Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ILMU ALAMIAH DASAR

( FILSAFAT ILMU )

1. Teori-Teori Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan.
a. Teori Kebenaran Korespondensi ( The Correspondence Theory OI Thruth ).
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa
pernyataanpernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap Iakta atau
pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran
atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud
oleh suatu pendapat dengan Iakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu
Iakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan
teori-teori empiris pengetahuan. Gejala-gejala alamiah, menurut kaum empiris, adalah
bersiIat kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera manusia. Gejala itu bila
ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Logam bila dipanaskan akan
memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah. Pengetahuan inderawi bersiIat
parsial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang
lain dan berbedanya objek yang dapat ditangkap indera. Perbedaan sensivitas tiap
indera dan organ-organ tertentu menyebabkan kelemahan ilmu empiris. Ilmu
pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu upaya manusia dalam
menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu kumpulan Iakta
yang belum tentu bersiIat konsisten, dan mungkin saja bersiIat kontradiktiI. Adanya
kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu empiris untuk
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak selalu tepat.
Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat manusia modern
seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang
bersiIat massal. Keberhasilan ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme dalam
mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan kegagalan ilmu-ilmu human
dalam menjawab masalah manusia- membawa dampak buruk terhadap kedudukan
dan pengembangan ilmu-ilmu human. Analisis IilsaIat tentang kenyataan ini harus
ditempatkan secara proporsional, karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk
membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya secara utuh.

b. Teori Kebenaran Koherensi Atau Konsistensi ( Coherence Theory oI Truth ).


Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria
koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan
komprehensiI dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-
pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah
percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan
kecepatan dalam Iisika. Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara Iakta
atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri.
Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan
pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui
kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi
dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan,
diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian
kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan.
Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan
merupakan gabungan antara Iaktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat
manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, siIat, karakter,
pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari
strukturasi siIat-siIat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam
kepribadiannya. Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas
pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu.
Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh
pemahaman yang didapat secara reIleksi. Pemikiran rasional cenderung bersiIat
soliIistik dan subyektiI. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia
Iisik dan non Iisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas
dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang berIungsi
pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia yaitu
kebahagiaan.

c. Teori Kebenaran Pragmatis ( The Pragmatic Theory oI Truth ).
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide
dibatasi oleh reIerensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya
suatu dalil atau teori tergantung kepada berIaedah tidaknya dalil atau teori tersebut

bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersiIat


Iungsional dalam kehidupan praktis. Menurut teori ini proposisi dikatakan benar
sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar
adalah yang berguna (useIul) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna
(useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat
dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisIactory
consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari
keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu
pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan
kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa
jiwa bersiIat eksploitatiI terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manIaat
sebesar mungkin bagi manusia. Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya
merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan
objek paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani
keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai
dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa reIerensi
kepada nilai-nilai moralitas. Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai
semangat pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan
hidup, mulai dari eIek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya
lapisan ozon akibat penggunaan Ireon berlebihan, penyakit minimata akibat limbah
methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara.
Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk sains,
bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Krisis
lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga Ioules solitaire
(kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah
tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan.
Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan dan masyarakat
modern yang materialis-pragmatis.




