَيَثَمََاَلَي
ََمَرَجَعَكَمََفَاََنبَئَكَمََبَمَاَكَنَتَمََتَعَمَلَوَن
Terjemahnya:
sangat taat dan menghormti ibunya. Ketika ia memeluk Islam, ibunya berkata:
wahai Sa’ad mengapa kamu tega meninggalkan agamamu yang lama, memeluk
agama yang baru. Wahai anakku pilihlah salah satu: kamu kembali memeluk
agama yang lama atau aku tidak makan dan minum sampai mati. Maka Sa’ad
wahai ibu jangan kamu lakukan yang demikaian. Aku memeluk agama baru tidak
akan mendatangkan mudharat, dan aku tidak akan meninggalkannya”. Maka Umi
Sa’ad pun nekad tidak makan sampai tiga hari tiga malam. Sa’ad berkata: wahai
ibu, seandainya kamu memiliki seribu jiwa kemudian satu per satu meninggal,
tetap aku tidak akan meninggalkkan agama baruku (Islam). Karena itu terserah
ibu mau makan atau tidak. Maka ibu itupun makan. Sehubungan dengan itu ,
muslimin wajib taat dan tunduk kepada perintah orang tua sepanjang bukan yang
bertentangan dengan perintah-perintah Allah swt. (HR. Thabrani dari Sa’ad bin
Malik)7
sejarah dan corak tafsirnya, maka pada pembahasan ini kita akan menyampaikan
1. Ayat 13
ََوَاَذََقَالََلَقَمَنََلَبَنَهََوَهَوََيَعَظَهََيَبََنيََلََتَشَرَكََبَاَللََاَنََالشَرَك
َلَظَلَمََعَظَيَم
Terjemahnya:
Luqman yang disebut oleh surat ini adalah seorang tokoh yang
Luqman. Yang pertama, Luqman Ibn ‘Ad. Tokoh ini mereka agungkan
Luqman yang kedualah yang dimaksud pada surat ini.9 Ayat di atas diawali
dengan, “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata pada anaknya ketika dia
tidak hanya sekedar sebagai orang tua tetapi juga seorang pengajar yang
bijak.
menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga
kata ini sesudah kata dia berkata untuk memberi gambaran tentang
Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasihat itu dilakukan dari saat ke saat,
sebagaimana dipahami dari bentuk kata kerja masa datang pada kataَ يعظه. Ini
menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah ibny dari kata ibn yakni anak
9
Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati,
2010), h. 296
10
Ibid….., hal 298
91
lelaki. Kemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Dari sini kita dapat
didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik.11 Usia anak-anak
sangat membutuhkan kasih sayang dalam proses pengajaran. Ini juga untuk
mencegah sifat anak agar nantinya ketika dewasa tidak mempunyai sifat
perhiasan).12 Dengan anak dilarang untuk berbuat syirik berarti anak harus
meng-esa-kan Allah. Dalam kata lain aqidah atau tauhid harus tertanam pada
11
Ibid…, h. 298
12
Ibid…, h. 298
92
Di dalam ayat tersebut tidak dijelaskan syirik besar maupun kecil. Karena
semua perbuatan syirik dilarang oleh Allah SWT dan merupakan dosa besar.
awal akan keimanan kepada Allah SWT. Di dalam proses mengajar anak
ketauhidan kepada Allah SWT dan dilakukan dengan penuh kasih sayang,
dilakukan dari waktu ke waktu secara terus menerus tanpa adanya rasa bosan
dengan cara menasihati anak sehingga anak juga mampu menerima pelajaran
2. Ayat 14
َووصيناَالنسانَبوالديهَحملتهَامهَوهناَعلىَوه ٍنَوفصلهَفيَعاَمينَانَاشكرلي
َولوالديكَاليَالمصير
Terjemahnya:
13
Ibid…, h. 298
14
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412
93
Perjuangan seorang ibu tidak bisa ditinggalkan begitu saja dengan mudah.
Dari awal mengandung hingga sampai menyapihnya pada waktu dua tahun.
Pada ayat 14 ini tidak disebutkan jasa ayah dan hanya menyampaikan jasa
ibu. Ini menandakan bahwa seorang ibu memiliki kontribusi yang sangat
Ayat di atas dan ayat berikutnya dinilai oleh banyak ulama bukan
ini membuktikan betapa kuat dan pentingnya berbakti kepada orang tua.
