Anda di halaman 1dari 28

Usep Taufik H.

: Tafsir Al-azhar … 49

Tafsir Al-azhar : Menyelami Kedalaman Tasawuf Hamka


Usep Taufik Hidayat1

Abstrak
Mistisisme adalah bagian dari ilmu pengetahuan Islam yang menekankan pada
nilai-nilai estetika, khususnya berbicara mengenai perilaku terhadap Tuhan dan
manusia. Ketika Aisyah ditanya oleh seorang sahabat nabi Muhammad, ia
berkata, “perilakunya adalah al-Qur’an”. Hamka dalam tafsirnya menyatakan
bahwa hal yang paling penting dalam kutipan tersebut adalah etik (akhlaq).
Akhlaq merupakan bagian dari kandungan al-Qur’an yang membuat Islam
tersebar di seluruh dunia. Tulisan ini menelusuri konsep Tasawuf Hamka
sebagai suatu prototipe kecil dari karyanya tentang tasawuf dalam ‘Tasawuf
Modern.’ Selain itu, tulisan ini juga fokus pada biografi Hamka serta
hubungannya dengan tasawuf, metode interpretasi, rujukan utamanya,
karakteristik ‘Tafsir al-Azhar’, metode penjulisannya, dan pendekatan yang
digunakan dalam interpretasinya. Tulisan ini juga bermaksud untuk
mengeksplorasi konsep uzlah, wali, mahabbah, dan ilmu ladunni in ‘Tafsir al-
Azhar’.
Kata Kunci: Perilaku, Mistisisme, Etika, Al-Qur’an, Uzlah, Wali, Ilmu Laduni.

Abstract
The Misthycism is a part of Islamic knowledge emphases the values of estetic,
especially talking about attitudes to God and the Human being. When Aisha r.a.
was asked by a companion of prophet He said,” His attitude is the Holy al-
Qur’an”. In his tafsir, Hamka stated that the most important thing quoted from
it was ethic (akhlaq). Even it is one of the amazing of the Holy Qur’an which
had spread Islam to the whole of the world. This paper will track the conception
of Hamka’s tasawuf as a little prototife from his work about Tasawuf at
‘Tasawuf Modern’. The paper will focus in Hamka’s bliography and his relate
with tasawuf, the methode of interpretating, main references, characteristics
Tafsir al-Azhar, methode in writing it, and the approacs used in his
interpretations. Also focusing to explore conception of uzlah, sufi saint (wali),
mahabbah, ilmu ladunni in ‘Tafsir al-Azhar’.
Key Words: Attitudes, Mistycisme, Ethic, Amazing The Holy Qur’an, Uzlah,
Wali, Ilmu Ladunni.

1
Dosen STAI Al-Muhajirin Purwakarta.
50 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

A. Pendahuluan pengetahuan non-keagamaan yang kaya


dengan informassi.3
Pelacakan terhadap jejak tafsir di Menelusuri sososk Hamka
Indonesia diawali dengan ditemukanya memang tidak akan pernah ada
manuskrip kitab tafsir Tarjuman al- habisnya. Sebagian ada yang
Mustafid 2 yang kemudian diikuti oleh mengatakan bahwa beliau adalah
sekitar 151 penulisan tafsir al-Qur’an Hamzah Fansuri-nya di masa modern
lainnya yang dianggap sempurna dan ini 4 . Karena beliau selain seorang
yang diketahui pada abad ke-17 sampai ulama, juga dari aspek sosial, peranan
kepada al-Qur’an dan Tafsirnya, karya beliau begitu signifikan di tengah-
kolektif para penulis Departemen tengah kehidupan masyarakat muslim
Agama Republik Indonesia di modern Indonesia. Dengan
penghujung abad ke-20 ini. Ini berarti menunggangi kendaraan
bahwa Tarjuman al-Mustafid sebagai Muhammadiyyah, Hamka melanjutkan
akar geneologi dari semua literaratur perjuangan Ahmad Dahlan sebagai
tafsir pribumi yang ada sampai saat ini. pendirinya untuk fokus berdakwah
Salah satu tafsir al-Qur’`an yang melalui pendidikan dan layanan sosial
dihasilkan di Indonesia itu adalah Tafsir masyarakat. Maka apa yang telah
al-Azhar, karya Buya Hamka. Sebagai dilakukan olehh Fachri Ali dengan
seorang penulis terkenal dengan menulis sebuah artikel - yang berisi,
khalayak pembaca yang cukup luas, “Hamka dan Masyarakat Indonesia:
Tafsir al-Azhar dengan meminjam Catatan Pendahuluan Riwayat dan
bahasa Abdurrahman Wahid Perjuangannya.”- sangat relevan sekali
merupakan karya monumental Hamka. dengan sosok Hamka secara de facto.
Lewat tafsirnya, Hamka Fachri menyimpulkan bahwa Hamka
mendemonstrasikan keluasan adalah seorang ulama yang berada
pengetahuannya di hampir semua dalam posisi terdepan dalam masyarakat
disiplin yang tercakup oleh bidang Islam modern Indonesia yang sedang
ilmu-ilmu agama Islam serta mengalami modernisasi.
Kebesaran Hamka tidak hanya
selesai di situ saja, peneliti asing yang
membicarakan Hamka adalah James
Rush, Karel A Steenbrink, dan Gerarrd
2
Tarjuman al-Mustafid telah diteliti oleh Mousayy. Tidak jauh berbeda dengan
beberapa sarjana. Di antara mereka adalah
Peter G. Riddel yang menyimpulkan bahwa
kajian-kajian terdahulu tentang Hamka
kitab ini terjemahan dari Tafsir al-Jalalayn. yang tidak menyinggung corak
Sedangkan Snouck Hurgrounje, Renkes dan pemikiran kalamnya, maka studi
Vorhoeve menyimpulkan bahwa kitab ini Rushpun demikian pula. Ia hanya
terjemahan dari Tafsir al-Baydawi. Namun memperbincangkan Hamka dalam arti
klaim kedua kelompok tersebut disanggah
oleh editor kitab ini sendiri, Antony G. Johns.
penting sebagai sebagai salah satu
Ia beralasan antara Tarjuman al-Mustafid pelaku sejarah modern Indonesia yang
dan Tafsir al-Baydawi jelas sekali berbeda.
Dan terakhir perbedaan-perbedaan ini diteliti
3
oleh Wahab Muhammad Salleh yang Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir
berkesimpulan bahwa kitab ini adalah karya al-Azhar, (Jakarta: Permadani, 2004), h. 6-7.
asli. Lihat Mustafa Abdullah, “Sayyid Lihat juga Salman Harun, Mutiara al-Qur’an
Muhammad Rashid Ridha’s Influences on (Ciputat: Logos, 2004), cet III, h. 201.
Tafsir Studies in Malaysia,” Middle-East 4
Peter Riddel, Islam and The Malay -
Journal Science Researshes 12, no. 6 (2012) : Indonesian World, (Singapore: Horizon
h. 762. Books, 2001), h. 216.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 51

turut berperan serta membuat formulasi B. Pembahasan


ide di kalangan bangsa Indonesia.
Dalam paper berjudul Hamka (1908- 1. Riwayat Hidup6
1981): a Mistical Teacher as Political Hamka dilahirkan di kampung
Leader of The Islam Indonesia, Molek, di sebuah desa bernama Tanah
Stenbrink mencoba menyoroti peranan Sirah, dalam nagari Sungai Batang, di
Hamka sebagai seorang sufi dalam tepi Danan Maninjau, Tanjung
kifrah politik Indonesia, semenjak Raya, pada tangal 13 Muharram 1362
zaman Jepang sampai dekat ke H, bertepatan dengan 16 Pebruari 1908.
semenanjung akhir hayatnya. Ayahnya Sheikh Abdul Karim
Akhirnya di bawah judul artikel, Amrullah, adalah salah seorang yang
“Une Grande Figre de L’ Islam membentuk anaknya yang kelak
Indonesien : Buya Hamka “ yang mengikuti jejak dan langkah yang
melukiskan Hamka sebagai seorang telah diambilnya sebagai seorang
terkemuka di Indonesia. Hamka, ulama7.
demikian Gerrard Moussay, hanya
bermodalkan pendidikan paling dasar, 2. Pendidikan dan Aktivitas
telah berhasil dengan caranya sendiri Hamka
memperoleh pengetahuan yang sangat
maju dan unggul dalam bidang yang
berbeda-beda, seperti jurnalistik,
sejarah, antropologi, politik, juga
6
Islamologi.5 Lihat juga biografi singkatnya Howard M.
Melanjutkan apa yang telah Federspiel, A Dictionary of Indonesian Islam,
(Ohio: Center For International Studies Ohio
dilakukan oleh para peneliti dalam University, 1995), h. 75.
memahami Hamka. Penulis bermaksud 7
Haji Rasul merupakan pendiri gerakan Kaum
untuk ikut serta dalam penelitian ini Muda yang berjuang mencabut akar khurafat
dengan menjadikan Tafsir al-Azhar dan bid’ah di tengah-tengah umat.
sebagai sumber pokoknya. Adapun Keberaniannya terlihat jelas ketika melawan
Belanda. Haji Rasul ditangkap dan diasingkan
untuk sumber-sumber sekunder, penulis ke Sukabumi. Beliau wafat di Jakarta tahun
mengambil dari buku-buku beliau yang 1945. Lihat Rosnani Hashim, “Hamka
lain dan juga dari jurnal-jurnal, artikel Intellectual and Social Transformation of the
dan sumber lain yang bersifat Malay World”, in Conversation Islamic
manuskrip maupun digital yang ada Intellectual Traditionin the Malay
Archipelago, ed. Rosnani Hashim, (Kuala
kaitannya dengan Hamka dan karya- Lumpur, Pustaka Perdana, 2010), h. 224.
karyanya. Kemudian juga untuk Selain itu untuk membaca tentang biografi
menjaga agar penelitian ini tidak Haji Rasul secara lengkap silahkan baca buku
panjang lebar dan fokus, maka penulis Hamka yang berjudul Ayahku yang
membatasi hanya dari aspek diterbitkan pada tahun 1950. Peter Riddel,
Islam and The Malay - Indonesian World, h.
tasawufnya saja. 216. Lihat juga Yamamoto Hiroyaki, “The
Jawi Publicatio Network and Ideas Political
Comunicaties Among The Malay Speaking of
the Muslim 1950s”, Sophia University
Repository for Academic Resources, The
Journal of Sophia of Student Studies, no. 27
(2009) : 062. Lihat juga Murni Djamal, DR.
H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya
Dalam Gerakan Pembaruan Islam di
5
Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Minangkabau pada Awal abad ke-20 (Leiden-
al-Azhar, h. 11-12. Jakarta: Hak Cipta INIS, 2002), h. 20.
52 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

Dipanggil Abdul Malik diwaktu Pada tahun 1924 Hamka


bocah, Hamka mengawali berangkat ke Jawa. Kota tujuan
pendidikannya dengan membaca al- pertamanya adalah kota organisasi
Qur’an di rumah orang tuanya ketika pembaharu Muhammadiyyah,
mereka sekeluarga pindah dari Yogyakarta. Hamka mendapatkan
Maninjau ke Padang Panjang pada kesempatan mengikuti kursus-kursus
tahun 1914. Dan setahun kemudian yang diselenggarakan oleh
setelah mencapai usia tujuh tahun Muhammadiyyah dan Syarikat Islam.
Abdul Malik –Hamka kecil– itu Di kota ini Hamka bertemu dengan Ki
dimasukkan ayahnya ke Sekolah Desa.8 Bagus Hadikusumo belajar tafsir al-
Pada usia delapan sampai lima belas Qur’an. Ia bertemu dengan HOS
tahun, pendidikan agama Hamka masih Cokroaminoto, dan mendengar
berbasis pendidikan di lingkungan ceramahnya tentang Islam dan
keluarga. Terutama kepada ayahnya, Sosialisme. Serta juga bertukar pikiran
Hamka ditekankan untuk mengikuti dengan Haji Fakhruddin, Syamsul
jejak dan pemikirann ayahnya. Pada Rizal, tokoh Jong Islameten Bond.
fase pendidikan agama yang ilmiah dan Selanjutnya ia melanjutkan
bervariasi inilah yang kemudian pengembaraannya ke Pekalongan
menjadi faktor utama menjadikan selama lebih kurang enam bulan dan
Hamka melakukan praktek ibadah dan bertemu A.R. Sutan Mansur,11 menantu
membudayakan pemikirannya9. ayahnya yang menetap di Pekalongan.
Pada tahun 1916, ketika Pada usia 16 tahun, Hamka telah
Zainuddin Labai el-Yunusi mendirikan berpidato di mana-mana dengan jiwa
sekolah Diniyyah petang hari, di Pasar dan semangat kesadaran baru itu. Pada
Usang Padang Panjang, Hamka lalu usia 17 tahun ia telah kembali ke tanah
dimasukkan oleh ayahnya ke sekolah minang, ia tumbuh menjadi pemimpin
ini. Pada tahun 1918 di saat Abdul di lingkungannya. Aktivitasnya sebagai
Malik, si Hamka kecil itu, sudah di orang pergerakan – yang telah tertanam
khitan di kampung halamnnya, dalam jiwanya sejak tinggal di
Maninjau dan di waktu yang sama Yogyakarta membuat Hamka tidak
ayahnya, Sheikh Abdul Karim tingal diam di Tanah Suci. Sesudah ia
Amrullah kembali dari perlawatan berangkat dari tanah air pada Februari
pertamanya ke tanah Jawa, Surau 1927, bersama beberapa calon jemaah
Jembatan Besi, tempat Sheikh Abdul
Karim Amrullah memberikan pelajaran sekaliber Palimo Kayo, Buya Hamka, A.R.
agama dengan sistem lama diubah Sutan Mansur, Muhammad Natsir, Bey
menjadi madrasah yang kemudian Arifin dan lain-lain. Lihat Rosnani Hashim
dikenal dengan Tawalib School.10 (ed), “ Reclaiming Conversation Islamic
Intellectual Traditionin the Malay
Archipelago”, Kuala Lumpur : Pustaka
8
Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Perdana, 2010), h. 207.
al-Azhar, h. 40. 11
Menurut Azyumardi Azra, A.R. Sutan
9
Peter Riddel, Islam and The Malay - Mansur bersama dengan Buya Abdullah
Indonesian World , h. 216. Ahmad, Haji Rasul (ayah Buya Hamka) dan
10
Dengan adanya perubahan metode dari surau Hamka sendiri adalah tokoh-tokoh minang
ke madrasah ini, intelektual agama yang pemikirannya berorientasi Islam.
masyarakat Minangkabau bertambah baik Sedangkan sepeninggal mereka, intektualitas
secara cepat. Hal tersebut disebabkan karena tokoh Minang sudah bercampur dengan
madrasah tidak hanya mempelajari al-Qur’an pemikiran Barat. Azyumardi Azra, Islam
saja, tetapi juga sebagai institusi pendidikan Substanstif: Agar Umat Tidak Jadi Buih,
yang sukses memproduksi cendikiawan (Mizan: Bandung, 2000), h.114.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 53

