Anda di halaman 1dari 120

KOMPILASI

ARTIKEL
SITUS
KEBENARAN ISLAM
LAMPU-
ISLAM.COM
KEBENARAN ISLAM

SANGAT DIPERBOLEHKAN KOMPILASI OLEH:


BAHKAN DIANJURKAN UNTUK
MENYEBARKAN E-BOOK INI
UNTUK KEPENTINGAN CHEN FOOK LIAUW
KEILMUAN DAN DAKWAH.
NAMUN UNTUK TUJUAN
KOMERSIAL SANGAT
1442 H / 2020 M
DILARANG !
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, Rabb Semesta Alam, yang hanya
karena izin, rahmat dan karunia-Nya lah penulisan buku “Kompilasi Artikel
“Kebenaran Islam” dari Situs Lampu-islam.com” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Rasulullah
Muhammad SAW yang dengan risalahnya telah mengeluarkan manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Semoga kita semua termasuk dalam
golongan umat beliau yang mendapatkan syafaat beliau di yaumil akhir kelak, aamiin.

Situs Lampu-islam.com adalah salah satu situs Islam favorit saya sejak sekitar 6
tahun yang lalu. Di dalamnya ada banyak sekali artikel-artikel keislaman yang sangat
berbobot dan memberikan pencerahan. Saya pun berpikir alangkah lebih baik jika
artikel-artikel ini dikompilasi ke dalam buku-buku berdasarkan topik yang sama. Saya
berpikir bahwa cara ini akan memungkinkan kita membaca artikel-artikel tersebut
secara luring (offline), lebih memudahkan kita untuk mempelajari suatu topik tertentu,
serta dapat menjadi arsip jika suatu saat situs tersebut mengalami take down.

Akhir kata, saya sembagai kompilator berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi amal jariyah bagi saya serta segenap pengurus situs Lampu-
islam.com serta seluruh penulis artikel yang diposting di situs Lampu-islam.com. Bagi
yang ingin memperbanyak, menggandakan, mengcopy, atau membagikan di dunia maya
buku ini, saya persilakan. Asalkan untuk kepentingan keilmuan dan dakwah, dan bukan
untuk kepentingan komersil.

Diselesaikan 21 Rabiul Awal 1442 H / 7 November 2020

Chen Fook Liauw


DAFTAR ISI

20 Fakta Tentang Islam ...................................................................................................................................................................... 2


Bukti Kebenaran Islam....................................................................................................................................................................... 5
Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul? ............................................................................................................. 9
Bukti Keaslian Hadist Nabi Muhammad S.A.W. ................................................................................................................................ 17
Kesaksian Para Ahli Kitab tentang Kebenaran Islam.................................................................................................................... 23
Ramalan Kedatangan Nabi Muhammad S.A.W. di Dalam Bible | Bagian Pertama ........................................................................ 31
Ramalan Kedatangan Nabi Muhammad di Dalam Bible | Bagian Kedua ........................................................................................ 37
Nabi Muhammad Disebutkan dalam Kitab Umat Kristen (Bibel) .................................................................................................... 41
Bukti-Bukti Keberadaan Tuhan dalam Ciptaan-Nya ...................................................................................................................... 46
Tanda-tanda Kekuasaan Allah Menjawab ....................................................................................................................................... 50
Mengenal Tauhid (Mengesakan Tuhan) dan Syirik (Menyekutukan Tuhan) ................................................................................ 53
Mengenal Konsep Tuhan yang Benar (Untuk Muslim dan Non-Muslim) ...................................................................................... 60
Ateisme dan Agnotisme Bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan .............................................................................................. 72
3 Argumen Terbaik untuk Membantah Ateisme | Bukti Bahwa Tuhan Itu Ada ............................................................................78
Wawancara Dengan Dr. Laurence Brown: Seorang Ateis yang Menjadi Muslim ....................................................................... 84
Sebuah Pesan Kepada Ateis ............................................................................................................................................................ 90
Pertanyaan Cerdas Seorang Ateis Berhasil Dijawab Dr. Zakir Naik ........................................................................................... 97
Dr. Zakir Naik Menjawab Pertanyaan Cerdas Pemuda Ateis ...................................................................................................... 103
Jika Allah Itu Maha Kuasa, Maka Bisakah Dia Melakukan Segalanya? ....................................................................................... 107
Metode Berdakwah untuk Mengajak Non-Muslim Masuk Islam .................................................................................................. 109

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 1


20 Fakta Tentang Islam

1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling banyak digunakan di seluruh


dunia, juga tempat pertama di Britain menewaskan nama Jack dan Harry.

2. Albania merupakan negara satu-satunya Islam di benua Eropa yang 90%


penduduknya beragama Islam

3. Kata-kata berikut ini diambil dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice,
Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl.

4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak


antara lelaki dan wanita ( secara perkiraan matematik ). Kata “lelaki” dan “Wanita” di
dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24

5. Tidak ada apa-apa di dalam Kaabah.

6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut


banyak sumber. Pemeluk Islam bertambah 2.9% setahun. Pertumbuhan ini lebih cepat
berbanding pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2.3% setahun.

7. Umat Hindu percaya bahawa di dalam Kaabah ada salah satu dari Tuhan mereka
yang bernama “Shiva Lingam”

8. Jikalau sekarang Al-Quran dihancurkan kesemuanya, maka versi arab dari Al-
Quran akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Hafiz yang telah
menghafalkan kata-kata di dalam Al-Quran dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.
Al Quran adalah satu-satunya kitab suci yang dihafal jutaan manusia sehingga
keaslian/kesuciannya sentiasa terjaga.

9. Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Amerika Syarikat. Dari 1.4 juta
askar Amerika, lebih kurang 3,700 daripadanya yang beragama Islam.

10. Seramai 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20,000 orang AS masuk
Islam setiap tahun selepas peristiwa 9/11.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 2
11. Jasad Nabi Muhammad pernah dicoba dicuri 2 kali, namun kedua-duanya
gagal.>>>Ingget kan admin pernah posting yg ini dulu.

12. Jasad Firaun (Ramses II) yang tenggelam di laut merah, baru ditemui oleh
arkeologi Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Setelah 3000 tahun berada di bawah
tanah dan pasir.

13. Solat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah SAW menghadap Masjidil Haram
adalah solat Asar bersama para sahabat,sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis
selama enam belas bulan.

14. Nabi Muhammad SAW tidak pandai membaca dan menulis, namun ingatannya
sangat kuat dan sangat bijak.

15. Kata-kata terakhir Nabi Muhammad SAW sebelum wafat adalah “Ummatii …
ummatii … ummatii” yang menunjukkan betapa besar cintanya kepada umatnya.

16. Rasulullah SAW telah mengetuai 23 kali perang, hanya sekali sahaja kalah iaitu
Perang Uhud.

17. Musa A.S adalah nama yang paling banyak disebut dalam Al-Quran, manakala
Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang disebut dalam Al-Quran.

18. Semua anak lelaki Nabi Muhammad, iaitu Al-Qasim,Abdullah dan Ibrahim,
meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Ramai ulama mengatakan Allah sengaja
memanggil mereka lebih awal agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi
rasul yang baru.

19. Al Khawarizmi (matematik), Jabir Ibn Hayyan (kimia), Ibnu Khaldun (sosiologi
dan sejarah), Ibnu Sina (kedoktoran), Ar Razi (kedoktoran), Al Biruni (fizik), Ibnu
Batutah (antropologi) adalah contoh dari ratusan cendikiawan muslim yang menjadi
rujukan dalam ilmu pengetahuan moden.

20. Makam Ibrahim bukanlah kubur Nabi Ibrahim A.S sebagaimana dugaan atau
pendapat sebahagian orang. Makam Ibrahim adalah batu bekas tapak kaki baginda
semasa Nabi Ibrahim membangun Kaabah.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 3


Sumber: Strawberry

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 4


Bukti Kebenaran Islam

Oleh: Syekh Abdurraheem Green

Dalam artikel-artikel berikutnya, saya akan membuktikan bahwa Islam memang


agama yang benar. Sebelum kita membahas topik utama, saya ingin membahas apa
definisi bukti dan definisi iman. Sebagian orang mungkin melihatnya sebagai
pertentangan. Bagaimana mungkin anda bisa membuktikan kebenaran iman anda?
Bukankah iman adalah sesuatu yang harus diyakini tanpa bukti?
Al-Qur’an berfirman jika apa yang kita katakan adalah kebenaran, maka sertakan bukti-
buktinya. Nabi Muhammad S.A.W. juga bersabda, bahwa orang yang mengaku-ngaku
harus membuktikan hal yang diakuinya.

Sebagai contoh, jika seseorang datang untuk memeriksa meteran listrik di rumah
anda, maka orang itu biasanya mengenakan seragam atau membawa kartu identitas.
Jika orang itu datang mengetuk pintu anda berpakaian layaknya preman dan tubuhnya
dipenuhi tato, pastinya anda tidak akan membiarkan orang ini masuk ke rumah anda.
Anda akan berpikir bahwa orang tersebut adalah perampok. Jadi anda ingin suatu bukti
bahwa orang itu berkata jujur.

Contoh lainnya, jika saya ingin membela diri di pengadilan, maka saya harus
membawa keterangan dan bukti-bukti bahwa saya tidak bersalah.

Begitu juga dengan masalah agama. Bahkan jika anda memikirkannya, masalah-
masalah dalam agama bahkan lebih penting daripada masalah-masalah duniawi, karena
agama tidak hanya berbicara tentang hidup ini, namun juga membicarakan tentang
kehidupan akhirat. Oleh karena itu, apakah cukup seseorang hanya mengaku-ngaku
bahwa suatu kitab berasal dari Tuhan, namun mereka tidak punya buktinya?

Misalnya, jika ada orang Kristen mengatakan Yesus adalah Tuhan dan Bible adalah
firman Tuhan, maka tunjukkan bukti-buktinya. Dan ini berlaku bagi siapa pun.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 5


Jika anda membuka kamus & anda melihat definisi kata “bukti” dalam kamus,
“bukti” sebenarnya adalah kumpulan fakta. Ketika anda mendapatkan begitu banyak
fakta, maka anda bisa mengatakan hal itu terbukti benar.

Jadi ketika kita akan membuktikan kebenaran Islam, Insya Allah kita dapat
memberikan bukti-bukti yang sangat banyak sehingga seseorang tidak akan meragukan
Islam.

Dan selanjutnya, kita akan membahas apa yang disebut iman. Karena bagi
sebagian orang, mereka menganggap bahwa iman adalah sesuatu yang harus dipercaya
begitu saja.

Sekarang mari kita ambil contoh, salah satu hal yang saya sering tanyakan pada
orang-orang adalah “apakah anda percaya bahwa Bumi berputar pada sumbunya &
berjalan mengitari Matahari dalam 365 hari?” Dan kebanyakan orang mengatakan “Ya,
kami percaya itu. Itu adalah fakta” Kemudian saya berkata: “Oke, buktikan hal itu.”

Dan ini sangat menarik, karena hampir semua orang tidak bisa menjawabnya.
Bukan berarti mereka tidak percaya bahwa bumi berputar pada sumbunya dan
mengelilingi matahari, karena tentu saja alasan kita percaya disebabkan para ilmuwan
telah menelitinya berdasarkan teori-teori dan observasi. Dan begitu banyak ilmuwan
yang telah meneliti tentang bumi dan matahari, dengan begitu mereka menganggapnya
sebagai fakta,.

Seperti layaknya ketika anda pergi ke dokter, maka anda beriman dan
memberikan kepercayaan anda pada dokter, dan anda percaya padanya karena ia
adalah dokter yang sudah belajar ilmu kedokteran, punya pengetahuan, dan
diagnosisnya bersifat akurat.

Jadi inilah jenis iman yang kita bicarakan dalam Islam. Ketika kita berbicara
tentang iman, kita tidak berarti meyakini sesuatu tanpa bukti. Dalam Islam, Allah
meminta anda untuk beriman kepada sesuatu yang sepenuhnya bisa dipercaya, bahwa
hanya ada satu Tuhan yang mewahyukan petunjuk kepada umat manusia melalui nabi
Muhammad S.A.W. Dan bahwa Tuhan telah memberikan bukti-bukti yang sangat kuat.
Jadi, setiap orang yang mau menggunakan akalnya serta-merta menjadi yakin bahwa

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 6


Islam memang sebuah agama yang telah diwahyukan Sang Pencipta untuk kepentingan
seluruh umat manusia.

Jadi selanjutnya apa yang akan kita bahas adalah beberapa mukjizat Al-Qur’an,
seperti apa mukjizat-mukjizat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, apa pengaruh
mukjizat-mukjizat itu dalam proses pembuktian & memahami sesuatu bahwa Al-Qur’an
memang sebuah kitab dari Tuhan.

Yang terakhir, saya ingin menyelesaikannya dengan sebuah surat dari Al’Quran &
itu surat “Al-Bayyinah” dimana Allah S.W.T. berfirman “innalladzina kafaru min ahlil
kitab wal mushrikina.” Jadi tidak akan pernah tahu “para ahli kitab” (orang-orang
Kristen dan Yahudi). Mereka tidak akan pernah meninggalkan kekafirannya kepada
Allah dan mereka tidak akan mengikuti petunjuk Allah sampai datang kepada mereka
Al-Bayyina (bukti-bukti yang jelas).

Jadi Allah memberitahu kita sesuatu tentang sifat alami manusia. Orang-orang
perlu bukti untuk membuat mereka sadar & paham bahwa Islam memang agama yang
benar.

Dan apa buktinya? “Rassula min Allah” atau seorang Rasul dari Allah. Nabi
Muhammad S.A.W. adalah bukti yang jelas tentang kebenaran Islam.

Kemudian “Rassula min Allah yaklus suhufam mutahara” yang berarti bahwa Nabi
Muhammad membawa kitab suci yang murni (Al-Qur’an). Al-Qur’an adalah mukjizat
terbesar Nabi Muhammad S.A.W.

“Thiha kutubun kaima” Al-Qur’an adalah kitab hukum yang jelas. Inilah petunjuk
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hukum yang ada dalam agama Islam. Kita juga
akan menjelajahi kehidupan umat muslim. Kehidupan umat muslim dapat dijadikan
bukti bahwa Islam memang agama yang berasal dari Allah S.W.T. Jadi ini adalah
beberapa topik yang akan kita teliti.

Jadi kita akan membahas: mukjizat Al-Qur’an, keajaiban tata bahasa Al-Qur’an,
fakta ilmiah, fakta sejarah, kesaksian para ahli kitab, dan nubuat-nubuat dari Nabi
Muhammad S.A.W. Kita juga akan berbicara tentang kisah-kisah dari beberapa orang

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 7


seperti Abdullah bin Salam, salah satu Rabbi Yahudi di Madinah yang masuk Islam dan
kisah Salman al-Farisi. Ini semua merupakan aspek yang sangat-sangat menarik,
serangkaian fakta.

Dan ketika kita menyatukan bukti-bukti di atas, maka kita dapat melihat bahwa
bukti-bukti ini sangat kuat. Jadi Islam bukanlah sebuah agama tanpa bukti.

Jadi saya berharap anda dapat bergabung dalam dan membaca artikel-artikel
berikutnya,

Assalammu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 8


Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar
Seorang Rasul?

Oleh: Syekh Abdurraheem Green

Alhamdulillahirabbilalamin Allahumma shalli ala Muhammadin wa ala alihi wa


shahbihi wa sallam

Salah satu cara mengetes kebenaran dari orang yang mengaku mendapatkan
wahyu Tuhan adalah dengan menganalisis kehidupan orang tersebut. Jadi kita akan
meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W.

Ada tiga varian kemungkinan dalam kasus ini:

Kemungkinan pertama adalah orang tersebut pembohong dan dia sengaja menipu
orang. Seiring berjalannya waktu kebohongannya akan terlihat oleh orang lain, maka
dari itu dia harus melakukan sesuatu untuk menutupi kebohongannya.

Kemungkinan kedua adalah orang ini jujur dan benar-benar percaya bahwa dia
menerima wahyu dari Tuhan, tapi dia berhalusinasi. Dia mungkin menderita semacam
penyakit kejiwaan, tapi orang itu dengan jujur dan benar-benar percaya bahwa dia
adalah utusan Tuhan, tidak menipu. Dan orang semacam ini juga akan terlihat
kepribadian yang sebenarnya seiring berjalannya waktu.

Kemungkinan ketiga adalah tentu saja orang itu memang benar-benar menerima
wahyu dari Tuhan.

Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita
akan mulai membahas argumen dari musuh-musuh Islam tentang Nabi Muhammad.
Karena memusuhi Islam, tentu saja mereka tidak menerima Muhammad S.A.W. sebagai
seorang Rasul, jadi mereka harus mencari penjelasan yang lain mengapa Islam menjadi
demikian adanya, bagaimana informasi dalam Alqur’an menjadi demikian adanya,
bagaimana kita menjelaskan kehidupan, ajaran Nabi Muhammad, dan Islam.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 9


Dan orang yang pertama kali menentang Islam adalah John dari Damaskus. John
dari Damaskus adalah seorang biarawan yang pertama kali menulis serangan kepada
Nabi Muhammad. Tentu saja dalam kehidupan Nabi Muhammad dia mengalami banyak
serangann dan makian oleh suku Quraisy tapi inilah serangan dalam bentuk tulisan
yang pertama diterima Nabi Muhammad, bahkan tulisan John dari Damaskus ini masih
ada sampai sekarang. John dari Damaskus menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya
mengarang Islam, dia seorang pembohong, dan untuk menjelaskan informasi yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an, John dari Damaskus mengatakan bahwa Nabi
Muhammad mendapatkannya dari pendeta-pendeta yang ahli dalam bidang sejarah dan
sekte Kristen tertentu. Jadi inilah teori John dari Damaskus

Namun, beberapa penulis modern telah melakukan pendekatan yang sama tapi
mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan “teori garis perak”.
Mereka mengatakan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang mengarang-ngarang Islam tapi
tujuannya baik. Dia mengarangnya karena kaumnya sedang dalam kondisi buruk dan
dia ingin melakukan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia memutuskan bahwa
menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan dewa-dewa adalah
cara terbaik untuk melakukan perubahan. Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan
tentang bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan informasi yang
terkandung dalam Alquran. Hal ini masih menyisakan dalil bahwa dia pasti
mengarangnya, dia pasti mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi ini teori
yang dikemukakan oleh beberapa penulis yang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Tuhan.

Penulis lainnya melakukan pendekatan yang berbeda. Mereka menyelidiki


kehidupan Nabi Muhammad dan mereka mengatakan bahwa segala yang dapat kita
lihat tentang Nabi Muhammad dari karakternya, dari kepribadiannya, dari cara dia
bersikap, yang dia tunjukkan kepada istrinya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang di
sekitarnya, menunjukkan bahwa orang ini benar-benar percaya bahwa dia adalah
utusan Tuhan karena dia tidak berperilaku dan tidak memiliki sifat layaknya seorang
penipu.

Bahkan, dia dikenal di kalangan kaumnya karena sifat terpercaya dan


kejujurannya. Bahkan julukan yang diberikan orang-orang Pagan Arab (Orang-orang

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 10


Arab penyembah berhala) sebelum dia mengakui kenabiannya adalah Al-Amin yang
berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan karakteristik ini terus ditunjukkan
Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Kita tidak menemukan kepribadian ganda atau
tipu daya dalam kepribadiannya. Jadi mereka mengatakan “Tidak mungkin Nabi
Muhammad seorang pembohong, dengan begitu kami percaya bahwa dia berhalusinasi,
dia menderita penyakit jiwa yang membuatnya percaya bahwa dia adalah seorang nabi,
tapi dia adalah seorang yang jujur meskipun penyakit jiwanya membuat dia percaya
seakan-akan dia adalah rasul Tuhan.” Itulah yang mereka klaim, dengan begitu mereka
berpendapat bahwa Nabi Muhammad menderita semacam penyakit jiwa.

Sekarang, yang membuatnya menarik adalah ketika kita membawa kedua


penjelasan ini dalam kehidupan nabi Muhammad, maka kita akan menemukan masalah.
Dan masalahnya adalah ketika kita membandingkannya satu sama lain, sebenarnya
kedua teori ini saling bertentangan satu sama lain.

Teori pertama mengatakan bahwa kita harus menjelaskan informasi dalam


Alqur’an. Kita harus menjelaskan pengetahuan yang begitu menakjubkan tentang
teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya dijabarkan
secara jelas di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Darimana pengetahuan dan informasi ini
berasal? Mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad S.A.W belajar dari seseorang tapi
pada kenyataannya Nabi Muhammad S.A.W. adalah orang yang jujur dan dapat
dipercaya. Jadi dengan kata lain, mereka harus mengatakan di satu sisi bahwa dia
pembohong, namun mereka harus menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-
ayat Al-Qur’an.

Dalam teori kedua, mereka harus mengatakan bahwa dia berhalusinasi karena
itulah satu-satunya cara mereka dapat menjelaskan kejujuran dan sifat dapat
dipercayanya. Tapi tentu saja seseorang tidak dapat menjadi pembohong dan menderita
sakit jiwa pada saat yang bersamaan, kalian hanya bisa memilih salah satunya, tapi
mereka butuh keduanya untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.

Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir
bahwa anda adalah utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, ketika anda
berhadapan dengan masalah, anda tak berpikir “Oh, biarkan aku berpikir dan bertanya

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 11


dulu pada orang yang memberiku informasi” entah itu seorang rabbi, pendeta, atau
pengajar. Kalian tidak akan melakukannya karena kalian berpikir bahwa Tuhan akan
mewahyukannya pada kalian. Jadi seorang yang berhalusinasi tidak akan mencari
informasi dari tempat lain karena dia percaya bahwa Tuhan akan menjelaskannya pada
mereka. Jadi disini kita melihat ketidakmungkinan dari kedua teori ini dalam waktu
bersamaan.

Tentu saja cara untuk menyelesaikan teori yang berkonflik ini adalah bahwa
informasi dari Alqur’an yang berhubungan dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu
pengetahuan, dan lain-lain ada karena pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan
kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada karena dia memang utusan Tuhan.
Faktanya, inilah cara yang paling masuk akal untuk menyelesaikan kedua teori yang
bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-
benar utusan Tuhan.

Sekarang saya hanya ingin menggunakan tiga kejadian dalam kehidupan nabi
Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang dapat
kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca
sejarah kehidupan nabi Muhammad yang dapat dipercaya dan ditulis oleh seorang
muslim. Saya yakin jika anda bersikap jujur dan tulus pada diri anda sendiri, maka anda
akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.

Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil
adalah pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan
pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari
bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang
yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin karena merekalah
orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.

Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam
mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka.
Jadi dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika kau ingin
menjadi raja kami, jika yang kau inginkan dengan memanggil orang-orang ke dalam
agama Islam adalah untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 12


Jika yang kau inginkan adalah uang, dengan begitu kami akan membuatmu menjadi
orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan wanita, siapapun wanita cantik
yang anda inginkan dari suku Quraisy akan kami nikahkan denganmu. Dan jika kau
menderita suatu penyakit jiwa dimana kau merasa ada roh yang merasukimu, maka
kami akan memberikanmu berapapun uang yang dibutuhkan dan melakukan apapun
yang kami bisa hingga kau sembuh dari penyakit ini.”

Jadi jika kita memikirkan tentang tawaran ini, setiap tawaran yang bersifat
duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala keinginan
duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah menerima tawaran mereka dan merasa
puas. Tapi apa jawaban Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul
disebutkan, “Wahai pamanku, jika kau memberikan matahari di tanganku dan bulan di
tangan yang lainnya, aku tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan
orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku
tidak dapat berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun jika harus
membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Jadi jelas, Nabi Muhammad tidak
termotivasi oleh hasrat duniawi.

Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang
pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?

Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan adalah ketika Nabi Muhammad S.A.W.
secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal
yang luar biasa terjadi ketika dia berdiri di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut
bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah tempat dimana seseorang akan pergi dan
berdiri di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang jika Mekkah sedang
diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Jadi
Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang.
Sehingga banyak yang datang, orang-orang dari setiap suku datang, dan jika pemimpin
suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan.

Jadi ketika orang-orang telah berkumpul di hadapannya, Nabi Muhammad mulai


menyebutkan nama suku-suku yang ada di Mekkah satu per satu “Wahai suku A dan B,
wahai suku C dan D” memanggil setiap suku dan kemudian dia berkata “Aku telah

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 13


datang untuk memperingatkanmu dari hukuman Tuhan yang sangat buruk.” Ketika
salah satu paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Lahab mendengarnya, dia mulai
menghina Nabi, dia mencela Nabi Muhammad “Hai Muhammad, semoga wajahmu
tertimbun pasir, inikah alasanmu membuang-buang waktu kami? Kami seharusnya
telah mendapat uang di pasar dan kau membuang-buang waktu kami untuk
mendengarkan ocehanmu ini?” Dan pada saat itu, sebuah ayat Al-Qur’an turun, yang
berbunyi “Tabbat yada abi lahabiw watab…” makna dari ayat ini jika diterjemahkan
adalah “Kalian, wahai Abu Lahab dan istrimu, kalian berdua akan berada dalam api
neraka karena kalian kafir.”

Abu Lahab adalah seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad
S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-
orang agar masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata
“Muhammad adalah pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan
perkataannya, akankah kau meninggalkan agama leluhurmu hanya karena ocehan
Muhammad?”

Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang
kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya.
Padahal Abu Lahab dapat menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Kemudian dia dapat
mengatakan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kau lakukan dengan ayat Al-
Qur’an yang mengatakan aku akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?”
Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan
tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.

Akankah seorang pendusta bersikap seperti itu? Akankah seseorang yang


mengarang-ngarang sesuatu mulai menyebarkan kebohongan dengan risiko yang begitu
besar? Seseorang yang berbohong dan menipu akan sangat berhati-hati ketika
memanipulasi sesuatu, tapi ayat dari Al-Qur’an ini menunjukkan kejujuran, ketulusan
hati, dan kebenaran pesan Islam, yaitu untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya atau
kalian akan menerima azab dari Allah. Ketika Abu Lahab memprotes dan mulai
menghina, maka ayat ini datang dari Allah kepada Nabi Muhammad. Jika anda hanya
ingin menipu orang, saya rasa anda tidak akan melakukan hal ini, karena Abu Lahab

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 14


bisa saja berpura-pura masuk Islam untuk mematahkan kebenaran ayat Al-Qur’an
tersebut.

Jadi ketika kita melihat kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad, kita tidak melihat
karakteristik seorang penipu dan pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka
terkandung begitu banyak informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan terdapat
ayat-ayat yang menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang baru saja ditemukan pada abad ini.

Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti
yang kuat bahwa Nabi Muhammad pasti seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa
tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah.

Nabi Muhammad S.A.W ingin mempunyai anak dan akhirnya dia dianugerahi
seorang anak yang rupawan yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim baru
berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang
sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal
dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari.

Bahkan pada hari itu, ketika orang-orang masih sangat percaya pada hal
supernatural, mereka mulai berlari dari rumah-rumah mereka ketika mendengar kabar
ini dan mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan
matahari menjadi gelap karena kematian anak Nabi Muhammad.”

Sekarang bayangkan, jika anda telah menghabiskan sekian tahun berbohong


kepada orang-orang, mencoba menipu mereka atas nama Islam, tentu anda akan
mengatakan, “Lihatlah, sudah kubilang pada kalian, ini adalah bukti dari Tuhan” dan jika
anda sakit jiwa anda akan mengatakan “Ya, inilah tanda dari Tuhan untuk menunjukkan
bahwa aku adalah utusan-Nya.” Tapi apa yang Nabi Muhammad lakukan? Dia malah
berkata pada mereka, “Ini hanyalah matahari dan bulan. Mereka terjadi karena
kehendak Allah, proses alami yang telah Allah ciptakan. Gerhana matahari atau gerhana
bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran dari siapapun, jadi ketika kalian
melihat ini, berdoalah kepada Allah.”

Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa? Apakah ini kata-kata seorang
pembohong? Tentu tidak, inilah kata-kata dari orang yang sepenuhnya jujur, seorang

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 15


utusan terakhir yang juga merupakan rasul penutup dari Tuhan, yang membawa
petunjuk bagi umat manusia hingga hari kiamat.

Dan dari tulisan ini, semoga anda dapat meneliti dan membaca Al-Qur’an, belajar
tentang kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan
menerima kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Sang Pencipta
dan Nabi Muhammad S.A.W. adalah Rasul penutup dan terakhir dari Allah. Semoga
rahmat Allah dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama
kebenaran.