d. Teori Kebenaran PerIormatiI Atau Religius.
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh
pemegang otoritas tertentu. Contoh pertama mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian
muslim di Indonesia mengikuti Iatwa atau keputusan MUI atau pemerintah,
sedangkan sebagian yang lain mengikuti Iatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.
Contoh kedua adalah pada masa rezim orde lama berkuasa, PKI mendapat tempat dan
nama yang baik di masyarakat. Ketika rezim orde baru, PKI adalah partai terlarang
dan semua hal yang berhubungan atau memiliki atribut PKI tidak berhak hidup di
Indonesia. Contoh lainnya pada masa pertumbuhan ilmu, Copernicus (1473-1543)
mengajukan teori heliosentris dan bukan sebaliknya seperti yang diIatwakan gereja.
Masyarakat menganggap hal yang benar adalah apa-apa yang diputuskan oleh gereja
walaupun bertentangan dengan bukti-bukti empiris. Dalam Iase hidupnya, manusia
kadang kala harus mengikuti kebenaran perIormatiI. Pemegang otoritas yang menjadi
rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat,
dan sebagainya. Kebenaran perIormatiI dapat membawa kepada kehidupan sosial
yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan sebagainya.
Masyarakat yang mengikuti kebenaran perIormatiI tidak terbiasa berpikir kritis dan
rasional. Mereka kurang inisiatiI dan inovatiI, karena terbiasa mengikuti kebenaran
dari pemegang otoritas. Pada beberapa daerah yang masyarakatnya masih sangat
patuh pada adat, kebenaran ini seakan-akan kebenaran mutlak. Mereka tidak berani
melanggar keputusan pemimpin adat dan tidak terbiasa menggunakan rasio untuk
mencari kebenaran.

e. Teori Kebenaran Konsensus.
Suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau
perspektiI tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung
paradigma tersebut. Banyak sejarawan dan IilosoI sains masa kini menekankan bahwa
serangkaian Ienomena atau realitas yang dipilih untuk dipelajari oleh kelompok
ilmiah tertentu ditentukan oleh pandangan tertentu tentang realitas yang telah diterima
secara apriori oleh kelompok tersebut. Pandangan apriori ini disebut paradigma oeh
Kuhn dan world view oleh Sardar. Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh

anggota-anggota suatu masyarakat sains atau dengan kata lain masyarakat sains
adalah orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama. Masyarakat sains bisa
mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma. Sebagai konstelasi
komitmen kelompok, paradigma merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi
determinan penting dari perilaku kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok
menerapkannya dengan cara yang sama. Paradigma juga menunjukkan
keanekaragaman individual dalam penerapan nilai-nilai bersama yang bisa melayani
Iungsi-Iungsi esensial ilmu pengetahuan. Paradigma berIungsi sebagai keputusan
yuridiktiI yang diterima dalam hukum tak tertulis. Pengujian suatu paradigma terjadi
setelah adanya kegagalan berlarut-larut dalam memecahkan masalah yang
menimbulkan krisis. Pengujian ini adalah bagian dari kompetisi di antara dua
paradigma yang bersaingan dalam memperebutkan kesetiaan masyarakat sains.
FalsiIikasi terhadap suatu paradigma akan menyebabkan suatu teori yang telah mapan
ditolak karena hasilnya negatiI. Teori baru yang memenangkan kompetisi akan
mengalami veriIikasi . Proses veriIikasi-IalsiIikasi memiliki kebaikan yang sangat
mirip dengan kebenaran dan memungkinkan adanya penjelasan tentang kesesuaian
atau ketidaksesuaian antara Iakta dan teori. Pengalihkesetiaan dari paradigma lama ke
paradigma baru adalah pengalaman konversi yang tidak dapat dipaksakan. Adanya
perdebatan antar paradigma bukan mengenai kemampuan relatiI suatu paradigma
dalam memecahkan masalah, tetapi paradigma mana yang pada masa mendatang
dapat menjadi pedoman riset untuk memecahkan berbagai masalah secara tuntas.
Adanya jaringan yang kuat dari para ilmuwan sebagai peneliti konseptual, teori,
instrumen, dan metodologi merupakan sumber utama yang menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan pemecahan berbagai masalah. Dalam ilmu astronomi,
keunggulan kuantitatiI tabel-tabel Rudolphine dan Keppler dibandingkan yang
hitungan manual Ptolomeus merupakan Iaktor utama dalam konversi para astronom
kepada Copernicanisme. Dalam Iisika modern, teori relativitas umum Einsten
mendapat ejekan karena ruang itu tidak mungkin melengkung. Untuk membuat
transisi kepada alam semesta Einstein, seluruh konsep ruang, waktu, materi, gaya, dan
sebagainya harus diubah dan di reposisi ulang. Hanya orang-orang yang bersama-
sama menjalani atau gagal menjalani transIormasi akan bisa menemukan dengan tepat
apa yang mereka sepakati dan apa yang tidak.





