Anda di halaman 1dari 8

DERET TAK HINGGA DAN DERET BERPANGKAT

1. Deret ukur
Contoh sederhana deret adalah deret geometri atau sering
disebut deret ukur.Tinjaulah deret ukur berikut.
a). 2, 4, 8, 16, 32, ...
b). 1, 2/3, 4/9, 8/27, 16/81, ...
...(1.1)
2
3
c). a, ar, ar , ar , ..., dengan r adalah suatu bilangan
tertentu
Contoh deret ukur diatas sering kita jumpai di dalam berbagai
aplikasi sehari-hari. Misalnya jumlah bakteri menjadi dua kali
lipat setiap jam, maka suku-suku pada (1.1a) di atas
menyatakan jumlah bakteri setelah 1 jam, 2 jam dan
seterusnya. Jika bola pingpong setiap kali terjatuh akan
terpantul setinggi 2/3 ketinggian sebelumnya, maka suku-suku
pada (1.1b) berturut-turut menyatakan ketinggian (dalam m)
bola pingpong yang mula-mula dijatuhkan dari ketinggian 1 m.
Pertanyaan yang menarik adalah berapakah jarak total yang
ditempuh oleh bola pingpong tadi ?. Mula-mula bola jatuh dari
ketinggian 1 m, terpantul setinggi 2/3 m dan jatuh lagi dari
ketinggian 2/3 m , terpantul setinggi 4/9 m dan jatuh lagi dari
ketinggian 4/9 m, ...demikian seterusnya. Dengan demikian
jarak total yang ditempuh bola pingpong adalah
2
4
8
1 2. 2. 2.
...
3
9
27

2 4 8
1 2(
...)
3 9 27

...(1.2)

Perhatikan pada bilangan di dalam tanda kurung di persamaan


(1.2), yaitu
2 4 8

...
3 9 27

...(1.3)

Pernyataan (1.3) ini merupakan contoh deret tak hingga,


artinya deret yang jumlah sukunya menerus sehingga ada tak
hingga suku.
Hal yang sangat menarik adalah menentukan jumlah deret tak
hingga ini, namun tidak semua deret tak hingga memiliki
jumlah tertentu, misalnya deret (1.1a). Sedang deret (1.1b)
memiliki jumlah tertentu dan deret seperti inilah yang sering
kita jumpai di dalam berbagai aplikasi sehingga menarik untuk
dipelajari.
Ciri-ciri deret ukur yang mempunyai jumlah tertentu adalah
deret yang bentuknya seperti pada (1.1c) yaitu
a, ar, ar2, ar3, ..., dengan r<1.

Jumlah dari suku-suku dalam deret tersebut dapat dinyatakan


Sn = a + ar + ar2 + ar3+... + arn-1
Sedangkan
r. Sn =
ar + ar2 + ar3 +... + arn
---------------------------------------------------- Sn r. Sn = a - arn
Sn(1 r) = a (1 rn)
Dengan demikian jumlah deret ukur sampai suku ke-n adalah
Sn

a(1 rn )
1 r

...(1.4)

Jarak total bola pingpong pada deret (1.3) di atas, dengan


meng- gunakan rumus (1.4) kita dapatkan
2
2
1 ( )n

2 4
2
3
3
2

Sn ... ( ) n
2 1 ( ) n
2
3 9
3
3

1
3

...(1.5)

Jelas bahwa jika n meningkat maka (2/3)n akan mengecil, dan


jika n mendekati tak hingga maka (2/3) n akan mendekati nol,
sehingga untuk n , maka Sn = 2 (1- 0) = 2.
Jumlah suatu deret tak hingga ditulis S, didefinisikan sebagai
sebagai limit jumlah deret sampai suku ke n untuk n .
Sehingga dari (1.4) kita peroleh rumus jumlah deret yaitu
S limn Sn limn

a1 rn
a

,
1 r
1 r

karena r<1

...(1.6)

