ARTIKEL
SITUS
KEBENARAN ISLAM
LAMPU-
ISLAM.COM
KEBENARAN ISLAM
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, Rabb Semesta Alam, yang hanya
karena izin, rahmat dan karunia-Nya lah penulisan buku “Kompilasi Artikel
“Kebenaran Islam” dari Situs Lampu-islam.com” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Rasulullah
Muhammad SAW yang dengan risalahnya telah mengeluarkan manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Semoga kita semua termasuk dalam
golongan umat beliau yang mendapatkan syafaat beliau di yaumil akhir kelak, aamiin.
Situs Lampu-islam.com adalah salah satu situs Islam favorit saya sejak sekitar 6
tahun yang lalu. Di dalamnya ada banyak sekali artikel-artikel keislaman yang sangat
berbobot dan memberikan pencerahan. Saya pun berpikir alangkah lebih baik jika
artikel-artikel ini dikompilasi ke dalam buku-buku berdasarkan topik yang sama. Saya
berpikir bahwa cara ini akan memungkinkan kita membaca artikel-artikel tersebut
secara luring (offline), lebih memudahkan kita untuk mempelajari suatu topik tertentu,
serta dapat menjadi arsip jika suatu saat situs tersebut mengalami take down.
Akhir kata, saya sembagai kompilator berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi amal jariyah bagi saya serta segenap pengurus situs Lampu-
islam.com serta seluruh penulis artikel yang diposting di situs Lampu-islam.com. Bagi
yang ingin memperbanyak, menggandakan, mengcopy, atau membagikan di dunia maya
buku ini, saya persilakan. Asalkan untuk kepentingan keilmuan dan dakwah, dan bukan
untuk kepentingan komersil.
3. Kata-kata berikut ini diambil dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice,
Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl.
7. Umat Hindu percaya bahawa di dalam Kaabah ada salah satu dari Tuhan mereka
yang bernama “Shiva Lingam”
8. Jikalau sekarang Al-Quran dihancurkan kesemuanya, maka versi arab dari Al-
Quran akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Hafiz yang telah
menghafalkan kata-kata di dalam Al-Quran dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.
Al Quran adalah satu-satunya kitab suci yang dihafal jutaan manusia sehingga
keaslian/kesuciannya sentiasa terjaga.
9. Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Amerika Syarikat. Dari 1.4 juta
askar Amerika, lebih kurang 3,700 daripadanya yang beragama Islam.
10. Seramai 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20,000 orang AS masuk
Islam setiap tahun selepas peristiwa 9/11.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 2
11. Jasad Nabi Muhammad pernah dicoba dicuri 2 kali, namun kedua-duanya
gagal.>>>Ingget kan admin pernah posting yg ini dulu.
12. Jasad Firaun (Ramses II) yang tenggelam di laut merah, baru ditemui oleh
arkeologi Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Setelah 3000 tahun berada di bawah
tanah dan pasir.
13. Solat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah SAW menghadap Masjidil Haram
adalah solat Asar bersama para sahabat,sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis
selama enam belas bulan.
14. Nabi Muhammad SAW tidak pandai membaca dan menulis, namun ingatannya
sangat kuat dan sangat bijak.
15. Kata-kata terakhir Nabi Muhammad SAW sebelum wafat adalah “Ummatii …
ummatii … ummatii” yang menunjukkan betapa besar cintanya kepada umatnya.
16. Rasulullah SAW telah mengetuai 23 kali perang, hanya sekali sahaja kalah iaitu
Perang Uhud.
17. Musa A.S adalah nama yang paling banyak disebut dalam Al-Quran, manakala
Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang disebut dalam Al-Quran.
18. Semua anak lelaki Nabi Muhammad, iaitu Al-Qasim,Abdullah dan Ibrahim,
meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Ramai ulama mengatakan Allah sengaja
memanggil mereka lebih awal agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi
rasul yang baru.
19. Al Khawarizmi (matematik), Jabir Ibn Hayyan (kimia), Ibnu Khaldun (sosiologi
dan sejarah), Ibnu Sina (kedoktoran), Ar Razi (kedoktoran), Al Biruni (fizik), Ibnu
Batutah (antropologi) adalah contoh dari ratusan cendikiawan muslim yang menjadi
rujukan dalam ilmu pengetahuan moden.
20. Makam Ibrahim bukanlah kubur Nabi Ibrahim A.S sebagaimana dugaan atau
pendapat sebahagian orang. Makam Ibrahim adalah batu bekas tapak kaki baginda
semasa Nabi Ibrahim membangun Kaabah.
Sebagai contoh, jika seseorang datang untuk memeriksa meteran listrik di rumah
anda, maka orang itu biasanya mengenakan seragam atau membawa kartu identitas.
Jika orang itu datang mengetuk pintu anda berpakaian layaknya preman dan tubuhnya
dipenuhi tato, pastinya anda tidak akan membiarkan orang ini masuk ke rumah anda.
Anda akan berpikir bahwa orang tersebut adalah perampok. Jadi anda ingin suatu bukti
bahwa orang itu berkata jujur.
Contoh lainnya, jika saya ingin membela diri di pengadilan, maka saya harus
membawa keterangan dan bukti-bukti bahwa saya tidak bersalah.
Begitu juga dengan masalah agama. Bahkan jika anda memikirkannya, masalah-
masalah dalam agama bahkan lebih penting daripada masalah-masalah duniawi, karena
agama tidak hanya berbicara tentang hidup ini, namun juga membicarakan tentang
kehidupan akhirat. Oleh karena itu, apakah cukup seseorang hanya mengaku-ngaku
bahwa suatu kitab berasal dari Tuhan, namun mereka tidak punya buktinya?
Misalnya, jika ada orang Kristen mengatakan Yesus adalah Tuhan dan Bible adalah
firman Tuhan, maka tunjukkan bukti-buktinya. Dan ini berlaku bagi siapa pun.
Jadi ketika kita akan membuktikan kebenaran Islam, Insya Allah kita dapat
memberikan bukti-bukti yang sangat banyak sehingga seseorang tidak akan meragukan
Islam.
Dan selanjutnya, kita akan membahas apa yang disebut iman. Karena bagi
sebagian orang, mereka menganggap bahwa iman adalah sesuatu yang harus dipercaya
begitu saja.
Sekarang mari kita ambil contoh, salah satu hal yang saya sering tanyakan pada
orang-orang adalah “apakah anda percaya bahwa Bumi berputar pada sumbunya &
berjalan mengitari Matahari dalam 365 hari?” Dan kebanyakan orang mengatakan “Ya,
kami percaya itu. Itu adalah fakta” Kemudian saya berkata: “Oke, buktikan hal itu.”
Dan ini sangat menarik, karena hampir semua orang tidak bisa menjawabnya.
Bukan berarti mereka tidak percaya bahwa bumi berputar pada sumbunya dan
mengelilingi matahari, karena tentu saja alasan kita percaya disebabkan para ilmuwan
telah menelitinya berdasarkan teori-teori dan observasi. Dan begitu banyak ilmuwan
yang telah meneliti tentang bumi dan matahari, dengan begitu mereka menganggapnya
sebagai fakta,.
Seperti layaknya ketika anda pergi ke dokter, maka anda beriman dan
memberikan kepercayaan anda pada dokter, dan anda percaya padanya karena ia
adalah dokter yang sudah belajar ilmu kedokteran, punya pengetahuan, dan
diagnosisnya bersifat akurat.
Jadi inilah jenis iman yang kita bicarakan dalam Islam. Ketika kita berbicara
tentang iman, kita tidak berarti meyakini sesuatu tanpa bukti. Dalam Islam, Allah
meminta anda untuk beriman kepada sesuatu yang sepenuhnya bisa dipercaya, bahwa
hanya ada satu Tuhan yang mewahyukan petunjuk kepada umat manusia melalui nabi
Muhammad S.A.W. Dan bahwa Tuhan telah memberikan bukti-bukti yang sangat kuat.
Jadi, setiap orang yang mau menggunakan akalnya serta-merta menjadi yakin bahwa
Jadi selanjutnya apa yang akan kita bahas adalah beberapa mukjizat Al-Qur’an,
seperti apa mukjizat-mukjizat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, apa pengaruh
mukjizat-mukjizat itu dalam proses pembuktian & memahami sesuatu bahwa Al-Qur’an
memang sebuah kitab dari Tuhan.
Yang terakhir, saya ingin menyelesaikannya dengan sebuah surat dari Al’Quran &
itu surat “Al-Bayyinah” dimana Allah S.W.T. berfirman “innalladzina kafaru min ahlil
kitab wal mushrikina.” Jadi tidak akan pernah tahu “para ahli kitab” (orang-orang
Kristen dan Yahudi). Mereka tidak akan pernah meninggalkan kekafirannya kepada
Allah dan mereka tidak akan mengikuti petunjuk Allah sampai datang kepada mereka
Al-Bayyina (bukti-bukti yang jelas).
Jadi Allah memberitahu kita sesuatu tentang sifat alami manusia. Orang-orang
perlu bukti untuk membuat mereka sadar & paham bahwa Islam memang agama yang
benar.
Dan apa buktinya? “Rassula min Allah” atau seorang Rasul dari Allah. Nabi
Muhammad S.A.W. adalah bukti yang jelas tentang kebenaran Islam.
Kemudian “Rassula min Allah yaklus suhufam mutahara” yang berarti bahwa Nabi
Muhammad membawa kitab suci yang murni (Al-Qur’an). Al-Qur’an adalah mukjizat
terbesar Nabi Muhammad S.A.W.
“Thiha kutubun kaima” Al-Qur’an adalah kitab hukum yang jelas. Inilah petunjuk
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hukum yang ada dalam agama Islam. Kita juga
akan menjelajahi kehidupan umat muslim. Kehidupan umat muslim dapat dijadikan
bukti bahwa Islam memang agama yang berasal dari Allah S.W.T. Jadi ini adalah
beberapa topik yang akan kita teliti.
Jadi kita akan membahas: mukjizat Al-Qur’an, keajaiban tata bahasa Al-Qur’an,
fakta ilmiah, fakta sejarah, kesaksian para ahli kitab, dan nubuat-nubuat dari Nabi
Muhammad S.A.W. Kita juga akan berbicara tentang kisah-kisah dari beberapa orang
Dan ketika kita menyatukan bukti-bukti di atas, maka kita dapat melihat bahwa
bukti-bukti ini sangat kuat. Jadi Islam bukanlah sebuah agama tanpa bukti.
Jadi saya berharap anda dapat bergabung dalam dan membaca artikel-artikel
berikutnya,
Salah satu cara mengetes kebenaran dari orang yang mengaku mendapatkan
wahyu Tuhan adalah dengan menganalisis kehidupan orang tersebut. Jadi kita akan
meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W.
Kemungkinan pertama adalah orang tersebut pembohong dan dia sengaja menipu
orang. Seiring berjalannya waktu kebohongannya akan terlihat oleh orang lain, maka
dari itu dia harus melakukan sesuatu untuk menutupi kebohongannya.
Kemungkinan kedua adalah orang ini jujur dan benar-benar percaya bahwa dia
menerima wahyu dari Tuhan, tapi dia berhalusinasi. Dia mungkin menderita semacam
penyakit kejiwaan, tapi orang itu dengan jujur dan benar-benar percaya bahwa dia
adalah utusan Tuhan, tidak menipu. Dan orang semacam ini juga akan terlihat
kepribadian yang sebenarnya seiring berjalannya waktu.
Kemungkinan ketiga adalah tentu saja orang itu memang benar-benar menerima
wahyu dari Tuhan.
Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita
akan mulai membahas argumen dari musuh-musuh Islam tentang Nabi Muhammad.
Karena memusuhi Islam, tentu saja mereka tidak menerima Muhammad S.A.W. sebagai
seorang Rasul, jadi mereka harus mencari penjelasan yang lain mengapa Islam menjadi
demikian adanya, bagaimana informasi dalam Alqur’an menjadi demikian adanya,
bagaimana kita menjelaskan kehidupan, ajaran Nabi Muhammad, dan Islam.
Namun, beberapa penulis modern telah melakukan pendekatan yang sama tapi
mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan “teori garis perak”.
Mereka mengatakan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang mengarang-ngarang Islam tapi
tujuannya baik. Dia mengarangnya karena kaumnya sedang dalam kondisi buruk dan
dia ingin melakukan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia memutuskan bahwa
menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan dewa-dewa adalah
cara terbaik untuk melakukan perubahan. Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan
tentang bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan informasi yang
terkandung dalam Alquran. Hal ini masih menyisakan dalil bahwa dia pasti
mengarangnya, dia pasti mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi ini teori
yang dikemukakan oleh beberapa penulis yang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Tuhan.
Dalam teori kedua, mereka harus mengatakan bahwa dia berhalusinasi karena
itulah satu-satunya cara mereka dapat menjelaskan kejujuran dan sifat dapat
dipercayanya. Tapi tentu saja seseorang tidak dapat menjadi pembohong dan menderita
sakit jiwa pada saat yang bersamaan, kalian hanya bisa memilih salah satunya, tapi
mereka butuh keduanya untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.
Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir
bahwa anda adalah utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, ketika anda
berhadapan dengan masalah, anda tak berpikir “Oh, biarkan aku berpikir dan bertanya
Tentu saja cara untuk menyelesaikan teori yang berkonflik ini adalah bahwa
informasi dari Alqur’an yang berhubungan dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu
pengetahuan, dan lain-lain ada karena pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan
kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada karena dia memang utusan Tuhan.
Faktanya, inilah cara yang paling masuk akal untuk menyelesaikan kedua teori yang
bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-
benar utusan Tuhan.
Sekarang saya hanya ingin menggunakan tiga kejadian dalam kehidupan nabi
Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang dapat
kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca
sejarah kehidupan nabi Muhammad yang dapat dipercaya dan ditulis oleh seorang
muslim. Saya yakin jika anda bersikap jujur dan tulus pada diri anda sendiri, maka anda
akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.
Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil
adalah pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan
pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari
bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang
yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin karena merekalah
orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.
Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam
mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka.
Jadi dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika kau ingin
menjadi raja kami, jika yang kau inginkan dengan memanggil orang-orang ke dalam
agama Islam adalah untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami.
Jadi jika kita memikirkan tentang tawaran ini, setiap tawaran yang bersifat
duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala keinginan
duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah menerima tawaran mereka dan merasa
puas. Tapi apa jawaban Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul
disebutkan, “Wahai pamanku, jika kau memberikan matahari di tanganku dan bulan di
tangan yang lainnya, aku tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan
orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku
tidak dapat berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun jika harus
membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Jadi jelas, Nabi Muhammad tidak
termotivasi oleh hasrat duniawi.
Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang
pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?
Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan adalah ketika Nabi Muhammad S.A.W.
secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal
yang luar biasa terjadi ketika dia berdiri di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut
bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah tempat dimana seseorang akan pergi dan
berdiri di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang jika Mekkah sedang
diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Jadi
Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang.
Sehingga banyak yang datang, orang-orang dari setiap suku datang, dan jika pemimpin
suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan.
Abu Lahab adalah seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad
S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-
orang agar masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata
“Muhammad adalah pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan
perkataannya, akankah kau meninggalkan agama leluhurmu hanya karena ocehan
Muhammad?”
Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang
kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya.
Padahal Abu Lahab dapat menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Kemudian dia dapat
mengatakan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kau lakukan dengan ayat Al-
Qur’an yang mengatakan aku akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?”
Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan
tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.
Jadi ketika kita melihat kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad, kita tidak melihat
karakteristik seorang penipu dan pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka
terkandung begitu banyak informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan terdapat
ayat-ayat yang menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang baru saja ditemukan pada abad ini.
Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti
yang kuat bahwa Nabi Muhammad pasti seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa
tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah.
Nabi Muhammad S.A.W ingin mempunyai anak dan akhirnya dia dianugerahi
seorang anak yang rupawan yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim baru
berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang
sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal
dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari.
Bahkan pada hari itu, ketika orang-orang masih sangat percaya pada hal
supernatural, mereka mulai berlari dari rumah-rumah mereka ketika mendengar kabar
ini dan mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan
matahari menjadi gelap karena kematian anak Nabi Muhammad.”
Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa? Apakah ini kata-kata seorang
pembohong? Tentu tidak, inilah kata-kata dari orang yang sepenuhnya jujur, seorang
Dan dari tulisan ini, semoga anda dapat meneliti dan membaca Al-Qur’an, belajar
tentang kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan
menerima kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Sang Pencipta
dan Nabi Muhammad S.A.W. adalah Rasul penutup dan terakhir dari Allah. Semoga
rahmat Allah dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama
kebenaran.
Al’Quran bukanlah satu-satunya petunjuk bagi umat muslim. Kita juga perlu hadist
Nabi Muhammad. Jadi sekarang kita akan membahas bagaimana caranya para ulama
Islam menjaga keaslian hadist Nabi Muhammad.
Untuk sekadar mengingatkan, pada zaman Nabi Muhammad S.A.W. dan para
sahabatnya, sebagaimana juga ditulis oleh Michael Zwettler:
Banyak orang pada zaman sekarang yang terheran-heran karena kita tidak
terbiasa menghafal. Oleh karenanya, ingatan kita cenderung lemah. Sebagai contoh, kita
lebih memilih untuk mencatat suatu hal yang perlu diingat di dalam laptop atau pada
secarik kertas. Namun pada zaman itu, orang-orang lebih suka menghafal.