I. Teori Struktural Paradigmatik.
Suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau
perspektiI tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung
paradigma tersebut. Banyak sejarawan dan IilosoI sains masa kini menekankan bahwa
serangkaian Ienomena atau realitas yang dipilih untuk dipelajari oleh kelompok
ilmiah tertentu ditentukan oleh pandangan tertentu tentang realitas yang telah diterima
secara apriori oleh kelompok tersebut. Pandangan apriori ini disebut paradigma oeh
Kuhn dan world view oleh Sardar. Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh
anggota-anggota suatu masyarakat sains atau dengan kata lain masyarakat sains
adalah orang-orang yang memiliki suatu paradigma bersama. Masyarakat sains bisa
mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma. Sebagai konstelasi
komitmen kelompok, paradigma merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi
determinan penting dari perilaku kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok
menerapkannya dengan cara yang sama. Paradigma juga menunjukkan
keanekaragaman individual dalam penerapan nilai-nilai bersama yang bisa melayani
Iungsi-Iungsi esensial ilmu pengetahuan. Paradigma berIungsi sebagai keputusan
yuridiktiI yang diterima dalam hukum tak tertulis. Pengujian suatu paradigma terjadi
setelah adanya kegagalan berlarut-larut dalam memecahkan masalah yang
menimbulkan krisis. Pengujian ini adalah bagian dari kompetisi di antara dua
paradigma yang bersaingan dalam memperebutkan kesetiaan masyarakat sains.
FalsiIikasi terhadap suatu paradigma akan menyebabkan suatu teori yang telah mapan
ditolak karena hasilnya negatiI. Teori baru yang memenangkan kompetisi akan
mengalami veriIikasi. Proses veriIikasi-IalsiIikasi memiliki kebaikan yang sangat
mirip dengan kebenaran dan memungkinkan adanya penjelasan tentang kesesuaian
atau ketidaksesuaian antara Iakta dan teori. Perubahan dari paradigma lama ke
paradigma baru adalah pengalaman konversi yang tidak dapat dipaksakan. Adanya
perdebatan antar paradigma bukan mengenai kemampuan relatiI suatu paradigma
dalam memecahkan masalah, tetapi paradigma mana yang pada masa mendatang
dapat menjadi pedoman riset untuk memecahkan berbagai masalah secara tuntas.

Adanya jaringan yang kuat dari para ilmuwan sebagai peneliti konseptual, teori,
instrumen, dan metodologi merupakan sumber utama yang menghubungkan ilmu
pengetahuan dengan pemecahan berbagai masalah.


2. Peranan Moral dalam Pengembangan Ilmu.
a. Pengertian Etika.
Dalam mendeIinisikan etika ini para ahli mengemukakan beberapa pendapat
diantaranya:
`Ethics is the branch of philosophy in which men attemp to evaluate and decide
upon particular courses of moral actions or general theories of conduct. The term
'ethies` or 'ethic` from the Greek Ethios (moral) and Ethos (character), also refers
to the values of rules of conduct held by agroup or individual, as for examplein the
phrase 'Cristian Ethies` or 'Unithical Behavior`.
Etika adalah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan
kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manIaat atau kebaikan
seluruh tingkah laku manusia.
Etika adalah ilmu tentang IilsaIat moral, tidak mengenai Iakta, tetapi tentang
nilai-nilai, tidak mengenai siIat tindakan manusia tetapi tentang idenya.
Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal
pikiran.
Objek material etika adalah tingkah laku manusia dan objek Iormalnya adalah
buruk atau baiknya perbuatan mereka atau bermoral dan tidak bermoralnya tingkah
laku manusia.

