Oleh:
Fitria Mahmudah Putri
Siti Aisyah
Pembimbing:
Drs. Alimuddin Hasan Palawa, M.Ag
A. Pendahuluan
Memahami islam adalah kewajiban setiap muslim, namun pada
faktanya banyak kaum muslim yang belum memahami islam dengan
pemahaman yang sebenarnya. Pemahaman bahwa islam adalah agama yang
sempit dan tidak sesuai dengan kemajuan modern, kesalah pahaman ini dapat
diperbaiki melalui ilmu pengetahun yang menyelarakan antara wahyu dan
akal yang biasa kita sebut filsafat.1
Sumber dan pangkal tolak falsafah dalam islam adalah ajaran islam
itu sendiri sebagaimana yang terdapat dalam al-Quran dan Hadis, walaupun
memiliki sumber ajaran yang kokoh namun banyak mengandung unsur-
unsur dari luar, disinilah letak kontroversi yang ada disekitar filsafat. Sampai
dimana islam memperkenankan unsur-unur itu masuk kedalam ajaran islam.
Maka kadang memicu kontroversi antara para ulama dan filosof itu sendiri.2
Ibnu Rushd memiliki nama lengkap Abu al-Walid Muhammad bin
Muhammad Ibn Rushd. Ia lahir di Cordova pada tahun 1126 M. Ia berasal
dari keluarga hakim-hakim DI Andalusia, dan pernah menjadi hakim di
Seville dan beberapa kota lain di Spanyol. Selain menjadi hakim ia juga
pernah menjadi dokter di istana di Cordova, dan menjadi salah satu filosof
yang memiliki pengaruh besar di kalangan istana, terutama pada masa
1
Harun Nasution, 2018, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI-Press),
28.
2
Nurcholish Madjid, 2008, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina),
215-216
3 Filsafat Islam
3
Harun Nasution, 1190, Falsafah dan Mistisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang), 47
4
Dedi Supriadi, 2013, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia), 226.
5
Dedi Supriadi, Pengantar Filsafat Islam, 227
Pemikiran Filsafat 4
Ibn Rushd
6
Moh. Jufriyadi Sholeh, Counter Ibnu Rusyd Terhadap Kritik Imam Ghazali Tentang
Filsafat, al-Waroqoh, Volume 6, No. 1, Januari – Juni 2022, 28-29.
5 Filsafat Islam
7
Muhammad Mahfud Ridwan, KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd Meluruskan
al-Ghazali, Kontemplasi, Volume 04 Nomor 01, Agustus 2016, 166
8
Moh. Jufriyadi Sholeh, Counter Ibnu Rusyd Terhadap Kritik Imam Ghazali Tentang
Filsafat, 28-29.
Pemikiran Filsafat 6
Ibn Rushd
11
Ibn Rusyd, 2010, Tahafut at-Tahafut, 124-127
12
Ibn Rusyd, 2010, Tahafut at-Tahafut, 127-128
9 Filsafat Islam
14
Agus Fawait, Rancang Bangun Pemikiran Ibn Rusyd Dalam Pembelaan Atas
Filsafat, Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman, Vol.No.3, Issue No.1, 28
15
Muhammad Mahfud Ridwan, KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd Meluruskan
al-Ghazali, 173
11 Filsafat Islam
mati, maka badan akan hancur, jiwa tetap hidup bahkan jiwalah yang
akan dibangkitkan. Adapun ungkapannya, yaitu “… perbandingan
antara kematian dan tidur dalam masalah ini adalah bukti yang terang
bahwa jiwa itu hidup terus karena aktivitas dari jiwa berhenti bekerja
pada saat tidur dengan cara membuat tidak bekerjanya organorgan
tubuhnya, tetapi keberadaan atau kehidupan jiwa tidaklah terhenti.
Maka sudah semestinya keadaanya pada saat kematian akan sama
dengan keadaannya ketika tidur..dan bukti inilah yang dapat dipahami
oleh seluruh orang dan cocok untuk diyakini oleh orang banyak atau
orang awam, dan akan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang
terpelajar yang keberlangsungan hidup daripada jiwa itu adalah satu
hal yang pasti. Hal inipun terang gambling dari firman Tuhan, “Tuhan
mengambil jiwa-jiwa pada saat kematiannya untuk kembali kepada-
Nya, dan jiwa-jiwa orang yang belum mati pada saat tidur mereka.16
Kehidupan manusia di akhirat berbeda dan lebih tinggi
daripada kehidupan di dunia. Sesuai dengan keterbatasan daya tangkap
orang awam tentang hal-hal yang abstrak, Ibnu Rushd berpendapat
bahwa kehidupan manusia di akhirat lebih baik digambarkan bentuk
jasmani daripada digambarkan dalam bentuk rohani saja. Pokok
permasalahan yang timbul dalam masalah ini dikatakan oleh Ibnu
Rushd adalah apakah kehidupan (kenikmatan dan kesengsaraan) di
akhirat bersifat jasmani atau rohani atau keduanya. Ada tiga kelompok
pandangan dalam masalah terebut. Pertama, Golongan Zindiq, mereka
mengatakan bahwa keadaan disana hanya menyangkut masalah
kenikmatan dan kelezatan yang tidak terbatas, seperti kenikmatan dan
kelezatan dalam kehidupan dunia. Kedua, golongan yang menyakatan
bahwa keadaan (kenikmatan dan kesengsaraan) disana hanya bersifat
16
Armin Tedy, Kritik Ibnu Rusyd terhadap tiga kerancuan berfikir al- Ghazali, 19.
Pemikiran Filsafat 12
Ibn Rushd
17
Fitria Rika Susanti, Surma Hayani, Pemikiran Filosofis Ibnu Rusyd Tentang
Eskatologi (Kajian Tentang Kehidupan di Akhirat), Ilmu Ushuluddin, Vol. 20, No. 1, Januari-
Juni 2021, 27-28
18
Ibn Rusyd, 2015, Mendamaikan Agama dan Filsafat, (Yogyakarta: Kalimedia), 2
13 Filsafat Islam
G. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun, 2018, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta:
UI-Press).
Nasution, Harun, 1190, Falsafah dan Mistisme dalam Islam, (Jakarta:
Bulan Bintang).
Supriyadi, Dedi, 2013, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia).
Sholeh, Moh. Jufriyadi, Counter Ibnu Rusyd Terhadap Kritik Imam
Ghazali Tentang Filsafat, al-Waroqoh, Volume 6, No. 1, Januari –
Juni 2022.
Ridwan, Muhammad Mahfud, KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd
Meluruskan al-Ghazali, Kontemplasi, Volume 04 Nomor 01,
Agustus 2016.
Rusyd, Ibn, 2010, Tahafut at-Tahafut, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Tedy,
Armin, Kritik Ibnu Rusyd terhadap tiga kerancuan berfikir al- Ghazali,
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari-Juni2016.
Fawait, Agus, Rancang Bangun Pemikiran Ibn Rusyd Dalam Pembelaan
Atas Filsafat, Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan &
Keislaman, Vol.No.3, Issue No.1.
Susanti, Fitria Rika, dan Surma Hayani, Pemikiran Filosofis Ibnu Rusyd
Tentang Eskatologi (Kajian Tentang Kehidupan di Akhirat), Ilmu
Ushuluddin, Vol. 20, No. 1, Januari-Juni 2021.
Madjid, Nurcholish, 2008, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta:
Paramadina).
Rusyd, Ibn, 2015, Mendamaikan Agama dan Filsafat, (Yogyakarta:
Kalimedia).