lainnya ia mendirikan organisasi Tenggelammnya Kapal Van Der Wijk13,


Persatuan Hindia terutama manasik haji, Tasawuf Modern 14 , Falsafah Hidup ,
kepada calon jema’ah haji asal Merantau ke Deli, dan Tuan
15 16
Indonesia. Direktur . Majalah Pedoman
Ketika kongres Muhammadiyyah
ke-19 yang berlangsung di Bukit
13
Tinggi pada tahun 1930, Hamka tampil Buku ini sukses di negara-negara berbahasa
sebagai presentator dengan makalah Melayu, terutama Indonesia, Malaysia,
berjudul Agama Islam dan Adat Brunei dan Singapura. Ceritanya juga telah
dijadikan skenario sebuah film. Buku novel
Minangkabau. Lalu pada kongres ke- ini pernah dituduh oleh pihak PKI yang
20 di Yogyakarta tahun 1931, lagi-lagi dimotori Aidit sebagai plagiat. Waktu itu
Hamka muncul dengan ceramah berbarengan dengan jatuhnya Masyumi dan
berjudul Muhammadiyah di Sumatra. desakan agar HMI dibubarkan. Lihat
Tahun 1933 ia mengikuti muktamar Muhammad Hilmi Jalil dan Fakhrul Adabi
Abdul Kadir, “Written Works As A Channel
Muhammadiyah di Semarang. Dan pada of Human Development : Studies On
tahun 1934, ia diangkat menjadi Hamka’s Novel”, IJRESS 2, no.5 (Mei 2012)
anggota majlis Konsul Muhammadiyah : 2. Lihat juga Azyumardi Azra dan Saiful
di Sumatera Tengah. Umam (ed), Mentri-Mentri Agama RI :
Tahun 1935 mendirikan Biografi Sosial Politik, h. 234.
14
Sebelum Hamka, cendikiawan muslim dunia
Kuliyyatul Muballighin. Namun pada yang kreatif merekonstruksi Tasawuf secara
tahun itu juga beliau harus ke Makassar modern adalah Sir M. Iqbal (1873-1938 M).
karena kehadirannya sangat dibutuhkan Iqbal menyerap pemikiran al-Hallaj tentang
dalam misi pembuatan karya tulis. jiwa yang dinamis yang dibangun dengan
Beliau tinggal di sana selama tiga tahun. teori modern. Iqbal menolak segala aspek
Sufisme yang dipandangnya negatif,
Sementara beliau di Makasar, beliau fatalisme, pasivitas dan pemahaman yang
menulis untuk surat kabar yang keliru dalam peleburan hamba dengan Tuhan-
beredar di Medan dan Jakarta.12 Tahun Nya. Lihat Carl W. Ernst, Ajaran dan
1936 beliau pindah ke Medan. Di kota Amaliah Tasawuf (Jogjakarta: Penerbit
ini Hamka pindah bersama M Yunan Pustaka Sufi, 2003), h. 262. Penulis
berasumsi bahwa latar belakang Tasawuf
Nasution menerbitkan majalah Modern ini mungkin karena pada masa
Pedoman Masyarakat, majalah yang Hamka kebutuhan akan spritual semakin
tidak kecil memuat andil bagi meningkat. Kekeringan spiritual sudah sangat
kepengarangan dan kepujanggaan terasakan oleh Hamka. Selain itu juga, untuk
Hamka. Seperti Di Bawah Lindungan mengimbangi merebaknya pemikiran Islam
dari luar terutama dari Timur Tengah.
Ka’bah, Pedoman Muballigh Islam, Pemakaian akal dalam bereksplorasi nilai-
Lembaga Hidup, Lembaga Budi, nilai Islam harus diimbangi dengan peranan
instusi (dalam buku Tasawuf Modern, Hamka
menyebut instuisi dengan khayal). Dan
12 memang ketertarikan masyarakat terhadap
Menurut tulisan Yunan Yusuf, pada tahun
1936 beliau pindah ke Medan. Pendapatnya Tasawuf mulai tumbuh kembali pada masa
ini ini berarti bertentangan dengan apa yang Hamka. Fred R. Von der Mehden, Islam in
didapatkan dari data yang ada dibuku ini. Indonesia in The Trwenty –First Century, in
Namun, hemat penulis, Yunan Yusuf di sini Asian Islam in the 21st Century, (New York:
mendapat misunderstanding dari informasi Oxford University Press, 2008), h. 13.
15
yang beliau dapatkan. Faktanya pendapat Menurut Rosina Hashim urutan karya-karya
yang pertama lebih bisa diterima akal, karena Hamka yang berhasil ditelusuri berdasarkan
memang Hamka tinggal di Makasaar namun tahun adalah Tasawuf Modern, Falsafah
beliau sering bolak balik Makasar - Medan. Hidup, Lembaga Hidup dan Lembaga Budi.
Lihat Rosnani Hashim (ed), “Hamka Kemudian diikuti oleh Di Bawah Lindungan
Intellectual and Social Transformation of the Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der
Malay World”, h. 226. Wijck. Lihat Rosnani Hashim (ed), “Hamka
54 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

Masyarakat ini dibekukan untuk Kemudian beliau menjadi Imam


sementara selama perang dunia kedua Besar Masjid al-Azhar, Kebayoran Baru
dan karena kesibukan Hamka dalam serta aktif memberikan Kuliah Subuh
organisasi Muhammadiyyah di dan Tafsir al-Qur’an . Pada tanggal 27
Sumatera Barat. Selanjutnya pasca Agustus 1964, beliau dipenjara dengan
perang kedua pada tahun 1945, Hamka alasan telah melakukan Subversiv.
kembali ke Padang Panjang . Antara Majalah Panji Masyarakat dihentikan
tahun 1945-1949 beliau ditunjuk karena menerbitkan artikel M. Hatta
sebagai sekretaris untuk Front yang mengkritik Sukarno. Namun hal
Pertahanan Nasiona (PETA) sebagai tersebut malah menjadi berkah bagi
partai politik yang menguasai di Hamka karena di dalam sel beliau
Sumbar untuk melawan Belanda yang melanjutkan untuk menulis Tafsir al-
diketuai oleh M. Hatta. Kemudian Azhar. Dan pada saat yang sama
Hamka membentuk Badan Pembela tafsirnya diterbitkan oleh Malaysia. 18
Negara dan Kota (PBNK) yang Beliau sering diundang untuk mengisi
merupakan gerakan masyarakat seminar di organisasi, lembaga dan
gerilyawan terbesar dalam melawan badan-badan hukum yang ada di sana.
Belanda. Selama posisinya tersebut Yang akhirnya berbuah terhadap
Hamka tidak pernah tinggal di satu kota pemberian Honoris Doctor of Letters
dalam jangka waktu yang lama17. dari Universitas Kebangsaan Malaysia
Pasca kemerdekaan, Hamka (UKM) pada tahun 1974. Beliau
tinggal di Jakarta dan meneruskan menyampaikan orasi ilmiah yang
aktivitas menulis literatur dan berbicara tentang kebesaran Melayu dan
budayanya. Beliau mengikuti pemilu hubungannya dengan Islam.
tahun 1955 di bawah partai Islam Pada tahun 1975, Hamka ditawari
Masyumi dan terpilih sebagai anggota menjadi ketua MUI oleh Menteri
Dewan Konstituante. Beliau Agama. Dalam pidato penerimaanya
menemukan adanya gerakan komunis beliau mengingatkan agar para
secara terbuka dan menyebarkan paham pemimpin memperhatikan
ateis di tengah-tengah masyarakat. Pada keseimbangan terutama perkembangan
tahun 1959, partai Masyumi dibubarkan spiritual. Beliau bisa memberikan saran
oleh Sukarno karena kemajuan di kepada pemerintah dan mengatur
Sumbar melibatkan para pemimpinnya. posisinya. Namun demikian, beliau
Selain Hamka, diantaranya M. Natsir cenderung untuk terjun ke dalam politik
dan Syafruddin Prawiranegara. selama lima tahun dan bersebrangan
Kemudian Hamka melanjutkan dengan pemerintah yang membolehkan
aktivitasnya dalam menulis dan natal bersama. Beliau meninggal tahun
menerbitkan majalah Panji Masyarakat 1981 pada bulan Ramadhan.19
yang berorientasi dakwah dan kultur Pada zaman Soekarno kelompok
Islam. Islam ini ada yang ditemani ada yang di
musuhi. Strategi tersebut adalah politik
belah bambu. Yang satu diinjak dan
Intellectual and Social Transformation of the
Malay World”, h. 226. 18
Rosnani Hashim (ed), “Hamka Intellectual
16
Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir and Social Transformation of the Malay
al-Azhar, h. 48-49. World”, h. 227.
17
Rosnani Hashim (ed), “Hamka Intellectual 19
Rosnani Hashim (ed), “Hamka Intellectual
and Social Transformation of the Malay and Social Transformation of the Malay
World”, h. 226. World”, h. 227.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 55

satunya lagi diangkat. Kelompok yang menjadi objek pokok dalam penelitian
diinjak adalah kelompok Islam ini.
modernis – kelompok Masyumi yang Salah satu karakter khusus dari
dimotori Muhammad Natsir. Sedangkan Hamka, menurut Azra, adalah
yang diangkat adalah kelompok NU komitmennya yang kuat untuk
yang selanjutnya menjadi salah satu memegang pendirian. Apabila ada
poros Nasakom. Buya Hamka dan masalah agama atau negara yang
banyak tokoh modernis banyak yang bertentangan dengan persfektif Hamka
dipenjarakan.20 berdasarkan norma agama maka ia
akan menjadi oposisi. Ia jadikan posisi
3. Karakter Khas Sosok Hamka ini juga kekuatan untuk membangun
agama dan negara dari arah luar.
Dalam bagian ini penulis sengaja Sebagai contoh sikap Hamka yang
menelusuri sifat-sifat yang melekat pada mengundurkan diri karena tidak
sosok besar Hamka. Hal ini sangat sepaham dengan pemerintah Soeharto.21
beralasan, mengingat Hamka terkenal Sikap ini selanjutnya ternyata diikuti
sebagai sosok yang sukses dalam lisan juga oleh KH. Ali Yafie, yang
dan tulisan. Beliau juga orang yang mengatakan mundur sebagai ketua MUI
supel bergaul di masyarakat. Penanya karena melihat kebijakan-kebijakan Gus
setajam pedangnya. Namun lisan beliau, Dur yang tidak akseptabel.22
dalam konotasi positif, lebih tajam lagi. Namun terkadang Hamka juga
Beliau sering disebut Singa Podium. berpendirian yang melawan arus. Bukan
Penulusuran terhadap karakter beliau berarti pendiriannya ini dalam konotasi
yang terdapat dalam tulisan yang positif. Hamka secara mental siap
membahas biografi beliau ini bisa menerima cela, kritik dan makian dari
dijadikan acuan untuk mengetahui corak mayoritas umat Islam Indonesia. Salah
dan karakter tafsir yang beliau tulis dan satunya adalah ketika pemerintah
Jepang mewajibkan rakyat Indonesia
untuk tunduk kepada kekuasaan Jepang
20
Azyumardi Azra, Islam Substansif: Agar
di Tokyo. Hamka dan pengikutnya
Umat Tidak Jadi Buih, h. 320. Selain Hamka, diminta datang menghadap pada tanggal
tokoh muslim sekaligus politisi yang 29 April 1942 dengan paksa untuk
dipenjarakan adalah Natsir, Roem, Prawoto, tunduk kepada kekuasaan Jepang. Hari-
Sutan Syahrir. Sementara itu Rasyidi
mendengar berita tersebut ketika di Montreal
dan ketika itu juga langsung pindah ke
Washington. Penulis mengkaitkan Hamka
21
dengan Rasyidi karena keduanya sezaman Pokok masalahnya adalah bahwa Hamka
dan mempunyai pemikiran yang sama tentang tidak setuju dengan Menteri Agama
Islam. Beda antara keduanya, Hamka dilihat Alamsyah yang meminta MUI untuk
masyarakat sebagai pujangga dan ulama. mencabut fatwa yang mengharamkan Natal
Sementara Rasyidi sebagai generasi bersama sebagai respon dari SK Menag
intelektual. Lihat Endang Basri Ananda No.35 tahun 1980 yang ditetapkan 30 Juni
(Penyunting), 70 Tahun Prof. Dr. H.M. 1980. Azyumardi Azra dan Saiful Umam
Rasyidi (Jakarta: Harian Umum Pelita, 1985), (ed), Mentri-Mentri Agama RI: Biografi
h. 66, h. 227. Lihat juga Azyumardi Azra dan Sosial Politik, 341. Lihat juga Alwi Shihab,
Saiful Umam (ed), Mentri-Mentri Agama RI: Membendung Arus: Respons Gerakan
Biografi Sosial Politik, (Jakarta: Indonesia- Muhammadiyyah Terhadap Penetrasi Misi
Netherland Cooperation in Islamic Studies Kristen di Indonesia, (Bandung: Mizan,
(INIS), Pusat Pengkajian Islam dan 1998), h. 181.
22
Masyarakat (PPIM), Badan Litbang Agama Azyumardi Azra, Islam Substanstif : Agar
Depag RI, 1998), h. 148. Umat Tidak Jadi Buih, h. 385.
56 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

