Anda di halaman 1dari 9

JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung

KRITIK HERMENEUTIKA MUHAMMAD AL-GHAZALI

Baiq Nurul Falah


Dewi Kurniasari
Sintia Bela
Institut Agama Islam Persis Bandung
Jl. Ciganitri No.2, Cipagalo, Kec. Bojongsang, Bandung, Jawa Barat 40287, Indonesia

Abstract

Keywords:

Abstrak: Pada jurnal ini kami berupaya mengungkapkan sosok Al-Ghazali,


pemikirannya terkait hermeneutika serta produk penafsiran beliau. Al-Ghazali
merupakan seorang tokoh pemikir Islam yang mengabdikan diri pada dunia dakwah
dan pendidikan. Sampai akhir kehidupannya dia tercatat sebagai seorang da'i dan
pendidik yang tidak bosan-bosannya menyampaikan apapun yang dirasanya kurang
sejalan dengan hati nuraninya. Memahami hermeneutika Muhammad al-Ghazali ini
setidaknya mengandung empat teori, yaitu Effective Historical Awareness (Teori
Kesadaran akan Sejarah), Pre-Understanding (Teori Pra-pemahaman), Fusion of
Horizon (Teori Peleburan Cakrawala/penggabungan), dan Application (Teori
Aplikasi/penerapan).

Kata kunci: Hermeneutika Al-Ghazali, Pemikiran Al-Ghazali, Produk


Hermeneutika Al-ghazali.

PENDAHULUAN alasan mengadopsi perangkat


Kelahiran hermeneutika metodologis "dari luar" yang ini
sebagai salah satu model penafsiran al- dikawatirkan dapat mencidrai otensititas
Qur`an sampai saat ini masih menuai dan purifikasi bangunan keilmuan
kontroversi. tidak jarang keberadaan Islam.
hermeneutika sendiri masih dipandang Kendati demikian, operasional
sebelah mata. Bahkan sebagian hermeneutika modern dalam dunia
kalangan muslim mencurigainya dengan penafsiran kontemporer sebenarnya
1
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

telah dirintis oleh sejumlah pemikir Melalui tulisan ini, penulis


muslim. Sebut saja misalnya Ahmad mencoba memotret sosok Muhammad
Khan dengan gagasan al-Ghazali, prodak hermeneutikanya,
demitologisasinya, Muhammad Arkoun serta bagaimana hermeneutika dalam
dengan tawaran semiotikanya, Fazlur pandangannya.
Rahman dengan double movement-nya.
Hal ini mengindikasikan mulai PEMBAHASAN
gencarnya sosialisasi Hermeneutika A. Biografi Muhammad Al-
sebagai cara baca (new method) dalam Ghazali
pembacaan al-Qur`an. Salah satu Syaikh Muhammad al-Ghazali atau
mufassir kontemporer yang juga nama lengkapnya Muhammad al-
mensosialisasikan metode ini dalam Ghazali bin Ahmad As-Saqa',
menafsirkan al-Qur`an adalah dilahirkan pada 22 september 1917 M,
Muhammad al-Ghazali. bertepatan dengan tanggal 5 Dzulhijjah
Nama Muhammad al-Ghazali 1335 H di daerah Naklal Inab, al-
sudah tidak asing lagi di kalangan Buhairah, Mesir, sebuah tempat yang
pemikir kontemporer muslim. banyak melahirkan tokoh-tokoh
Pemikirannya yang rasional dan berpengaruh di zamannya. Di antara
kontekstual telah sukses mendobrak tokoh-tokoh tersebut seperti
kejumudan berfikir umat islam yang Muhammad Abduh, Hasan al-Banna,
saat itu terbelenggu sikap taklid dan dan Mahmud Syaltut.
praktik bid'ah yang berkepanjangan. Pendidikan Muhammad Al-Ghazali
Gagasan-gagasannya itupun membuat di mulai sejak ia kecil, ia di didik dan
dia disebut sebagai mujaddid pada diasuh oleh keluarga yang agamis,
zamanya. Adapun pemikiran al-Ghazali ayahnya adalah seorang penghafal Al-
tentang al-Qur'an dapat ditemukan Qur’an. Dari sosok ayahnya inilah Al-
dalam Kaifa Nata'amal ma'a al-Qur'an Ghazali berhasil menjadi penghafal Al-
al- Karim (1990), Al-Mahawir al- Qur’an di usianya yang menginjak 10
Khamsah li al-Qur'an al-Karim (cet. II. tahun. Bahkan kedekatannya dengan
1989, Nazarat fi al- Qur'an. (cet. VI Al-Qur’an sudah ia mulai sejak usia
1986), dan Nahwa Tafsir Maudu'i li yang sangat kecil saat ia bersekolah di
Suwar al-Qur'an al- Karim pendidikan dasar (pondok Qur’an).
(cet.II.1996).
2
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung

