Anda di halaman 1dari 10

NAMA :ULIL ALFIATURROHMANIA

EMAIL : alfiaturrohmaniaulil@gmail.com

TEMA : Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pra Islam

PENDAHULUAN

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara susbtansi maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pemikiran bangsa
Yunani dan umat manusia daei pandangan metosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi
oleh para dewa. Karenanya para dewa harus dihormati dan sekaligus di takuti kemudian di
sembah. Dengan filsafat, pola fikir yang selali tergantung pada dewa diubah menjadi pola
piker yang tergantung pada rasio. Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi di anggap
kegiatan dewa yang tertidur, tetapi kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan
bumi berada pada garis yang sejajar, sehingga baying baying bulan menimpa sebagian
permukaan bumi.

Perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris membawa implikasi yang tidak
kecil. Alam dngan segala gejalanya yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan

Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar, ma’rifat, ra’y) atas keseluruhan keadaan
untuk mencapai hakikat dan memperoleh hikmah.unsur rasionil di dalam kegiatan ilmiah ini
merupakan syarat mutlak.
Washil b. ‘Atha’

Washil dilahirkan di Madinah tahun 80/699 dan di besarkan di Basrah. “Suqi Ghazzal,”
sebuah bazar di Basrah, konon merupakan tempat yang sering dikunjunginya dan degan
demikian maka orang-orang seringkali mengaitkan namanya ke tempat iyu. Dia meninggal
tahun 131/748. Washil memiliki leher panjang sekali. ‘Amr b’. Ubaid, yang merupakan tokoh
Mu’tazilah, ketika suatu kali melihat Washil berkata, “Tidak baik orang yang memiliki leher
sperti itu”. Washil adalah seorang al-tsagh, yakni tidak dapat melafalkan huruf [r]. secara
tepat tetapi bicaranya fasih sekali dan bila berbicara senantiasa menghindari kata yang
mengandung huruf tersebut. Dia tidak pernah membiarkan huruf itu keluar dari lidahnya
meski tentu saj sangat sulit menghidarinya ketika bercakap cakap. Dia menulis sebuah risalah
yang tebal dimana tidak terdapat satupun huruf. Dia sering pula diam tidak berbicara sampai
sampai orang yakin bahwa dia itu bisu.

Washil adalah murid Abu Hasyim ‘Abd Allah b. Muhammad b. al-Hanafiyah, namun
dalam masalah imamah, dan juga dalam beberapa masalah lainnya, dia tidak sependapat
dengan gurunya. Sebelum menjadi penganut Mu’tazilah dia terbiasa menyertai Imam Hasan
al-Bashri.

Karya-karyanya adalah: Kitab al-Manzilah bain al-Manzilatain, Kitab al-Futya dan


kitab al-Tauhid.buku pertama mengenai ilmu kalam ditulis oleh Washil. Ibn Khallikan
menyebutkan sejumlah karyanya.

Dalam karyanya yang hebat al-Milad wal-Nihal, al-Syahrastani mengatakan bahwa


ajaran-ajaran pokoknya adalah sebagai berikut: (1) dia mengingkari sifat-sifat Allah . (2)
Maanusia memiliki kehendak bebas ( free will ) untuk memilih amal baik. (3) Orang islam
yang melakukan dosa besar bukanlah kafir dan bukan mukmin, tetapi berada di posisi tengah-
tengah, dan bahwa orang-orang yang melakukan dosa besar akan masuk neraka. (4) Dia
percaya bahwa dari pihak-pihak yang bertikai dalam perang Jamal dan dari kalangan yang
terlibat dalam pembunuhan ustman dan sekutunya terdapat satu pihak yang bersalah,
walaupun tidak dipastikan pihak mana yang dimaksudnya.
Bisyr b. Mu’tamir

Salah seorang tokoh terkemuka dari para pengikut al-Nazhzham adalah Bisyr b.
Mutamir. Secara pasti tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi tahun kematiannya adalah
210 H/825 M.

Bisyr b. al-Mutamir membuat “teori tindakan yang dihasilkan” (Tauhid) yang lazim
dikalangan Mu’tazilah. Mu’tazilah mempercayai kehendak bebas (free will). Mereka
mengaku bahwa manusia adalah pencipta perbuatannya. Sebagai perbuatan terjadi secara
mubasyarah, yakni diciptakan secara langsung oleh manusia, tapi sebagian perbuatan lagi
timbul melalui tauhid, yakni timbul dari tindakan-tindakan yang dilakukan secara
mubasyarah. Melempar batu ke air, misalnya, pasti menimbulkan berkocaknya air. Biarpun
bergeraknya kocaknya air itu tidak di niatkan oleh si pelempar air, namun dia tetap
pelakunya. Begitu pula, , Manusia adalah pencipta perbuatannya yang baik dan buruk secara
mubasyarah, dan segala tindakan yang diakibatkan oleh perbuatan itu terjadi melalui tauhid.
Kedua jenis perbuatan tuhan itu bukan aktivitas tuhan.