hari tersebut merupakan masa tersulit yang mengatakan 50 buku. 26 Karya-


bagi kaum muslimin Indonesia.23 karya Hamka ini sangat populer di
Zulkifli (1966) mengatakan bahwa masyarakat khususnya di kampus. Isi
Hamka mempunyai sikap tegas dalam dari buku-buku Hamka terdiri dari
menyikapi isu Shi’ah. Dalam menyikapi cerita-cerita roman, kritikan-kritikan
isu Shi’ah yang sejak masa ulama salaf sosial dan politik sampai kepada ilmu-
(setelah abad ke-2 H) selalu diposisikan ilmu agama.
sebagai pihak yang bersebrangan Salah satu keahlian Hamka yang
dengan Sunni. Hamka menilai bahwa tidak dimiliki oleh ulama lain adalah
jaringan yang pertama memasukkan penguasaannya tentang sejarah Islam.
Islam justru dari kaum Sunni dan untuk Melalui bukunya Sejarah Umat Islam27
selanjutnya meneruskan dominasi
24
tersebut sampai saat ini. Akan tetapi
hal tersebut bukan berarti Hamka
26
Zulami Ya’kub, “Falsafah Alam dan Konteks
Falsafah Ketuhanan Menurut Hamka,”
menolak peranan Shi’ah secara mutlak. International Journal of Islamic Thought 1
As’ad Shahab adalah orang yang (June 2012) : h. 2. Lihat juga Samsul Nizar,
mengenalkan kepada Hamka berbagai Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan
buku-buku Shi’ah yang menunjukan Pemikiran HAMKA tentang Pendidikan Islam
penerimaan Hamka terhadap literatur (Jakarta: Kencana, 2008), h. 46.
27
Salah satu penelitian Hamka yang banyak
Shi’ah. Dalam tafsirnya, Hamka dijadikan rujukan adalah keberhasilannya
mengutip beberapa kitab, diantaranya menentukan bahwa Islam masuk ke
Tafsir al-Mizan karangan al-Taba’taba’i Indonesia pada awal abad ke-8 atau lebih
dan al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an al- tepatnya adalah abad ke-7. Islam di Indonesia
‘Adim karya Ayatullah al-Kha’is.25 Hal berhubungan dengan Arab lebih dulu dari
pada India. Bukti sejarah yang paling nyata
ini menunjukan bahwa Hamka sangat adalah ditemukannya perkampungan Arab
toleran dalam keilmuan. Jargon kembali tahun 674 M di pantai Barat Sumatra dan di
kepada al-Quran dan al-Sunnah telah Kalingga, pada masa Ratu Sima yang
memberikan pemahaman kepadanya keduanya bersumber dari berita China.
bahwa selama semua karya ilmiah Penelitiannya ini sejalan dengan para
intelektual muslim tahun 1980-an yang
masih di bawah koridor keduanya, sepakat untuk rekonstruksi sejarah komunitas
maka tidak ada alasan untuk Islam Indonesia. Di antara mereka adalah
menolaknya. Roeslan Abdul Ghani, Taufik Abdullah,
Hasan Mu’arif Ambary, dan A. Hasyimi.
4. Karya-karya Pandangan Hamka secara khusus tentang
teori awal masuk Isslam ke nusantara ini lebih
dapat diterima dengan alasan lebih tajam
Hamka termasuk penulis yang dalam penelitiannya dibandingkan peneliti
sangat produktif dan menghasilkan dari Barat dan Orientalis. Objek penelitian
lebih dari 76 buku. Sumber lain ada dalam hal ini, Hamka sampai meneliti tentang
Madzhab Fiqih yang dianut ketika itu oleh
para da’i dan hal ini merupakan isi laporan
dari perjalanan Ibnu Batutah. Teori Hamka
23
Goto Ken’ichi, “Modern Japan and Indonesia ini kemudian diamini oleh KH. Syaifuddin
The Dynamics and Legacy of Wartime Rule”, Zuhri. Lihat Ota Atsushi, Okamoto Masaaki,
Leiden, Bijdragen tot de Taal-, Land- en dan AhmadSuaedy (ed), Islam In Contention:
Volkenkunde, Japan, Indonesia and the Rethinking Islam and State in Indonesia
WarMyths and Realities 152, no: 4 (1996) : (Jakarta: Wahid Institute – CSEAS-CAPAS ,
h. 536-552. 2010), h. 333. Lihat juga Ahmad Mansyur
24
Zulkifli, The Strugle the Shi’i In Indonesia Suryanegara, Menemukan Sejara : Wacana
(Leiden : University of Leiden, 2009), h. 11. Pergerakan Islam di Indonesia, (Bandung :
25
Zulkifli, The Strugle the Shi’i In Indonesia’, Mizan, 1998), Cet IV, h. 81-84, 94, 97.
h. 34. Keahlian Hamka dalam sejarah bahkan lebih
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 57

(1977), Hamka menulis tentang


sejarah Islam dengan sistimatika 5. Cak Nur kagum dengan Buya
periode berkuasa masing-masing Hamka
kerajaan. Dalam karyanya ini beliau
menekankan akan pereanan raja dan Awal tumbuhnya intelektual di
kerajaanya yang pernah menguasai Indonesia ternyata sudah bersporadis
nusantara ini. Hamka juga yang sejak zaman kerajaan Hindu Kediri atau
mengenalkan buku-buku sejarah kerajaan Dhaha. Rajanya yang terkenal
Indonesia klasik seperti Sejarah Melayu adalah Jayabaya. Selain sebagai raja,
(Malay History)28 oleh Tun Sri Lanang; Jayabaya juga mempunyai hobi menulis
Hikayat Raja-raja Pasai (Tale of Pasai yang dibuktikan dengan peninggalannya
Kings) oleh Sheikh Nur al-Din ar- berupa karya tulis yaitu Jangka
Raniry; Tuhfat al-Nafis (the Precious Jayabaya. Ternyata, berdasarkan
Gift) oleh Raja Ali Haji; Sejarah sejarah Islam beliau sejaman dengan al-
Cirebon (History of Cirebon), Babad Ghazali.
Giyanti (Tale of Giyanti) dan lain-lain.29 Berbicara tentang intelektual
Indonesia, menurut Cak Nur bahwa
tokoh ayng mewariskan tradisi
spesifik lagi kepada pemahamannya yang
dalam tentang Tasawuf. Beliau paham sekali
intelektual yang cukup signifikan dan
dengan jaringan ulama Nusantara, Tariqat berpengaruh terhadap corak keagamaan
Idrisiyyah, Yusuf al-Maqassari dan Indonesia (pen.) hanyalah Hamzah
pengembaraannya yang tertuang dalam Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Syeikh
bukunya Sjech Yusuf Tadju’l Chalwati Nawawi al-Bantani, Kiyai Ihsan
(Tuanku Salamaka). Bukunya
Perbendaharaan Lama meunjukkan bahwa
Muhammad Dahlan al-Jampesi, Kediri,
beliau sangat dalam pemahamnnya tentang dan Hamka. 30 Menurutnya, selain yang
warisan, atsar, jejak, petuah yang diwariskan
para ulama dan tokoh tempo dulu. Dikutip buku sejarah pada umumnya. Sistematika
dalam footnote Azyumardi Azra, Jaringan penulisannya tidak mengalami variasi
Ulama Timur Tengah dan Kepulauan perubahan.
Nusantara Abad VII dan VIII, (Jakarta: 30
Menurut Kul (2005), perhatian masyarakat
Kencana, 2013), h. 274. muslim Indonesia yang diajarkan Nurcholis
28
Asumsi penulis melalui buku ini, orang Majid sejak tahun 1990-an melalui Yayasan
Malaysia berhutang kepada Hamka berupa Paramadina itu lebih banyak dan berhasil
informasi nenek moyang mereka, demikian membangkitkan potensi spiritual mereka dari
pula Hamka berhutang kepada masyarakat pada pencapaian yang diperoleh Hamka
Malaysia atas penerimaan mereka secara luas melalui buku Tasawuf Modern. Hal ini
terhadap sosok Hamka. Hamka pernah merupakan sikap antara dua cendikiawan
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi muslim yang berbeda pemikirannya tentang
identitas bangsa Indonesia dan menjadi Islam, namun Nurchalis Majid tidak egoisme
sumber kekuatan dan kesatuan. Hamka untuk tidak mengambil pelajaran kepada
sangat fanatik dengan isu-isu agama dan Hamka. Bahkan beliau mneruskan usaha
selalu berusaha mendefinisikan pemecahan Hamka dalam mengajarkan nilai Tasawuf
masalahnya dengan menghubungkan antara kepada masyarakat muslim Indonesia. Lihat
Islam dan Melayu. Lihat Rosnani Hashim Martin Van Bruinessen and Julia Day Howell
(ed), “Conversation Islamic Intellectual (ed), ”Sufisme and Modern In the Islam”
Traditionin the Malay Archipelago (Kuala (London and New York, I.B. Tauris 2007), h.
Lumpur: Pustaka Perdana, 2010), h. 32. 241. Menurut penelitian Ahmad, Hamka
29
Sulasman, “Kyai and Pesantren in the Islamic termasuk tokoh Islam Indonesia yang
Historiography of Indonesia,” International menonjol dalam bidang Filsafat yang sangat
Journal for Historical Studies 4, no.1 (2012) : memperhatikan akan hubungan etnik di
67, h. 71-72. Tema-tema yang diusung oleh Indonesia. Tetapi menurut penulis, bukan
Hamka dalam bukunya ini ditulis berdasarkan berarti Tasawuf yang diusung Hamka adalah
dengan tema-tema yang ditulis dalam buku- Tasawuf Falsafi yang disuarakan oleh Ibnu
58 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

disebutkan tadi, pada umumnya tradisi dengan agama lain. Beliau bersama-
intelektual Islam kita masih sama dengan Isma’il al-Faruqi (w. 1986
menghasilkan karya-karya yang terbatas M) termasuk cendikiawan muslim yang
pada hal-hal elementer, bukan meneruskan tongkat estafet keilmuan
pemikiran dan perenungan mendalam.31 perbandingan agama (Comperative
Cerita lain, menurut Cak Nur, Religion). Hamka mempunyai
yang menunjukkan ketinggian kontribusi yang tidak sedikit dalam
intelektualitas Hamka adalah bidang yang disebut dengan
perumpamaan beliau terhadap Religionswissenschaft.33
Pancasila. Menurut Hamka, Pancasila
bagaikan bilangan 10.000. Dimana 6. Tafsir al-Azhar : Tela’ah
angka 1 (satu) merupakan Khusus
perumpamaaan sila Ketuhanan Yang Tafsir al-Azhar mulai ditulis
Maha Esa. Sedangkan bilangan nol pada tahun 1962. Tafsir ini melukiskan
yang jumlahnya ada empat dengan gamblang Hamka dalam
diumpamakan sebagai sila kedua suasana kuliah di pagi hari yang ia
sampai kelima. Maka apabila sampaikan pada tahun 1959 sampai
dihilangkan angka satunya, bilangan 1964 di masjid al-Azhar, Jakarta.
empat nol yang ada setelahnya menjadi Penulisan tafsir ini sempat ditulis di
tidak ada nilainya walaupun ditambah penjara selama tiga tahun, yaitu 1964-
lagi dengan deretan nol yang panjang.32 1966. Beliau di penjara pada rezim
Zuriati (2010) menambahkan Sukarno, karena pengaruhnya meluas
tentang kelebihan Buya Hamka. sangat mengganggunya dan dianggap
Menurut pandangnnya, Buya Hamka sebagai potensi adanya oposisi. Ujian-
(w. 1981 M) selain mengayomi internal ujian hidupnya, beliau kemukakan pada
Islam, beliau juga pandai berdiplomasi bab 12.34 Tafsir ini sebanyak 15 volume
bersama dengan novel-novel karya
beliau telah memperoleh minat dari
Arabi, akan tetapi beliau cenderung kepada pembaca bahkan telah menjadi standar
Tasawuf Akhlaki yang diusung oleh Junaid
al-Baghdadi dan al-Ghazali (w. 1111 M/505
buku bacaan di seluruh jalan di
H) Lihat Rooasfa Hashim, “Ethnic Relation: Singapura dan Malaysia.
Some Related Editorial Issues”, Malaysia,
Medwell Journal: The Social Science 7, no. 4 7. Isi Mukjizat al-Qur’an
(2012) : h. 557-559. Menurut Roshina Menurut Hamka
Hashim, Hamka bersama dengan Munshi
Abdullah, Shaykh Ahmad al Hady and Za'ba
of Malaya (Peninsular Malaysia), dan Sheikh Menurut Hamka mukjizat al-
Abd al-Samad al-Palimbani, Imam Zarkasyi, Qur’an itu adalah al-Qur’an itu sendiri.
Mahmud Yunus, Harun Nasution and Hasyim Namun, Secara lebih spesifikasi lagi,
Asy'ari termasuk ke dalam pemikir kemukjizatannya dapat diringkas
pendidikan. Lihat Rosnani Hashim (ed),
Reclaiming the Conversation: Islamic
menjadi tiga. Pertama, keistimewaan
Intellectual Tradition in the Malay yang pernah dicapai oleh bangsa Arab,
Archipelago, (Malaysia: Pustaka Perdana, yang kedua ialah makna atau ma’ani-
2010), h. 28.
31
Nurcholis Majid, Tradisi Islam (Peran dan
Fungsinya Dalam Pembangunan di 33
Zuriati ibn Muhammad Rashid, “Al-Faruqi
Indonesia, (Dian Rakyat dan Paramadina : and His Views on Comparative Religion,
Jakarta, 2008), h. 5. “International Journal of Business and Social
32
Nurcholis Majid, Islam Kemodernan dan Science 1, no. 1 (2010) : h. 1.
34
Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1998), cet Peter Riddel, Islam and The Malay -
XI, h. 178. Indonesian World , h. 218.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 59