Selain menghafal Al-Qur’an sosok Sampai akhir kehidupannya dia tercatat


al-ghazali ini juga menguasai bahasa sebagai seorang da'i dan pendidik yang
Arab. Dengan modal inilah beliau tidak bosan-bosannya menyampaikan
mendalami dan menelaah isi kandungan apapun yang dirasanya kurang sejalan
Al-Qur’an. Hingga pada akhirnya ia dengan hati nuraninya. Di bidang
menghasilkan banyak karya. pendidikan, dia aktif mengajar di
Al-Ghazali menyelesaikan Universitas al-Azhar pada fakultas
pendidikan menengahnya tahun 1937, ia Syariah, Ushuluddin, Tarbiyah dan
kemudian masuk perguruan tinggi al- Dirasah Islamiyah. Selain itu beliau
Azhar, dan lulus dengan mendapatkan juga aktif mengajar di berbagai
gelar sarjana pada tahun 1941 M. Pada universitas islam seperti Universitas
saat belajar di kairo itulah dia bertemu Ummul Qura, Mekkah, universitas
dengan beberapa guru yang berkesan Qatar, dan Instut Agama Islam al-Jazair.
dan menginsprasinya seperti Syaikh Di bidang kebudayaan. Muhammad al-
Abdul Aziz Bilal, Syaikh Ibarahim Ghazali sering diundang sebagai
Gharbawi, Syaikh Abdul Azim Az- pembicara seminar-seminar pemuda dan
Zarqani, Syaikh Mahmud al-Syaltut, mahasiswa. Ide-ide al-Ghazali yang
syaikh Muhammad Abu Zahrah, DR. didasarkan pada al-Qur'an dan hadis
Muhammad Yusuf Musa, dan Ulama- penuh dengan objektivitas dan kajian
ulama al-Azhar lainnya. Dari guru-guru ilmiah yang piawai dan profesional. Hal
itulah pola pikir dan integritas jiwanya ini dapat ditemukan dalam kitab
terbentuk. Namun, di antara sekian guru tafsirnya Nahwa Tafsir Maudhu'i li
yang dia ta'dhimi, yang paling dia suwar al-Qur'an al-Karim. Dia dikenal
segani dan paling menginsprasi baginya seorang pemikir islam yang berfikiran
adalah Hasan al-Banna. Lebih lanjut dia maju, kritis, dan terbuka dalam kajian-
mengakui, "Saya sangat dipengaruhi kajian keagamaan. Semua proyek
oleh Syaikh Abdul Azhim az-Zarqani pemikirannya diikat dalam bingkai
dan Muhammad Syaltut. Akan tetapi "rasionalisme" dan kesadaran hukum
saya lebih dipengaruhi oleh Hassan Al- sunnatullah, baik itu yang berhubungan
Banna. dengan tatanan kehidupan sosial,
Al-Ghazali merupakan seorang hegomeni kekuasaan, kausalitas, hingga
tokoh pemikir Islam yang mengabdikan sunnah jatuh bangunnya kekuasaan.
diri pada dunia dakwah dan pendidikan.
3
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Selain itu, al-Ghazali juga dikenal 12. Nahwa Tafsir Maudu’i li Suwar
sebagai ilmuan yang sangat produktif, al-Qur'an al-Karim (cet.ll. 1996).
ia telah menulis sekian banyak buku Demikian dari berbagai
dalam berbagai bidang. Keuletan dan sumbangan jasanya yang sangat besar.
semangat beliau dalam menorehkan Kemudian tepatnya pada hari Sabtu
barbagai tulisan rupanya tidak bisa tanggal 9 Syawal 1416 H/6 Maret 1996,
dilepaskan dari sokongan Hasan al- dunia Islam dikejutkan dengan berita
Banna yang menjadi guru yang sangat meninggalnya Muhammad al-Ghazali di
menginsprasinya. Tercatat ada sekitar Riyadh ketika sedang memberikan
59 buah buku lahir dari tangannya. ceramah dan menghadiri sebuah
Belum lagi tulisan-tulisan berupa seminar "Islam dan Barat" di Riyadh
rekaman ceramah, khotbah, dan artikel Saudi Arabia. Jenazahnya diterbangkan
yang beliau sampaikan sebagai bahan ke Mesir dan dikebumikan di sana.
diskusi di berbagai seminar. B. Pandangan Hermeneutika
Muhammad Al-Ghazali
Di antara karya-karyanya tersebut Muhammad al-Ghazali
adalah: menggunakan Metodologi tafsir Maudui
1. Aqidah al-Muslim (cet. III. 1990). yang lebih cenderung pada pembacaan
2. Al-Islam wa al-Audha' al- untuk mengkaji ide dan pemikiran
Iqtishadiyah (1947). utama dari setiap surah disebut "Sura as
3. Fiqh Sirah (1987). a Unit". Tolak ukur yang digunakan
4. Haza Dinuna. (1987) yakni berusaha menampilkan runtutan
5. Al-Islam wa al-Istibdad al-Siyasi penafsiran yang logis antara satu ayat
(cet. III 1984). berhubungan dengan ayat lainnya dan
6. Kaifa Nafham al-Islam (1991) tema kecil yang dihasilkan dari
7. Jaddid Hayataka (1989). penafsiran tadi akan berhubungan
8. Kaifa Nata'amal ma'a al-Qur'an dengan tema kecil yang dihasilkan dari
al- Karim (1990). penafsiran ayat selanjutnya dalam surah
9. Khulq al-Muslim (Cet. IV 1987). tersebut hingga akhirnya dari tema kecil
10. Al-Mahawir al-Khamsah li al- tersebut, pembaca dapat menyimpulkan
Qur'an al-Karim (cet. II. 1989). grand tema dari seluruh penafsiran ayat
11. Nazarat fi al-Qur'an. (cet. VI dalam suatu surah tersebut.
1986).
4
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung

