Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

REKAYASA SISTEM DAN STRATEGI AGROINDUSTRI


(TIN 711)

Oleh :
EVANILA SILVIA
F361190121

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
BUKU : APLIKASI TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN RANTAI PASOK

BAB 3. PENGUKURAN

PILIH JAWABAN PALING TEPAT

1. Parameter yang dapat diukur dari sifat fisik sayuran adalah :


kesegaran, warna dan daya tahan, kecuali : vitamin
2. Pengukuran dalam penelitian mencakup aspek berikut :
pengamatan empiris, adanya data kualitatif dan kuantitatif dan penggunaan variable,
kecuali penggunaan intuisi.
3. Yang termasuk contoh skala pengukuran rasio adalah :
volume, berat, harga
4. Jika ada 5 faktor yang dibandingkan tingkat kepentingannya, maka jumlah nilai
perbandingan berpasangannya yang harus disini adalah :
n x [(n – 1)/2] = 5 x (4/2) = 10
5. Pernyataan yang benar :
Suatu pengukuran yang valid belum tentu andal dan suatu pengukuran yang andal belum
tentu valid, suatu pengukuran yang tidak andal pasti tidak valid, dan suatu pengukuran
yang andal, belum tentu valid, kecuali suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi
suatu pengukuran yang andal belum tentu valid.
JAWAB DENGAN SINGKAT

1. Yang diukur dari objek berikut ini?


a. Teh
1) Skala nominal :
a) Jenis pengolahan teh
1. Teh hitam
2. Teh oolong
3. Teh hijau
4. Teh putih
5. Teh wangi
b) Varietas teh
1. Camellia sinensis (L.) O. Kuntze var. sinensis
2. Camellia sinensis (L.) O. Kitamura var. assamica
2) Skala ordinal
a) Aroma
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
b) Rasa
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
c) Warna Seduhan
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
d) Kesegaran
1. Sangat tidak segar
2. Tidak segar
3. Netral
4. Segar
5. Segar sekali
3) Skala Rasio
a) Kandungan Tanin
b) Kandungan Protein
c) Kandungan Serat kasar
d) Kadar logam
e) Kadar abu
f) Volume
g) Berat

b. Minyak goreng
1) Skala nominal
a) Jenis minyak goreng
1. Minyak kelapa sawit
2. Minyak kelapa
3. Minyak jagung
4. Minyak zaitun
5. Minyak wijen
2) Skala ordinal
a) Aroma
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
b) Warna
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
c) Kekentalan
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Netral
4. Suka
5. Suka sekali
d) Stabilitas minyak
1. Sangat tidak baik
2. Tidak baik
3. Baik
4. Baik sekali
3) Skala rasio
a) Kandungan kadar air
b) Kandungan asam lemak bebas
c) Kandungan bilangan peroksida
d) Kadar beta karoten
e) Kadar cemaran logam
f) Viscositas
g) Volume
h) Warna

c. Daging
1) Skala nominal
a) Jenis daging
1. Sapi
2. Kerbau
3. Kambing
4. Unta
2) Skala ordinal
a) Tekstur
1. Sangat tidak keras (sangat empuk)
2. Tidak keras
3. Netral
4. Keras
5. Keras sekali
b) Warna
1. Sangat tidak gelap (merah cerah)
2. Tidak gelap
3. Netral
4. Gelap
5. Sangat gelap
3) Skala rasio
a) Energi
b) Kadar air
c) Kadar lemak
d) Kadar abu
e) Kadar protein
f) Kadar keasaman (pH)
g) Berat
h) Susut masak
i) Keempukan

2. Yang merupakan perbedaan paling pokok di antara skala-skala nominal, ordinal, interval,
rasio, dan perbandingan berpasangan
a. Skala Nominal
1) Hanya dapat membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif
2) Skala yang diberikan tidak menunjukan tingkatan yang berarti
3) Skor yang diberikan hanya bersifat nominal, tidak memiliki unsur jarak atau nilai
lebih dari skor yang dibawahnya
4) Contoh : Jenis Kelamin, Agama, Warna kulit, Tingkat Pendidikan
b. Skala Ordinal
1) Mengurutkan nilai objek dari yang terendah sampai yang tertinggi
2) Dapat membedakan objek
3) Skala yang diberikan menunjukan tingkatan atau peringkat
4) Contoh : mengurutkan tingkat kesukaan rasa, warna, aroma, tekstur
c. Skala Interval
1) Skala yang mempunyai unsur jarak, misal antara skor 1 dan 2 memiliki selisih
yang sama dengan skor 2 dan 3
2) Skala dalam bentuk angka yang tidak mempunyai nilai nol mutlak
3) Contoh : tahun, suhu dalam celcius
d. Skala Rasio
1) Skala yang mempunyai ciri skala interval
2) Skala dalam bentuk angka yang mempunyai nilai nol mutlak
3) Contoh : tinggi, jarak, luas, berat, volume
e. Skala Perbandingan Berpasangan
1) Menentukan kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang ada
2) Dapat membantu mengukur skala rasio dari hal-hal yang awalnya sulit diukur
3) Perbandingan berdasarkan judgment dari pengambilan keputusan

3. Buatlah desain penilaian perbandingan berpasangan dari faktor-faktor yang


mempengaruhi mutu produk sayuran
a. Elemen yang mempengaruhi mutu produk sayuran berupa :
1. Jenis sayuran (A)
2. Temperatur penyimpanan (B)
3. Kelembaban penyimpanan (C)
4. Bentuk/ukuran sayuran (D)
5. Tingkat kesegaran (E)
6. Tingkat kebersihan (F)

Karena terdapat 6 elemen yang dibandingkan maka terdapat sebanyak : 6 x [(6-1)/2] = 15


nilai perbandingan berpasangan, dengan arti :
1. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 1 dan 2?
2. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 1 dan 3?
3. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 1 dan 4?
4. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 1 dan 5?
5. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 1 dan 6?
6. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 2 dan 3?
7. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 2 dan 4?
8. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 2 dan 5?
9. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 2 dan 6?
10. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 3 dan 4?
11. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 3 dan 5?
12. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 3 dan 6?
13. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 4 dan 5?
14. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 4 dan 5?
15. Manakah yang lebih berpengaruh antara butir 5 dan 6?

b. Skala penilaian dengan skala 1-9 sebagai berikut :


1 : Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal
3 : Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal
5 : Faktor Vertikal jelas lebih penting dari Faktor Horizontal
7 : Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari Faktor Horizontal
9 : Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal
2,4,6,8 : Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan
1/(2-9) : Kebalikan dari keterangan nilai 2-9

c. Hasil dari penilaian elemen sebagai berikut


Elemen Mutu A B C D E F
A 1 7 2 4 3 1/5
B 1/7 1 3 3 5 1/6
C 1/2 1/3 1 1/3 8 7
D 1/4 1/3 3 1 3 5
E 1/3 1/5 1/8 1/3 1 9
F 5 6 1/7 1/5 1/9

4. Cara menilai suatu alat ukur itu baik, adalah :


a. Alat ukur dikatakan baik jika alat tersebut merupakan indikator yang tepat untuk
objek yang diukur
b. Mudah, hemat dan efisien digunakan (bersifat praktis)
c. Memiliki ketepatan dan kecermatan tinggi dalam melakukan fungsi ukurnya (bersifat
validitas)
d. Memiliki kemampuan memberikan hasil yang konsisten (bersifat reliabilitas)

5. Setuju dengan pernyataan “Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu
pengukuran yang andal belum tentu valid”
Pengukuran yang valid (tepat dan cermat dalam proses pengukurannya) biasanya akan
menghasilkan hasil pengukuran yang andal/reliable (konsisten). Alat ukur yang valid
akan memiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga angka yang dihasilkan akan
mendekati keadaan yang sebenarnya. Hal inilah yang menyebabkan alat ukur tersebut
dapat menghasilkan pengukuran yang andal, jika pengukuran dilakukan berulang.
Sementara pengukuran yang andal (selalu konsisten hasilnya) tetapi belum tentu
menghasilkan pengukuran yang valid (tepat dan cermat) jika alat ukur yang dimiliki
sedang tidak dapat berfungsi dengan baik.
BAB 5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS INDEKS KINERJA

PILIHAN GANDA

1. Kriteria dan alternatif merupakan komponen penting dalam pengambilan keputusan.


Yang membedakan kriteria dan alternative utamanya adalah :
alternatif merupakan komponen yang akan dipilih dengan mempertimbangkan kriteria
yang tersedia
2. Penilaian alternatif pada setiap kriteria dapat dilakukan dengan cara :
Keduanya benar (menilai langsung setiap alternative pada setiap kriteria dengan skala
ordinal; dan menilai langsung setiap alternative pada setiap kriteria dengan nilai
mutlaknya)
3. Terdapat tiga teknik utama dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja yaitu
Bayes, Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Composit Performance Indeks
(CPI)
4. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian matrik
keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala ordinal, maka teknik yang
tepat untuk menyelesaikannya adalah : Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
5. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian matrik
keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam segala terukur nyata maka
teknik yang tepat untuk menyelesaikannya : Bayes

JAWAB DENGAN SINGKAT DAN JELAS

1. Kasus pemilihan lokasi industry. Terdapat 3 alternatif lokasi industry yang dapat dipilih
untuk mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit, yaitu Medan, Pekanbaru dan
Palembang. Untuk menentukan prioritas pilihan alternatif tersebut dipertimbangkan
empat kriteria yaitu pasar, bahan baku, infrastruktur, dan ketersediaan SDM dengan
tingkat kepentingan (bobot) masing-masing kriteria berturut-turut adalah 2, 3, 3, 2.
Medan, kalau dievaluasi berdasarkan kriteria pasar, bahan baku, infrastruktur dan SDM
berturut-turut adalah 4, 3, 4, 3. Pekanbaru, kalau dievaluasi berdasarkan kriteria pasar,
bahan baku, infrastruktur, dan SDM berturut-turut adalah 4, 5, 3, 3. Dan Palembang kalau
dievaluasi berdasarkan kriteria pasar, bahan baku, infrastruktur, dan SDM berturut-turut
adalah 4, 4, 3, 3.
a. Apakah alternatif metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industry pada persoalan
keputusan tersebut?
Diketahui:
 Kriteria : 1) Pasar (bobot = 2), 2) Bahan baku (bobot = 3), 3) Infrastruktur (bobot
= 3), dan 4) Ketersediaan SDM (bobot = 2)
 Alternatif : 1) Medan, 2) Pekanbaru dan 3) Palembang
 Evaluasi berdasarkan kriteria:
Medan : 4,3,4,3
Pekanbaru : 4,5,3,3
Palembang : 4,4,3,3