nya dan yang ketiga adalah ajaran bangkitnya minat kawula muda untuk
akhlaknya. Yang dimaksud ajaran mengkaji al-Qur’an di Indonesia dan di
akhlak di sini bukanlah ajaran agama, negara–negara yang berbahasa Melayu.
akan tetapi puncak budi dari manusia Beliau menganalogikan keadaan
yang cerdas, dan tidaklah dapat mereka ini dengan perumpamaan
dibantah bahwa itulah akhlak yang baik. rumah telah kelihatan, jalan ke sana
Untuk yang ketiga ini merupakan hal tidak ada. Ini adalah alasan pertama
yang jarang menjadi perhatian para menulis kitab ini. Kedua, tafsir al-Azhar
mufassir. Umumnya mereka melihat disusun untuk golongan para muballigh
dari sisi dzahir al-Qur’an saja.35 atau ahli dakwah. Mereka kadang
canggung untuk tampil, karena
8. Latar Belakang ditulis Tafsir wawasan umumnya sangat lemah. Pada
al-Azhar dan penamaannya hal mereka mempunyai kewajiban
sudah lebih luas dari pada muballigh
Hukum kausalitas mengatakan zaman lampau. Sekarang mereka
“setiap adanya aksi selalu diikuti menghadap bangsa yang cerdas.
dengan reaksi”. Hukum tersebut Rosnani Hashim menyimpulkan
menggambarkan akan karakter khas penelitiannya bahwa latar belakang
yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup yang menyetir Hamka untuk menulis
bukan hanya manusia. Suatu karya Tafasirnya adalah adanya kevakuman
yang besar, biasanya selain sudah pada golongan pemuda di negara-negara
dirancang secara matang, ia juga yang berbahasa Melayu, dan adanya
dihasilkan karena adanya suatu faktor kehausan dari mereka terhadap
X. Biasanya latar belakang pemahaman agama, terutama al-Qur’an.
dihubungkan dengan seberapa cepatkah Serta adanya kelemahan materi-materi
respon yang dimiliki dan umumnya yang disampaikan oleh para mubaligh.36
karya yang mempunyai latar belakang
nilai sejarah yang mengikuti 9. Haluan Tafsir
kemunculannya suatu karya
berpengaruh. Di dalam Sebelum menyampaikan
pendahuluannya, Hamka dengan penelitian sendiri Roshani Hashim
tawadhu mengakui bahwa beliau meneliti bahwa sumber Tafsir al-Azhar
bukanlah seorang yang multidisiplin. ini meliputi kitab-kitab tafsir klasik
Beliau mengakui bukan seorang yang terdiri dari tafsir kalangan Sunni,
pakar gramatika Arab, bukan pakar Mu’tazilah dan Syi’ah. Selanjutnya
sastra Indonesia (padahal beliau sudah dalam pembahasan awal dalam bab ini.
menulis karya tulis dengan bahasa Hamka menyatakan secara eksplisit
Indonesia sebanyak 100 buku besar dan tentang corak haluan dari
kecil di dalam bahasa Indonesia, bukan penafsirannya. Beliau memberikan
insinyur pertaniann dan bukan ahli istiah sendiri yaitu “textbook thinking”.
atom. Namun persyaratan tersebut tidak Yaitu suatu tafsir yang hanya menuruti
menghalanginya untuk melanjutkan riwayat atau naql dari orang terdahulu
penafsirannya. Menurutnya, ada soal
lain yang sangat mendesak yang 36
Rosnani Hashim, “Hamka: Intellectual and
menjadikan alasannya mempertahankan Social Transformation of the Malay World”,
tafsirnya. Alasan tersebut adalah in Reclaiming the Conversation: Islamic
Intellectual Tradition in Malay Archipelago ,
35
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Citra ed. Rosnani Hashim, (Kuala Lumpur: Perdana
Serumput Padi, 1982), juz I, h. 12. Leadership Foundation, 2010) : h. 194.
60 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

saja. Sebaliknya dari itu terkadang madzhab Salaf. Artinya mengikuti


seorang mufasir dalam menjelaskan Nabi dan para sahabat dan para ulama
perihal agama ngelantur kemana-mana, yang mengikuti jejak mereka.
sehingga tidak disadari telah menjauh Tafsir yang paling menarik hati
dari maksud agama.37 Hamka adalah tafsir al-Manar yang
Sebagaimana dijelaskan oleh ditulis oleh Sayyid Rashid Ridla. 39
Hamka bahwa tafsir itu membaca corak Tafsir ini mempunyai karakter khas
pandangan si mufassir dalam haluan yaitu dalam penafsiranya selain
madzhabnya. Sehinga kadang-kadang menggunakan pendekatan klasik juga
al-Qur’an yang begitu terang mengunakan pendekatan perkembangan
dipersempit oleh penafsir itu sendiri, politik dan kemasyarakatan.
dibawa ke haluan yang ditempuhnya. Selanjutnya adalah Tafsir al-Maraghi,
Sebagai contoh, al-Zamakhshari dalam Tafsir al-Qasimi, dan Tafsir fi Dilal al-
al-Kashshaf , beliau membela madzhab Qur’an.40
kalam yang beliau anut, yaitu
Mu’tazilah. Al-Razi cenderung menyampaikan khutbah jumat dan adzan pun
membela madzhab Shafi’ii yang dilakukan dua kali, karena tradisi di kalangan
dibelanya. Dan al-Alusi dalam Ruh al- NU dilakukan demikian. Contoh lain,
Ma’ani membela madzhab Hanafi, diceritakan bahwa Buya apabila mengimami
shalat sunat tarawih beliau selalu bertanya
padahal dulu ia membela madzhab al- dulu apakah jemaah hendak shalat 11 rakaat
Shafi’i. atau 23 raka’at. Maka Buya mengikuti
Oleh alasan demikian, beliau keinginan jemaahnya. Hobat Habbatussauda,
menulis tafsir ini tanpa membawa “ Kisah Sederhana Antara Buya Hamka dan
pertikaian-pertiaian madzhab karena KH.Abdullah Syafi'ie”, 19 September 2011.
https://www.facebook.com/notes/hobat-
beliau tidak ta’assub (fanatik) terhadap habbatussauda/kisah-sederhana-antara-buya-
suatu faham. 38 Tafsirnya berhaluan hamka-dan-khabdullah-
syafiie/263017877065461?ref=nf (accessed
May 09, 2013).
37 39
Sehubungan dengan penafsiran yang bertele- Untuk mengetahui ikhtisar tentang Tafsir al-
tele, Sayyid Qutub menjelaskan bahwa Manar dan pengarangnya, silahkan lihat M.
keterangan yang terlalu panjang dan berbelit- Quraish Shihab, Rasionalitas al-Qur’an
belit akan menghalangi nur dan inspirasi al- (Jakarta: Lentera Hati, 2006). Pendekatan
Qur’an terhadap pembaca atau orang yang yang dipakai adalah oleh Hamka dalam
ingin menafsirknnya. Bahkan keterangan tafsirnya sama dengan apa yang dipakai
yang panjang ini akan merubah tujuan Rashid Ridha yaitu pendekatan yang sesuai
pendidikan tafsir kepada ensiklopedi ilmu dengan kondisi kontemporer yang telah
pengetahuan khilafiyah. Keterangan yang dimodifikasi dan dihubungkan dengan
panjang akan menghalangi keindahan al- berbagai lapisan masyarakat modern. Dalam
Qur’an berdasarkan pengalamnnya ketika ilmu tafsir pendekatan ini disebut Adabi
masih kecil. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Ijtima’i. Lihat Mustaffa Abdullah, Faisal
Tafsir Metodologi Pergerakan, (Jakarta: Ahmad Shah, Ishak Suliaman, Mohd. Yakub
Yayasan Bunga Karang, 1986), h. 79. Zulkifli Mohd Yusoff, Monika Munirah Abd
38 Beberapa contoh tidak adanya fanatisme buta
Razzak, Fauzi Deraman, Khadher Ahmad,
pada diri Hamka ditunjukkan ketika beliau Mohd Murshidi Mohd Noor, Jilani Touhami
bersama dengan KH. Abdullah Syafi’i, Meftah, Sedek Ariffin, Ahmad K. Kasar,
seorang kiyai Betawi pendiri Yayasan Asy- Selamat Amir, Faisal Ahmad Faisal Abdul
Syafi’iyyah, Pondok Gede. Dalam suatu Hamid and Mohd Roslan Mohd Nor, “Sayyid
kesempatan shalat Jum’at digelar di Masjid Muhammad Rasyid Rida’s Influence on
al-Azhar. Tradisi di mesjid ini adzan Tafsir Studies in Malaysia”, Middle-East
dilakukan sekali saja. Sebenarnya khatib pada Journal of Scientific Research 12, no.6
kesempatan itu giliran Buya, namun karena (2012) : h. 6.
kedatangan tamu Adullah Syafi’i beliau 40
DR. Salah Abdul Fattah menulis disertasi
mempersilahkan kiyai tersebut untuk tentang tafsir ini. Beliau mendapatkan nilai
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 61

Menurut pandangannya, tafsir ini Hadith, perkataan sahabat dan perkataan


merupakan tafsir yang paling tabi’in41. Metode ini dalam kajian tafsir
representatif dengan konteks kekinian dikategorikan ke dalam kelompok
(Hamka: munasabah). Dalam segi tekstual (tafsir bil ma’tsur).
riwayat, tafsir ini di bawah al-Manar. Sekarang yang menjadi
Namun dari segi dirayah, sangat cocok pemasalahanya adalah apakah Hamka
dengan nalar pembaca pasca perang mengaktualisasikan kecondongannya
dunia kedua. Yang kita namai dengan kepada pendapat Ibnu Taymiyyah, yaitu
zaman atom. Tafsir ini sangat yang berkiblat kepada Tafsir bil Ma’tsur
mempengaruhi Hamka dalam tafsirnya. di dalam tafsirnya. Hal ini bisa
Secara keseluruhan pada Juz I, ditentukan apabila kita melihat dan
beliau menyebutkan bahwa referensinya menelitinya dalam sistematika
terdiri dari 45 nama buku yang penulisan yang akan menjadi
disebutkan secara ekplisit. Beliau juga pembahasan selanjutnya. Akan tetapi
mengutip berpuluh-puluh kitab secara umum, berdasarkan penelitian
karangan sarjana-sarjana modern dan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
karangan-karangan Orientalis Barat Hamka mencoba menghubungkan
yang bagi para mufassir Indonesia lain antara sejarah Islam modern dengan
mungkin hal ini adalah hal yang tabu. studi al-Qur’an dan berusaha melangkah
Yang terakhir ini juga telah menjadi keluar dari penafsiran-penafsiran
kharakteristik khusus Tafsir al-Azhar. tradisional. Titik tekannya adalah
menguak ajaran al-Qur’an dan
10. Prioritas Corak (Manhaj) menyesuaikannya dengan konteksnya
Tafsir Hamka dalam ranah keislaman42.

Peter Riddel (2001), dalam catatan 11. Sistimatika Penulisan


kaki di dalam bukunya Islam and The (thariqah)
Malay Indonesian World, mengutip
bahwa Hamka dalam penafsirannya Dalam penafsirannya, Hamka
cenderung kepada corak yang membuka tafsir ini dengan pembahasan
diformulasikan oleh Ibnu Taymiyyah tentang definisi al-Qur’an, isi mukjizat
(w. 1328 M/728 H). Ibnu Taymiyyah al-Qur’an, al-Qur’an lafadz dan makna,
mengembangkan penafsiran dengan menafsirkan al-Qur’an, haluan tafsir,
pendekatan tafsir yang memprioritaskan alasan pemberian nama Tafsir al-Azhar,
wahyu daripada akal. Secara berurutan, dan menguraikan hikmah ilahi setelah
menurut Ibnu Taymiyyah, sumber proses penafsirannya.
penafsiran itu adalah al-Qur’an, al- Hamka mengomentari tentang
‘Ijaz al-Qur’an. Menurut beliau Ijaz
Nabi yang bersifat hissi (bisa diliha
Mumtaz (Cumlaude) dalam pemikiran tafsir
al-Qur’an. Menurut Salah, tafsir ini banyak
oleh mata) seiring zaman sudah
yang salah memahaminya. Bahkan ada yang menurun keampuhannya dalam
menilai bahwa kitab ini bukan tafsir. Padahal menunjukkan ego manusia. Yang tersisa
menurut penelitian beliau ini, ad-Dilal adalah mukjizat beliau al-Qur’an yang
merupakan madrasah modern dalam tafsir.
Lihat Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Tafsir
41
Metodologi Pergerakan (Jakarta: Yayasan Peter Riddel, Islam and The Malay -
Bunga Karang, 1986), h. 4. Buku tersebut Indonesian World (Singapore : Horizon
adalah terjemahan dari buku al-Manhaj al- Books, 2001), h. 23.
42
Haraki fi Dilal al-Qur’an yang dilakukan Saiful Amin Ghafur, Profil Para Mufassir al-
oleh Asmui Solihan Zamakhsyari. Qur’an, h. 212.
62 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