b. Beberapa Pendapat Tentang Ukuran Buruk dan Baik di dalam Aliran FilsaIat.
Di dalam aliran IilsaIat terdapat beberapa pendapat mengenai ukuran buruk dan
baiknya perbuatan manusia, diantaranya:
- Pendapat Aliran Hedonisme.
Menurut penganut aliran ini perbuatan manusia dikatakan baik jika
mendatangkan kenikmatan, kebahagiaan dan kelezatan. Tidak perduli, yang
penting nikmat, walaupun sesudah itu mengakibatkan penderitaan. Sebaliknya

semua perbuatan manusia itu dipandang buruk jika mengakibatkan


penderitaan walaupun dibalik penderitaan itu sesungguhnya ada kebahagiaan.
- Pendapat Aliran Vitalisme.
Aliran ini berpendapat bahwa orang yang baik atau perbuatan yang baik ialah
orang atau perbuatan yang mencerminkan kekuatan dan orang atau perbuatan
yang tidak baik ialah yang mencerminkan kelemahan. Paham aliran ini
melahirkan penjajahan, Ieodalisme dan tirani, sebagaimana dapat disaksikan
dalam pentas sejarah dimulai dari penjajahan Inggris, kemudian Belanda,
Portugis dan negara-negara yang kuat hingga pecahnya perang dunia kedua
yang kemudian masih dilanjutkan dengan bentuk penjajahan ideologis,
ekonomi dan lain-lain.
- Aliran Utilitarisme.
Aliran ini berpendapat bahwa benar suatu tindakan tergantung dengan manIaat
akibatnya. SiIat utalitarisme adalah universal, artinya yang menjadi norma-
norma moral bukanlah akibat-akibat baik bagi dirinya sendiri saja, melainkan
juga bagi seluruh manusia. Pengorbanan pribadi untuk kepentingan orang lain
adalah tindakan yang tertinggi nilainya.
- Aliran Sosialisme atau Adat Kebiasaan.
Menurut aliran ini, buruk dan baik adalah tergantung dengan pandangan
masyarakat yang telah terlembaga dalam adat mereka. Apa yang baik menurut
pandangan masyarakat maka itulah yang baik dan apa yang buruk menurut
mereka maka itulah yang buruk. Pendapat aliran ini condong hanya bersiIat
lokal.
- Aliran Humanisme.
Menurut aliran ini perbuatan yang baik ialah perbuatan yang sesuai dengan
kodrat manusia itu sendiri, dalam arti bahwa seluruh Iaktor yang melingkupi
mereka ikut berperan menjadi alat ukur, seperti pikiran, perasaan dan situasi
lingkungannya.
- Aliran Religiosisme.
Aliran ini berpendapat bahwa perbuatan yang baik ialah apa yang sesuai
dengan kehendak Tuhan dan perbuatan yang tidak baik ialah apa yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka tugas para agamawanlah untuk
merumuskan apa yang menjadi kehendak Tuhan itu.

Selain pendapat-pendapat aliran di atas, ada lagi beberapa teori moral yang
lain seperti yang dikemukakan oleh Immanuel Kant yang mengatakan bahwa manusia
berkewajiban melaksanakan moral imperatiI, sehingga manusia bertinIak baik tanpa
ada pemaksaan dari pihak lain, melainkan sadar bahwa tindakan tidak baik orang lain
akan merugikan diri kita sendiri. Teori Etika Hak Asasi Manusia, yang dikemukakan
oleh Jhon Lock (1632-1704). Dilihat dari rekayasa teori moral ini lebih
mengaksentuasikan hak setiap orang, terutama hak publik sebagai konsumen produk
rekayasa. Jhon Wals dengan theory of fustice-nya mensinthesiskan dua teori yang di
atas. Dua teori keadilan menurut Rawls, yaitu pertama bahwa setiap orang memiliki
persamaan hak atas kebebasan yang sangat luas sehingga kompatibel dengan orang
lain, kedua bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi ditata sedemikian sehingga
keduanya, a) bermanIaat bagi setiap orang sesuai dengan harapan yang patut dan b)
memberi peluang yang sama bagi semua untuk segala posisi dan jabatan. Teori
keutamaan dan jalan tengah yang baik. Aristoteles mengetengahkan tentang tendensi
(deIisiensi). Keberanian merupakan jalan tengah antara nekad dan pengecut, kejujuran
merupakan jalan tengah antara membukakan segala yang menghancurkan dengan
menyembunyikan segala sesuatu. Dilihat dari sisi rekayasawan teori moral ini sangat
realitik. Artinya akan terus terjadi konIlik kepentingan antara produsen dan
konsumen, antara strata tertentu dengan strata yang lain, antara hak dan kewajiban
proIesional dengan hak kewajiban publik, mungkin juga kelompok, sehingga perlu
dicari jalan tengah yang baik.
c. Etika Dalam Pengembangan Ilmu.
Ilmu sangat bermanIaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia dan
alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Karena itu ilmu
sebagai masyarakat, karena ilmu didukung dan dikembangkan oleh masyarakat yang
mematuhi kaedah-kaedah tertentu. Untuk itu perlu ada etika, ukuran-ukuran yang
diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan
aplikasinya bagi kehidupan manusia tidak menimbulkan dampak negatiI. Tentang
masalah etika dalam pengembangan ilmu Noeng Muhadjir membagi kepada empat
klaster, yaitu: 1) Temuan basic research, 2) Rekayasa teknologi, 3) Dampak sosial
rekayasa, dan 4) Rekayasa sosial.