Dan ada banyak kitab hadist karena ada banyak hal yang disabdakan/dilakukan
Nabi Muhammad S.A.W. selama periode kerasulannya
Karena ada begitu banyak hadist, maka timbul satu masalah. Setelah Nabi
Muhammad S.A.W. wafat, banyak orang yang mulai mengarang-ngarang dan berbohong
Perlu diketahui, bahwa otentifikasi hadist Nabi Muhammad berbeda dengan cara
menjaga keaslian Al’Quran. Hal ini disebabkan karena: Pertama, Al-Qur’an dihafalkan
oleh ribuan umat Islam dari masa awal Islam. Dan teks Al’Quran juga telah dikumpulkan
& disusun sejak awal masa Islam. Jadi jika ada yang membuat kesalahan, jika ada
kelompok tertentu yang ingin mengarang-ngarang ayat Al’Quran, mereka tidak akan
bisa melakukannya karena teks Al’Quran telah dihafal dan telah disepakati semua
orang.
Namun tidak demikian halnya dengan hadist atau sabda Nabi. Oleh karena itu, ada
banyak kitab hadist. Memang ada sekumpulan hadist yang sangat dapat dipercaya dan
otentik. Kitab ini dianggap sebagai kitab kedua yang paling otentik setelah Al-Qur’an.
Kitab ini adalah Hadist Sahih Al Bukhari. Kata “Sahih” berarti “otentik.” Dan Al-Bukhari
adalah nama Imam yang mengumpulkan berbagai sabda Nabi Muhammad S.A.W. dan
membukukannya. Kumpulan hadist paling otentik setelah hadist Sahih Al-Bukhari
adalah hadist Sahih Muslim. Kitab hadist Sahih Muslim disusun oleh Imam Muslim. Dia
seorang ulama yang sangat terkenal. Allah berfirman:
“ya ayyuhal ladzina amanu ati’ ullaha wa ati’ urrosul” (Wahai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan para Rasul)
Dan memang banyak ibadah yang paling penting Islam tidak sepenuhnya
dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
Misalnya tentang shalat lima waktu. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an: “Akki
musallah” yang berarti “Dirikanlah Shalat”, tapi cara-caranya tidak dijelaskan dalam Al-
Qur’an. Demikian pula, ada banyak hal dalam Al-Qur’an yang tidak mampu kita pahami
kecuali Nabi Muhammad S.A.W. pernah bersabda dan mencontohkannya. Jika anda
Semua ini tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Satu-satunya cara untuk mengetahui
semua ini adalah melalui hadist Nabi Muhammad. Beliau juga bersabda “Shalatlah
seperti engkau melihat aku shalat.”
Jadi ayat di atas menjelaskan bahwa sunnah Nabi Muhammad merupakan bagian
dari agama Islam. Allah S.W.T. juga berfirman dalam Al-Qur’an, bahwa apa pun yang
Nabi Muhammad sabdakan, maka kita harus menerimanya, dan apa pun perintah yang
Nabi larang maka kita harus meninggalkannya.
Sekarang mari kita bahas bagaimana caranya para ulama menjaga keaslian sunnah
Nabi Muhammad.
Pertama-tama, bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah suri tauladan yang
terbaik. Bahkan Al-Qur’an berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab:21)
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 19
Jadi Al-Qu’ran berfirman bahwa perbuatan dan pola hidup Nabi Muhammad
S.A.W. merupakan suri tauladan yang baik, yang harus diikuti bagi siapa saja yang
beriman kepada Allah.
Karena itulah, kita selalu mencoba untuk meniru perbuatan dan sikap Nabi
Muhammad S.A.W. SunnahNabi diterapkan dalam segala bidang kehidupan
manusia. Sunnah Nabi tidak hanya untuk dihafal, namun juga untuk dilaksanakan
secara nyata. Misalnya, Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
“Kalau tidak menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi umatku, aku akan menyuruh
penggunaan siwak sebagai kewajiban atas umat Muslim.”
Sebagai contoh, saya ingat bahwa ayah saya, Gavin Green, mengajarkan saya
tentang frase kecil yang berbunyi: R.A.U. yang merupakan akronim dari “Return After
Use” (kembalikan setelah dipakai). Ini berarti ketika saya telah menggunakan sesuatu,
maka saya harus menaruh kembali benda tersebut di tempatnya. Dan dia bercerita
bahwa kakek saya yang mengajarinya & kemungkinan kakek buyut saya yang mengajari
kakek saya.
Jadi sebenarnya ini adalah rantai penyampaian. Saya belajar dari ayah saya, yang
bernama Gavin Green, yang belajar dari kakek saya, jadi rantai ini membentang lebih
dari seratus tahun. Jika anda menghitungnya, ayah saya berumur 86 pada saat ini, jadi
jika anda menghitung kembali ke zaman kakek saya, maka jaraknya lebih dari seratus
tahun. Itu waktu yang cukup lama. Dan jika saya juga mengajarkan anak-anak saya
tentang frase ini, kemudian mereka mengajarkannya kembali pada anak-anak mereka,
maka inilah yang kita sebut sebagai rantai penyampaian.
Sekarang kita kembali kepada pembahasan kita sebelumnya dimana banyak orang
mulai mengarang-ngarang dan berbohong tentang ucapan Nabi.
Jadi para sahabat berkata: “Kami ingin tahu siapa yang mengatakan hal itu.
Darimana kau mendengar bahwa Nabi pernah mengucapkannya? Berikan kepada kami
isnadnya.” Maka berkembanglah sebuah ilmu tentang rantai periwayatan. Dari sanalah
para ulama mulai mempelajarinya dan ada beberapa syarat yang harus
dipertimbangkan untuk mengesahkan suatu hadist: “Apakah si Fulan memang benar
pernah bertemu dengan si Fulan? Apakah dia yakin dengan ucapannya? Apakah dia
jujur? Apakah dia memiliki ingatan yang baik? Apakah dia orang saleh?” Mereka
memeriksa sifat dan kepribadian setiap orang dalam rantai periwayatan.
Tentu saja ini benar-benar sebuah ilmu yang sangat luas. Untuk belajar ilmu isnad,
seseorang harus belajar dalam jangka waktu yang lama, sehingga mereka dapat dengan
pasti mengotentifikasi sabda Nabi Muhammad.
Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang kesaksian para Ahli Kitab
(Orang-orang Yahudi dan Kristen).
Ada orang Kristen di Arab yang bernama Waraqah. Dia adalah sepupu jauh Nabi
Muhammad S.A.W. dan kerabat dekat Khadijah (istri pertama Nabi Muhammad).
Ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu yang turun dari Gua Hira,
dia berlari ketakutan menuruni gunung menuju ke istrinya. Kemudian istrinya
(Khadijah) menyarankan untuk mengunjungi Waraqah.
Ketika Waraqah mendengarkan cerita Nabi S.A.W., dia mengatakan bahwa Nabi
Muhammad didatangi Roh Kudus (Malaikat Jibril). Kemudian dia berkata:
“Sesungguhnya, demi Dia yang menggenggam jiwa Waraqah, kau adalah seorang Nabi,
dan telah datang kepadamu malaikat yang pernah datang kepada Musa. Kemudian
orang-orang akan menyebutmu pembohong sehingga mereka akan mengusirmu dan
melawanmu. Demi Allah, jika umurku panjang, maka aku pasti akan mengikutimu.” Dan
Waraqah sendiri meninggal tidak lama setelah kejadian itu.
Juga ada sebuah komunitas Yahudi yang hijrah ke Arab karena mengharapkan
kedatangan Nabi terakhir di Arab. Bahkan setengah Rabbi Yahudi di Madinah masuk
Islam.
Salah satu rabbi Yahudi yang sangat terkenal karena kecerdasannya adalah
Abdullah bin Salam. Dia pernah berkata kepada Nabi Muhammad S.A.W.: “Kami tahu
namamu, kapan, dan dimana kau akan datang.” Abdullah ibn Salam sendiri masuk Islam.
Ketika dia masuk Islam, ia berkata kepada Nabi S.A.W. “Ya Rasulullah, orang-orang
Yahudi sangat licik, jadi mari kita uji mereka sebelum mengumumkan ke-Islam-anku.”
Jadi Abdullah ibn Salam mengumpulkan semua orang Yahudi. Kemudian Nabi
Muhammad bertanya kepada salah satu Yahudi: “Bagaimana menurutmu jika Abdullah
Dan ketika mereka berkata begitu untuk ketiga kalinya, Abdullah bin Salam keluar
dari tempat persembunyiannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat: “Asyhadu Anla
Ilaha Ilallah Wa Ashyadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rassulu.” Sehabis dia
mengucapkan dua kalimat syahadat, orang-orang Yahudi langsung berkata: “Dialah
orang yang paling bodoh di antara kami, yang paling buruk di antara kami, dan yang
paling sedikit pengetahuannya di antara kami.”
Jadi mereka benar-benar berubah sikap ketika tahu Abdullah bin Salam menjadi
Muslim.
Adalagi kisah lainnya tentang Negus raja Abyssinia. Pada masa-masa awal Islam di
Mekkah, umat Islam yang miskin sering disiksa oleh orang-orang kafir Mekkah. Di
antara golongan yang miskin itu adalah para budak. Karena keadaan semakin buruk,
maka mereka memutuskan untuk berhijrah.
Lalu seorang pria muncul di antara kami dan dia dikenal sebagai orang yang jujur
dan dapat dipercaya. Orang ini berseru agar kami masuk Islam. Dan dia mengajarkan
kami untuk tidak menyembah berhala, tidak saling membunuh, tidak menipu anak-
anak yatim serta mengambil harta mereka, dan selalu bicara jujur. Dia mengajarkan
kami untuk berbaik hati kepada tetangga dan tidak memfitnah wanita. Ia menyerukan
kepada kami untuk sembahyang, berpuasa, dan memberikan sedekah. Kami
mengikutinya, menjauhi penyembahan berhala, serta menahan diri dari segala
perbuatan jahat. Karena kehidupan kami mengikuti seruannya, maka kaum kami
memusuhi kami dan memaksa kami untuk kembali ke kehidupan lama kami yang salah
arah.”
Ketika raja Abyssinia mendengarnya, dia berkata “Tidak mungkin aku akan
mengembalikan orang-orang ini kepada kalian, mereka tidak melakukan kesalahan dan
mereka bebas untuk tinggal dalam kerajaanku.” Tapi delegasi Quraisy tidak menyerah
begitu saja. Salah satu dari mereka berkata kepada Negus: “Umat muslim mengatakan
bahwa Yesus bukanlah Tuhan atau anak Tuhan, mereka mengatakan dia hanya Nabi
Tuhan. Tanya saja mereka, jadi sebenarnya mereka menghina agamamu.”
Jadi Negus memanggil mereka kembali ke pengadilan pada hari berikutnya dan
Jafar bin Abu Thalib sangat khawatir, ia tidak tahu harus berkata apa, tapi dia bertekad
untuk bicara jujur.
Jadi Negus bertanya: “Apa menurutmu tentang Yesus?” Jafar berkata: “Kami
mengatakan apa yang Nabi kami sabdakan, bahwa ia adalah Rasul Allah, firman-Nya
yang diberikan kepada Maria, dan juga ruh-Nya, dan ia diberi kitab bernama Injil.”
Dan ketika Negus mendengarnya, dia berkata: “Sesungguhnya Yesus tidak pernah
berkata lebih daripada itu tentang dirinya. Kitab apa ini yang kau baca?” Kemudian Jafar
Sekarang aku akan membacakan sebuah kisah yang terkenal dari Sahih Imam
Bukhari. Kisah ini mengisahkan ketika Nabi Muhammad sudah berada di Madinah. Pada
saat itu, Nabi Muhammad mengirim surat kepada berbagai penguasa dan pejabat di
seluruh dunia, termasuk Kaisar Romawi, Persia, Paus di Roma, Negus dari Abyssinia,
dan Kaukus pemimpin Kots di Mesir.
Salah satu dari surat-surat itu mencapai Heraclius yang merupakan Kaisar
Romawi pada zaman itu. Dan ketika Heraclius menerima surat ini, dia memanggil
penerjemahnya. Disana juga ada beberapa orang Arab, salah satunya adalah Abu Sufyan.
Kebetulan dia sedang berada di Yerusalem ketika Heraclius menerima surat ini.
Abu Sufyan adalah sepupu Nabi dan ia adalah pemimpin orang kafir Mekkah, jadi
dia menentang ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Jadi aku akan membacakan kisah itu
berdasarkan cerita Abu Sufyan, karena pada akhirnya Abu Sufyan menjadi Muslim. Jadi
dia menceritakan kisahnya kepada Abdullah Ibnu Abbas (sahabat Nabi Muhammad
S.A.W.), dan Ibnu Abbas mengutipnya.
Dan Heraclius bertanya: “Apakah di antara kaummu pernah ada yang mengaku
sebagai nabi?” Aku menjawab: “Tidak.”
“Apakah ada di antara nenek moyangnya yang menjadi raja?” tanya Heraclius.
Sekali lagi aku (Abu Sufyan) menjawab “Tidak.”
aku tidak bisa menemukan kesempatan untuk mengatakan apa-apa melawan Nabi
waktu itu.
Dan kemudian Heraclius bertanya: ‘Apa yang dia perintahkan kepadamu?” Dan
Aku menjawab: “Dia menyuruh kami untuk menyembah Allah dan tidak menyembah
apa-apa selain daripada-Nya dan untuk meninggalkan semua yang nenek moyang kami
katakan. Dia memerintahkan kami untuk berdoa, untuk bicara jujur, untuk menghindari
pelacuran, dan untuk menjaga hubungan baik dengan kawan-kawan dan kerabat.“
Aku bertanya apakah ada orang lain di antara kalian yang pernah mengaku-ngaku
sebagai nabi, dan kau menjawab tidak ada. Jika saja jawabanmu pernah ada, aku
menduga orang ini hanya meniru apa yang orang itu katakan.
Lalu aku bertanya apakah dari nenek moyangnya ada yang seorang raja. Dan kau
berkata “tidak.” Andai saja kau mengatakan “Ya”, aku menduga bahwa orang ini
mencoba untuk mengambil kembali tahta kerajaannya. Dengan kata lain, dia
menggunakan kedok kenabian untuk mencoba dan mengambil kembali tahta
kerajaannya.
Lalu aku bertanya apakah dia pernah dituduh berbohong sebelum dia mengaku
sebagai nabi. Dan kau mengatakan “tidak”. Maka, bagaimana mungkin orang yang tidak
pernah berbohong kepada orang lain, berbohong kepada Allah?
Dan kemudian aku bertanya apakah orang kaya atau orang miskin yang
mengikutinya. Kau mengatakan bahwa orang-orang miskin yang mengikutinya. Dan
begitulah para nabi, mereka selalu diikuti orang-orang miskin yang lemah dan tertindas.
Aku bertanya apakah dia pernah berkhianat. Kau mengatakan “Tidak.” Dan
sesungguhnya para nabi tidak pernah berkhianat.
Aku bertanya apa yang ia perintahkan kepadamu. Dan kau mengatakan bahwa ia
memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak menyembah selain daripada-
Nya, dan melarangmu menyembah berhala dan menyuruhmu untuk berdoa, untuk
berbicara kebenaran, dan tidak melakukan percabulan.
Jika apa yang kau katakan benar, ia akan segera menempati kerajaan ini di bawah
kakiku. Aku tahu ramalan kedatangannya dari kitab suci (Bible) tapi aku tidak tahu
bahwa ia berasal dari kaummu. Jika saja aku bisa menemuinya, pasti aku akan segera
pergi untuk bertemu dengannya. Dan jika aku bersamanya, aku akan mencuci kakinya.”
Heraclius kemudian meminta surat dari Nabi Muhammad yang dikirim oleh Dihya
kepada Gubernur Busra, dan kemudian surat itu diteruskan kepada Heraclius. Dan
inilah isi surat itu:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad
seorang hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Heraclius penguasa Bizantium. Semoga
kesejahteraan mengikuti seseorang yang berada pada jalan kebenaran. Lebih jauh, aku
mengundangmu untuk masuk Islam. Dan jika kau menjadi seorang Muslim, maka kau
akan aman, dan Allah akan melipatgandakan pahalamu. Dan jika kau menolak untuk
masuk Islam, maka kau melakukan dosa karena telah menyesatkan rakyatmu: “Wahai
orang-orang Ahli Kitab! Datanglah kepada persamaan dengan kami, bahwa kami tidak
menyembah sesuatu selain Allah. Kemudian, jika mereka berpaling, katakanlah:
Saksikanlah bahwa kami adalah umat Muslim.” (3:64)
“Ketika Heraclius selesai berpidato dan telah membaca surat itu, ada rasa haru
dan tangisan yang terdengar di Pengadilan Agung. Dan kami keluar dari ruang
pengadilan. Aku berbincang-bincang dengan temanku tentang Ibnu Abi Kabsha. (Ibnu
Abi Kasha adalah sebuah julukan untuk Nabi S.A.W.) urusannya telah menjadi begitu
Ini cerita yang luar biasa. Bagaimana Heraclius tahu bahwa ada seorang nabi yang
akan datang? Kita akan membicarakannya dalam tulisan berikutnya. Ada beberapa ayat
dalam Bible yang menunjukkan bahwa akan datang seorang Nabi setelah Yesus. Dan
Nabi itu adalah Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas ayat-ayat Bible yang meramalkan
kedatangan Nabi Muhammad.
Pertama-tama, mari kita mulai dari Abraham (Ibrahim A.S.). Nabi Abraham A.S.
