RUMKITAL MERAUKE
PANDUAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
mengabadikan diri dalam karya kemanusiaan bagi sesama manusia yang menderita
tanpa membedakan suku, bangsa dan status sosialnya. Sesuai dengan VISI dan MISI
Rumkital Merauke yang bertekad untuk menjadikan rumah sakit terbaik dalam pelayanan,
citra dan hasil dengan berpedoman pada kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien.
Komunikasi efektif adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi antar petugas
kesehatan, sehingga dengan komunikasi yang tepat meminimalkan terjadinya insiden
yang menyangkut keselamatan pasien. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan
menerbitkan “Panduan Komunikasi Efektif” ini, yang diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dan panduan bagi staf rumah sakit dalam memberikan pelayanan.
Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang mendalam kepada
kelompok penyusun panduan ini yang dengan dedikasi tinggi rela menyumbangkan
waktu, tenaga dan pemikiran demi tersusunnya panduan ini. Semoga usaha ini dapat
menunjang bagi kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan di Rumkital Merauke. Kami
juga menyadari penyusunan Panduan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Keputusan Karumkital Merauke tentang Panduan Komunikasi Efektif
Kata Pengantar ............................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI ............................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................. 2
BAB III TATA LAKSANA .................................................................................................. 3
A. Komunikasi Lisan ................................................................................. 3
B. Komunikasi Tertulis.............................................................................. 6
C. Komunikasi Elektronik.......................................................................... 7
D. Edukasi Pasien .................................................................................... 7
E. Monitoring Dan Evaluasi ...................................................................... 8
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................. 9
Lampiran
ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL XI Lampiran : Keputusan Karumkital Merauke
RUMKITAL MERAUKE Nomor : Kep / SKP / 04 / VI / 2018
Tanggal : 15 Juni 2018
`BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan ini meliputi tatacara komunikasi SBAR dan TULBAKON yang harus
digunakan oleh seluruh staf dan tenaga kesehatan di semua unit Rumkital Merauke dalam
interaksi untuk mendukung keselamatan pasien.
2
BAB III
TATA LAKSANA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
A. Komunikasi Lisan :
1. Pada saat dokter, perawat, petugas kesehatan lainnya yang melakukan
konsultasi kepada dokter jaga atau kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP) maka penerima instruksi lisan / verbal / pesan lisan berkewajiban
menerapkan teknik TULBAKON ( Tulis-Baca-Konfirmasi kembali). Perintah lisan
dan melalui telepon, atau hasil test yang dilaporkan harus ditulis kembali / Write
Down kemudian dibaca ulang/Read Back oleh penerima pesan, kemudian
perintah dan hasil test kritis dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau penyampai
hasil test. DPJP / Konsulen jaga yang memberikan instruksi secara lisan /
melalui telepon maka pada kunjungan berikutnya harus melakukan verifikasi
terhadap instruksi yang diberikan dengan memberi paraf pada catatan
terintegrasi. Pada situasi gawat darurat di UGD atau ICU atau seperti di kamar
operasi diperbolehkan untuk tidak melakukan pembacaan kembali (read back).
2. Pada saat melaporkan keadaan pasien baik serah terima pasien antar shift
(dokter/perawat jaga) maupun transfer pasien antar unit, menggunakan teknik
SBAR (Situation – Background – Assessment – Recommendation).
3. Pendokumentasian komunikasi lisan didalam formulir catatan medis terintegrasi
disertai dengan membubuhi stempel SBAR dan TULBAKON.
4. Untuk permintaan semua obat termasuk obat narkotika, kemoterapi, atau
emergency tidak dapat dilakukan dengan perintah lisan.
3
Berikut merupakan contoh serah terima pelaporan pasien antar shift dengan teknik SBAR:
Nama Pasien :
LOGO RS Tanggal lahir :
No. RM :
4
Assesment Progress pasien : normal / tidak normal
Komplikasi
Diagnosa
Hal yang perlu diperhatikan
Zr. A
5
B. Komunikasi Tertulis
Pada saat melakukan komunikasi secara tertulis, maka petugas kesehatan
harus memperhatikan beberapa aspek antara lain:
1. Penulisan secara jelas dan lengkap informasi pasien dalam catatan
terintegrasi, antara lain: formulir pengkajian awal, rencana pemulangan pasien
( discharge planning )
2. Penulisan instruksi harus dilakukan secara lengkap, dapat terbaca dengan
jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi.
3. Pemberi pesan/ instruksi harus menuliskan nama jelas, tanda tangan atau
paraf serta tanggal dan waktu penulisan pesan.
4. Penggunaan singkatan harus mengacu kepada daftar singkatan yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit dan menuliskan kata dengan lengkap bila tidak
termasuk di dalam daftar singkatan yang sudah ditetapkan.
5. Mengunakan teknik TULBAKON (Tulis Baca dan Konfirmasi kembali) saat
menerima informasi pertelepon mengenai tes kritis (critical test) sesuai daftar
yang termasuk daftar hasil kritis di Rumkital Merauke dan pemeriksaan cito
yaitu pemeriksaan yang hasilnya NORMAL / ABNORMAL harus dikomunikasikan
SEGERA oleh petugas laboratorium / radiologi, contoh: pemeriksaan diagnostik
(x-ray)
6. Mengunakan teknik TULBAKON (Tulis Baca dan Konfirmasi kembali) saat
menerima informasi pertelepon mengenai nilai kritis petugas laboratorium/
radiologi. Nilai / hasil kritis (critical test result), yaitu hasil abnormal yang harus
dilaporkan segera setelah hasil kritis diketahui langsung ke dokter peminta
pemeriksaan /perawat ruangan. Perhitungan waktu sejak sampel/bahan
diterima petugas sampai dilaporkan melalui telepon. Hasil pemeriksaan cito
dilaporkan sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditentukan.