`Etika merupakan acuan moral bagi pengembangan ilmu. Tampilnya dapat


berupa. visi, misi, keputusan, pedoman prilaku dan kebifakan moral dalam
pengembangan ilmu`.
Penjelasan
- Temuan Basic Research dan Masalah Etika.
Dunia ilmu telah menemukan DNA sebagai konstitusi genetik makhluk hidup.
Ditemukan DNA unggul dan DNA cacat. Ketika mengembangkan DNA jati unggul
untuk memperluas, mempercepat dan meningkatkan kualitas reboisasi kita, tidak jadi
masalah. Juga ketika kloning domba kita berhasil dan tergambarkan bagaimana
domba masa depan akan lebih dapat memberikan protein hewani kepada manusia
yang semakin bertambah dengan pesat, juga tidak menimbulkan masalah. Tetapi
ketika masuk ranah manusia, apakah manusia unggul perlu dikloning dan pakah
manusia yang memiliki DNA cacat tidak diberi hak untuk memiliki keturunan,
menimbulkan masalah HAM. Di Amerika Latin ditemukan DNA keluarga cacat
secara turun temurun, ditemukan pada keluarga tersebut tidak ada bulu-bulunya,
berbeda dengan DNA yang pada umumnya berbulu. Di suatu lokasi di Indonesia
ditemukan penduduk desa tersebut seluruhnya mengalami mental retarded. Apakah
tidak dapat diadakan upaya. Telah ditemukan tiga partikel radio aktiI, yaitu sinar
alpha, sinar beta dan sinar gamma dan sejenisnya yang dikenal dengan sinar x, sangat
berguna bagi dunia kedokteran, sinar beta yang dikenal dengan sinar laser sangat
berguna bagi dunia konstruksi, sinar alpha merupakan radio aktiI dan partikel alpha
dikenal sebagai atom helium dan atom hydrogen. Temuan tiga basic research itu
sangat berguna bagi manusia, tetapi juga sekaligus direkayasa untuk tujuan perang,
mendeteksi musuh dalam gelap, untuk membuat senjata laser dan bom atom, sangat
menyedihkan jika dihadapkan untuk tujuan perang. Penisilin yang ditemukan secara
kebetulan oleh Alexander Fleming dalam wujud jamur dapat dikembangkan menjadi
adonan roti dan dapat dikembangkan menjadi bakteri antibiotiok bagi banyak
penyakit inIeksi, sampai sekarang masih banyak digunakan orang. Temuan tersebut
disyukuri banyak orang karena karena banyak sekali gunanya untuk menyembuhkan
keracunan darah, penumonia meningitis, dan berbagai inIeksi. Eksesnya baru
diketahui akhir-akhir ini masalahnya sejauhmana etika diterapkan pada penemuan
tersebut. Temuan DNA, atom dan penisilin sebagai temuan basic research memang