berlaku sepanjang zaman dan untuk 9. Menyebutkan syair-syair kuno


varian bangsa untuk dilihat secara akal. 10. Mengakhirinya dengan kesimpulan
Kekuatan al-Qur’an mampu serta ajakan untuk
45
melemahkan semua ego manusia. Jelas mentadabburinya.
sekali di dalam komentarnya ini, bahwa Sistematika penulisan tersebut
beliau ini sangat kontekstual dalam merupakan kesimpulan penulis yang
memposisikan suatu permasalahan. bersipat sementara. Penulis tidak
Walaupun masalah tersebut mempunyai sempat membaca tafsir ini seluruhnya.
nilai-nilai lebih yang lain yang Sehingga membuka kemungkinan lain
membuat takjub.43 untuk mengkritisi dan mengubahnya
Metode penulisan tafsir yang atau mungkin menambahkannya.
dipakai adalah metode penafsiran ayat
secara berurutan dimulai dari surat al- 12. Karakter Khas Tafsir al-Azhar
Fatihah sampai kepada surat al-Nas.
Metode ini disebut metode Tahlilii. 1. Terkadang menyebutkan sejarah dan
Secara bahasa metode ini bersifat Hikmah kuno (selain para sahabat)
analisis. Semua objek penafsiran Sebagai contoh ketika beliau
dikupas secara terperinci dan teratur menafsirkan al-Baqarah : 105-107.
(reguler). Beliau mengutip nasihat Kong Hu
Adapun metode penulisan yang Cu,” Sebelum aku mengurus hal
dilakukan pada saat menafsirkan adalah negara, lebih dulu aku hendak
dengan tahapan-tahapan sebagai menyelesaikan pengertian dari
berikut: setiap kata yang dipakai”. Juga
1. Menuliskan ayat dan terjemahnya pujangga Prancis, Voltaire berkata “
2. Menjelaskan makna nama surat dan Sebelum dua orang bertukar
identitas lainya seperti tempat dan pikiran, hendaklah mereka terlebih
waktu turunnya dahulu bersepakat tentang arti
3. Menyebutkan Sabab al-Nuzul dari kalimat yang hendak mereka
ayat bersangkutan kalau ada bicarakan”.46
4. Menyebutkan tafsir bil al-Qur’an, 2. Menyebutkan pengalaman-
hadits dan qaul sahabat dan tabi’in pengalaman orang yang hidup di
5. Menyebutkan sirah Nabi, sahabat sekeliling Hamka, orang yang
dan para shalihin kalau ada sengaja bertanya, berdiskusi dan
6. Mengemukakan perbedaan minta nasihat kepadanya. Dengan
pandangan para mufassir catatan bahwa data tersebut lebih
7. Mekorelasikan kandungan ayat memberikan penjelasan yang
dengan konteks pengarang
8. Membuka pengalaman kehidupan meninggal di sumur terlebih dahulu, besoknya
pribadi, orang lain yang ada ayahnya pun meninggal. Lihat Hamka, Tafsir
al-Azhar, h. 98.
korelasinya.44 45
Saiful Amin Ghafur mempunyai rangkaian
sendiri dalam langkah taktis penafsiran
43
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Citra Hamka, yaitu menulis teks al-Qur’an dan
Serumput Padi, 1982), h. 12. terjemahnya, memberikan catatan penjelasan,
44
Sebagai contoh beliau menceritakan seekor menyajikan bagian-bagian pendek (1-5 ayat)
kucing kesayangann ayahnya yang ada di lengkap dengan terjemahnya, menjelskannya
rumahnya. Ayahnya biasa memberi makan secara panjang lebar, bisa sampai 15 halaman.
sendiri, dan beliau sering menanyakan Lihat Saiful Amin Ghafur, Profil Mufassir al-
kucing itu setiap hendak pergi dan datang. Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
Ketika meninggal ayahnya, ajaibnya sehari 2008), h. 212.
46
sebelum meninggal kucingnya ditemukan Hamka, Tafsir al-Azhar, h. 335.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 63

lengkap terkait ayat yang Sebagai contoh adalah ketika beliau


47
ditafsirkann. menafsirkan kata ilah dan Allah
3. Akomodatif terhadap pendekatan menurut Hamka dalam Bahasa
semua ilmu dan sains yang yang Melayu kata ilah ialah dewa dan
ada korelasinya dengan penafsiran tuhan. Seperti tersurat dalam batu
termasuk filsafat. Menurut Hamka, Trengganu (disimpan di Museum
penemuan-penemuan Sains yang Kuala Lumpur) yang ditulis kira-
baru telah menolong kita untuk kira tahun 1303 M. Kata Allah Swt
memahami kebenaran ayat al- diartikan dengan Dewata Mulia
Qur’an dan melihat keagungan- Raya. Akhirnya seiring dengan
Nya. Beliau berpendapat bahwa masa, kata Tuhan dipahami oleh
‘ilm, aql dan rasionlitas tidak eksis orang Islam Indonesia dan Melayu
dengan sendirinya, kecuali (T besar) diartikan dengan Allah.
diperuntukkan manusia untuk Sedangkan term dewa tidak dipakai
mengenal Tuhannya. Seperti dalam lagi. Beliau membandingkannya
menafsirkan surah al-Isra : 36.48 dengan term-term untuk Tuhan dari
4. Gaya bahasanya adalah gaya bahasa bahasa lainnya, yaitu Gusti (Jawa),
lisan. Dalam tata bahasanya Pangeran (Sunda), Poang (Bugis
terkadang bertentangan dengan dan Makasar).49
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 7. Susunan kata berirama puitis
5. Dalam setiap penafsiran terhadap 8. Salah satu sumbernya juga berasal
satu tema. Hamka selalu dari buku-buku karangan Sarjana
mengakhirinya dengan pesan modern dan Orientalis Barat. Beliau
akhlak yang tersimpan dalam ayat. tidak malu untuk mengutipnya dari
6. Dalam setiap pemaparan dalam kitab-kitab tafsir Indonesia yang
setiap tafsir melalui pendekatan hidup sezaman dengannya. Di
sosial masyarakat, yang ditampilkan antara kitab tafsir Indoneisia itu
adalah adat melayu. Latar belakang adalah Tafsir al-Furqan (A.
suku beliau sebagai seorang tokoh Hasan), Tafsir al-Qur’an al-Karim
melayu yang fanatik. (Mahmud Yunus), Tafsir al-Nur (
Kecenderungannya untuk M. Hasbi al-Shiddiqi), Tafsir al-
menjadikan masyarakat melayu Qur’an al-Hakim (Qasim Bakri
yang Islami sangat kental. Apalagi dkk), Tafsir Depag dan lain-lain.50
memang tafsir ini berbahasa 9. Keunikan tafsir ini adalah
Indonesia yang diutamakan tujuan kemampuannya berelasi terhadap
penulisannya untuk konsumsi isu-isu kontemporer, kepada budaya
pembaca dari masyarakat melayu. masyarakat terutama budaya
Melayu-Minangkabau, termasuk
pengalamn hidupnya. Sebagai
47
Lihat Rosnani Hashim (ed), “Hamka: contoh adalah ketika beliau
Intellectual and Social Transformation of the menafsirkan surah al-Baqarah: 195.
Malay World” In Conversation Islamic Yang berhubungan dengan fi
Intellectual Traditionin the Malay sabilillah. Dia menceritakan cerita
Archipelago, (Kuala Lumpur: Pustaka TNI yang diketuai oleh Jendral
Perdana, 2010), h. 231.
48
Lihat Rosnani Hashim (ed), “Hamka:
Sudirman dan Front Hizbullah
Intellectual and Social Transformation of the
49
Malay World” In Conversation Islamic Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka
Intellectual Traditionin the Malay Panji Mas , 2005), h. 90.
50
Archipelago, h. 233. Hamka, Tafsir al-Azhar, h. 421.
64 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

ketika berperang Jihad fi Sabilillah. Hamka menuliskan tafsir ini


Di dalam menafsirkan ayat 209 pada biasanya tiap-tiap pagi waktu subuh.
beberapa juz, Allah tidak menonton Penulisannya dimulai sejak akhir tahun
untuk mengikuti langkah-langkah 1958 sampai Januari 1964, itu pun
syaitan, Hamka menceritakan katanya belum tamat. Agar catatan
bagaimana negara-negara Muslim aslinya itu redaksinya dapat dijaga
atau individual menolak perintah keotentikannya maka ia menuliskannya
Allah dan mengajak supaya di majalah Gema Islam sejak Januari
mengikuti keputusan Kamal 1962 sampai Januari 1964, namun yang
Ataturk, pemimpin sekuler Turki. bisa dimuat baru satu setengah juz saja,
Dia juga menceritakan bagaimana yaitu juz 18-19.
masyarakat Buton, Sulawesi
mematuhi perintah Allah dan 13. Corak Kalam Tafsir al-Azhar
menerapkan hukum hudud untuk Berdasarkan Penelitian Yunan
pencuri dan zina. Meskipun bekas Yusuf
daerah jajahan Belanda. Beliau Permasalahan kalam yang ada
bahkan menceritakan pengalaman semenjak terjadinya arbitrase yang
pribadinya ketika berdiskusi dengan terjadi pada masa Ali, mempunyai
anaknya, menjelaskan beberapa ayat impllikasi yang sangat besar terhadap
seperti surah al-Baqarah: 219 yang variasi madzhab-madzhab kalam. Objek
berhubungan dengan tertutupnya Ilmu Kalam – Tuhan dan manusia- yang
pertolongan Allah. Berhubungan sekaligus juga merupakan subjek
dengan keputusan dipenjara. Beliau terbesar dalam kehidupan ini, dengan
juga menceritakan pengalaman catatan tentunya apa yang dinisbahkan
gurunya berpoligami ketika kepada Tuhan sangat berbeda dengan
51
menafsirkan Surah An-Nisa. apa yang dinisbatkan kepada manusia.
Diskursus kalam tidak akan luntur
Penulisan tafsir beliau selesaikan sejalan dengan habisnya umur, tetapi
ketika beliau sedang berada di penjara. malah akan semakin menjamur.
Sel penjara beliau jadikan tempat untuk Terlebih lagi pada zaman modern ini,
bermujahadah kepada Allah. Beliau perhatiam umat Islam terhadap
menggoreskan pena untuk tafsir ini di pembahasan ini semakin besar. Hal ini
penjara Sukabumi, atau di Bungalau disebabkan umat sudah dapat
“Herlina dan Harjuna” di Puncak. Atau mengakses dengan mudah terhadap al-
di Mess Brimob di Mega Bandung, atau Qur’`an, Hadits, ajaran-ajaran, dan
sambil berbuat sambil di tahan di rumah ilmu-ilmu agama melalui media yang
sakit Persahabatan di Rawa Mangun. terus semakin berkembang.
Wajah-wajah jema’ah beliaulah yang Berikut ini penulis akan
terbayang ketika Hamka mulai membahas sedikit ulasan Hamka
mengoreskan pena untuk menulis tentang posisi akal dan konsep free will
tafsir.52 yang menjadi perbincangan pokok
dalam ilmu kalam. Pembahasan akal
sebelum menuju kepada aspek Tasawuf
51
Lihat Rosnani Hashim (ed), “Hamka: karena akal menjadi antitesa dari
Intellectual and Social Transformation of the
Malay World” in Conversation Islamic
instuisi (instuitif). Namum demikian,
Intellectual Traditionin the Malay pemahaman tersebut tidak sepenuhnya
Archipelago, h. 231. benar. Karena jalan melalui Tasawuf
52
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Citra
Serumput Padi, 1982), h. 42.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 65

yang baik tentu saja berawal dari Allah dalam al-Qur’an dapat terbuka
peranan akal dalam awal hidayahnya. secara sempurna. Ayat-ayat yang tidak
Tafsir al-Azhar tampil sebagai dipahami di masa lampau, akhirnya
salah satu agen Tuhan yang dapat terbuka setelah dipahami oleh
mendapatkan amanah untuk akal beberapa puluh atau bahkan
menyampaikan risalah ilahi, terutama ratusan tahun sesudahnya. 54 Jadi,
yang berkaitan dengan Tuhan dan intinya otak manusia itu selalu berputar.
makhluknya. 53 Bagaimakah kedudukan Ini mungkin yang menjadi kesimpulan
akal dalam Tafsir al- Azhar? Hamka dalam menafsirkan surat Fusilat
Hamka berkata dalam tafsirnya, tersebut.
”Yang terpenting daripada kelebihan Sebagai konsekuensi dari anugrah
manusia dengan akalnya adalah Tuhan berupa akal yang merdeka.
kesanggupannya membedakan dan Hamka menegaskan sikap
menyisihkan di antara yang buruk dan penentangannya terhadap taklid. Taklid
yang baik. Manusia melihat kepada menyebabkan kebekuan berfikir yang
alam sekeliling dengan panca indranya. berimplikasi kepada kebekuan
Maka menggetarlah apa yang kelihatan beragama dan pudarnya sinar agama.
dan kedengaran itu ke dalam jiwa. Sikapnya ini dapat digambarkan ketika
Maka tergambarlah bekasnya itu di beliau menafsirkan surat al-Isra’: 36.
dalam jiwa tadi dan menjadi kenangan. Menurut Hamka, kata wala taqfu
Dengan melihat dan mendengar, mengandung arti jangan mengikuti
tergambar dan mengembang itulah jejak. Orang yang taklid biasanya tidak
manusia membentuk persediaannnya bisa mempergunakannya
menempuh hidup. Dengan itu pulalah ia pertimbangannya sendiri. Terutama
dapat mengenal mana yang baik mana dalam beragama, orang yang taklid
yang buruk, mana yang jelek mana yang cenderung mencampurkan antara
indah. sunnah dan bid’ah karena dia sudah
Menurut Yunan Yusuf, posisi akal tidak bisa memfilter amalan-amalan
yang digambarkan Hamka di atas belum tersebut. Itulah sebabnya kita wajib
menggambarkan daya yang besar. Perlu beragama dengan berilmu.55
dilakukan penelusuran lebih lanjut tafsir Bila diperbandingkan wewenang
Hamka terhadap ayat-ayat kalam secara yang diberikan Hamka bagi akal dengan
langsung. Hamka mengatakan ketika wewenang yang diberikan oleh aliran-
menafsirkan ayat dalam surat Fussilat, aliran kalam bagi akal, maka dapatlah
bahwa dengan jalan berfkirlah ditarik persamaan antara pemikiran
(mempergunakan akal) isyarat-isyarat Hamka dengan pemikiran yang terdapat
dalam aliran Maturidiyyah Bukhara
53
Sufi klasik yang melakukan penafsiran sama-sama memberikan wewenang
melalui pendekatan filsafat ketuhanan adalah kepada akal untuk mengetahui bahwa
Ibnu ‘Arabi. Sebagaimana yang ditulis dalam
buku Nasir Hamid yang berjudul Falsafat al-
Tuhan itu ada dan untuk mengetahui
Ta’wil. Beliau menjelaskan secara terperinci mana yang baik dan yang buruk.
hubungan Tuhan, alam sebagai makrokosmos Sebagaimana yang disinggung
dan manusia sebagai mikrokosmos, ma’rifat, terdahulu, bahwa dalam pandangan
syari’at, hakikat dan relasi antara bahasa dan Maturidiyyah Bukhara, akal manusia
alam raya dan diakhir pembahasan beliau
menetapkan konsep ta’wil. Nasr Hamid Abu
Zayd, Falsafat al-Ta’wil: Dirasah fi Ta’wil 54
Yunan Yusuf, Corak pemikiran Kalam Tafsir
al-Qur’an ‘inda Muhyi al-Din bin ‘Arabi, al-Azhar, h. 125.
55
(Beyrut: al-Markaz al-Thaqafi al-‘Arabi, Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir
1996), h. 427. al-Azhar, h. 128.
66 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