Deret tak hingga yang mempunyai jumlah deret tertentu


demikian disebut deret konvergen. Sedang deret tak hingga
yang tidak memiliki jumlah deret tertentu seperti halnya pada
(1.1a) disebut deret divergen.
Untuk menghitung jumlah deret, maka biasanya para
fisikawan menguji terlebih dahulu apakah deret yang
dihadapai tersebut bersifat konvergen atau divergen, dan jika
konvergen di manakah batas-batas konvergensi tersebut ?.
Ada beberapa metode uji konvergensi deret yaitu:
a. Tes awal (preliminary test)
Jika suatu suku-suku dalam suatu deret takhingga tidak
menuju nol ( limn ~ an 0), disebut deret divergen
b. Tes pembandingan (comparison test)
-Jika diketahui dua deret
m1 + m2 + m3 + m4 + ..... , deret konvergen dan deret
a1 + a2 + a3 + a4 + ..... adalah deret yang akan diuji, maka
deret tersebut secara mutlak konvergen jika an mn .
-Jika d1 + d2 + d3 + d4 + ..... deret divergen, maka deret

a1

+ a2 + a3 + a4 +.divergen jika an dn

c. Tes Integral
Jika

untuk

0 an1 an

konvergen jika

andn

n>N,

maka

an disebut

deret

tertentu dan divergen jika taktentu

d. Tes Pembanding
n

an1
,
an

limn

1,
deretkonve
rgen

Jika 1,
gunakantes
tyanglain

1,
deretdiver
gen

Contoh soal 1
: Pada contoh bola pingpong di atas,
tentukan ketinggian bola setelah pantulan ke-sepuluh.
Tentukan pula jarak yang ditempuh bola setelah pantulan kesepuluh tersebut.
Jawab : Setelah pantulan ke-10 berarti perhitungan dilakukan
sampai suku ke-11 pada (1.1b).
Jadi U11 = ar10 = (2/3)10 = 0,0167 m
Jarak yang ditempuh bola setelah bola menyentuh tanah
yang ke-10 kalinya adalah 1 + 2 (S 10), dimana S10 adalah
jumlah deret yang ada di dalam kurung pada (1.2) sampai
sepuluh suku
Sehingga jarak total lintasan bola adalah
2
2
1 ( )10

3
3
1 2.{
} 1 2 2(1 0,0167)
2
1
3

= 4,9332 m

Contoh soal 2
: Kita dapat menuliskan 1/3 = 0,3333...=
3/10 + 3/100 +3/1000 + ... yang ternyata merupakan deret
ukur tak hingga. Dengan menggunakan rumus (1.6) ubahlah
bilangan 0,555... menjadi hasil bagi dua buah bilangan.
Jawab : 0,555... kita uraikan menjadi bentuk deret
0,555... = 5/10 + 5/100 + 5/1000 + ...
Deret ini memiliki a = 5/10 dan r = 1/10
Sehingga S = a/(1 r ) = 5/10 . (10/9) = 5/9
Tugas 1
1. Pada kasus bola pingpong di depan, carilah jarak total yang
ditempuh bola selama terpantul pantul (tak dibatasi oleh

jumlah pantulan) artinya gunakan rumus(1.6). bandingkan


hasilnya dengan hasil jawaban contoh soal
1, apa
kesimpulanmu ?
2. Ubahlah bilangan desimal berikut ini menjadi hasil bagi dua
buah bilangan.
a. 0,777...
b. 0,818181...
c. 0,58333...
d. 0,6111...
e. 0,2666...
f.
0,1666...
g. 0,185185...
h. 0,69444...
i. 0,243243...
3. Pada proses pemurnian air terjadi proses pembuangan
pengotor. Pada tahap pertama 1/n dari pengotor berhasil
dibuang . Pada setiap tahap berikutnya jumlah pengotor
yang dapat dibuang adalah 1/n dari pengotor yaang
berhasil dibuang pada tahap
sebelumnya .
Tunjukkan bahwa jika n = 2 , air tersebut dapat dibuat
semurni mungkin tetapi jika n = 3, paling tidak separuh
pengotor tak dapat dibuang berapapun banyak tahap yang
kita lakukan.
4. Suatu mesin fotocopy akan membuat hasil copy-an yang
diperkecil. Misalnya anda memfotocopy sebuah halaman
buku yang lebarnya 16 cm, hasil copy nya mempunyai lebar
kali lebar semula. Kemudian hasil copy-an ini anda
fotocopy lagi demikian seterusnya sampai tak hingga kali
fotocopy. Jika semua hasil copy an dan aslinya anda susun
berimpitan berdasarkan lebarnya , mencapai berapa cm
panjang deretan kertas kertas tsb ? .
2. Definisi dan notasi
Disamping deret ukur, masih banyak deret tak hingga yang
lain. Berikut ini beberapa contoh.
a. 12 22 32 42 ...,
b.