benar-benar hebat. Pengembangan DNA untuk teknlogi genetik berprosIek bagus,


sekaligus membuka masalah pengembangan temuan atom untuk pengembangan
teknologi energi dan teknologi medis sangat menjanjikan bagi manusia, tetapi
sekaligus menimbulkan masalah dalam penggunaannya dan juga terhadap eksesnya.
Penggunaan penisilin sebagai obat antibiotik yang mujarab patut dipujikan mengingat
besar jumlah orang yang meninggal karena inIeksi. Tetapi ekses menjadi minimum
terhadap sejumlah obat siapa yang mesti bertanggung jawab. Apakah lebih terkait
pada tanggung jawab proIessional dokter atau pemahaman pasien terhadap resiko.
- Temuan Rekayasa Teknologi dan Masalah Etik.
Thalidomide suatu temuan obat tidur yang dianggap aman yang telah diujikan
kepada binatang dan manusia. Kemudian para ilmuan menemukan bahwa obat itu
berbahaya jika dikonsumsi oleh ibu hamil memasuki bulan kedua karena akan
mengakibatkan anaknya cacat, ekses obat ini menyangkut masa depan anak yang
selamanya cacat Iisik dan mengerikan. Kapal Tetanik (1912) dicanangkan sebagai
kapal pesiar terbesar dan termewah dan diyakini tidak akan mungkin tenggelam,
tetapi kenyataannya tenggelam dari jumlah penumpang 2.227 orang hanya 705 orang
yang selamat, siapa yang bertanggung jawab ?
- Dampak Sosial Pengembangan Teknologi dan Masalah Etik.
Dampak pengembangan teknologi dapat dipilah menjadi dua, yaitu dampak
pada kualitas hidup individu dan dampak pada kualitas hidup sosial menyeluruh.
Dengan ditemukanya energi partikel alpha yang radio aktiI dalam konstruksi
pemikiran destruktiI telah dipergunakan untuk membuat bom nuklir yang
mengakibatkan kehancuran secara massal dan merusak kelestarian alam.
Alhamdulillah masyarakat manusia sadar sehingga energi nuklir yang radio aktiI
digunakan untuk keperluan media dan untuk alternatiI energi listrik.
- Rekayasa Sosial dan Masalah Etik.
Sistem kapitalisme dan sistem sosialisme adalah merupakan rekayasa sosial.
Sistem sosialisme Rusia yang komonistik terbukti gagal sehingga memang harus
ditinggalkan. Sistem sosialisme Inggris dan Perancis mengalami banyak sekali
modiIikasi sehingga semakin mendekat dengan kapitalisme, sementara kapitalisme itu
sendiri juga mengalami banyak sekali perubahan. Ide demokrasi yang mengakui
persamaan antar manusia merupakan rekayasa sosial yang konter terhadap legitimasi
monarki atau sistem kasta. Ide demokrasi kapitalistik menampilkan struktur