Walaupun ditemukan adanya upaya Kesadaran akan Sejarah), Pre-


rasionalisasi penafsiran yang terkesan Understanding (Teori Pra-pemahaman),
subjektif, namun prakteknya ia masih Fusion of Horizon (Teori Peleburan
menjaga sisi objektivitas penafsirannya. Cakrawala), dan Application (Teori
Hal ini ditegaskan dalam usahanya Aplikasi).
memahami konteks internal dan Sehingga ciri penafsirannya
eksternal al- Qur'an itu sendiri, atau disebabkan karena keterlibatannya
dalam bahasa Amin al-Khulli, dia sebut dengan tokoh serta gerakan reformis
dengan term ma fi al-Qur'an dan ma modernis. Kondisi ini tergolong pada
haula al-Qur'an. situasi kesadaran keterpengaruhan
Konteks internal al-Qur'an (ma fi al- sejarah/tradisi di mana seorang
Qur'an) dapat ditemukan dengan menafsirkan berdasarkan latar belakang
memahami dari sisi sastra dan kehidupannya. Muhammad al-Ghazali
gramatikanya, atau yang disebut dengan juga terpengaruh teori prapemahaman
"sisi dialek bangsa Arab". Sementara dan fusion of horizon. Adanya
konteks ekstemal al-Qur'an (ma haula prapemahaman dalam teori ini
al- Qur'an) dapat dipahami dengan dimaksudkan agar seseorang mampu
menelaah riwayat asbab al-nuzul dan mendialogkan pemahaman awalnya
hadis- hadis Nabi serta setting historis dengan isi teks al-Qur'an. Sebagai orang
bangsa Arab ketika al-Qur'an yang telah menekuni kajian al-Qur'an
diturunkan. Selanjutnya, pemahaman sekian lama, maka tentunya
dua konteks tersebut kembali prapemahaman yang terbentuk pun
didialogkan dengan konteks masa kini sudah dapat meng-cover maksud al-
sehingga menghasilkan pemahaman Qur'an, kemudian dilanjutkan dengan
teks yang kontekstual di masa sekarang. pembacaan ulang pemahamannya yang
Dan pemahaman kontekstual tersebut disesuaikan dengan horizon teks
tentunya tidak akan keluar dari grand mencakup aspek mă fi al-Qur'an dan
tema al-Qur'an yang lima tersebut (al- ma haula al-Qur'an. Langkah
Mahāwir al-khamsah)," pemahaman ini nyata ditemukan dalam
Memahami hermeneutika penafsiran yang selalu membaca
Muhammad al-Ghazali ini setidaknya konteks ayat bahkan terkadang
mengandung empat teori, yaitu menjadikannya prolog awal surah untuk
Effective Historical Awareness (Teori memulai suatu penafsiran.
5
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Menurut Muhammad al-Ghazali, Pemikiran-pemikiran AlGhazali


