Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

(Take Home Test)

FILSAFAT ILMU, Semester Gasal 2019/2020


Dosen : Prof. Dr. Ir. Machfud, MS

1. Uraikan pendapat anda : apa perlunya dan apa manfaatnya mempelajari dan memahami
Filsafat Ilmu Pengetahuan.

Jawab :
Menurut pendapat saya perlu dan manfaat dari mempelajari Filsafat Ilmu Pengetahuan
adalah :

Filsafat ilmu pengetahuan membahas sebab musabab pengetahuan dan menggali


tentang kebenaran, kepastian, dan tahap-tahapnya, objektivitas, abstraksi, intuisi, dan
juga pertanyaan mengenai “dari mana asalnya dan kemana arah pengetahuan itu.
Sehingga dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan maka menjadi kerangka
dasar/landasan berpikir bagi proses keilmuan, sehingga berprinsip bebas (tidak
ada yang menghalangi kerja pikiran), radikal (mendalam sampai ke akar permasalahan
melewati batas fisik) dan ranah makna (makna terdalam berupa nilai kebenaran,
keindahan dan kebaikan). Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan akan semakin
berkembang (berevolusi) menjadi makin rasional dan sistematis. Pengetahuan
manusia juga semakin luas sehingga menyebabkan lahir berbagai disiplin ilmu
sebagaimana para ahli membagi bidang studi filsafat dalam beberapa cabang atau
bagian filsafat menjadi enam cabang atau bagian filsafat, yaitu epistemologi, ontology
(metafisika), logika, etika, estetika, dan filsafat ilmu.

Beberapa manfaat dari mempelajari dan memahami filsafat ilmu pengetahuan


sebagai berikut:
 Membuat kita mampu melihat segala sesuatu permasalahan/kejadian secara multi
dimensi
 Membuat kita mampu berpikir dan mentelaah secara radikal, universal, konseptual
dan sistematis, koheren dan konsisten, bebas dan bertanggung jawab, rasional dan
empiris.
 Mengembangkan ilmu, dan teknologi dalam batasan nilai ontologies, sehingga dapat
mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi
bahaya sekularisme segala ilmu.

2. Sesuai dengan bidang keilmuan yang anda geluti, sebutkan contoh atau kasus yang
membedakan antara Pengetahuan Sehari-hari (Pengetahuan) dan Ilmu Pengetahuan
(atau Pengetahuan Ilmiah atau Sains).

Jawab :
Pengetahuan Sehari-hari (common sense) diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya
kemanusiaan berdasarkan pengalaman sehari-hari, seperti : perasaan, pikiran,
pengalaman, panca indra dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan
obyek, cara dan kegunaanya. Tujuannya berguna untuk kehidupan sehari-hari. Tanpa
menggunakan metode dan bahasa yang digunakan ambigu/kabur.

Ilmu pengetahuan diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk


mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek yang ditelaah, cara yang
digunakan dan kegunaan pengetahuan tersebut. Pengetahuan yang diperoleh melalui
penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenarannya.
Tujuan dari ilmu pengetahuan adalah menemukan kebenaran, memperluas
pemahaman/pengetahuan, deskripsi, eksplanasi, interpretasi, prediksi, rerodiksi,
penemuan, aplikasi, kontrol. Metode yang digunakan berupa kualitatif dan kuantitatif.
Sedangkan bahasa yang digunakan lugas/tepat dan verifikasi.

3. Rasionalisme dan Empirisme merupakan salah dua dari model Epistemologi dalam
rangka memperoleh pengetahuan yang benar atau yang berperan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Model tersebut berpijak pada aliran Ontologi yang berbeda.
a. Jelaskan aliran apa yang menjadi pijakan Rasionalisme dan Empirisme.

Jawab :
Aliran yang menjadi pijakan Rasionalisme dan Empirisme adalah :

Kata rasionalisme berasal dari kata rationalims, dan kata ini berakar dari bahasa
Latin yaitu ratio yang berarti “akal” sehingga berdasarkan akar katanya rasionalisme
adalah sebuah pandangan yang berpijak bahwa akal / berpikir merupakan
sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Jadi, menurut paham rasionalisme
dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia harus
dimulai dari rasio/akal/berpikir. Tanpa rasio/akal/berpikir, mustahil manusia dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Semakin banyak atau sering manusia itu berpikir
maka semakin banyak atau sering pula pengetahuan akan didapatkan. Berdasarkan
pengetahuan yang diperolehnyalah manusia berbuat dan menentukan tindakannya
sehingga nanti ada perbedaan perilaku, perbuatan, dan tindakan manusia sesuai
dengan perbedaan pengetahuan yang didapat tadi.