masyarkat bentuk piramidal, hal mana 40 merupakan masyarakat miskin yang


diidealkan menerima kue kekayaan dan pendapatan hanya sekitar 16 , dan
kenyataanya banyak yang lebih kecil dari 10 . Marxisme menteorikan bahwa
masyarakat terbelah menjadi dua golongan, yaitu borjuis dan proleter yang anta
gonistik. Ternyata muncul antar keduanya golongan menengah yang makin besar.
Sementara itu Noeng Muhadjir menawarkan ide demokrasi mayoritas terdidik.
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dan peran iptek menggeser peran moral,
maka teori rekayasa sosial yang kami tawarkan yang dominan mengendalikan
kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sedangkan 16 yang lebih berhasil
dan 2 yang sangat berhasil akan menjadi reIerence group keberhasilan. Sedangkan
16 yang kurang berhasil dan 2 yang gagal dalam hidup akan menjadi eksponen
penajaman prikemanusiaan yang perlu tumbuh dalam totalitas kehidupan.
Dalam kajian IilsaIat ilmu, pembahasan ilmu selalu dikaitkan dengan landasan
ontologis, epistemologis dan aksiologis.
- Landasan Ontologis
Objek yang ditelaah, bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut, dan
bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya pikir dan penangkapan
manusia merupakan landasan pendekatan ontologis. Muhadjir (1998)
mengemukakan ontologis mengkaji tentang yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala
realitas dalam semua bentuknya. Kajian batasan merupakan aspek moral
dalam pendekatan ontologis. SyaIiie (2004:10) mengemukakan keseimbangan
tingkat antara kecerdasan logika dan etika Iaktor penentu tingkat moral
ilmuan. Penetapan batas ontologis keilmuan yang bersiIat empiris adalah
konsistensi asas epistimilogis keilmuan yangmensyaratkan adanya veriIikasi
secara empiris. Secara ontologis maka ilmu bersiIat netral terhadap nilai,
dibimbing oleh kaidah moral, dan tidak merendahkan manusia. Etika
merupakan suatu sikap kesediaan jiwa untuk senantiasa taat dan patuh pada
seperangkat peraturan kesusilaan. Norma hukum mempunyai peranan yang
penting dalam bidang etika. Pendekatan ontologis yang mengkaji tentang
objek apa berupaya bersandar pada moralitas yang secara langsung
mempengaruhi tingkat moralitas aspek epistimologis dan aksiologis.

- Landasan Epistimologis.
Metode ilmiah merupakan cerminan dari pendekatan epsitimologis. Metode
ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun pengetahuan
berdasarkan cara kerangka berpikir logis, mengemukakan hipotesis, dan
melakukan veriIikasi. Kerangka pemikiran yang logis merupakan argumentasi
yang bersiIat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap Ienomena.
Berpikir logis sebagai kegiatan berpikir memiliki pola tertentu yaitu logika
deduktiI dan logika induktiI. Kegiatan berpikir dalam ini tercermin dalam
penelitian sebagai konteks ini dapat dipahami sebagai proses epistemologis
untuk mencapai kebenaran. Stine (2001:199) mengemukakan berpikir logis
adalah proses mengajukan pertanyaan tentang segala sesuatu dan berusaha
untuk mencapai jawaban yang masuk akal. Bagian berpikir adalah
menghubungkan atau membandingkan Iakta, objek, dan siIat yang dicakup
otak. Penilaian dan penarikan kesimpulan merupakan tahapan selanjutnya dari
proses berpikir. Secara epistimologis maka upaya ilmiah tercermin dalam
metode keilmuan yang berpedoman pada logika hipotesis veriIikasi dengan
kaidah moral yang berasaskan tujuan menemukan kebenaran yang dilakukan
dengan penuh kejujuran, tanpa kepentingan langsung tertentu dan berdasarkan
kekuatan argumentasi.
- Pendekatan Aksiologis.
Konsisten dengan asas moral dalam pemilihan objek penelaahan ilmiah maka
penggunaan pengetahuan ilmiah mempunyai asas moral. Ilmu harus
digunakan dan dimanIaatkan untuk kemaslahatan manusia. Ilmu digunakan
sebagai sarana dalam meningkatkan taraI hidup manusia dengan
memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian alam. Ilmu
dikembangkan sesuai dengan kaidah moralitas dan kejujuran sehingga
diharapkan ilmu merupakan salah satu Iaktor yang berperan dalam
peningkatan kualitas kehidupan manusia. Kemeny (1969:65) berpendapat
untuk kepentingan manusia maka pengetahuan ilmiah dipergunakan secara
komunal dan universal. Komunal berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan
menjadi milik bersama, setiap individu berhak memanIaatkan ilmu menurut
kebutuhannya sesuai dengan asas moral. Universal berarti bahwa ilmu tidak
mempunyai konsep pemetaan ras, agama, dan ideologi. Ilmuan yang memiliki