15
Ibid…, h. 301
16
Ibid…, h. 299
94
dan menyusukannya setiap saat, bahkan di tengah malam, ketika manusia lain
penyapiannya di dalam dua tahun terhitung sejak hari kelahiran sang anak.
Jika kita bayangkan betapa susah dan berat perjuangan seorang ibu dalam
bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak tetapi juga untuk
dan bersyukur pulalah kepada dua orang ibu bapak kamu karena mereka
17
Ibid…, h. 300
18
Ibid…, h. 302
95
ini mutlak kamu lakukan karena hanya kepada-Kulah tidak kepada selain itu
Allah, semua yang ada di atas bumi ini yang menjadi fasilitas hidup manusia
untuk kufur atas semua yang diterimanya dan juga kita bertanggaung jawab
atas penggunaan apapun dihadapan Allah, karena Allah tempat kembali kita.
bersyukur terhadap Allah dan terhadap orang tua yang telah rela mengalami
3. Ayat 15
َوَاَنَ َجَاهَدَكَ َعَلَىَاَنَتَشَرَكَ َبَيَ َمَاَلَيَسَ َلَكَ َبَهَ َعَلَمَ َفَلَ َتَطَعَهَمَاَوَصَاحَبَهَمَاَفَىَالدَنَيَا
َمَرَجَعَكَمََفَاََنبَئَكَمََبَمَاَكَنَتَمََتَعَمَلَوَن
Terjemahnya:
19
Ibid …, h. 300
96
kapan dan dimanapun. Ayat di atas menyatakan: Dan jika keduanya apalagi
keduanya.21 Hal serupa juga dicontohkan pada kisah Nabi Ibrahim AS, yang
diuji oleh Allah untuk menghadapi ayahnya yang berbeda aqidah. Nabi
yakni selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan bukan akidah
20
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412.
21
Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2010, h. 303
97
dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan
prinsip agamamu.22 Pada ayat lain juga di contohkan bagaimana anak itu
menghormati orang tuanya dalam urusan dunia. QS. al-Isra: 23-24 memberi
contoh nyata, seperti tidak boleh membentak, bicara “ah” dan ketika berjalan
dunia dengan cara yang ma’ruf. Karena itu, perhatikan tuntunan agama dan
ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-Ku, dalam segala urusanmu
semua, maka kuberitakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan dari
disaksikan oleh kita. Ini menjadi ancaman agar kita tidak berbuat yang
maksiat atau melanggar tuntunan agama. Akhir ayat ini juga bisa jadi
dilarangnya, yang dalam hal ini bisa bentuk ancaman, tentu lebih-lebih lagi
22
Ibid…, h. 303
23
Ibid…, h. 303
98
bila sekedar imbauan atau peringatan.24 Ketika orang tua memaksa dengan
apalagi jika orang tua hanya sekedar menghimbau atau menasehati dalam
Ini berarti tidak wujudnya sesuatu yang dapat dipersekutukan dengan Allah
SWT. Di sisi lain, kalau sesuatu yang tidak diketahui duduk soalnya – boleh
atau tidak – telah dilarang, tentu lebih terlarang lagi apabila telah terbukti
Abu Bar ra’, pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu mash musyrikah.
24
Ibid…, h. 303
25
Ibid…, h. 304.
99
4. Ayat 16
َََللا َاَن
َلَطَيَفََخَبَيَر
Terjemahnya:
yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah swt., yang diisyaratkan pula
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Luqman berkata wahai
anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan baik dan buruk walau
seberat biji sawi dan berada pada tempat yang paling tersembunyi, misalnya
dalam batu karang sekecil, sesempit, dan sekokoh apapun batu itu, atau di
langit yang demikian luas dan tinggi, atau di dalam perut bumi yang
26
Kementerian Agama RI, Al-Qu’ran dan Terjemahnya, h. 412
100
Mengetahui segala sesuatu sehingga tidak satu pun luput dari-Nya.27 Ayat ini
baik walaupun sekecil zarahpun akan dibalas perbuatan itu dengan pahala
dan juga sebaliknya jika berbuat buruk/dosa sekecil apapun Allah akan
lathafa yang huruf-hurufnya terdiri dari lam, tha’ dan fa’ Kata ini
mengandung makna lembut, halus, atau kecil. Dari makna ini kemudian lahir
kata yang terdiri dari huruf-huruf ,ر,ب, خyang maknanya berkisar pada dua
hal, yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa dapat
27
Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2010, h. 306
28
Ibid…., h. 306.
29
Ibid…, h. 307.
