Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Konsep Filsafat Dari Tokoh Filsafat Dunia Timur AI-Ghazali


Diajukan sebagai tugas mata kuliah “Filsafat Islam“

Dosen Pengampu : Firda Ayu Wahyuni, S. PD, M.PD.

Disusun oleh:

Alfin Nadziroh
Salimah
Mar’atul Husna

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA
2021-2022
PENDAHULUAN
Al-Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin
termasuk kaum muslimin Indonesia. Tokoh terkemuka dalam filsafat dan tasawuf.
Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke dunia Islam. sejarah dan
perjalanan hidupnya masih terasaasing. Kebanyakan kaum muslimin belum
mengerti ataupun tidak tahu. Maka dengan hadirnya makalah ini berusaha untuk
menyampaikan sebagian sisi kehidupannya dari biografi, karya-karya dan
pemikiran beliau. Sehingga dapat kita pelajari dan mengambil hikmah dari sejarah
hidup beliau.
PEMBAHASAN

A. Biografi Al-Ghazali

Al-Ghazali memiliki nama lengkap abu hamid muhammad bin Muhammad


Al-Ghazali, beliau di lahirkan di Thus salah satu kota di khurasan pada pertengahan
abad kelima hijriah 450 Hijriah atau 1058 Masehi. Beliau adalah salah satu seorang
pemikir besar islam yang mempunyai gelar hujjat al-islam dan zayn ad-din.

Ayah Al-Ghazali adalah seorang wara’ yang hanya makan dari hasil usaha
tangan beliau sendiri, usaha beliau adalah pemintal dan penjual wol. Walaupun
demikian beliau mengisi waktu senggangnya dengan menyempatkan
berkomunikasi bersama ulama majelis-majelis pengajian. Ketika sakit keras,
sebelum ayah Al-Ghazali wafat, beliau berwasiat kepada sahabat dekatnya seorang
ahli sufi agar dia bersedia mengasuh al-Ghazali dan saudaranya yang bernama
Ahmad, ayah Al-Ghazali wafat Ketika Al-Ghazali dan saudaranya masih dalam
usia anak-anak.

Al-Ghazali kecil mula-mula belajar berbagai keilmuan di Thus pada Ahmad


bin Muhammad Al-Razakani, kemudian ia berpinah ke Jurjan untuk menimba ilmu
pada Imam Abu Nasar Al-Ismaili, di Jurjan Al-Ghazali melai menuliskan ilmu-ilmu
yang diajarkan oleh gurunya. Setelah mempelajari berbagai ilmu di Jurnan, maka
ia berpindah ke Naishabur untuk menimba ilmu pada Imam Al-Haramaini Abu Al-
Ma’ali Al-Juwaini. Dalam tempaan Imam al-Juwaini inilah al-Ghazali mendalami
fiqih madzhab, ushul fiqih, manthiq, ilmu kalam, filsafat. Di Naisabur ini al-Ghazali
tampak kecerdasannya, mendalam pengamatannya, kuat hafalannya, dapat
menyelami makna secara mendalam, dan pandai dalam berdebat.

Setelah Imam Al-Haramaini wafat, Al-Ghazali meninggalkan Naisabur


menuju Mu’askar, untuk menghadiri pertemuan atau majelis yang di adakan
Nidham Al-Muluk. disinilah awal mula Al-Ghazali mengajar di madrasah
Nidhamiah Baghdad. Selain mengajar beliau juga menulis beberapa buku
diantaranya tentang ilmu fiqih, ilmu kalam, serta kitab-kitab yang berisi sanggahan
terhadap aliran bathiniyah, aliran syiah Ismailiyah dan falsafah.
Al-Ghazali mengasingkan diri dan melanjutkan perjalanan meninggalkan
kota Baghdad dengan membawa bekal secukupnya dimulai pergi ke Syam, lalu
Palestina, Mesir, Mekah, kemudian beliau Kembali lagi ke daerah asalnya,
Naisabur setelah kurang lebih 10 tahun berpindah-pindah. Al-Ghazali diangkat
menjadi rector universita nidhamiah,

Di Thus ini Al-Ghazali menghabiskan sisa hidupnya untuk membaca Al-


Quran, menelaah hdits, dan mengajar. Al-Ghazali meninggal pada hari Senin
tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H. bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1111 M,
dalam usia 55.

B. Karya-karya Al-Ghazali
Al-Ghazali merupakan salah seorang ulama besar yang pernah dimiliki
Islam dalam sepanjang sejarahnya. Ia tergolong ulama dan pemikir Islam yang
sangat produktif dalam menuliskan buah pemikirannya. Jumlah kitab yang ditulis
al-Ghazali sampai sekarang belum disepakati secara definitif oleh para penulis
sejarahnya.
Penelitian paling akhir yang dilakukan oleh Abdurrahman al-Badawi
tentang jumlah judul buku yang menjadi karya oleh al-Ghazali, kemudian al-
Badawi mengumpulkan dalam satu buku diberi judul Muallafat Al-Ghazali. Dalam
kitab itu al-Badawi membuat klasifikasi kitab-kitab yang telah dikarang dan diduga
sebagai karya oleh al-Ghazali menjadi tiga kelompok.
- Pertama, kelompok kitab yang dapat dipastikan keasliannya sebagai
karya Al-Ghazali terdiri dari 72 buah kitab.
- Kedua, kelompok kitab yang diragukan sebagai karyanya asli Al-
Ghazali terdiri atas 22 kitab.
- Ketiga, kelompok kitab yang dapat dipastikan bukan karyanya, terdiri
atas 31 buah kitab.

