Saat Douwes Dekker sedang membaca surat kabar, dua orang teman lamanya
datang mendekat.
Douwes Dekker : kemarin saya sudah buat dan ternyata tidak terlalu berhasil.
Baik kaum pribumi dan sesama kaum ku tidak terlalu berpastisipasi. Mereka
lebih memilih untuk tetap memilih jalur aman dari para pemerintah congkak itu!
Ki hajar : Aku ngerti bener niat mu baik. Aku juga memiliki
pemikiran sama. Pemerintahan terlalu keji. Kita harus melakukan perlawanan.
Tcipto mangun : benar itu. Aku juga sedang mecoba mendirikan organisasi
politik. Kita butuh perlawanan secara politik, agar para bedebah itu tidak
semakin menistakan kita.
mangun : boh ya kalem toh, dekker! Ini kedai lho bukan rumah nenek mu!
Ki hajar : dekker, aku tau hidup itu berat. Tapi kamu tidak harus
menjadi edan koyok gini toh mas.
Douwes Dekker : hush! Bicara apa kalian itu. Aku butuh bantuan kalian
bagaimana kalau kita buat partai politik indonesia. Ku beri nama indische
partij.
Prajurit : maaf saya juga ndak ingin lakuin ini. Tapi jika aku tak
lakukan ini belanda akan bunuh keluarga ku. Jadi tolong maafkan saya.
Dowes dekker : sobat, beritahu kami, sebenarnya untuk apa uang ini?
prajurit pergi dan tiga serangkai juga pamit pada ibu-ibu itu
Douwes Dekker : benar-benar para bedebah tak tahu diri. I’m so angry right
now.
Mangun : tapi kita tidak boleh gegabah. Atau para prajurit pribumi akan
mendapat masalah karena kita.
Mangun : surat opo? Kalau kau bilang itu surat istrimu, ku piting kau.
Ki hajar : bukan lah! Aku ingin buat surat, akan ku kirimkan pada de
exprees. Surat sindiran saja. Agar belanda malu telah memungut uang rakyat
hanya untuk pestanya. Seperti tak punya uang saja mereka.
Douwes dekker : bisa kita coba. Agar dunia tau betapa memalukannya
belanda ini.
seorang petinggi belanda melihat surat kabar itu dan prajurit berdiri
didepannya
petinggi belanda menghempaskan surat kabar itu
Belanda : (dalam hati) ahahaha, take that. You think kau bisa melawan
kami? Bangsa belanda yang agung ini? Tidak! Akan kuasingkan kalian, agar
jauh dari sanak saudara kalian di tanah air. Dasar pemuda-pemuda didalam
tempurung.
Mangun : kalian. Bangsa belanda. Suatu hari nanti kau akan lihat lautan
manusia indonesia berdiri bersatu melawan kalian. Meraih kebebasan dan
berdiri tegap diatas mayat kalian.
Belanda : (tertawa) okeh, cukup pidato stupid itu. Prajurit, Sekap mereka.
Ki hajar : dia adalah orang yang sangat bersemangat. Aku tidak tau
dia akan yang paling cepat pergi.
Douwes dekker : kau benar. Kita akan segera bertemu. Hati-hati sobat. Jaga
dirimu baik-baik.
B.J Habibie
Nama anggota dan peran
1. Yuli Indrawati sebagai Narator
2. Shelnica Yulian B. sebagai Douwes dekker
3. M. Febri M. sebagai Ki hajar dewantara
4. Arya sakti sebagai Tcipto mangun kusumo
5. Nadia venty sebagai Belanda
6. Uhti afi syaidah sebagai Prajurit