1
2
3
4

...,
2 22 23 24

c. x

...(2.1)

x2 x3 x 4

...,
2
3
4

Secara umum suatu deret tak hingga berbentuk


a1+ a2 + a3 + a4+ ...+ an + ...,
...(2.2)
dimana suku an adalah bilangan atau fungsi yang terbentuk
dengan pola tertentu. Biasanya pola ini dapat dikenali dan
ditentukan polanya setelah mengamati beberapa suku awal,
contohnya
a.

12 2 2 32 ... n 2 ....,

b.

x2
x3
x4
( 1) n x n

...
....
1
2
3
( n 1) !

...(2.3)

Dari pola umum pembentukan suku, kita dapat menuliskan


suatu deret tak hingga dengan bentuk yang lebih singkat yaitu
dengan menggunakan tanda sumasi yang diikuti oleh pola
umum pembentukan suku an. Misalnya deret pada (2.3a)
dapat dituliskan sebagai
12 22 32 ... n2 ....

n2

...(2.4)

n1

(dibaca jumlah n2 dari n = 1 sampai n = ). Sedangkan deret


pada (2.3b) dapat dituliskan sebagai
(1) n1 xn
x2 x3 x 4
(1) n1 xn

...
....
1
2
6
(n 1) !
n1 (n 1) !

: Tuliskan beberapa suku dari deret n 5

Contoh soal 1
Jawab

...(2.5)

n 1

n
1 2 3
n 5 6 7 8 ...
n 1

Contoh soal 2
: Tuliskan deret -1/9 + 1/16 1/25 + ...
dalam bentuk sumasi

Jawab

(1) n1

n 1 (n 1)

Tugas 2
Tuliskan beberapa suku dari deret berbentuk sumasi berikut

1.

n
n

n12

2n(n 1)
n1 (3n 5)

4.

(1) n
n 1 n

2.

3.

n
n 1 (n 1)

(n!) 2

5.
(2n) !
n1

Tuliskan deret berikut dalam bentuk sumasi


1 2 4 8 16

...
3 5 7 9 11
1 2 3
4
8. 7 9 11 13 ...
ln2 ln3 ln4 ln5
10. 2 3 4 5 ...

6.

7.
9.

1
1
1
1

...
2.3 3.4 4.5 5.6
1 1 1
1

...
4 8 16 32

3. Deret berpangkat
Pada bab ini hanya dibahas deret yang suku-sukunya
merupakan perkalian antara suatu konstanta dengan x n atau
suatu konstanta dengan (x-a)n , dimana a adalah juga suatu
konstanta. Deret demikian ini disebut deret berpangkat karena
suku-sukunya merupakan perkalian dari perpangkatan x atau
(x-a). Deret berpangkat didefinisikan sebagai

anxn

n 0

a0 a1x a2x2 a3x3 ...

atau

...(3.1)

an (x a)n a0 a1(x a) a2 (x a) 2 a3 (x a) 3 ...

n 0

4. Ekspansi suatu fungsi ke dalam deret berpangkat


Ekspansi suatu fungsi ke dalam deret berpangkat diperlukan
jika kita dikondisikan hanya bekerja dengan algoritma
penjumlahan dan perkalian saja. Dalam hal ini kita akan
mengambil contoh nyata ekspansi fungsi sinus ke dalam deret
berpangkat yang merupakan dasar perhitungan fungsi sinus
pada kalkulator tangan.Untuk keperluan ini diasumsikan
bahwa sin x dapat dituliskan sebagai
sin x a0 a1x a2 x2 a3x3 ... an xn
..(4.1)
Karena rentangan konvergensi deret berpangkat di atas juga
meliputi nilai x = 0, maka jika kita substitusikan x = 0 ke (4.1)
maka akan diperoleh nilai a0 = 0. Selanjutnya kita
differensialkan persamaan (4.1) suku demi suku dan diperoleh
cos x a1 2a2 x 3a3x2 ... nan xn1
...(4.2)
Kita substitusikan nilai x = 0 ke persamaan (4.2) sehingga
diperoleh nilai a1 = 1, dan lagi kita differensialkan persamaan
(4.2) suku demi suku didapatkan
sin x 2a2 3.2a3x 4.3a4 x2... n(n 1)an xn 2
...(4.3)
dan apabila kita substitusikan nilai x = 0 pada persamaan
(4.3) maka kita peroleh nilai a2 = 0. Bila proses demikian ini
terus berlanjut yaitu dengan mendefferensial terhadap x dan
substitusi nilai x = 0, maka kita dapatkan
cos x 3.2a3 4.3.2a4 x ..., sehingga pada
sin x 4.3.2a4 5.4.3.2a5 x ..., sehingga pada

x 0 maka a3

1
;
3!