(Ibrahim A.S.) adalah nabi yang dikenal oleh umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Itulah
mengapa sebagian orang menjulukinya “Ayah dari 3 kepercayaan Abrahamic.” Dan
Abraham disebutkan berulang kali di dalam Al-Qur’an dan agamanya disebut sebagai
agama yang benar. Jadi agama Abraham (Ibrahim A.S.) dan Abraham sendiri,
merupakan suri tauladan yang baik bagi kita sehingga kita lebih bertakwa kepada
Tuhan.
Dalam Bible, di dalam Kitab Kejadian disebutkan salah satu kisah tentang Nabi
Abraham. Ayatnya adalah:
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
(Bible: Kejadian 12:2-3)
Sebuah ayat yang sangat menarik. Sebelum Abraham punya anak, Tuhan berjanji
bahwa Dia akan memberkati Abraham (Ibrahim A.S.), memberkati orang-orang yang
memberkati Abraham, dan seluruh keluarga di bumi akan diberkati melalui Abraham.
Ketika Tuhan berfirman tentang “kebesaran”, kebesaran tidak berarti hanya dalam
jumlah penduduk suatu bangsa. Kebesaran dan keagungan dalam kriteria Tuhan berarti
sebuah bangsa yang mematuhi Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya. Inilah yang membuat
seseorang menjadi mulia di mata Tuhan. Inilah mengapa Abraham (Ibrahim) begitu
terhormat, karena dia begitu patuh kepada Sang Pencipta. Dan inilah mengapa Tuhan
memberi kehormatan dan membuatnya mashyur hingga hari ini. Jadi ketika Tuhan
berfirman kepada Abraham “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” itu
berarti dia akan membuat bangsa itu besar karena kepatuhan dan ketaatan mereka
terhadap Tuhan.
Hal ini menarik karena Tuhan berfirman “engkau akan menjadi berkat” dan “Aku
akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau.” Jadi aku ingin bertanya
kepada para pembaca yang beragama Kristen. Siapakah orang-orang yang memberkati
Abraham? Salah satu yang muslim ucapkan dalam shalatnya adalah “Allahumma shalli
ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kama shalaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim.
Innaka hamidun majid.” Artinya “Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan
kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Jadi lima kali dalam sehari ketika shalat, kami sebagai umat muslim mengirimkan
salam kepada Abraham dan keluarga Abraham. Dan Tuhan berfirman bahwa Dia akan
memberkati mereka yang memberkati Abraham dalam Kitab Kejadian ayat 12:2-3. Dan
kurasa tidak ada umat yang memuji Abraham (Ibrahim A.S.) sebanyak yang muslim
lakukan, bahkan ketika kami mendengar dan mengucapkan nama Abraham, setelahnya
kami ucapkan Alaihissalam yang berarti “Semoga salam sejahtera senantiasa
dilimpahkan Allah kepadanya.”
Dan hal ini sangat penting, untuk memahami kejadian ketika istri Abraham
melahirkan dua orang anak. Abraham mempunyai dua anak, yang satu adalah Ishmael
(Ismail A.S.) dan yang satunya lagi adalah Isaac (Ishaq A.S.). Dan anak pertama Abraham
Mari kita baca lagi Kitab Kejadian 21:13 “Begitu juga kepada anak budak
perempuan (bondwoman).” Budak perempuan itu adalah Hagar (Siti Hajar). Dia adalah
seorang budak dari Sarah, dan Sarah memberikan Hagar kepada Abraham untuk
dinikahinya. Dari pernikahan itu lahirlah Ishmael. Dan Tuhan berfirman dalam Kitab
Kejadian 21:13 “Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman) akan
Kuberikan banyak anak cucu supaya mereka menjadi suatu bangsa sebab ia anakmu
juga.” Dan lagi dalam Kitab Kejadian 21:18
“Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia
menjadi bangsa yang besar.” (Bible: Kejadian 21:18)
Dan sudah dikenal bahwa orang Arab adalah saudara Ishmael (Ismail A.S.).
Bahkan, Bible menyebut orang-orang Arab sebagai Ishmaelites. Para Ishmaelite adalah
orang-orang Arab. Jadi orang Arab adalah sepupu dari Bani Israel. Dan menurut
Alqur’an, Ishmael adalah Nabi Tuhan, Abraham bersama Ishmael-lah yang membangun
Ka’bah bersama-sama sebagai tempat untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi
tampaknya Yesus meramalkan bahwa masa lalu dari Bani Israel, batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, berarti nyatanya Ishmael akan menjadi landasan, seseorang
yang menyatukan monoteisme (penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Karena
orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai penyelamat mereka, dengan begitu 10
Perintah Allah berakhir dan diwariskan kepada saudara Ishmael.
“Apakah kau Kristus?” Apakah kau Elia? Apakah kau nabi itu?” (Bible: Yohanes
1:21)
Jadi sangat jelas 3 nabi yang mereka tanyakan adalah “Sang Messiah, sang Elia
yang seharusnya datang lagi, dan sang nabi.” Dan tentu Yesus adalah seorang messiah.
Yesus juga mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis adalah Elia. Jadi ada satu lagi yang
belum datang yaitu “Nabi itu.”
Nabi itu merujuk kepada ramalan dalam kitab Ulangan bab 18:18
“Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik. Seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini;
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-
Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.”
(Bible: Ulangan 18:18)
Dalam ayat di atas, Tuhan berbicara kepada Musa bahwa Dia akan mengirimkan
seorang nabi, yang mirip seperti Musa, yang taat pada Tuhan. Bagi orang-orang yang
tidak mengikutinya, maka Tuhan akan meminta pertanggung jawaban dari mereka dan
Tuhan akan membalas dendam pada orang-orang itu. Jadi sangat jelas “Nabi itu” yang
mereka harapkan. Jadi messiah telah datang, Elia telah datang, tapi tinggal satu lagi yang
belum datang yaitu “Nabi itu.”
Siapa nabi itu yang telah diramalkan di 18:18? Dikatakan bahwa “Dari saudara
mereka.” Siapa saudara dari Bani Israel? Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian
16:12 dan juga Kitab Kejadian 25:18. Semua ayat ini mengacu kepada Israelites (Bani
Israel) sebagai saudara dari Ishmaelites.
Mari kita baca Collins Dictionary of the Bible, ini adalah buku yang sangat menarik.
Mari baca apa yang dikatakan di sini
Dari saudara dari Israelites, dia akan membangkitkan seorang nabi. Setiap kali
Alqur’an memulai surat baru, dimulai dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahim”
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang) dan yang
dikatakan Kitab Ulangan 18:18 “Dia akan menyebut nama-Ku, firman yang Kuucapkan,
dia akan mengucapkannya.” Alqur’an berfirman bahwa Nabi Muhammad tidak pernah
bersabda dari hasratnya sendiri, dia tidak berbicara dari pikirannya, kecuali dari
wahyu yang diturunkan Allah, tepat seperti yang telah diramalkan dalam Kitab Ulangan
18:18.
Tentu saja Yesus tidak seperti Musa. Berikut ini adalah kemiripan antara
Muhammad dan Musa:
1. Yesus terlahir tanpa seorang ayah dan ini merupakan sebuah mukjizat, namun
Muhammad dan Musa sama-sama mempunyai ayah.
2. Yesus diasuh oleh ibunya, tapi Musa dan Muhammad sudah tak punya ibu sejak
masih kecil.
3. Yesus adalah pengikut dari hukum mosaic, dimana Musa membawa hukum baru
dan Muhammad S.A.W. juga membawa hukum yang baru.
Jadi ketika kita membandingkan antara Musa dan Muhammad, maka kita tahu
bahwa kedua nabi ini begitu mirip. Mereka sama-sama berdakwah bahwa hanya ada
satu Tuhan, Tuhan tidak seperti ciptaan-Nya, dan kau seharusnya tunduk pada hukum
Tuhan. Inilah yang Musa ajarkan, inilah yang Muhammad ajarkan, dan Yesus juga
mengajarkan demikian.
Dalam tulisan sebelumnya, kita telah membahas beberapa ayat dalam bible yang
menunjukkan bahwa Muhammad adalah rasul Allah yang diramalkan dalam Bible.
Tentu saja ada beberapa ahli kitab, Rabbi, pendeta Kristen, yang mengenali
Muhammad S.A.W. bahwa dia adalah utusan dan rasul terakhir. Mari kita lihat Yesaya,
kitab Yesaya 29:12 dalam bible. Tertulis disini:
“dan ketika kitab itu diberikan kepada dia yang tidak dapat membaca dengan
mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia menjawab: “Aku tidak dapat membaca.”
Ayat ini begitu luar biasa. Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca dan tidak
dapat menulis. Dia tidak belajar kitab suci, tidak seperti Yesus yang tumbuh bersama
rabbi dan bahkan pada usia muda dia membuat kagum orang-orang dengan
pengetahuan hukumnya. Tapi Muhammad hidup di dataran Arab, sebuah tanah pagan.
Orang-orang tidak tahu tentang kitab suci kecuali beberapa suku Yahudi.Nabi
Muhammad dijuluki ummi yang berarti tidak berpendidikan. Jadi sama persis seperti
yang Bible katakan bahwa buku (salah satu nama Al-Qur’an adalah al-kitab yang berarti
buku), diberikan kepada dia yang tidak bisa membaca (ummi) dengan mengatakan:
“Baca ini” (Iqra). Ayat paling pertama yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. seperti adalah Iqra yang berarti baca.
Malaikat Gabriel (Jibril) datang kepada Nabi Muhammad S.A.W. ketika dia
bermeditasi di Gunung Jabbal Nur dekat kota Mekkah. Dia duduk disana untuk
menenangkan pikiran dari masalah yang menerpa penduduk Mekkah, yaitu masalah
politeisme (menyembah berhala), dia pergi ke sana untuk memikirkan Tuhan. Pada
bulan Ramadhan di saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun, Malaikat Gabriel datang
dan berkata “Iqra” (bacalah) namun Rasulullah berkata “Aku tidak bisa baca.” Sekali lagi
malaikat Gabriel menyuruhnya membaca, tapi kali ini dia mencengkramnya dan Nabi
Muhammad tetap mengatakan “Aku tidak bisa baca.” Kemudian malaikat Gabriel
mencengkramnya lebih kuat dan mengatakan “Iqra” (bacalah). Nabi Muhammad
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 37
berkata “Apa yang harus kubaca?” Inilah persis seperti yang dikatakan dalam Yesaya
29:12.
Juga di dalam Yesaya dalam 42:1-13, aku tidak akan membaca semuanya tapi hal
itu menunjukkan tentang seseorang yang dicintai Tuhan dan dia disebutkan sebagai
keturunan Kedar. Kedar adalah anak kedua dari Ishmael, nenek moyang Nabi
Muhammad S.A.W. Tampak sangat jelas dari pernyataan ini, bahwa orang-orang Yahudi
sedang menunggu akan seorang Nabi yang akan muncul dari Bani Israel yang
merupakan keturunan Kedar. Nabi ini akan membawa hukum Tuhan dan dia seperti
Musa.
Lalu, apakah ada nubuat tentang kedatangan Nabi Muhammad dalam Gospel?
Sebenarnya ada sebuah ayat, dan ayat ini terasa kontroversial bahkan di kalangan
orang-orang Kristen sendiri. Ini ada dalam Gospel Yohanes 14:16 yang berbunyi:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Penolong lain,
yang akan tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya.”
Jadi kata-kata aslinya dalam Bahasa Yunani adalah Paracletos. Lalu kata ini
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “penolong.” Ada perbedaan
pendapat tentang apakah makna sebenarnya dari kata ini? Tapi beberapa sarjana
Kristen mengatakan bahwa kata itu dalam Bahasa Aramik berarti Ahmad. Ahmad
sebuah julukan yang diberikan kepada Nabi Muhammad di dalam Alqur’an. Dan
sebenarnya kata Ahmad dalam Bahasa Aramik berarti penolong atau sama dengan
Bahasa Yunani “Paracletos”. Dan sangat menarik karena disebutkan bahwa “Dia akan
tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya.” Setelah Penolong terakhir ini datang,
maka tidak ada lagi Penolong yang lain.
“Aku akan mengutus kepadamu Penolong yang berasal dari Bapa. Dialah Roh yang
akan menyatakan kebenaran tentang Allah. Apabila Ia datang, Ia akan memberi
kesaksian tentang Aku”
“tetapi Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah kukatakan kepadamu.”
“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika aku pergi. Sebab jikalau aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau aku pergi, aku akan mengutus Dia kepadamu. Kalau Ia datang, Ia akan
menyatakan kepada dunia arti sebenarnya dari dosa, dari apa yang benar, dan dari
hukuman Allah.”
Beberapa umat Kristen mengatakan bahwa sang penolong adalah Roh Kudus. Tapi
ini tidak benar karena Yesus berkata “Jikalau aku tidak pergi, penolong itu tidak akan
datang” sedangkan Roh Kudus mendampingi Yesus dan murid-muridnya. Jadi Penolong
itu bukanlah Roh Kudus.
Sedangkan umat Muslim meyakini bahwa Roh Kudus adalah Malaikat Gabriel
(Malaikat Jibril). Ruhul Qudus adalah Roh Kudus. Ruh = Roh, Qudus=Kudus. Malaikat
Jibril adalah malaikat penyampai wahyu. Jadi wahyu yang baru/Roh Kudus tidak akan
datang, kecuali kalau Yesus telah tiada. Jadi Yesus harus pergi agar penolong
Muhammad S.A.W. datang.
Dan dikatakan “Kalau ia datang, ia akan menyatakan kepada dunia arti sebenarnya
dari dosa, dari apa yang benar, dan dari hukuman Allah. Akan dosa, karena mereka
tidak percaya kepada-Ku” yang berarti mereka tidak percaya kepada Yesus sebagai
“Paraclete (penolong) adalah figur yang sama dengan Yesus. Dan hal ini sendiri
mengkonfirmasi kesimpulan bahwa bukti-buktinya cocok untuk keduanya (baik untuk
Yesus maupun “penolong”), jadi dia pasti seperti Yesus. Dan sangat jelas dari Yohanes
14:16, bahwa akan ada 2 paraclete, yaitu Yesus dan orang setelahnya.”
Jadi gambaran Sang Penolong begitu cocok dengan Nabi Muhammad S.A.W.
“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Orang-orang Kristen mengatakan bahwa nubuat ini mengacu pada Yesus (Isa as)
karena Yesus (Isa as) sama seperti Musa (as). Musa (as) adalah seorang Yahudi, dan
Yesus (as) adalah seorang Yahudi. Musa (as) adalah seorang Nabi dan Yesus (as) juga
seorang Nabi.
Jika hanya ditetapkan dua persyaratan agar nubuat ini terpenuhi, maka semua
nabi dari Bibel yang muncul setelah Musa (as) seperti Salomo (Sulaiman as), Yesaya,
Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis (Yahya as), dll akan
memenuhi nubuat ini karena mereka semua adalah orang Yahudi dan merupakan nabi.
Namun sebenarnya, Nabi Muhammad (saw) lah yang cocok memenuhi nubuat ini
karena beliau sama seperti Musa (as):
i) Keduanya memiliki ayah dan ibu, sementara Yesus (Isa as) lahir secara mukjizat
tanpa seorang ayah. (Matius 1:18, Lukas 1:35 dan Al-Qur’an[3]: 42-47)
iii) Keduanya meninggal di dunia, sementara Yesus (Isa as) telah diangkat hidup-
hidup. (Qs. 4: 157-158)
Muhammad (saw) berasal dari saudara-saudara dari Musa (saw) karena bangsa
Arab adalah saudara-saudara bangsa Yahudi. Abram (Ibrahim as) memiliki dua putra:
Ismael (Ismail as) dan Ishak as. Orang-orang Arab adalah keturunan Ismael (Ismail as)
dan orang-orang Yahudi adalah keturunan Ishak (as).
Nabi Muhammad (saw) adalah seorang yang buta huruf dan wahyu yang
diterimanya dari Allah swt disebarkannya kepada orang-orang dengan kata-kata yang
sama persis.
“seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:18)
iv) Keduanya (Muhammad s.a.w dan Musa a.s) selain menjadi nabi juga menjadi
pemimpin/raja dari umat mereka masing-masing. Sedangkan Yesus (as) berkata,
“Kerajaanku bukan dari dunia ini;.” (Yohanes 18:36).
iv) Keduanya membawa hukum baru dan peraturan baru bagi umat mereka.
Sementara Yesus (as) menurut Bibel tidak membawa hukum baru. (Matius 5: 17-18).
“Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu
demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.”
“dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca
dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat
membaca.”
Hal ini sama seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf[7]: 157 yang
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersifat ummi (buta huruf).
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (buta huruf) yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.”
Nabi Muhammad (saw) disebutkan namanya dalam Kidung Agung 5:16. Berikut
ini adalah Kidung Agung 5:16 dalam bahasa Ibrani beserta terjemahan bahasa
Indonesianya:
Al-Qur’an[61]: 6
“Dan (ingatlah) ketika ‘Isa ibnu Maryam (Yesus putra Maria) berkata: “Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”
Menarik untuk diamati karena dalam ayat di atas, Yesus a.s memberikan kabar tentang
kedatangan Nabi Muhammad. Dan apa yang dikatakan Yesus a.s tentang nubuat
kedatangan Nabi Muhammad dapat kita temukan dalam ayat-ayat Bibel berikut:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.”
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang
keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. ”
“Ahmed” atau “Muhammad” yang berarti “orang yang terpuji” atau “yang terpuji”
adalah terjemahan dari kata Yunani “Periclytos.” Dalam Yohanes 14:16, 15:26, dan 16:
7, terjemahan bahasa Indonesianya menerjemahkan “Parakletos” menjadi “Penghibur.”
