Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

REKAYASA SISTEM DAN STRATEGI AGROINDUSTRI


(TIN 711)

Oleh :
EVANILA SILVIA
F361190121

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
BUKU : TEKNIK DAN APLIKASI PRODUKTIVITAS HIJAU
(GREEN PRODUCTIVITY) PADA AGROINDUSTRI

BAB 1. KONSEP PRODUKTIVITAS

Tipe 1

1. Yang dimaksud dengan produktivitas, performansi, efisiensi, efektivitas dan


profitabilitas.
Produktivitas adalah output/hasil atau kinerja per unit sumberdaya yang digunakan
(input) yang merupakan perangkat untuk meningkatkan daya saing,dalam meningkatkan
upah dan kualitas kehidupan kerja yang lebih baik bagi individu.
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi Eropa (OECD), produktivitas adalah
suatu hasil bagi yang didapat dengan membagi luaran (output) dengan salah satu factor
produksi. Sehingga memungkinkan menyatakan produktivitas sebagai produktivitas
modal, produktivitas investasi atau produktivitas material.
Menurut Dewan Produktivitas Nasional mendefinisikan produkstivitas sebagai
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
untuk mencapainya.
Menurut National Productivity Board of Singapore, produktivitas adalah sikap
mental yang mengandung keinginan atau kemauan untuk bekerja keras dan melakukan
perbaikan atau peningkatan kerja produktif secara kontinyu.
Menurut International Labour Organization (ILO), mendefinisikan produktivitas
sebagai ratio antara hasil produksi dengan gabungan elemen produksi seperti lahan,
modal, tenaga kerja dan organisasi.
Menurut European Productivity Agency (EPA), produktivitas adalah tingkat efisiensi
dari pemanfaatan setiap sumber daya yang dimiliki untukmenghasilkan produksi.

Perfomansi merupakan istilah untuk mengukur keprimaan (excellence) dimana di


dalamnya terdapat ukuran profitabilitas dan produktivitas selain ukuran non-finansial lain
seperti kualitas, kecepatan, pengiriman serta fleksibilitas.
Efisiensi adalah sumberdaya yang diharapkan digunakan/sumberdaya riil yang
digunakan. Atau rasio antara output (keluaran) actual yang diperoleh dengan keluaran
baku yang diharapkan. Atau rasio output dengan inpt atau keuntungan biaya

Efektivitas merupakan output yang seharusnya atau yang diharapkan. Atau


tingkat/derajat pencapaian tujuan. Yang berhubungan dengan tujuan organisasi secara
eksplisit dan implisit.

Profitabilitas dalam Perspektif Tangen juga dilihat sebagai hubungan antara output
dan input tetapi merupakan merupakan hubungan moneter dan dipengaruhi oleh factor
harga (price recovery)

Produktivitas (Tangen, 2002)

2. Yang dimaksud dengan taksonomi dan hierarki pengukuran produktivitas


Taksonomi pengukuran produktivitas
merupakan pembagian pengukuran produktivitas pada level makro dan mikro ekonomi.
Level makro ekonomi terdiri dari : ekonomi, industry, sector dan lain-lain, sedangkan
level mikro ekonomi terdiri dari : perusahaan dan korporasi.
Mikro Output

Total Factor Productivity Tradisional Parsial

Multiple Input Single Input


Input / Resources
Multiple Resource Multiple Resources

Multiple Input Parsial Ekonomis

Makro Net

Taksonomi ukuran produktivitas (Parsons, 2001)

Hierarki pengukuran produktivitas


merupakan pembagian level atau luasan cakupan pengukuran. Pembagian level tersebut
terdiri dari : Nasional, Sektoral, Industri, Organisasi dan yang terkecil adalah individu.

Level Hierarki Produktivitas (Parsons, 2001)


3. Tiga jenis pengukuran produktivitas yaitu produktivitas total, produktivitas total-faktor
dan produktivitas parsial.
Produktivitas total adalah rasio dari jumlah total output terhadap jumlah total input,
sehingga pengukuran produktivitas total merefleksikan pengaruh dari semua input dalam
menghasilkan output.
Produktivitas total-faktor merupakan ukuran produktivitas pada tingkat makro ekonomi
yang didefinisikan sebagai rasio dari output bersih terhadap jumlah input tenaga kerja dan
modal yang bersangkutan, yang dirumuskan sebagai berikut :

𝑵𝒆𝒕 𝑶𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕
Total Faktor Produktivitas = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕 𝑻𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂+𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍)

Produktivitas Parsial adalah rasio dari output terhadap salah satu factor input, sering
disebut juga sebagai produktivitas factor tunggal (single factor productivity).