Karya-karya Al-Ghazali meliputi bidang ilmu yang populer pada zamannya,


yaitu ilmu kalam, tafsir Al-Qur’an, ushul fiqh, tasawuf, mantiq, fiqih, falsafat, dan
lainnya. Di antara karyanya yang paling monumental adalah :
1. Ihyal Ulum al-Din (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama)
2. Maqashid al-Falasifat (Tujuan-tujuan para filosof)
3. Tahafut al-Falasifah (kerancuan pemikiran para filosof)
4. Al-Munqidz min al-Dhalal (Sang Penyelamat dari Kesesatan)
5. Mahku A-Nadhar fi al-manthiq (uji pemikiran dalam ilmu manthiq)
6. Jawahir Al-Qur’an (mutiara-mutiara yang terkandung dalam al-Qur’an).
C. Filsafat Al-Ghazali
1. Paham Qadim-nya Alam
Bagi Al-Ghazali, bila alam dikatakan Qadim maka mustahil dapat
dibayangkan bahwa alam itu diciptakan oleh tuhan, jadi paham qadimnya alam
membawa pada kesimpulan bahwa alam itu ada dengan sendirinya, tidak
diciptakan tuhan ini berarti sangat bertentangan dengan ajaran al-qur’an yang
menjelaskan bahwa tuhan lah yang menciptakan segenap alam. Bagi al-ghazali
alam harusnya tidak Qadim dan iniberarti pada awalnya tuhan ada, sedangkan
alam tidak ada, kemudian tuhan menciptakan alam.
2. Paham Bahwa Tuhan Tidak Mengetahui Juz’iyayat
Al-Ghazali memandang bahwa tuhan maha tahu segalanya baik besar
maupun kecil. Berbeda dengan ibnu rusyd tuhan hanya tahu yang universal
bukan perkara yang kecil, tuding Al-Ghazali :
Yang menjadi persoalan adalah pertanyaan mereka ‘’ tuhan yang maha
mulia mengetahui hal-hal yang bersifat universal tapi tidak hal-hal bersifat
partikular’’ pernyataan ini jelas-jelas menunjukkan ketidak berimanan mereka,
sebaliknya yang bendar adalah ‘’tidak sebutir atom pun dilangit maupun dibumi
yang luput dari pengetahuan nya’’
3. Paham Kebangkitan Jasmani
Menurut al-ghazali gambaran al-qur’an dan hadits nabi, tentang kehidupan
di akhirat bukan lah mengacu pada kehidupan rohani saja akan tetapi, pada
kehidupan yang bersifat rohanii dan jasmani, jasad dibangkitkan dan disatukan
dengan jiwa-jiwa manusia yang pernah hidup didunia untuk merasakan nikmat
surgawi yang bersifat rohani dan jasmani dan merasakan azab neraka yang juga
bersifat rahani dan jasmani. Kehidupan disurg dan neraka yang bersifat rahani
jasmani itu menurat al-ghazali bukanlah sesuatu yang mestahil
4. Klasifikasi Ilmu
Dalam karya Al-ghazali menyebutkan empat system klasifikasi yang
berbeda :
- Pembagian ilmu-ilmu menjadi bagian teoretis dan praktis
- Pembagian pengetahuan menjadi pengetahuan yang dihadirkan dan
pengetahuan yang dicapai
- Pembagian atas ilmu-ilmu religious dan intelektual
- Pembagian ilmu menjadi ilmu-ilmu wajib atas setiap individu dan wajib
atas setiap umat.
5. Metafisika
Lain halnya dengan lapangan metafisika, Al-ghazali memberikan reaksi
keras terhadap neo-platonisme islam, menurutnya banyak sekali terdapat
kesalahan filsuf, karena meraka tidak teliti seperti halnya dalam lapangan logika
dan matematika, untuk itu Al-ghazali mangeca, secara langsung dua tokoh neo-
platonisme muslim dan secaratidak langsung kepada Aristoteles.
Menurut Al-ghazali sebagaimana dikemukakan nya dalam bukunya tahafut
Al-falasifah para pemikir bebas tersebut ingin menanggalkan keyakinan-
keyakinan Islam dan mengabaikan dasar-dasar pemujaan ritual dengan
menganggapnya sebagai hal yang tidak berguna bagi pencapaian intelektual
mereka. Tiga persoalan yang menyebabkan para filsuf dipandang kafir adalah:
- Alam kekal atau alam Abadi dalam arti tidak berawal
- Tuhan tidak mengetahui perincian atau hal-hal yang partikular yang
terjadi di alam
- Pengingkaran terhadap kebangkitan jasmani di akhirat.1

1
Dedi Supriadi, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), H. 143-175
KESIMPULAN
Nama lengkap Al Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Ghazali, lebih dikenal dengan Al Ghazali. Lahir di Provinsi Khurasan. Ayahnya
adalah memintal benang wol. Al-Ghazali merupakan pemikir muslim yang
memberikan kontribusi besar dalam keilmuan Islam. Yang tak pernah menyerah
delam mencari ilmu

Beliau pernah hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk
mencari suasana baru, untuk mendalami pengetahuan dan mengajarkan
pengetahuan. Pengembaraan dan pengalaman intelektualnya dan dituangkan dalam
karya.
DAFTAR PUSTAKA

Supriadi Dedi, Pengantar Filsafat Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010.

Anda mungkin juga menyukai