Sebenarnya terjemahan yang lebih tepat untuk kata Yunani “Parakletos” adalah “teman
yang baik” atau “penasihat.” Parakletos adalah kata Yunani yang berasal dari kata
Periclytos. Dengan demikian, Yesus (as) sebenarnya menyebutkan nama Ahmed.
Bahkan kata Yunani “Paraclete” mengacu pada Nabi Muhammad (saw) yang merupakan
rahmat bagi semua makhluk.
“Masih banyak hal yang harus kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum
dapat menanggungnya. Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran, ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab ia tidak akan berkata-kata dari
dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya
dan ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan
aku, sebab ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya daripadaku.”
Roh Kebenaran, yang dibicarakan Yesus dalam ayat ini tidak lain tidak bukan adalah
Nabi Muhammad s.a.w.
Referensi: irf.net
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai
dari apa yang kamu kerjakan.” (Quran 27:93)
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah
Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Quran
14:52)
Dalam banyak ayat lainnya, Tuhan menegaskan bahwa salah satu tujuan utama
diturunkannya Al-Quran adalah untuk mengajak manusia agar berpikir.
Dalam Quran, Tuhan mengajak manusia agar tidak menerima begitu saja
keyakinan dan nilai-nilai budaya secara buta. Tuhan mengajak manusia untuk
merenungkan dengan menyingkirkan semua prasangka dan penghalang dari pikiran
mereka.
Manusia harus berpikir tentang bagaimana ia bisa eksis, apa tujuan hidupnya,
mengapa ia akan mati, dan apa yang menantinya setelah kematian. Dia harus
mempertanyakan bagaimana ia, dirinya, dan seluruh alam semesta bisa eksis dan
bagaimana semuanya terus berjalan. Saat memikirkan hal-hal ini, ia harus
membebaskan dirinya dari segala prasangka buruk.
Dengan berpikir disertai kejujuran hati nurani, seseorang pada akhirnya akan
merasakan bahwa seluruh alam semesta, termasuk dirinya sendiri, diciptakan oleh
kekuatan superior. Bahkan ketika mengamati tubuhnya sendiri atau hal-hal di alam
sekitarnya, ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam
perancangan dari alam di sekitarnya.
Dalam Quran, manusia diseru untuk merenungkan berbagai kejadian dan hal-hal
yang secara jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan sifat-sifat Tuhan. Dalam
Quran, semua ciptaan ini adalah “tanda-tanda”, yang menjadi “bukti nyata, pengetahuan,
mutlak, dan ekspresi kebenaran”. Oleh karena itu, tanda-tanda Tuhan adalah semua
ciptaan-Nya di alam semesta yang mengungkapkan dan menyampaikan keberadaan dan
sifat-sifat Tuhan. Mereka yang berpikir akan melihat bahwa seluruh alam semesta
adalah tanda-tanda keberadaan Tuhan.
Inilah memang tanggung jawab umat manusia: untuk dapat melihat tanda-tanda
Tuhan. Dengan demikian, orang tersebut akan datang untuk mengetahui Pencipta yang
menciptakan dirinya dan segala sesuatunya, mendekatkan diri kepada-Nya,
menemukan makna keberadaan dan hidupnya sehingga dia dapat hidup dengan bahagia
di dunia dan akhirat.
Setiap hal, nafas yang kita hirup; perkembangan politik dan sosial; harmoni
kosmik pada alam semesta; bahkan atom, yang merupakan salah satu bagian terkecil
dari materi, adalah tanda-tanda Tuhan, dan mereka semua beroperasi di bawah kendali
dan pengetahuan-Nya, mematuhi hukum-Nya. Mengenali dan mengetahui tanda-tanda
Tuhan memerlukan usaha dari diri kita sendiri. Seseorang akan mengenali dan
mengetahui tanda-tanda Tuhan sesuai dengan kebijaksanaan, kejujuran, dan hati
nuraninya sendiri.
Tidak diragukan lagi, beberapa panduan juga dapat membantu. Sebagai langkah
pertama, kita dapat menyelidiki ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran untuk memperoleh
Tanda-tanda Tuhan di alam ditekankan dalam surat yang disebut surat An-Nahl
(surat Lebah):
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-
buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami (nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di
bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan
bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Quran 16:
10-17).
Dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, ada
tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir: orang yang mengingat Tuhan ketika
berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi:
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Quran 3: 191)
Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, orang-orang yang berpikir pasti melihat
tanda-tanda Tuhan, dan berusaha memahami kekuasaan-Nya dengan mengingat dan
merenungkan, karena pengetahuan Tuhan tak terbatas, dan penciptaan-Nya begitu
sempurna.
Katakan pada dokter yang telah direnggut kematian, “Wahai dokter, obat siapakah
yang menyebabkan kematianmu?”
Katakan pada pasien yang membaik ketika obat-obatan tidak lagi bisa mengobati
mereka. “Siapa yang membuat keadaanmu membaik?” Katakan pada orang sehat yang
meninggal tanpa penyakit apapun “Wahai orang yang sehat, siapa yang membawa
kematian padamu?”
Katakan pada orang yang selalu berhati-hati dan takut terjatuh dalam sebuah
lubang, dan akhirnya dia terjatuh… “Siapa yang membuatmu jatuh?”
Tanyakan pada orang buta yang berjalan di keramaian tanpa menabrak “Siapa
yang menuntun langkahmu?”
Katakan pada janin yang hidup dalam kesendirian tanpa seorang penjaga “Siapa
yang mengurusimu?”
Katakan pada bayi yang ketika terlahir menangis “Oh, apa yang membuatmu
menangis?”
Dan ketika engkau melihat seekor ular mengeluarkan racunnya, tanyakan padanya
“Siapa yang memenuhimu dengan racun itu?” Dan tanyakan padanya “Oh ular,
bagaimana kau bisa hidup sedangkan racun memenuhi mulutmu?”
Dan tanyakan pada perut lebah bagaimana dia terisi dengan madu, dan tanyakan
pada madu “Siapa yang menjadikanmu manis?”
Dan jika kau melihat kehidupan dari yang tadinya mati, kemudian tanyakan
“Wahai makhluk yang hidup, siapa yang menghidupkanmu?”
Katakan pada tanaman yang mengering setelah sebelumnya tumbuh subur “Siapa
yang mengeringkanmu?”
Dan jika engkau melihat tanaman di gurun yang tumbuh sendiri, tanyakan “Siapa
yang membuatmu tumbuh?”
Dan jika kau melihat bulan pada malam hari menebarkan cahayanya, tanyakan
padanya “Siapa yang memunculkanmu pada malam hari?”
Dan tanyakan pada cahaya matahari yang terasa dekat padahal matahari itu jauh
“Apa yang membuatmu datang begitu dekat?”
Tanyakan pada buah yang masam “Siapa yang membuatmu masam di antara
buah-buah yang lain?”
Dan jika engkau melihat pohon kurma dengan biji yang terbelah, tanyakan
padanya “Wahai pohon kurma, siapa yang membelah bijimu?”
Dan jika engkau melihat api yang menyala, tanyakan pada api yang menyala itu
“Siapa yang menyalakanmu?”
Dan ketika engkau melihat gunung yang tinggi menjangkau awan, tanyakan
padanya “Siapa yang mendirikanmu?”
Dan ketika engkau melihat sebuah batu yang retak oleh air, tanyakan padanya
“Siapa yang meretakkan kerasnya dirimu dengan air?”
Dan jika engkau melihat sungai yang mengalir dengan air jernih, tanyakan
padanya “Siapa yang membuatmu mengalir?”
Dan jika engkau melihat malam yang berselubung kegelapan, tanyakan padanya
“Wahai malam, siapa yang menenun kegelapanmu?”
Dan jika engkau melihat fajar yang bangkit dengan cahaya, tanyakan padanya
“Wahai fajar, siapa yang membentuk pagimu?”
Apabila anda belum membaca artikel sebelumnya tentang Konsep Tuhan yang
Benar, diharapkan anda membaca artikel tersebut terlebih dahulu agar lebih
memahami artikel tentang tauhid ini.
Islam meyakini ‘Tauhid’ yang tidak hanya berarti beriman pada Tuhan yang Maha
Esa, melainkan lebih dari itu. Tauhid secara harfiah berarti ‘bersaksi akan ke-Maha Esa-
an Tuhan’ yang berarti ‘menegaskan sifat Maha Esa dari Tuhan’ dan berasal dari kata
kerja bahasa Arab ‘Wahhada’ yang berarti ‘mengesakan.”
1. Tauhid ar-Rububiyah
2. Tauhid al-Asmaa-was-Sifaat
3. Tauhid al-ibadah.
Kategori kedua adalah ‘Tauhid al Asmaa was Sifaat’ yang berarti mengesakan
nama dan sifat-sifat Allah. Kategori ini dibagi menjadi lima aspek:
(i) Definisi tentang Allah harus merujuk sebagaimana yang dijelaskan oleh-Nya
dan Nabi Muhammad s.a.w. Definisi tentang Allah harus sesuai dengan penjelasan oleh-
Nya sendiri dan Rasulullah s.a.w tanpa memberikan makna lain kepada nama dan sifat-
sifat-Nya selain yang dijelaskan oleh-Nya dan Nabi Muhammad s.a.w.
Poin penting berkenaan dengan sifat-sifat Allah ada dalam Al Qur’an di Surat Ash-
Syuura
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat.” [Al-Qur’an 42:11]
Mendengar dan melihat adalah kemampuan yang juga dimiliki manusia. Namun,
berkenaan dengan Tuhan, maka penglihatan dan pendengaran Tuhan tidak sama
dengan makhluk ciptaan-Nya. Kita tidak bisa membayngkan dan membandingkan
penglihatan dan pendengaran Tuhan dalam hal kesempurnaan, tidak seperti manusia
yang membutuhkan telinga dan mata, dimana kemampuan penglihatan dan pedengaran
manusia juga terbatas dalam hal ruang dan waktu.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 54
(iv) Makhluk Tuhan tidak boleh memakai sifat-sifat-Nya
Menyebut/memanggil manusia dengan sifat-sifat Tuhan juga bertentangan dengan
prinsip Tauhid. Misalnya, menyebut seseorang dengan sebutan “dia yang tidak memiliki
awal atau akhir (abadi).”
‘Tauhid al-ibadah’ berarti mengesakan Tuhan dalam ibadah. Ibaadah berasal dari
kata Arab ‘Abd’ yang berarti hamba. Jadi ibadah berarti penghambaan dan
penyembahan.
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup,
dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”.
Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [Al-Qur’an 10:31]
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam
keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” [Al-Qur’an 12:
106]
Jadi ‘Tauhid al-ibadah’ atau mengesakan Tuhan dalam ibadah adalah aspek yang
paling penting dari Tauhid. Hanya Allah (swt) saja yang layak disembah dan hanya Dia
yang dapat memberikan manfaat kepada manusia yang menyembah-Nya.
Syirik
A. Definisi Syirik: menghilangkan salah satu kategori tauhid yang dijelaskan di atas
atau tidak memenuhi persyaratan Tauhid disebut sebagai ‘syirik’. ‘Syirik’ secara harfiah
berarti menyekutukan. Dalam istilah Islam, syirik berarti menyekutukan Allah dan hal
ini setara dengan menyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [Al-
Qur’an 4:48]
Allah berfirman:
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-
habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” [Al-Qur’an 31:27]
Dasar dari agama adalah menerima petunjuk dari Ilahi. Menolak petunjuk dari
Tuhan dapat berakibat fatal bagi manusia. Sementara kita telah membuat langkah besar
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, kedamaian yang sejati masih hilang dari diri
kita. Semua paham ‘isme’ seperti ateisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-
lain telah gagal menyediakan kedamaian yang sejati tersebut.
Kitab suci dari berbagai agama-agama besar menasihati umat manusia untuk
mengikuti apa yang baik dan menghindari yang jahat. Semua kitab suci mengingatkan
umat manusia yang baik akan diberikan hadiah oleh Tuhan dan kejahatan tidak akan
luput dari hukuman Tuhan!
Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah, kitab suci dari agama manakah yang
memberikan kita ‘instruksi manual’ yang benar yang kita butuhkan untuk mengatur
kehidupan individu dan kolektif kita? Kitab suci agama manakah yang mengajarkan kita
tentang keesaan Tuhan dengan benar? Jawabannya adalah agama Islam seperti yang
sudah dijelaskan di atas.
Islam adalah agama Semit, yang memiliki lebih dari satu miliar penganut di
seluruh dunia. Islam artinya “menundukkan diri kepada kehendak Tuhan.” Umat
Muslim menganggap Qur’an sebagai firman Tuhan yang diturunkan kepada nabi
terakhir dan penutup, Muhammad (saw). Dalam perspektif Islam, Tuhan mengutus para
nabi di sepanjang zaman untuk menyebarkan pesan tentang Keesaan Tuhan dan
pertanggungjawaban manusia di akhirat. Islam dengan demikian mewajibkan para
pengikutnya untuk mengimani semua nabi yang diutus di muka bumi, dimulai dari
Adam, Nuh, Abram (Ibrahim), Ishmael (Ismail), Ishak, Yakub, Musa, Daud, Yohanes
Pembaptis (Yahya a.s), Yesus (Isa a.s), dan banyak lagi yang lainnya (semoga Tuhan
merahmati mereka semua).
Definisi Tuhan
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak
ada seorangpun yang serupa dengan-Nya.” [Al-Qur’an 112: 1-4]
Surat Al-Ikhlas (surat ke-112) Al-qur’an, adalah pondasi penting teologi. ‘Theo’
dalam bahasa Yunani berarti Tuhan dan ‘logi’ berarti studi. Jadi Teologi berarti studi
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 60
tentang Tuhan, dan umat Islam menganggap empat ayat tentang Tuhan dalam surat Al-
Ikhlas berfungsi sebagai pondasi penting untuk mengenal Tuhan. Setiap kandidat
keilahian harus diuji dengan tes ini. Karena sifat Allah yang digambarkan dalam surat
ini begitu unik, tuhan-tuhan palsu dan orang yang berpura-pura sebagai tuhan dapat
dengan mudah dieliminasi dengan menggunakan ayat-ayat dari Surat Al-Ikhlas ini.
Bagaimana pandangn Islam tentang “tuhan berwujud manusia?”
India sering disebut sebagai negerinya para tuhan berwujud manusia. Hal ini
disebabkan banyaknya orang-orang yang bergelar master keruhanian di India. Banyak
dari para ‘orang suci’ ini memiliki banyak pengikut di banyak negara, dimana para
pengikut mereka menganggap mereka memiliki sifat ketuhanan/sifat ilahi. Islam
menentang setiap manusia yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Untuk memahami
bagaimana pandangan Islam terhadap orang yang berpura-pura memiliki sifat
ketuhanan, mari kita analisis seseorang yang mengaku punya sifat ilahi, yaitu Osho
Rajneesh.
Mari kita menguji kandidat ini, ‘Bhagwan’ Rajneesh, dengan tes Surat Al-Ikhlas
sebagai pondasi penting teologi:
1. Persyaratan pertama adalah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.” Apakah Rajneesh
bersifat maha esa (hanya satu-satunya)? Tidak! Rajneesh adalah salah satu di antara
banyak ‘guru spiritual’ yang ada di India. Meski begitu, murid dari Rajneesh mungkin
masih berpendapat bahwa Rajneesh adalah satu-satunya.
3. Persyaratan ketiga adalah ‘Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan’. Kita tahu
bahwa Rajneesh lahir di Jabalpur di India dan memiliki seorang ibu serta ayah yang
kemudian menjadi muridnya.
“Osho – tidak pernah lahir, tidak pernah mati, melainkan hanya mengunjungi
planet Bumi pada tanggal 11 Desember 1931 hingga 19 Januari 1990.”
Mereka lupa untuk menyebutkan bahwa ia tidak diberikan visa untuk masuk ke 21
negara di dunia. Dapatkah anda membayangkan bahwa ‘Tuhan’ mengunjungi bumi, dan
membutuhkan visa untuk memasuki sebuah negara!? Uskup Agung Yunani mengatakan
bahwa jika Rajneesh belum dideportasi, mereka akan membakar rumahnya dan rumah
murid-muridnya.
4. Tes keempat, yang merupakan tes paling ketat adalah, “Tidak ada yang serupa
dengan-Nya”. Tepat pada momen Anda bisa membayangkan atau membandingkan
‘Tuhan’ dengan apapun, maka ia (kandidat tersebut) bukanlah Tuhan. Hal ini
dikarenakan tidak mungkin manusia bisa membayangkan gambaran dari Tuhan Yang
Sejati. Kita tahu bahwa Rajneesh adalah seorang manusia, memiliki dua mata, dua
telinga, hidung, mulut dan memiliki janggut putih. Foto-foto dan poster Rajneesh
tersedia di banyak tempat. Tepat pada momen Anda bisa membayangkan atau
mengilustrasikan suatu entitas, maka entitas itu bukanlah Tuhan.
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segalanya; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Al-Qur’an 6: 103]
Dengan nama apa kita menyebut Tuhan?
Umat Islam lebih suka memanggil Sang Pencipta, dengan kata Allah, daripada
menggunakan kata bahasa Inggris ‘God’ atau kata bahasa Indonesia ‘Tuhan.’ Hal ini
dikarenakan kata Arab ‘Allah’ bersifat murni dan unik, tidak seperti kata bahasa Inggris
‘God’, yang dapat dimain-mainkan (dipelesetkan).