Bisyr memandang kehendak Tuhan sebagai karunia-Nya dan membagi karunia itu
menjadi dua sifat.: sifat esensi dan sifat aksi. Melalui sifat esensi Tuhan menghendaki semua
sifat aksi-Nya dan juga perbuatan manusia. Tuhan mutlak bijaksana, Karena itu kehendak-
Nya wajib hanya mengenai apa yang baik dan berguna. Sifat aksi juga ada dua macam bila
tindakan itu disebut kreasi, dan bila menyangkut manusia tindakan itu disebut perintah.

Menurut Bisyr, Tuhan mungkin saja menciptakan alam lain, yang lebih baik daripada
alam yang ada sekarang, dimana semua makhluk dapat memperoleh keselamatan. Namun
berbeda dari kepercayaan Mutazilah pada umumnya, Bisyr berpendapat bahwa Tuhan tidak
mesti menciptakan suatu dunia seperti itu. Apa yang perlu dilakukan Tuhan hanyalahDia
memberi kepada manusia kehendak bebas dan pilihan, dan setelah itu cukuplah Dia memberi
manusia akal sebagai pedoman manusia untuk mengetahui wahyu Tuhan dan hukum alam,
dan memadukan akal dengan pilihan itu, untuk memperoleh keselamatan.

Murid Mutamir, Abu Musa Isa b. Shabih, yang dijuluki mizdar, adalah orang yang
amat sholeh dan di beri julukan sebagai pertama dari hukum Mu’tazilah. Dia menganut
beberapa pandangan yang aneh, Tuhan, menurutnya, bisa saja berbuat dzalim dan dusta, dan
ini tidak menjadikan ketuhanan-Nya tidak sempurna. Gaya al-qur’an dapat ditiru; suatu kitab
yang seperti itu atau bahkan yang lebih baik daripadanya dapat saja dibuat. Orang yang maku
bahwa Tuhan dapat dilihat oleh mata, walau tanpa bentuk, adalah kafir, dan orang yang
meragukan tentang kekafiran yang tersebut adalah jga kafir.

IBN KHALDUN (1332-1406)

Biografi Singkat

Wali a-Din Abdurrahman bin Muhammad ibn Hasan ibn Jabir ibn Muhammad ibn
Ibrahim ibn Abdurrahman ibn Khaldun lahir di Tunisia pada 1 ramadhan 732 H/ 27 Mai 1332
M. Angka tahun hijriah ini kelihatan berbeda dengan apa yang ditulis Aziz al-Azmeh, yang
menulis kelahiran Khaldun tahun 723 H dan meninggal di kairo pada tahun 808 H/ 1406 M.

1. Zainab al-Hudhairi, Falsafah al-Tarikh ‘inda ibn Khaldun, ( Kairo: Dar al-Itsaqafahli al-Thiba’ah wa al-Nasyr,
1979) terj. Ahmad rofi’ Utsmani, Filsafah Sejarah Ibn Khaldun, (Bandung: Pustaka, 1987), hlm. 8-10; cf. Franz
Rosenthal, Ibn Khaldun tbe Muqaddimah: An Introduction to History, (USA: Princeton University Press, 1989)
hlm. Vii.
2. Aziz al-Azmeh, Ibn Khaldun, (London dan New York: Routledge, 1982), hlm. 1.

Garis keturunan dan keluarga khaldun bernama Abu zaid, yang di urai sendiri oleh
Khaldun dalam karyanya al-Tarif. Menurut Zainab al-khudairi, yang mengutip keterangan
dari Ibn Hazm dalam karyanya Abd al-Rahman ibn Khaldun, bahwa keluarga khaldun
berasal dari Hadhramaut, Yaman. Garis keturunan keatas lagi adalah wa’il bin Hajar,
seorang sahabat nabi yang terkenal.