Assalammualaikum wr. wb.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 16


Bukti Keaslian Hadist Nabi Muhammad S.A.W.

Oleh: Syekh Abdurraheem Green

Al’Quran bukanlah satu-satunya petunjuk bagi umat muslim. Kita juga perlu hadist
Nabi Muhammad. Jadi sekarang kita akan membahas bagaimana caranya para ulama
Islam menjaga keaslian hadist Nabi Muhammad.

Untuk sekadar mengingatkan, pada zaman Nabi Muhammad S.A.W. dan para
sahabatnya, sebagaimana juga ditulis oleh Michael Zwettler:

“Pada zaman dahulu, tulisan jarang digunakan. Jadi orang-orang menggunakan


metode penghafalan dan menyebarkannya secara lisan.” (Michael Zwettler)
Kebiasaan orang-orang pada zaman dahulu adalah menghafal dan menyebarkan
perkataan nenek moyang mereka dari mulut ke mulut, dan mereka jarang
menuliskannya. Dengan begitu, kemampuan menghafal umat manusia pada zaman itu
lebih kuat daripada zaman sekarang.

Banyak orang pada zaman sekarang yang terheran-heran karena kita tidak
terbiasa menghafal. Oleh karenanya, ingatan kita cenderung lemah. Sebagai contoh, kita
lebih memilih untuk mencatat suatu hal yang perlu diingat di dalam laptop atau pada
secarik kertas. Namun pada zaman itu, orang-orang lebih suka menghafal.

Hadist jika diterjemahkan berarti “kisah”. Sebenarnya Al-Qur’an juga disebut


sebagai Al-hadist, bahkan Al-Qur’an adalah hadist terbaik, kisah atau narasi yang paling
baik. Umumnya, dalam Islam, sabda Nabi Muhammad dicatat dalam hadist. Jadi hadist
adalah istilah untuk tulisan-tulisan di mana tindakan dan sabda Nabi Muhammad S.A.W.
dicatat.

Dan ada banyak kitab hadist karena ada banyak hal yang disabdakan/dilakukan
Nabi Muhammad S.A.W. selama periode kerasulannya

Karena ada begitu banyak hadist, maka timbul satu masalah. Setelah Nabi
Muhammad S.A.W. wafat, banyak orang yang mulai mengarang-ngarang dan berbohong

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 17


tentang Rasulullah. Misalnya para penjual beras, mereka berpikir agar berasnya
semakin laku adalah dengan mengarang-ngarang “Nabi menganjurkan kita makan nasi,
karena beras baik untuk kesehatan kalian.” Jadi jika semua orang berpikir beras itu
menyehatkan dan ini juga dianjurkan Rasulullah, maka makin banyak orang yang akan
membeli beras. Begitu juga para penguasa-penguasa Arab mencoba untuk menutupi
kesalahan mereka dengan mengarang-ngarang sabda Rasulullah.

Perlu diketahui, bahwa otentifikasi hadist Nabi Muhammad berbeda dengan cara
menjaga keaslian Al’Quran. Hal ini disebabkan karena: Pertama, Al-Qur’an dihafalkan
oleh ribuan umat Islam dari masa awal Islam. Dan teks Al’Quran juga telah dikumpulkan
& disusun sejak awal masa Islam. Jadi jika ada yang membuat kesalahan, jika ada
kelompok tertentu yang ingin mengarang-ngarang ayat Al’Quran, mereka tidak akan
bisa melakukannya karena teks Al’Quran telah dihafal dan telah disepakati semua
orang.

Namun tidak demikian halnya dengan hadist atau sabda Nabi. Oleh karena itu, ada
banyak kitab hadist. Memang ada sekumpulan hadist yang sangat dapat dipercaya dan
otentik. Kitab ini dianggap sebagai kitab kedua yang paling otentik setelah Al-Qur’an.
Kitab ini adalah Hadist Sahih Al Bukhari. Kata “Sahih” berarti “otentik.” Dan Al-Bukhari
adalah nama Imam yang mengumpulkan berbagai sabda Nabi Muhammad S.A.W. dan
membukukannya. Kumpulan hadist paling otentik setelah hadist Sahih Al-Bukhari
adalah hadist Sahih Muslim. Kitab hadist Sahih Muslim disusun oleh Imam Muslim. Dia
seorang ulama yang sangat terkenal. Allah berfirman:

“ya ayyuhal ladzina amanu ati’ ullaha wa ati’ urrosul” (Wahai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan para Rasul)

Dan memang banyak ibadah yang paling penting Islam tidak sepenuhnya
dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

Misalnya tentang shalat lima waktu. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an: “Akki
musallah” yang berarti “Dirikanlah Shalat”, tapi cara-caranya tidak dijelaskan dalam Al-
Qur’an. Demikian pula, ada banyak hal dalam Al-Qur’an yang tidak mampu kita pahami
kecuali Nabi Muhammad S.A.W. pernah bersabda dan mencontohkannya. Jika anda

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 18


ingin tahu bagaimana cara melakukan shalat lima waktu, maka anda juga harus tahu
hal-hal berikut:

1. Kapan waktunya shalat?


2. Apa yang seharusnya kita ucapkan saat shalat?
3. Berapa banyak raka’at dalam tiap-tiap shalat?
4. Apa yang harus diucapkan dalam setiap gerakan shalat?
5. Apa saja gerakannya?
6. Apa urutan gerakan dalam shalat?

Semua ini tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Satu-satunya cara untuk mengetahui
semua ini adalah melalui hadist Nabi Muhammad. Beliau juga bersabda “Shalatlah
seperti engkau melihat aku shalat.”

Bahkan Allah sendiri berulang kali menekankan pentingnya mengacu kepada


hadist Nabi Muhammad S.A.W. Dalam salah satu ayat, Allah bersumpah demi diri-Nya
sendiri.

“Tidak, Demi Allah, mereka tidak beriman, kecuali mereka menjadikanmu


Muhammad, seorang hakim dalam semua perselisihan antara mereka, & sehingga tidak
ada penolakan di dalam hati mereka & mereka tunduk dengan sebenar-benar tunduk.”

Jadi ayat di atas menjelaskan bahwa sunnah Nabi Muhammad merupakan bagian
dari agama Islam. Allah S.W.T. juga berfirman dalam Al-Qur’an, bahwa apa pun yang
Nabi Muhammad sabdakan, maka kita harus menerimanya, dan apa pun perintah yang
Nabi larang maka kita harus meninggalkannya.

Sekarang mari kita bahas bagaimana caranya para ulama menjaga keaslian sunnah
Nabi Muhammad.

Pertama-tama, bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah suri tauladan yang
terbaik. Bahkan Al-Qur’an berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab:21)
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 19
Jadi Al-Qu’ran berfirman bahwa perbuatan dan pola hidup Nabi Muhammad
S.A.W. merupakan suri tauladan yang baik, yang harus diikuti bagi siapa saja yang
beriman kepada Allah.

Karena itulah, kita selalu mencoba untuk meniru perbuatan dan sikap Nabi
Muhammad S.A.W. SunnahNabi diterapkan dalam segala bidang kehidupan
manusia. Sunnah Nabi tidak hanya untuk dihafal, namun juga untuk dilaksanakan
secara nyata. Misalnya, Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:

“Kalau tidak menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi umatku, aku akan menyuruh
penggunaan siwak sebagai kewajiban atas umat Muslim.”

Dan Nabi sendiri sering menggunakan siwak. Ia menggunakannya di pagi dan


malam hari, sebelum keluar dari rumah, sebelum shalat, dan sahabat-sahabatnya juga
mengikuti perbuatan itu. Anak-anak para sahabat Nabi juga mengikutinya. Dan cucu-
cucu mereka juga mengikutinya, sehingga mereka pun sering berkata: “Kami melihat
Nabi Muhammad melakukan hal ini dan hal itu, dia memberitahu kepada kami agar
kami melakukannya.” Jadi dengan cara inilah Sunnah Nabi dapat terus terjaga.

Sebagai contoh, saya ingat bahwa ayah saya, Gavin Green, mengajarkan saya
tentang frase kecil yang berbunyi: R.A.U. yang merupakan akronim dari “Return After
Use” (kembalikan setelah dipakai). Ini berarti ketika saya telah menggunakan sesuatu,
maka saya harus menaruh kembali benda tersebut di tempatnya. Dan dia bercerita
bahwa kakek saya yang mengajarinya & kemungkinan kakek buyut saya yang mengajari
kakek saya.

Jadi sebenarnya ini adalah rantai penyampaian. Saya belajar dari ayah saya, yang
bernama Gavin Green, yang belajar dari kakek saya, jadi rantai ini membentang lebih
dari seratus tahun. Jika anda menghitungnya, ayah saya berumur 86 pada saat ini, jadi
jika anda menghitung kembali ke zaman kakek saya, maka jaraknya lebih dari seratus
tahun. Itu waktu yang cukup lama. Dan jika saya juga mengajarkan anak-anak saya
tentang frase ini, kemudian mereka mengajarkannya kembali pada anak-anak mereka,
maka inilah yang kita sebut sebagai rantai penyampaian.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 20


Rantai penyampaian disebut “isnad” dalam istilah Islam. Dan isnad sangat penting
dalam menjaga keaslian sabda Nabi Muhammad. Dan salah satu sabda Nabi yang paling
kuat, disampaikan melalui penyampaian Mutawatir, dan kita sudah membahas definisi
Mutawatir dalam tulisan sebelumnya.

Sekarang kita kembali kepada pembahasan kita sebelumnya dimana banyak orang
mulai mengarang-ngarang dan berbohong tentang ucapan Nabi.

Jadi beberapa sahabat memutuskan untuk memeriksa orang-orang yang berkata


bahwa dirinya mendengar Nabi mengucapkan hal ini dan itu. Mereka ingin mengecek,
dari sahabat Nabi yang manakah orang itu mendengarnya? Kemudian setelahnya
mereka akan pergi dan mengecek sahabat itu “Apakah anda mengatakan ini? Apakah
anda yakin bahwa Nabi Muhammad S.A.W. mengatakannya?” Jika mereka tahu bahwa
orang itu telah berbohong, maka mereka akan dan mengumumkannya di depan orang
banyak: “Orang ini berbohong tentang Nabi, jangan percaya padanya, ia telah
mengarang-ngarang sabda Nabi.”

Dan Nabi Muhammad sendiri pernah bersabda “Siapa yang menciptakan


kebohongan tentangku dengan sengaja, maka mereka akan masuk neraka.” Jadi tidak
ada seorangpun yang boleh berbohong dan mengarang-ngarang tentang sabda Nabi.

Jadi para sahabat berkata: “Kami ingin tahu siapa yang mengatakan hal itu.
Darimana kau mendengar bahwa Nabi pernah mengucapkannya? Berikan kepada kami
isnadnya.” Maka berkembanglah sebuah ilmu tentang rantai periwayatan. Dari sanalah
para ulama mulai mempelajarinya dan ada beberapa syarat yang harus
dipertimbangkan untuk mengesahkan suatu hadist: “Apakah si Fulan memang benar
pernah bertemu dengan si Fulan? Apakah dia yakin dengan ucapannya? Apakah dia
jujur? Apakah dia memiliki ingatan yang baik? Apakah dia orang saleh?” Mereka
memeriksa sifat dan kepribadian setiap orang dalam rantai periwayatan.

Tentu saja ini benar-benar sebuah ilmu yang sangat luas. Untuk belajar ilmu isnad,
seseorang harus belajar dalam jangka waktu yang lama, sehingga mereka dapat dengan
pasti mengotentifikasi sabda Nabi Muhammad.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 21


Dan banyak ulama sepanjang sejarah Islam yang telah mendedikasikan hidup
mereka untuk mempelajari ilmu isnad. Para ulama tersebut telah menyusun kitab-kitab
hadist yang otentik, misalnya seperti Hadist Sahih Al-Bukhari, Sahih Al-Muslim, Sunnah
Abu Dawud, Sunnah An-Nasa’i, dan sebagainya. Jadi seperti yang saya katakan, ini
adalah ilmu yang sangat luas dan ilmu ini bertujuan untuk memastikan sunnah Nabi
Muhammad S.A.W.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 22


Kesaksian Para Ahli Kitab tentang Kebenaran
Islam

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang kesaksian para Ahli Kitab
(Orang-orang Yahudi dan Kristen).

Ada orang Kristen di Arab yang bernama Waraqah. Dia adalah sepupu jauh Nabi
Muhammad S.A.W. dan kerabat dekat Khadijah (istri pertama Nabi Muhammad).

Ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu yang turun dari Gua Hira,
dia berlari ketakutan menuruni gunung menuju ke istrinya. Kemudian istrinya
(Khadijah) menyarankan untuk mengunjungi Waraqah.

Ketika Waraqah mendengarkan cerita Nabi S.A.W., dia mengatakan bahwa Nabi
Muhammad didatangi Roh Kudus (Malaikat Jibril). Kemudian dia berkata:
“Sesungguhnya, demi Dia yang menggenggam jiwa Waraqah, kau adalah seorang Nabi,
dan telah datang kepadamu malaikat yang pernah datang kepada Musa. Kemudian
orang-orang akan menyebutmu pembohong sehingga mereka akan mengusirmu dan
melawanmu. Demi Allah, jika umurku panjang, maka aku pasti akan mengikutimu.” Dan
Waraqah sendiri meninggal tidak lama setelah kejadian itu.

Juga ada sebuah komunitas Yahudi yang hijrah ke Arab karena mengharapkan
kedatangan Nabi terakhir di Arab. Bahkan setengah Rabbi Yahudi di Madinah masuk
Islam.

Salah satu rabbi Yahudi yang sangat terkenal karena kecerdasannya adalah
Abdullah bin Salam. Dia pernah berkata kepada Nabi Muhammad S.A.W.: “Kami tahu
namamu, kapan, dan dimana kau akan datang.” Abdullah ibn Salam sendiri masuk Islam.
Ketika dia masuk Islam, ia berkata kepada Nabi S.A.W. “Ya Rasulullah, orang-orang
Yahudi sangat licik, jadi mari kita uji mereka sebelum mengumumkan ke-Islam-anku.”

Jadi Abdullah ibn Salam mengumpulkan semua orang Yahudi. Kemudian Nabi
Muhammad bertanya kepada salah satu Yahudi: “Bagaimana menurutmu jika Abdullah

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 23


bin Salam masuk Islam?” Mereka berkata: “Semoga Allah melindungi kami dari itu, dia
tidak akan pernah menjadi Muslim.” Kemudian Nabi Muhammad berkata “Jadi, apa
pendapatmu tentangnya?” Dia mengatakan: “Dialah orang yang terbaik di antara kami,
orang yang paling berpengetahuan di antara kami, dan orang yang paling bijaksana di
antara kami. Tapi dia tidak akan pernah menjadi Muslim.” Kemudian Nabi berkata:
“Bagaimana pendapatmu jika dia menjadi Muslim?” Mereka berkata: “Dia tidak akan
pernah menjadi muslim, semoga Allah melindungi kami dari hal itu.”

Dan ketika mereka berkata begitu untuk ketiga kalinya, Abdullah bin Salam keluar
dari tempat persembunyiannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat: “Asyhadu Anla
Ilaha Ilallah Wa Ashyadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rassulu.” Sehabis dia
mengucapkan dua kalimat syahadat, orang-orang Yahudi langsung berkata: “Dialah
orang yang paling bodoh di antara kami, yang paling buruk di antara kami, dan yang
paling sedikit pengetahuannya di antara kami.”

Jadi mereka benar-benar berubah sikap ketika tahu Abdullah bin Salam menjadi
Muslim.

Adalagi kisah lainnya tentang Negus raja Abyssinia. Pada masa-masa awal Islam di
Mekkah, umat Islam yang miskin sering disiksa oleh orang-orang kafir Mekkah. Di
antara golongan yang miskin itu adalah para budak. Karena keadaan semakin buruk,
maka mereka memutuskan untuk berhijrah.

Nabi Muhammad S.A.W. menyarankan pengikutnya untuk pergi ke Abyssinia


karena disana ada seorang raja yang selalu berlaku adil. Tetapi kaum Quraisy memiliki
hubungan yang sangat baik dengan raja Abyssinia. Dan mereka mengirimkan
perwakilan untuk menawan kembali orang-orang Mekkah yang melarikan diri.

Jadi kaum Quraisy mengirimkan perwakilannya menghadap raja Abyssinia dan


berkata “Kami memiliki para buronan, mereka telah melarikan diri dari negara mereka
dan mereka telah menghina agama nenek moyang kami.” dan terus-menerus
mengarang cerita bohong. Jadi Negus memerintahkan para imigran yang datang ke
negaranya untuk datang ke pengadilan, dan dia bertanya kepada mereka tentang agama
dan kebenaran tuduhan ini.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 24


Dan Jafar bin Abu Thalib yang merupakan pemimpin umat Muslim di Abyssinia
berkata kepada raja:

“Wahai Negus Raja Abyssinia, kami merupakan orang-orang bodoh, menyembah


berhala, makan bangkai, dan terlibat dalam pelacuran. Kami mengolok-olok tetangga
kami, kami menindas saudara kami sendiri, dan yang kuat menindas yang lemah.

Lalu seorang pria muncul di antara kami dan dia dikenal sebagai orang yang jujur
dan dapat dipercaya. Orang ini berseru agar kami masuk Islam. Dan dia mengajarkan
kami untuk tidak menyembah berhala, tidak saling membunuh, tidak menipu anak-
anak yatim serta mengambil harta mereka, dan selalu bicara jujur. Dia mengajarkan
kami untuk berbaik hati kepada tetangga dan tidak memfitnah wanita. Ia menyerukan
kepada kami untuk sembahyang, berpuasa, dan memberikan sedekah. Kami
mengikutinya, menjauhi penyembahan berhala, serta menahan diri dari segala
perbuatan jahat. Karena kehidupan kami mengikuti seruannya, maka kaum kami
memusuhi kami dan memaksa kami untuk kembali ke kehidupan lama kami yang salah
arah.”

Ketika raja Abyssinia mendengarnya, dia berkata “Tidak mungkin aku akan
mengembalikan orang-orang ini kepada kalian, mereka tidak melakukan kesalahan dan
mereka bebas untuk tinggal dalam kerajaanku.” Tapi delegasi Quraisy tidak menyerah
begitu saja. Salah satu dari mereka berkata kepada Negus: “Umat muslim mengatakan
bahwa Yesus bukanlah Tuhan atau anak Tuhan, mereka mengatakan dia hanya Nabi
Tuhan. Tanya saja mereka, jadi sebenarnya mereka menghina agamamu.”

Jadi Negus memanggil mereka kembali ke pengadilan pada hari berikutnya dan
Jafar bin Abu Thalib sangat khawatir, ia tidak tahu harus berkata apa, tapi dia bertekad
untuk bicara jujur.

Jadi Negus bertanya: “Apa menurutmu tentang Yesus?” Jafar berkata: “Kami
mengatakan apa yang Nabi kami sabdakan, bahwa ia adalah Rasul Allah, firman-Nya
yang diberikan kepada Maria, dan juga ruh-Nya, dan ia diberi kitab bernama Injil.”

Dan ketika Negus mendengarnya, dia berkata: “Sesungguhnya Yesus tidak pernah
berkata lebih daripada itu tentang dirinya. Kitab apa ini yang kau baca?” Kemudian Jafar

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 25


bin Abu Thalib membaca beberapa ayat awal surat al-Maryam, yang menceritakan
tentang Yesus (Nabi Isa A.S.) dengan begitu indah. Dan ketika ia membaca ayat-ayat ini,
Negus dan orang-orang yang hadir disana mulai menangis, bahkan para uskup mulai
menangis karena keindahan ayat-ayat Al’Quran yang menceritakan tentang Yesus.
Kemudian Negus berkata: “Sesungguhnya apa yang Nabimu sampaikan dan apa yang
Yesus sampaikan adalah dua hal dari sumber yang sama. Kalian bebas untuk tinggal dan
hidup dalam Kerajaan-Ku.” Bahkan Negus dari Abyssinia masuk Islam. Ia mengakui
kebenaran bahwa Muhammad S.A.W. adalah seorang rasul Allah.

Sekarang aku akan membacakan sebuah kisah yang terkenal dari Sahih Imam
Bukhari. Kisah ini mengisahkan ketika Nabi Muhammad sudah berada di Madinah. Pada
saat itu, Nabi Muhammad mengirim surat kepada berbagai penguasa dan pejabat di
seluruh dunia, termasuk Kaisar Romawi, Persia, Paus di Roma, Negus dari Abyssinia,
dan Kaukus pemimpin Kots di Mesir.

Salah satu dari surat-surat itu mencapai Heraclius yang merupakan Kaisar
Romawi pada zaman itu. Dan ketika Heraclius menerima surat ini, dia memanggil
penerjemahnya. Disana juga ada beberapa orang Arab, salah satunya adalah Abu Sufyan.
Kebetulan dia sedang berada di Yerusalem ketika Heraclius menerima surat ini.

Abu Sufyan adalah sepupu Nabi dan ia adalah pemimpin orang kafir Mekkah, jadi
dia menentang ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Jadi aku akan membacakan kisah itu
berdasarkan cerita Abu Sufyan, karena pada akhirnya Abu Sufyan menjadi Muslim. Jadi
dia menceritakan kisahnya kepada Abdullah Ibnu Abbas (sahabat Nabi Muhammad
S.A.W.), dan Ibnu Abbas mengutipnya.

“Heraclius memanggil penerjemahnya. Penerjemah itu menerjemahkan kata-kata


yang Heraclius ucapkan. Dan Heraclius berkata: “Siapa di antara kalian yang
berhubungan erat dengan pria yang mengaku sebagai nabi?” Kemudian aku menjawab:
“Akulah kerabat yang paling dekat dengannya.” Kemudian Heraclius berkata: “Panggil
dia dan para sahabatnya ke hadapanku!”

“Heraclius kemudian memberitahu sahabatku bahwa ia ingin bertanya kepadaku


tentang orang itu (Muhammad), dan jika aku berbohong pastilah cerita Nabi
Muhammad bertentangan dengan ceritaku. Jadi kami berada di pengadilan Heraclius.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 26
Kemudian Heraclius berkata: “Baiklah, suruh temanmu berdiri di belakangmu dan jika
ia berbohong, maka kau harus memberitahuku.” Demi Allah, seandainya aku tidak takut
bahwa temanku akan menjulukiku seorang pembohong, aku tidak akan berbicara jujur
tentang Nabi Muhammad.”

Jadi Heraclius mengajukan pertanyaan pertama kepadaku ‘Apa status keluarganya


di antara kaummu?’ Jawabku (Abu Sufyan) ‘Dia berasal dari keluarga bangsawan di
antara kami.’

Dan Heraclius bertanya: “Apakah di antara kaummu pernah ada yang mengaku
sebagai nabi?” Aku menjawab: “Tidak.”

“Apakah ada di antara nenek moyangnya yang menjadi raja?” tanya Heraclius.
Sekali lagi aku (Abu Sufyan) menjawab “Tidak.”

Heraclius bertanya: “Apakah para bangsawan atau orang miskin


mengikutinya?”Aku menjawab: “Hanya orang-orang miskin yang mengikutinya.”

Kemudian Heraclius bertanya lagi “Apakah pengikutnya bertambah atau


berkurang ?” Aku menjawab: “Mereka bertambah.”

Kemudian dia bertanya: ‘Apakah ada di antara orang-orang yang memeluk


agamanya merasa tidak senang dan meninggalkan agamanya?’ Aku menjawab: “Tidak.”

Heraclius kemudian bertanya: “Apakah kau pernah menuduhnya berbohong


sebelum dia mengaku sebagai nabi?” Sekali lagi aku menjawab “Tidak.”

Heraclius berkata: “Apakah dia melanggar gencatan senjatanya?” Aku menjawab:


“Tidak. Kami sedang dalam gencatan senjata dengannya dan kami tidak tahu apa yang
dia akan lakukan.”

aku tidak bisa menemukan kesempatan untuk mengatakan apa-apa melawan Nabi
waktu itu.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 27


Kemudian Heraclius bertanya: “Apakah kau pernah berperang dengannya?” Dan
Aku berkata “Ya.” “Apa hasil dari pertempuran itu?” “Kadang-kadang kami menang dan
kadang-kadang dia yang menang.”

Dan kemudian Heraclius bertanya: ‘Apa yang dia perintahkan kepadamu?” Dan
Aku menjawab: “Dia menyuruh kami untuk menyembah Allah dan tidak menyembah
apa-apa selain daripada-Nya dan untuk meninggalkan semua yang nenek moyang kami
katakan. Dia memerintahkan kami untuk berdoa, untuk bicara jujur, untuk menghindari
pelacuran, dan untuk menjaga hubungan baik dengan kawan-kawan dan kerabat.“

Heraclius meminta penerjemahnya untuk menyampaikan pesan sebagai berikut.


“Aku bertanya tentang keluarganya dan jawabanmu adalah dia berasal dari keluarga
yang sangat mulia. Faktanya, semua nabi berasal dari keluarga bangsawan di antara
bangsa mereka masing-masing.

Aku bertanya apakah ada orang lain di antara kalian yang pernah mengaku-ngaku
sebagai nabi, dan kau menjawab tidak ada. Jika saja jawabanmu pernah ada, aku
menduga orang ini hanya meniru apa yang orang itu katakan.

Lalu aku bertanya apakah dari nenek moyangnya ada yang seorang raja. Dan kau
berkata “tidak.” Andai saja kau mengatakan “Ya”, aku menduga bahwa orang ini
mencoba untuk mengambil kembali tahta kerajaannya. Dengan kata lain, dia
menggunakan kedok kenabian untuk mencoba dan mengambil kembali tahta
kerajaannya.

Lalu aku bertanya apakah dia pernah dituduh berbohong sebelum dia mengaku
sebagai nabi. Dan kau mengatakan “tidak”. Maka, bagaimana mungkin orang yang tidak
pernah berbohong kepada orang lain, berbohong kepada Allah?

Dan kemudian aku bertanya apakah orang kaya atau orang miskin yang
mengikutinya. Kau mengatakan bahwa orang-orang miskin yang mengikutinya. Dan
begitulah para nabi, mereka selalu diikuti orang-orang miskin yang lemah dan tertindas.

Kemudian aku bertanya apakah pengikutnya bertambah atau berkurang. Kau


bilang mereka bertambah, dan itulah tanda keimanan yang benar.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 28


Lebih jauh aku bertanya apakah ada orang yang tidak senang setelah memeluk
agamanya dan meninggalkannya. Dan kau berkata “Tidak.” Faktanya inilah tanda-tanda
iman yang benar, yaitu kegembiraan memasuki hati dan bersatu dalam diri seseorang.

Aku bertanya apakah dia pernah berkhianat. Kau mengatakan “Tidak.” Dan
sesungguhnya para nabi tidak pernah berkhianat.

Aku bertanya apa yang ia perintahkan kepadamu. Dan kau mengatakan bahwa ia
memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak menyembah selain daripada-
Nya, dan melarangmu menyembah berhala dan menyuruhmu untuk berdoa, untuk
berbicara kebenaran, dan tidak melakukan percabulan.

Jika apa yang kau katakan benar, ia akan segera menempati kerajaan ini di bawah
kakiku. Aku tahu ramalan kedatangannya dari kitab suci (Bible) tapi aku tidak tahu
bahwa ia berasal dari kaummu. Jika saja aku bisa menemuinya, pasti aku akan segera
pergi untuk bertemu dengannya. Dan jika aku bersamanya, aku akan mencuci kakinya.”

Heraclius kemudian meminta surat dari Nabi Muhammad yang dikirim oleh Dihya
kepada Gubernur Busra, dan kemudian surat itu diteruskan kepada Heraclius. Dan
inilah isi surat itu:

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad
seorang hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Heraclius penguasa Bizantium. Semoga
kesejahteraan mengikuti seseorang yang berada pada jalan kebenaran. Lebih jauh, aku
mengundangmu untuk masuk Islam. Dan jika kau menjadi seorang Muslim, maka kau
akan aman, dan Allah akan melipatgandakan pahalamu. Dan jika kau menolak untuk
masuk Islam, maka kau melakukan dosa karena telah menyesatkan rakyatmu: “Wahai
orang-orang Ahli Kitab! Datanglah kepada persamaan dengan kami, bahwa kami tidak
menyembah sesuatu selain Allah. Kemudian, jika mereka berpaling, katakanlah:
Saksikanlah bahwa kami adalah umat Muslim.” (3:64)

“Ketika Heraclius selesai berpidato dan telah membaca surat itu, ada rasa haru
dan tangisan yang terdengar di Pengadilan Agung. Dan kami keluar dari ruang
pengadilan. Aku berbincang-bincang dengan temanku tentang Ibnu Abi Kabsha. (Ibnu
Abi Kasha adalah sebuah julukan untuk Nabi S.A.W.) urusannya telah menjadi begitu

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 29


besar sehingga bahkan Raja Bizantium takluk padanya. Dan kemudian aku mulai
menjadi yakin bahwa dia akan menjadi penguasa dalam waktu dekat sampai akhirnya
aku masuk Islam.”