4. Jenis pengukuran kinerja, berdasarkan tujuannya maka terdiri dari :


a. Untuk mengetahui kondisi produktivitas atau awareness. Ukuran yang disusun
untuk memunculkan awareness biasanya cakupannya luas dengan indicator
bersifat system dan luas, misalnya pengukuran menggunakan Total Factor
Productivity (TFP), added value, Return of Investment (ROI), Return of Sales
(ROS) atau Cost per unit produced
b. Untuk pengendalian. Pengukuran bertujuan pengendalian sehingga bersifat lebih
teliti dibanding awareness. Tujuannya untuk mengindikasikan kapan, dan
seberapa banyak kinerja sebuah proses menyimpang untuk selanjutnya dilakukan
pengendalian.
c. Untuk peningkatan. Ukuran untuk peningkatan biasanya menggunakan
pendekatan positif. Kecenderungan pada jenis ukuran untuk peningkatan
menggunakan pendekatan ukuran holistic dan multifactor atau sekumpulan
ukuran serumpun untuk mendapatkan sudut pandang menyeluruh organisasi.
Berbagai pendekatan pengukuran adalah : Objective Matrix (OMAX), Balanced
Scorecard, Performance Prism. Ketiga pendekatan ini jika digabungkan dengan
teknik wawancara dan penyelidikan, ukuran diagnostic dan evaluasi yang sesuai
dapat digunakan untuk mencari penyebab dari kinerja yang kurang dan
menemukan tindakan yang tepat untuk peningkatan.

5. Yang dimaksud benchmarking adalah teknik pembandingan untuk memberikan


pemaknaan pada nilai kuantitatif yang didapat dari perhitungan. Pembandingan dilakukan
pada suatu nilai tertentu sehingga memberi makna kualitatif dari nilai yang diperoleh dari
perhitungan sebelumnya seperti baik, cukup atau buruk dan lain-lain.
Tiga jenis pendekatan dalam benchmarking, yaitu :
a. Benchmarking Temporal-Longitudinal
Kinerja dengan pendekatan ini membandingkan angka kinerja antar dua periode
waktu (yang biasanya berurutan) sehingga dapat diketahui kinerja mengalami
peningkatan atau penurunan.
b. Benchmarking Spatial-Cross Sectional
Pembandingan kinerja dengan mengambil beberapa teknik pengukuran yang
memungkinkan suatu entitas tertentu seperti perusahaan atau divisi.
Pembandingan kinerja dilakukan pada entitas lain yang serupa atau sekelas
sehingga diperoleh penilaian kinerjanya lebih baik atau lebih buruk dari
pesaingnya.
c. Benchmarking Normatif
Pembandingan dilakukan antara kinerja dengan suatu norma atau standar atau
target yang telah ditetapkan, sehingga akan diketahui pencapaian actual telah
mencapai target atau belum (terjadi penyimpangan) dari standar atau target. Hal
ini akan menjawa pertanyaan baik buruknya kinerja suatu organisasi.

Tipe 2

1. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agroindustry pengalengan buah ingin
mengukur kinerjanya dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan. Kriteria apa saja
yang diperlukan untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut berdasarkan extended
system ?
Kriteria yang diperlukan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah :
a. Kualitas dari produk
Kriteria ini untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai spesifikasi
dan dapat memuaskan keinginan konsumen. Untuk mencapai kualitas yang
diinginkan maka perlu dilakukan uji kualitas pada 5 titik uji, yaitu :
 Checkpoint 1 : Pemilihan dan manajemen system hulu atau penyedia
sumber daya material
 Checkpoint 2 : Penjaminan kualitas input
 Checkpoint 3 : Manajemen kualitas bahan dalam proses
 Checkpoint 4 : Penjaminan kualitas output
 Checkpoint 5 : Penjaminan proaktif dan reaktif bahwa system organisasi
bisa memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan yang
akan datang
b. Utilitas Alat
Kriteria ini untuk memastikan bahwa sumber daya (manusia, alat/mesin, material)
termanfaatkan atau penggunaanya telah optimal.
c. Produktivitas
Kriteria ini untuk memastikan bahwa kinerja organisasi secara menyeluruh telah
mencapai target/standar yang ditentukan.
d. Profitabilitas
Kriteria ini untuk memastikan bahwa organisasi/perusahaan memperoleh benefit
secara maksimal.

2. Apabila perusahaan agroindustry tersebut hanya ingin mengetahui sampai sejauh mana
produktivitas/kinerja-nya maka jenis pengukuran apakah yang disarankan. Jelaskan
mengapa jenis pengukuran tersebut anda sarankan, dibandingkan jenis pengukuran yang
lain.
Karena perusahaan hanya ingin mengetahui sampai sejauh mana produktivitasnya maka
jenis pengukuran yang disarankan adalah yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
produktivitas atau awareness. Pada tahap ini perusahaan belum akan melakukan suatu
tindakan pengendalian atau peningkatan kinerja jika ternyata hasil pengukuran kinerjanya
menunjukkan belum memuaskan/mencapai target.
3. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengalengan ikan mempertimbangkan
pengukuran sekaligus peningkatan peningkatan kinerja perusahaan, berdasarkan extended
system Sink et al. 1989 kembangkanlah menjadi system pengukuran kinerja berdasarkan
pola berpikir system. Gunakan diagram sebab akibat untuk memperjelas hubungan antar
kriteria dalam extended system tersebut.

Menjamin Kualitas Menjamin


Bahan baku Kualitas Produk

Supplyer Ikan Perusahaan


Konsumen
Pengalengan Ikan

Utilitas

Anda mungkin juga menyukai