Seiring dengan penaklukan dan penyebaran Islam ke barat, Khaldun bersama-sama


dengan pasukan Islam memasuki Andalusia dan menetap di Carmona. Akan tetapi dengan
tidak diketahui sebab yang pasti, kemudian Khaldun bersama keluarganya pindah ke
shevilla. Selanjutnya, Karena penaklukan dan pemaksaan pasukan Kristen terhadap kota
sevilla, maka Khaldun akhirnya hijrah kembali ke Tunisia. Di negri kelahirannya inilah ia
kemudianberkonsentrasi untuk menemukan jatidirinya sebagai pemikir dan penulis,
walaupun ketika ia kembali kenegrinya itu, keadaan negri itu sedang mengalami
kemandegan pemikiran, kekacauan politik serta umat islam saling tidak percaya. Hal itu
karena daulah islamiyah sudah jatuh, sehingga masing-masing wilayah, termasuk Afrika
Utara – Tunisia telah melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Baghdad.
Pada Oktober 1382 M, Khaldun meninggalkan Tunisia menuju Alexandria.
Masih di tahun itu juga, ia tiba di Kairo Mesir seiring perjalanannya untuk berhaji, yang
waktu itu kesultanannya dipegang oleh Abu Sa’id

FILSAFAT ISLAM

Filsafat islam khas dengan berbagai masalah dan problematika beserta pemecahan
khas pula yang di kemukakan sebagai penyelesaiannya. Filsafat islam meneliti problematika
yang satu dan yang banyak, menyelesaikan korelasi antara Allah dengan para makhluk-Nya,
sebagai problematikayang menyulut perdebatan panjang dikalangan mutakallimin.filsafat
islam berupaya memadukan antara wahyu dan akal, antara kaidah dan hikmah, antara agama
dengan filsafat dan berupaya menjelaskan kepada manusia bahwa (1) wahyu tidak
bertentangan dengan akal (2) akidah jika diterangi dengan sinar filsafat akan menetap
didalam jiwa dan akan kokoh di hadapan lawan (3) agama jika bersaudara dengan filsafat
akan menjadi filosofis sebagaimana filsafat menjadi religius. Karena filsafat islam dilahirkan
oleh lingkungan dimana ia hidup dan tidak terlepas dari kondisi yang melingkupi, maka
filsafat islam sebagaimana yang nampak adalah filsafat yang religius.

Topik-topiknya
Walaupun dengan watak religiusnya, tetapi filsafat Islam tidak mengabaikan
problematika-problematika besar filsafat. Oleh karenanya filsafat islam memaparkan secara
luas tentang teori ada (antologi), menunjukan pandangannya tentang waktu, ruang, materi dan
kehidupan,. Filsafat islam membahas secara luas tentang etismologi, maka ia membedakan
antara jiwa dan akal, al-fitri dan al-muktasab (yang bersifat fitri dan bisa dicari), benar dan
salah serta membedakan antara dugaan dan kepastian. Filsafat islam berbicara secara detail
tentang teori keutamaan dan kebagahiaan. Maka ia membagi keutaman-keutamaan, bahkan
sampai pada keutamaan tertinggi, yaitu analisa yang continue.

(Madkour, La Place, halaman 46 dan seterusnya)

Filsafat islam juga mengadakan pembagian filsafat yang biasa, menjadi filsafat
teoritis dan praktis. Atau jika anda ingin mengatakan, dengan kata lain, adalah menjadi fisika,
matematika dan metafisika, tentang moral, pengaturan rumah tangga dan politik.
Pandangannya terhadap filsafat adalah lebih umum dan universal dibandingkan dengan
pandangan kita terhadap filsafat di masa sekarang, karena pandangannya sangat mirip dengan
pandangan yunani, terutama pandangan Aristotelesyang terkenal dalam pembagian ilmu-ilmu
filsafat yang diceritakan dan di sitir oleh para filosof islam. seringkali, di kalangan Islam,
filsafat bercampur dengan kedokteran dan biologi, kimia, falak dan musik. Karena berbagai
macam kajian ilmiah hanyalah merupakan cabang dan pembagian dari filsafat induk.