Nilai
Kriteria
Alternatif Alternatif
Rank
Lokasi Bahan Infra-
Pasar SDM Bayes MPE CPI
Baku struktur
Medan 4 3 4 3 35 116 875 -
Pekanbaru 4 5 3 3 38 177 950 1
Palembang 4 4 3 3 35 116 875 -
Bobot 2 3 3 2

Metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industry tersebut adalah menggunakan
metoda MPE. Karena dari segi teknik perhitungan lebih simple daripada CPI dan
selisih nilai dari hasil perhitungan dapat terlihat berbeda secara signifikan sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan.

b. Apabila teknik yang dipakai adalah Metode Perbandingan Eksponensial, berapakah


nilai alternatif untuk lokasi Medan.
Nilai alternative untuk lokasi Medan = (42) + (33) + (43) + (32) = 116

c. Apabila teknik yang dipakai adalah Metode Perbandingan Eksponensial, apakah


alternatif yang terbaik (menduduki rangking pertama).
Nilai alternative terbaik (yang menduduki rank pertama) adalah Pekanbaru = 177
2. Sebuah perusahaan ingin mengembangkan produk baru berbasis kelapa sawit. Terdapat 3
alternatif produk yaitu CPO, Minyak goreng, dan Biodiesel. Empat kriterita yang
dipertimbangkan untuk memilih produk terbaik adalah IRR, pasar, prospek bisnis dan
resiko. IRR dihitung dari analisis finansial dalam satuan persen, sedangkan pasar,
prospek bisnis, dan resiko dievaluasi menggunakan skala ordinal (1 = sangat rendah; 5 =
sangat tinggi). Bobot kriteria pasar, IRR, prospek bisnis, dan risiko berturut-turut adalah
0,4; 0,3; 0,1 dan 0,2. Penilaian CPO pada kriteria pasar, IRR, prospek bisnis, dan risiko 5,
20, 4 dan 3. Penilaian Minyak goreng pada kriteria pasar, IRR, prospek bisnis dan resiko
berturut-turut adalah 4, 25, 3 dan 4. Penilaian Biodiesel pada kriteria pasar, IRR, prospek
bisnis dan resiko berturut-turut adalah 4, 20, 5 dan 4
a. Apa metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas?
Metode yang paling tepat adalah menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja
(CPI). Karena pada CPI, ada teknik mengkonversi nilai dari arah, rentang dan satuan
yang tidak seragam.

b. Selesaikan persoalan tersebut dengan metode yang paling tepat


Diketahui:
 Alternatif produk kelapa sawit: CPO, minyak goreng, biodiesel
 Kriteria: Pasar, IRR, Prospek bisnis dan Resiko
 Bobot Kriteria: 0,4; 0,3; 0,1; dan 0,2
 Evaluasi berdasarkan kriteria:
1) CPO 5, 20, 4, dan 3
2) minyak goreng 4, 25, 3, 4
3) Biodiesel 4, 20, 5, 4

Langkah 1: Membuat matriks awal penilaian alternatif pemilihan industri

Kriteria
Alternatif Prospek
Pasar IRR (%) Resiko
Bisnis
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Langkah 2: Membuat matriks hasil transformasi melalui teknik perbandingan
indeks kinerja (CPI)

Transformasi Nilai Pasar:


CPO = (5/4) x 100
= 125
Minyak Goreng = (4/4) x 100
= 100
Biodiesel = (4/4) x 100
= 100

Transformasi Nilai IRR:


CPO = (20/20) x 100
= 100
Minyak Goreng = (25/20) x100
= 125
Biodiesel = (20/20) x 100
= 100

Transformasi Nilai Prospek Bisnis:


CPO = (4/3) x 100
= 133,33
Minyak Goreng = (3/3) x 100
= 100,00
Biodiesel = (5/3) x 100
= 166,67

Transformasi Nilai Resiko:


CPO = (3/3) x 100
= 100
Minyak Goreng = (3/4) x 100
= 75
Biodiesel = (3/4) x 100
= 75

Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2)
= 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 102,50
Biodiesel = (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 101,67
Kriteria
Nilai
Alternatif Prospek Rank
Pasar IRR (%) Resiko Alternatif
Bisnis
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak Goreng 100 125 100,00 75 102,50 2
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2

Maka alternatif terbaik yang dapat dipilih dalam pengembangan produk berbasis kelapa
sawit adalah CPO

Anda mungkin juga menyukai