APRIL 1937.
Sedjarahnja.
Al-Ghazali, ialah seorang ulama ilmu-kalam jang terbesar dalam
mazhab Sjafe'i pada zamannja, dilahirkan di Thus, jakni satu kota
di Churasan, dalam th. 450 H. (1058 M.).
Setelah mempeladjari beberapa ilmu dinegeri tersebut, berang-
katlah Al-Ghazali kenegeri Nisapur. Disanalah mulai kelihatan
tanda2 ketadjaman otaknja jang luar biasa. Berhubung dengan ke-
mahirannya dalam falsafah dan ilmu-alam, ia lantas dilantik djadi
guru di Perguruan Nizhamijah di Bagdad.
Dalam umur 33 tahun, Al-Ghazali telah termasjhur dalam kalang-
annja dimasa itu. Dalam tahun 484 H. ia pergi ke Mekah menjem-
purnakan rukun Islamnja. Setelah selesai mengerdjakan hadji, ia
terus ke Damaskus, Baitulmakdis, dan Aleksandria memberi pela-
djaran diuniversitet jang ada di-kota2 tersebut. Kemudian kembali
ke Thus dan mulai dari waktu inilah Al-Ghazali menghabiskan
umurnja dengan berfikir dan menulis bermatjam kitab, menerang-
kan bagaimana perbedaan dan kelebihan Agama Islam dari agama2
jang lain dan dari falsafah jang mana sadja. Oleh karena itulah, ia
digelari dengan „Huddjatul'Islam" dan „Zainud'din". (Hiasan
Agama).
Pusaka. 1
Siapakah dalam golongan agama dinegeri kita ini jang tak kenal
dengan kitab Ihja'-'Ulumud-din jang empat djilid besar itu dengan
Mau'izhatulmuk'minin dan lain2-nja buah tangan Al-Ghazali ?
Kitab „lh]a" ialah suatu buku-standard, terutama tentang achlak
jang mendapat perhatian besar sekali di Eropah, dan telah diterdje-
mahkan kedalam beberapa bahasa jang modern. Dalam hal ini
adalah Imam Al-Ghazali dalam kalangan umat Islam sebagaimana
Thomas a Kempis*) dalam kalangan kaum Kristen jang masjhur
berhubung dengan karangannja „De Imitatione Christi" jang
sifatnja mendekati „lhja"', tapi dipandang dari pendidikan Kristen.
Dua kitabnja- jang kurang dikenal dinegeri kita ini, akan tetapi
sangat terkenal didunia Barat, malah menjebabkan perang pena
antara ahli2 falsafah, ialah kitab Maqashidul-falasifah (Maksudnja
ahli falsafah) dan Tahafutul-falasifah (Kesesatan ahli falsafah).
Kitab jang pertama berisi ringkasan dari bermatjam ilmu falsafah,
mantik, metafisika dan fisika. Kitab ini diterdjemahkan oleh Do-
minicus Gundisalvus kebahasa Latin diachir kurun ke 12 M.
Kitab jang kedua memberi kritik jang tadjam atas sistem falsafah
jang telah diterangkannja satu persatu dalam „Maqashidul-falasi-
fah". Malah kenjataan, Al-Ghazali sendiri menerangkan dalam ki-
tabnja jang kedua itu, bahwa maksudnja menulis kitab Maqashid,
ialah guna terkumpulnja lebih dulu bahan2 untuk orang jang mem-
batja,. jang nantinja akan dikritiknja satu persatu dalam kitab
„Tahafut".
Dibelakang harinja Ibnu Rusjd membantah akan pendirian Gha-
zali dalam hal falsafah itu dengan menulis satu kitab jang ia na-
makan „Tahafut-tahafutul-falasifah".
Causaliteitsleer.
Jang dimaksud dengan causaliteitsleer itu, ialah kaedah tentang
perhubungan sebab dengan musabbab. Kaedah ini mendjawab per-
tanjaan : Bilamana timbul dua hal, apakah sjaratnja maka boleh
kita menetapkan bahwa jang satu mendjadi sebab bagi jang lain ?
Maka umum ahli fikir Barat berpendapat bahwa David HumeAah.
6) Q.s. A'l-Bagarah: 2.
jang mula2 sekali mengupas masalah ini. David Hume memulai de-
ngan menolak bahwa kalau ada hal, A dan B maka tidak boleh
dikatakan begitu sadja bahwa A mendjadi sebab dari B. Ada tiga
sjarat jang dia kemukakan, jaitu :
(1) A — B mesti ada perhubungan antara satu dengan jang lain
(conjunction).
(2) A dan B harus berdahulu-berkemudian (priority).
(3) Perhubungan dan kedjadian jang sematjam itu harus ber-ulang2
beberapa kali (frequency).