Karena itu, tidak aneh jika filsafat terbentang sampai ke pintu berbagai macam
kebudayaan islam, berpengaruh dalam berbagai aspeknya, karena secara khusus pembahasan
pada masa itu dibedakan dengan watak al-mausu’i (ensiklopedia), universal dan menyeluruh.
Tidak mungkin bisa mempelajari keutuhan pemikiran filsafat dalam islam, jika kita
membatasi diri dari karya-karya yang ditulis oleh para filosof saja, tetapi kita harus
memperluasnya sampai pada sebagiam kajian ilmiah, kajian-kajian teologis dan tasawuf,
disamping kita harus menghubungkannya dengan Tarikh al-Tasyr’i ( sejarah pembentukan
Hukum Islam) dan Ushul al-fiqh (metode –metode penerapan Hukum Islam). Dalam kajian-
kajian ilmiah islam, yaitu kedokteran, kimia, astronomi dan matematika, terdapat berbagai
pandangan filosofis yang haru diketahui dan dipahami. Boleh jadi diantara para ilmuan islam,
ada orang yang lebih berani dan lebih bebas pemikiran filosofisnya daripad spesialis. Begitu
pula dalam kajian-kajian teologis dan tasawuf, terdapat aneka pandangan dan teori yang lebih
cermat dan mandalam dibandingkan banyak pandangan dan teori Aristootelians, karena
kajian-kanjian itu bertemu aspek demi aspek dengan filsafat Aristoteles tetapi diantara kajian-
kajian teologis dan tasawuf itu mengalami pergumulan dan pertarungan, justru dari
pertarungan inilah lahir pola khas pemikiran islam. Terakhir, di dalam prinsip-prinsip Tasyri’
dan Ushul Fiqh terdapat berbagai analisa logis dan kaidah metodologis yang membawa
lambing filosofis yang jelas. Bahkan boleh jadi dalam kandungannya kita temukan prinsip
yang amat mendekati kaidah-kaidah metodologi keilmuan modern.

(Madkour, L.Organon d’Aristote, Paris, 1934, halaman 49 dan seterusnya)

Kedudukannya Terhadap Filsafat Masehi

Didalam semua ini terdapat faktor –faktor yang akan menjelaskan batas cangkupan
cakrawala pemikiran filsafat di dalam islam. maka adalah salah jika membatasi diri
sebagaimana dibatasi oleh tokoh-tokoh abad ke-19 hanya saja serpihan-serpihan yang
terdapat didalam karangan-karangan Latin Ibrani Abad Pertengahan, tetapi harus sebaliknya.

BAB I

APAKAH FILSAFAT ISLAM ITU ?

Dalam sejarah agama dan kebudayaan Islam, yang sekarang sudah berjalan hamper
empat belas abad dalam hijriah itu, terdapat lima abad yang menyaksikan, suatu kegiatan
filsafat, yang menakjubkan. Zamannya antara 100-595 tahun hijriah atau tahun 720-1198
miladi. Dalam lima kurun itu para ahli pikir Muslim terbawa untuk memikirkan kedudukan
manusia di hadapan Tuhan dan sesama serta terhadap alam dunia dengan bertitik tolak dari
daya akal murni. Mereka itu memikirkan kondisi insani pada latar belakang hakikat terakhir
serta sampai urat tunggang yang terdalam. Mereka memikirkan masalah dhat dan wujud
hidup secara kritis dan sistematis. Hasil pemikiran itu dikerjakan untuk menyusun sistem-
sistem serasi yang dapat dipertanggungjawabkan oleh akal budi. Alhasil mereka memperoleh
hikmah serta menjadi hakim, tegasnya timbullah filsafat dan kaum filsuf.

2. Periode Islam

Tidak terbantahkan bahwa Islam sesumgguhmya adalah ajaran yang sangat cinta
terhadap ilmu pengetahuan, hal ini sudah terlihat dari pesan yang terkandung dalam al-
Qur’an yang diwahyukan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat al-Alaq
dengan diawali kata perintah iqra yang berarti (bacalah). Gairah intelektualitas di dunia
Islam ini berkembang pada saat Eropa dan Barat mengalami titik kegelapan, Sebagaimana
dikatakan oleh josep Schumpeter dalam buku magnum opusnya yang menyatakan adanya
great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal
sebagai dark ages. Masa kegelapan Barat itu sebenarnya merupakan masa kegemilangan
umat Islam, suatu hal yang berusaha disembunyikan oleh Barat karena pemikiran ekonom
Muslim pada masa inilah yang kemudian banyak dicuri oleh para ekonom Barat. 18

Pada saat itulah di Timur terutama di wilayah kekuasaan Islam terjadi perkembangan
ilmu pengetahuan yang pesat. Di saat Eropa pada zaman Pertengahan lebih kuat pada isu-isu
keagamaan, maka perbedaan dunia Islam melakukan penterjemahan besar-besaran terhadap
karya-karya filosofi Yunan, dan berbagai temuan di lapangan ilmiah lainnya.19