Sedangkan kata empirisme berasal dari kata empiricism dan experience. Kata-kata
ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia yang
berarti “berpengalaman dalam”,“berkenalan dengan”, “terampil untuk”. Sementara
berdasarkan akar katanya empirisme adalah aliran yang berpijak bahwa
pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman
yang menggunakan indera yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-
satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal. Jadi paham empirisme memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengalaman lahiriah maupun
pengalaman batiniah. Pengalaman indrawi dianggap sebagai permulaan segala
pengenalan. Pengenalan intelektual tidak lain dari semacam perhitungan (kalkulus),
yaitu penggabungan data-data indrawi yang sama dengan cara yang berlainan.
Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat
diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan seorang
empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukkan hal itu kepada saya”.
Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya
sendiri.

b. Jelaskan pendapat anda tentang model Epistemologi apa yang dianut dalam kaitan
dengan Bidang Ilmu Pengetahuan yang anda geluti sekarang.

Jawab :
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan “logos”. “Episteme” berarti
pengetahuan (knowledge), “logos” berarti teori. Dengan demikian, epistomologi
secara etimologis berarti teori pengetahuan. Epistomologi mengkaji mengenai apa
sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya.
Model-model epistemologi terdiri dari rasionalisme, empirisme, intuisisme,
kritisisme, konstruktivisme, positivisme dan lain-lain.
Pada bidang ilmu teknologi pertanian yang saya geluti maka produk agroindustri yang
diproduksi dari benih, menjadi sejumlah komoditas, kemudian komoditas diolah
menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Komoditas itu dikatakan memiliki nilai
tambah jika manfaatnya terasa semakin besar atau bertambah. Hal ini secara logika
dapat diterima (model rasionalisme). Berdasarkan model empirisme, dapat
dibuktikan secara indra bahwa sebutir benih berubah wujud menjadi suatu produk
agroindustri yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang/makhluk. Seberapa besar
nilai tambah dari produk agroindustry tersebut dapat ditunjukkan dengan metode
Hayami (positivisme).
Jadi menurut saya, model epistemology yang dianut pada bidang ilmu yang saya
geluti, sebagian besar adalah rasionalisme, empirisme dan positivisme.

4. Manusia diberi anugrah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mampu melakukan proses
berfikir. Dalam proses berfikir ini ada yang dikatakan sebagai “logis” dan “tidak logis”.
a. Jelaskan maksudnya.

Jawab :
Kata logis berarti masuk akal, sehingga berpikir logis diartikan sebagai kegiatan
berpikir yang masuk akal menurut suatu pola (logika) dan sudut pandang tertentu.
Atau dapat juga dikatakan melakukan penalaran sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir yang memenuhi suatu pola pikir induktif atau pola pikir menggunakan
observasi individual untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih general.

Sedangkan berpikir tidak logis adalah sebagai kegiatan berpikir yang tidak awam
sehingga tidak sesuai pola (logika) dan kaidah-kaidah tertentu. Bernalar tidak secara
sistematis dalam menghasilkan keputusan-keputusan yang masuk akal dan benar.
Suatu pemikiran yang logis pada sudut pandang tertentu, dapat juga dikatakan tidak
logis pada sudut pandang yang lain.

b. Mengapa kegiatan / proses berfikir yang “logis” tersebut dikatakan tidak


menghasilkan kebenaran yang berlaku universal?

Jawab :
Proses berpikir secara logis merupakan proses penemuan kebenaran dimana
kebenaran menurut setiap orang adalah tidak sama (kriteria kebenaran setiap
orang berbeda-beda), sehingga kebenaran yang dihasilkan dari proses berpikir
tersebut tidak berlaku universal. Suatu pemikiran dapat dikatakan universal jika
pemikiran tersebut berupa prinsip dasar yang tidak memerlukan bukti dari yang lain
karena sudah terbukti dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai