Anda di halaman 1dari 46

CASE REPORT SESSION

OTITIS EKSTERNA AKUT DIFUSA


AURIS SINISTRA
MONIKA MEIRANI YANOMI 12100112025
PUTRI SUKMARANI 12100112042
SAVIAR RANDY 12100112009

Preseptor :
Fadjar Nawawi, dr., Sp.THT-KL

SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROK-KEPALA LEHER


RS Al-ISLAM
2013
Identitas Pasien
 Nama : Nn. O
 Usia : 22 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pendidikan : S1
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Alamat : Buah batu
 Status marital : Belum Menikah
 Tanggal pemeriksaan : 11 Februari 2013
Anamnesis

Nyeri pada telinga kiri


Anamnesis khusus
Sejak 2 hari sebelum datang ke poliklinik THT pasien
mengeluh nyeri pada telinga kiri, nyeri terasa setelah pasien
mengorek-ngorek telinga, nyeri tersebut dirasakan hilang
timbul dan semakin bertambah nyeri. Nyeri dikeluhkan
pasien bila telinga di tekan dan nyeri saat ditarik telinganya
keluar. Keluhan disertai keluarnya darah dari telinga kiri
pada saat kejadian.
Pasien tidak mengeluhkan penurunan pendengaran,
telinga berdengung, telinga terasa penuh, gatal pada telinga,
keluar cairan dari telinga, demam, sakit kepala.
Keluhan seperti ini pertama kali dirasakan pasien dan
belum pernah diobati.

Riwayat sering berenang disangkal pasien. Riwayat


penyakit kencing manis disangkal, Pasien dan keluarganya
tidak ada yang memiliki riwayat alergi. Tidak ada riwayat
trauma, masuknya benda asing serta selalu berada di tempat
bising.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : pasien tampak sakit ringan
 Kesadaran : composmentis dan kooperatif
 Status gizi : baik

 Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 bpm
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
Status Generalis
 Kepala: Conjungtiva tidak anemis (-/-), Sklera tidak ikterik
(-/-)
 Leher : KGB normal
 Thoraks : bentuk dan gerak simetris
Pulmo : sonor, VBS kiri=kanan
Cor : bunyi jantung murni reguler
 Abdomen : datar, BU (+), hepatomegali (-), splenomegali
(-),
 Extremitas : edema (-), sianosis (-), tidak ada kelainan
Status Lokalis
Bagian Kelainan Auris
Dekstra Sinistra
Preaurikular Kongenital Tidak ada Tidak ada
Radang - +
Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus - +
Nyeri tarik - +
Aurikular Kongenital Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Retroaurikular Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri tekan - -
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fistula Tidak ada Tidak ada
Fluktuasi Tidak ada Tidak ada
Status Lokalis
Bagian Kelainan Auris
Dekstra Sinistra
Kanalis akustikus Kongenital Tidak ada Tidak ditemukan
eksterna Kulit Tidak hiperemis Hiperemis
Sekret - + (krusta darah)
Serumen - -
Edema - +
Jaringan granulasi - -
Massa - -

Membran timpani Warna Putih keabuan Sulit dinilai


Intak + Sulit dinilai
Refleks cahaya + Sulit dinilai
Hidung
Pemeriksaan Nasal
Keadaan luar Bentuk dan ukuran Dekstra Sinistra
Rhinoskopi Mukosa Tidak hiperemis Tidak hiperemis
anterrior Sekret - -
Krusta - -
Konka inferior Eutrof Eutrof
Septum deviasi Tidak deviasi Tidak deviasi
Polip/tumor Tidak ada Tidak ada
Pasase udara baik baik