Menurut Harun Nasution, keilmuan berkembang pada

Pergerakan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari sembonyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama. Atau dengan kata lain, kegiatan
ilmiah tersebut diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Agama Kristen menjadi
problema kefilasafatan karena menganjurkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan
kebenaran sejati. Inilah yang di anggap sebagai salah satu penyebab masa ini di sebut dengan
Abad gelap ( dark age ). Usaha-usaha menghidu*kan kembali keilmuan hanya sesekali di
lakukan oleh raja-raja besar seperti Alfred dan Charlemagne. Lihat : Surajio, Filsafat Ilmu
dan perkembangannya di Indonesia : suatu pengantar (Djakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.
85. Lihat juga :Jerome R. Ravertz, Filsafat ilmu : Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, hlm.
16
18
Lihat : Joseph A. Schumpeter, A History of Economic Analysys, ( New York :
Oxpord University Press, 1954 ), dibandingkan dengan Adiwarman A. Karim, Ekonomi
Micro Islami, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2007 ), Edisi ke-3, hlm 10-11.
19
Rizal Mustansyr dan Misna Munir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset, 2002 ), cet. Ke-2 hlm.128

Zaman Islam klasik (650-1250 M). keilmuan ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana
tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Quran dan hadis. Persepsi ini
bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang
berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria
(Mesir), jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia).20 sedangkan W.
Montgomery Watt menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki
oleh orang arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan
diberbagai pusat belajar. Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir,tetapi
kemudian dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun 900 M ke
Baghdad.21

Sekitar abad ke 6-7 Masehi obor kemajuan ilmu pengetahuan beradab di pangkuan
peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran muncul nama-nama terkenal seperti: Al-Hawi
karya al-Razi (850-923) merupakan sebuah ensiklopedia mengenai seluruh perkembangan
ilmu kedokteran sampai masanya.22 Rhazas mengarang suatu Encyclopedia ilmu kedokteran
dengan judul Continens, Ibnu sina (980-1037) menulis buku-buku kedokteran (al-Qonun)
yang menjadi standar dalam ilmu kedokteran di Eropa. Al-Khawarizmi (Algorismus atau
Alghoarismus) menyusun buku Aljabar pada tahun 825 M, yang menjadi buku standar
beberapa abad di Eropa. Ia juga menulis perhitungan biasa (Arithmetics), yang menjadi
pembuka jalan penggunaan cara decimal di Eropa untuk menggantikan tulisan Romawi. Ibnu
Rushd (1126-1198) seorang filsuf yang menterjemahkan dan mengomentari karya-karya
Aristoteles. Al Idris (1100-1166) telah membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa
itu disampaikan kepada Raja Boger II dari kerajaan Sicillia.23

Al biruni (362-442 H/973-1050 m0. Sebagian karya Jabir ibn Hayyan memaparkan
metode-metode pengolahan berbagai zat kimia maupun metode pemurnianny. Sebagian besar
kata untuk menunjukan zat dan bejana-bejana kimia yang belakangan menjadi bahasa orang-
orang Eropa berasal dari karya-karyanya. Sementara itu, al biruni mengukur sendiri gaya
berat khusus dari beberapa zat yang mencapai tinggi.24

Selain disiplin-disiplin ilmu di atas, sebagian umat islam juga menekuni logika dan
filsafat. Sebut saja al-kindi, al-farabi (w.950 M), Ibn Sina atau Avicenna (w. 1037 M), al-
ghajali (w. 1111 M) Ibn Bajah atau Avempace (w. 1138 M), Ibn Tufayl atau Abubacer
(w.1185 M), dan Ibn Rushd atau Averroes (w. 1198 M). Menurut Felix Klein-Franke, al-
kindi berjasa membuat filsafat dan ilmu yunani dapat diakses dan membangun fondasi filsafat
dalam Islam dari sumber-sumber yang jarang dan sulit, yang sebagian di antaranya kemudian
di teruskan dan dikembangkan oleh al-Farabi Al-Kindi sangat ingin memperkenalkan filsafat
dan sains Yunani kepada sesame pemakai bahasa Arab, seperti yang sering dia tandaskan ,
dan menentangkan para teolog ortodoks yang menolak pengetahuan asing.25

Menurut Betrand Russell, Ibn Rushd lebih terkenal dalam filsafat Kristen dari pada
filsafat Islam. Dalam filsafat Islam dia sudah berakhir, dalam filsafat Kristen dia baru lahir.
Pengaruhnya di Eropa sangat besar, bukan hanya terhadap para skolastik, tetapi juga pada
sebagian besa pemikir-pemikir bebas non-profesional, yang menentang keabadian dan
disebut Averroists. Di kalangan filosof professional, para pengagumnya pertama-tama adalah
dari kalangan Franciscan dan di Universitas Paris. Rasionalisme Ibn Rushd inilah yang
mengilhami orang Barat pada abad pertengahan dan mulai membangun kembali peradaban
mereka yang sudah terpuruk Berabad-abad lamanya yang terwujud dengan lahirnya zaman
perpecahan atau renaisans.26

Anda mungkin juga menyukai