101
5. Ayat 17
ََيَبَنيَ َاَقَمَ َالصَلَوةَ َوَأَمَرَ َبَاَلَمَعَرَوَفَ َوَانَهَ َعَنَ َالَمَنَكَرَ َوَاصَبَرَ َعَلَىَمَاَاَصَبَكَ َاَن
َذَلَكََمَنََعَزَمََالَمَوَر
Terjemahnya:
menjamin kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu sang anak.
mengerjakan shalat secara lahiriyah saja, tetapi aspek bathin juga harus
hari. Begitulah pada ayat lain menerangkan bahwa shalat bisa mencegah
30
Kementerian Agama RI, Al-Qu’ran dan Terjemahnya, h. 412
31
Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2010, h. 308.
102
mencegah hal munkar akan menemui banyak tantangan.hal itu juga dialami
dengan sabar dan hanya mengharap ridho Allah swt. ….. Sesungguhnya yang
demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam
kebaikan yanki shalat, amar ma’ruf dan nahi munkar, atau dan kesabaran
termasuk hal-hal yang diperintah Allah agar diutamakan sehingga tidak ada
hal: menahan, ketinggian sesuatu, dan sejenis batu. Ketiga makna tersebut
menahan diri dan untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja
keteguhan hati dan tekad untuk melakukan sesuatu. Kata ini berpatron
mashdar, tetapi maksudnya adalah objek sehingga makna penggalan ayat itu
32
Ibid…., hal 308
33
Ibid…, h. 308.
34
Ibid…, h. 310.
103
adalah shalat, amr ma’ruf dan nahi munkar serta kesabaran merupakan hal-hal
6. Ayat 18
ََوَلَ َتَصَعَرَ َخَدَكَ َلَلنَاسَ َوَلَ َتَمَشَ َفَىَالَرَضَ َمَرَحَاَاَنَ َللاَ َلَ َيَحَب
ََلَفَخَوَرَا
ٍَ كَلََمَخَتَا
Terjemahnya:
Nasihat Luqman kali ini berkaitan dengan akhlak dan sopan santun
selingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja agar peserta didik tidak
35
Ibid…, h. 310.
36
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412
104
jenuh dengan satu materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran
akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tiadak dapat dipisahkan.37
harus seimbang antara akidah dan akhlak, sehingga anak tidak hanya
setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah hati.38 Memalingkan pipi
atau muka ini berarti tidak mau melihatnya karena dirinya merasa lebih dan
tinggi. Menganggap orang lain rendah dan hina. Dalam hal ini juga identik
muka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh
membanggakan diri.39
37
Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2010, h. 311.
38
Ibid….., h. 311
39
Ibid….., h. 311
105
manusia dari murka Allah dan juga cemoohan dari sesama manusia.
tekanan tidak tertuju kepada syaraf lehernya yang mengakibatkan rasa sakit.
Dari kata inilah ayat di atas menggambarkan upaya keras dari seseorang
untuk bersikap angkuh dan menghina orang lain.40 Dari penggunaan kata di
atas dapat diartikan bahwa sombong atau angkuh adalah bukan sifat dasar
kebanggaan diri.
ayat di atas untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah
di tempat ini.41 Sehebat apapun manusia akan mati dan kembali menjadi
40
Ibid, h. 311
41
ibid, h. 311.
106
tanah. Penggunaan kata tersebut juga menjadi peringatan yang jelas akan
kenyataan yang ada pada dirinya.42 Orang yang sombong, sebenarnya tidak
sebuah hadits Nabi dijelaskan bahwa yang berhak sombong hanyalah Allah
SWT.
7. Ayat 19
َلَصَوَتََالَحَمَيَر
Terjemahnya:
42
ibid, h. 312.
107
bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat
untuk berjalan yang sederhana, nyaman bagi yang berjalan juga tersa indah
bagi orang yang melihatnya. Jika kita berjalang secara fisik dengan
dipandang orang lain saja tidak indahh. Dan lunakkanlah suaramu sehingga
suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan
akhirnya tarikan nafas yang buruk. Dalam hal suara juga harus dijaga, jangan
sampai dengan suara, kita mengganggu keberadaan orang lain. Ada ukuran
normal suara yang bisa didengar oleh telinga manusia dan juga ada suara
Demikian juga suara, dengan perintah di atas, seseorang diminta untuk tidak
43
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412.
108
harus berbisik.27
ayat ini menunjukkan bagaimana cara berjalan dimuka bumi dalam hidup