Oleh :
EVANILA SILVIA
F361190121
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
BUKU : APLIKASI TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN RANTAI PASOK
BAB 3. PENGUKURAN
b. Minyak goreng
1) Skala nominal
a) Jenis minyak goreng
1. Minyak kelapa sawit
2. Minyak kelapa
3. Minyak jagung
4. Minyak zaitun
5. Minyak wijen
2) Skala ordinal
a) Aroma
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
b) Warna
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
c) Kekentalan
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
d) Stabilitas minyak
1. Sangat tidak baik
2. Tidak baik
3. Baik
4. Baik sekali
3) Skala rasio
a) Kandungan kadar air
b) Kandungan asam lemak bebas
c) Kandungan bilangan peroksida
d) Kadar beta karoten
e) Kadar cemaran logam
f) Viscositas
g) Volume
h) Warna
c. Daging
1) Skala nominal
a) Jenis daging
1. Sapi
2. Kerbau
3. Kambing
4. Unta
2) Skala ordinal
a) Tekstur
1. Sangat tidak keras (sangat empuk)
2. Tidak keras
3. Netral
4. Keras
5. Keras sekali
b) Warna
1. Sangat tidak gelap (merah cerah)
2. Tidak gelap
3. Netral
4. Gelap
5. Sangat gelap
3) Skala rasio
a) Energi
b) Kadar air
c) Kadar lemak
d) Kadar abu
e) Kadar protein
f) Kadar keasaman (pH)
g) Berat
h) Susut masak
i) Keempukan
2. Yang merupakan perbedaan paling pokok di antara skala-skala nominal, ordinal, interval,
rasio, dan perbandingan berpasangan
a. Skala Nominal
1) Hanya dapat membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif
2) Skala yang diberikan tidak menunjukan tingkatan yang berarti
3) Skor yang diberikan hanya bersifat nominal, tidak memiliki unsur jarak atau nilai
lebih dari skor yang dibawahnya
4) Contoh : Jenis Kelamin, Agama, Warna kulit, Tingkat Pendidikan
b. Skala Ordinal
1) Mengurutkan nilai objek dari yang terendah sampai yang tertinggi
2) Dapat membedakan objek
3) Skala yang diberikan menunjukan tingkatan atau peringkat
4) Contoh : mengurutkan tingkat kesukaan rasa, warna, aroma, tekstur
c. Skala Interval
1) Skala yang mempunyai unsur jarak, misal antara skor 1 dan 2 memiliki selisih
yang sama dengan skor 2 dan 3
2) Skala dalam bentuk angka yang tidak mempunyai nilai nol mutlak
3) Contoh : tahun, suhu dalam celcius
d. Skala Rasio
1) Skala yang mempunyai ciri skala interval
2) Skala dalam bentuk angka yang mempunyai nilai nol mutlak
3) Contoh : tinggi, jarak, luas, berat, volume
e. Skala Perbandingan Berpasangan
1) Menentukan kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang ada
2) Dapat membantu mengukur skala rasio dari hal-hal yang awalnya sulit diukur
3) Perbandingan berdasarkan judgment dari pengambilan keputusan
5. Setuju dengan pernyataan “Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu
pengukuran yang andal belum tentu valid”
Pengukuran yang valid (tepat dan cermat dalam proses pengukurannya) biasanya akan
menghasilkan hasil pengukuran yang andal/reliable (konsisten). Alat ukur yang valid
akan memiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga angka yang dihasilkan akan
mendekati keadaan yang sebenarnya. Hal inilah yang menyebabkan alat ukur tersebut
dapat menghasilkan pengukuran yang andal, jika pengukuran dilakukan berulang.
Sementara pengukuran yang andal (selalu konsisten hasilnya) tetapi belum tentu
menghasilkan pengukuran yang valid (tepat dan cermat) jika alat ukur yang dimiliki
sedang tidak dapat berfungsi dengan baik.
BAB 5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS KINERJA
PILIHAN GANDA
1. Kasus pemilihan lokasi industry. Terdapat 3 alternatif lokasi industry yang dapat dipilih
untuk mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit, yaitu Medan, Pekanbaru dan
Palembang. Untuk menentukan prioritas pilihan alternatif tersebut dipertimbangkan
empat kriteria yaitu pasar, bahan baku, infrastruktur, dan ketersediaan SDM dengan
tingkat kepentingan (bobot) masing-masing kriteria berturut-turut adalah 2, 3, 3, 2.
Medan, kalau dievaluasi berdasarkan kriteria pasar, bahan baku, infrastruktur dan SDM
berturut-turut adalah 4, 3, 4, 3. Pekanbaru, kalau dievaluasi berdasarkan kriteria pasar,
bahan baku, infrastruktur, dan SDM berturut-turut adalah 4, 5, 3, 3. Dan Palembang kalau
dievaluasi berdasarkan kriteria pasar, bahan baku, infrastruktur, dan SDM berturut-turut
adalah 4, 4, 3, 3.
a. Apakah alternatif metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industry pada persoalan
keputusan tersebut?
Diketahui:
Kriteria : 1) Pasar (bobot = 2), 2) Bahan baku (bobot = 3), 3) Infrastruktur (bobot
= 3), dan 4) Ketersediaan SDM (bobot = 2)
Alternatif : 1) Medan, 2) Pekanbaru dan 3) Palembang
Evaluasi berdasarkan kriteria:
Medan : 4,3,4,3
Pekanbaru : 4,5,3,3
Palembang : 4,4,3,3
Nilai
Kriteria
Alternatif Alternatif
Rank
Lokasi Bahan Infra-
Pasar SDM Bayes MPE CPI
Baku struktur
Medan 4 3 4 3 35 116 875 -
Pekanbaru 4 5 3 3 38 177 950 1
Palembang 4 4 3 3 35 116 875 -
Bobot 2 3 3 2
Metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industry tersebut adalah menggunakan
metoda MPE. Karena dari segi teknik perhitungan lebih simple daripada CPI dan
selisih nilai dari hasil perhitungan dapat terlihat berbeda secara signifikan sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Kriteria
Alternatif Prospek
Pasar IRR (%) Resiko
Bisnis
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Langkah 2: Membuat matriks hasil transformasi melalui teknik perbandingan
indeks kinerja (CPI)
Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2)
= 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 102,50
Biodiesel = (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 101,67
Kriteria
Nilai
Alternatif Prospek Rank
Pasar IRR (%) Resiko Alternatif
Bisnis
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak Goreng 100 125 100,00 75 102,50 2
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Maka alternatif terbaik yang dapat dipilih dalam pengembangan produk berbasis kelapa
sawit adalah CPO