Ini cerita yang luar biasa. Bagaimana Heraclius tahu bahwa ada seorang nabi yang
akan datang? Kita akan membicarakannya dalam tulisan berikutnya. Ada beberapa ayat
dalam Bible yang menunjukkan bahwa akan datang seorang Nabi setelah Yesus. Dan
Nabi itu adalah Nabi Muhammad S.A.W.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 30


Ramalan Kedatangan Nabi Muhammad S.A.W. di
Dalam Bible | Bagian Pertama

Oleh: Syekh Abdurraheem Green

Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas ayat-ayat Bible yang meramalkan
kedatangan Nabi Muhammad.

Pertama-tama, mari kita mulai dari Abraham (Ibrahim A.S.). Nabi Abraham A.S.
(Ibrahim A.S.) adalah nabi yang dikenal oleh umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Itulah
mengapa sebagian orang menjulukinya “Ayah dari 3 kepercayaan Abrahamic.” Dan
Abraham disebutkan berulang kali di dalam Al-Qur’an dan agamanya disebut sebagai
agama yang benar. Jadi agama Abraham (Ibrahim A.S.) dan Abraham sendiri,
merupakan suri tauladan yang baik bagi kita sehingga kita lebih bertakwa kepada
Tuhan.

Dalam Bible, di dalam Kitab Kejadian disebutkan salah satu kisah tentang Nabi
Abraham. Ayatnya adalah:

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
(Bible: Kejadian 12:2-3)

Sebuah ayat yang sangat menarik. Sebelum Abraham punya anak, Tuhan berjanji
bahwa Dia akan memberkati Abraham (Ibrahim A.S.), memberkati orang-orang yang
memberkati Abraham, dan seluruh keluarga di bumi akan diberkati melalui Abraham.

Pertama-tama, lihatlah kehormatan besar yang telah Tuhan berikan kepada


kekasih-Nya, Abraham. Sebagaiman Alqur’an juga menyatakan bahwa Abraham adalah
Khalif Allah, seperti kekasih Allah S.W.T. Bahkan disebutkan bahwa dialah satu-satunya
orang yang benar-benar beriman kepada Tuhan selama dia hidup, meskipun dia

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 31


sendirian dan tak ada orang lain kecuali istrinya Sarah, saudara sepupunya Luth dan
Hagar, dan anaknya.

Ketika Tuhan berfirman tentang “kebesaran”, kebesaran tidak berarti hanya dalam
jumlah penduduk suatu bangsa. Kebesaran dan keagungan dalam kriteria Tuhan berarti
sebuah bangsa yang mematuhi Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya. Inilah yang membuat
seseorang menjadi mulia di mata Tuhan. Inilah mengapa Abraham (Ibrahim) begitu
terhormat, karena dia begitu patuh kepada Sang Pencipta. Dan inilah mengapa Tuhan
memberi kehormatan dan membuatnya mashyur hingga hari ini. Jadi ketika Tuhan
berfirman kepada Abraham “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” itu
berarti dia akan membuat bangsa itu besar karena kepatuhan dan ketaatan mereka
terhadap Tuhan.

Hal ini menarik karena Tuhan berfirman “engkau akan menjadi berkat” dan “Aku
akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau.” Jadi aku ingin bertanya
kepada para pembaca yang beragama Kristen. Siapakah orang-orang yang memberkati
Abraham? Salah satu yang muslim ucapkan dalam shalatnya adalah “Allahumma shalli
ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kama shalaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim.
Innaka hamidun majid.” Artinya “Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan
kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

Jadi lima kali dalam sehari ketika shalat, kami sebagai umat muslim mengirimkan
salam kepada Abraham dan keluarga Abraham. Dan Tuhan berfirman bahwa Dia akan
memberkati mereka yang memberkati Abraham dalam Kitab Kejadian ayat 12:2-3. Dan
kurasa tidak ada umat yang memuji Abraham (Ibrahim A.S.) sebanyak yang muslim
lakukan, bahkan ketika kami mendengar dan mengucapkan nama Abraham, setelahnya
kami ucapkan Alaihissalam yang berarti “Semoga salam sejahtera senantiasa
dilimpahkan Allah kepadanya.”

Dan hal ini sangat penting, untuk memahami kejadian ketika istri Abraham
melahirkan dua orang anak. Abraham mempunyai dua anak, yang satu adalah Ishmael
(Ismail A.S.) dan yang satunya lagi adalah Isaac (Ishaq A.S.). Dan anak pertama Abraham

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 32


adalah Ishmael (Ismail A.S.) yang berasal dari istrinya, yaitu Hagar (Siti Hajar). Jadi
Ishmael adalah anak pertama dari Abraham.

Dan dalam Kitab Kejadian 17:4 difirmankan

“…..Inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah


besar bangsa.” (Bible: Kejadian 17:4)

Dan dalam Kitab Kejadian 21:13 Tuhan menjanjikan

“Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman) akan Kuberikan


banyak anak cucu supaya mereka menjadi suatu bangsa. Sebab ia anakmu juga.” (Bible:
Kejadian 21:13)

Mari kita baca lagi Kitab Kejadian 21:13 “Begitu juga kepada anak budak
perempuan (bondwoman).” Budak perempuan itu adalah Hagar (Siti Hajar). Dia adalah
seorang budak dari Sarah, dan Sarah memberikan Hagar kepada Abraham untuk
dinikahinya. Dari pernikahan itu lahirlah Ishmael. Dan Tuhan berfirman dalam Kitab
Kejadian 21:13 “Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman) akan
Kuberikan banyak anak cucu supaya mereka menjadi suatu bangsa sebab ia anakmu
juga.” Dan lagi dalam Kitab Kejadian 21:18

“Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia
menjadi bangsa yang besar.” (Bible: Kejadian 21:18)

Dan sudah dikenal bahwa orang Arab adalah saudara Ishmael (Ismail A.S.).
Bahkan, Bible menyebut orang-orang Arab sebagai Ishmaelites. Para Ishmaelite adalah
orang-orang Arab. Jadi orang Arab adalah sepupu dari Bani Israel. Dan menurut
Alqur’an, Ishmael adalah Nabi Tuhan, Abraham bersama Ishmael-lah yang membangun
Ka’bah bersama-sama sebagai tempat untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi
tampaknya Yesus meramalkan bahwa masa lalu dari Bani Israel, batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, berarti nyatanya Ishmael akan menjadi landasan, seseorang
yang menyatukan monoteisme (penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Karena
orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai penyelamat mereka, dengan begitu 10
Perintah Allah berakhir dan diwariskan kepada saudara Ishmael.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 33


Dan pada zaman Yesus, tampak sangat jelas menurut gospel bahwa para Yahudi
mengharapkan 3 orang nabi yang akan datang dan karenanya mereka bertanya kepada
Yohanes Pembabtis dalam Kitab Yohanes dalam 1:21

“Apakah kau Kristus?” Apakah kau Elia? Apakah kau nabi itu?” (Bible: Yohanes
1:21)

Jadi sangat jelas 3 nabi yang mereka tanyakan adalah “Sang Messiah, sang Elia
yang seharusnya datang lagi, dan sang nabi.” Dan tentu Yesus adalah seorang messiah.
Yesus juga mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis adalah Elia. Jadi ada satu lagi yang
belum datang yaitu “Nabi itu.”

Nabi itu merujuk kepada ramalan dalam kitab Ulangan bab 18:18

“Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik. Seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini;
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-
Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.”
(Bible: Ulangan 18:18)

Dalam ayat di atas, Tuhan berbicara kepada Musa bahwa Dia akan mengirimkan
seorang nabi, yang mirip seperti Musa, yang taat pada Tuhan. Bagi orang-orang yang
tidak mengikutinya, maka Tuhan akan meminta pertanggung jawaban dari mereka dan
Tuhan akan membalas dendam pada orang-orang itu. Jadi sangat jelas “Nabi itu” yang
mereka harapkan. Jadi messiah telah datang, Elia telah datang, tapi tinggal satu lagi yang
belum datang yaitu “Nabi itu.”

Siapa nabi itu yang telah diramalkan di 18:18? Dikatakan bahwa “Dari saudara
mereka.” Siapa saudara dari Bani Israel? Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian
16:12 dan juga Kitab Kejadian 25:18. Semua ayat ini mengacu kepada Israelites (Bani
Israel) sebagai saudara dari Ishmaelites.

Dan dalam kamus Bahasa Ibrani Bible, dijelaskan bahwa

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 34


“saudara ” berarti sekumpulan orang yang mengacu pada kerabat dekat dari
Israelites (Bani Israel).”

Mari kita baca Collins Dictionary of the Bible, ini adalah buku yang sangat menarik.
Mari baca apa yang dikatakan di sini

“Sebagai negarawan dan pembuat hukum, Musa-lah yang membangkitkan orang-


orang Yahudi. Dia menemukan komunitas orang-orang Semitik yang lemah dan hanya
menjadi budak, yang pengetahuan agamanya dalam keadaan bingung. Dia membuat
mereka bangkit dan membentuk mereka menjadi bangsa dengan hukum, rasa
kebangsaan, dan rasa sebagai orang-orang pilihan Tuhan yang Maha Kuasa. Satu-
satunya orang dalam sejarah yang bisa dibandingkan dengan Musa adalah Muhammad.”
(Collins Dictionary of the Bible)

Pernyataan yang menakjubkan! Satu-satunya orang yang dapat disamakan dengan


Musa adalah Muhammad.

Dari saudara dari Israelites, dia akan membangkitkan seorang nabi. Setiap kali
Alqur’an memulai surat baru, dimulai dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahim”
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang) dan yang
dikatakan Kitab Ulangan 18:18 “Dia akan menyebut nama-Ku, firman yang Kuucapkan,
dia akan mengucapkannya.” Alqur’an berfirman bahwa Nabi Muhammad tidak pernah
bersabda dari hasratnya sendiri, dia tidak berbicara dari pikirannya, kecuali dari
wahyu yang diturunkan Allah, tepat seperti yang telah diramalkan dalam Kitab Ulangan
18:18.

Tentu saja Yesus tidak seperti Musa. Berikut ini adalah kemiripan antara
Muhammad dan Musa:

1. Yesus terlahir tanpa seorang ayah dan ini merupakan sebuah mukjizat, namun
Muhammad dan Musa sama-sama mempunyai ayah.
2. Yesus diasuh oleh ibunya, tapi Musa dan Muhammad sudah tak punya ibu sejak
masih kecil.
3. Yesus adalah pengikut dari hukum mosaic, dimana Musa membawa hukum baru
dan Muhammad S.A.W. juga membawa hukum yang baru.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 35


4. Musa terasing dan Muhammad juga terasing.
5. Musa merupakan pemimpin dari kaumnya dan juga seorang nabi. Muhammad
juga pemimpin dari kaumnya dan seorang nabi.
6. Musa merupakan saudara Ishmaelites. Begitu juga Muhammad yang merupakan
saudara Ishmaelites.

Jadi ketika kita membandingkan antara Musa dan Muhammad, maka kita tahu
bahwa kedua nabi ini begitu mirip. Mereka sama-sama berdakwah bahwa hanya ada
satu Tuhan, Tuhan tidak seperti ciptaan-Nya, dan kau seharusnya tunduk pada hukum
Tuhan. Inilah yang Musa ajarkan, inilah yang Muhammad ajarkan, dan Yesus juga
mengajarkan demikian.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 36


Ramalan Kedatangan Nabi Muhammad di Dalam
Bible | Bagian Kedua

Dalam tulisan sebelumnya, kita telah membahas beberapa ayat dalam bible yang
menunjukkan bahwa Muhammad adalah rasul Allah yang diramalkan dalam Bible.

Tentu saja ada beberapa ahli kitab, Rabbi, pendeta Kristen, yang mengenali
Muhammad S.A.W. bahwa dia adalah utusan dan rasul terakhir. Mari kita lihat Yesaya,
kitab Yesaya 29:12 dalam bible. Tertulis disini:

“dan ketika kitab itu diberikan kepada dia yang tidak dapat membaca dengan
mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia menjawab: “Aku tidak dapat membaca.”

Ayat ini begitu luar biasa. Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca dan tidak
dapat menulis. Dia tidak belajar kitab suci, tidak seperti Yesus yang tumbuh bersama
rabbi dan bahkan pada usia muda dia membuat kagum orang-orang dengan
pengetahuan hukumnya. Tapi Muhammad hidup di dataran Arab, sebuah tanah pagan.
Orang-orang tidak tahu tentang kitab suci kecuali beberapa suku Yahudi.Nabi
Muhammad dijuluki ummi yang berarti tidak berpendidikan. Jadi sama persis seperti
yang Bible katakan bahwa buku (salah satu nama Al-Qur’an adalah al-kitab yang berarti
buku), diberikan kepada dia yang tidak bisa membaca (ummi) dengan mengatakan:
“Baca ini” (Iqra). Ayat paling pertama yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. seperti adalah Iqra yang berarti baca.

Malaikat Gabriel (Jibril) datang kepada Nabi Muhammad S.A.W. ketika dia
bermeditasi di Gunung Jabbal Nur dekat kota Mekkah. Dia duduk disana untuk
menenangkan pikiran dari masalah yang menerpa penduduk Mekkah, yaitu masalah
politeisme (menyembah berhala), dia pergi ke sana untuk memikirkan Tuhan. Pada
bulan Ramadhan di saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun, Malaikat Gabriel datang
dan berkata “Iqra” (bacalah) namun Rasulullah berkata “Aku tidak bisa baca.” Sekali lagi
malaikat Gabriel menyuruhnya membaca, tapi kali ini dia mencengkramnya dan Nabi
Muhammad tetap mengatakan “Aku tidak bisa baca.” Kemudian malaikat Gabriel
mencengkramnya lebih kuat dan mengatakan “Iqra” (bacalah). Nabi Muhammad
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 37
berkata “Apa yang harus kubaca?” Inilah persis seperti yang dikatakan dalam Yesaya
29:12.

Juga di dalam Yesaya dalam 42:1-13, aku tidak akan membaca semuanya tapi hal
itu menunjukkan tentang seseorang yang dicintai Tuhan dan dia disebutkan sebagai
keturunan Kedar. Kedar adalah anak kedua dari Ishmael, nenek moyang Nabi
Muhammad S.A.W. Tampak sangat jelas dari pernyataan ini, bahwa orang-orang Yahudi
sedang menunggu akan seorang Nabi yang akan muncul dari Bani Israel yang
merupakan keturunan Kedar. Nabi ini akan membawa hukum Tuhan dan dia seperti
Musa.

Lalu, apakah ada nubuat tentang kedatangan Nabi Muhammad dalam Gospel?
Sebenarnya ada sebuah ayat, dan ayat ini terasa kontroversial bahkan di kalangan
orang-orang Kristen sendiri. Ini ada dalam Gospel Yohanes 14:16 yang berbunyi:

“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Penolong lain,
yang akan tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya.”

Jadi kata-kata aslinya dalam Bahasa Yunani adalah Paracletos. Lalu kata ini
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “penolong.” Ada perbedaan
pendapat tentang apakah makna sebenarnya dari kata ini? Tapi beberapa sarjana
Kristen mengatakan bahwa kata itu dalam Bahasa Aramik berarti Ahmad. Ahmad
sebuah julukan yang diberikan kepada Nabi Muhammad di dalam Alqur’an. Dan
sebenarnya kata Ahmad dalam Bahasa Aramik berarti penolong atau sama dengan
Bahasa Yunani “Paracletos”. Dan sangat menarik karena disebutkan bahwa “Dia akan
tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya.” Setelah Penolong terakhir ini datang,
maka tidak ada lagi Penolong yang lain.

Mari lihat dalam Yohanes 15:26

“Aku akan mengutus kepadamu Penolong yang berasal dari Bapa. Dialah Roh yang
akan menyatakan kebenaran tentang Allah. Apabila Ia datang, Ia akan memberi
kesaksian tentang Aku”

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 38


Dengan kata lain, Nabi Muhammad bersaksi tentang Yesus (Nabi Isa) persis
seperti yang ada di dalam Al-Qur’an. Dan Allah menetapkan bahwa kita tidak bisa
menjadi seorang muslim kecuali mengimani para rasul termasuk Yesus (Nabi Isa),
karena dia adalah seorang Rasul Tuhan dan seorang messiah bagi Bani Israel, berbeda
dengan pemahaman orang Kristen yang menganggapnya sebagai Tuhan atau anak
Tuhan.

Dan di dalam Yohanes 14:26 tertulis:

“tetapi Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah kukatakan kepadamu.”

Dan dalam Yohanes 16:7-14 tertulis:

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika aku pergi. Sebab jikalau aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus Dia kepadamu. Kalau Ia datang, Ia akan
menyatakan kepada dunia arti sebenarnya dari dosa, dari apa yang benar, dan dari
hukuman Allah.”

Beberapa umat Kristen mengatakan bahwa sang penolong adalah Roh Kudus. Tapi
ini tidak benar karena Yesus berkata “Jikalau aku tidak pergi, penolong itu tidak akan
datang” sedangkan Roh Kudus mendampingi Yesus dan murid-muridnya. Jadi Penolong
itu bukanlah Roh Kudus.

Sedangkan umat Muslim meyakini bahwa Roh Kudus adalah Malaikat Gabriel
(Malaikat Jibril). Ruhul Qudus adalah Roh Kudus. Ruh = Roh, Qudus=Kudus. Malaikat
Jibril adalah malaikat penyampai wahyu. Jadi wahyu yang baru/Roh Kudus tidak akan
datang, kecuali kalau Yesus telah tiada. Jadi Yesus harus pergi agar penolong
Muhammad S.A.W. datang.

Dan dikatakan “Kalau ia datang, ia akan menyatakan kepada dunia arti sebenarnya
dari dosa, dari apa yang benar, dan dari hukuman Allah. Akan dosa, karena mereka
tidak percaya kepada-Ku” yang berarti mereka tidak percaya kepada Yesus sebagai

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 39


messiah sebagaimana diramalkan dalam gospel. “Akan kebenaran, karena Aku pergi
kepada Bapa dan kamu tidak akan melihat aku lagi.” Dengan kata lain, jika tidak ada
rasul yang diutus, maka manusia akan kehilangan arah. “Tetapi apabila ia datang, yaitu
Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab ia tidak
akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah
yang akan dikatakannya.” Apakah kalian ingat yang tertulis dalam Ulangan 18:18,
bahwa “Ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, dia tidak berbicara oleh
kemauannya sendiri, dia berbicara dari apa yang diwahyukan kepadanya.” Yesus terus
mengulang-ulang kata itu. “Dan dia akan menunjukkanmu hal-hal yang akan datang”
yang berarti nubuat-nubuat Nabi Muhammad tentang masa depan. “Ia akan
memuliakan Aku” yang berarti dia akan berbicara jujur tentang siapa Yesus yang
sebenarnya “Sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari
padaku.”

Rudolf Bultmann dalam bukunya “Gospel of John: A Commentary” menulis:

“Paraclete (penolong) adalah figur yang sama dengan Yesus. Dan hal ini sendiri
mengkonfirmasi kesimpulan bahwa bukti-buktinya cocok untuk keduanya (baik untuk
Yesus maupun “penolong”), jadi dia pasti seperti Yesus. Dan sangat jelas dari Yohanes
14:16, bahwa akan ada 2 paraclete, yaitu Yesus dan orang setelahnya.”

Jadi gambaran Sang Penolong begitu cocok dengan Nabi Muhammad S.A.W.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 40


Nabi Muhammad Disebutkan dalam Kitab Umat
Kristen (Bibel)

Ditulis Oleh: Dr. Zakir Naik dari irf.net

Nabi Muhammad (saw) dalam Perjanjian Lama

Semua nubuat yang disebutkan dalam Perjanjian Lama tentang kedatangan


Muhammad (saw) di bawah ini berlaku untuk orang-orang Yahudi dan juga berlaku
untuk orang-orang Kristen.

1. MUHAMMAD (SAW) dinubuatkan DI KITAB ULANGAN

Tuhan berbicara kepada Musa di Kitab Ulangan 18:18

“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”

Orang-orang Kristen mengatakan bahwa nubuat ini mengacu pada Yesus (Isa as)
karena Yesus (Isa as) sama seperti Musa (as). Musa (as) adalah seorang Yahudi, dan
Yesus (as) adalah seorang Yahudi. Musa (as) adalah seorang Nabi dan Yesus (as) juga
seorang Nabi.

Jika hanya ditetapkan dua persyaratan agar nubuat ini terpenuhi, maka semua
nabi dari Bibel yang muncul setelah Musa (as) seperti Salomo (Sulaiman as), Yesaya,
Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis (Yahya as), dll akan
memenuhi nubuat ini karena mereka semua adalah orang Yahudi dan merupakan nabi.

Namun sebenarnya, Nabi Muhammad (saw) lah yang cocok memenuhi nubuat ini
karena beliau sama seperti Musa (as):

i) Keduanya memiliki ayah dan ibu, sementara Yesus (Isa as) lahir secara mukjizat
tanpa seorang ayah. (Matius 1:18, Lukas 1:35 dan Al-Qur’an[3]: 42-47)

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 41


ii) Keduanya menikah dan memiliki anak. Yesus (Isa as) menurut Bibel tidak
menikah dan tidak punya anak.

iii) Keduanya meninggal di dunia, sementara Yesus (Isa as) telah diangkat hidup-
hidup. (Qs. 4: 157-158)

Muhammad (saw) berasal dari saudara-saudara dari Musa (saw) karena bangsa
Arab adalah saudara-saudara bangsa Yahudi. Abram (Ibrahim as) memiliki dua putra:
Ismael (Ismail as) dan Ishak as. Orang-orang Arab adalah keturunan Ismael (Ismail as)
dan orang-orang Yahudi adalah keturunan Ishak (as).

Tuhan berfirman: Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya

Nabi Muhammad (saw) adalah seorang yang buta huruf dan wahyu yang
diterimanya dari Allah swt disebarkannya kepada orang-orang dengan kata-kata yang
sama persis.

“seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:18)

iv) Keduanya (Muhammad s.a.w dan Musa a.s) selain menjadi nabi juga menjadi
pemimpin/raja dari umat mereka masing-masing. Sedangkan Yesus (as) berkata,
“Kerajaanku bukan dari dunia ini;.” (Yohanes 18:36).

v) Keduanya diterima sebagai nabi oleh orang-orang mereka di masa hidup


mereka, tetapi Yesus (as) ditentang oleh umatnya. orang. Yohanes 1:11 menyatakan, “Ia
datang kepada milik kepunyaannya, tetapi orang-orang kepunyaannya itu tidak
menerimanya.”

iv) Keduanya membawa hukum baru dan peraturan baru bagi umat mereka.
Sementara Yesus (as) menurut Bibel tidak membawa hukum baru. (Matius 5: 17-18).

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 42


2. Disebutkan dalam kitab Ulangan pasal 18:19

“Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu
demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.”

3. Muhammad (saw) dinubuatkan dalam kitab Yesaya

Berikut ini adalah ayat dalam kitab Yesaya 29:12

“dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca
dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat
membaca.”

Hal ini sama seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf[7]: 157 yang
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersifat ummi (buta huruf).

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (buta huruf) yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.”

Itulah mengapa ketika Malaikat Gabriel (Jibril as) memerintahkan Muhammad


(saw) dengan mengatakan “Bacalah!”, maka beliau menjawab, “Saya tidak bisa
membaca” sama seperti ayat dalam kitab Yesaya 29:12 di atas.

4. Nabi Muhammad (saw) disebutkan namanya dalam Perjanjian Lama

Nabi Muhammad (saw) disebutkan namanya dalam Kidung Agung 5:16. Berikut
ini adalah Kidung Agung 5:16 dalam bahasa Ibrani beserta terjemahan bahasa
Indonesianya:

“Hikko Mamittakim kami kullo Muhammadim Zehdoodeh wa bayna Zehraee


Yerusalem.”

“Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah


kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem. ”

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 43


Dalam bahasa Ibrani, imbuhan “im” ditambahkan untuk menunjukkan
penghormatan. Begitu juga imbuhan “im” ditambahkan setelah nama Nabi Muhammad
(saw) sehingga dalam ayat di atas menjadi Muhammadim. Dalam Bibel terjemahan
bahasa Indonesia kata “Muhammadim” sebagai nama Nabi Muhammad di atas telah
diterjemahkan menjadi ” segala sesuatu padanya menarik “, tapi dalam Perjanjian Lama
bahasa Ibrani, kita bisa melihat nama Nabi Muhammad (saw) ada disana.

5. Nabi Muhammad (saw) dalam Perjanjian Baru

Sebelumnya, mari kita baca ayat Quran berikut:

Al-Qur’an[61]: 6

“Dan (ingatlah) ketika ‘Isa ibnu Maryam (Yesus putra Maria) berkata: “Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”
Menarik untuk diamati karena dalam ayat di atas, Yesus a.s memberikan kabar tentang
kedatangan Nabi Muhammad. Dan apa yang dikatakan Yesus a.s tentang nubuat
kedatangan Nabi Muhammad dapat kita temukan dalam ayat-ayat Bibel berikut:

Bibel – Yohanes 14:16

“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.”

Bibel – Yohanes 15:26

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang
keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. ”

Bibel – Yohanes 16:7

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 44


“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

“Ahmed” atau “Muhammad” yang berarti “orang yang terpuji” atau “yang terpuji”
adalah terjemahan dari kata Yunani “Periclytos.” Dalam Yohanes 14:16, 15:26, dan 16:
7, terjemahan bahasa Indonesianya menerjemahkan “Parakletos” menjadi “Penghibur.”
Sebenarnya terjemahan yang lebih tepat untuk kata Yunani “Parakletos” adalah “teman
yang baik” atau “penasihat.” Parakletos adalah kata Yunani yang berasal dari kata
Periclytos. Dengan demikian, Yesus (as) sebenarnya menyebutkan nama Ahmed.
Bahkan kata Yunani “Paraclete” mengacu pada Nabi Muhammad (saw) yang merupakan
rahmat bagi semua makhluk.

Sebagian orang Kristen mengatakan bahwa Penghibur yang disebutkan dalam


nubuat-nubuat ini mengacu pada Roh Kudus. Mereka tidak sadar bahwa dalam ayat di
atas (Yohanes 16:7) dikatakan bahwa Yesus (as) harus pergi dahulu barulah Penghibur
itu datang. Sementara itu, Bibel menyatakan bahwa Roh Kudus sudah ada di bumi
sebelum Yesus (as) lahir, dan ketika Yesus (as) ada di dalam rahim Elizabeth, dan lagi
ketika Yesus (as) telah dibaptis, dll. Oleh karena itu nubuat ini dapat dipastikan
merupakan nubuat untuk Nabi Muhammad SAW.

4. Bibel – Yohanes 16:12-14

“Masih banyak hal yang harus kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum
dapat menanggungnya. Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran, ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab ia tidak akan berkata-kata dari
dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya
dan ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan
aku, sebab ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya daripadaku.”
Roh Kebenaran, yang dibicarakan Yesus dalam ayat ini tidak lain tidak bukan adalah
Nabi Muhammad s.a.w.

Referensi: irf.net

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 45


Bukti-Bukti Keberadaan Tuhan dalam Ciptaan-
Nya

Diterjemahkan dari artikel di situs islamreligion.com

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai
dari apa yang kamu kerjakan.” (Quran 27:93)

“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah
Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Quran
14:52)

Dalam banyak ayat lainnya, Tuhan menegaskan bahwa salah satu tujuan utama
diturunkannya Al-Quran adalah untuk mengajak manusia agar berpikir.

Dalam Quran, Tuhan mengajak manusia agar tidak menerima begitu saja
keyakinan dan nilai-nilai budaya secara buta. Tuhan mengajak manusia untuk
merenungkan dengan menyingkirkan semua prasangka dan penghalang dari pikiran
mereka.

Manusia harus berpikir tentang bagaimana ia bisa eksis, apa tujuan hidupnya,
mengapa ia akan mati, dan apa yang menantinya setelah kematian. Dia harus
mempertanyakan bagaimana ia, dirinya, dan seluruh alam semesta bisa eksis dan
bagaimana semuanya terus berjalan. Saat memikirkan hal-hal ini, ia harus
membebaskan dirinya dari segala prasangka buruk.

