Anda di halaman 1dari 5

42.

URUSAN THAMRIN DI DEWAN RAKJAT

APRIL 1941.

Keterangan opisil dari Pemerintah tentang urusan Thamrin,


Douwes Dekker dan Dr. Hadji A. Karim Amrullah sudah diberikan
oleh Wakil Pemeritah, Dr. Levelt, dalam persidangan Dewan
Rakjat sebagai djawaban atas pertanjaan jang dikemukakan oleh
tuan Sukardjo Wirjopranoto.
Dalam urusan Thamrin, Wakil Pemerintah menegaskan /sekali
lagi, bahwa jang mendjadi sebab jang terutama, makanja dilakukan
penggeledahan dalam rumah mandiang itu, ialah „surat dari tuan
Thamrin jang djatuh ketangan pegawai2 Pemerintah". Djadi bukan
klise, bukan afdruk klise jang sampai ketangan Pemerintah, melain-
kan, surat orisinil itu sendiri jang dikirimkan kepada tuan Tabrani.
Bagaimana makanja sampai surat itu kepada autoriteiten, wallahu
a'lam, sebab tuan Tabrani sendiri mengatakan tidak ada menjampai-
kannja kepada Pemerintah. Masalah ini tidak perlu diperpandjang
lagi, biarlah kita anggap sadja, bahwa surat tsb. telah dilajangkan
angin dengan tidak setahu tuan Tabrani dari saku2-nja kekantor
Hoofdparket.
Berhubung dengan isi surat tsb. Pemerintah mengakui, bahwa
memang ada djuga orang lain jang mungkin mengeluarkan perkata-
an jang tadjam2 berhubung dengan kepindahan Pemerintah Negeri
Belanda ke London dalam bulan Mei itu, lantaran belum begitu
paham apakah keperluannja kepindahan tsb. Akan tetapi, — kata
Pemerintah —, makanja surat dari Thamrin itu mendjadi lantaran
untuk penggeledahan dalam rumahnja, ialah lantaran surat tsb.
sangat tadjam dan bersifat menghina.
Sampai disini keterangan Pemerintah itu tidak ada mengandung
barang jang baru, selain dari pada membawakan bahwa dalam surat
Thamrin itu ada dipakai perkataan ,,laf" (pengetjut) dan ,,wal-
gelijk" (djidjik). Djuga terhadap masalah ini kita tidak usah ber-
pandjang kalam. Jang mempunjai kekuasaan untuk menetapkan si-
fatnja surat tsb., ialah instansi Pemerintah jang bersangkutan. Kita
endiri tidak dapat mempertimbangkannya, lantaran tidak pernah
lelihat bagaimanakah bunji selengkapnya surat itu. Adapun perkara
laf" dan „walgelijk" itu sadja, tentu belum boleh mendjadi ukuran,
ang menentukan arti atau kekuatan, atau „semangatnja" salah satu
urat atau pembitjaraan, bukanlah satu atau dua perkataan jang ada
erkandung dalamnja sadja, akan tetapi perlu kepada perhubungan-
ija, kepada verbandnja dengan bagian2 jang lain dengan selengkap-
ja. Berhubung dengan ini tidak salah kiranya kalau kita turunkan
•engakuan salah seorang jang menurut „Kritiek en Opbouw",
Pebr. 1941 telah membatja sendiri surat tsb. :
„Seseorang jang mengetahui isi surat itu menjaksikan, bahwa se-
aangat jang keluar dari surat itu demikian sifatnja, sehingga kalau
ekiranja jang menulisnya seorang Belanda, maka susahlah mentje-
itakan orang jang lebih ichlas ketjintaannja kepada tanah air dari
>ada penulis itu".90)
Begini pengakuan dari seorang jang telah membatja surat itu
ielangkapnja. Komentar tidak perlu! Sebab disini kita sampai kepa-
la masalah perasaan dan penaksiran, een „kwestie van appreciatie",
lata orang Belanda.
Tempoh2 perasaan dan penaksiran jang diperintah bersesuaian
lengan jang memerintah, tempoh2 tidak! Kritik2 dari Dr. Van
31ankenstein (Villanus) umpamanja, terhadap beberapa anggota
vabinet Pemerintahan Agung jang sudah pindah ke London itu,
nenurut apresiasi setengah orang memang amat tadjam dan meru-
sakkan prestise Menteri De Geer pula diwaktu itu. Akan tetapi
sekarang Villanus mendjadi redaktur dari madjalah „Vrij Neder-
and", satu madjalah jang separo-opisil jang disiarkan dari London.
Tingkah laku Asisten-Residen Remmert di Djember sesudahnya
10 Mei jl- terhadap kaum NS.B. dan bangsa Djerman, menurut
apresiasi Indische Courant chususnja dan pers-putih umumnja,
nenguatirkan dan mungkin membahajakan, lantaran „deutsch-
freundlich" (simpati kepada Djerman) kelihatannja. Akan tetapi...,
nenurut apresiasi hakim, Raad van Justitie tidak begitu. Dan
menurut apresiasinja Direktur B.B. djuga tidak berbahaja, tidak
„beledigend", tidak „fel" tidak apa2. Dan djurnalis Jansen-lah jang

