Anda di halaman 1dari 7

IMAM AL-GHOZALI

Salza narbilla (2324006)

Program Studi Psikologi Islam

A. Pendahuluan

Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, yang lebih dikenal sebagai Al-Ghazali,
adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam. Dilahirkan di Persia
pada abad ke-11 Masehi, Al-Ghazali tumbuh menjadi seorang cendekiawan yang sangat
dihormati dalam berbagai bidang, termasuk filsafat, teologi, dan spiritualitas. 1 Kehidupan Al-
Ghazali dipenuhi dengan pencarian ilmu dan penelitian yang mendalam. Dia mengabdikan waktu
dan energinya untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu, dari ilmu kalam (teologi) hingga filsafat
Yunani klasik. Namun, meskipun dikenal karena kecemerlangannya dalam bidang akademis,
perjalanan rohaninya juga menjadi sorotan yang tak terelakkan.2

Salah satu momen penting dalam kehidupan Al-Ghazali adalah krisis intelektual yang dia
alami, yang membawanya pada pencarian spiritual yang mendalam. Pengalaman ini
menginspirasinya untuk menulis karya-karya monumental seperti "Ihya Ulumuddin" (Revival of
the Religious Sciences), yang menjadi salah satu buku terpenting dalam sejarah spiritualitas
Islam.Dalam pendahuluan ini, kami akan menjelajahi kehidupan, karya, dan warisan intelektual
Al-Ghazali. Ka mi akan mengungkap betapa pentingnya pemikirannya dalam konteks sejarah
dan relevansinya dalam konteks modern. Melalui analisis mendalam tentang kontribusinya, kita
akan memahami mengapa Al-Ghazali dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh
dalam sejarah pemikiran Islam. 3

1
Ahmad Atabik, Telah Pemikiran Al-Ghozali tentang filsafat, Jurnal Fikrah, Vol. 02, No.01,Juni 2014, hal.
21.
2
Moh Muafi Bin Thohir, Pemikiran Imam Al-ghozali tentang Ekonomi islam dalam kitab Ihya Ulumuddin,
Jurnal Iqtishoduna, Vol. 05, No. 02, Oktober 2016, hal. 226.
3
Syamsul Kurniawan, Ewin Mahrus, Jejak pemikiran tokoh pendidikan islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), hal. 87.
B. Biografi Al-Ghozali

Al Ghazali, yang lahir pada tahun 1058 di Persia (sekarang Iran), merupakan seorang filsuf,

teolog, dan cendekiawan muslim yang sangat berpengaruh. Dia menghabiskan sebagian besar

hidupnya untuk mengejar pengetahuan dan kebenaran, menjalani perjalanan intelektual yang

menakjubkan dari ketidakpastian ke keyakinan yang kuat dalam Islam. Al Ghazali belajar di

berbagai pusat keilmuan Islam, termasuk Nishapur, Baghdad, dan Damaskus. Dia memiliki

pemahaman yang mendalam dalam berbagai bidang ilmu, termasuk fiqh (hukum Islam), tasawuf

(misticisme Islam), filsafat, dan teologi. 4 Pada titik tertentu dalam hidupnya, Al Ghazali

mengalami krisis intelektual yang mengarah ke pergumulan spiritual. Dia meninggalkan

posisinya sebagai profesor dan mencari kebenaran spiritual melalui pengembaraan dan meditasi. 5

Setelah bertahun-tahun pencarian, Al Ghazali menemukan kedamaian dalam iman Islam yang

kokoh. Dia kemudian menulis karya monumentalnya yang terkenal, "Ihya Ulum al-Din"

(Revival of the Religious Sciences), di mana dia menguraikan prinsip-prinsip spiritualitas Islam

dan memberikan panduan praktis untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Al Ghazali meninggal

pada tahun 1111, tetapi warisannya tetap hidup melalui karya-karyanya yang menginspirasi

jutaan orang dalam sejarah Islam dan bahkan hingga saat ini. 6

4
Syamsul Anwar, Pemikiran Usul Fiqih al-Ghazali, (Yogyakarta: Suara Muhammdiyah, 2015), h.53.
5
Busyairi Madjidi, Konsep Pendidikan Para Filosof Muslim, (Yogyakarta: Al-Amin, 1997), h. 79.
6
Muhammad Ustman Najati, Jiwa Dalam Pandangan Para Filosof Muslim, (Bandung: Pustaka Hidayah,
2002), h. 202.
Karya-Karya Imam l-Ghozali

1. "Ihya Ulum al-Din" (Revival of the Religious Sciences): Salah satu karya terbesar Al-Ghazali
yang membahas berbagai aspek kehidupan spiritual, moral, dan etika dalam Islam.

2. "Tahafut al-Falasifah" (The Incoherence of the Philosophers): Sebuah kritik terhadap filsafat
Aristoteles dan Neoplatonisme yang menekankan bahwa akal manusia tidak dapat sepenuhnya
memahami hakikat Tuhan dan alam semesta.7

3. "Kitab al-Munqidh min al-Dalal" (The Deliverance from Error): Otobiografi intelektualnya
yang merinci perjalanan spiritualnya dari keraguan menuju keyakinan yang lebih kokoh.

4. "Al-Maqsad al-Asna fi Sharh Asma' Allah al-Husna" (The Sublime Aim in Explaining God's
Beautiful Names): Sebuah eksposisi tentang 99 nama Allah dan maknanya dalam Islam.