Jika Anda menambahkan ‘s’ pada kata ‘God’, ia menjadi ‘Gods’, yang merupakan
bentuk jamak dari kata Tuhan. Allah itu satu dan esa, tidak ada bentuk jamak dari Allah.
Jika Anda menambahkan ‘Dess’ pada kata ‘God’, ia menjadi ‘Goddess’ yang berarti Tuhan
perempuan. Tidak ada yang namanya Allah laki-laki atau Allah perempuan. Allah tidak
memiliki gender.
Jika Anda menambahkan kata ‘father’ pada kata ‘God’ ia menjadi ‘God-father’. God-
father berarti seorang wali. Tidak ada yang namanya ‘Allah-Abba’ atau ‘Allah-ayah’.
Jika Anda menambahkan kata ‘mother’ pada ‘God’, ia menjadi ‘God-mother.’ Tidak ada
yang namanya ‘Allah-ummi’ atau ‘Allah-ibu’ dalam Islam. Allah adalah kata yang unik.
Jika Anda memberi awalan ‘tin’ sebelum kata ‘God’, ia menjadi ‘tin-God’, yang berarti
Tuhan palsu.
Allah adalah kata yang unik, yang tidak membuat seseorang membayangkan
gambaran mental apapun juga tidak bisa dimain-mainkan. Oleh karena itu umat Islam
lebih memilih menggunakan kata Arab ‘Allah’ untuk Sang Pencipta. Kadang-kadang,
bagaimanapun, ketika berbicara dengan non-Muslim kita perlu menggunakan kata yang
kurang tepat untuk Allah, yaitu dengan menyebutnya “Tuhan.” Karena pembaca dari
artikel ini terdiri baik dari Muslim maupun non-Muslim, saya menggunakan kata Tuhan
di beberapa tempat dalam artikel ini.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa Tuhan tidak menjadi manusia tetapi
hanya menyamar menjadi wujud manusia. Jika Tuhan hanya mengambil bentuk
manusia tetapi tidak menjadi manusia, Dia harusnya tidak memiliki sifat manusia
apapun. Kita tahu bahwa semua ‘Tuhan berwujud manusia’ yang ada dalam kitab suci
agama-agama besar di dunia, memiliki sifat seperti manusia dan kelemahan-kelemahan
manusia. Mereka mempunyai semua kebutuhan manusia seperti kebutuhan untuk
makan, tidur, dll.
Oleh karena itu menyembah Tuhan dalam bentuk manusia adalah kesalahan logis
dan harus ditentang dalam segala bentuk dan manifestasinya.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” [Al-Qur’an 42:11]
Allah berfirman:
“Allah tidak pernah tidak adil walau sedikit pun.” [Al-Qur’an 4:40]
Tuhan dapat menjadi tidak adil jika Dia menghendaki, tapi saat Tuhan melakukan
ketidakadilan, Ia tidak lagi menjadi Tuhan.
Tuhan bisa melakukan kesalahan jika Dia ingin, tetapi Dia tidak melakukan
kesalahan karena melakukan kesalahan adalah tindakan yang tidak ilahi. Al-Qur’an
berfirman:
“… Tuhan kami tidak pernah melakukan kesalahan tidak pula lupa.” [Al-Qur’an
20:52]
Tuhan bisa melupakan jika Dia ingin. Tapi Tuhan tidak melupakan apapun karena
lupa adalah tindakan yang tidak ilahi, yang mencerminkan sifat dan keterbatasan
manusia. Al-Qur’an berfirman:
“… Tuhan kami tidak pernah melakukan kesalahan tidak pula lupa.” [Al-Qur’an
20:52]
Konsep Tuhan dalam Islam adalah bahwa Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah berfirman di beberapa ayat (Al -Qur’an 2: 106; 2: 109; 2: 284; 3:29; 16:77; dan 35:
1):
Kita harus paham bahwa Tuhan hanya melakukan tindakan yang mencerminkan
sifat ilahi-Nya dan tidak melakukan tindakan yang tidak ilahi.
Banyak agama meyakini filosofi antropomorfisme baik secara langsung atau tidak
langsung. Filosofi ini mengatakan bahwa Tuhan menjadi manusia. Argumen mereka
adalah bahwa Tuhan begitu murni dan suci sehingga Dia tidak bisa memahami
sepenuhnya kesulitan, kekurangan, dan perasaan manusia. Dalam rangka untuk
menetapkan aturan bagi manusia, Dia turun ke bumi sebagai manusia. Logika yang
salah ini telah menipu jutaan manusia dari sepanjang zaman. Mari kita menganalisis
argumen ini dan melihat apakah itu masuk akal atau tidak.
Misalkan saya menciptakan sebuah DVD player. Apakah saya harus menjadi DVD
player untuk mengetahui apa yang baik atau yang buruk bagi DVD player? Yang akan
saya lakukan adalah menulis sebuah instruksi manual: “Jika anda ingin menonton
sebuah film, masukkan kepingan DVD dan tekan tombol putar. Untuk berhenti, tekan
tombol stop. Jika Anda ingin mempercepatnya tekan tombol FF. Jangan jatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ia akan rusak. Jangan direndam dalam air karena dapat
menyebabkan kerusakan.” Saya menulis sebuah instruksi manual yang berisi petunjuk
tentang tata cara merawat DVD player tersebut.
Demikian pula, Pencipta kita yaitu Allah (swt) tidak perlu mewujud menjadi
manusia untuk mengetahui apa yang baik atau buruk bagi manusia. Dia memilih untuk
mewahyukan sebuah instruksi manual. Instruksi manual yang terakhir dan penutup
bagi manusia adalah Al-Qur’an. Yang “boleh” dan “tidak boleh dilakukan” manusia
disebutkan dalam Al Qur’an.
Jika kita membandingkan manusia dengan mesin, tentu saja manusia lebih rumit
daripada mesin yang paling rumit sekalipun di dunia ini. Bahkan komputer yang paling
canggih, yang sangat rumit, jauh sekali bila dibandingkan dengan faktor fisik, psikologis,
genetik, sosial dan segudang faktor lainnya yang mempengaruhi kehidupan manusia di
tingkat individu maupun kolektif. Semakin canggih mesin, semakin besar kebutuhannya
Tuhan tidak perlu turun ke bumi secara pribadi untuk memberikan instruksi
manual-Nya. Dia memilih orang-orang pilihan di antara umat manusia untuk
menyampaikan pesan-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya di tingkat yang lebih tinggi
melalui medium berupa wahyu. Orang-orang pilihan ini disebut nabi-nabi Tuhan.
Sebagian orang ‘buta’ dan ‘tuli’:
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang
benar),” [Al-Qur’an 02:18]
“Sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak
mendengar dan tidak mengerti.” [Bibel, Matius 13:13]
Semua kitab suci ini memberitahu para pembacanya bahwa meskipun hal-hal itu
begitu jelas namun banyak orang yang berpaling jauh dari kebenaran.
“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik).” [Al-Qur’an 17:
110]
Pesan yang sama tentang nama-nama/sifat-sifat indah Allah (swt) diulang dalam
Al-Qur’an dalam Surat Al-A’raf[7]: 180, dalam Surat Taha[20]: 8) dan dalam Surat Al-
Hasyr[59]:24.
Al-Qur’an menyebutkan tidak kurang dari sembilan puluh sembilan nama untuk
Allah SWT. Al-Qur’an menyebut Allah sebagai Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim
(Maha Penyayang) dan Al-Hakim (Maha Bijaksana) di antara banyak nama lainnya.
Anda dapat memanggil Allah dengan nama apapun tetapi haruslah nama atau sifat-Nya
yang indah dan tidak boleh mendatangkan bayangan mental apapun.
Salah satu sifat Tuhan tidak boleh bertentangan dengan sifat lainnya:
Selain sifat yang unik, sifat-Nya tidak boleh bertentangan dengan sifat lainnya.
Melanjutkan dari contoh sebelumnya, misalkan seseorang mengatakan bahwa Neil
Armstrong adalah astronot Amerika yang merupakan manusia pertama yang
menginjakkan kaki di bulan dan berkebangsaan India. Sifat yang dimiliki oleh Neil
Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan adalah benar.
Tapi sifat yang terkait sebagai seorang India, adalah salah. Demikian pula jika seseorang
mengatakan bahwa Allah adalah Pencipta Alam Semesta yang memiliki satu kepala, dua
tangan, dua kaki, dll, sifat-Nya sebagai Pencipta Alam Semesta sudah benar tetapi sifat
yang terkait dengan wujudnya (berwujud manusia) adalah salah.
Karena hanya ada satu Tuhan, semua sifat harus merujuk kepada satu-satunya
Tuhan. Dengan mengatakan bahwa Pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Maha Esa
sementara yang merawat alam semesta adalah Tuhan yang lain adalah tidak masuk akal
karena Tuhan memiliki semua sifat ini (menciptakan, merawat, menjaga alam semesta,
dsb).
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang
mereka sifatkan.” [Al-Qur’an 21:22]
Jika ada lebih dari satu Tuhan, mereka akan saling berselisih dan menjatuhkan
yang lain. Allah berfirman:
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain)
beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” [Al-Qur’an
23:91]
Dengan demikian keberadaan satu Tuhan yang Maha Benar, Unik, Agung, dan
Maha Kuasa, adalah satu-satunya konsep Tuhan yang logis.
Pada tulisan kali ini kita akan fokus membahas ateisme. Aku ingin memulainya
dengan membaca kutipan F.W. Norwood “Tragedi terbesar kehidupan adalah ketika
seseorang kehilangan Tuhan dan tidak merindukan-Nya.” Para ateis mengaku mereka
bisa menjelaskan keberadaan manusia melalui ilmu pengetahuan, melalui Big Bang, dan
evolusi karena jawaban ini memuaskan mereka. Masalahnya teori Big Bang dan evolusi
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Kenapa? Karena prinsip umum dari ilmu
pengetahuan adalah konsep entropi. Entropi adalah sebuah prinsip yang mengatakan
semua akan menjadi kacau kecuali ada yang mengendalikannya. Jika ada yang mengatur
dalam suatu proses, barulah proses itu berjalan dengan teratur.
Dan tidak peduli apakah kau membicarakan tentang kamar anakmu, wastafel
dapur, atau reaksi kimia yang rumit. Jika tidak ada yang mengurus kamar anakmu, maka
kamar anakmu akan jadi berantakan. Jika tidak ada yang membersihkan cucian kotor di
wastafel dapur maka mereka makin bertumpuk, dan jika tidak ada yang mengendalikan
reaksi kimia maka dia akan berantakan dan terkadang menjadi bencana. Jika tidak ada
yang mengatur suatu proses maka hal itu akan menjadi kacau. Dengan begitu, melalui
proses yang menjadikan adanya keteraturan, maka harus ada kekuatan yang
mengendalikan proses tersebut.
Tapi apakah kita dapat percaya bahwa Big Bang, kejadian yang paling dashyat
dalam sejarah, dimana semua materi dan energi di jagat raya berkumpul dalam sebuah
inti yang sangat padat kemudian meledak hingga menciptakan jagat raya yang
diameternya 240.000.000.000.000.000.000.000 mil dan hal ini terjadi karena
kebetulan? Dan ledakan ini bukannya menghasilkan kekacauan tapi malah
menghasilkan kesempurnaan dalam harmoni? Dan milyaran galaksi tapi tidak satupun
yang bertabrakan satu sama lain?
Dan juga apakah kita harus percaya bahwa evolusi yang merupakan proses
perkembangan elemen-elemen primitif, amino acid yang merupakan dasar dari
Dan ada masalah lain juga, contohnya evolusi atau seleksi alam bisa menceritakan
tentang keragaman hayati. Dia dapat menjelaskan mengapa kuda jutaan tahun lalu
bertubuh pendek dan kemudian mereka menjadi tinggi. Dia dapat menjelaskan
darimana asalnya dinosaurus dan kemana mereka pergi.
Tapi yang tidak dapat dijelaskan adalah keberadaan nyawa. Darimana asal nyawa
dan bagaimana mungkin nyawa juga berevolusi? Darimana kehidupan berasal? Ketika
makhluk hidup atau hewan mati, terkadang organnya masih berfungsi. Jika organnya
masih berfungsi, tapi kenapa tubuhnya mati? Kemana hidupnya pergi dan darimana
asalnya? Kita bisa mentransplantasi hampir semua organ di tubuh, kita bisa membuat
sebuah Frankenstein, tapi tak seorangpun yang dapat membuatnya hidup. Bahkan
semua ilmuwan di seluruh dunia tidak bisa menciptakan sayap seekor lalat. Kita tidak
bisa menciptakan makhluk hidup sama sekali.
Dan ada sebuah pepatah yang mengatakan “There’s no atheist in a foxhole.” Yang
berarti semua orang pernah mengalami panik dan putus asa. Pada masa-masa itu
mereka meminta bantuan tidak kepada siapapun, kecuali kepada Sang Pencipta. Kata
yang terucap adalah “Oh Tuhan tolong aku” bahkan dari mulut seorang ateis.
Do’a seorang skeptis adalah awal yang bagus. Bagi kalian yang tahu bagaimana
kisahku masuk Islam, ketahuilah bahwa kisahku dimulai dengan do’a orang skeptis.
Do’a yang kupanjatkan adalah “Oh Tuhan jika memang Kau ada…” Aku bahkan tak yakin
akan adanya Tuhan karena aku seorang ateis pada waktu itu. Banyak orang berpikir
bahwa aku orang Kristen dan aku masuk Islam melalui Kekristenan, tapi itu tidaklah
benar. Aku tadinya seorang ateis yang menjadi religius, yang mencari kebenaran tapi
tidak dapat menemukannya dalam Kekristenan. Akhirnya aku menemukannya dalam
Islam. Aku adalah seorang ateis yang berdo’a “Oh Tuhan jika Kau ada, tolonglah aku dan
tuntunlah aku.” Dan aku berjanji, jika Tuhan menuntunku ke dalam agama yang paling
menyenangkan-Nya, maka aku akan mengikutinya. Dan itu adalah do’a yang dapat
dilakukan siapapun. Berdo’alah kepada Pencipta kita seperti itu.
Jadi ketika kita melihat masa lalu, kita akan melihat orang-orang terkenal
membicarakan hal ini, Francis Bacon berkomentar:
“Aku lebih baik percaya semua dongeng dan legenda dalam Talmud dan Al-Qur’an
daripada percaya bahwa jagat raya yang sempurna ini tanpa ada yang mengendalikan.
Tuhan tidak pernah menciptakan keajaiban untuk meyakinkan para ateis, karena
ciptaan-Nya yang biasa sudah cukup meyakinkan.”
Banyak orang gagal melihat aspek kehidupan yang mereka anggap “tidak bersifat
Ketuhanan.” Mereka berkata “Bagaimana mungkin jika Tuhan itu ada, tragedi ini dan itu
masih saja terjadi?” Tapi siapa diri kita sehingga berani mempertanyakan metode dari
Pencipta kita? Ya, ada sebagian bayi yang mati. Dan juga ada pepatah yang mengatakan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 74
“Siapa yang dicintai Tuhan, akan mati muda.” Dapatkah seseorang mengerti pepatah
ini? Aku mengerti. Hal itu masuk akal bagiku. Jika ada siapapun yang ditanya “Apa yang
lebih kau inginkan, untuk melanjutkan hidup ini atau langsung pergi ke surga?” Mereka
tentu langsung ingin menuju surga. Jadi apakah kematian seorang bayi adalah tragis?
Menurutku, itu bukanlah kematian, itu adalah tahap menuju kehidupan selanjutnya.
Banyak ateis angkat mengatakan “Bagaimana mungkin tragedi ini terjadi dan kau
masih menganggap Tuhan ada?” Dan aku hanya ingin memberitahukan bahwa tidak
semuanya merupakan tragedi bagi orang yang mengalaminya. Seorang anak yang mati
dan pergi ke surga, jika dia ditanya ketika mereka di surga, apakah itu merupakan
sebuah tragedi atau nikmat Tuhan, tentunya mereka akan mengatakan “Ini adalah
nikmat dari Tuhan.” Jadi semua ini hanyalah menurut sudut pandang masing-masing
orang.
Dan dalam kehidupan dunia ini, orang-orang pilihan Tuhan-lah yang mengalami
cobaan terbesar. Mereka direndahkan oleh kaumnya sendiri, disiksa, dibunuh, anak-
anak mereka ada yang mati. Jadi kita harus mengerti bahwa hidup ini merupakan ujian.
Hidup ini adalah tempat membuktikan apakah kita layak menerima hadiahnya dalam
kehidupan akhirat. Surga itu diraih dengan usaha, kau meraihnya lewat kesusahan,
bukan dari kesenangan duniawi.
Satu hal yang ingin kusimpulkan adalah tidak seorang pun yang ingin mengakhiri
sebuah kejadian yang menyenangkan dengan tragedi. Tidak seorang pun yang pergi
bersenang-senang di suatu kota, kemudian kecopetan, dan menyimpulkan “Wow, itu
menyenangkan, aku ingin merasakannya lagi.” Tidak seorang pun yang mengalami
pengalaman paling menyenangkan tapi pada akhirnya berakhir dengan sebuah tragedi
yang menyedihkan, dan menyimpulkan bahwa itu menyenangkan. Begitu juga, kita
seharusnya tidak melihat hidup ini sebagai waktu untuk bermain-main dan pada
akhirnya malah masuk neraka di akhirat.
Tapi, seperti yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an “Kehidupan di dunia ini adalah
sedikit saja dari kesenangan hidup di akhirat.” Kesenangan duniawi yang didapat para
kriminal tidak setimpal dengan hukuman yang akan mereka terima di akhirat.