Dengan berpikir disertai kejujuran hati nurani, seseorang pada akhirnya akan
merasakan bahwa seluruh alam semesta, termasuk dirinya sendiri, diciptakan oleh
kekuatan superior. Bahkan ketika mengamati tubuhnya sendiri atau hal-hal di alam
sekitarnya, ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam
perancangan dari alam di sekitarnya.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 46


Mengenai hal ini, Quran memandu manusia. Dalam Quran, Tuhan menuntun kita
tentang apa yang harus kita renungkan dan selidiki. Dengan metode perenungan yang
diberikan dalam Quran, orang-orang yang memiliki iman kepada Tuhan akan lebih baik
dalam melihat kesempurnaan, kebijaksanaan abadi, pengetahuan, dan kekuasaan
Tuhan. Ketika seorang beriman mulai berpikir seperti yang dijelaskan dalam Quran, ia
segera menyadari bahwa seluruh alam semesta adalah tanda kekuasaan dan karya
Tuhan, dan bahwa, “alam adalah sebuah karya seni, bukan seniman itu sendiri”. Setiap
karya seni menunjukkan keterampilan yang luar biasa dari siapapun yang telah
membuat dan menyampaikan pesan-pesan di dalamnya.

Dalam Quran, manusia diseru untuk merenungkan berbagai kejadian dan hal-hal
yang secara jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan sifat-sifat Tuhan. Dalam
Quran, semua ciptaan ini adalah “tanda-tanda”, yang menjadi “bukti nyata, pengetahuan,
mutlak, dan ekspresi kebenaran”. Oleh karena itu, tanda-tanda Tuhan adalah semua
ciptaan-Nya di alam semesta yang mengungkapkan dan menyampaikan keberadaan dan
sifat-sifat Tuhan. Mereka yang berpikir akan melihat bahwa seluruh alam semesta
adalah tanda-tanda keberadaan Tuhan.

Inilah memang tanggung jawab umat manusia: untuk dapat melihat tanda-tanda
Tuhan. Dengan demikian, orang tersebut akan datang untuk mengetahui Pencipta yang
menciptakan dirinya dan segala sesuatunya, mendekatkan diri kepada-Nya,
menemukan makna keberadaan dan hidupnya sehingga dia dapat hidup dengan bahagia
di dunia dan akhirat.

Setiap hal, nafas yang kita hirup; perkembangan politik dan sosial; harmoni
kosmik pada alam semesta; bahkan atom, yang merupakan salah satu bagian terkecil
dari materi, adalah tanda-tanda Tuhan, dan mereka semua beroperasi di bawah kendali
dan pengetahuan-Nya, mematuhi hukum-Nya. Mengenali dan mengetahui tanda-tanda
Tuhan memerlukan usaha dari diri kita sendiri. Seseorang akan mengenali dan
mengetahui tanda-tanda Tuhan sesuai dengan kebijaksanaan, kejujuran, dan hati
nuraninya sendiri.

Tidak diragukan lagi, beberapa panduan juga dapat membantu. Sebagai langkah
pertama, kita dapat menyelidiki ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran untuk memperoleh

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 47


gambaran bahwa seluruh alam semesta adalah artikulasi dari segala sesuatu yang
diciptakan Tuhan.

Tanda-tanda Tuhan di alam ditekankan dalam surat yang disebut surat An-Nahl
(surat Lebah):

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-
buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami (nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di
bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan
bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.

Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Quran 16:
10-17).

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 48


Dalam Quran, Tuhan mengajak manusia yang berakal untuk memikirkan masalah-
masalah yang diabaikan sebagian orang hanya dengan menggunakan istilah-istilah
seperti “evolusi”, “kebetulan”, atau “keajaiban alam.”

Dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, ada
tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir: orang yang mengingat Tuhan ketika
berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi:

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Quran 3: 191)

Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, orang-orang yang berpikir pasti melihat
tanda-tanda Tuhan, dan berusaha memahami kekuasaan-Nya dengan mengingat dan
merenungkan, karena pengetahuan Tuhan tak terbatas, dan penciptaan-Nya begitu
sempurna.

Bagi manusia-manusia yang berpikir dengan jujur, segala sesuatu di sekitar


mereka adalah tanda-tanda dari keberadaan Tuhan.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 49


Tanda-tanda Kekuasaan Allah Menjawab

Allah memberikan tanda-tanda kehadiran-Nya yang tersebar di jagat raya.


Tidakkah engkau melihat tanda-tanda itu? Tanda-tanda-Nya adalah keajaiban dari
segala keajaiban, anda saja engkau dapat melihatnya. Jagat raya diselimuti rahasia-
rahasia. Jika engkau mencoba menjelaskannya satu per satu, engkau akan gagal.

Katakan pada dokter yang telah direnggut kematian, “Wahai dokter, obat siapakah
yang menyebabkan kematianmu?”

Katakan pada pasien yang membaik ketika obat-obatan tidak lagi bisa mengobati
mereka. “Siapa yang membuat keadaanmu membaik?” Katakan pada orang sehat yang
meninggal tanpa penyakit apapun “Wahai orang yang sehat, siapa yang membawa
kematian padamu?”

Katakan pada orang yang selalu berhati-hati dan takut terjatuh dalam sebuah
lubang, dan akhirnya dia terjatuh… “Siapa yang membuatmu jatuh?”

Tanyakan pada orang buta yang berjalan di keramaian tanpa menabrak “Siapa
yang menuntun langkahmu?”

Katakan pada janin yang hidup dalam kesendirian tanpa seorang penjaga “Siapa
yang mengurusimu?”

Katakan pada bayi yang ketika terlahir menangis “Oh, apa yang membuatmu
menangis?”

Dan ketika engkau melihat seekor ular mengeluarkan racunnya, tanyakan padanya
“Siapa yang memenuhimu dengan racun itu?” Dan tanyakan padanya “Oh ular,
bagaimana kau bisa hidup sedangkan racun memenuhi mulutmu?”

Dan tanyakan pada perut lebah bagaimana dia terisi dengan madu, dan tanyakan
pada madu “Siapa yang menjadikanmu manis?”

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 50


Tanyakan pada susu murni yang datang melalui darah dan isi perut “Apa yang
membuatmu begitu murni?”

Dan jika kau melihat kehidupan dari yang tadinya mati, kemudian tanyakan
“Wahai makhluk yang hidup, siapa yang menghidupkanmu?”

Katakan pada tanaman yang mengering setelah sebelumnya tumbuh subur “Siapa
yang mengeringkanmu?”

Dan jika engkau melihat tanaman di gurun yang tumbuh sendiri, tanyakan “Siapa
yang membuatmu tumbuh?”

Dan jika kau melihat bulan pada malam hari menebarkan cahayanya, tanyakan
padanya “Siapa yang memunculkanmu pada malam hari?”

Dan tanyakan pada cahaya matahari yang terasa dekat padahal matahari itu jauh
“Apa yang membuatmu datang begitu dekat?”

Tanyakan pada buah yang masam “Siapa yang membuatmu masam di antara
buah-buah yang lain?”

Dan jika engkau melihat pohon kurma dengan biji yang terbelah, tanyakan
padanya “Wahai pohon kurma, siapa yang membelah bijimu?”

Dan jika engkau melihat api yang menyala, tanyakan pada api yang menyala itu
“Siapa yang menyalakanmu?”

Dan ketika engkau melihat gunung yang tinggi menjangkau awan, tanyakan
padanya “Siapa yang mendirikanmu?”

Dan ketika engkau melihat sebuah batu yang retak oleh air, tanyakan padanya
“Siapa yang meretakkan kerasnya dirimu dengan air?”

Dan jika engkau melihat sungai yang mengalir dengan air jernih, tanyakan
padanya “Siapa yang membuatmu mengalir?”

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 51


Dan jika engkau melihat air laut yang mengalir dengan air asin, tanyakan padanya
“Siapa yang membuatmu mengalir?”

Dan jika engkau melihat malam yang berselubung kegelapan, tanyakan padanya
“Wahai malam, siapa yang menenun kegelapanmu?”

Dan jika engkau melihat fajar yang bangkit dengan cahaya, tanyakan padanya
“Wahai fajar, siapa yang membentuk pagimu?”

Tanda-tanda-Nya di jagat raya akan menjawab. Wahai keajaiban dari keajaiban,


andai saja engkau dapat melihatnya. Wahai Tuhan, segala puji hanya bagi-Mu, dan tidak
ada pujian kepada yang lain selain-Mu. Wahai Engkau yang menumbuhkan bunga-
bunga dengan keharumannya, tidak pernah ada yang berdo’a kepada-Mu dan Engkau
mengecewakannya. Wahai Engkau yang membuat sungai jernih mengalir, tidak pernah
ada yang berdo’a kepada-Mu dan Engkau mengecewakannya. Wahai manusia, apa yang
membuatmu menentang-Nya Yang Maha Kuasa?

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 52


Mengenal Tauhid (Mengesakan Tuhan) dan
Syirik (Menyekutukan Tuhan)

Ditulis oleh: Dr. Zakir Naik dari irf.net

Apabila anda belum membaca artikel sebelumnya tentang Konsep Tuhan yang
Benar, diharapkan anda membaca artikel tersebut terlebih dahulu agar lebih
memahami artikel tentang tauhid ini.

Definisi dan Kategori:

Islam meyakini ‘Tauhid’ yang tidak hanya berarti beriman pada Tuhan yang Maha
Esa, melainkan lebih dari itu. Tauhid secara harfiah berarti ‘bersaksi akan ke-Maha Esa-
an Tuhan’ yang berarti ‘menegaskan sifat Maha Esa dari Tuhan’ dan berasal dari kata
kerja bahasa Arab ‘Wahhada’ yang berarti ‘mengesakan.”

Tauhid dapat dibagi menjadi tiga kategori.

1. Tauhid ar-Rububiyah

2. Tauhid al-Asmaa-was-Sifaat

3. Tauhid al-ibadah.

A. Tauhid ar-Rububiyah (mengesakan Tuhan)

Kategori pertama adalah ‘Tauhid ar-Rububiyah’. ‘Rububiyah’ berasal dari kata


“Rabb” yang berarti Tuhan Yang Maha Memelihara Alam Semesta beserta isinya. Oleh
karena itu Tauhid ar-Rububiyah berarti bersaksi akan keesaan Tuhan Semesta Alam.
Kategori ini berdasarkan konsep bahwa hanya Allah (swt) yang menciptakan segala hal
dari ketiadaan. Dia adalah satu-satunya Pencipta, Pemelihara, dan Penjaga alam
semesta beserta isinya, tanpa memerlukan apapun dari alam semesta atau
mengharapkan sesuatu dari alam semesta.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 53


B. Tauhid al-Asmaa was-Sifaat (mengesakan nama dan sifat-sifat Allah):

Kategori kedua adalah ‘Tauhid al Asmaa was Sifaat’ yang berarti mengesakan
nama dan sifat-sifat Allah. Kategori ini dibagi menjadi lima aspek:

(i) Definisi tentang Allah harus merujuk sebagaimana yang dijelaskan oleh-Nya
dan Nabi Muhammad s.a.w. Definisi tentang Allah harus sesuai dengan penjelasan oleh-
Nya sendiri dan Rasulullah s.a.w tanpa memberikan makna lain kepada nama dan sifat-
sifat-Nya selain yang dijelaskan oleh-Nya dan Nabi Muhammad s.a.w.

(ii) Allah harus disebut sebagaimana Ia menyebut diri-Nya


Allah tidak boleh diberikan nama-nama atau sifat-sifat baru. Misalnya Allah tidak dapat
diberi nama Al-Ghaadib (Yang Maha Memurkai), meskipun dalam beberapa ayat dalam
Al-Qur’an dan hadist, Allah murka. Hal ini dikarenakan Allah dan Nabi Muhammad tidak
pernah menggunakan nama ini.

(iii) Allah disebut tanpa memberikan-Nya sifat dari makhluk-Nya

Ketika menyebut Tuhan, kita jangan sampai memberikannya sifat-sifat dari


ciptaan-Nya. Misalnya dalam Bibel, Tuhan digambarkan menyesali pikiran buruk-Nya
sama seperti yang manusia lakukan ketika menyadari kesalahan mereka. Hal ini benar-
benar bertentangan dengan prinsip Tauhid. Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan
apapun dan oleh karenanya Dia tidak pernah menyesal.

Poin penting berkenaan dengan sifat-sifat Allah ada dalam Al Qur’an di Surat Ash-
Syuura

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat.” [Al-Qur’an 42:11]

Mendengar dan melihat adalah kemampuan yang juga dimiliki manusia. Namun,
berkenaan dengan Tuhan, maka penglihatan dan pendengaran Tuhan tidak sama
dengan makhluk ciptaan-Nya. Kita tidak bisa membayngkan dan membandingkan
penglihatan dan pendengaran Tuhan dalam hal kesempurnaan, tidak seperti manusia
yang membutuhkan telinga dan mata, dimana kemampuan penglihatan dan pedengaran
manusia juga terbatas dalam hal ruang dan waktu.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 54
(iv) Makhluk Tuhan tidak boleh memakai sifat-sifat-Nya
Menyebut/memanggil manusia dengan sifat-sifat Tuhan juga bertentangan dengan
prinsip Tauhid. Misalnya, menyebut seseorang dengan sebutan “dia yang tidak memiliki
awal atau akhir (abadi).”

(v) Nama Tuhan tidak dapat diberikan kepada makhluk-Nya


Beberapa nama Tuhan dalam bentuk terbatas, seperti ‘Rauf’ atau ‘Rahim’ adalah nama-
nama yang diizinkan untuk manusia sebagaimana Allah telah menggunakan nama-nama
itu untuk para nabi; tapi ‘Ar-Rauf’ (Maha Shaleh) dan ‘Ar-Rahim’ (Maha Penyayang)
hanya dapat digunakan jika diawali dengan ‘Abdu’ yang berarti ‘hamba.’ Dengan
demikian menamai seseorang ‘Abdur-Rauf’ atau ‘Abdur- Raheem’ dibolehkan dalam
Islam. Demikian pula ‘Abdur-Rasul’ (hamba Rasulullah) atau ‘Abdun-Nabi’ (hamba
Nabi) tidak boleh digunakan.

C. Tauhid al-ibadah (mengesakan Tuhan dalam Ibadah):

(i) Definisi dan makna ‘Ibadaah’:

‘Tauhid al-ibadah’ berarti mengesakan Tuhan dalam ibadah. Ibaadah berasal dari
kata Arab ‘Abd’ yang berarti hamba. Jadi ibadah berarti penghambaan dan
penyembahan.

(ii) Ketiga kategori tersebut harus diikuti secara bersamaan.

Hanya mengimani dua kategori Tauhid tanpa menerapkan Tauhid-al-ibadah


tidaklah berguna. Al-Qur’an memberikan contoh tentang orang-orang musyrik
(penyembah berhala) di zaman Rasulullah yang hanya mengimani dua kategori Tauhid.
Hal ini difirmankan dalam Al Qur’an:

“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup,
dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”.
Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [Al-Qur’an 10:31]

Pesan yang serupa diulangi dalam Surat Az-Zukhruf dalam Al-Qur’an:


[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 55
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)?” [Al-Qur’an 43:87]

Orang-orang kafir Mekkah mengetahui bahwa Allah (swt) adalah Pencipta,


Pemberi rezeki, dan Penguasa mereka. Namun mereka bukan Muslim karena mereka
juga menyembah berhala selain Allah. Allah (swt) menyebut mereka sebagai ‘kuffar’
(orang-orang kafir) dan ‘musyrikin’ (penyembah berhala dan orang-orang yang
menyekutukan Allah).

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam
keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” [Al-Qur’an 12:
106]

Jadi ‘Tauhid al-ibadah’ atau mengesakan Tuhan dalam ibadah adalah aspek yang
paling penting dari Tauhid. Hanya Allah (swt) saja yang layak disembah dan hanya Dia
yang dapat memberikan manfaat kepada manusia yang menyembah-Nya.

Syirik

A. Definisi Syirik: menghilangkan salah satu kategori tauhid yang dijelaskan di atas
atau tidak memenuhi persyaratan Tauhid disebut sebagai ‘syirik’. ‘Syirik’ secara harfiah
berarti menyekutukan. Dalam istilah Islam, syirik berarti menyekutukan Allah dan hal
ini setara dengan menyembah berhala.

B. Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni Allah:


Al-Qur’an menggambarkan dosa terbesar dalam Surat An-Nisaa’:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [Al-
Qur’an 4:48]

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 56


Pesan yang sama diulangi dalam ayat berikut:

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan


Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya.” [Al-Qur’an 4: 116]

C. syirik menjerumuskan manusia ke dalam api neraka:


Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah


Al Masih putera Maryam (Yesus putra Maria)”, padahal Al Masih (Yesus) sendiri berkata:
“Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allahq, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.” [Al-Qur’an 5:72]

D. Ibadah dan Ketaatan kepada selain Allah:

Allah berfirman dalam Surat Ali ‘Imran:

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat


(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah
kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-
orang yang berserah diri (kepada Allah).” [Al-Qur’an 3:64]

Allah berfirman:

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-
habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” [Al-Qur’an 31:27]

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 57


Analisis tentang Konsep Tuhan dalam berbagai Agama menunjukkan bahwa
monoteisme merupakan bagian penting dari setiap agama-agama besar di dunia.
Namun, sangat disayangkan sebagian dari penganut agama ini melanggar ajaran kitab
suci mereka sendiri dan telah menyekutukan Tuhan.

Dengan menganalisis kitab-kitab suci dari berbagai agama, saya menemukan


bahwa semua kitab suci dari berbagai agama menasihati umat manusia untuk beriman
dan tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semua kitab suci berbagai agama mengutuk
orang yang menyekutukan Tuhan, atau menyembah Tuhan dalam bentuk
gambar/berhala. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu


perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak
dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari
lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”
[Al-Qur’an 22:73]

Dasar dari agama adalah menerima petunjuk dari Ilahi. Menolak petunjuk dari
Tuhan dapat berakibat fatal bagi manusia. Sementara kita telah membuat langkah besar
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, kedamaian yang sejati masih hilang dari diri
kita. Semua paham ‘isme’ seperti ateisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-
lain telah gagal menyediakan kedamaian yang sejati tersebut.

Kitab suci dari berbagai agama-agama besar menasihati umat manusia untuk
mengikuti apa yang baik dan menghindari yang jahat. Semua kitab suci mengingatkan
umat manusia yang baik akan diberikan hadiah oleh Tuhan dan kejahatan tidak akan
luput dari hukuman Tuhan!

Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah, kitab suci dari agama manakah yang
memberikan kita ‘instruksi manual’ yang benar yang kita butuhkan untuk mengatur
kehidupan individu dan kolektif kita? Kitab suci agama manakah yang mengajarkan kita
tentang keesaan Tuhan dengan benar? Jawabannya adalah agama Islam seperti yang
sudah dijelaskan di atas.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 58


Saya berharap dan berdoa agar Allah menuntun kita semua menuju Kebenaran
(Aamiin).

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 59


Mengenal Konsep Tuhan yang Benar (Untuk
Muslim dan Non-Muslim)

Ditulis Oleh: Dr. Zakir Naik

Berkenalan dengan Islam

Islam adalah agama Semit, yang memiliki lebih dari satu miliar penganut di
seluruh dunia. Islam artinya “menundukkan diri kepada kehendak Tuhan.” Umat
Muslim menganggap Qur’an sebagai firman Tuhan yang diturunkan kepada nabi
terakhir dan penutup, Muhammad (saw). Dalam perspektif Islam, Tuhan mengutus para
nabi di sepanjang zaman untuk menyebarkan pesan tentang Keesaan Tuhan dan
pertanggungjawaban manusia di akhirat. Islam dengan demikian mewajibkan para
pengikutnya untuk mengimani semua nabi yang diutus di muka bumi, dimulai dari
Adam, Nuh, Abram (Ibrahim), Ishmael (Ismail), Ishak, Yakub, Musa, Daud, Yohanes
Pembaptis (Yahya a.s), Yesus (Isa a.s), dan banyak lagi yang lainnya (semoga Tuhan
merahmati mereka semua).

Definisi Tuhan

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak
ada seorangpun yang serupa dengan-Nya.” [Al-Qur’an 112: 1-4]

Kata ‘As-Samad’ dalam surat Al-Ikhlas[112]: 2 sulit diterjemahkan. Ia berarti


‘eksistensi yang mutlak’, yang hanya menjadi sifat dari Allah (swt), sementara eksistensi
makhluk atau ciptaan lainnya bersifat sementara. Ini juga berarti bahwa Allah (swt)
tidak bergantung pada makhluk atau hal apapun, tapi semua makhluk dan semua hal
bergantung pada-Nya.

Surat Al-Ikhlas – pondasi penting teologi:

Surat Al-Ikhlas (surat ke-112) Al-qur’an, adalah pondasi penting teologi. ‘Theo’
dalam bahasa Yunani berarti Tuhan dan ‘logi’ berarti studi. Jadi Teologi berarti studi
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 60
tentang Tuhan, dan umat Islam menganggap empat ayat tentang Tuhan dalam surat Al-
Ikhlas berfungsi sebagai pondasi penting untuk mengenal Tuhan. Setiap kandidat
keilahian harus diuji dengan tes ini. Karena sifat Allah yang digambarkan dalam surat
ini begitu unik, tuhan-tuhan palsu dan orang yang berpura-pura sebagai tuhan dapat
dengan mudah dieliminasi dengan menggunakan ayat-ayat dari Surat Al-Ikhlas ini.
Bagaimana pandangn Islam tentang “tuhan berwujud manusia?”

India sering disebut sebagai negerinya para tuhan berwujud manusia. Hal ini
disebabkan banyaknya orang-orang yang bergelar master keruhanian di India. Banyak
dari para ‘orang suci’ ini memiliki banyak pengikut di banyak negara, dimana para
pengikut mereka menganggap mereka memiliki sifat ketuhanan/sifat ilahi. Islam
menentang setiap manusia yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Untuk memahami
bagaimana pandangan Islam terhadap orang yang berpura-pura memiliki sifat
ketuhanan, mari kita analisis seseorang yang mengaku punya sifat ilahi, yaitu Osho
Rajneesh.

Mari kita menguji kandidat ini, ‘Bhagwan’ Rajneesh, dengan tes Surat Al-Ikhlas
sebagai pondasi penting teologi:

1. Persyaratan pertama adalah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.” Apakah Rajneesh
bersifat maha esa (hanya satu-satunya)? Tidak! Rajneesh adalah salah satu di antara
banyak ‘guru spiritual’ yang ada di India. Meski begitu, murid dari Rajneesh mungkin
masih berpendapat bahwa Rajneesh adalah satu-satunya.

2. Persyaratan kedua adalah, “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya


segala sesuatu.” Kita tahu dari biografi Rajneesh bahwa ia menderita diabetes, asma, dan
sakit punggung kronis. Dia menuduh bahwa Pemerintah AS memberinya racun dalam
penjara. Bayangkanlah Tuhan diracuni! Dengan demikian, segala sesuatunya tidak
bergantung pada Rajneesh karena dia membutuhkan bantuan orang lain untuk keluar
dari kesulitan-kesulitan yang dialaminya.

3. Persyaratan ketiga adalah ‘Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan’. Kita tahu
bahwa Rajneesh lahir di Jabalpur di India dan memiliki seorang ibu serta ayah yang
kemudian menjadi muridnya.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 61


Pada bulan Mei 1981 ia pergi ke Amerika Serikat dan mendirikan sebuah
komunitas yang disebut ‘Rajneeshpuram’. Dia kemudian menjadi buronan di Amerika
Serikat dan akhirnya tertangkap dan diminta untuk meninggalkan negara itu. Dia
kembali ke India dan menciptakan sebuah komunitas di Pune yang sekarang dikenal
sebagai komunitas ‘Osho’. Dia meninggal pada tahun 1990. Para pengikut Osho
Rajneesh percaya bahwa dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Pada kuburannya di Pune
seseorang dapat menemukan tulisan berikut tercetak pada batu nisannya:

“Osho – tidak pernah lahir, tidak pernah mati, melainkan hanya mengunjungi
planet Bumi pada tanggal 11 Desember 1931 hingga 19 Januari 1990.”

Mereka lupa untuk menyebutkan bahwa ia tidak diberikan visa untuk masuk ke 21
negara di dunia. Dapatkah anda membayangkan bahwa ‘Tuhan’ mengunjungi bumi, dan
membutuhkan visa untuk memasuki sebuah negara!? Uskup Agung Yunani mengatakan
bahwa jika Rajneesh belum dideportasi, mereka akan membakar rumahnya dan rumah
murid-muridnya.

4. Tes keempat, yang merupakan tes paling ketat adalah, “Tidak ada yang serupa
dengan-Nya”. Tepat pada momen Anda bisa membayangkan atau membandingkan
‘Tuhan’ dengan apapun, maka ia (kandidat tersebut) bukanlah Tuhan. Hal ini
dikarenakan tidak mungkin manusia bisa membayangkan gambaran dari Tuhan Yang
Sejati. Kita tahu bahwa Rajneesh adalah seorang manusia, memiliki dua mata, dua
telinga, hidung, mulut dan memiliki janggut putih. Foto-foto dan poster Rajneesh
tersedia di banyak tempat. Tepat pada momen Anda bisa membayangkan atau
mengilustrasikan suatu entitas, maka entitas itu bukanlah Tuhan.

Banyak yang tergoda untuk membuat perbandingan antropomorfik dari Tuhan.


Ambil contoh, Arnold Schwarzenegger, binaragawan dan aktor Hollywood terkenal,
yang memenangkan gelar ‘Mr. Universe ‘ atau ‘orang terkuat di dunia.’ Mari kita anggap
bahwa seseorang mengatakan bahwa Tuhan berkekuatan seribu kali lebih kuat
daripada Arnold Schwarzenegger. Tepat pada saat Anda dapat membandingkan entitas
apapun dengan Tuhan, entah membandingkannya dengan Schwarzenegger atau King
Kong, entah itu seribu kali atau sejuta kali lebih kuat, maka ia telah gugur dalam tes Al-
Qur’an, “Tidak ada yang serupa dengan-Nya”.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 62


Dengan demikian, ‘tes’ ini tidak bisa dilalui oleh siapapun kecuali Tuhan Yang
Sejati. Ayat Al-Qur’an berikut menyampaikan pesan yang serupa:

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segalanya; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Al-Qur’an 6: 103]
Dengan nama apa kita menyebut Tuhan?

Umat Islam lebih suka memanggil Sang Pencipta, dengan kata Allah, daripada
menggunakan kata bahasa Inggris ‘God’ atau kata bahasa Indonesia ‘Tuhan.’ Hal ini
dikarenakan kata Arab ‘Allah’ bersifat murni dan unik, tidak seperti kata bahasa Inggris
‘God’, yang dapat dimain-mainkan (dipelesetkan).

Jika Anda menambahkan ‘s’ pada kata ‘God’, ia menjadi ‘Gods’, yang merupakan
bentuk jamak dari kata Tuhan. Allah itu satu dan esa, tidak ada bentuk jamak dari Allah.
Jika Anda menambahkan ‘Dess’ pada kata ‘God’, ia menjadi ‘Goddess’ yang berarti Tuhan
perempuan. Tidak ada yang namanya Allah laki-laki atau Allah perempuan. Allah tidak
memiliki gender.

Jika Anda menambahkan kata ‘father’ pada kata ‘God’ ia menjadi ‘God-father’. God-
father berarti seorang wali. Tidak ada yang namanya ‘Allah-Abba’ atau ‘Allah-ayah’.
Jika Anda menambahkan kata ‘mother’ pada ‘God’, ia menjadi ‘God-mother.’ Tidak ada
yang namanya ‘Allah-ummi’ atau ‘Allah-ibu’ dalam Islam. Allah adalah kata yang unik.
Jika Anda memberi awalan ‘tin’ sebelum kata ‘God’, ia menjadi ‘tin-God’, yang berarti
Tuhan palsu.