tidak mampu untuk menentukan Pada pembahasan sebelumnya


kewajiban manusia. Akal hanya dapat dikatakan bahwa Hamka memasukkann
mengetahui sebab dari kewajiban ajaran akhlak sebagai salah satu isi dari
manusia. Atau dengan kata lain, akal kemukjizatan al-Qur’an (i`jaz al-
bagi Maturidiyyah adalah sebagai alat Qur’an). Dalam perkembangannya ke
bagi manusia untuk mengetahui depan setelah turunnya al-Qur’an.
kewajiban-kewajibannya. Jadi, corak Nilai–nilai etika (akhlak) yang terdapat
pemikiran kalam Hamka dalam masalah di dalam al-Qur’an ini kemudian
kekuatan akal sama dengan banyak diinternalisasikan ke dalam
Maturidiyyah Bukhara. Ilmu Tasawuf. Objek ilmu ini terdiri
dari tiga sasaran. Akhlaq terhadap
14. Pandangan Hamka Terhadap Allah, manusia dan lingkungan.
Free Will dan Predestination Hamka dalam perjalanan
(Qadariyyah dan Jabariyyah) hidupnya, dikatakan bahwa beliau juga
secara otodidak fokus mempelajari ilmu
tasawuf. Hasil dari keakrabannya
Hal ini akan terasa lebih jelas
dengan ilmu ini, beliau berhasil
apabila kita melihatnya dalam
membuat buku dengan judul Tasawuf
penafsiran beliau tehadap surat al-
Modern. 57 Dalam bidang ini Hamka
Saffat: 95-96, yang dijadikan
disejajarkan dengan Hamzah Fansuri.58
Ash’ariyah bahwa perbuatan manusia
Dengan cirinya yang khas, Hamka
juga merupakan ciptaan Tuhan.
berhasil membawa ajaran Tasawuf
“Padahal Allah-lah yang menciptakan
kepada tempat yang seadil-adilnya.
kamu”, pangkal ayat 96. Menciptakan
Malah beliau pernah berkunjung kepada
kamu sejak dari saringan tanah liat di
seorang sufi Agung Abah Anom di
permukaan bumi, ditumbuhkan menjadi
sayur, buah-buahan, padi, kacang-
kacangan, gandum dan sebagainya. Lalu 57
Dalam buku ini beliau berhasil mengajak
dimakan oleh ayah bundamu, lalu muslim modern untuk menghargai esensi-
menjadi darah dan darah mengeluarkan esensi Tasawuf yang bernilai positif dan bisa
saringannya yaitu mani. Itulah yang dipelajari oleh umat Islam secara umum serta
dijadikan rahim itu menjadi insan. “Dan tidak memerlukan latihan dalam waktu yang
apa yang kamu kerjakan”. Karena lama di bawah bimbingan seorang Guru.
Lihat Martin Van Bruinessen and Julia Day
berhala-berhala yang kamu sembah itu Howell (ed), ”Sufisme and Modern In the
adalah hasil pekerjaanmu sendiri dan Islam” (London and New York: I.B. Tauris,
yang kamu kerjakan itu hasil ciptaan 2007), h. 229.
58
Allah juga. Baik dia batu yang Hamzah al-Fansuri (w. 1607 H) seorang sufi
terkemuka dan sheikh paham Wujudiyyah.
tergeletak di pinggir bukit atau di pohon
Tepatnya pada masa Sultan Ala’uddin Ri’ayat
kayu yang tumbuh lebat. Semua itu Syah dan awal pemerintahan Sultan Iskandar
Allah yang menciptakan mengapa tidak Muda di Kerajaan Aceh tahun 1550-1605 H.
ada saja yang langsung kamu sembah Jejaknya agak sulit diikuti oleh ahli sejarah,
dan kamu puja.56 tidak seperti rekannya Nuruddin al-Raniri.
Namun telah ditemukan adanya dua karya
beliau yang berupa sya’ir-sya’ir dan
15. Aspek Tasawuf Dalam Tafsir disyarahi oleh Syamsudin al-Sumatrani. Yaitu
al-Azhar Sharh Ruba’i al-Sheikh Hamzah al-Fansuri
dan Sharh Sya’ir Ikan Tongkol. Lihat Tim
Penulis UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi
Tasawuf (Bandung: Angkasa, 2008), jilid I, h.
56
Yunan Yusuf, Corak pemikiran Kalam Tafsir 441. Lihat juga Alwi Shihab, Islam Sufistik
al-Azhar, h. 138. (Bandung: Mizan, 2001), h. 124.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 67

Suryalaya, Tasik Malaya, Jawa Barat. spiritual dan pengalaman yang


Ketika itu beliau masih menjabat ketua kontiunitas dalam kurun waktu lama
MUI. Karya beliau yang lain dalam akan mengantarkan kita pada eksistensi
bidang Tasawuf adalah Tasawuf, malaikat.
Perkembangan dan Pemurniannya. Beliau mengajak membahas
Berdasarkan kedua karya beliau ini, Qs.41:30 yang sub-temanya tentang
maka sudah jelas bahwa kecenderungan fungsi malaikat. Beliau menambahkan
beliau ke dalam Tasawuf mewarnai bahwa beriman kepada malaikat
kebanyakan pendekatan beliau dalam merupakan rukun iman yang enam.
mengajarkan Islam. Namun demikian, Namun apabila salah menafsirkan akan
beliau bukanlah juru bicara para Sufi menyebabkan orang jatuh ke dalam
Indonesia yang mendominasi sejak abad praktik salah dan efeknya terhadap
16 sampai abad 19. Tidak bisa lingkungan. Tidak jauh seperti masalah
dipungkiri bahwa beliaulah yang menerangkan lilin sesaji kepada orang
menggagas dan sekaligus sebagai juru keramat, menghadirkan malaikat dan
bicara untuk Tasawuf Modern (1939). lain-lain.61
Beliau menjauhi statement-statement Dalam kesempatan ini, penulis
anti sufi modern dengan mengkritik berusaha menelusuri ayat-ayat yang
Tasawuf yang bertentangan dengan sudah umum dijadikan dasar-dasar
praktek Islam. Kontribusi beliau ini pijakan orang-orang sufi dalam
memasukan beliau ke dalam golongan prakteknya. Ayat-ayat tersebut adalah
cendikiawan moderat. Dan dalil yang dijaadikan para sufi untuk
menghantarkannya untuk menjabat melegitimasi ajarannya-ajarannya. 62
ketua Council of Islamic Schoolar of Doktrin-doktrin tasawuf yang akan
Indonesia (MUI).59 dibahaas yang merupakan doktrin-
Sebuah contoh dari internet beliau doktrin yang terdapat pada kedua kitab
adalah buku Pelajaran Agama Islam Kasyful Mahjub dan al-Risalah al-
(Studing Islam). Dalam satu tema, Quraishiyyah yang dasar hukumnya
beliau mendiskusikan judul Malaikat,
Jin dan Spiritual. Komponen-komponen 61
Peter Riddel, Islam and The Malay -
kunci dari referensinya adalah Indonesian World, h. 220.
menghubungkan diskusinya ke dalam 62
Didalam kitab Tasawuf yang paling otoritatif
tataran konteks modern. Bertahan dalam membahas para Sufi dan ajaran-
dengan apa yang ia lihat sebagai ajarannya adalah al-Risalah al-Qushayriyyah.
Kitab ini membahas biografi para sufi
modern dan serangan apa yang ia sebanyak 83 orang dan ajarannya sebanyak
anggap sebagai modern. Janganlah para 28 pembahasan serta stasion-stasion para sufi
pembaca keasyikan untuk membuktikan (maqamat) 76, termasuk di dalamnya adalah
eksistensi malaikat. Bidang malaikat etika antara Sheikh dan Murid. Lihat Abi al-
adalah pengalaman murni, bukan Qasim abd al-Karim bin Hawazin al-Qusayry,
al-Risalat al-Qushayriyyah (Damsyik:
dengan intelektual semata.60 Memahami Maktabah al-Imam al-A’dzam Abi hanifah
malaikat tidak dengan kata tanya apa dan Damsyik: Maktabah al-Ilm al-Hadits,
dan di mana. Mereka tidak identik 2000), h. 608. Kitab lain yang otoritatif
dengan bentuk (form), tidak butuh adalah Kashf al-Mahjub. Dalam kitab ini
ruang (space) dan waktu (time). Latihan pengarang lebih mendefinisikan pembahasan
Tasawuf di bawa menuju persfektifnya. Aku
pun pembahasannya sedikit dan juga dibahas
59
Peter Riddel, Islam and The Malay - didalmnaya tentang pengarang kitab sekaligus
Indonesian World, h. 218. karyanya ditinjaubdari berbagainaspek. Lihat
60
Peter Riddel, Islam and The Malay - al-Hujwiri, Kashfuln Mahjub (Mesir: al-Kitab
Indonesian World, h. 218. al-Tisun, 1974), h. 394.
68 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an. Tuhannya. Manusia yang mempunyai


Penelitian ini akan meneliti akal, harusnya lebih sadar akan tugas
bagaimanakah Hamka menguraikan manusia dalam hubungan dengan
ayat-ayat tersebut dalam persfektif Tuhannya.
tasawuf. Selanjutnya dalam menafsirkan
sifat Allah Yang Menghidupkan (al-
16. Tafsir Al-Hadid : 1-3 Muhyi) dan Yang Mematikan (al-
Mumit). Beliau menyatakan bahwa
Pada pembahasan yang pertama orang yang mempunyai hati bersih. Ia
tentang kajian corak Tasawuf dalam akan melihat kekuasaan Allah untuk
Tafsir ini adalah doktrin-doktrin menghidupkan sekaligus mematikan itu
Tasawuf yang terdapat dalam Surat al- dengan basirah. Ia merasa siklus hidup
Hadid. Dalam surat ini ada 3 doktrin mati ini senantiasa berputar sepanjang
yang dapaat diuraikan , yaitu tasbih (Qs. masa. Berbagai corak hidup dan corak
57: 1-3), khusyu’ (Qs. 57: 15) dan mati dalam alam ini, yang selalu dapat
rahbaniyyah (Qs. 57: 26) yang penulis kita perhatikan, yang tidak berhenti
relevansikan dengan doktrin ‘uzlah. keajaibannya baik di darat maupun di
Pembahasan Hamka dalam laut. Lumut yang tumbuh dalam lautan,
menafsirkan kata tasbih dalam al-Hadid dikipas-kipaskan oleh air laut yang
ayat 1 adalah bahwa mengucapkan selalu berombak, beralun ternyata
tasbih ialah menyatakan rasa syukur, hidup. Hidup di tempatnya bukan
mengakui kesucian dan kemuliaan mencari makan, melainkan makan
ilahi di dalam semua gerak ciptaanya mencari dia. Semua ini menunjukan
yang ada di dalam alam. Jika sekiranya kemahakuasaan Allah.
manusia mengucapkan tasbih itu dan Dalam menafsirkan 2 kata yang
perlakuan dengan lidah, subhanallah, merupakan saling berkebalikan makna,
maka seluruh alam ini pun Hamka berusaha untuk menghubungkan
mengucapkan tasbih, masing-masing antara kekuatan bashirah untuk
menurut cara dan perlakuan yang layak menangkap kekuatan Tuhan dalam
baginya. Hamka menceritakan perbuatannya mematikan dan
pengalamnnya pada tahun 1948, beliau menghidupkan makhluk-Nya. Memang
pernah melintasi hewan belantara. secara teori Tasawuf kata ini tidak ada
Ketika mulai gelap, maka hutan serasa korelasinya dengan doktrin Tasawuf.
kuburan, sunyi senyap. Saat itulah, Akan tetapi apabila diteliti lebih
menurutnya, alam terasa bertasbih mendalam dan secara praktikal,
kepada Tuhannya. Dan beliau pembacan seorang Sufi dalam tragedi
merasakan penjagaan Tuhan terhadap kematian dan kehidupan merupakan
alamnya. Hamka dalam melakukan salah satu pintu menuju Tuhan. Sufi
pendekatan terhadap alam ini dengan yang melakukan hal tersebut, akan
menggunakan perasaan (dzauq/instuisi) merasa bahwa dirinya sangatlah lemah
yang alami. Alam juga mempunyai (dha’if), dan sangat tergantung kepada
posisi yang sama disisi Allah. Manusia Allah kelangsungan hidupnya. Dia
bisa berkomunikasi dengan alam merasa mungkin Tuhan akan
melalui perasaan yang halus. Dengan mematikannya.
jelas dalam ayat ini, Hamka Selanjutnya dalam menafsirkan
menafsirkan bahwa sudah kata al-dahir. Ini merupakan salah satu
seharusnyalah manusia berkompetensi sifat Allah. Tuhan itu jelas dan terang,
dengan alam untuk bertasbih kepada tidak diragukan lagi, karena Tuhan itu
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 69