persoalan-persoalan yang berkaitan yang hermeuneutika terdapat dalam
dengan aspek-aspek kehidupan terus karyanya Nahw Tafsir Maudu’ili Suwar
berkembang dan bersifat dinamis al-Qur’an al-karim, karyanya ini ditulis
sehingga mengharuskan pengkajinya dengan gaya bahsa yang ringkas, padat
berpikir dan menelaahnya sesuai dan relatif sangat sederhana. Ia memulai
dengan petunjuk al-Qur'an untuk dengan tartib suwar. Al-ghazali
kemudian membangun sebuah teori memulai dengan paparan yang bersifat
yang relevan dengan dinamika yang umum yang dimulai dalam surat yang
ada. dikaji, mengkolerasikan dengan tema-
Sebagai metode tafsir, tema yang sama dalam berbagai surat.
hermeneutika sangat menentang Al-Ghazali dalam mengkaji teks ini
penafsiran teks secara literal, sehingga menghubungkan dengan konteks masa
hasil tafsir bisa lebih luas daripada lalu dan memberikan penjelasan tentang
makna teks itu sendiri. Dalam hal ini, konteks tersebut dengan masalah hari
pandangan Imam Ghazali dalam salah ini.
satu karyanya yang menyatakan bahwa Teori Al-ghazali ini mirip dengan teori
"janganlah hendaknya seseorang pemikir barat yaitu Gadamer, ia
terpukau dengan bunyi teks keagamaan menggunakan teori.
dengan mengabaikan akal, dan jangan 1. Teori keterengaruhanan oleh
pula mengedepankan akal atas teks sejarah (Historically Effected
keagamaan, sehingga mengorbankan Consciousness).
teks" masih sangat relevan digunakan Menurut pemahaman ini seorang
sebagai dasar penafsiran teks dengan penafsir dipengaruhi oleh situasi
pendekatan hermeneutika. Dengan hermeuneutika tertentu yang
demikian, mempertentangkan melingkupinya, baik itu berupa
hermeneutika dengan al Ta'wil sebagai tradisi, kultur maupun
metode kajian teks sangat tidak tepat pengalamn hidup.
dan justru kontra produktif terhadap 2. Teori pra pemahaman.
perluasan dan pengembangan 3. Teori penggabungan
pengetahuan ilmu tafsir. 4. Teori penerapan.
C. Produk Hermeneutika ‫َو ِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل ُتْقِس ُطو۟ا ِفى ٱْلَيَٰت َم ٰى َف ٱنِك ُحو۟ا َم ا‬
Muhammad Al-Ghazali ‫َطاَب َلُك م ِّم َن ٱلِّنَس ٓاِء َم ْثَنٰى َو ُثَٰل َث َو ُر َٰب َۖع َف ِإْن ِخ ْفُتْم‬
6
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung

‫َأاَّل َتْع ِد ُلو۟ا َفَٰو ِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَك ْت َأْيَٰم ُنُك ْۚم َٰذ ِل َك َأْدَنٰٓى‬ Al-Ghazali menafsirkannya
‫َأاَّل َتُعوُلو۟ا‬ secara kontekstual sengaja diarahkan
Dan jika kamu khawatir tidak akan pada realitas orang-orang Eropa dan
mampu berlaku adil terhadap (hak- Amerika yang melarang poligami
hak) perempuan yatim (bilamana dengan dalih kemanusiaan, tetapi di sisi
kamu menikahinya), maka nikahilah lain mereka memperbolehkan hubungan
perempuan (lain) yang kamu bebas. Menurut Al-Ghazali hal ini
senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi merusak kehormatan diri mereka
jika kamu khawatir tidak akan sendiri, karena itu Al-Ghazali
mampu berlaku adil, maka membolehkan poligami dengan
(nikahilah) seorang saja, atau hamba memggabungkan realitas masa lalu
sahaya perempuan yang kamu dengan masa kini yang jauh lebih
miliki. Yang demikian itu lebih menjaga perempuan dibandingkan
dekat agar kamu tidak berbuat kenyataan.
zhalim.
Dalam Q.S. An-Nisa' 4:3
dijelaskan bahwa Muhammad Al- Simpulan
Ghazali membolehkan poligami Dari pembahasan di atas dapat
karena Al-Ghazali memperhatikan disimpulkan sebagai berikut:
konteks ayat. Konteks ayat dalam 1. Syaikh Muhammad al-Ghazali
arti realitas masyarakat saat Al- atau nama lengkapnya
Quran diturunkan tidak terbatas Muhammad al-Ghazali bin
hanya pada asbabun nuzul. Karena Ahmad As-Saqa', dilahirkan
menurut Al-Ghazali setiap peristiwa pada 22 september 1917 M,
itu akan terulang dalam waktu dan bertepatan dengan tanggal 5
keaadan yang berbeda. Dengan Dzulhijjah 1335 H di daerah
demikian Al-Quran akan selalu Naklal Inab, al-Buhairah, Mesir,
bertahan dengan peristiwa dan sebuah tempat yang banyak
kejadian tersebut sebagaimana yang melahirkan tokoh-tokoh
disebutkan dalam ayat ini, bahwa berpengaruh di zamannya
poligami ini legal dalam islam dan 2. Sebagai metode tafsir,
tidak tidak ada satu agama pun hermeneutika sangat menentang
sebelum islam melarangnya. penafsiran teks secara literal,
7
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