Allah adalah kata yang unik, yang tidak membuat seseorang membayangkan
gambaran mental apapun juga tidak bisa dimain-mainkan. Oleh karena itu umat Islam
lebih memilih menggunakan kata Arab ‘Allah’ untuk Sang Pencipta. Kadang-kadang,
bagaimanapun, ketika berbicara dengan non-Muslim kita perlu menggunakan kata yang
kurang tepat untuk Allah, yaitu dengan menyebutnya “Tuhan.” Karena pembaca dari
artikel ini terdiri baik dari Muslim maupun non-Muslim, saya menggunakan kata Tuhan
di beberapa tempat dalam artikel ini.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 63


Tuhan tidak berwujud manusia:

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa Tuhan tidak menjadi manusia tetapi
hanya menyamar menjadi wujud manusia. Jika Tuhan hanya mengambil bentuk
manusia tetapi tidak menjadi manusia, Dia harusnya tidak memiliki sifat manusia
apapun. Kita tahu bahwa semua ‘Tuhan berwujud manusia’ yang ada dalam kitab suci
agama-agama besar di dunia, memiliki sifat seperti manusia dan kelemahan-kelemahan
manusia. Mereka mempunyai semua kebutuhan manusia seperti kebutuhan untuk
makan, tidur, dll.

Oleh karena itu menyembah Tuhan dalam bentuk manusia adalah kesalahan logis
dan harus ditentang dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Itulah alasan mengapa Al-Qur’an berbicara menentang segala bentuk


antropomorfisme. Allah berfirman dalam ayat berikut:

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” [Al-Qur’an 42:11]

Tuhan tidak melakukan tindakan yang tidak ilahi:

Sifat-sifat Tuhan menghalangi-Nya melakukan kejahatan apapun karena Tuhan


adalah sumber keadilan, kasih, dan kebenaran. Tuhan tidak mungkin melakukan
tindakan yang tidak mencerminkan keilahian-Nya. Oleh karena itu kita tidak bisa
membayangkan Tuhan berbohong, bersikap tidak adil, membuat kesalahan, melupakan
hal-hal, atau memiliki kebutuhan layaknya manusia. Tuhan memang dapat melakukan
ketidakadilan jika Dia ingin melakukannya, tetapi Dia tidak akan pernah melakukannya
karena menjadi tidak adil bukanlah sifat ketuhanan.

Allah berfirman:

“Allah tidak pernah tidak adil walau sedikit pun.” [Al-Qur’an 4:40]

Tuhan dapat menjadi tidak adil jika Dia menghendaki, tapi saat Tuhan melakukan
ketidakadilan, Ia tidak lagi menjadi Tuhan.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 64


Tuhan tidak berbuat kesalahan

Tuhan bisa melakukan kesalahan jika Dia ingin, tetapi Dia tidak melakukan
kesalahan karena melakukan kesalahan adalah tindakan yang tidak ilahi. Al-Qur’an
berfirman:

“… Tuhan kami tidak pernah melakukan kesalahan tidak pula lupa.” [Al-Qur’an
20:52]

Saat Tuhan melakukan kesalahan, ia tidak lagi menjadi Tuhan.

Tuhan tidak melupakan

Tuhan bisa melupakan jika Dia ingin. Tapi Tuhan tidak melupakan apapun karena
lupa adalah tindakan yang tidak ilahi, yang mencerminkan sifat dan keterbatasan
manusia. Al-Qur’an berfirman:

“… Tuhan kami tidak pernah melakukan kesalahan tidak pula lupa.” [Al-Qur’an
20:52]

Tuhan hanya melakukan tindakan Ilahi:

Konsep Tuhan dalam Islam adalah bahwa Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah berfirman di beberapa ayat (Al -Qur’an 2: 106; 2: 109; 2: 284; 3:29; 16:77; dan 35:
1):

“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Selanjutnya, Allah berfirman:

“Allah Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” [Al-Qura’n 85:16]

Kita harus paham bahwa Tuhan hanya melakukan tindakan yang mencerminkan
sifat ilahi-Nya dan tidak melakukan tindakan yang tidak ilahi.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 65


FILOSOFI dari ANTROPOMORFISME

Banyak agama meyakini filosofi antropomorfisme baik secara langsung atau tidak
langsung. Filosofi ini mengatakan bahwa Tuhan menjadi manusia. Argumen mereka
adalah bahwa Tuhan begitu murni dan suci sehingga Dia tidak bisa memahami
sepenuhnya kesulitan, kekurangan, dan perasaan manusia. Dalam rangka untuk
menetapkan aturan bagi manusia, Dia turun ke bumi sebagai manusia. Logika yang
salah ini telah menipu jutaan manusia dari sepanjang zaman. Mari kita menganalisis
argumen ini dan melihat apakah itu masuk akal atau tidak.

Pencipta mempersiapkan instruksi manual

Misalkan saya menciptakan sebuah DVD player. Apakah saya harus menjadi DVD
player untuk mengetahui apa yang baik atau yang buruk bagi DVD player? Yang akan
saya lakukan adalah menulis sebuah instruksi manual: “Jika anda ingin menonton
sebuah film, masukkan kepingan DVD dan tekan tombol putar. Untuk berhenti, tekan
tombol stop. Jika Anda ingin mempercepatnya tekan tombol FF. Jangan jatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ia akan rusak. Jangan direndam dalam air karena dapat
menyebabkan kerusakan.” Saya menulis sebuah instruksi manual yang berisi petunjuk
tentang tata cara merawat DVD player tersebut.

Al-Qur’an adalah instruksi manual bagi manusia:

Demikian pula, Pencipta kita yaitu Allah (swt) tidak perlu mewujud menjadi
manusia untuk mengetahui apa yang baik atau buruk bagi manusia. Dia memilih untuk
mewahyukan sebuah instruksi manual. Instruksi manual yang terakhir dan penutup
bagi manusia adalah Al-Qur’an. Yang “boleh” dan “tidak boleh dilakukan” manusia
disebutkan dalam Al Qur’an.

Jika kita membandingkan manusia dengan mesin, tentu saja manusia lebih rumit
daripada mesin yang paling rumit sekalipun di dunia ini. Bahkan komputer yang paling
canggih, yang sangat rumit, jauh sekali bila dibandingkan dengan faktor fisik, psikologis,
genetik, sosial dan segudang faktor lainnya yang mempengaruhi kehidupan manusia di
tingkat individu maupun kolektif. Semakin canggih mesin, semakin besar kebutuhannya

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 66


akan instruksi manual. Dengan logika yang sama, bukankah manusia memerlukan
instruksi manual untuk mengatur kehidupan mereka?

Tuhan memilih para nabi:

Tuhan tidak perlu turun ke bumi secara pribadi untuk memberikan instruksi
manual-Nya. Dia memilih orang-orang pilihan di antara umat manusia untuk
menyampaikan pesan-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya di tingkat yang lebih tinggi
melalui medium berupa wahyu. Orang-orang pilihan ini disebut nabi-nabi Tuhan.
Sebagian orang ‘buta’ dan ‘tuli’:

Meskipun filosofi antropomorfisme tidak masuk akal, banyak pengikut agama-


agama yang mengajarkan antropomorfisme mempercayainya dan mengkhotbahkannya
kepada orang lain. Bukankah ini menghina kecerdasan manusia dan Sang Pencipta yang
telah memberikan kita kecerdasan? Orang-orang seperti itu benar-benar ‘tuli’ dan ‘buta’
meskipun pendengaran dan penglihatan telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan.
Allah berfirman:

“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang
benar),” [Al-Qur’an 02:18]

Bibel memberikan pesan serupa dalam Injil Matius:

“Sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak
mendengar dan tidak mengerti.” [Bibel, Matius 13:13]

Pesan serupa juga diberikan dalam Kitab Suci Hindu di Rigweda.

“Mungkin ada seseorang yang melihat kata-kata namun sesungguhnya tidak


melihatnya; Mungkin ada orang lain yang mendengar kata-kata tapi sesungguhnya tidak
mendengarnya.” [Rigweda 10: 71: 4]

Semua kitab suci ini memberitahu para pembacanya bahwa meskipun hal-hal itu
begitu jelas namun banyak orang yang berpaling jauh dari kebenaran.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 67


Sifat-sifat Tuhan:

Untuk kepunyaan Allah-lah nama yang paling indah. Allah berfirman:

“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik).” [Al-Qur’an 17:
110]

Pesan yang sama tentang nama-nama/sifat-sifat indah Allah (swt) diulang dalam
Al-Qur’an dalam Surat Al-A’raf[7]: 180, dalam Surat Taha[20]: 8) dan dalam Surat Al-
Hasyr[59]:24.

Al-Qur’an menyebutkan tidak kurang dari sembilan puluh sembilan nama untuk
Allah SWT. Al-Qur’an menyebut Allah sebagai Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim
(Maha Penyayang) dan Al-Hakim (Maha Bijaksana) di antara banyak nama lainnya.
Anda dapat memanggil Allah dengan nama apapun tetapi haruslah nama atau sifat-Nya
yang indah dan tidak boleh mendatangkan bayangan mental apapun.

Setiap nama Tuhan itu unik dan dimiliki oleh-Nya saja:


Tuhan memiliki nama yang unik, dan juga setiap nama Tuhan sudah cukup agar kita
dapat mengenali-Nya. Saya akan menjelaskan hal ini secara rinci. Mari kita ambil contoh
dari seorang sosok terkenal, misalnya Neil Armstrong. Neil Armstrong adalah seorang
astronot. Pribadinya yang menjadi astronot sudah benar, tetapi tidak dimiliki oleh Neil
Armstrong sendiri. Jadi, ketika seseorang bertanya, “siapakah yang merupakan
astronot?” Jawabannya adalah, ada ratusan orang di dunia yang berprofesi sebagai
astronot. Neil Armstrong adalah orang Amerika. Atribut Amerika yang dimiliki oleh Neil
Armstrong sudah benar, tetapi tidak cukup untuk mengidentifikasi dirinya.

Jadi, ketika seseorang bertanya, “Siapakah orang Amerika?” Jawabannya adalah,


ada ratusan juta orang yang berkebangsaan Amerika. Untuk mengidentifikasi keunikan
seseorang, kita harus mencari sifat unik yang dimiliki oleh orang itu saja dan tidak
dimiliki orang lain. Misalnya, Neil Armstrong adalah manusia pertama yang
menginjakkan kaki di bulan. Jadi, ketika seseorang bertanya, “Siapa orang pertama yang
menginjakkan kaki di bulan?” Jawabannya hanya satu, yaitu Neil Armstrong.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 68


Demikian pula sifat dari Tuhan Yang Maha Esa harus unik. Jika saya berkata
bahwa Tuhan bisa membangun sebuah bangunan, hal ini benar, tetapi tidak unik.
Ribuan orang dapat membangun sebuah bangunan. Tapi setiap sifat dari Allah itu unik
dan tertuju hanya kepada Allah. Misalnya, Tuhan adalah pencipta alam semesta. Jika
seseorang bertanya “Siapakah pencipta alam semesta?”, jawabannya hanya satu, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa adalah Penciptanya. Demikian pula, berikut ini adalah sebagian
dari banyak sifat unik yang hanya dimiliki oleh Pencipta alam semesta, Allah SWT:
“Ar-Rahim”, Maha Penyayang “Ar-Rahman”, yang Maha Pengasih “Al-Hakim”, yang Maha
Bijaksana

Jadi, ketika seseorang bertanya, “Siapakah ‘Ar-Rahim’, (Maha Penyayang)?”, Hanya


ada satu jawaban: “Allah SWT”.

Salah satu sifat Tuhan tidak boleh bertentangan dengan sifat lainnya:
Selain sifat yang unik, sifat-Nya tidak boleh bertentangan dengan sifat lainnya.
Melanjutkan dari contoh sebelumnya, misalkan seseorang mengatakan bahwa Neil
Armstrong adalah astronot Amerika yang merupakan manusia pertama yang
menginjakkan kaki di bulan dan berkebangsaan India. Sifat yang dimiliki oleh Neil
Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan adalah benar.
Tapi sifat yang terkait sebagai seorang India, adalah salah. Demikian pula jika seseorang
mengatakan bahwa Allah adalah Pencipta Alam Semesta yang memiliki satu kepala, dua
tangan, dua kaki, dll, sifat-Nya sebagai Pencipta Alam Semesta sudah benar tetapi sifat
yang terkait dengan wujudnya (berwujud manusia) adalah salah.

Semua sifat harus menunjuk kepada satu-satunya Tuhan:

Karena hanya ada satu Tuhan, semua sifat harus merujuk kepada satu-satunya
Tuhan. Dengan mengatakan bahwa Pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Maha Esa
sementara yang merawat alam semesta adalah Tuhan yang lain adalah tidak masuk akal
karena Tuhan memiliki semua sifat ini (menciptakan, merawat, menjaga alam semesta,
dsb).

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 69


Keesaan Tuhan

Sebagian penyembah berhala berpendapat bahwa keberadaan lebih dari satu


Tuhan itu logis. Logikanya, jika ada lebih dari satu Tuhan, mereka akan saling
bertengkar satu sama lain, masing-masing Tuhan berusaha untuk memaksakan
kehendak-Nya terhadap kehendak Tuhan-tuhan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam
mitologi agama politeistik dan panteistik (misalnya mitologi Yunani). Jika ada ‘Tuhan’
yang dikalahkan atau tidak mampu mengalahkan yang lain, dia tentunya bukanlah
Tuhan yang benar. Juga populer di kalangan agama-agama politeistik adalah gagasan
tentang banyaknya dewa-dewa, yang memiliki tanggung jawab masing-masing. Setiap
dari mereka bertanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan hidup umat manusia,
misalnya ada Dewa Mahatari, Dewa Hujan, dll. Hal ini menunjukkan bahwa ‘Tuhan’
tidak kompeten untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dan Dia juga tidak
mengetahui tentang kekuatan, tugas, fungsi, dan tanggung jawab Tuhan/dewa-dewa
yang lainnya. Seharusnya Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Melakukan Sesuatu. Jika
ada lebih dari satu Tuhan pastinya akan menimbulkan kekacauan, gangguan,
perselisihan, dan kehancuran di alam semesta. Kenyataannya, alam semesta kita
berjalan selaras dan teratur. Allah berfirman:

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang
mereka sifatkan.” [Al-Qur’an 21:22]

Jika ada lebih dari satu Tuhan, mereka akan saling berselisih dan menjatuhkan
yang lain. Allah berfirman:

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain)
beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” [Al-Qur’an
23:91]

Dengan demikian keberadaan satu Tuhan yang Maha Benar, Unik, Agung, dan
Maha Kuasa, adalah satu-satunya konsep Tuhan yang logis.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 70


Sekian artikel kali ini.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 71


Ateisme dan Agnotisme Bertentangan dengan
Ilmu Pengetahuan

Pada tulisan kali ini kita akan fokus membahas ateisme. Aku ingin memulainya
dengan membaca kutipan F.W. Norwood “Tragedi terbesar kehidupan adalah ketika
seseorang kehilangan Tuhan dan tidak merindukan-Nya.” Para ateis mengaku mereka
bisa menjelaskan keberadaan manusia melalui ilmu pengetahuan, melalui Big Bang, dan
evolusi karena jawaban ini memuaskan mereka. Masalahnya teori Big Bang dan evolusi
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Kenapa? Karena prinsip umum dari ilmu
pengetahuan adalah konsep entropi. Entropi adalah sebuah prinsip yang mengatakan
semua akan menjadi kacau kecuali ada yang mengendalikannya. Jika ada yang mengatur
dalam suatu proses, barulah proses itu berjalan dengan teratur.

Dan tidak peduli apakah kau membicarakan tentang kamar anakmu, wastafel
dapur, atau reaksi kimia yang rumit. Jika tidak ada yang mengurus kamar anakmu, maka
kamar anakmu akan jadi berantakan. Jika tidak ada yang membersihkan cucian kotor di
wastafel dapur maka mereka makin bertumpuk, dan jika tidak ada yang mengendalikan
reaksi kimia maka dia akan berantakan dan terkadang menjadi bencana. Jika tidak ada
yang mengatur suatu proses maka hal itu akan menjadi kacau. Dengan begitu, melalui
proses yang menjadikan adanya keteraturan, maka harus ada kekuatan yang
mengendalikan proses tersebut.

Tapi apakah kita dapat percaya bahwa Big Bang, kejadian yang paling dashyat
dalam sejarah, dimana semua materi dan energi di jagat raya berkumpul dalam sebuah
inti yang sangat padat kemudian meledak hingga menciptakan jagat raya yang
diameternya 240.000.000.000.000.000.000.000 mil dan hal ini terjadi karena
kebetulan? Dan ledakan ini bukannya menghasilkan kekacauan tapi malah
menghasilkan kesempurnaan dalam harmoni? Dan milyaran galaksi tapi tidak satupun
yang bertabrakan satu sama lain?

Dan juga apakah kita harus percaya bahwa evolusi yang merupakan proses
perkembangan elemen-elemen primitif, amino acid yang merupakan dasar dari

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 72


terbuatnya dinding protein yang berkembang menjadi organisme bersel tunggal.
Kemudian organisme bersel tunggal berevolusi dalam jangka waktu jutaan tahun
menjadi berbagai macam makhluk hidup dan hal ini menciptakan keberagaman
kehidupan? Sekali lagi proses ini seharusnya menjadi kacau jika tidak ada yang
mengendalikan bukan malah menjadi sempurna. Karena alasan itu, para peneliti
sekarang telah memungkiri konsep evolusi dan memberi label “The Intelligent Design.”
Mereka menyimpulkan tidak mungkin semua ini terjadi tanpa ada pengendalian dari
kuasa yang lebih tinggi.

Dan ada masalah lain juga, contohnya evolusi atau seleksi alam bisa menceritakan
tentang keragaman hayati. Dia dapat menjelaskan mengapa kuda jutaan tahun lalu
bertubuh pendek dan kemudian mereka menjadi tinggi. Dia dapat menjelaskan
darimana asalnya dinosaurus dan kemana mereka pergi.

Tapi yang tidak dapat dijelaskan adalah keberadaan nyawa. Darimana asal nyawa
dan bagaimana mungkin nyawa juga berevolusi? Darimana kehidupan berasal? Ketika
makhluk hidup atau hewan mati, terkadang organnya masih berfungsi. Jika organnya
masih berfungsi, tapi kenapa tubuhnya mati? Kemana hidupnya pergi dan darimana
asalnya? Kita bisa mentransplantasi hampir semua organ di tubuh, kita bisa membuat
sebuah Frankenstein, tapi tak seorangpun yang dapat membuatnya hidup. Bahkan
semua ilmuwan di seluruh dunia tidak bisa menciptakan sayap seekor lalat. Kita tidak
bisa menciptakan makhluk hidup sama sekali.

Dan ada sebuah pepatah yang mengatakan “There’s no atheist in a foxhole.” Yang
berarti semua orang pernah mengalami panik dan putus asa. Pada masa-masa itu
mereka meminta bantuan tidak kepada siapapun, kecuali kepada Sang Pencipta. Kata
yang terucap adalah “Oh Tuhan tolong aku” bahkan dari mulut seorang ateis.

Seorang penyair Inggris, Elizabeth Browning dalam The Cry of the


Humanmenuliskan dua buah bait yang sangat indah “Dan mulut mengatakan: Tuhan
kasihanilah aku tapi dia tidak pernah mengatakan terpujilah Tuhan.” Akan datang suatu
masa ketika semua manusia dikumpulkan pada hari kiamat dan mereka yang tidak
pernah mengagungkan Tuhan memohon agar Tuhan mengampuni mereka. Tapi

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 73


bagaimana mungkin mereka mengharapkan ampunan dari Tuhan yang tidak pernah
mereka kenal dan tidak pernah sembah?

Do’a seorang skeptis adalah awal yang bagus. Bagi kalian yang tahu bagaimana
kisahku masuk Islam, ketahuilah bahwa kisahku dimulai dengan do’a orang skeptis.
Do’a yang kupanjatkan adalah “Oh Tuhan jika memang Kau ada…” Aku bahkan tak yakin
akan adanya Tuhan karena aku seorang ateis pada waktu itu. Banyak orang berpikir
bahwa aku orang Kristen dan aku masuk Islam melalui Kekristenan, tapi itu tidaklah
benar. Aku tadinya seorang ateis yang menjadi religius, yang mencari kebenaran tapi
tidak dapat menemukannya dalam Kekristenan. Akhirnya aku menemukannya dalam
Islam. Aku adalah seorang ateis yang berdo’a “Oh Tuhan jika Kau ada, tolonglah aku dan
tuntunlah aku.” Dan aku berjanji, jika Tuhan menuntunku ke dalam agama yang paling
menyenangkan-Nya, maka aku akan mengikutinya. Dan itu adalah do’a yang dapat
dilakukan siapapun. Berdo’alah kepada Pencipta kita seperti itu.

Jadi ketika kita melihat masa lalu, kita akan melihat orang-orang terkenal
membicarakan hal ini, Francis Bacon berkomentar:

“Aku lebih baik percaya semua dongeng dan legenda dalam Talmud dan Al-Qur’an
daripada percaya bahwa jagat raya yang sempurna ini tanpa ada yang mengendalikan.
Tuhan tidak pernah menciptakan keajaiban untuk meyakinkan para ateis, karena
ciptaan-Nya yang biasa sudah cukup meyakinkan.”

Lebih banyak seseorang belajar tentang keragaman hayati, maka seharusnya


mereka tahu bahwa hal ini tidak mungkin terjadi karena kebetulan. Sekali lagi, jika kita
lihat teori evolusi, bagaimana mungkin mereka malah menghasilkan kesempurnaan
bukannya kekacauan? Jika kita melihat sebuah gedung, maka kita tahu bahwa ada
seorang arsitek, kita melihat sebuah patung, maka kita tahu bahwa ada seorang
pembuat patung, kita lihat sebuah lukisan, maka kita tahu ada pelukisnya, tapi mengapa
jika kita melihat makhluk hidup, kita tidak mengenal adanya Pencipta?

Banyak orang gagal melihat aspek kehidupan yang mereka anggap “tidak bersifat
Ketuhanan.” Mereka berkata “Bagaimana mungkin jika Tuhan itu ada, tragedi ini dan itu
masih saja terjadi?” Tapi siapa diri kita sehingga berani mempertanyakan metode dari
Pencipta kita? Ya, ada sebagian bayi yang mati. Dan juga ada pepatah yang mengatakan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 74
“Siapa yang dicintai Tuhan, akan mati muda.” Dapatkah seseorang mengerti pepatah
ini? Aku mengerti. Hal itu masuk akal bagiku. Jika ada siapapun yang ditanya “Apa yang
lebih kau inginkan, untuk melanjutkan hidup ini atau langsung pergi ke surga?” Mereka
tentu langsung ingin menuju surga. Jadi apakah kematian seorang bayi adalah tragis?
Menurutku, itu bukanlah kematian, itu adalah tahap menuju kehidupan selanjutnya.

Banyak ateis angkat mengatakan “Bagaimana mungkin tragedi ini terjadi dan kau
masih menganggap Tuhan ada?” Dan aku hanya ingin memberitahukan bahwa tidak
semuanya merupakan tragedi bagi orang yang mengalaminya. Seorang anak yang mati
dan pergi ke surga, jika dia ditanya ketika mereka di surga, apakah itu merupakan
sebuah tragedi atau nikmat Tuhan, tentunya mereka akan mengatakan “Ini adalah
nikmat dari Tuhan.” Jadi semua ini hanyalah menurut sudut pandang masing-masing
orang.

Dan dalam kehidupan dunia ini, orang-orang pilihan Tuhan-lah yang mengalami
cobaan terbesar. Mereka direndahkan oleh kaumnya sendiri, disiksa, dibunuh, anak-
anak mereka ada yang mati. Jadi kita harus mengerti bahwa hidup ini merupakan ujian.
Hidup ini adalah tempat membuktikan apakah kita layak menerima hadiahnya dalam
kehidupan akhirat. Surga itu diraih dengan usaha, kau meraihnya lewat kesusahan,
bukan dari kesenangan duniawi.

Satu hal yang ingin kusimpulkan adalah tidak seorang pun yang ingin mengakhiri
sebuah kejadian yang menyenangkan dengan tragedi. Tidak seorang pun yang pergi
bersenang-senang di suatu kota, kemudian kecopetan, dan menyimpulkan “Wow, itu
menyenangkan, aku ingin merasakannya lagi.” Tidak seorang pun yang mengalami
pengalaman paling menyenangkan tapi pada akhirnya berakhir dengan sebuah tragedi
yang menyedihkan, dan menyimpulkan bahwa itu menyenangkan. Begitu juga, kita
seharusnya tidak melihat hidup ini sebagai waktu untuk bermain-main dan pada
akhirnya malah masuk neraka di akhirat.

Tapi, seperti yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an “Kehidupan di dunia ini adalah
sedikit saja dari kesenangan hidup di akhirat.” Kesenangan duniawi yang didapat para
kriminal tidak setimpal dengan hukuman yang akan mereka terima di akhirat.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 75


Jarang ada makan siang gratis di dunia ini. Setiap orang tahu, jika kau ingin
dibayar dalam tempat kerjamu, maka kau harus bekerja. Jika kau lalai, maka kau akan
dipecat. Sebuah produk yang tidak memuaskan akan dibuang. Jika kita diumpamakan
sebuah produk dan kita tidak memuaskan, maka kita akan masuk neraka.

Sekali lagi aku akan kutip ayat Al-Qur’an “Dan Aku tidak menciptakan golongan jin
dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” Jadi itulah pekerjaan kita, untuk melayani
dan menyembah Pencipta kita. Seperti yang dikatakan Francis Bacon:

“Mereka yang menolak Tuhan berarti menghancurkan kehormatan manusia.


Karena pastinya jasmani manusia sama dengan hewan. Jika dia tidak merindukan
Tuhan dengan jiwanya, maka dia adalah hewan dan makhluk yang hina.”

Semoga kita semua dijauhkan dari ateisme. Jika kau tidak percaya adanya Tuhan,
maka jadi sukar untuk beribadah kepada Tuhan. Solusinya adalah berdo’a dengan tulus
dan meminta kepada Sang Pencipta “Oh Tuhan jika kau ada, maka tuntunlah aku
kedalam agama kebenaran. Dan jika memang ada agama kebenaran, maka aku akan
mengikutinya.” Jika kau berdo’a dengan ikhlas dan tulus, Insya Allah Sang Pencipta
menjawab do’a itu.

Sekarang kita akan mendiskusikan agnotisme. Agnotisme adalah orang-orang


yang tidak tahu bagaimana caranya agar percaya pada Tuhan. Konsep agnotisme adalah
a-nostik, “tidak mengetahui” atau tidak dapat membuktikan. Dibaca dari huruf latinnya,
“a” berarti tidak dan “nostik” berarti pengetahuan.

Jadi mereka tidak dapat membuktikan keberadaan Tuhan. Menurut definisi


Thomas Henry Huxley yang menciptakan istilah agnotisme, mereka bisa saja orang
Kristen, seorang Yahudi, atau Muslim, dan mereka dikategorikan agnostik. Maksudnya
mereka percaya dan menyembah Tuhan, tapi mereka tidak bisa membuktikan
keberadaan Tuhan. Apa yang membuat hati seseorang menjadi yakin tentang adanya
Tuhan? Pengetahuan religius tidak seperti pengetahuan akademis. Dia berasal dari hati
dan juga intelektual. Pengetahuan agama dan menjadi yakin akan adanya Sang Pencipta,
merupakan hadiah dari Pencipta kita.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 76


Jadi seseorang bisa mengaku sebagai seorang ateis atau agnostik dan ideologi itu
memuaskan mereka. Tapi ada banyak hal dalam kehidupan yang tidak dapat
dibuktikan. Misalnya kau tidak bisa melihat gravitasi. Pada dasarnya kau tidak bisa
melihat sebuah black hole, meskipun ada bukti-bukti yang menunjukkan keberadaan
black hole. Kau juga tidak dapat membuktikan rasa laparmu, kau tidak dapat
membuktikan sakit kepalamu. Kau dapat menunjukkan gejala-gejalanya tapi kau tidak
dapat membuktikannya. Kita mempercayai gravitasi, entropi, lubang hitam. Emosi kita
merasakannya dan ada bukti-bukti kuat yang menandakan keberadaan mereka. Dan
begitu juga bukti-bukti yang sangat banyak membuktikan bahwa memang ada Sang
Pencipta. Seseorang bertanya “Mengapa kau percaya adanya Tuhan?” Dan dia
menjawab:

“Jika aku melihat jejak kambing, maka aku tahu pasti ada domba atau kambing
yang lewat. Jika aku melihat jejak kaki unta, aku tahu pasti ada seekor unta. Dan jika aku
melihat jejak manusia, maka aku tahu ada orang yang lewat. Dan jika aku melihat
makhluk hidup, maka aku tahu adanya Sang Pencipta.”