>6) „Iemand die den inhoud vand en bewusten brief kent, verzekerde trouwens, dat er een
geest uit sprak, die ware een Nederlander de schrijver er van, moeilijk meer oprecht
vaderlandslievend zou hebben kunnen zijn."
mendapat hukuman, lantaran tuhsan2-nja dalam surat kabarnja jang
terbit dari apresiasinja jang kebetulan berlainan dengan apresiasi
R. v. Justitie, Dept. B.B. dan Hoofdparket.
Dalam keterangan Pemerintah ditegaskan djuga, kenjataan bah-
wa Thamrin rapat hubungannja dengan Dr. Douwes Dekker, jang
bekerdja dikantor Sato, agen-dagang Djepang dengan gadji
f 700,— sebulan, jang menurut taksiran Wakil Pemerintah adalah
sangat besar. Diterangkan bahwa kerdja Douwes Dekker itu ialah
membuat economisch rapport, jakni laporan tentang keadaan eko-
nomi di Indonesia ini. Laporan ini menurut keterangan Wakil
Pemerintah demikian sifatnja, sehingga kalau seseorang menulisnja
untuk salah satu pemerintah luar negeri, ia harus dianggap deloyaal,
tidak-setia kepada pemerintah negeri ini. Maka laporan jang bersifat
begitu, bersua dalam rumah tuan Thamrin sebagiannja, wakjCu dia-
dakan penggeledahan, dan jang sebagiannja masih ada ditangan
Douwes Dekker. Djadi jang memberatkan bagi Thamrin, ialah :
1. Pergaulannja jang rapat dengan D.D.
2. Ia memperhubungkan D.D. dengan Sato.
3. Sebagian dari laporan D.D. bertemu dirumahnja.

Dengan tidak bermaksud hendak membela Thamrin, A.I.D. tidak


urung mengingatkan bahwa sebagai salah seorang anggota dari
curatorium Handelscollegium „Ksatrian", memang tidak heran lagi
jang mandiang itu rapat pergaulannja dengan D.D., jang duduk
dalam curatorium itu.
,,Sentana Thamrin berkesempatan mendjawab, mungkin djuga ia
kiranja menundjukkan bahwa di-achir2 ini, Departemen Pengadjaran
pun1 sudah memperbaiki sikapnja kepada D.D., jakni dengan mem-
beri subsidi kepada sekolah rendah Ksatrian jang dipimpin oleh
D.D.", kata B. Sluimers dalam A.I.D., tg. 26 Maret jl.1)
Akan tetapi, sekarang jang akan mendjawab semua dugaan dan
anggapan2 itu sudah tidak ada. Kalau boleh „bersentana-ini bersen-
tana-itu" sebagai A.LD. itu, tentu masih banjak jang mungkin ki-
ranja dikemukakan oleh mandiang tsb.; umpamanja ia boleh kemu-

1„Wijlen de heer Thamrin kon zich zelfs beroepen op een zekere wijziging in de houding
van het departement van O. en E. ten aanzien van D.D. Met ingang van Augustus van
het vorige jaar werd zelfs weer een subsidie toegekend voor enkele klassen van de
lagere school van het Ksatrian instituut, dat onder opperste leiding stond van D.D."
kakan bahwa perhubungannja jang rapat dengan D.D.
itu, tidak
usah mengagetkan orang lagi, lantaran ia sudah ber-
tahun2 duduk
sebagai anggota curatorium dari Handelscollegium
Ksatrian jang
di Bandung itu. Mungkin pula kiranja dikemukakannja
bahwa se-
belumnja D.D, menerima tawaran dari agen-dagang
Djepang itu,
dia ini (D.D.) merasa enggan menerima pekerdjaan itu,
lalu me-
masukkan permintaan kepada Dep. Pengadjaran dan
Ibadat supaja
haknja mengadjar dikembalikan kepadanja, agar dia
tetap mengu-
rus sekolahnja, dan tak usah bekerdja pada Sato itu,
permintaan
mana tidak dikabulkan oleh Departemen jang
bersangkutan.
Mungkin djuga gerangan dikemukakannja bahwa
kedapatannja
sebagian dari laporan D.D. itu dirumahnja, belum
berarti bahwa ia
setudju dengan isi laporan itu. Entah inikah jang
dinamakan orang :
„Enggang lalu, antah djatuh, anak radja mati ditimpanja...?"
Sekali lagi, ini kalau hendak ,,bersentana-ini,
bersentana-itu".
Tetapi sekarang apa jang hendak dikata! Gajung sudah
tak 'kan
bersambut, kata sudah tak 'kan berdjawab lagi.
Jang tinggal ialah sekedar dugaan dengan dugaan
belaka!
Jang tinggal ialah sebagaimana kata tuan Sukardjo
dalam djawa-
bannja tg. 28 Maret: „luka jang dalam dihati rakjat jang
ditinggal-
kan, oleh tjara dan keadaan polisi bertindak" atas mandiang
itu.

Dari Pandji Islam

Anda mungkin juga menyukai