dilihat oleh bashirah (hati) dan melihat diperlukan. Fokus terhadap Allah dan
bukti dari perbuatannya. Sampai para hal yang menghantarkan kepada-Nya
ahli mengatakan bahwa tidak mungkin harus benar-benar menjadi prioritas
alam ini terjadi karena alam belaka. utama. Inilah tingkatan awal dari
Telah berjuta-juta tahun perjalanan seorang yang dianugrahi Allah
bumi mengelilingi matahari dengan kesempatan untuk menjadi wali-Nya,
sangat teratur. Demikian pula bulan yaitu khusyu’. Khusyu’ merupakan
mengelilingi bumi dengan sangat pijakan awal, seorang salik seiring
teratur. Ini adalah tanda dzahirnya dengan mengawali perjalanannya
Allah. Dan Dia juga al-Batin, tidak menempuh jalan Sufi. Khusyu’ menjadi
dapat dilihat, namun dapat dilihat di pendorong utama bagi Allah untuk
hati. Itu lah sebabnya mengapa manusia memberikan nur kepada hati Hamba-
diberi hati. Inilah yang dikatakan ahli Nya. 64 Ketika ia mulai memberikan
Tasawuf. kecondongannya kepada Allah, maka
Allah pun akan menyamputnya. Itulah
“Aku ini adalah perbendaharaan yang bekas dari Khusyu’.
tersembunyi, lalu Aku ciptakan Khusyu kepada Allah dalam
hambaku, dengan karunia-Ku lah pandangan Hamka dalam Tafsir nya
mereka dapat mengenal Aku.” sebagai salah satu tanda seorang
mukmin. Beliau mengkorelasikannya
Dalam penafsirannya tersebut, dengan Surat al-Anfal ayat 8, bahwa
Hamka mengajak pembaca untuk salah satu tanda bagaimana pengaruh
mengenal (ma’rifat) kepada Tuhannya. adanya iman itu kepada jiwa dan sikap
Maka setelah tahap pengenalan ini, kita. Dikatakan bahwa orang yang
mereka akan merasakan dengan jelas di beriman itu bila disebut orang saja
mana posisi Tuhan dan di mana posisi nama Allah, menjadi tersentuh hatinya
dia yang dha’if. 63 Selanjutnya doktrin dan apabila dibacakan orang kepadanya
Tasawuf yang akan dibahas pada tafsir ayat-ayat Allah, imannya pun
al-Azhar masih pada surat yang sama bertambah, dan dia pun bertambah
ayat 15, yaitu konsep uzlah. bertawakkal kepada Allah. Khusyuk
Manusia dianugerahi akal untuk adalah hati yang rendah dan tunduk
dijadikan alat dalam mengenali alam kepada Tuhan, yang insyaf akan
sekitar. Pengenalan yang dalam atau kerendahan dan kelemahan diri
akrab timbul dari kegiatan perhatian berhadapan dengan kuasa ilahi. Apabila
yang lebih terhadap objek dibandingkan sifat khusyu sudah tertanam dalam jiwa,
dengan objek lainnya. Dalam kondisi maka bersamaan dengan itu timbul juga
demikian maka dua pihak yang saling tekad yang kuat hendak melaksanakan
mengenal secara lebih jauh berarti apa yang diperintahkan-Nya.
kedua-duanya telah saling setia, tunduk, Menurut Abdullah bin Mubarak
patuh terhadap keputusan. Informasi yang bersumber dari Shalih al-Muri,
yang keluar dari kedua belah pihak. dari Qatadah dan dari Ibnu Abbas.
Pengenalan terhadap Allah juga Pertanyaan ini datang setelah 13 tahun
demikian, tidak akan mengenal secara masa sejak pertama turun. Bahkan
mendalam terhadap Allah apabila usaha menurutya satu riwayat dari Abdullah
untuk mengenalnya sangat minim. bin Mas’ud setelah 4 tahun kami
Totalitas di dalam hal ini sangat menerima Islam, ayat ini baru turun.
63
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Citra
64
Serumput, 1982), h. 269-272. Qs. al-Saf (61) : 5.
70 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

Ilmu bisa saja bertambah, ayat-ayat al- dengan cerita yang menjadi sebab
Qur’an bisa turun terus menerus. Akan Fudayl bin ‘Iyad yang menjadi seorang
tetapi hal yang lekas hidangnya dari sufi. Fudayl jatuh cinta dengan seorang
sebagian muslimin adalah kekhusyuan wanita cantik, namun ketika mendengar
kepada Tuhan. ayat tersebut Fudayl meninggalkan
Rasul bersabda bahwa hidup demikian. Dan meneruskan
sesungguhnya yang mula-mula perjalanan ke Makkah dan menetap di
diangkatkan Allah dari hati manusia Baitul Haram. Fudayl hidup sebagai
ialah kekhusyu’an itu. Allah melarang seorang sufi besar sampai masa
umat Islam, berlaku seperti Yahudi dan Khalifah Harun al-Rashid.65
Nashrani, mereka membaca kitab suci Penafsiran Hamka terhadap term
nya setiap hari, bahkan sampai khusyu’ tidak jauh dari makna redaksi
dihapalnya, namun tidak ada pengaruh itu sendiri. Hamka sangat kaya dengan
dalam hatinya, sebab hati itu ielah materri tasawuf, namun hal itu tidak
kasar. Kitab sudah lama diterima, dipakainya untuk menafsirkan ayat-ayat
namun dia tidak berbekas lagi di hati. Tasawuf dengan ajaran-ajaran Tasawuf
Dan banyak di antara mereka yang yang sudah definitif. Beliau seolah-olah
fasik. ingin membiarkan al-Qur’an bicara
Menurut Hamka, sikap kasar sendiri tentang Tasawuf.
cerminan dari bahwa hatinya telah
kasar, seharusnya mereka memahami 17. Uzlah
terhadap perubahan sikap tersebut. Al-
Qurtubi menjelaskan bahwa Selanjutnya doktrin Tasawawuf
pemahaman mereka terhadap al-Kitab yang terdapat dalam surat al-Hadid ayat
membuat mereka egoisme dan semua 26 adalah uzlah. Dalam ayat ini
keputusan mereka tidak boleh dibantah. memakai kata rahbaniyyah. Penulis
Hamka mengkaitkan ayat ini merelevansikannya karaena adanya
dengan kedua sufi ternama, Adullah bin kesamaat tanda yang ada pada kata
Mubarak dan Fudayl bin ‘Iyad. tersebut. Adapun secara etimologi
Keduanya tersentak sadar ketika keduanya sama-sama menghindar dari
mendengar ayat ini. Ayat yang kerumunan hiruk-pikuk manusia,
menjadikan mereka menjadi seorang keduanya sama-sama berasal dan
zahid. Abdullah bin Mubarak dinisbahkan kepada pendeta Nashrani.
menceritakan bahwa beliau disadarkan Apakah konsep ‘uzlah Hamka
oleh seekor burung yang bernyayi. sama dengan uzlah dalam terminilogi
Namun nyanyiannya adalah bacaan Ilmu Tasawuf. Maka perlu adanya
Surat al-Hadid: 16. penelusuran terhapap ayat-ayat yang
Pada hal ini, Hamka terlihat tidak semakna degan kata uzlah. Dalam hal
konsisten dengan pandangannya bahwa ini, penulis akan mentafsirkan surat al-
wali telah berubah yang dibahsa Hamka Hadid: 27. Dalam ayat ini terdapat
ketika menafsirkan surat Yunus. Wali redaksi rahbaniyyah yang artinya
bukanlah seorang yang sakti kependetaaan. Hamka, menafsirkan
mandraguna. Penuh dengan hikmat dan bahwa kependetaan itu tidak
karomah. Hamka menolak persepsi diperintahkan oleh Allah. Namun hal
masyarakat umum tersebut. Namun, itu keingian mereka sendiri untuk lebih
beliau sendiri malah menjadikannya prihatin menyembah Allah. Menurut
sebagai materi penafsirannya. Hamka
juga menyempurnakan tafsirnya ini
65
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XXVII, h. 292.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 71

sejarah dari sinilah berawal, adanya al-Anfal: 72 dan al-Tawbah: 71.


Gereja Vatikan, Paus beserta para Komplemen ayat-ayat tersebut
pendeta berusaha untuk memelihara merekonstruksi sosok wali yang utuh.
untuk tidak menikah, namun mereka Wali adalah kelompok yang
tidak kuat menahannya. Mereka banyak menjadikan Allah sebagai
melakukan penyimnpangan seksual pemimpinnya, berhijrah, berjihad
yang terjadi di Gereja, sebagaimana melalui jiwa dan harta benda. Menurut
yang diklaim oleh Protestan, sebagai Hamka, secara bahasa, semua orang
bentuk perlawanan terhadap mereka. bisa menjadi wali. Allah adalah wali,
Hidup Coelibat atau kehidupan orang mukmin juga wali, pengasuh
tidak beristri atau tidak bersuami adalah anak yatim juga wali, pengasuh orang
timbul dari perasaan mendalam idiot juga wali. Menurut Hamka, semua
terhadap beragama, meskipun agama orang harus berusaha menjadi wali
sendiri tidak menyuruhnya. Hal tersebut dengan bertaqarrub. Karena Allah
nyaris juga terjadi pada masa sendiri sudah terlebih dahulu mendekati
Rasulullah, dimana sebagian sahabat hamba. Wali bertingkat-tingkat dan
ada yang hendak hidup membujang, yang memberi pengakuan kewalian
tidak menikah, malam shalat siangnya mereka adalah Allah sendiri. Sekaligus
dipakai untuk berjihad. Rasulullah juga mereka mendapatkan jaminan
menjawab bahwa Islam itu tidak perlindungan dari-Nya. Khawf menurut
mengenal konsep rahbaniyyah. Hamka adalah duka cita yang timbul
Islam lebih menghargai hal yang karena mengenangkan maksud yang
bersifat dinamis daripada statis. tidak dicapai dan atau kehilangan yang
Kehidupan yang berjalan, berangkat dicintai. Seorang wali karena sudah
pagi pulang malam untuk bekerja bulat hatinya kepada Allah maka ia
membanting tulang selama tidak tidak akan terpengaruh olehnya.
melalaikan kewajiban beragama maka Pada umumnya, dalam tafsirnya
hal ini lebih Allah senangi dari pada Hamka mengkonsepsi wali
hidup hanya untuk Ibadah ritual saja.66 sebagaimana konsep umum dalam studi
Maksud Hamka, mungkin hidup yang Tasawuf. Namun ada tambahan-
benar-benar mendeskritkan kehidupan tambahan ulasan khas, beliau dalam
dunia. Hak-hak orang sekitarnya penjelasannya. Ucapan khas beliau
menjadi terlalaikan. seperti dikatakan bahwa wali itu
tidaklah tidak punya rasa sedih dan
18. Konsep Wali Telah Berubah takut secara mutlak. Karena keduanya
adalah naluri atau insting. Nabi
Hamka menyarankan agar Muhammad saja, menamai tahun wafat
manusia melatih diri menjadi Wali dari istri dan pamannya adalah am huzn
Allah. Artinya menjadi orang yang (tahun kesedihan). Demikian juga berita
qarib, yaitu orang yang dekat dengan wafat putranya, Ibrahim diakui sebagai
Allah. Pelatihan ini akan berbuah penyebab kesedihannya. Seraya
kegembiraan sebagaimana disebutkan mengutip Ibnu Khaldun, Hamka
ayat sebagai karakter mereka. Dalam mengartikan Kashshaf adalah
menafsirkan kata Wali secara utuh, dibukanya dinding yang membatas di
Hamka mengkorelasikannya dengan antara dirinya yang hidup dalam alam
pembahasan pada surat al-Baqarah: 257, syahadah dengan kehidupan alam
rohaniah yang lebih tinggi. Karena
kalau ruh telah terlatih sehingga
66
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XXVII, h. 308.
72 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

mencapai kekuatannya, maka lemahlah Depag tahun 1951. Beliau terkunci


pengaruh tanggapan yang lahir dan bersama temannya di kamar hotel.
menjadi lebih kuat nalar lahirnya. Dengan hanya membaca basmalah
Menurut Hamka, sesuai dengan Hamka bisa membuka pintu secara
perkembangannya, setelah abad ketiga paksa. Tahun 1959, beliau tidak digigit
Hijriyyah, timbullah berbagai aliran lipan yang sudah menempel dan
Tasawuf. Makna wali telah merayap di badannya dengan alasan
menyimpang dari makna awal. Makna membaca doa ma’tsur dari Nabi. Di
wali Allah berubah menjadi manusia- tahanan Sukabumi, penjaga sel menjadi
manusia istimewa yang mempunyai tunduk kepadanya dan meminta doa
derajat tinggi, dan berusaha atas seluruh yang biasa dibaca oleh Hamka.
alam ini, bisa menahan matahari, Keduanya mengurungkan niatnya untuk
dengan isyarat menahan aliran sungai, menyiksa Hamka dengan kabel listrik.
bisa shalat jum’at di Masjid al-Haram Pada tahun 1964 - 1965, Hamka di
setiap minggu. penjara di Rumah Sakit. Selama dalam
Hamka tidak setuju dengan tahanan beliau khatam al-Qur’an lebih
manakib yang konten ceritanya dari 150 kali, setiap malam bertahajjud,
mendewakan dan mengkultuskan sufi, beliau mendengar hatif berkata “tujuh
praktek ziarah kubur yang bid’ah, belas bulan engkau di sini”. 68 Namun
keyakinan bahwa ada orang yang kebal penulis tidak akan menceritakan
dari benda tajam dan racun dengan pengalaman Hamka seluruhnya dalam
alasan Nabi merasakan racun yang ada tulisan yang singkat ini.
di kepalanya sebelum ajalnya. Juga
Abu Bakar masih merasakan sisa racun 19. Konsep Mahabbah
yang beliau terima pada perang
Khaibar. Pemaparan Hamka tentang Mahabbah dalam persfektif Tafsir
term ghauts, tingkatan wali dan al-Azhar adalah cinta Tuhan yang
jumlahnya di setiap masa dan tempat, dibalas oleh Hamba-Nya. Cinta ini
Ibnu Arabiyyah adalah Khatim al- semakin bersemayam dengan adanya
Awliya, para wali mengatur kehidupan memfokuskan pikiran kepada-Nya.
dunia melalui organisasi yang mereka Orang yang sudah mencapai derajat
namakan Dewan Bathin, Hal ini mahabbah akan memiliki perasaan yang
menunjukan pemahaman Hamka yang tidak samar-samar lagi. Hijab dengan-
dalam terhadap teori-teori Tasawuf.67 Nya sudah hilang. Rasa mahabbah, akan
Dalam penafsiranya pada surah menimbulkan perasaan diri-Nya
Yunus ini, Hamka menyarankan apabila senantiasa menatapnya. Cinta sejati
kita mendapatkan suatu kelebihan dari kepada Tuhan telah diajarkan Musa,
Allah maka janganlah kita minta yang berintisari pengorbanan. Sipatnya
kepadanya dan memujanya, tetapi ialah jalal, kemuliaan. Nabi Isa,
mintalah langsung kepada Tuhannya. membawa lanjutan ajaran berdasar akan
Hal ini memberikan pengertian bahwa hubb, cinta. Sifatnya adalah jamal,
Hamka menolak konsep tawassul indah. Nabi Muhammad
dengan orang-orang sholeh. menyempurnakan penyerahan kepada-
Pada akhir pembahasan beliau Nya. Sifatnya adalah Kamal.
menceritakan pengalaman pribadinya Hamka menjelaskan pula tentang
ketika masih menjabat pegawai di makna cinta palsu. Yaitu cinta yang