moralitas tinggi diasumsikan memiliki persepsi bahwa proses rasionalitas dan


moralitas dalam ilmu seperti keping mata uang antara satu sisi dengan sisi
yang lain merupakan satu kesatuan yang bermakna. Bila kesadarannya
menyentuh realitas maka diharapkan sekaligus kesadarannya menyentuh aspek
moralitas dan begitu sebaliknya. Ilmuan yang mengembangkan ilmu dengan
aspek ontologis, epistimologis, dan aksiologis dengan menjunjung tinggi nilai
kejujuran dan moralitas maka diasumsikan hasilnya memiliki tingkat
kredibilitas yang tinggi.
Peran moral adalah :
- Peran moral adalah mengingatkan agar ilmu boleh berkembang secara
optimal, tetapi ketika dihadapkan pada masalah penerapan atau
penggunaannya harus memperhatikan segi kemanusiaan baik pada tataran
individu maupun kelompok.
- Peran moral berimplikasi pada signiIikansi tanggung jawab, yakni tanggung
jawab moral dan sosial. Dalam konteks ini, tanggungjawab moral menyangkut
pemikiran bahwa ilmuwan tidak lepas dari tanggungjawab aplikasi ilmu yang
dikembangkannya. Bahwa ilmu tersebut harus diaplikasikan untuk hal-hal
yang benar, bukan untuk merusak manusia.
- Dari sisi tanggung jawab sosial, ilmuwan memiliki dan memahami secara utuh
tentang kesadaran bahwa ilmuwan adalah manusia yang hidup atau berada di
tengah-tengah manusia lainnya.
- Perlunya ilmu dan moral (bagian dari suatu kebudayaan yang dikembangkan
dan digunakan manusia) seyogyanya berjalan seiring. Ketika manusia
mengaplikasikan hasil pengembangan ilmu dalam Iormat penemuan
(pengetahuan) atau teknologi baru, moral akan mengikuti atau mengawalnya.
Hal tersebut dimaksudkan bagi kepentingan penghormatan atas martabat
kemanusiaan.





3. Ilmu Yang Dapat Mensejahterakan Manusia.


Ilmu pengetahua yang dapat mensejahtrakan manusia meliputi ilmu pengetahuan
sebagai berikut :
- Ilmu matematis.
Dapat digunakan diberbagai kegiatan yang membutuhkan penghitungan.
- Ilmu kebahasaan.
Ilmu ini dapat memudahkan dalam individu melakukan komunikasi dengan
orang lain atau individu lainnya.
- Ilmu sosial.
Dapat membantu dalam mengetahui hubungan sosial yang sedang terjadi
dalam suatu komunitas atau masyarakat.
- Ilmu psikologi.
Ilmu ini dapat membantu manusia dalam memahami kodisi psikologi individu.
- Dll.












DAFTAR PUSTAKA

HurisIa, Primadhea. 2010. Teori Kebenaran Ilmiah. Diambil pada 17 Maret 2011 dari
http://www.scribd.com./
Fadliyanur. 2007. Etika dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Diambil pada 17 Maret
2011 dari http://Iadliyanur.multiply.com/.
Sumaningsih. 2010. Ilmu dalam Perspektif Moral. Diambil pada 17 Maret 2011 dari
http://sumaningsih.wordpress.com/.
Parlian P., Ringga. 2010. Etika dan Profesionalisme TSI. Diambil pada 17 Maret 2011 dari
http://ringgaparlian.blogspot.com/.
Irawati, Intan. 2008. Teori?teori Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan. Diambil pada 17
Maret 2011 dari http://IilsaIatpengetahuan.webs.com/.
Noor, Maydina H. 2010. Teoriteori Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan (Tugas Filsafat
Ilmu). Diambil pada 17 Maret 2011 dari http://maydinahnoor.blogspot.com/.
Irawati, Intan. 2008. Teoriteori Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan. Diambil pada 17
Maret 2011 dari http://www.kabarindonesia.com/.
Mubarok, Ahmad Farid. 2010. Teori-Teori Kebenaran. Korespondensi, Koherensi,
Pragmatik, Struktural Paradigmatik, dan Performatik. Diambil pada 17 Maret 2011
dari http://deIaultride.wordpress.com/.

Anda mungkin juga menyukai