sehingga hasil tafsir bisa lebih ilmu-ilmu untuk menafsirkan


luas daripada makna teks itu AL-qur’an yang diajarkan umat
sendiri. Dalam hal ini, islam.
pandangan Imam Ghazali dalam -Al-ghazali termasuk orang yang
salah satu karyanya yang pro terhadap hermeuneutika
menyatakan bahwa "janganlah tetapi dengan syarat.
hendaknya seseorang terpukau
dengan bunyi teks keagamaan
dengan mengabaikan akal, dan
jangan pula mengedepankan DAFTAR PUSTAKA
akal atas teks keagamaan, Aflaha, U. (2010). Hermeneutika Hadist
sehingga mengorbankan teks" Muhammad al-Ghozali. In d.
masih sangat relevan digunakan Kurdi, Hermenutika al-Qur'an
sebagai dasar penafsiran teks dan Hadist (p. 348).
dengan pendekatan Yogyakarta: eLSAQ
hermeneutika. Dengan Al-Ghazali, M. (1996). Berdialog
demikian, mempertentangkan dengan Al-Qur'an; Memahami
hermeneutika dengan al Ta'wil Pesan Kitab Suci dalam
sebagai metode kajian teks Kehidupan Masa Kini, terj;
sangat tidak tepat dan justru Masykur Hakim dan Ubaidillah.
kontra produktif terhadap Bandung: Mizan.
perluasan dan pengembangan Al-Ghazali, M. (1995). Nahwu Tafsir
pengetahuan ilmu tafsir. Mudhui Li Suwar Al-Quran Al-
3. -Meskipun dalam penafsiran Al- Karim. Kairo: Dar Al-Syurq.
ghazali lebih meperhatikan pada
Faiz, F. (2011). Hermeneutika al-
konteks dan realitas tetapi
Qur'an Tema-Tema
analisa yang ia kemukakan tidak
Kontroversial. Yogyakarta :
sampai keluar lingkaran teks itu
elSAQ.
sendiri.
-Meskipun penafsiran yang Hans Georg Gadamer, (1975). Truth
dilakukan al-Ghazali ini mirip and Method, New York: The
dengan teori pemikiran barat Seabury Press.
tetapi ia tetap merujuk pada
8
JURNAL FALSAFAH TA’WIL-IAT IAIPI Bandung

Ma'ruf, A. R. (2001). Muhammad Al- Perspektif Muhammad al-


Ghazali dan Gerakan Reformasi Ghozali dan Muhammad Yusuf
Pasca Muhammad Abduh. Qardawi. Yogyakarta: Teras.
Bandung: Mizan. Susanto, Edi. (2016), Studi
Nadiroh, W. (2014). Hermeneutika Al- Hermeneutika. Jakarta:
Qur'an Muhammad Al-Ghazali. Kencana.
Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-
Qur'an dan Hadist, Vol. 15,
No.2, 284, 291.

Rahardjo, Mudjia. (2018).


“Hermeneutika dan Tafsir Al-
Quran”. Makalah, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Roswantoro, A. (2003). Hermeneutika


Eksistensial; Kajian atas
Pemikiran Heideger dan
Gadamer serta inplikasinya
terhadap Pengembangan Studi
Islam. Jurnal Ilmu Ushuluddin
Esensia, Vol. 4, No. 1, 72.

Siregar, P. dan Rahman. (2021).


Hermeneutika Muhammad Al-
Ghazali dan Aplikasinya
terhadap Ayat-Ayat Al-Quran
tentang Jihad. Bertuah: Journal
of Shariah and Islamic
Economics, Vol. 2 No. 1, 56-68

Suriadi. (2008). Metode Kontemporer


Memahami Hadis Nabi;

Anda mungkin juga menyukai