Sekali lagi aku akan kutip ayat Al-Qur’an “Dan Aku tidak menciptakan golongan jin
dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” Jadi itulah pekerjaan kita, untuk melayani
dan menyembah Pencipta kita. Seperti yang dikatakan Francis Bacon:
Semoga kita semua dijauhkan dari ateisme. Jika kau tidak percaya adanya Tuhan,
maka jadi sukar untuk beribadah kepada Tuhan. Solusinya adalah berdo’a dengan tulus
dan meminta kepada Sang Pencipta “Oh Tuhan jika kau ada, maka tuntunlah aku
kedalam agama kebenaran. Dan jika memang ada agama kebenaran, maka aku akan
mengikutinya.” Jika kau berdo’a dengan ikhlas dan tulus, Insya Allah Sang Pencipta
menjawab do’a itu.
“Jika aku melihat jejak kambing, maka aku tahu pasti ada domba atau kambing
yang lewat. Jika aku melihat jejak kaki unta, aku tahu pasti ada seekor unta. Dan jika aku
melihat jejak manusia, maka aku tahu ada orang yang lewat. Dan jika aku melihat
makhluk hidup, maka aku tahu adanya Sang Pencipta.”
Jadi bagi mereka yang tidak yakin akan adanya Tuhan, jangan berputus asa
karenanya. Berdo’alah kepada Sang Pencipta agar Dia menunjukkannya kepadamu.
Berdo’alah, “Oh Tuhan, jika Kau ada…” Dengan begitu, aku harap suatu hari nanti kita
semua percaya keberadaan Tuhan. Dan ketika kita percaya, langkah berikutnya adalah
untuk menelusuri rantai wahyu dan sampai pada agama kebenaran.
Di dalam Quran, Allah telah berfirman sekitar 750 kali agar kita mengintrospeksi
diri. Misalnya dalam surat Fushshilat ayat 53, Allah berfirman:
Ketika kita berpikir menggunakan ilmu pengetahuan dan logika, maka kita akan
tahu bahwa hanya ada satu Tuhan dan ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka kita akan
tahu bahwa inilah firman Tuhan yang sesungguhnya.
Dan inilah keunggulannya, Islam tidak menjauhkan ilmu pengetahuan, Islam tidak
mengesampingkan para ilmuwan seperti yang dilakukan beberapa agama di masa lalu.
Segala yang telah diteliti di masa sekarang oleh para ilmuwan, ternyata terbukti
secara ilmiah di dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Maka sekarang mari kita bahas ketiga argumen yang akan membuktikan
keberadaan Tuhan dan membantah paham ateisme.
Mungkin melihat dari istilahnya, kita akan berpikir bahwa hukum ini rumit, tapi
sebenarnya sangat mudah dimengerti. Hukum fisika ini pada dasarnya mengungkapkan
fakta bahwa segala hal di di jagat raya ini bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.
Misalnya, jika kita tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu
akan menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.
Dan setiap benda terdiri dari atom. Atom tersebut terdiri dari elektron, proton,
dan neutron. Setiap atom yang ada dalam setiap benda selalu bergerak dan berputar.
Atom-atom yang bergerak dan berputar tersebut pada suatu saat akan kehabisan
energi, jadi suatu hari nanti jagat raya akan berakhir.
Tapi kata orang-orang ateis jagat raya ini tanpa ada permulaan dan takkan pernah
berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika, karena
menurut hukum ini, jika periode waktu yang lama telah berlalu, akan terjadi kekacauan
dan jagat raya akan mati total.
Hal ini berarti matahari tidak akan ada, dan eksistensi manusia tak akan pernah
terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, matahari bersinar, planet-planet mengorbit
dalam orbitnya masing-masing, dan manusia dapat hidup dengan baik. Itu berarti kita
tidak berada dalam keadaan “matinya alam semesta”, bukankah begitu? Dan karena kita
tidak berada dalam keadaan matinya alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang
berlalu. Jika belum cukup waktu yang berlalu, itu berarti waktu ada permulaannya, jagat
raya juga ada permulaannya. Jika jagat raya ada permulaannya, berarti segala sesuatu
yang mulai eksis harus ada yang memulainya. Dan kita sebagai Muslim percaya bahwa
Allah yang memulainya.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi
Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S. Al-Baqarah:255)
Jadi mari aku menyimpulkannya. Apapun yang mulai eksis, harus ada yang
memulainya, sedangkan dunia ini ada permulaannya. Karena kita tidak dalam keadaan
Sekarang dalam sebuah analogi singkat, misalnya kita sedang duduk untuk
menonton TV di dalam rumah kita. Kita duduk di kursi dan kursinya harus ditempatkan
dalam posisi yang benar. TV-nya juga harus diatur menghadap ke arah kita, agar kita
dapat menontonnya. Kita juga harus punya remote TV yang sesuai dengan merek TV
kita, agar kita dapat mengganti-ganti channelnya semau kita. Jadi seiring kita duduk
menonton TV, bagaimana mungkin kita tidak melayang, bagaimana mungkin kita tidak
tertekan ke bawah? Ini berarti ada cukup gaya gravitasi untuk menahan kita sehingga
kita dapat duduk dengan baik. Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja, maka kita akan
melayang ke atas. Jika gravitasi terlalu banyak, maka tubuh kita akan hancur karena
menopang berat kita. Jadi harus ada yang mengatur gravitasi dalam takaran yang tepat
di bumi.
Udara yang kita hirup saat ini harus mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen.
Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau lebih rendah, maka kita tidak mampu
bertahan hidup di bumi ini. Siapa yang menempatkan oksigen dalam takaran yang pas
agar kita, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup?
Al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan 1.400 tahun yang lalu pada saat tidak ada
teknologi modern. Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca atau menulis.
Allah mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W. ketika dunia terselubung kegelapan.
Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang suram. Ketika dalam kitab-kitab
sebelumnya ditemukan banyak kesalahan ilmiah karena tangan-tangan manusia telah
merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an tidak ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada
saat itu berpikir bahwa agama dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an
membantah anggapan itu karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang
membuat kagum ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia. Di antara 6.000 ayat Quran,
sebanyak 500 ayat berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
Jika kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di luar sana tentang proses
pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa langit dan bumi berada dalam
satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan besar 14 milyar tahun yang lalu, dan
dari ledakan itu terciptalah sistem tata surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini
telah difirmankan dalam surat Al-Anbiyya:30
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya.” (Q.S. Al-Anbiyya:30)
Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita mengetahui bahwa tahap awal
pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut. Dan dari situ mulai terbentuklah
benda-benda langit. Ternyata hal ini sudah difirmankan dalam Quran surat
Fushshilat:11.
Lalu pada tahun 1960, manusia mengenal tentang Red Shift dan Blue Shift, sebuah
fakta yang membuktikan bahwa jagat raya ini terus meluas. Semua bintang-bintang
saling menjauh satu sama lain. Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun 1960
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 81
karena penemuan ini. Dan lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz
Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang menciptakan langit kemudian Dia meluaskannya.
Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang lalu, sebelum adanya ilmu pengetahuan
apapun.
Dan tentang bentuk bumi, orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar.
Namun Quran berfirman bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An
Naaziaat:30.
Quran juga membahas tentang bagaimana bayi tumbuh di dalam rahim seorang
ibu dalam surat Al-Mu’minuun:12-14.
Quran menjelaskan tentang pegunungan dan akar pegunungan dalam surat An-
Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti tenda dan punya akar.
Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam kitab yang ditulis 1.400 tahun yang
lalu ini.
Dan ada begitu banyak ilmuwan seperti Dr. Keith Moore, Marshall Johnson, Joe
Simpson, Maurice Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya, yang mempelajari Quran
untuk sekian lama, dan mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di
dalamnya tidak mungkin ditulis seorang manusia, ini tentunya dari Sang Pencipta.
Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, contohnya Dr.
Keith Moore, dia embriologist yang terkenal.
Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan adalah mengenai embriologi,
bagaimana seorang bayi berkembang dalam rahim sang ibu. Disebutkan dalam surat Al-
Mu’minuun:12 -14 mulai dari fertilisasi hingga ke perkembangan organ-organ tubuh
janin, yang menjelaskan dengan detail keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari.
Quran menggambarkan embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam
rahim dan menghisap nutrisi dari sang ibu. Yang mengejutkan adalah bentuknya,
morfologi, dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah. Semua ini baru bisa dilihat
dengan mikroskop berkekuatan tinggi. Manusia dengan mata telanjang tidak dapat
melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu belum ada mikroskop. Semua ini
membuktikan bahwa informasi ini tidak mungkin datang dari seorang manusia, karena
pengetahuan ini baru ditemukan di abad ke-20.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 82
Jadi setelah mendengarkan ketiga argumen ini, seseorang yang mau berpikir
dapat mengetahui keberadaan Tuhan menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi,
sejarah, dan segala bidang ilmu pengetahuan. Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak
agama, bagaimana kita tahu mana agama yang benar? Jawabannya adalah bahwa Tuhan
telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir dalam Al-Qur’an. Jadi Islam adalah jalan
hidup yang benar. Islam berarti tunduk pada Tuhan Yang Maha Esa dan mengiktui
petunjuk-Nya. Di dalam Islam, seseorang akan menemukan solusi kehidupan.
Mungkin setiap orang ingin tahu, apa tujuan kehidupan? Apakah kita disini hanya
untuk mendapatkan uang, kerja siang dan malam, atau hidup lebih dari sekedar itu?
Tuhan berfirman dalam Quran Adz-Dzaariyaat:55 bahwa tujuan kehidupan adalah
untuk menyembah-Nya. Jadi ketika kita melakukan itu dalam rasa kerohanian, maka
kita akan menemukan kedamaian dan tujuan hidup. Dengan begitu seseorang akan
menemukan solusi terhadap semua masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi,
obat-obatan, homoseksualitas, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah
dengan Islam seseorang akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan
kebahagiaan berupa surga di akhirat.
Salam damai, aku Dr. Laurence Brown. Aku menerima banyak pertanyaan dari
orang-orang dan dalam tulisan kali ini aku akan menjawabnya. Jadi mari kita mulai.
Banyak orang bertanya tentang apa yang terjadi setelah aku menjadi muslim? Aku
ingat pada saat menjadi muslim, aku mendapatkan rasa damai dan nyaman yang luar
biasa. Dan perasaan itu terus menyelubungi diriku. Tapi kehidupan duniawiku berubah
menjadi kacau. Orangtuaku tidak mengerti alasanku masuk Islam, tapi saudaraku telah
lebih dulu menjadi muslim dan sebenarnya dialah yang memperkenalkan Islam padaku.
Dan hanya kamilah yang jadi muslim.
Ketika aku menjadi muslim, orangtuaku merasa kehilangan anaknya karena Islam.
Dan orangtuaku menganut ateisme. Tapi mereka merasa risih melihatku masuk. Dan
teman-temanku meninggalkanku, orangtuaku tidak mau berhubungan denganku dan
saudaraku. Aku ingat suatu ketika aku mendapat pesan dimana kami diberitahu oleh
mereka, jangan mengunjungi, jangan menelpon, jangan menulis surat, jangan menulis
kartu pos, email, atau apapun. Bagaimanapun juga, mereka tidak mau kami
menghubungi mereka.
Jadi aku dikucilkan oleh teman-temanku, aku dijauhkan oleh keluargaku, aku
diperlakukan tidak seperti biasanya di tempat kerja, dan mantan istriku
menceraikanku, dan dia mengambil anak-anakku. Tentunya dalam proses itu aku juga
kehilangan rumahku, aku kehilangan propertiku, aku kehilangan mobilku. Ini tampak
seperti lagu country karena aku juga kehilangan anjingku.
Tadinya kami punya beberapa furnitur yang bagus. Kami juga punya rumah untuk
tamu. Aku tadinya punya semua ini, tapi kemudian aku hidup dalam sebuah apartemen
studio yang disewa mingguan yang ketika kau menaiki tangganya atau mencoba
elevatornya, lantainya berderit. Jadi kau bisa membayangkan bagaimana kualitasnya
dan siapa saja orang-orang yang tinggal disana. Dan bukan hanya tinggal di dalam
Dan lucunya, itulah hari-hari yang paling menyenangkan dalam hidupku. Aku
berpikir “Apa yang salah denganku?” Maksudku, kalau di dalam film-film, ketika kau
bercerai, kau merasa begitu sedih. Kau mulai meninju-ninju tembok dan mungkin
sengaja menabrakkan mobilmu. Tapi saat itu aku bahagia. Bahkan itulah salah satu hari-
hari paling menyenangkan dalam hidupku. Dan aku ingat, sebelum aku menjadi muslim,
aku melakukan shalat istikharah, shalat minta petunjuk. Aku meminta Allah untuk
memilihkan dan menuntunku kepada yang terbaik dan membuatku senang dengannya.
Dan sehabis itu aku menyadari kasih sayang Pencipta ketika dia menjawab do’a kita,
betapa utuh Dia menjawabnya. Karena Dia telah memilihkan yang terbaik bagiku. Dan
bukan hanya itu, dalam kejadian yang seharusnya membuatku tidak menyukainya, tapi
Dia membuatku bahagia.
Jadi tidak ada seorangpun yang menyerahkan sesuatu demi kepentingan Allah
kecuali Allah akan memberikanmu yang lebih baik. Mungkin ada masa-masa sulit yang
harus kau lalui sebelum kau mendapatkan manfaatnya. Tapi ketika kau mendapatkan
Pertanyaan lain yang orang-orang tanyakan adalah: apa arti Islam bagiku? Bagiku
Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Berserah
diri pada Tuhan tapi juga berserah diri dalam artian umum: berserah diri kepada yang
lebih mengetahui. Kau tahu bahwa aku tumbuh di Barat dalam budaya yang kadang
menentang siapa yang berkuasa. Tapi faktanya ini adalah hal yang merugikan. Para
orang-orang otokrasi berpikir untuk suatu alasan. Mereka adalah orang-orang yang
lebih berpengetahuan, atau lebih berpengalaman. Dan jika kau terus-menerus
mempertanyakan mereka dan menentangnya, maka akan semakin menyulitkan kita
semua.
Jadi aku merasa bahwa Islam adalah agama yang membuat hubungan antar
manusia menjadi teratur. Aku merasa bahwa Islam adalah agama damai.
Sebelum masuk Islam, aku tidak menemukan kedamaian dalam hidupku. Sebelum
masuk Islam, aku tertarik melihat pisau, aku tertarik melihat senjata, aku biasanya
bermain paintball, karena aku berada dalam kemiliteran. Aku menonton film Rambo,
Commando, James Bond, dan sebagainya.
Tapi kemudian setelah aku menjadi muslim, tiba-tiba aku tidak tertarik lagi dalam
hal-hal semacam itu. Aku menjual atau memberikan senjataku dan bermacam-macam
pisau milikku. Bahkan sekarang aku tidak suka melihat ujung sebuah pisau. Bahkan
istriku merasa kesal karena aku mengambil semua pisau dapur dan merusak ujungnya.
Sejujurnya aku tidak paham apa gunanya ujung sebuah pisau dapur. Tidak seorangpun
yang menggunakannya dan itu berbahaya. Hidupku berubah dari kacau menjadi damai
dimana aku belum pernah mengalami sebelumnya. Dan aku menjadi seorang pria
dengan kedamaian dalam hatinya, berdamai dengan orang-orang di sekitarku, dan
berdamai dengan masyarakat umum.
Mungkin rasa damai ini dikarenakan Islam merupakan kasih sayang dari Pencipta
kita, jadi Allah-lah yang memberikan kita rasa ini. Ketika kau merasa kau melakukan hal
yang benar, mengenali Pencipta kita, dan menyembah-Nya dengan cara yang Dia
inginkan, maka kedamaian akan memasuki hidupmu.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 86
Lalu, orang-orang sering bertanya masuk grup Islam manakah diriku? Tapi aku
tidak pernah tertarik untuk masuk grup manapun. Memang banyak sekali grup-grup
Islam, tapi aku tidak pernah benar-benar bergabung dalam suatu grup. Kurasa karena
aku adalah seorang penyendiri, itulah aku apa adanya dan aku bahagia akannya. Dan
Islam memberikan hak kepada kita untuk menjadi diri kita apa adanya.
Ketika menjadi muslim, aku telah merubah hidupku yang sangat tak berorientasi
untuk kesenangan duniawi, menjadi kehidupan dimana aku mengejar kedamaian,
bukan hanya untuk diriku tapi juga untuk orang-orang disekitarku, dan untuk
mengembangkan diriku sebagai seorang muslim, dan untuk menyebarkan pesan Islam.
Ini tidak berarti semua orang harus menerimanya, tugas kita hanyalah untuk
menyebarkan pesan Islam. Menurutku setiap orang punya haknya masing-masing untuk
bebas memilih agamanya sendiri. Kita sebagai manusia ingin memperlakukan orang
lain sebagaimana mereka memperlakukan kita. Jadi kita harus menoleransi kebebasan
orang dalam memeluk agama sepanjang mereka tidak bersifat merusak. Jika mungkin,
lakukan menuju etika global. Sebuah kode universal yang dapat diterima oleh semua
orang menembus batas agama dan budaya, dimana setiap manusia dapat bertenggang
rasa. Itulah yang ingin kucapai.