Jadi bagi mereka yang tidak yakin akan adanya Tuhan, jangan berputus asa
karenanya. Berdo’alah kepada Sang Pencipta agar Dia menunjukkannya kepadamu.
Berdo’alah, “Oh Tuhan, jika Kau ada…” Dengan begitu, aku harap suatu hari nanti kita
semua percaya keberadaan Tuhan. Dan ketika kita percaya, langkah berikutnya adalah
untuk menelusuri rantai wahyu dan sampai pada agama kebenaran.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 77


3 Argumen Terbaik untuk Membantah Ateisme |
Bukti Bahwa Tuhan Itu Ada

Di dalam Quran, Allah telah berfirman sekitar 750 kali agar kita mengintrospeksi
diri. Misalnya dalam surat Fushshilat ayat 53, Allah berfirman:

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi
atas segala sesuatu? (Q.S. Fushshilat:53)

Ketika kita berpikir menggunakan ilmu pengetahuan dan logika, maka kita akan
tahu bahwa hanya ada satu Tuhan dan ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka kita akan
tahu bahwa inilah firman Tuhan yang sesungguhnya.

Dan inilah keunggulannya, Islam tidak menjauhkan ilmu pengetahuan, Islam tidak
mengesampingkan para ilmuwan seperti yang dilakukan beberapa agama di masa lalu.

Segala yang telah diteliti di masa sekarang oleh para ilmuwan, ternyata terbukti
secara ilmiah di dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Maka sekarang mari kita bahas ketiga argumen yang akan membuktikan
keberadaan Tuhan dan membantah paham ateisme.

Argumen #1: Hukum Kedua Termodinamika.

Mungkin melihat dari istilahnya, kita akan berpikir bahwa hukum ini rumit, tapi
sebenarnya sangat mudah dimengerti. Hukum fisika ini pada dasarnya mengungkapkan
fakta bahwa segala hal di di jagat raya ini bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.
Misalnya, jika kita tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu
akan menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.

Sekarang jika kau mengambil hukum Kedua Termodinamika ini menjadi


pernyataan logika, keseluruhan jagat raya ini adalah sistem yang besar, jadi jagat raya

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 78


juga harusnya bergerak dari keteraturan menjadi kekacauan. Seperti yang dikatakan
ilmuwan, jika periode waktu yang lama telah berlalu, maka akan terjadi kekacauan.

Dan setiap benda terdiri dari atom. Atom tersebut terdiri dari elektron, proton,
dan neutron. Setiap atom yang ada dalam setiap benda selalu bergerak dan berputar.
Atom-atom yang bergerak dan berputar tersebut pada suatu saat akan kehabisan
energi, jadi suatu hari nanti jagat raya akan berakhir.

Tapi kata orang-orang ateis jagat raya ini tanpa ada permulaan dan takkan pernah
berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika, karena
menurut hukum ini, jika periode waktu yang lama telah berlalu, akan terjadi kekacauan
dan jagat raya akan mati total.

Hal ini berarti matahari tidak akan ada, dan eksistensi manusia tak akan pernah
terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, matahari bersinar, planet-planet mengorbit
dalam orbitnya masing-masing, dan manusia dapat hidup dengan baik. Itu berarti kita
tidak berada dalam keadaan “matinya alam semesta”, bukankah begitu? Dan karena kita
tidak berada dalam keadaan matinya alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang
berlalu. Jika belum cukup waktu yang berlalu, itu berarti waktu ada permulaannya, jagat
raya juga ada permulaannya. Jika jagat raya ada permulaannya, berarti segala sesuatu
yang mulai eksis harus ada yang memulainya. Dan kita sebagai Muslim percaya bahwa
Allah yang memulainya.

Perhatikanlah Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut ini:

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S. Al-Baqarah:255)

Jadi mari aku menyimpulkannya. Apapun yang mulai eksis, harus ada yang
memulainya, sedangkan dunia ini ada permulaannya. Karena kita tidak dalam keadaan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 79


matinya alam semesta, maka waktu bersifat terbatas. Jika jagat raya mulai eksis, maka
ada Sesuatu yang memulainya. Dan Yang memulai alam semesta adalah Sang Pencipta.

Argumen #2: Keteraturan Jagat Raya.

Sekarang dalam sebuah analogi singkat, misalnya kita sedang duduk untuk
menonton TV di dalam rumah kita. Kita duduk di kursi dan kursinya harus ditempatkan
dalam posisi yang benar. TV-nya juga harus diatur menghadap ke arah kita, agar kita
dapat menontonnya. Kita juga harus punya remote TV yang sesuai dengan merek TV
kita, agar kita dapat mengganti-ganti channelnya semau kita. Jadi seiring kita duduk
menonton TV, bagaimana mungkin kita tidak melayang, bagaimana mungkin kita tidak
tertekan ke bawah? Ini berarti ada cukup gaya gravitasi untuk menahan kita sehingga
kita dapat duduk dengan baik. Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja, maka kita akan
melayang ke atas. Jika gravitasi terlalu banyak, maka tubuh kita akan hancur karena
menopang berat kita. Jadi harus ada yang mengatur gravitasi dalam takaran yang tepat
di bumi.

Udara yang kita hirup saat ini harus mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen.
Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau lebih rendah, maka kita tidak mampu
bertahan hidup di bumi ini. Siapa yang menempatkan oksigen dalam takaran yang pas
agar kita, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup?

Contoh sederhananya begini: Misalnya seseorang membawakan kita secangkir


kopi, maka takaran gulanya harus pas, karena kita tidak akan suka jika gula atau
krimnya terlalu banyak. Kalau takarannya pas, maka kopi itu akan terasa nikmat. Begitu
juga, jarak antara bumi dan matahari benar-benar dalam jarak yang tepat. Jika sedikit
saja lebih dekat, bumi akan sangat panas dan kehidupan akan punah. Jika sedikit lebih
jauh dari matahari, maka bumi akan sangat dingin sehingga kehidupan juga akan punah.
Jadi ada begitu banyak variabel yang ditakar dengan sangat pas di bumi, di dalam tubuh
kita, di dalam sel kita, dan di jagat raya, sehingga tidak mungkin ini semua terjadi secara
kebetulan.

Argumen #3: Al-Qur’an

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 80


Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak mukjizat di dalamnya. Al-Qur’an punya
mukjizat bahasa, mukjizat berupa nubuat-nubuat termasuk juga sabda Nabi
Muhammad, ada fakta ilmiah, fakta sejarah, jadi Al-Qur’an merupakan sebuah kitab
yang komprehensif. Sekarang, mari kita bahas fakta ilmiah Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan 1.400 tahun yang lalu pada saat tidak ada
teknologi modern. Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca atau menulis.
Allah mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W. ketika dunia terselubung kegelapan.
Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang suram. Ketika dalam kitab-kitab
sebelumnya ditemukan banyak kesalahan ilmiah karena tangan-tangan manusia telah
merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an tidak ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada
saat itu berpikir bahwa agama dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an
membantah anggapan itu karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang
membuat kagum ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia. Di antara 6.000 ayat Quran,
sebanyak 500 ayat berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.

Jika kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di luar sana tentang proses
pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa langit dan bumi berada dalam
satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan besar 14 milyar tahun yang lalu, dan
dari ledakan itu terciptalah sistem tata surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini
telah difirmankan dalam surat Al-Anbiyya:30

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya.” (Q.S. Al-Anbiyya:30)

Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita mengetahui bahwa tahap awal
pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut. Dan dari situ mulai terbentuklah
benda-benda langit. Ternyata hal ini sudah difirmankan dalam Quran surat
Fushshilat:11.

Lalu pada tahun 1960, manusia mengenal tentang Red Shift dan Blue Shift, sebuah
fakta yang membuktikan bahwa jagat raya ini terus meluas. Semua bintang-bintang
saling menjauh satu sama lain. Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun 1960
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 81
karena penemuan ini. Dan lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz
Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang menciptakan langit kemudian Dia meluaskannya.
Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang lalu, sebelum adanya ilmu pengetahuan
apapun.

Dan tentang bentuk bumi, orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar.
Namun Quran berfirman bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An
Naaziaat:30.

Quran juga membahas tentang bagaimana bayi tumbuh di dalam rahim seorang
ibu dalam surat Al-Mu’minuun:12-14.

Quran menjelaskan tentang pegunungan dan akar pegunungan dalam surat An-
Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti tenda dan punya akar.
Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam kitab yang ditulis 1.400 tahun yang
lalu ini.

Dan ada begitu banyak ilmuwan seperti Dr. Keith Moore, Marshall Johnson, Joe
Simpson, Maurice Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya, yang mempelajari Quran
untuk sekian lama, dan mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di
dalamnya tidak mungkin ditulis seorang manusia, ini tentunya dari Sang Pencipta.
Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, contohnya Dr.
Keith Moore, dia embriologist yang terkenal.

Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan adalah mengenai embriologi,
bagaimana seorang bayi berkembang dalam rahim sang ibu. Disebutkan dalam surat Al-
Mu’minuun:12 -14 mulai dari fertilisasi hingga ke perkembangan organ-organ tubuh
janin, yang menjelaskan dengan detail keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari.
Quran menggambarkan embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam
rahim dan menghisap nutrisi dari sang ibu. Yang mengejutkan adalah bentuknya,
morfologi, dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah. Semua ini baru bisa dilihat
dengan mikroskop berkekuatan tinggi. Manusia dengan mata telanjang tidak dapat
melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu belum ada mikroskop. Semua ini
membuktikan bahwa informasi ini tidak mungkin datang dari seorang manusia, karena
pengetahuan ini baru ditemukan di abad ke-20.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 82
Jadi setelah mendengarkan ketiga argumen ini, seseorang yang mau berpikir
dapat mengetahui keberadaan Tuhan menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi,
sejarah, dan segala bidang ilmu pengetahuan. Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak
agama, bagaimana kita tahu mana agama yang benar? Jawabannya adalah bahwa Tuhan
telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir dalam Al-Qur’an. Jadi Islam adalah jalan
hidup yang benar. Islam berarti tunduk pada Tuhan Yang Maha Esa dan mengiktui
petunjuk-Nya. Di dalam Islam, seseorang akan menemukan solusi kehidupan.

Mungkin setiap orang ingin tahu, apa tujuan kehidupan? Apakah kita disini hanya
untuk mendapatkan uang, kerja siang dan malam, atau hidup lebih dari sekedar itu?
Tuhan berfirman dalam Quran Adz-Dzaariyaat:55 bahwa tujuan kehidupan adalah
untuk menyembah-Nya. Jadi ketika kita melakukan itu dalam rasa kerohanian, maka
kita akan menemukan kedamaian dan tujuan hidup. Dengan begitu seseorang akan
menemukan solusi terhadap semua masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi,
obat-obatan, homoseksualitas, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah
dengan Islam seseorang akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan
kebahagiaan berupa surga di akhirat.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 83


Wawancara Dengan Dr. Laurence Brown:
Seorang Ateis yang Menjadi Muslim

Salam damai, aku Dr. Laurence Brown. Aku menerima banyak pertanyaan dari
orang-orang dan dalam tulisan kali ini aku akan menjawabnya. Jadi mari kita mulai.

Banyak orang bertanya tentang apa yang terjadi setelah aku menjadi muslim? Aku
ingat pada saat menjadi muslim, aku mendapatkan rasa damai dan nyaman yang luar
biasa. Dan perasaan itu terus menyelubungi diriku. Tapi kehidupan duniawiku berubah
menjadi kacau. Orangtuaku tidak mengerti alasanku masuk Islam, tapi saudaraku telah
lebih dulu menjadi muslim dan sebenarnya dialah yang memperkenalkan Islam padaku.
Dan hanya kamilah yang jadi muslim.

Ketika aku menjadi muslim, orangtuaku merasa kehilangan anaknya karena Islam.
Dan orangtuaku menganut ateisme. Tapi mereka merasa risih melihatku masuk. Dan
teman-temanku meninggalkanku, orangtuaku tidak mau berhubungan denganku dan
saudaraku. Aku ingat suatu ketika aku mendapat pesan dimana kami diberitahu oleh
mereka, jangan mengunjungi, jangan menelpon, jangan menulis surat, jangan menulis
kartu pos, email, atau apapun. Bagaimanapun juga, mereka tidak mau kami
menghubungi mereka.

Jadi aku dikucilkan oleh teman-temanku, aku dijauhkan oleh keluargaku, aku
diperlakukan tidak seperti biasanya di tempat kerja, dan mantan istriku
menceraikanku, dan dia mengambil anak-anakku. Tentunya dalam proses itu aku juga
kehilangan rumahku, aku kehilangan propertiku, aku kehilangan mobilku. Ini tampak
seperti lagu country karena aku juga kehilangan anjingku.

Tadinya kami punya beberapa furnitur yang bagus. Kami juga punya rumah untuk
tamu. Aku tadinya punya semua ini, tapi kemudian aku hidup dalam sebuah apartemen
studio yang disewa mingguan yang ketika kau menaiki tangganya atau mencoba
elevatornya, lantainya berderit. Jadi kau bisa membayangkan bagaimana kualitasnya
dan siapa saja orang-orang yang tinggal disana. Dan bukan hanya tinggal di dalam

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 84


apartemen studio yang menyedihkan ini, tapi juga berbagi tempat dengan teman-teman
lain yang diceraikan istrinya dan sedang menjalani kesulitan hidup.

Dan lucunya, itulah hari-hari yang paling menyenangkan dalam hidupku. Aku
berpikir “Apa yang salah denganku?” Maksudku, kalau di dalam film-film, ketika kau
bercerai, kau merasa begitu sedih. Kau mulai meninju-ninju tembok dan mungkin
sengaja menabrakkan mobilmu. Tapi saat itu aku bahagia. Bahkan itulah salah satu hari-
hari paling menyenangkan dalam hidupku. Dan aku ingat, sebelum aku menjadi muslim,
aku melakukan shalat istikharah, shalat minta petunjuk. Aku meminta Allah untuk
memilihkan dan menuntunku kepada yang terbaik dan membuatku senang dengannya.
Dan sehabis itu aku menyadari kasih sayang Pencipta ketika dia menjawab do’a kita,
betapa utuh Dia menjawabnya. Karena Dia telah memilihkan yang terbaik bagiku. Dan
bukan hanya itu, dalam kejadian yang seharusnya membuatku tidak menyukainya, tapi
Dia membuatku bahagia.

Tentunya Pencipta kita memfirmankan kebenaran. Dan kita dijanjikan dalam


agama ini, bahwa kita tidak menyerahkan sesuatu atas nama Allah kecuali Dia akan
menggantikannya dengan yang lebih baik. Ketika aku menjadi muslim, aku bercerai tapi
Allah memberiku istri yang lain. Dalam keluarga yang pertama aku kehilangan anakku
karena putusan pengadilan, tapi Allah memberikanku anak yang lain dan sebuah
keluarga yang baru. Aku dikeluarkan dari pekerjaanku karena prasangka anti-Muslim di
kemiliteran, tempat dimana aku bekerja. Aku merasa tidak dapat melanjutkannya
karena prasangka dari rekan kerjaku. Aku mengundurkan diri dari kerjaku tapi Allah
memberikanku pekerjaan lain yang berkali-kali lipat lebih baik. Aku kehilangan
rumahku karena perceraian, Allah memberiku rumah baru di kota suci Madinah. Aku
kehilangan kekayaanku, Allah melipat gandakan kekayaanku. Aku tidak merasa
kehilangan karena Allah menggantikannya dengan yang lebih baik. Dan pada akhirnya
orangtuaku mau bicara lagi denganku. Hubunganku dengan orangtua menjadi semakin
baik daripada sebelumnya.

Jadi tidak ada seorangpun yang menyerahkan sesuatu demi kepentingan Allah
kecuali Allah akan memberikanmu yang lebih baik. Mungkin ada masa-masa sulit yang
harus kau lalui sebelum kau mendapatkan manfaatnya. Tapi ketika kau mendapatkan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 85


manfaatnya, Subhanallah, kau akan menyadari kasih sayang yang utuh dari Sang
Pencipta.

Pertanyaan lain yang orang-orang tanyakan adalah: apa arti Islam bagiku? Bagiku
Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Berserah
diri pada Tuhan tapi juga berserah diri dalam artian umum: berserah diri kepada yang
lebih mengetahui. Kau tahu bahwa aku tumbuh di Barat dalam budaya yang kadang
menentang siapa yang berkuasa. Tapi faktanya ini adalah hal yang merugikan. Para
orang-orang otokrasi berpikir untuk suatu alasan. Mereka adalah orang-orang yang
lebih berpengetahuan, atau lebih berpengalaman. Dan jika kau terus-menerus
mempertanyakan mereka dan menentangnya, maka akan semakin menyulitkan kita
semua.

Jadi aku merasa bahwa Islam adalah agama yang membuat hubungan antar
manusia menjadi teratur. Aku merasa bahwa Islam adalah agama damai.

Sebelum masuk Islam, aku tidak menemukan kedamaian dalam hidupku. Sebelum
masuk Islam, aku tertarik melihat pisau, aku tertarik melihat senjata, aku biasanya
bermain paintball, karena aku berada dalam kemiliteran. Aku menonton film Rambo,
Commando, James Bond, dan sebagainya.

Tapi kemudian setelah aku menjadi muslim, tiba-tiba aku tidak tertarik lagi dalam
hal-hal semacam itu. Aku menjual atau memberikan senjataku dan bermacam-macam
pisau milikku. Bahkan sekarang aku tidak suka melihat ujung sebuah pisau. Bahkan
istriku merasa kesal karena aku mengambil semua pisau dapur dan merusak ujungnya.
Sejujurnya aku tidak paham apa gunanya ujung sebuah pisau dapur. Tidak seorangpun
yang menggunakannya dan itu berbahaya. Hidupku berubah dari kacau menjadi damai
dimana aku belum pernah mengalami sebelumnya. Dan aku menjadi seorang pria
dengan kedamaian dalam hatinya, berdamai dengan orang-orang di sekitarku, dan
berdamai dengan masyarakat umum.

Mungkin rasa damai ini dikarenakan Islam merupakan kasih sayang dari Pencipta
kita, jadi Allah-lah yang memberikan kita rasa ini. Ketika kau merasa kau melakukan hal
yang benar, mengenali Pencipta kita, dan menyembah-Nya dengan cara yang Dia
inginkan, maka kedamaian akan memasuki hidupmu.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 86
Lalu, orang-orang sering bertanya masuk grup Islam manakah diriku? Tapi aku
tidak pernah tertarik untuk masuk grup manapun. Memang banyak sekali grup-grup
Islam, tapi aku tidak pernah benar-benar bergabung dalam suatu grup. Kurasa karena
aku adalah seorang penyendiri, itulah aku apa adanya dan aku bahagia akannya. Dan
Islam memberikan hak kepada kita untuk menjadi diri kita apa adanya.

Seiring berjalannya waktu, aku menemukan beberapa organisasi yang menurutku


melakukan kerja yang bagus, salah satunya adalah The Canadian Da’wah Association,
yang bermarkas di Toronto dan mereka menunjukku sebagai Direktur dari Hubungan
antar Agama. Kemudian aku membawakan acara Interfaith Issuesyang merupakan milik
Peace TV. Menurutku, Peace TV melakukan kerja yang bagus dalam menyampaikan
pesan damai dan kebenaran ajaran Islam.

Ketika menjadi muslim, aku telah merubah hidupku yang sangat tak berorientasi
untuk kesenangan duniawi, menjadi kehidupan dimana aku mengejar kedamaian,
bukan hanya untuk diriku tapi juga untuk orang-orang disekitarku, dan untuk
mengembangkan diriku sebagai seorang muslim, dan untuk menyebarkan pesan Islam.
Ini tidak berarti semua orang harus menerimanya, tugas kita hanyalah untuk
menyebarkan pesan Islam. Menurutku setiap orang punya haknya masing-masing untuk
bebas memilih agamanya sendiri. Kita sebagai manusia ingin memperlakukan orang
lain sebagaimana mereka memperlakukan kita. Jadi kita harus menoleransi kebebasan
orang dalam memeluk agama sepanjang mereka tidak bersifat merusak. Jika mungkin,
lakukan menuju etika global. Sebuah kode universal yang dapat diterima oleh semua
orang menembus batas agama dan budaya, dimana setiap manusia dapat bertenggang
rasa. Itulah yang ingin kucapai.

Pertanyaan berikutnya. Seseorang bertanya padaku pada suatu hari. Menurutku,


pertanyaannya merupakan salah satu pertanyaan terbaik yang pernah kudengar. Dan
dia adalah seorang Kristen yang menghampiriku dan bertanya “Aku ingin beriman dan
aku ingin punya kepastian. Jadi sebagai seorang muslim, bagaimana kau tahu bahwa kau
ada pada jalan yang benar?” Kurasa jawabannya adalah: agama adalah keadaan hati dan
keadaan jiwa. Kita beriman kepada Tuhan karena melihat di sekeliling kita dan bertanya
“Apakah mungkin lingkungan di sekitar kita ada tanpa ada Yang Menciptakan?”
Berdoalah kepada Tuhan agar Dia menuntun kita ke dalam agama yang benar. Itulah

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 87


yang terjadi padaku dan banyak orang lainnya, mereka menjadi religius karena suatu
peristiwa dalam hidup mereka.

Pada akhirnya, setiap orang berbeda-beda. Sebagian ada yang intelektual,


sebagian ada yang emosional, sebagian ada yang seimbang diantara keduanya. Menurut
Malcolm X kita adalah satu umat manusia yang bersatu di bawah satu Tuhan. Mungkin
kata “satu umat manusia” kurang tepat, karena kita tidak bersatu. Tapi memang kita
berada di bawah satu Tuhan, dan kita berharap suatu hari kita akan bersatu. Kita belum
mencapainya, tapi jika semua orang berusaha untuk mencapai apa yang kujelaskan,
menoleransi hak individu dan perbedaan masing-masing dalam kebebasan beragama
selama dia tidak bersifat merusak, dan berusaha menuju etika global dimana kita semua
bisa menerimanya, maka kita punya kesempatan untuk menggapai hal itu.

Tapi kembali kepada pertanyaannya: bagaimana seseorang bisa tahu bahwa


mereka berada pada jalur yang benar? Setiap orang harus bertanya pada hati mereka
masing-masing. Karena ada ribuan agama diluar sana. Dan kita tahu dalam setiap agama
itu ada orang yang taat pada ajarannya masing-masing. Mereka berpikir bahwa mereka
berada pada jalur yang benar. Dan kita semua juga tahu, jika hanya ada satu Pencipta,
maka hanya ada satu agama yang paling menyenangkan-Nya. Jadi hanya ada satu agama
kebenaran dimana agama lainnya adalah agama yang menyimpang. Menurutku, satu-
satunya cara agar kau 100% yakin bahwa kau berada pada jalur yang benar adalah
dengan berdo’a mohon petunjuk. Dan yang menurutku menarik, jika kau menyarankan
hal ini pada orang-orang yang religius, hampir dari semuanya berkata “Oh aku tidak
bisa melakukannya. Itu sama saja menghina Penciptaku. Aku sudah menjadi penganut
agama entah Buddha, Yahudi, Kristen, Hindu, atau apapun.” Jadi ini terasa seperti
argumen yang sia-sia.

17 kali dalam sehari umat muslim meminta kepada Sang Pencipta mohon
diberikan tuntunan. 17 kali sehari, umat muslim mengucapkan “Ih dinasshiraatal
mustaqiim. Shiraatal ladzina an‘am ta’alayhim ghayril maghdu bi ‘alayhim walaad
dhallin.” “tuntunlah kami ke jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada merekabukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.” Jadi dalam shalat 5 waktu, jika dijumlahkan maka 17 kali sehari
umat muslim memohon pada Sang Pencipta, untuk menuntun mereka kepada jalan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 88


yang lurus, yaitu Jalan orang-orang yang telah Tuhan beri nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Apakah ada
yang tidak setuju dengan do’a ini? Do’a inilah yang memberikan kepastian ke dalam
jiwa seseorang. Kau tidak harus menjadi muslim untuk berdo’a begitu, meskipun kau
seorang Kristen, kau juga dapat berdo’a seperti ini. Tapi yang harus kau punya adalah
kejujuran. Kau harus dengan jujur ingin mengenali Tuhan dan kau harus dengan jujur
memohon pada-Nya untuk menuntunmu. Ketika sudah menerima tuntunan itu, maka
kau terima dan ikutilah.

Jadi aku ingin menyudahi pembicaraan ini dan mengundang siapa saja yang ingin
bertanya tentang hal lain, tolong kunjungi website-ku www.leveltruth.com dan
www.eighthscroll.com. Tolong kirimi aku sebuah e-mail, ketika sudah cukup banyak
dan jika hal itu menarik, maka aku akan mencoba menjawabnya.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 89


Sebuah Pesan Kepada Ateis

Diterjemahkan dari artikel yang ditulis Dr. Laurence Brown dari leveltruth.com

“Tragedi terbesar dalam hidup adalah kehilangan Tuhan dan tidak merindukan-
Nya.” –F.W. Norwood-

Para Ateis mungkin berkata bahwa mereka tidak mengakui adanya Tuhan. Tetapi
kenyataannya, mereka dalam suatu momen dalam kehidupan mereka, pasti pernah
mengakui keberadaan Tuhan. Adanya pengakuan akan keberadaan Tuhan biasanya
baru muncul dalam pikiran orang-orang Ateis pada saat dirinya merasa stress berat,
seperti yang dipopulerkan oleh pepatah pada Perang Dunia II “Tidak ada ateis di dalam
parit perang.”1

Tak dapat disangkal ada saat-saat – entah ketika menderita penyakit dalam waktu
yang lama, saat-saat seorang perampok menodongkan pistolnya dan melakukan
tindakan kekerasan, atau detik-detik sebelum kecelakaan mobil terjadi di depan mata –
ketika semua manusia mengakui kenyataan dari betapa rapuhnya manusia dan betapa
nasib tidak bisa dikendalikan, kepada siapakah seseorang memohon pertolongan dalam
keadaan seperti itu selain kepada Sang Pencipta? Saat-saat dimana semua harapan telah
sirna harusnya mengingatkan semua orang, mulai dari para pemuka agama sampai
mereka yang mengaku ateis, tentang ketergantungan manusia pada realitas yang jauh
lebih besar daripada diri kita sendiri. Sebuah realitas yang jauh lebih besar dalam hal
pengetahuan, kekuatan, kemauan, keagungan, dan kemuliaan.

Pada saat-saat tertekan, ketika semua upaya manusia telah gagal dan tidak ada
yang dapat memberikan kenyamanan atau pertolongan, kepada siapa lagi seseorang
secara naluriah meminta pertolongan? Dalam saat-saat cobaan berat seperti itu,
seberapa banyak permohonan yang diserukan kepada Tuhan, lengkap dengan janji-janji
untuk menjadi orang beriman seumur hidup apabila Tuhan mengeluarkannya dari
kesulitan yang dialaminya? Namun, betapa sedikit orang yang menepati janjinya setelah
Tuhan mengeluarkannya dari kesulitan itu?

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 90


Tidak diragukan lagi, penderitaan terbesar yang akan dialami manusia adalah
pada hari kiamat, dan seseorang akan sangat tidak beruntung jika dirinya baru
mengakui keberadaan Tuhan untuk pertama kalinya pada hari itu. Penyair Inggris,
Elizabeth Barrett Browning, berbicara tentang ironi manusia di hari kiamat dalam The
Cry of Human:

“Dan mulut mengucapkan “Tuhan ampunilah diriku.” Sedangkan orang yang


beriman berkata “Terpujilah Tuhan.”