5. "Mishkat al-Anwar" (The Niche of Lights): Sebuah risalah mistis tentang hubungan antara
Tuhan, manusia, dan alam semesta.8

6. "Al-Iqtisad fil-i'tiqad" (Moderation in Belief): Sebuah karya yang membahas aqidah


(keyakinan) dalam Islam, menekankan pentingnya pertengahan dalam keyakinan dan praktik
keagamaan.

Ini hanya beberapa dari karya-karya Al-Ghazali yang terkenal. Karyanya sangat berpengaruh
dalam sejarah pemikiran Islam dan terus dipelajari dan dihormati oleh para cendekiawan
Muslim hingga saat ini. 9

7
Bahri Ghazali, Konsep Ilmu Menurut Al-Ghazali, (Yogyakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1991), h. 28.
8
Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 177.
9
Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2013), h. 55.
C. Pemikiran Intelektual Imam Al-Ghozali

Al-Ghazali, atau Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, adalah seorang
cendekiawan, teolog, filosof, dan ahli hukum Islam yang hidup pada abad ke-11.
Pemikirannya sangat berpengaruh dalam sejarah intelektual Islam. Beberapa pemikiran
pentingnya meliputi: 10

1. Kritik terhadap Filsafat Aristoteles: Al-Ghazali menentang pengaruh filsafat Aristoteles dalam
dunia Islam, khususnya pemikiran bahwa alam semesta adalah abadi dan tidak memiliki awal.
Dia berpendapat bahwa pemahaman rasional tidak cukup untuk mencapai pemahaman
spiritual yang benar.

2. Pentingnya Tasawuf: Al-Ghazali menekankan pentingnya tasawuf atau mistisisme Islam


dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang agama. Dia menyatakan bahwa
pengetahuan spiritual dan pengalaman langsung dengan Tuhan lebih penting daripada
pemahaman konseptual rasional.

3. Menguatkan Iman: Al-Ghazali menekankan pentingnya memperkuat iman dan keyakinan


pribadi melalui refleksi, meditasi, dan praktik ibadah. Baginya, pengetahuan tentang Tuhan
harus diperoleh melalui pengalaman pribadi yang mendalam, bukan hanya melalui pemikiran
rasional atau studi teologis.11

4. Hukum Islam dan Etika: Al-Ghazali juga menyumbangkan pemikiran penting dalam bidang
hukum Islam dan etika, dengan menegaskan pentingnya mematuhi syariah Islam dan
menjalani kehidupan yang bermoral sesuai dengan ajaran agama.

5. Toleransi dan Dialog Antaragama: Meskipun terkenal dengan karyanya yang kritis terhadap
filsafat dan pemikiran non-Islam, Al-Ghazali juga menekankan pentingnya toleransi dan
dialog antaragama, terutama dalam konteks berbagi pengetahuan dan pengalaman spiritual. 12

10
M. Sholihin, Epistemologi Ilmu dalam Pandangan Imam Al Ghazāli , (Jakarta: Pustaka Setia, 2001), hal.
92.
11
Yusuf Qordawi, Al Ghazāli baini Maa dihiihi wa Naaqidihi, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2012), hal 39-423 .
12
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hal. 41-464.
Pemikiran Al-Ghazali telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan
pemikiran Islam, dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini dalam berbagai bidang,
termasuk filsafat, teologi, tasawuf, dan hukum Islam. 13

13
Ibid.
D. Kesimpulan

Kesimpulan dari materi tentang Al-Ghazali adalah bahwa dia adalah tokoh yang sangat
penting dalam sejarah pemikiran Islam. Karya-karyanya telah memberikan kontribusi besar
terhadap pembaruan pemikiran, pengembangan spiritualitas, dan metodologi pembelajaran
Islam. Melalui karyanya, Al-Ghazali menekankan pentingnya harmonisasi antara iman dan
akal, serta pentingnya praktik spiritual dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang
agama. Kesimpulan ini juga menyoroti relevansi pemikiran Al-Ghazali dalam konteks
modern, di mana gagasannya tentang kebenaran, keadilan, dan spiritualitas masih memiliki
daya tarik dan relevansi yang kuat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, terjemah dan pengantar H. Imam Ghazali said, Pustaka Amani
Cet. II, Jakarta 2002.

Abu Muhammad Iqbal, Konsep Pemikiran Al-Ghazali tentangBerbasis Al-Quran, Simbiosa


Rekata Media, 2008.pendidikan, Madiun:Jaya star nine, 2013.

Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali At-thusi, Minhaj-u Al-‘Abidin, Surabaya: Daarul ‘ilmi

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta, 2009.Agus wibowo, Pendidikan
Karakter, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Bandung:2012.

Ibnu Mahalli Abdullah Umar, Perjalanan Rohani Kaum Sufi, 2011Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2000.Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, terjemahan : Semarang : MohMiqdad Yaljan,
kecerdasan Moral, Penerjemah: Tulus Musthofa,Zuhri, Asy-Syifa, 1990

Ahmad Atabik, Telah Pemikiran Al-Ghozali tentang filsafat, Jurnal Fikrah,Juni 2014

Moh Muafi Bin Thohir, Pemikiran Imam Al-ghozali tentang Ekonomi islam dalam kitab Ihya
Ulumuddin, Jurnal Iqtishoduna, Oktober 2016.

Syamsul Kurniawan, Ewin Mahrus, Jejak pemikiran tokoh pendidikan islam, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011.

Anda mungkin juga menyukai