17 kali dalam sehari umat muslim meminta kepada Sang Pencipta mohon
diberikan tuntunan. 17 kali sehari, umat muslim mengucapkan “Ih dinasshiraatal
mustaqiim. Shiraatal ladzina an‘am ta’alayhim ghayril maghdu bi ‘alayhim walaad
dhallin.” “tuntunlah kami ke jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada merekabukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.” Jadi dalam shalat 5 waktu, jika dijumlahkan maka 17 kali sehari
umat muslim memohon pada Sang Pencipta, untuk menuntun mereka kepada jalan
Jadi aku ingin menyudahi pembicaraan ini dan mengundang siapa saja yang ingin
bertanya tentang hal lain, tolong kunjungi website-ku www.leveltruth.com dan
www.eighthscroll.com. Tolong kirimi aku sebuah e-mail, ketika sudah cukup banyak
dan jika hal itu menarik, maka aku akan mencoba menjawabnya.
Diterjemahkan dari artikel yang ditulis Dr. Laurence Brown dari leveltruth.com
“Tragedi terbesar dalam hidup adalah kehilangan Tuhan dan tidak merindukan-
Nya.” –F.W. Norwood-
Para Ateis mungkin berkata bahwa mereka tidak mengakui adanya Tuhan. Tetapi
kenyataannya, mereka dalam suatu momen dalam kehidupan mereka, pasti pernah
mengakui keberadaan Tuhan. Adanya pengakuan akan keberadaan Tuhan biasanya
baru muncul dalam pikiran orang-orang Ateis pada saat dirinya merasa stress berat,
seperti yang dipopulerkan oleh pepatah pada Perang Dunia II “Tidak ada ateis di dalam
parit perang.”1
Tak dapat disangkal ada saat-saat – entah ketika menderita penyakit dalam waktu
yang lama, saat-saat seorang perampok menodongkan pistolnya dan melakukan
tindakan kekerasan, atau detik-detik sebelum kecelakaan mobil terjadi di depan mata –
ketika semua manusia mengakui kenyataan dari betapa rapuhnya manusia dan betapa
nasib tidak bisa dikendalikan, kepada siapakah seseorang memohon pertolongan dalam
keadaan seperti itu selain kepada Sang Pencipta? Saat-saat dimana semua harapan telah
sirna harusnya mengingatkan semua orang, mulai dari para pemuka agama sampai
mereka yang mengaku ateis, tentang ketergantungan manusia pada realitas yang jauh
lebih besar daripada diri kita sendiri. Sebuah realitas yang jauh lebih besar dalam hal
pengetahuan, kekuatan, kemauan, keagungan, dan kemuliaan.
Pada saat-saat tertekan, ketika semua upaya manusia telah gagal dan tidak ada
yang dapat memberikan kenyamanan atau pertolongan, kepada siapa lagi seseorang
secara naluriah meminta pertolongan? Dalam saat-saat cobaan berat seperti itu,
seberapa banyak permohonan yang diserukan kepada Tuhan, lengkap dengan janji-janji
untuk menjadi orang beriman seumur hidup apabila Tuhan mengeluarkannya dari
kesulitan yang dialaminya? Namun, betapa sedikit orang yang menepati janjinya setelah
Tuhan mengeluarkannya dari kesulitan itu?
Seorang ateis yang bijaksana, yang penuh skeptisisme akan keberadaan Tuhan
tapi takut apabila Tuhan dan hari kiamat benar-benar ada, mungkin bisa memanjatkan
‘doa orang skeptis,’ sebagai berikut:
“Ya Tuhan, jika memang Engkau ada, selamatkanlah jiwaku, jika memang aku
memiliki jiwa.” 2
“Jika Anda menemukan alasan untuk percaya adanya Tuhan, kesadaran bahwa
Anda bertindak di bawah pengawasan-Nya, dan Dia meridhoi Anda, akan menjadi
pendorong bagi Anda untuk terus berbuat kebaikan. Jika ada sebuah keadaan di masa
depan, berharap akan kehidupan bahagia di dalamnya akan meningkatkan semangat
untuk mengejarnya… “3
Disarankan kepada orang-orang yang merasa tidak melihat bukti adanya Tuhan
dalam kemegahan ciptaan-Nya, mereka lebih baik melihat dengan lebih cermat. Seperti
yang pernah dikatakan oleh Francis Bacon, “Saya lebih baik mempercayai semua
dongeng dalam legenda, Talmud, dan Qur’an, daripada mempercayai bahwa jagat raya
ini tidak ada Penciptanya.”4 Lebih lanjut dia berkomentar, “Tuhan tidak pernah
mengadakan mukjizat yang luar biasa untuk meyakinkan orang-orang ateis, karena
karya-Nya yang biasa saja sudah meyakinkan.”5 Yang layak direnungkan adalah
kenyataan bahwa bahkan unsur terendah dari ciptaan Tuhan, mungkin meskipun
Sehubungan dengan topik ini, dua elemen yang membimbing kesadaran layak
dipertimbangkan, yang pertama bahwa jauh di lubuk hati, semua orang memiliki
kepercayaan alami pada kehadiran Sang Pencipta. Manusia mungkin dapat melupakan
kesadaran ini ketika mencari kesenangan dan kenikmatan dunia ini, tapi jauh di hati
kita yang terdalam, semua manusia tahu yang sebenarnya. Terlebih lagi, Tuhan tahu
bahwa kita tahu, dan hanya Dia yang mengetahui seberapa tunduk atau seberapa
membangkangnya suatu individu.
Francis Bacon menulis dengan sangat indah untuk menutup pembahasan ini,
“Mereka yang mengingkari Tuhan telah menghancurkan kemuliaan manusia; karena
sesungguhnya tubuh manusia dekat dengan binatang; dan, jika jiwanya tidak menjadi
dekat kepada Tuhan, ia adalah makhluk yang rendah dan tercela. “6 Semua manusia
memiliki akal, dan di sinilah hal utama yang membedakan manusia dari hewan. Mari
kita gunakan akal kita, yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai salah satu karunia
terbesar, untuk berpikir dan memahami keberadaan Tuhan. Dan mungkin, meski begitu,
masih ada orang-orang yang menolak mempercayai keberadaan Tuhan, tetapi mereka
kemungkinan besar akan menemukan diri mereka dalam keadaan tidak beruntung.
Catatan Kaki:
3 Parke, David B. 1957. The Epic of Unitarianism. Boston: Starr King Press. p. 67.
Halo Dr. Zakir Naik. Namaku Harris dari Phoenix, Arizona, AS. Aku seorang
wirausahawan dan manager marketing. Dua temanku di Amerika telah masuk Islam
karena menonton video YouTube tentangmu. Salah satu dari mereka orang Kristen,
yang satu lagi Ateis. Salah satu temanku memberikan kepadaku DVD-mu “How to Deal
with an Atheist” yang telah kutonton. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Aku telah
bertanya tentang ini kepada banyak orang cerdas tapi tidak ada jawaban yang
memuaskan. Dari semua ulama yang pernah kutonton di YouTube, menurutku andalah
yang paling rasional, masuk akal, dan mudah dipahami.
Pertanyaanku adalah: Tuhan telah menciptakan seluruh jagat raya dan Quran
berfirman banyak hal tentang penciptaan itu. Jauh sebelum Tuhan menciptakan
keseluruhan jagat raya ini, sebelum dia memutuskan untuk menciptakan manusia, Dia
sudah tahu hasil akhirnya. Dia tahu pada akhirnya Dia akan kecewa dengan orang-orang
tertentu dan mereka akan masuk ke dalam neraka. Dia tahu mereka akan dibakar dan
disiksa. Jauh sebelum Dia menciptakan seluruh jagat raya, Dia tahu bahwa hasilnya akan
menjadi buruk. Ini mungkin baik bagi orang-orang yang ada di surga, tapi Dia tahu
bahwa Dia bisa menyelamatkan orang-orang yang akan masuk neraka bahkan jauh
sebelum Dia memutuskan untuk menciptakan. Tapi tetap saja Dia memutuskan untuk
menciptakan mereka dengan segala logika Ketuhanannya. Kenapa Dia melakukan itu?
Kesimpulan dari pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan begitu sadis,
sehingga Dia tetap melanjutkan rencana-Nya padahal Dia tahu rencana-Nya akan
berakhir seperti itu?
Jawaban
Saudara kita menanyakan pertanyaan yang sangat bagus dan cerdas. Saudara
berkata bahwa meskipun satu orang saja masuk neraka maka Tuhan akan kecewa.
Saudaraku, Tuhan tidak pernah kecewa sama sekali. Sekarang untuk menjawab
pertanyaanmu.
Ateis : Gurunya tidak adil. Tapi Tuhan bisa menjadi adil pada saat bersamaan. Dia
bisa menciptakan kondisi yang sepenuhnya berbeda, Dia tidak perlu menjalani situasi
seperti itu, Dia tidak dibatasi oleh situasi apapun.
Dr. Zakir : Maksud saudara adalah Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang
sempurna dan tidak salah, benar? Tuhan telah menciptakan hal itu. Dia menciptakan
para malaikat yang tidak pernah menentang perintah Tuhan. Tapi manusia adalah
ciptaan yang lebih baik daripada malaikat karena para malaikat tidak punya kehendak
sendiri. Namun manusia punya kehendak bebas untuk menentang atau mengikuti
Tuhan.
Jika anda memilih menjadi manusia, jika anda menentang perintah-Nya anda
masuk neraka. Namun jika anda mematuhi perintah-Nya, anda lebih baik daripada
malaikat. Karena malaikat tidak punya kehendak bebas dari diri sendiri maka mereka
mengikuti Tuhan dan ini tidak hebat. Manusia adalah ciptaan yang lebih baik dari
Tuhan. Tuhan telah memberikan kehendak bebas pada mereka.
Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa Tuhan mengetahui… karena Dia punya
ilmu tentang masa depan. Jadi Dia telah menciptakan makhluk yang punya kehendak
bebas. Kesalahannya ada pada manusia, bukan Tuhan.
Ateis : Kenapa Dia memberikan kita kehendak bebas sedangkan Dia tahu bahwa
Dia pada akhirnya akan ada banyak orang di neraka?
Dr. Zakir : Itu adalah ciptaan yang berbeda. Tentang yang anda permasalahkan,
Tuhan telah menciptakan para malaikat. Aku bertanya padamu, mana yang lebih baik?
Para malaikat yang mengikuti perintah Tuhan atau manusia yang mengikuti perintah
Tuhan?
Dr. Zakir : Kesempatan kedua. Benar! Itulah mengapa Tuhan berfirman dalam
surat Al-A’raaf[7]:172 bahwa Tuhan telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Tuhan berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Semua manusia
pun mengakuinya. Tuhan berfirman dalam surat Al Hashr[59]:21 jika sekiranya Tuhan
mewahyukan Quran pada gunung, maka gunung itu akan runtuh. Tuhan berfirman pada
surat Al Ahzaab[33]:72 bahwa manusialah yang bodoh karena mengatakan “Kami ingin
menjadi manusia.” Kitalah yang bodoh. Sekarang kita tidak bisa mundur. Sekali kita
mengajukan diri untuk menerima ujiannya, sekali anda membaca kertas ujiannya.
Ateis : Tidak ada yang bertanya padaku. Mereka bertanya pada Adam dan Hawa.
Dr. Zakir : Tidak saudara. Quran berfirman bahwa setiap manusia ditanya apakah
mereka ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihilangkan. Sebelum kita
diciptakan jadi manusia, Tuhan berfirman dalam Quran “Apakah kamu ingin menjadi
manusia? Jika kamu menjadi manusia, kamu bisa mengungguli para malaikat atau bisa
lebih hina daripada mereka. Jika kamu tidak mau menjadi manusia maka tidak apa-apa.”
Jadi Tuhan bertanya pada manusia dan Quran berfirman bahwa kita bodoh karena
memilih mengikuti ujiannya.
Sekarang ketika anda sudah ikut ujiannya, jika anda mengikuti perintah Tuhan
atas kehendak bebasmu maka anda akan lebih mulia daripada malaikat, jika anda
menentang Tuhan, anda menjadi lebih rendah daripada malaikat. Kita ingin melewati
ujiannya dengan baik.
Anda berkata “Aku tidak ingat pernah ditanya ingin menjadi manusia atau tidak.”
Tentu saja anda tidak akan ingat, bahkan aku juga tidak ingat. Tapi aku percaya pada
Quran. Pada hari kiamat, Tuhan berfirman “Tidak ada satu manusia pun yang
menentang pengadilan Tuhan.” Anda akan tahu pada hari kiamat. Satu-satunya yang
kita katakan adalah “Tolong beri kami kesempatan”, namun Tuhan berfirman “Sudah
terlambat.”
Dan anda berkata bahwa anda tidak ingat, anda sepenuhnya benar. Ketika anda
mati dan dibangkitkan, pada saat itu kita akan menemui-Nya, maka pada saat itu kita
akan berkata “Aku ingat.” Bahkan sekarang aku tidak mengingatnya. Tapi percayalah
pada Quran, karena Quran tidak pernah salah. Jika anda mendengar ceramahku, maka
anda akan tahu bahwa 80% kandungan Quran sesuai 100% dengan ilmiah. 20%-nya
lagi masih ambigu, tidak benar dan juga tidak salah. Jadi logikaku berkata, ketika 80%
itu 100% benar, dan bahkan tidak 0,01% dari yang 20% itu salah, logikaku mengatakan
bahwa yang 20% ini pasti juga benar.
Aku adalah orang ilmiah, aku orang yang menggunakan logika, jadi aku percaya
pada pernyataan Quran, bahwa kitalah yang memilih menjadi manusia. Jika anda tidak
memilihnya maka anda boleh mempertanyakan Tuhan: “Kenapa Engkau menjadikan
aku sebagai manusia?” maka Tuhan akan disalahkan. Tapi Tuhan berfirman dalam
Quran bahwa kita ditanya. Gunung saja ketakutan,
semuanya ketakutan tapi kita sebagai manusia memilihnya.
Ateis : Tapi apakah anda ingat pernah ditanya? Aku tidak ingat pernah ditanya.
Dr. Zakir : Saudara, jika anda mendengar jawabanku, bahkan aku tidak ingat. Tapi
jika anda mengingatnya, dimana ujiannya? Bayangkan jika seorang guru mengajarkan
sesuatu padamu, kemudian sang guru memberikanmu bukunya. Gurumu berkata
“Kamu tidak boleh buka buku ketika ujian.” Andai saja guru itu berkata “Oke, buka saja
bukunya dan jawablah ujiannya” maka dimana ujiannya? Setelah ujiannya berakhir,
anda bisa memeriksa dari bukunya atau tidak?
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 100
Ateis : Tentu saja.
Ateis : Tidak.
Dr. Zakir: Jadi sekarang ujiannya sedang berlangsung saudaraku. Ketika ini sudah
berakhir, anda bisa memeriksanya. Pada saat ujian, anda tidak bisa mengecek buku
pelajaran, itu namanya menyontek. Jadi ketika ujiannya sudah berakhir, jika anda tidak
ingat, anda katakan pada Tuhan “Kenapa ini tidak masuk akal?” Tapi Quran berfirman
bahwa tidak satupun manusia akan menentang pengadilan Tuhan.
Aku adalah orang ilmiah, aku orang berlogika, berdasarkan pengetahuanku pada
ilmiah, berdasarkan logikaku, ketika aku membaca kitab-kitab lain dan membaca Quran,
aku lihat bahwa Quran adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi yang melewati
ujian-ujiannya. Jadi dengan begitu aku, aku meyakini bahwa Quran pasti benar. Aku
tidak ingat, itulah ujiannya, jika aku ingat maka dimana ujiannya?
Jadi itu menjawab bagian pertama dari pertanyaannya. Bagian pertama yang
menjawab bahwa Tuhan itu sadis. Tuhan tidak sadis. Sebagai contoh, aku ingin anak-
anakku masuk universitas medis. Berapa banyak anak-anak yang akan masuk
universitas medis? Hanya sedikit, lebih kecil dari 5%, atau mungkin hanya 1%. Jadi
kenapa hanya 1% yang bisa masuk ke kampus? Memang karena ini diperuntukkan
untuk orang-orang terpilih. Begitu juga Tuhan menciptakan surga, surga firdaus. Tidak
setiap orang bisa masuk surga Firdaus.
Begitu juga, tidak setiap orang bisa menjadi dokter. Hanya mereka yang punya
kapasitas yang bisa masuk. Begitu juga, tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus,
tingkat surga yang tinggi. Kita harus berusaha. Tuhan telah memberikan anda kapasitas.
Jika anda tidak mengikuti petunjuk-Nya maka anda tidak bisa (masuk surga). Jika anda
mengikuti petunjuk-Nya untuk masuk surga, maka ini sangat mudah. Jika anda cerdas
dan jujur kepada diri sendiri, maka ini menjadi mudah. Tapi jika anda tidak jujur pada
diri sendiri, bahkan orang-orang yang tidak cerdas bisa masuk surga. Yang paling
penting adalah anda harus jujur.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 101
Tuhan telah memberikan berbagai pilihan tentang bagaimana cara mematuhi-Nya.
Jika mereka pintar, mereka akan melihat bahwa Quran ini sangat jelas bahwa ini adalah
firman Tuhan dan anda harus mengikuti-Nya. Itulah alasan mengapa Francis Bacon
berkata “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang
mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.”