Seorang ateis yang bijaksana, yang penuh skeptisisme akan keberadaan Tuhan
tapi takut apabila Tuhan dan hari kiamat benar-benar ada, mungkin bisa memanjatkan
‘doa orang skeptis,’ sebagai berikut:

“Ya Tuhan, jika memang Engkau ada, selamatkanlah jiwaku, jika memang aku
memiliki jiwa.” 2

Dalam menghadapi skeptisisme yang menghalangi keimanan, apa salahnya


berdo’a seperti di atas? Apabila Ateis tersebut tetap pada kekafiran, dia tidak akan lebih
buruk daripada sebelumnya; Dan apabila keimanan datang dari permohonan yang
tulus, Thomas Jefferson berkata sebagai berikut:

“Jika Anda menemukan alasan untuk percaya adanya Tuhan, kesadaran bahwa
Anda bertindak di bawah pengawasan-Nya, dan Dia meridhoi Anda, akan menjadi
pendorong bagi Anda untuk terus berbuat kebaikan. Jika ada sebuah keadaan di masa
depan, berharap akan kehidupan bahagia di dalamnya akan meningkatkan semangat
untuk mengejarnya… “3

Disarankan kepada orang-orang yang merasa tidak melihat bukti adanya Tuhan
dalam kemegahan ciptaan-Nya, mereka lebih baik melihat dengan lebih cermat. Seperti
yang pernah dikatakan oleh Francis Bacon, “Saya lebih baik mempercayai semua
dongeng dalam legenda, Talmud, dan Qur’an, daripada mempercayai bahwa jagat raya
ini tidak ada Penciptanya.”4 Lebih lanjut dia berkomentar, “Tuhan tidak pernah
mengadakan mukjizat yang luar biasa untuk meyakinkan orang-orang ateis, karena
karya-Nya yang biasa saja sudah meyakinkan.”5 Yang layak direnungkan adalah
kenyataan bahwa bahkan unsur terendah dari ciptaan Tuhan, mungkin meskipun

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 91


Tuhan menganggapnya biasa saja, namun hal ini adalah sebuah keajaiban dalam
pandangan kita. Ambil contoh seekor laba-laba. Apakah ada yang benar-benar percaya
bahwa makhluk bersel satu setelah jutaan tahun pada akhirnya berevolusi menjadi
makhluk yang kompleks seperti itu? Seekor laba-laba kecil ini dapat memproduksi
hingga tujuh jenis jaring, beberapa di antaranya setipis panjang gelombang cahaya yang
kasat mata, tetapi lebih kuat dari baja. Jaring ini bermacam-macam jenisnya, mulai dari
yang elastis dan lengket untuk menjebak mangsa, sampai yang tidak lengket dan seperti
benang untuk untuk membungkus mangsa, membuat kantung telur, dll. Laba-laba tidak
hanya dapat memproduksi tujuh jenis jaring sesuai dengan kebutuhannya, tetapi juga
dapat menyerap kembali, mengurai, dan mendaur ulang unsur-unsur dari jaring
tersebut untuk digunakan kembali. Dan ini hanya salah satu bagian kecil dari keajaiban
laba-laba.

Namun tetap saja manusia meninggikan sikap kesombongan. Luangkanlah waktu


sejenak untuk merenung agar kita menjadi lebih rendah hati. Lihatlah sebuah bangunan
dan dibaliknya pasti ada seorang arsitek, lihatlah patung dan seseorang langsung
memahami bahwa pasti ada pemahatnya. Tetapi ketika memeriksa seluk-beluk
penciptaan yang luar biasa, yang begitu rumitnya namun dengan keseimbangan yang
sempurna, dari sebuah partikel sampai luasnya jagat raya yang belum dipetakan,
bagaimana mungkin seseorang berpikir bahwa tidak ada penciptanya? Dikelilingi oleh
lingkungan yang kompleks dan teknologi yang sangat maju, kita sebagai manusia
bahkan tidak dapat menciptakan sayap seekor nyamuk. Haruskah kita percaya bahwa
dunia dan alam semesta berjalan dalam harmoni yang sempurna sebagai hasil dari
kejadian acak? Dari kekacauan kosmik kepada kesempurnaan yang berjalan teratur?
Sebagian orang mengatakan ini kebetulan, sebagian lagi mengatakan ini hasil karya
Tuhan.

Kebanyakan ateis berargumen bahwa Tuhan Yang Maha Mencintai berkontradiksi


dengan ketidakadilan yang ada dalam kehidupan, bahwa sebagian orang terlahir dalam
keluarga kaya, namun ada yang terlahir dalam keluarga sangat miskin. Ada yang terlahir
dengan kondisi fisik prima, namun ada juga yang terlahir dalam keadaan cacat secara
fisik. Orang-orang beragama berkata bahwa argumen ini mencerminkan arogansi
intelektual – sebuah asumsi bahwa kita sebagai umat manusia, kita sebagai salah satu
elemen dari ciptaan Tuhan, merasa lebih tahu daripada Tuhan tentang bagaimana
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 92
ciptaan-Nya harus berjalan – ditambah dengan kegagalan untuk menghormati rencana-
Nya yang jauh lebih besar.

Fakta bahwa banyak manusia tidak memahami aspek-aspek tertentu dari


kehidupan ini seharusnya tidak menghalangi keimanan mereka pada Tuhan. Tugas
manusia bukanlah untuk mempertanyakan atau menolak sifat atau eksistensi Tuhan,
dan bukan untuk menjadi arogan dengan mengatakan bahwa seharusnya Tuhan
melakukan hal ini dan itu, melainkan untuk menerima fakta bahwa manusia hanya
sementara hidup di dunia ini. Kita harus melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan
dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Misalnya seseorang yang tidak
menyukai cara bosnya memperlakukan dirinya di tempat kerja, dan tidak memahami
keputusan yang dibuat bosnya, tidak meniadakan keberadaannya. Melainkan, tugas
setiap orang adalah untuk memenuhi tugas dari pekerjaannya agar dia mendapatkan
gaji dan kenaikan jabatan. Demikian pula, kegagalan untuk memahami atau menyetujui
cara Tuhan mengatur dan menjalankan ciptaan-Nya tidak meniadakan keberadaan-Nya.
Sebaliknya, manusia harus mengakui dengan rendah hati bahwa, tidak seperti bos di
tempat kerja yang sewaktu-waktu bisa salah, Tuhan menurut definisi adalah
kesempurnaan mutlak, selalubenar dan tidak pernah salah. Manusia harus sujud
kepada-Nya dalam ketundukan dan pengakuan bahwa kegagalan untuk memahami cara
kerja-Nya tidak mencerminkan bahwa Dia salah. Sebaliknya, Dia adalah Tuhan dan
Penguasa dari segala makhluk sedangkan kita bukan. Dia tahu segalanya dan kita tidak.
Dia mengatur semua urusan sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kita
hanyalah hamba-Nya, sepanjang perjalanan hidup kita.

Jiwa-jiwa yang kebingungan dan sensitif yang mengalami kesulitan menerima


keberadaan Tuhan karena mereka menjalani hidup yang sulit dan menyakitkan layak
mendapatkan simpati dan penjelasan. Jika seseorang menerima kenyataan bahwa
Tuhan tahu apa yang Dia lakukan sedangkan kita tidak, dia lebih baik menenangkan diri
dengan memahami bahwa segala hal yang buruk bisa jadi adalah sesuatu yang baik
sebenarnya. Mungkin yang paling sengsara di antara umat manusia layak mendapatkan
hal demikian dalam hidup mereka untuk alasan yang tak diketahui, dan mungkin
mereka hanya menderita sementara saja di dunia untuk menerima hadiah kekal di
kehidupan berikutnya. Janganlah ada yang lupa, bahwa Tuhan memberikan yang
terbaik dari makhluk-Nya (para nabi) dengan karunia-karunia terbesar seperti
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 93
keimanan, petunjuk, dan wahyu; Namun, mereka sangat menderita dalam hal-hal
duniawi. Bahkan, cobaan dan penderitaan yang dialami kebanyakan orang tidak ada
apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan para nabi. Jadi orang-orang favorit
Tuhan, yaitu para nabi, juga tidak merasakan kenikmatan dunia ini. Namun penderitaan
mereka di dunia ditukar dengan kenikmatan akhirat yang jauh melebihi kenikmatan
dunia. Seseorang yang menanggung cobaan dan kesulitan dalam hidup ini, namun tetap
teguh pada keimanan yang benar juga mendapatkan pahala yang berlimpah dari sisi
Tuhan.

Demikian pula, seseorang tidak bisa disalahkan karena mengharapkan para


penguasa yang dzalim dan orang-orang kafir untuk memiliki semua kesenangan di
dunia ini, tetapi tidak mendapatkan apa-apa di akhirat. Beberapa orang terjahat yang
pernah hidup di bumi muncul dalam pikiran kita. Firaun, misalnya, hidup dalam
kemegahan dan kemewahan sampai-sampai bahwa ia menyatakan dirinya sebagai
tuhan. Dan hal ini akan berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia dibawa kepada
pengadilan Tuhan di akhirat. Kita bisa membayangkan dia menjadi menderita dengan
tempatnya di neraka nanti, dan kenangan akan karpet mewahnya, makanan yang enak,
dan para permaisuri-permaisurinya akan sirna digantikan dengan siksa yang luar biasa
pedih.

Kebanyakan orang telah memiliki pengalaman yang menyenangkan namun pada


akhirnya berakhir buruk. Tidak ada yang menikmati makan malam mewah yang
berakhir dengan perceraian, sebuah kisah cinta yang berakhir dengan AIDS, atau malam
pesta pora yang berakhir dengan kecelakaan mobil. Demikian pula, tidak ada sukacita
dalam hidup ini, tidak peduli seberapa besar kebahagiaan atau seberapa lama pun
durasinya, ketika kita merasakan 100% luka bakar di sekujur tubuh kita. Di sisi lain, jari
kita hanyalah 1% dari total tubuh kita, namun luka bakar yang kecil pada jari kita
membuat kita merintih kesakitan dan terus mengingat rasa sakitnya. Menderita luka
bakar di seluruh tubuh, terutama jika kita tidak bisa kembali, tidak ada yang mau
menolong kita dari siksaan ini – adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan manusia.
Beberapa orang yang selamat dari luka bakar seperti ini setuju. Tidak hanya rasa sakit
dari luka bakar itu tidak bisa dibayangkan manusia, namun juga penderitaan dan
pengalaman darinya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kengerian itu tidak
dapat sepenuhnya diceritakan oleh yang mengalaminya, dan juga tidak bisa sepenuhnya
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 94
dipahami oleh mereka yang belum merasakannya. Tentu saja dibakar dalam api untuk
jangka waktu yang sangaaaattt panjaaangg atau dibakar untuk selama-lamanya, dapat
menghapus semua kenangan yang menyenangkan di masa lalu, konsisten dengan
firman Tuhan bahwa “kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat,
hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Qs. 13:26 )

Sehubungan dengan topik ini, dua elemen yang membimbing kesadaran layak
dipertimbangkan, yang pertama bahwa jauh di lubuk hati, semua orang memiliki
kepercayaan alami pada kehadiran Sang Pencipta. Manusia mungkin dapat melupakan
kesadaran ini ketika mencari kesenangan dan kenikmatan dunia ini, tapi jauh di hati
kita yang terdalam, semua manusia tahu yang sebenarnya. Terlebih lagi, Tuhan tahu
bahwa kita tahu, dan hanya Dia yang mengetahui seberapa tunduk atau seberapa
membangkangnya suatu individu.

Unsur kedua untuk menimbulkan kesadaran spiritual adalah dengan memahami


bahwa hampir tidak ada makan siang yang gratis. Jarang sekali ada orang yang
mendapatkan sesuatu tanpa melakukan apa-apa. Misalnya seseorang bekerja dengan
bosnya yang tidak ia sukai dan tidak ia pahami, namun pada akhirnya ia masih harus
melakukan pekerjaannya untuk mendapatkan gajinya. Tak seorang pun yang pergi ke
tempat kerjanya namun tidak pernah melakukan apa-apa bisa mengharapkan gajinya.
Demikian pula, manusia harus memenuhi tugasnya untuk beribadah dan menyembah
Tuhan jika ingin menerima hadiah-Nya. Lagipula, ini tidak hanya sekedar tujuan hidup,
inilah pekerjaan yang diberikan Tuhan pada kita. Umat Muslim mengakui bahwa itulah
pekerjaan bagi manusia dan jin, sebagaimana Tuhan berfirman dalam Qur’an “Dan Aku
tidaklah menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah-Ku.” (Qs. 51:56).

Banyak orang mempertanyakan tujuan hidup, tetapi penjelasan dari banyak


agama adalah seperti yang dinyatakan di atas – manusia diciptakan tidak lain untuk
melayani dan menyembah Tuhan. Setiap elemen atau unsur ciptaan yang lain digunakan
untuk mendukung atau menguji umat manusia dalam pemenuhan kewajiban itu. Tidak
seperti pekerjaan duniawi, seseorang dapat melalaikan tanggung jawabnya kepada
Tuhan dan diberikan tenggang waktu. Namun, pada akhir dari kehidupannya, dia harus
mempertanggung jawabkan apa yang sudah dilakukannya ketika hidup, dan tentu

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 95


bukanlah hal yang baik ketika seseorang menemukan rapornya berwarna merah di
akhirat kelak.

Francis Bacon menulis dengan sangat indah untuk menutup pembahasan ini,
“Mereka yang mengingkari Tuhan telah menghancurkan kemuliaan manusia; karena
sesungguhnya tubuh manusia dekat dengan binatang; dan, jika jiwanya tidak menjadi
dekat kepada Tuhan, ia adalah makhluk yang rendah dan tercela. “6 Semua manusia
memiliki akal, dan di sinilah hal utama yang membedakan manusia dari hewan. Mari
kita gunakan akal kita, yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai salah satu karunia
terbesar, untuk berpikir dan memahami keberadaan Tuhan. Dan mungkin, meski begitu,
masih ada orang-orang yang menolak mempercayai keberadaan Tuhan, tetapi mereka
kemungkinan besar akan menemukan diri mereka dalam keadaan tidak beruntung.

Catatan Kaki:

1 N.Y. Times. 13 Apr 1944. Cummings: Sermon on Bataan, The Philippines.

2 Renan, Joseph E. Prayer of a Skeptic.

3 Parke, David B. 1957. The Epic of Unitarianism. Boston: Starr King Press. p. 67.

4 Bacon, Francis. Atheism. p. 16.

5 Bacon, Francis. Atheism. p. 16.

6 Bacon, Francis. Atheism. p. 16

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 96


Pertanyaan Cerdas Seorang Ateis Berhasil
Dijawab Dr. Zakir Naik

Halo Dr. Zakir Naik. Namaku Harris dari Phoenix, Arizona, AS. Aku seorang
wirausahawan dan manager marketing. Dua temanku di Amerika telah masuk Islam
karena menonton video YouTube tentangmu. Salah satu dari mereka orang Kristen,
yang satu lagi Ateis. Salah satu temanku memberikan kepadaku DVD-mu “How to Deal
with an Atheist” yang telah kutonton. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Aku telah
bertanya tentang ini kepada banyak orang cerdas tapi tidak ada jawaban yang
memuaskan. Dari semua ulama yang pernah kutonton di YouTube, menurutku andalah
yang paling rasional, masuk akal, dan mudah dipahami.

Pertanyaanku adalah: Tuhan telah menciptakan seluruh jagat raya dan Quran
berfirman banyak hal tentang penciptaan itu. Jauh sebelum Tuhan menciptakan
keseluruhan jagat raya ini, sebelum dia memutuskan untuk menciptakan manusia, Dia
sudah tahu hasil akhirnya. Dia tahu pada akhirnya Dia akan kecewa dengan orang-orang
tertentu dan mereka akan masuk ke dalam neraka. Dia tahu mereka akan dibakar dan
disiksa. Jauh sebelum Dia menciptakan seluruh jagat raya, Dia tahu bahwa hasilnya akan
menjadi buruk. Ini mungkin baik bagi orang-orang yang ada di surga, tapi Dia tahu
bahwa Dia bisa menyelamatkan orang-orang yang akan masuk neraka bahkan jauh
sebelum Dia memutuskan untuk menciptakan. Tapi tetap saja Dia memutuskan untuk
menciptakan mereka dengan segala logika Ketuhanannya. Kenapa Dia melakukan itu?
Kesimpulan dari pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan begitu sadis,
sehingga Dia tetap melanjutkan rencana-Nya padahal Dia tahu rencana-Nya akan
berakhir seperti itu?

Jawaban

Saudara kita menanyakan pertanyaan yang sangat bagus dan cerdas. Saudara
berkata bahwa meskipun satu orang saja masuk neraka maka Tuhan akan kecewa.
Saudaraku, Tuhan tidak pernah kecewa sama sekali. Sekarang untuk menjawab
pertanyaanmu.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 97


Aku menggunakan pengandaian dengan seorang guru di sekolah. Jika seorang
guru menuliskan pertanyaan di kertas ujian, “Berapakah 2+2?” Murid yang berada di
hadapannya menulis “5.” Gurunya bisa saja berkata pada muridnya “Ubahlah 5 menjadi
4.” Apakah gurunya adil jika pada saat ujian dia membetulkan jawaban muridnya?
Bagaimana dengan pendapat murid-murid yang lain?

Ateis : Gurunya tidak adil. Tapi Tuhan bisa menjadi adil pada saat bersamaan. Dia
bisa menciptakan kondisi yang sepenuhnya berbeda, Dia tidak perlu menjalani situasi
seperti itu, Dia tidak dibatasi oleh situasi apapun.

Dr. Zakir : Maksud saudara adalah Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang
sempurna dan tidak salah, benar? Tuhan telah menciptakan hal itu. Dia menciptakan
para malaikat yang tidak pernah menentang perintah Tuhan. Tapi manusia adalah
ciptaan yang lebih baik daripada malaikat karena para malaikat tidak punya kehendak
sendiri. Namun manusia punya kehendak bebas untuk menentang atau mengikuti
Tuhan.

Jika anda memilih menjadi manusia, jika anda menentang perintah-Nya anda
masuk neraka. Namun jika anda mematuhi perintah-Nya, anda lebih baik daripada
malaikat. Karena malaikat tidak punya kehendak bebas dari diri sendiri maka mereka
mengikuti Tuhan dan ini tidak hebat. Manusia adalah ciptaan yang lebih baik dari
Tuhan. Tuhan telah memberikan kehendak bebas pada mereka.

Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa Tuhan mengetahui… karena Dia punya
ilmu tentang masa depan. Jadi Dia telah menciptakan makhluk yang punya kehendak
bebas. Kesalahannya ada pada manusia, bukan Tuhan.

Ateis : Kenapa Dia memberikan kita kehendak bebas sedangkan Dia tahu bahwa
Dia pada akhirnya akan ada banyak orang di neraka?

Dr. Zakir : Itu adalah ciptaan yang berbeda. Tentang yang anda permasalahkan,
Tuhan telah menciptakan para malaikat. Aku bertanya padamu, mana yang lebih baik?
Para malaikat yang mengikuti perintah Tuhan atau manusia yang mengikuti perintah
Tuhan?

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 98


Ateis : Jika aku punya kesempatan, aku ingin menjadi malaikat. Kenapa juga aku
mau mengambil risiko.

Dr. Zakir : Kesempatan kedua. Benar! Itulah mengapa Tuhan berfirman dalam
surat Al-A’raaf[7]:172 bahwa Tuhan telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Tuhan berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Semua manusia
pun mengakuinya. Tuhan berfirman dalam surat Al Hashr[59]:21 jika sekiranya Tuhan
mewahyukan Quran pada gunung, maka gunung itu akan runtuh. Tuhan berfirman pada
surat Al Ahzaab[33]:72 bahwa manusialah yang bodoh karena mengatakan “Kami ingin
menjadi manusia.” Kitalah yang bodoh. Sekarang kita tidak bisa mundur. Sekali kita
mengajukan diri untuk menerima ujiannya, sekali anda membaca kertas ujiannya.

Ateis : Tidak ada yang bertanya padaku. Mereka bertanya pada Adam dan Hawa.

Dr. Zakir : Tidak saudara. Quran berfirman bahwa setiap manusia ditanya apakah
mereka ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihilangkan. Sebelum kita
diciptakan jadi manusia, Tuhan berfirman dalam Quran “Apakah kamu ingin menjadi
manusia? Jika kamu menjadi manusia, kamu bisa mengungguli para malaikat atau bisa
lebih hina daripada mereka. Jika kamu tidak mau menjadi manusia maka tidak apa-apa.”
Jadi Tuhan bertanya pada manusia dan Quran berfirman bahwa kita bodoh karena
memilih mengikuti ujiannya.

Sekarang ketika anda sudah ikut ujiannya, jika anda mengikuti perintah Tuhan
atas kehendak bebasmu maka anda akan lebih mulia daripada malaikat, jika anda
menentang Tuhan, anda menjadi lebih rendah daripada malaikat. Kita ingin melewati
ujiannya dengan baik.

Anda berkata “Aku tidak ingat pernah ditanya ingin menjadi manusia atau tidak.”
Tentu saja anda tidak akan ingat, bahkan aku juga tidak ingat. Tapi aku percaya pada
Quran. Pada hari kiamat, Tuhan berfirman “Tidak ada satu manusia pun yang
menentang pengadilan Tuhan.” Anda akan tahu pada hari kiamat. Satu-satunya yang
kita katakan adalah “Tolong beri kami kesempatan”, namun Tuhan berfirman “Sudah
terlambat.”

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 99


Jadi jika anda ingin mendapat kesempatan baru, maka anda harus kembali ke
dunia lagi, begitu juga setiap orang. Tuhan telah memberikan kita kesempatan di dunia.
Jika anda berbuat salah, Tuhan memberikanmu kesempatan untuk memohon ampun.
Anda bertaubat dan Tuhan memaafkanmu. Dan anda berbuat salah lagi… begitu
seterusnya. Ketika anda mati, tidak ada kesempatan lagi.

Jadi berkenaan dengan pertanyaanmu, kenapa Tuhan menciptakan manusia?


Karena ini adalah ciptaan yang lebih baik. Setiap orang yang rasional, termasuk anda
harus setuju bahwa makhluk yang punya kehendak bebas adalah ciptaan yang lebih
baik daripada makhluk yang tidak punya kehendak bebas.

Dan anda berkata bahwa anda tidak ingat, anda sepenuhnya benar. Ketika anda
mati dan dibangkitkan, pada saat itu kita akan menemui-Nya, maka pada saat itu kita
akan berkata “Aku ingat.” Bahkan sekarang aku tidak mengingatnya. Tapi percayalah
pada Quran, karena Quran tidak pernah salah. Jika anda mendengar ceramahku, maka
anda akan tahu bahwa 80% kandungan Quran sesuai 100% dengan ilmiah. 20%-nya
lagi masih ambigu, tidak benar dan juga tidak salah. Jadi logikaku berkata, ketika 80%
itu 100% benar, dan bahkan tidak 0,01% dari yang 20% itu salah, logikaku mengatakan
bahwa yang 20% ini pasti juga benar.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang yang menggunakan logika, jadi aku percaya
pada pernyataan Quran, bahwa kitalah yang memilih menjadi manusia. Jika anda tidak
memilihnya maka anda boleh mempertanyakan Tuhan: “Kenapa Engkau menjadikan
aku sebagai manusia?” maka Tuhan akan disalahkan. Tapi Tuhan berfirman dalam
Quran bahwa kita ditanya. Gunung saja ketakutan,
semuanya ketakutan tapi kita sebagai manusia memilihnya.

Ateis : Tapi apakah anda ingat pernah ditanya? Aku tidak ingat pernah ditanya.

Dr. Zakir : Saudara, jika anda mendengar jawabanku, bahkan aku tidak ingat. Tapi
jika anda mengingatnya, dimana ujiannya? Bayangkan jika seorang guru mengajarkan
sesuatu padamu, kemudian sang guru memberikanmu bukunya. Gurumu berkata
“Kamu tidak boleh buka buku ketika ujian.” Andai saja guru itu berkata “Oke, buka saja
bukunya dan jawablah ujiannya” maka dimana ujiannya? Setelah ujiannya berakhir,
anda bisa memeriksa dari bukunya atau tidak?
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 100
Ateis : Tentu saja.

Dr. Zakir : Tapi saat ujian, bolehkah anda buka buku?

Ateis : Tidak.

Dr. Zakir: Jadi sekarang ujiannya sedang berlangsung saudaraku. Ketika ini sudah
berakhir, anda bisa memeriksanya. Pada saat ujian, anda tidak bisa mengecek buku
pelajaran, itu namanya menyontek. Jadi ketika ujiannya sudah berakhir, jika anda tidak
ingat, anda katakan pada Tuhan “Kenapa ini tidak masuk akal?” Tapi Quran berfirman
bahwa tidak satupun manusia akan menentang pengadilan Tuhan.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang berlogika, berdasarkan pengetahuanku pada
ilmiah, berdasarkan logikaku, ketika aku membaca kitab-kitab lain dan membaca Quran,
aku lihat bahwa Quran adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi yang melewati
ujian-ujiannya. Jadi dengan begitu aku, aku meyakini bahwa Quran pasti benar. Aku
tidak ingat, itulah ujiannya, jika aku ingat maka dimana ujiannya?

Jadi itu menjawab bagian pertama dari pertanyaannya. Bagian pertama yang
menjawab bahwa Tuhan itu sadis. Tuhan tidak sadis. Sebagai contoh, aku ingin anak-
anakku masuk universitas medis. Berapa banyak anak-anak yang akan masuk
universitas medis? Hanya sedikit, lebih kecil dari 5%, atau mungkin hanya 1%. Jadi
kenapa hanya 1% yang bisa masuk ke kampus? Memang karena ini diperuntukkan
untuk orang-orang terpilih. Begitu juga Tuhan menciptakan surga, surga firdaus. Tidak
setiap orang bisa masuk surga Firdaus.

Begitu juga, tidak setiap orang bisa menjadi dokter. Hanya mereka yang punya
kapasitas yang bisa masuk. Begitu juga, tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus,
tingkat surga yang tinggi. Kita harus berusaha. Tuhan telah memberikan anda kapasitas.
Jika anda tidak mengikuti petunjuk-Nya maka anda tidak bisa (masuk surga). Jika anda
mengikuti petunjuk-Nya untuk masuk surga, maka ini sangat mudah. Jika anda cerdas
dan jujur kepada diri sendiri, maka ini menjadi mudah. Tapi jika anda tidak jujur pada
diri sendiri, bahkan orang-orang yang tidak cerdas bisa masuk surga. Yang paling
penting adalah anda harus jujur.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 101
Tuhan telah memberikan berbagai pilihan tentang bagaimana cara mematuhi-Nya.
Jika mereka pintar, mereka akan melihat bahwa Quran ini sangat jelas bahwa ini adalah
firman Tuhan dan anda harus mengikuti-Nya. Itulah alasan mengapa Francis Bacon
berkata “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang
mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.”

Jadi aku tidak akan mengatakan bahwa Tuhan itu sadis, aku katakan kitalah yang
bodoh karena telah memilih untuk mengikuti ujiannya. Tuhan telah memberikanmu
pilihan. Apa yang kita inginkan, kitalah yang memilihnya. Jadi kitalah yang bertanggung
jawab bukan Tuhan. Pada hari kiamat anda akan tahu, insya Allah. Insya Allah jika aku
masuk surga, aku berdo’a kepada Tuhan dan bersyukur pada-Nya. Jika kita gagal, maka
kita hanya menghancurkan diri sendiri. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 102
Dr. Zakir Naik Menjawab Pertanyaan
Cerdas Pemuda Ateis

Siapa yang tidak kenal dengan Dr. Zakir Naik? Ulama perbandingan agama asal
India ini lagi-lagi memukau penonton dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang
ilmu sains. Seorang pemuda ateis bernama Rahul menguji kecerdasan Dr. Zakir Naik
perihal seseorang yang terlahir dengan kondisi homoseksual. Pemuda ateis ini adalah
lulusan teknik sipil dari universitas di Inggris. Dia berpendapat bahwa Islam seharusnya
tidak menghukum seseorang yang dilahirkan dengan kondisi homoseksual, karena
bukan keinginan orang tersebut untuk menjadi seorang homoseksual. Namun karena
Dr. Zakir Naik juga menguasai ilmu sains dan beliau adalah lulusan fakultas kedokteran
dari Universitas Maharasthra, beliau berhasil menjawab pertanyaan cerdas yang
diajukan oleh Rahul. Berikut ini percakapan antara Dr. Zakir Naik dengan pemuda ateis
bernama Rahul tersebut:

Rahul : Baru-baru ini di India, aku membaca di koran bahwa pernikahan sesama
jenis dibolehkan di India. Dan di dalam koran tersebut, tertulis bahwa kondisi
homoseksual memang sudah bawaan genetik dari orang itu sejak lahir. Jadi orang itu
tidak punya pilihan lain. Sementara itu, aku sepenuhnya paham bahwa Islam
sepenuhnya melarang homoseksual.

Tapi jika seseorang punya kecendrungan homoseks karena memang sudah


bawaan sejak lahir, dan ini bukan pilihannya, kenapa Islam malah menghukumnya?

Dr. Zakir Naik : Aku setuju denganmu. Ini seakan-akan tak masuk akal.

Rahul : Ya, tidak masuk akal. Jadi kenapa Tuhan menciptakan seseorang dalam
kondisi seperti itu dan Tuhan menghukumnya karena hal itu juga?
Dr. Zakir Naik: Saudara ini berkata bahwa baru-baru ini di India, homoseksualitas
diperbolehkan. Aku koreksi pernyataanmu, bukannya India memperbolehkan,
melainkan undang-undang di India menyatakan bahwa homoseksual bukanlah sebuah
kejahatan besar dalam konstitusi India. Jadi mereka membuatnya lebih ringan sekarang.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 103
Dan ini adalah aturan yang ditegakkan di New Delhi, tapi belum disahkan menjadi
hukum.