67 68
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XI, h. 251-263. Hamka, Tafsir al-Azhar, h. 268.
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 73

tidak disertai dengan kepatuhan. Cinta makna leterlek saja, yaitu bukti-bukti.
yang tidak mengikuti bimbingan Nabi. Tanpa mena’wilkannya sebagaimana
Maka ini adalah maghdub. Cinta yang yang telah terkonsep dalam Ilmu
direka-reka dan direncanakan sendiri Tasawuf.71
maka ia dhalim.69
21. Ilmu Ladunni
20. Konsep Mujahadah: Studi
analisis al-Ankabut ayat 69 Dalam tafsirnya Hamka
mendefinisikan apa yang dimaksud
Allah memberikan jaminan dengan ilmu ladunni. Beliau
kepada siapa saja yang menyediakan mengartikan dengan ilmu yang
akan dirinya menempuh jalan Allah. langsung dari Kami. Menurut Hamka,
Tujuan mereka hanya Allah. Semua jiwa seseorang yang sudah berolah
rintangan dilaluinya hanya dengan tazkiyah dari hawa nafsu, maka hatinya
tujuan menuju Allah. Mereka akan laksana kaca, bening tiada noda.
mengetahui bahwa jalan yang akan Maka timbullah nur yang bersumber
mereka lalui adalah sulit, tetapi mereka dari dirinya, dan akan menerima nur
terus melangkahkan kaki seraya bekerja dari luar. Inilah yang disebut dengan
keras. Karena jiwa mereka ikhlas, telah nur ‘ala nur. Maka ia akan bertambah
terbuka, bertauhid dan berma’rifat, dekat dengan Tuhan, ia menjadi derajat
husnudzhan, maka selanjutnya Allah al-Muqarrabin. Dalam tingkatan
sendiri yang membimbing mereka. demikian, maka ia akan mudah
Mereka yang berbuat demikian adalah menerima ilmu dari Tuhannya. Baik
orang-orang muhsin yang senantiasa berupa wahyu untuk Nabi maupun
disertai Allah. Fudayl bin ‘Iyad ilham untuk orang shalih. Orang yang
mempertalikan antara ikhlas dan Ihsan. demikian akan cepat dikenal sama
Ikhlas ialah memperbaiki niat sejak orang yang selevel dengannya, ketika
semula agar beramal benar-benar karena ia bertemu walaupun hanya sekali.
Allah dan bersedia berjihad untuk itu. Menurut Hamka, Sayyid Qutub tidak
Ihsan adalah membuat amalan yang menafsirkan abdun shalih ini sebagai
awal menjadi lebih baik dengan cara Nabi Khidir As. Menurut Sayyid Qutub,
mengikuti Sunnah yang digariskan jalan ceritanya yang ghaib mengatakan
Nabi. Beliau memberikan I’tibar, bahwa sebaiknya cerita ini dibiarkan dalam
Nabi yang ummi saja mampu melewati keghaibannya tidak perlu ditambah-
rintangan tersebut dengan baik bahkan tambah yang kadang telah bercampur
beliau bisa mengajak umat untuk dengan dongeng dan cerita Israiliyyat
mengikutinya secara berjamaah. yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Seharusnya umat masa kini yang nilai Hamka mengakui bahwa ayat ini
intelektualnya lebih meningkat secara menjadi sandaran ahli Tasawuf dalam
umum harus bisa mencapai apa yang etika Murid dan Mursyid. Menurut
telah dicapai Nabi dan para sahabat.70 Hamka, apa yang dialami Musa juga
Hamka tidak mendefinisikan term dialami oleh umumnya manusia,
bashirah, nur, ma’rifat secara utuh tentunya sesuai dengan tingkatan
sebagaimana apa yang didefinisikan masing-masing yang dicapainya.72
oleh para praktisi Tasawuf. Beliau
hanya mengartikan bashirah dengan
71
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XIII-XIV, h. 48.
69
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz III, h. 218. Qs. Yusuf : 108.
70 72
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XXI, h. 36. Hamka, Tafsir al-Azhar, juz XV, h. 226.
74 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

prosentase kekuatan akal lebih dominan


C. Kesimpulan sehingga dikategorikan sebagai Tafsir
bil Ra’y.
Al-Qur’an mempunyai
kemukjizatan yang tidak dimiliki oleh
kitab suci lainnya. Yaitu ajaranya
meliputi seluruh aspek kehidupan. Daftar Pustaka
Seorang mufasir yang mempunyai
keahlian multidisiplin akan memberikan Al-Qur’an al-Karim
kesempatan kepadanya menggali
kandungan al-Qur’an sebanyak- Abdullah, Mustafa “Sayyid Muhammad
banyaknya. Walaupun pada hakikatnya Rashid Ridha’s Influences on
kandungan al-Qur’an itu tidak akan Tafsir Studies in Malaysia,”
pernah kering. Hamka adalah salah satu Middle-East Journal Science
dari para mufassir tersebut. Researshes 12, no. 6 (2012) : 762.
Pengalamannya dalam menyelami
literatur-literatur Tasawuf secara Alwi, Shihab. Membendung Arus:
otodidak dimanfaatkan olehnya untuk Respons Gerakan
menginterpretasikan al-Qur’an dengan Muhammadiyyah Terhadap
pendekatan Ilmu Tasawuf. Penetrasi Misi Kristen di
Dalam penelitian di atas, ternyata Indonesia. Bandung: Mizan,
Hamka tidak mendefiniskan dan 1998.
menjelaskan term-term Tasawuf secara
menyeluruh. Nampaknya Hamka hanya ____________. Islam Sufistik.
mendefinisikan term-term yang Bandung: Mizan, 2001.
dibutuhkan konteks sosial saja. Hamka
belum merekonstruksi konsep Tasawuf Azra, Azyumardi Islam Substanstif:
secara holistik dalam perspektifnya Agar Umat Tidak Jadi Buih.
sendiri. Akan tetapi hal ini bukan berarti Mizan: Bandung, 2000.
Hamka tidak memberikan kontribusi
sama sekali. Teori Tasawuf klasik yang ____________, dan Saiful Umam (ed).
didealektikakan dengan konteks sosio- Mentri-Mentri Agama RI:
kultural masyarakat modern Jawa dan Biografi Sosial Politik. Jakarta:
Melayu adalah sebagian apa yang Indonesia-Netherland
diberikan beliau untuk kajian Tasawuf. Cooperation in Islamic Studies
Namun demikian, aspek Tasawuf (INIS). Pusat Pengkajian Islam
dalam tafsir al-Azhar ternyata tidak dan Masyarakat (PPIM). Badan
mempengaruhi kesimpulan penelitian Litbang Agama Depag RI, 1998.
sebelumya yang menyatakan bahwa
corak tafsirnya adalah Adabi Ijtima’i ____________Jaringan Ulama Timur
dengan membawakan karakter-karakter Tengah dan Kepulauan Nusantara
khusus yang disesuaikan dengan Abad VII dan VIII. Jakarta:
konteksnya. Juga metodologi (thariqah) Kencana, 2013.
yang dipakai dalam penyampaiannya
adalah metodologi tahlili. Adapun Abdullah, Mustaffa, Faisal Ahmad
manhajnya adalah tafsir beliau ini Shah, Ishak Suliaman, Mohd,
menggabungkan antara validitas naql Yakub Zulkifli Mohd Yusoff,
dan kekuatan akal, akan tetapi Monika Munirah Abd Razzak,
Usep Taufik H. : Tafsir Al-azhar … 75

Fauzi Deraman, Khadher Ahmad, Federspiel, Howard M. A Dictionary of


Mohd Murshidi Mohd Noor, Jilani Indonesian Islam. Ohio: Center
Touhami Meftah, Sedek Ariffin, For International Studies Ohio
Ahmad K. Kasar, Selamat Amir, University, 1995.
Abu Zayd, Nasr Hamid. Falsafat
al-Ta’wil: Dirasah fi Ta’wil al- Ghafur, Saiful Amin. Profil Mufassir
Qur’an ‘Inda Muhyi al-Din bin al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
Arabi. Beyrut: Al-Markaz al- Insan Madani, 2008.
Thaqafi al - Arabi, 1996.
Harun, Salman. Mutiara al-Qur’an.
Atsushi, Ota., Okamoto Masaaki, dan Ciputat: Logos, 2004.
Ahmad Suaedy (ed), Islam In
Contention : Rethinking Islam and Hashim, Rosnani (ed), “Hamka
State in Indonesia. Jakarta: Wahid Intellectual and Social
Institute – CSEAS-CAPAS, 2010. Transformation of the Malay
World”, in Conversation Islamic
Bruinessen, Martin Van and Julia Day Intellectual Traditionin the Malay
Howell (ed), ”Sufisme and Archipelago, ed. Rosnani Hashim.
Modern In the Islam”, London and Kuala Lumpur, Pustaka Perdana,
New York, I.B. Tauris (2007) : 2010.
229.
___________, “Hamka Intellectual and
__________, and Julia Day Howell Social Transformation of the
(ed), ”Sufisme and Modern In the Malay World”, 226.
Islam” London and New York,
I.B. Tauris (2007) : 241. ____________, “Ethnic Relation: Some
Related Editorial Issues”
Djamal, Murni. DR. H. Abdul Karim Malaysia, Medwell Journal: The
Amrullah: Pengaruhnya Dalam Social Science 7 (4) (2012) : 557-
Gerakan Pembaruan Islam di 559.
Minangkabau pada Awal abad ke-
20 (Leiden-Jakarta: Hak Cipta Hobat Habbatussauda, “Kisah
INIS, 2002), 20. Sederhana Antara Buya Hamka
dan KH.Abdullah Syafi'ie”, 19
Ernst, Carl W,. Ajaran dan Amaliah September 2011.
Tasawuf. Jogjakarta: Penerbit https://www.facebook.com/notes/
Pustaka Sufi, 2003. hobat-habbatussauda/kisah-
sederhana-antara-buya-hamka-
Faisal, Ahmad, Abdul Hamid and dan-khabdullah-
Mohd Roslan Mohd Nor, “Sayyid syafiie/263017877065461?ref=nfa
Muhammad Rasyid Rida’s l-Hujwiri. Kashfuln Mahjub.
Influence on Tafsir Studies in Mesir. al-Kitab al-Tisun, 1974.
Malaysia”. Kuala Lumpur:
Middle-East Journal of Scientific Jalil, Muhammad Hilmi dan Fakhrul
Research 12, no.6 (2012) : 6. Adabi Abdul Kadir, “Written
Versi PDF . Works As A Channel of Human
Development: Studies On
76 Al-Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015

Hamka’s Novel”. IJRESS.


Volume 2. Issue 5 (Mei 2012) : 2. Shihab, Quraish. Rasionalitas al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati,
Al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah Tafsir 2006.
Metodologi Pergerakan. Jakarta:
Yayasan Bunga Karang, 1986. Sulasman, “Kyai and Pesantren in the
Islamic Historiography of
Ken’ichi, Goto. “Modern Japan and Indonesia”, International Journal
Indonesia The Dynamics and for Historical Studies 4, no.1
Legacy of Wartime Rule” Leiden, (2012) : 67, 71-72.
Bijdragen tot de Taal-, Land- en
Volkenkunde, Japan, Indonesia Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah.
and the WarMyths and Realities Ensiklopedi Tasawuf. Bandung:
152. no: 4 (1996) : 536-552. Angkasa, 2008.

Majid, Nurcholis. Tradisi Islam: Peran Ya’kub, Zul’azmi “Falsafah Alam dan
dan Fungsinya Dalam Konteks Falsafah Ketuhanan
Pembangunan di Indonesia Dian Menurut Hamka,” International
Rakyat dan Paramadina: Jakarta, Journal of Islamic Thought. Vol.1
2008. (June 2012) : 2.

______________. Islam Kemodernan Yusuf, Yunan. Corak Pemikiran Kalam


dan Keindonesiaan. Bandung: Tafsir al-Azhar. Jakarta:
Mizan, 1998. Permadani, 2004.

Nizar, Samsul. Memperbincangkan Zulkifli. The Strugle the Shi’i In


Dinamika Intelektual dan Indonesia. Leiden: University of
Pemikiran HAMKA tentang Leiden, 2009.
Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana, 2008.

al-Qushayry, Abi al-Qasim Abd al-


Karim bin Hawazin al-Risalat al-
Qushayriyyah. Damsyik:
Maktabah al-Imam al-A’dzam Abi
hanifah dan Damsyik: Maktabah
al-Ilm al-Hadits, 2000.

Rashid, Zuriati ibn Muhammad “Al-


Faruqi and His Views on
Comparative Religion
“International Journal of Business
and Social Science 1, no. 1
(2010) : 1.

Riddel, Peter. Islam and The Malay -


Indonesian World. Singapore:
Horizon Books, 2001.

Anda mungkin juga menyukai