x 0 maka a4 0

...(4.4)

Kita substitusikan nilai koefisien a tersebut di atas ke


persamaan (4.1) sehingga diperoleh
sinx x

x3 x5

...
3!
5!

...(4.5)

Dengan mengamati pola pembentukan suku di atas, maka kita


dapat dengan mudah menuliskan suku-suku berikutnya tanpa
melalui perhitungan. Fungsi sin x ini konvergen untuk semua
harga x. Deret yang diperoleh dengan cara demikian ini
disebut deret Maclaurin atau deret Taylor di sekitar titik asal.
Deret Taylor secara umum merupakan deret berpangkat dari
(x-a) dimana a adalah suatu konstanta.
Berikut ini beberapa fungsi yang diekspansikan ke dalam deret
berpangkat yang diperoleh dengan cara di atas.

Rentang konvergensi
sin x x

x3 x5 x7

...,
3! 5! 7!

cos x 1

x2 x4 x6

...,
2 ! 4 ! 6!

ex 1 x

untuk semua nilai x


untuk semua nilai x

x2 x3 x4

...,
2! 3! 4!

untuk semua nilai x

x2 x3 x4

...,
1 x 1
2
3
4
p ( p 1) 2 p ( p 1)( p 2) 3
(1 x ) p 1 px
x
x ...
2!
3!
ln(1 x ) x

x 1,

...(4.6)
Tugas 3
1. Dengan metode seperti yang dicontohkan di atas, buktikan
ekspansi fungsi menjadi deret berpangkat pada (4.6) (selain
sin x).
5.
Hampiran deret suatu fungsi untuk komputasi
Jika anda ingin tahu cara kerja kalkulator untuk menghitung
suatu fungsi maka jawabannya adalah dengan ekspansi deret.
Dengan demikian jika suatu ketika anda berhadapan dengan
suatu fungsi dan ketika itu anda tidak memiliki kalkulator atau
suatu fungsi di mana kalkulator anda tidak dapat
menghitungnya, maka dengan mengetahui cara kerja
ekspansi deret, anda masih dapat menghitung fungsi tersebut.
Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan ekspansi
deret.
Contoh 1

: Hitunglah

d4

1
( sinx2 )
dx x
4

x 0,1

Jawab: Akan lebih mudah jika kita mulai dari ekspansi sin x 2
kemudian dibagi dengan x yang selanjutnya kita
differensialkan
1
1
x6 x10
x5 x9
sin x2 ( x2

...) x

....
x
x
3!
5!
3! 5!

kita differensialkan sebanyak 4 kali terhadap x dan


kemudian kita substitusikan nilai x = 0,1 :

5.4.3.2x 9.8.7.6x5

3!
5!

x 0,1

2 0,00025
,

atau

sekitar

dengan kesalahan dalam ordo 10-4.


Contoh 2
: Menghitung
dijumpai di bahasan difraksi

integral

Fresnel

yang

sering

Jawab : Kita hitung integral Fresnel dengan cara diekspansikan


ke dalam deret.
1

sinx

dx ( x2
0

x6 x10

...) dx
3! 5!

1
1
1

...
3 7.3 ! 11.5 !
0,33333 0,02381 0,00076 ...
0,31028 ,

dengan kesalahan lebih kecil dari 1/(15.7!) atau sekitar


10 .
-5

Tugas 4
Hitunglah beberapa fungsi dan integral berikut ini dengan
ekspansi deret
1. e x / 2 1 lncosx, pada x =0,0024
2. ln(x 1 x2 ) sinx ,
pada x = 0,005
2

3.

d4
4

dx
0,1

4.

ln(1 x3 ) ,

e x dx
2

pada x = 0,2
0,01

5.

te tdt

Anda mungkin juga menyukai