Selain itu, juga banyak organisasi di India yang menentang homoseksual sehingga
ini belum jadi hukum. Homoseksual baru disahkan di Kanada, AS, dan Inggris.
Sedangkan di India sendiri belum disahkan. Dan sekarang, ada teori ilmiah yang
mengatakan bahwa homoseksualitas bersifat genetik. Dan seperti yang kau katakan,
jika homoseksual itu bersifat genetik (bawaan dari lahir), maka kenapa orang yang
mengidap homoseksual tersebut yang disalahkan? Kenapa Islam menganggap ini
sebagai dosa? Itu adalah pertanyaan yang sangat bagus.

Sebenarnya, teori yang mengatakan bahwa homoseksual bersifat genetik


dinyatakan beberapa tahun yang lalu. Akhirnya diketahui bahwa teori ini benar-benar
salah. Dan orang yang mengemukakan teori ini ternyata seorang homoseksual. Jadi
belum ada bukti ilmiahnya, melainkan baru asumsi. Ilmu sains belum membuktikan
bahwa homoseksualitas itu genetik.

Bahkan Quran berfirman dalam surat Al A’raaf[7]:81

“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada


mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.”
(Qs. Al-A’raaf[7]: 81)

Ayat di atas membicarakan tentang perilaku homoseksual yang dilakukan kaum


Nabi Luth. Di ayat tersebut Allah melarang perbuatan homoseksual. Dan homoseksual
juga dilarang dalam Bible, di dalam kisah yang sama yang menceritakan kaum Nabi
Luth. Intinya homoseksual benar-benar dilarang. Dan teori yang mengatakan bahwa
homoseksual bersifat genetik masih berupa asumsi (masih dugaan). Faktanya,
homoseksual tidak bersifat genetik.

Kalau begitu, bagaimana homoseksual bisa terjadi? Jawabannya adalah, ilmu


psikologi telah mengungkap fakta bahwa ketika kita melakukan sesuatu terlampau
sering, maka kita lama-kelamaan merasa bosan dan tidak lagi senang melakukannya.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 104
Sementara itu, yang Tuhan izinkan adalah hubungan seks (dengan suami/istri)
secara normal. Namun apabila kau melakukannya terlalu sering atau melakukan
sesuatu yang tidak normal, di saat itulah kau mulai bosan. Pada akhirnya, kau mulai
mencoba-coba melakukan sesuatu yang tidak normal dan dilarang agama.

Rahul : Ya, tapi perilaku homoseksual juga ditemukan pada anak-anak, padahal
mereka belum menikah (belum berhubungan seks).

Dr. Zakir Naik: Aku akan menjelaskan mengapa hal ini juga terjadi pada anak-anak
setelah ini. Jadi sekarang kita bicarakan orang dewasa dulu.

Kembali ke topik. Jadi ketika kau sudah keseringan melakukannya, kau ingin
mencoba sesuatu yang baru dan yang lebih lagi. Kau sudah bosan dengan hubungan
seks yang normal dan kau tidak lagi merasa senang melakukannya. Saat itulah kau
mulai melakukan hal-hal yang tak alami. Jadi perilaku homoseksual ini bukan karena
bawaan genetik.

Berkenaan dengan anak-anak. Bagaimana anak-anak bisa melakukan perbuatan


homoseksual? Ini bukanlah sifat bawaan sejak lahir. Anak-anak tidak lahir dalam
keadaan homoseksual. Hal ini dikarenakan mereka sering menonton film porno.
Padahal kita tahu bahwa film porno itu haram. Channel-channel TV sekarang banyak
menampilkan adegan vulgar dan pornografi. Ini dikarenakan adegan-adegan seperti itu
menjual dan memikat para penonton sehingga mudah meraup keuntungan. Karena
mereka terlalu sering menonton TV disertai adegan-adegan seperti itu, lama-lama
mereka mulai mencoba-coba melakukannya dan akhirnya mereka menyimpang. Jadi
siapa yang salah disini? (Yang salah) adalah channel-channel TV itu dan juga para
orangtua yang membolehkan dan tidak mengawasi anak-anaknya. Merekalah yang
bertanggung jawab. Selain itu, bagaimana orangtua mendidik dan memperlakukan
anak-anak mereka juga mempunyai dampak psikologis terhadap perkembangan anak-
anak. Hal-hal inilah yang menjadi faktor terhadap perilaku homoseksual pada anak-
anak.

Jadi jangan beranggapan bahwa orang yang baru lahir sudah jadi homoseks,
karena faktanya sama sekali tidak begitu. Ini adalah sebuah kesalahpahaman dan tidak

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 105
ada penelitian ilmiah yang membuktikan itu. Kesimpulannya, ini disebabkan anak-anak
keseringan menonton film porno.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 106
Jika Allah Itu Maha Kuasa, Maka Bisakah Dia
Melakukan Segalanya?

Pandangan Islam berkenaan dengan kemampuan Allah dengan jelas terangkum


dalam kitab yang ditulis Imam Al-Tahawi. Dia menulis, “Allah itu Maha Kuasa. Segala
makhluk bergantung pada-Nya, dan setiap perkara mudah bagi-Nya.”

Namun terkadang sebagian orang ateis bertanya tentang kemampuan dan


kekuasaan Allah. Pertanyaan yang mereka ajukan adalah: “Jika Allah itu Maha Kuasa,
maka bisakah Dia menciptakan sebuah batu yang tidak bisa Diangkat oleh-Nya?” atau
“Bisakah Allah berbohong?” Poin kunci dalam menjawab pertanyaan ini adalah dengan
menggarisbawahi kata “Maha Kuasa” yang seringkali disalahartikan menjadi “bisa
melakukan segala-galanya.” Sebenarnya Maha Kuasa mempunyai makna kemampuan
untuk mengadakan setiap perkara, bukannya kemampuan untuk melakukan segalanya
sekalipun hal itu tidak masuk akal. Jadi ketika seseorang bertanya: “Bisakah Allah
menciptakan sebuah batu yang tidak dapat diangkat-Nya”, hal ini sebenarnya
menggambarkan suatu hal yang tidak mungkin dan tidak bermakna, sama seperti ketika
kita mencoba mengucapkan “seekor gagak putih berwarna hitam” atau “sebuah segitiga
berbentuk bujur sangkar” atau bahkan “es teh manis hangat tidak pakai gula.”

Pernyataan-pernyataan seperti ini tidak menjelaskan apapun dan tidak memiliki


nilai informasi, mereka sama sekali tidak mempunyai makna. Jadi kenapa kita harus
menanyakan pertanyaan yang tidak mempunyai makna? Sederhananya, itu semua
bukanlah sebuah pertanyaan.

Lebih lanjut, karena Allah Maha Kuasa berarti Dia selalu bisa melakukan apa yang
dikehendaki-Nya, seperti yang dijelaskan Imam Al-Tahawi di atas “dan setiap perkara
mudah bagi-Nya.” Dengan begitu Maha Kuasa juga berarti bahwa Allah tidak mungkin
melakukan kegagalan. Begitu juga karena salah satu sifat Allah adalah Al-Haqq yang
berarti Maha Benar, maka Dia tidak mungkin berbohong. Tapi sebagian orang ateis
malah berkata: Karena Allah itu Maha Kuasa maka Dia dapat melakukan apapun
termasuk melakukan kegagalan dan berbohong! Hal ini sangat tidak masuk akal dan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 107
absurd karena ini sama saja dengan berkata: “Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Benar
tidak Maha Kuasa dan Maha Benar!”

Kesimpulannya, Allah dapat menciptakan sebuah batu yang beratnya tidak


terkira, tapi Dia selalu dapat mengangkatnya, dan Allah selalu berfirman dalam
kebenaran dan tidak mungkin berbohong. Jadi yang perlu kita pahami adalah bahwa
kegagalan dan berbohong bukanlah aspek dari sifat Maha Kuasa Allah.

Referensi: hamzatzortzis.com

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 108
Metode Berdakwah untuk Mengajak Non-Muslim
Masuk Islam

Dakwah, menyampaikan pesan Islam kepada non-Muslim, adalah kewajiban umat


Islam. Allah SWT memerintahkan dan menuntun kita dalam Al Qur’an untuk melakukan
dakwah (dengan aturan-aturan tertentu):

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125)

Empat kata kunci yang harus digarisbawahi dalam ayat ini adalah “serulah”,
“manusia”, “pelajaran yang baik”, dan “cara yang baik”. Banyak pendakwah dan
organisasi Islam di seluruh dunia menjalankan kegiatan-kegiatan dakwah mereka
berdasarkan ayat ini.

Bagi mereka, mengundang seseorang untuk masuk Islam berarti dengan lembut
mengajak, peduli, santun, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita tidak bisa “mengundang”
seorang non-Muslim untuk memahami tentang Islam, atau belajar Islam, atau membuat
dia tertarik kepada Islam, dengan memanggilnya kafir, manusia najis, atau nama-nama
buruk lainnya. Rasulullah s.a.w bahkan tidak membolehkan para penyembah berhala
(yang bukan saja menentang ajaran Rasulullah, tapi juga melemparinya dengan kotoran
unta, mengasingkan umat Muslim selama tiga tahun dan membunuh sahabat-sahabat
terdekatnya, dan sebagainya) dicela dalam sebuah puisi bernada sarkasme oleh Hassan
bin Tsabit yang mengatakan “Bagaimana kalau sebenarnya aku bersaudara dengan
mereka?” (H.R. Bukhari, dari Aisyah)

Kita harus mengikuti sunnah Rasulullah s.a.w dengan tidak menghina orang lain.
Dengan begitu, kita harus memiliki akhlaq yang baik, seperti yang diajarkan oleh Islam,
dan dengan demikian menjadi penyeru-penyeru Islam yang terbaik, dan begitulah
seharusnya sifat para da’i sejati. Seorang Muslim yang membuat nama Islam menjadi
buruk dengan berperilaku ekstrim, keras, emosinya tinggi, tidak mau mendengarkan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 109
pendapat orang lain, berpikiran sempit, dogmatis, dan hal-hal lain yang tidak diajarkan
dalam Islam, hanya akan membuat pekerjaan para da’i menjadi lebih sulit. Orang-orang
seperti itu hanya membuat nama Islam semakin buruk di zaman sekarang, dimana
banyak orang yang berpandangan negatif terhadap Islam.

Kita juga harus mengingat perintah dari Allah kepada Nabi Musa a.s dan Harun a.s:

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Qur’an 20:43 -44)

Bahkan kepada Fir’aun, yang telah membunuh banyak orang tak bersalah dengan
merebusnya dalam ketel minyak yang mendidih, yang telah mengaku dirinya sebagai
tuhan, kita harus berbicara dengan lemah-lembut, apalagi kepada orang-orang yang
lebih baik daripadanya.

Kata penting berikutnya adalah “manusia.” Ini berarti SEMUA MANUSIA, tanpa
terkecuali. Setiap non-Muslim adalah calon muallaf yang bisa mendapatkan hidayah
meskipun mereka sangat anti-Islam atau berperangai buruk. Ingatlah bahwa Umar bin
Khattab r.a dan Khalid bin Walid r.a, sebelum mereka berdua masuk Islam adalah orang
yang sangat anti-Islam. Seorang Muslim tidak boleh terlalu memilih-milih kepada siapa
dia berinteraksi. Setidaknya ada tiga alasan untuk hal ini:

1. Lebih baik bagi kita untuk menjelaskan Islam kepada siapapun, meskipun sikap
mereka memusuhi, sinis, dan kritis, daripada membiarkan mereka belajar sendiri dan
ternyata belajar dari sumber yang salah, atau lebih buruk lagi, belajar dari website-
website anti-Islam, dsb. Dengan berdakwah, setidaknya kita bisa mengenalkan ajaran
Islam yang sebenarnya kepada mereka. ‘Menurut anda ini hanya buang-buang waktu?
Bacalah alasan nomor 2.

2. Tujuan berdakwah bukanlah untuk menjadikan non-Muslim masuk Islam,


melainkan untuk menyampaikan pesan Islam kepada mereka dengan cara terbaik yang
kita bisa, dan hal itu berarti “dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” Penerimaan
atau penolakan mereka terhadap Islam terserah kepada mereka. Kesuksesan dari
dakwah tidak berada di tangan kita. Hanya Allah yang punya kekuatan memberikan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 110
hidayah (petunjuk) kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, bahkan Nabi Muhammad
s.a.w pun tidak punya kekuatan untuk hal itu. Ingatlah bahkan Nabi Muhammad
s.a.w tidak bisa mengislamkan Abu Thalib, pamannya sendiri,.

3. Seorang Muslim yang pernah mencoba untuk mendapatkan perhatian dari non-
Muslim tentu pernah mengalami kesulitan dalam berdakwah. Tentu saja berdakwah
kepada non-Muslim tidak semudah berdakwah kepada Muslim yang taat, misalnya
mereka yang sering pergi ke masjid, menghadiri ceramah Islam, seminar, program
dakwah, dsb, dan mereka yang sudah tertarik kepada Islam.

Kata kunci berikutnya pada ayat 16:125 adalah “hikmah” dan “pelajaran yang
baik.” Mari kita bahas keduanya, secara singkat. Kita harus menyiapkan strategi yang
efektif agar dakwah kita kepada non-Muslim berhasil. Salah satu strategi yang cukup
sukses akan dijabarkan sebagai berikut:

PANDUAN UNTUK BERBICARA KEPADA NON-MUSLIM TENTANG ISLAM

TUJUAN: Untuk menyampaikan pesan Islam, dan berbagi keindahan Islam.

Tujuan kita BUKANLAH untuk mengislamkan non-Muslim, karena non-Muslim


tersebut haruslah membuat keputusan untuk masuk Islam dengan hatinya, tidak boleh
karena terpaksa. Tentu saja, jika dia memilih untuk masuk Islam, Alhamdulillah; dan
kita akan memberikan semua bantuan yang dia butuhkan pada saat dan setelah dia
masuk Islam. Peran kita adalah menolong orang itu untuk menemukan jati dirinya, dan
untuk menemukan arah dan tujuan yang benar dalam hidupnya. Mendalami ajaran
Islam adalah sebuah perjalanan ruhani baginya, dan dia akan menerima pertolongan
dan petunjuk dari Allah; peran kita hanyalah untuk membantunya sebaik mungkin
dalam perjalanannya.

PRINSIP-PRINSIP

A. PENDEKATAN

1. Metode untuk mendekati seorang non-Muslim tergantung pada kita. Salah


satunya adalah dengan berdiskusi secara pribadi, sehingga non-Muslim itu merasa lebih
dekat dengan Islam. Sebelum membicarakan tentang Islam, kita harus mengenal dirinya
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 111
lebih dahulu – tanyakan tentangnya, keluarganya, pekerjaannya, dsb (tapi hanya jika dia
mau menceritakannya). Jadilah seorang teman yang tulus baginya. Pedulilah pada
dirinya. Ini adalah bagian dari dakwah Islam. Menjadi seorang Muslim yang baik adalah
metode dakwah yang terbaik. Dengan mengetahui lebih banyak tentangnya, anda juga
bisa merencanakan pendekatan dan strategi paling efektif untuk mengajarkan Islam
kepadanya. Setiap orang itu berbeda, dan butuh pendekatan yang berbeda-beda.
Cobalah juga untuk mengetahui seberapa banyak yang dia tahu tentang Islam, dan
tentang kesalahpahaman, masalah, atau keraguan yang dia miliki berkenaan dengan
Islam. Berkenaan dengan bagaimana caranya memulai pembicaraan, seorang da’i yang
berpengalaman biasanya memulai pembicaraan tentang Islam dengan suatu topik.
Sebuah pertanyaan pembuka yang bisa dicoba misalnya: “Bagaimana anda tahu tentang
Islam pertama kalinya?” Atau “Apakah anda tahu ada buku tentang Islam yang bagus?”
Atau tanyakan padanya tentang berita di media-media yang menyorot tentang Muslim,
dan setelahnya tanyakan padanya apakah dia tahu tentang Islam dan Muslim. Lakukan
ini dengan lemah-lembut, dan ramah – jangan membuat diskusi ini terlihat seperti
wawancara atau bahkan yang lebih parah lagi, seperti interogasi. Tariklah dirinya,
biarkan dia yang lebih banyak bicara, dan bantulah dia untuk merasa senyaman
mungkin. Tergantung pada situasinya, lanjutkan diskusinya atau bawakan beberapa
buku Islam padanya.

2. Jangan habiskan terlalu banyak waktu membicarakan Islam dengan orang-


orang yang biasa anda temui. Berikan pengetahuan tentang Islam kepadanya sedikit
demi sedikit, agar dia lebih mudah memahaminya. Jangan pernah langsung memberikan
buku atau Quran begitu saja. Selalu mulai dengan sebuah brosur kecil, dan dilanjutkan
dengan artikel. Sedangkan Al-Qur’an atau buku-buku mengenai Islam lebih baik
diberikan setelah dia berulang kali memintanya. Jangan pernah memberikan lebih dari
satu buku pada jangka waktu yang dekat, dan ikuti perkembangannya apakah dia telah
membaca bukunya atau belum, dan tanyakan padanya beberapa pertanyaan.

3. Cobalah untuk mengetahui latar belakang dari non-Muslim tersebut. Ini akan
membantu kita untuk merencanakan pendekatan yang paling sesuai dalam berdakwah.
Non-Muslim tidak sama. Setiap dari mereka saling berbeda, masing-masing punya
tantangan tersendiri, dan masing-masing mungkin membutuhkan pendekatan yang
berbeda. Sebagai contoh, ada orang yang cenderung mempertanyakan segalanya dan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 112
seringkali cukup skeptis – seorang pendakwah harus menjelaskan segala sesuatunya
dengan mendetil, memberikan penjelasan yang masuk akal untuk meyakinkan mereka.
Sebagian lagi cendrung menghadapi masalah dengan keluarga mereka jika mereka
masuk Islam.

4. Jadilah rasional (jangan emosional), dan lembutlah dalam pendekatan anda,


meskipun jika dia agresif atau marah, atau bahkan menghina anda. Tetaplah
menghargainya. Allah telah memberikan akal kepada setiap orang untuk berpikir dan
hati untuk merasakan, dan dia terikat dengan pendapat dan perasaannya sendiri.
Hindari konfrontasi, dan jangan merasa bahwa ada “peperangan” atau perdebatan yang
harus anda “menangkan.”

5. Jangan terlalu bersemangat atau melebih-lebihkan dakwah anda. Ketika anda


melihat bahasa tubuh atau raut wajahnya terlihat seperti kehilangan ketertarikan,
hentikanlah diskusinya. Anda harus meredakan tensinya, misalnya dengan menawarkan
minuman, atau memperkenalkannya dengan teman-teman dakwah anda yang lain.
Ingatlah bahwa dakwah adalah proses yang panjang, dan tidak bisa dilakukan hanya
dalam satu pertemuan, atau dalam beberapa pertemuan – dakwah memerlukan usaha
yang konsisten dan kesabaran.

6. Biarkan dia yang menentukan ritmenya. Untuk setiap orang, belajar Islam
adalah pengalaman yang sangat pribadi, dan penting bahwa dia punya waktu untuk
mencernanya sendiri. Jangan tentukan batasan waktu apapun, melainkan dengan
lembut tuntunlah dia setahap demi setahap sampai dia siap. Sangat penting agar dia
tidak merasakan tekanan apapun, karena hal ini akan membuat kerangka berpikirnya
salah dan tidak mengetahui kebahagiaan dan ketenangan dari ajaran Islam.

7. Dakwah adalah pertukaran pikiran dan pandangan. Buatlah perbincangannya


menjadi dua arah, bukan hanya satu arah yang dikemukakan oleh sang da’i saja. Banyak
non-Muslim yang meskipun memiliki pengetahuan yang sangat sedikit tentang ajaran
Islam, namun memiliki gagasan dan kepercayaan yang mirip dengan Islam. Mereka juga
seringkali mengemukakan komentar-komentar dan sudut pandang yang baik dan
bijaksana, yang benar-benar berguna bagi sang da’i.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 113
8. Jika target kita berjumlah lebih dari lima orang, diskusinya dapat diubah
menjadi seperti memberikan ceramah kepada suatu kumpulan orang. Dalam kasus
seperti ini, lakukan sesi tanya-jawab setelah ceramah dan bagikanlah brosur setelah
ceramah. Atau bisa juga dibentuk kelompok diskusi. Kelompok diskusilah yang terbaik
dimana sang pendakwah lebih punya banyak kesempatan untuk mendekatkan diri
dengan orang-orang baru.

9. Debat terasa tidak cocok dengan metode berdakwah. Debat pada prinsipnya
adalah kita berusaha menjatuhkan lawan dengan mengekspos dan menyerang
kelemahan lawan yang kita ketahui. Debat dapat menjadi hiburan bagi Muslim, tapi
merupakan sebuah siksaan bagi grup lawan; dan hal ini tidak akan bisa menarik simpati
mereka. Seringkali, seorang pendakwah memenangkan debat tapi tidak dapat menarik
simpati orang yang didebat, sehingga membuat segala usahanya sia-sia.

10. Penyebaran brosur dan dakwah dari satu rumah ke rumah lainnya adalah
metode yang juga dapat dicoba dalam berdakwah. Penyebaran brosur bagaikan
menebar benih dari sebuah pesawat terbang, sebagian akan jatuh di atas bebatuan,
sebagian lainnya di sungai, di gurun, dan sebagian di tanah yang subur sehingga
tumbuhlah benih itu. Ketika menggunakan pendekatan ini, buatlah brosurnya simpel
dan bisa dibaca dalam waktu tiga sampai lima menit. Brosur ini harus memuat alamat
dan nomor telepon dari organisasi dakwah anda. Sebuah organisasi misionaris Kristen
telah berhasil melakukan penyebaran agama dengan sistem ‘ketuk pintu.’ Dalam kasus
ini, kita harus sopan dengan meminta izin untuk memasuki rumah non-Muslim
tersebut. Pertemuannya harus disudahi ketika anda melihat wajah atau bahasa tubuh
sang tuan rumah sudah tidak nyaman. Kunjungan berikutnya harus didasarkan pada
kesediaan tuan rumah dan kenyamanannya.

B. ISI

1. Kenalkan keindahan Islam seperti misalnya ketauhidan dan hubungan antara


manusia dengan Tuhannya. Mulailah dari aspek yang positif.

2. Sebisa mungkin, tetaplah membahas prinsip-prinsip yang utama dan penting


dalam Islam. Cobalah menghindari masalah-masalah (ikhtilaf) yang kurang penting,
misalnya permasalahan Sunni-Syi’ah. Jika lawan bicara membahas hal-hal semacam itu,
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 114
berikan jawaban singkat, dan kemudian cobalah mengarahkan dia kembali kepada
prinsip-prinsip dasar, sehingga dia tidak melihat Islam dalam sudut pandang yang salah.
Pada waktu bersamaan, jika ada aspek tertentu dalam Islam – atau kesalahpahaman –
yang mengusiknya, diskusikanlah dan cobalah membantu menjelaskan keraguannya.

3. Tekankan universalisme Islam (misalnya, Allah sebagai Tuhan seluruh makhluk,


satu-satunya yang patut disembah) – fakta bahwa Islam adalah jalan hidup yang
menyempurnakan seluruh wahyu Tuhan sejak zaman Nabi Adam; dengan demikian
Islam mengajarkan banyak nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sama yang juga ada di
agama-agama besar lainnya. Dengan demikian, Islam bukanlah agama yang berbeda dan
terpisah tanpa hubungan dengan agama-agama lainnya. Jangan mengkritik atau
mencela agama lain. Sebisa mungkin, hindari membandingkan Islam dengan agama
lainnya, cukup beritahukan ajaran-ajaran dari Islam sendiri.

4. Seringkali lebih tepat mengenalkan Islam sebagai jalan untuk mencari jawaban
terhadap masalah-masalah sosial di zaman sekarang, yang seringkali membuat banyak
orang kecewa. Jelaskan bahwa Islam membahas semua aspek kehidupan, baik dalam
kehidupan sosial begitu juga dalam permasalahan pribadi, dalam permasalahan
duniawi dan ruhani; prinsip-prinsip Islam itu luas, menjadikan penerapannya fleksibel
dan dinamis, dan dengan demikian cocok untuk setiap waktu dan kondisi.

5. Selalu katakan yang benar. Persiapkan diri anda sebaik mungkin dengan ilmu
Islam. Jangan pernah menerka-nerka; jika anda tidak tahu suatu permasalahan, atau
tidak yakin, katakan saja terus terang, atau arahkan non-Muslim tersebut kepada
seseorang yang lebih tahu, atau beritahu padanya bahwa anda akan mencarikan
jawaban untuknya (dan bersungguh-sungguhlah dalam mencarikan jawaban
untuknya!) dari sumber yang terpercaya. Selalu arahkan kepada orang-orang yang lebih
berpengetahuan tentang Islam (misalnya ulama, da’i, guru agama, dsb) ketika
pertanyaan yang sulit muncul. Jangan pernah memberikan video, atau debat agama,
atau video yang tampak bisa menyinggung perasaannya, karena materi-materi seperti
itu tidak membuka hati dan pikirannya melainkan non-Muslim tersebut malah akan
bersikap defensif dan membuat hatinya semakin tertutup.

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 115
6. Jangan merasa malu akan ajaran Islam – Islam dengan segala aspek, prinsip, dan
ibadahnya, adalah sebuah agama yang sempurna, yang diberikan kepada umat manusia
oleh Allah s.w.t – Dengan begitu tidak ada yang perlu disembunyikan, atau merasa malu
pada salah satu ajaran Islam. Jangan merasa tersinggung jika seseorang mengkritisi atau
menolak suatu aspek dari Islam. Tugas kita adalah untuk menjelaskan tentang Islam
sebaik mungkin – entah apakah dia menerimanya atau tidak, itu bukan kewajiban kita,
melainkan hal itu berada di tangan Allah s.w.t.

7. Jangan takut menerima kritikan – Seringkali orang-orang menilai Islam dengan


melihat pada umat Muslim, dan tentu ada sebagian Muslim yang tidak mengikuti ajaran
Islam. Kita harus mengakui kesalahan seperti itu, dan tunjukkan bahwa “kesalahan” itu
berasal dari orang itu sendiri, sedangkan Islam sendiri adalah sebuah jalan hidup yang
sempurna untuk manusia dan memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian
yang penuh jika diikuti dengan bersungguh-sungguh. Jangan mencela ajaran agama lain.
Hal ini tidak ada gunanya, dan hanya akan membuat si pendengar membalasnya dengan
menyerang ajaran Islam. Untuk non-Muslim tersebut, kita pertama-tama harus
membangun aqidah orang itu, dan membangun kecintaannya akan Islam. Mengajarkan
praktek-praktek ibadah dalam Islam baru dilakukan setelah dia mencintai Islam.

Kita harus membuat non-Muslim itu merasa nyaman dengan kita, sehingga dia
bisa mengeluarkan keluhannya, dan merasa nyaman ditemani oleh Muslim yang tulus,
untuk belajar tentang Islam. Jangan sampai dia merasa tidak nyaman.

Setiap Muslim dengan ilmu yang memadai tentang Islam dapat menjadi da’i dan
berdakwah tapi keefektifan dakwahnya bergantung pada kedewasaannya ketika
berbicara pada orang lain. Kita harus selalu menghormati dan santun kepada non-
Muslim, tidak peduli seberapa tersesatnya mereka dalam pandangan kita. Kita harus
sering-sering mengingatkan diri sendiri bahwa setiap manusia telah diciptakan oleh
Allah dengan potensi yang sama untuk mencapai derajat yang tertinggi di sisi-Nya.
Dengan demikian, mungkin saja pada suatu hari nanti mereka malah bisa menjadi
Muslim yang lebih baik daripada kita sendiri.

Yang terakhir, ingatlah bahwa dakwah adalah kewajiban yang harus kita
laksanakan sesuai dengan kemampuan terbaik kita untuk mencari ridha Allah. Jangan

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 116
takut! Meskipun dakwah adalah tanggung jawab yang cukup besar, kita harus ingat
bahwa kita tidak melakukannya seorang diri. Allah selalu bersama kita. Dia akan
memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang tulus dan rendah hati dalam
mencari ridha-Nya.

Diterjemahkan secara bebas dari: wisdomislamic.info

[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 117

Anda mungkin juga menyukai