Jadi aku tidak akan mengatakan bahwa Tuhan itu sadis, aku katakan kitalah yang
bodoh karena telah memilih untuk mengikuti ujiannya. Tuhan telah memberikanmu
pilihan. Apa yang kita inginkan, kitalah yang memilihnya. Jadi kitalah yang bertanggung
jawab bukan Tuhan. Pada hari kiamat anda akan tahu, insya Allah. Insya Allah jika aku
masuk surga, aku berdo’a kepada Tuhan dan bersyukur pada-Nya. Jika kita gagal, maka
kita hanya menghancurkan diri sendiri. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 102
Dr. Zakir Naik Menjawab Pertanyaan
Cerdas Pemuda Ateis
Siapa yang tidak kenal dengan Dr. Zakir Naik? Ulama perbandingan agama asal
India ini lagi-lagi memukau penonton dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang
ilmu sains. Seorang pemuda ateis bernama Rahul menguji kecerdasan Dr. Zakir Naik
perihal seseorang yang terlahir dengan kondisi homoseksual. Pemuda ateis ini adalah
lulusan teknik sipil dari universitas di Inggris. Dia berpendapat bahwa Islam seharusnya
tidak menghukum seseorang yang dilahirkan dengan kondisi homoseksual, karena
bukan keinginan orang tersebut untuk menjadi seorang homoseksual. Namun karena
Dr. Zakir Naik juga menguasai ilmu sains dan beliau adalah lulusan fakultas kedokteran
dari Universitas Maharasthra, beliau berhasil menjawab pertanyaan cerdas yang
diajukan oleh Rahul. Berikut ini percakapan antara Dr. Zakir Naik dengan pemuda ateis
bernama Rahul tersebut:
Rahul : Baru-baru ini di India, aku membaca di koran bahwa pernikahan sesama
jenis dibolehkan di India. Dan di dalam koran tersebut, tertulis bahwa kondisi
homoseksual memang sudah bawaan genetik dari orang itu sejak lahir. Jadi orang itu
tidak punya pilihan lain. Sementara itu, aku sepenuhnya paham bahwa Islam
sepenuhnya melarang homoseksual.
Dr. Zakir Naik : Aku setuju denganmu. Ini seakan-akan tak masuk akal.
Rahul : Ya, tidak masuk akal. Jadi kenapa Tuhan menciptakan seseorang dalam
kondisi seperti itu dan Tuhan menghukumnya karena hal itu juga?
Dr. Zakir Naik: Saudara ini berkata bahwa baru-baru ini di India, homoseksualitas
diperbolehkan. Aku koreksi pernyataanmu, bukannya India memperbolehkan,
melainkan undang-undang di India menyatakan bahwa homoseksual bukanlah sebuah
kejahatan besar dalam konstitusi India. Jadi mereka membuatnya lebih ringan sekarang.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 103
Dan ini adalah aturan yang ditegakkan di New Delhi, tapi belum disahkan menjadi
hukum.
Selain itu, juga banyak organisasi di India yang menentang homoseksual sehingga
ini belum jadi hukum. Homoseksual baru disahkan di Kanada, AS, dan Inggris.
Sedangkan di India sendiri belum disahkan. Dan sekarang, ada teori ilmiah yang
mengatakan bahwa homoseksualitas bersifat genetik. Dan seperti yang kau katakan,
jika homoseksual itu bersifat genetik (bawaan dari lahir), maka kenapa orang yang
mengidap homoseksual tersebut yang disalahkan? Kenapa Islam menganggap ini
sebagai dosa? Itu adalah pertanyaan yang sangat bagus.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 104
Sementara itu, yang Tuhan izinkan adalah hubungan seks (dengan suami/istri)
secara normal. Namun apabila kau melakukannya terlalu sering atau melakukan
sesuatu yang tidak normal, di saat itulah kau mulai bosan. Pada akhirnya, kau mulai
mencoba-coba melakukan sesuatu yang tidak normal dan dilarang agama.
Rahul : Ya, tapi perilaku homoseksual juga ditemukan pada anak-anak, padahal
mereka belum menikah (belum berhubungan seks).
Dr. Zakir Naik: Aku akan menjelaskan mengapa hal ini juga terjadi pada anak-anak
setelah ini. Jadi sekarang kita bicarakan orang dewasa dulu.
Kembali ke topik. Jadi ketika kau sudah keseringan melakukannya, kau ingin
mencoba sesuatu yang baru dan yang lebih lagi. Kau sudah bosan dengan hubungan
seks yang normal dan kau tidak lagi merasa senang melakukannya. Saat itulah kau
mulai melakukan hal-hal yang tak alami. Jadi perilaku homoseksual ini bukan karena
bawaan genetik.
Jadi jangan beranggapan bahwa orang yang baru lahir sudah jadi homoseks,
karena faktanya sama sekali tidak begitu. Ini adalah sebuah kesalahpahaman dan tidak
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 105
ada penelitian ilmiah yang membuktikan itu. Kesimpulannya, ini disebabkan anak-anak
keseringan menonton film porno.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 106
Jika Allah Itu Maha Kuasa, Maka Bisakah Dia
Melakukan Segalanya?
Lebih lanjut, karena Allah Maha Kuasa berarti Dia selalu bisa melakukan apa yang
dikehendaki-Nya, seperti yang dijelaskan Imam Al-Tahawi di atas “dan setiap perkara
mudah bagi-Nya.” Dengan begitu Maha Kuasa juga berarti bahwa Allah tidak mungkin
melakukan kegagalan. Begitu juga karena salah satu sifat Allah adalah Al-Haqq yang
berarti Maha Benar, maka Dia tidak mungkin berbohong. Tapi sebagian orang ateis
malah berkata: Karena Allah itu Maha Kuasa maka Dia dapat melakukan apapun
termasuk melakukan kegagalan dan berbohong! Hal ini sangat tidak masuk akal dan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 107
absurd karena ini sama saja dengan berkata: “Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Benar
tidak Maha Kuasa dan Maha Benar!”
Referensi: hamzatzortzis.com
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 108
Metode Berdakwah untuk Mengajak Non-Muslim
Masuk Islam
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125)
Empat kata kunci yang harus digarisbawahi dalam ayat ini adalah “serulah”,
“manusia”, “pelajaran yang baik”, dan “cara yang baik”. Banyak pendakwah dan
organisasi Islam di seluruh dunia menjalankan kegiatan-kegiatan dakwah mereka
berdasarkan ayat ini.
Bagi mereka, mengundang seseorang untuk masuk Islam berarti dengan lembut
mengajak, peduli, santun, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita tidak bisa “mengundang”
seorang non-Muslim untuk memahami tentang Islam, atau belajar Islam, atau membuat
dia tertarik kepada Islam, dengan memanggilnya kafir, manusia najis, atau nama-nama
buruk lainnya. Rasulullah s.a.w bahkan tidak membolehkan para penyembah berhala
(yang bukan saja menentang ajaran Rasulullah, tapi juga melemparinya dengan kotoran
unta, mengasingkan umat Muslim selama tiga tahun dan membunuh sahabat-sahabat
terdekatnya, dan sebagainya) dicela dalam sebuah puisi bernada sarkasme oleh Hassan
bin Tsabit yang mengatakan “Bagaimana kalau sebenarnya aku bersaudara dengan
mereka?” (H.R. Bukhari, dari Aisyah)
Kita harus mengikuti sunnah Rasulullah s.a.w dengan tidak menghina orang lain.
Dengan begitu, kita harus memiliki akhlaq yang baik, seperti yang diajarkan oleh Islam,
dan dengan demikian menjadi penyeru-penyeru Islam yang terbaik, dan begitulah
seharusnya sifat para da’i sejati. Seorang Muslim yang membuat nama Islam menjadi
buruk dengan berperilaku ekstrim, keras, emosinya tinggi, tidak mau mendengarkan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 109
pendapat orang lain, berpikiran sempit, dogmatis, dan hal-hal lain yang tidak diajarkan
dalam Islam, hanya akan membuat pekerjaan para da’i menjadi lebih sulit. Orang-orang
seperti itu hanya membuat nama Islam semakin buruk di zaman sekarang, dimana
banyak orang yang berpandangan negatif terhadap Islam.
Kita juga harus mengingat perintah dari Allah kepada Nabi Musa a.s dan Harun a.s:
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Qur’an 20:43 -44)
Bahkan kepada Fir’aun, yang telah membunuh banyak orang tak bersalah dengan
merebusnya dalam ketel minyak yang mendidih, yang telah mengaku dirinya sebagai
tuhan, kita harus berbicara dengan lemah-lembut, apalagi kepada orang-orang yang
lebih baik daripadanya.
Kata penting berikutnya adalah “manusia.” Ini berarti SEMUA MANUSIA, tanpa
terkecuali. Setiap non-Muslim adalah calon muallaf yang bisa mendapatkan hidayah
meskipun mereka sangat anti-Islam atau berperangai buruk. Ingatlah bahwa Umar bin
Khattab r.a dan Khalid bin Walid r.a, sebelum mereka berdua masuk Islam adalah orang
yang sangat anti-Islam. Seorang Muslim tidak boleh terlalu memilih-milih kepada siapa
dia berinteraksi. Setidaknya ada tiga alasan untuk hal ini:
1. Lebih baik bagi kita untuk menjelaskan Islam kepada siapapun, meskipun sikap
mereka memusuhi, sinis, dan kritis, daripada membiarkan mereka belajar sendiri dan
ternyata belajar dari sumber yang salah, atau lebih buruk lagi, belajar dari website-
website anti-Islam, dsb. Dengan berdakwah, setidaknya kita bisa mengenalkan ajaran
Islam yang sebenarnya kepada mereka. ‘Menurut anda ini hanya buang-buang waktu?
Bacalah alasan nomor 2.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 110
hidayah (petunjuk) kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, bahkan Nabi Muhammad
s.a.w pun tidak punya kekuatan untuk hal itu. Ingatlah bahkan Nabi Muhammad
s.a.w tidak bisa mengislamkan Abu Thalib, pamannya sendiri,.
3. Seorang Muslim yang pernah mencoba untuk mendapatkan perhatian dari non-
Muslim tentu pernah mengalami kesulitan dalam berdakwah. Tentu saja berdakwah
kepada non-Muslim tidak semudah berdakwah kepada Muslim yang taat, misalnya
mereka yang sering pergi ke masjid, menghadiri ceramah Islam, seminar, program
dakwah, dsb, dan mereka yang sudah tertarik kepada Islam.
Kata kunci berikutnya pada ayat 16:125 adalah “hikmah” dan “pelajaran yang
baik.” Mari kita bahas keduanya, secara singkat. Kita harus menyiapkan strategi yang
efektif agar dakwah kita kepada non-Muslim berhasil. Salah satu strategi yang cukup
sukses akan dijabarkan sebagai berikut:
PRINSIP-PRINSIP
A. PENDEKATAN
3. Cobalah untuk mengetahui latar belakang dari non-Muslim tersebut. Ini akan
membantu kita untuk merencanakan pendekatan yang paling sesuai dalam berdakwah.
Non-Muslim tidak sama. Setiap dari mereka saling berbeda, masing-masing punya
tantangan tersendiri, dan masing-masing mungkin membutuhkan pendekatan yang
berbeda. Sebagai contoh, ada orang yang cenderung mempertanyakan segalanya dan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 112
seringkali cukup skeptis – seorang pendakwah harus menjelaskan segala sesuatunya
dengan mendetil, memberikan penjelasan yang masuk akal untuk meyakinkan mereka.
Sebagian lagi cendrung menghadapi masalah dengan keluarga mereka jika mereka
masuk Islam.
6. Biarkan dia yang menentukan ritmenya. Untuk setiap orang, belajar Islam
adalah pengalaman yang sangat pribadi, dan penting bahwa dia punya waktu untuk
mencernanya sendiri. Jangan tentukan batasan waktu apapun, melainkan dengan
lembut tuntunlah dia setahap demi setahap sampai dia siap. Sangat penting agar dia
tidak merasakan tekanan apapun, karena hal ini akan membuat kerangka berpikirnya
salah dan tidak mengetahui kebahagiaan dan ketenangan dari ajaran Islam.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 113
8. Jika target kita berjumlah lebih dari lima orang, diskusinya dapat diubah
menjadi seperti memberikan ceramah kepada suatu kumpulan orang. Dalam kasus
seperti ini, lakukan sesi tanya-jawab setelah ceramah dan bagikanlah brosur setelah
ceramah. Atau bisa juga dibentuk kelompok diskusi. Kelompok diskusilah yang terbaik
dimana sang pendakwah lebih punya banyak kesempatan untuk mendekatkan diri
dengan orang-orang baru.
9. Debat terasa tidak cocok dengan metode berdakwah. Debat pada prinsipnya
adalah kita berusaha menjatuhkan lawan dengan mengekspos dan menyerang
kelemahan lawan yang kita ketahui. Debat dapat menjadi hiburan bagi Muslim, tapi
merupakan sebuah siksaan bagi grup lawan; dan hal ini tidak akan bisa menarik simpati
mereka. Seringkali, seorang pendakwah memenangkan debat tapi tidak dapat menarik
simpati orang yang didebat, sehingga membuat segala usahanya sia-sia.
10. Penyebaran brosur dan dakwah dari satu rumah ke rumah lainnya adalah
metode yang juga dapat dicoba dalam berdakwah. Penyebaran brosur bagaikan
menebar benih dari sebuah pesawat terbang, sebagian akan jatuh di atas bebatuan,
sebagian lainnya di sungai, di gurun, dan sebagian di tanah yang subur sehingga
tumbuhlah benih itu. Ketika menggunakan pendekatan ini, buatlah brosurnya simpel
dan bisa dibaca dalam waktu tiga sampai lima menit. Brosur ini harus memuat alamat
dan nomor telepon dari organisasi dakwah anda. Sebuah organisasi misionaris Kristen
telah berhasil melakukan penyebaran agama dengan sistem ‘ketuk pintu.’ Dalam kasus
ini, kita harus sopan dengan meminta izin untuk memasuki rumah non-Muslim
tersebut. Pertemuannya harus disudahi ketika anda melihat wajah atau bahasa tubuh
sang tuan rumah sudah tidak nyaman. Kunjungan berikutnya harus didasarkan pada
kesediaan tuan rumah dan kenyamanannya.
B. ISI
4. Seringkali lebih tepat mengenalkan Islam sebagai jalan untuk mencari jawaban
terhadap masalah-masalah sosial di zaman sekarang, yang seringkali membuat banyak
orang kecewa. Jelaskan bahwa Islam membahas semua aspek kehidupan, baik dalam
kehidupan sosial begitu juga dalam permasalahan pribadi, dalam permasalahan
duniawi dan ruhani; prinsip-prinsip Islam itu luas, menjadikan penerapannya fleksibel
dan dinamis, dan dengan demikian cocok untuk setiap waktu dan kondisi.
5. Selalu katakan yang benar. Persiapkan diri anda sebaik mungkin dengan ilmu
Islam. Jangan pernah menerka-nerka; jika anda tidak tahu suatu permasalahan, atau
tidak yakin, katakan saja terus terang, atau arahkan non-Muslim tersebut kepada
seseorang yang lebih tahu, atau beritahu padanya bahwa anda akan mencarikan
jawaban untuknya (dan bersungguh-sungguhlah dalam mencarikan jawaban
untuknya!) dari sumber yang terpercaya. Selalu arahkan kepada orang-orang yang lebih
berpengetahuan tentang Islam (misalnya ulama, da’i, guru agama, dsb) ketika
pertanyaan yang sulit muncul. Jangan pernah memberikan video, atau debat agama,
atau video yang tampak bisa menyinggung perasaannya, karena materi-materi seperti
itu tidak membuka hati dan pikirannya melainkan non-Muslim tersebut malah akan
bersikap defensif dan membuat hatinya semakin tertutup.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 115
6. Jangan merasa malu akan ajaran Islam – Islam dengan segala aspek, prinsip, dan
ibadahnya, adalah sebuah agama yang sempurna, yang diberikan kepada umat manusia
oleh Allah s.w.t – Dengan begitu tidak ada yang perlu disembunyikan, atau merasa malu
pada salah satu ajaran Islam. Jangan merasa tersinggung jika seseorang mengkritisi atau
menolak suatu aspek dari Islam. Tugas kita adalah untuk menjelaskan tentang Islam
sebaik mungkin – entah apakah dia menerimanya atau tidak, itu bukan kewajiban kita,
melainkan hal itu berada di tangan Allah s.w.t.
Kita harus membuat non-Muslim itu merasa nyaman dengan kita, sehingga dia
bisa mengeluarkan keluhannya, dan merasa nyaman ditemani oleh Muslim yang tulus,
untuk belajar tentang Islam. Jangan sampai dia merasa tidak nyaman.
Setiap Muslim dengan ilmu yang memadai tentang Islam dapat menjadi da’i dan
berdakwah tapi keefektifan dakwahnya bergantung pada kedewasaannya ketika
berbicara pada orang lain. Kita harus selalu menghormati dan santun kepada non-
Muslim, tidak peduli seberapa tersesatnya mereka dalam pandangan kita. Kita harus
sering-sering mengingatkan diri sendiri bahwa setiap manusia telah diciptakan oleh
Allah dengan potensi yang sama untuk mencapai derajat yang tertinggi di sisi-Nya.
Dengan demikian, mungkin saja pada suatu hari nanti mereka malah bisa menjadi
Muslim yang lebih baik daripada kita sendiri.
Yang terakhir, ingatlah bahwa dakwah adalah kewajiban yang harus kita
laksanakan sesuai dengan kemampuan terbaik kita untuk mencari ridha Allah. Jangan
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 116
takut! Meskipun dakwah adalah tanggung jawab yang cukup besar, kita harus ingat
bahwa kita tidak melakukannya seorang diri. Allah selalu bersama kita. Dia akan
memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang tulus dan rendah hati dalam
mencari ridha-Nya.
[Chen Fook Liauw] | Kompilasi Artikel “Kebenaran Islam” dari Lampu-islam.com 117