7. Pelaporan hasil kritis dan hasil pemeriksaan cito disampaikan dari unit
laboratorium, radiologi ke UGD, rawat jalan, rawat inap, maka pelapor harus
menulis tanggal, jam pelaporan, penerima (nama jelas) dan penelepon (nama
jelas) dalam buku nilai kritis yang ada di laboratorium/radiologi.
8. Dalam penulisan resep tidak boleh menyingkat, penyingkatan harus sesuai
dengan daftar singkatan yang ditetapkan oleh Rumkital Merauke contoh:
Satuan berat: mg (miligram), g (gram); Satuan volume: ml (mililiter), l (liter);
Satuan unit: IU/IU (Internasional Unit), dan dosis / nilai harus spesifik untuk
menghindari salah penafsiran
6
9. Untuk penulisan angka, tidak diperbolehkan menghilangkan angka 0 didepan
koma misal : 2 yang benar ditulis 0,2 dan menuliskan angka 0 dibelakang
koma mis 2,0 yang benar ditulis 2
C. Komunikasi Elektronik
Memungkinkan untuk dilakukan konsultasi lewat SMS (short message service)
atau media sosial (Whatsapp, Line, BBM). Konsultasi menggunakan komunikasi
elektronik ditindak lanjuti dengan komunikasi tertulis pada catatan terintegrasi dan
diikuti dengan pemberian stampel TULBAKON dan dilakukan konfirmasi ulang 24 jam
pertama setelah dilakukan komunikasi.
D. Edukasi Pasien
Pada tahap assesmen pasien yaitu sebelum melakukan edukasi, petugas
sebaiknya menilai terlebih dahulu kebutuhan edukasi pasien dan keluarga
berdasarkan (data ini dapat diperoleh dari rekam medis):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: depresi, senang dan marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Penyampaian informasi dan edukasi pada pasien/keluarga pasien dapat
dilakukan dengan pemberian leaflet sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh
pasien atau penyampaian materi secara lisan oleh petugas yang berwenang dan
kompeten. Penyampaian materi secara lisan harus mempertimbangkan hambatan-
hambatan seperti yang dijelaskan diatas. Di Rumkital Merauke pendokumentasian
pemberian materi secara lisan melalui pengisian formulir edukasi dimana setelah
memberikan materi, pemberi dan penerima informasi menuliskan nama dan tanda
tangan pada formulir tersebut dan berkas tersebut disatukan di dalam rekam medis.
Setiap kali di akhir pemberian materi, petugas pemberi materi mengevaluasi dan
menanyakan kembali apakah materi yang sudah disampaikan telah dipahami
dengan baik oleh penerima materi. Apabila penerima materi belum memahami
materi yang diberikan dapat diulang pemberian materi dengan memberikan
tambahan informasi menggunakan metode lain/alat bantu informasi (misal:
leaflet,brosur,dll).
7
E. Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan komunikasi efektif dilakukan dengan monitoring terhadap
konsistensi pelaksanaan serta dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelayanan
kesehatan. Metode yang digunakan untuk evaluasi adalah dengan melakukan
supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung. Supervisi secara langsung
dapat dilakukan dengan cara mengamati petugas kesehatan saat melakukan
berbagai teknik komunikasi, sedangkan supervisi tidak langsung dilakukan dengan
melihat pendokumentasian rekam medik pasien pada catatan terintegrasi.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan, dan mempunyai nilai hukum yang kuat, sehingga dapat
digunakan sebagai sumber keterangan, sumber penyelidikan/ penelitian ilmiah, dan
sebagai alat bukti keabsahan suatu keterangan.
Dokumentasian komunikasi efektif adalah suatu kegiatan pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan pengelolaan kegiatan komunikasi efektif,
sebagai suatu bahan untuk refleksi kegiatan yang berfungsi sebagai alat evaluasi atau
refleksi dari perencanaan sampai implementasi suatu model komunikasi efektif. Informasi
teknik komunikasi efektif, strategi komunikasi efektif yang diterapkan, dan interaksi antar
pemberi pelayanan profesional terekam dalam proses dokumentasi.
Dokumentasi kegiatan komunikasi efektif:
1. Pendokumentasian pelaporan kondisi pasien ke dokter DPJP mengunakan teknik
SBAR dilakukan pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi.
2. Pendokumentasian konsultasi pasien dengan dokter baik secara lisan atau
pertelepon dilakukan pada formulir pemberian informasi dan edukasi.
3. Pendokumentasian penerima laporan pertelepon mengunakan teknik TULBAKON
dilakukan pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi
4. Pendokumentasian pelaporan hasil kritis dan pemeriksaan cito laboratorium
atauradiologi, dicatat dan ditandatangani oleh pelapor pada buku pelaporan nilai
kritis pemeriksaan laboratorium atau radiologi dan ditulis dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi yang ditandatangani oleh penerima pesan apabila
pelaporan hasil melalui telepon.
Ditetapkan di Merauke,
Pada tanggal 15 Juni 2018
Karumkital Merauke,
9
Lampiran
DAFTAR SINGKATAN YANG DIGUNAKAN
A : AMBON N : NAMLEA
B : BANDUNG O : OPAK
C : CEPU P : PATI
D : DEMAK Q : QUEBEC
E : ENDE R : REMBANG
F : FLORES S : SOLO
G : GARUT T : TIMUR
H : HALONG U : UMAR
I : IRIAN V : VICTOR
J : JERAPA W : WILIS
K : KUDUS X : XRAY
L : LOMBOK Y : YANI
M : MEDAN Z : ZERO
Ditetapkan di Merauke,
Pada tanggal 15 Juni 2018
Karumkital Merauke,