Rhinoskopi Mukosa Tidak dilakukan Tidak dilakukan


posterior Koana
Sekret
Torus tubarius
Fossa rosenmuler
Massa tumor
Mulut dan Orofaring
Bagian Kelainan Keterangan
Mukosa mulut Tenang
Lidah Bersih, basah,gerakan normal kesegala arah
Palatum molle Tenang, simetris
Mulut Gigi geligi Caries (-)
Uvula Simetris
Halitosis (-)
Mukosa Hiperemis (-)
Besar T1 – T 1
Tonsil Kripta : Tidak melebar
Detritus : (-/-)
Perlengketan Tidak ada
Mukosa Hiperemis (-)
Faring Granula Tidak membesar
Post nasal drip Tidak ada
Maxillofacial
Bentuk : simetris, tidak ada kemerahan dan
pembengkakan
Parese nervus cranialis VII : (-/-)

Status lokalis leher

• KGB normal
• Kelenjar tiroid tidak membesar
• Kaku kuduk (-)
• Abses tidak ada
Pemeriksaan Sinus Paranasal

Palpasi:
Nyeri tekan pada sinus maksilaris dan sinus frontalis (-)

Tes transilluminasi :
tidak dilakukan
Resume
Pasien perempuan 22 tahun datang ke poliklinik RSAI
dengan keluhan otalgia auris sinistra sejak 2 hari SMRS.
Keluhan disertai nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik telinga
(+). Riwayat otore yang mengandung darah (+).
Pada pemeriksaan fsik ditemukan nyeri tekan tragus dan
nyeri tarik pada auris sinistra.
Pada pemeriksaan otoskop didapatkan hiperemis dan
edema pada canalis akustikus eksterna sinistra, membran
timpani sinistra sulit dinilai.
Diagnosa Kerja

 Otitis Eksterna Akuta Auris Sinistra


Pemeriksaan Penunjang
Lab darah rutin
Penatalaksanaan
Umum
 Tidak mengorek-ngorek telinga
 Menjaga higienitas
 Kontrol teratur
 Menjaga kelembapan telinga dengan cara mengeringkan
telinga setelah mandi / berenang
 Menggunakan tutup telinga ketika berenang dan mandi
Khusus
Tampon+Antibiotik krim
Tetes telinga : antibiotik + kortikosteroid
Analgesik (asam mefenamat 500 mg 3x1)
Prognosa
 Quo ad vitam : ad bonam
 Qua ad functionam : ad bonam
OTITIS EKSTERNA

PEMBAHASAN
ANATOMI TELINGA
1. Telinga luar
 Auricula
 Canalis acusticus externa
2. Telinga tengah
 Cavum tympani + aditus ad antri
 Antrum mastoid & celulae mastoideus
3. Telinga dalam
 Labyrinthus osseus
 Labyrinthus membranous
 Cochlea
 Canalis semicircularis
 Vestibulum
Canalis acusticus externa
Panjang dinding : superior-posterior 25 mm
Anterior inferior 31 cm
Berbentuk huruf S
Terdiri dari :
 Bagian cartilaginosa (1/3 lateral)
 Bagian osseus (2/3 medial)
Kulit pada bagian cartilago ditumbuhi rambut dan
glandula sebasea serta glandula seruminosa
Sebagian kecil pars ossea merupakan modifkasi
glandula sudorifera
OTITIS EKSTERNA
Definisi
Otitis eksterna adalah peradangan liang telinga yang
dapat terjadi secara akut maupun kronis.
Epidemiologi
Otitis eksterna jarang terjadi di seluruh dunia infeksi
ini dipercaya lebih sering terjadi pada kondisi yang
panas dan lembab.
Tidak ada disposisi yang ras yang diketahui.
Dapat terjadi pada laki-laki ataupun perempuan.
Infeksi dapat terjadi pada semua umur, tetapi otitis
eksterna lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa
muda.
Etiologi
Faktor resiko otitis eksterna adalah berenang, trauma
pada telinga, atau lingkungan yang terlalu panas dan
lembab
Organisme penyebab otitis eksterna biasanya
Pseudomonas sp., S. aureus, atau organisme gram
negatif
Jamur penyebab otitis eksterna diantaranya Candida
dan Aspergillus spesies.
Tanda dan Gejala
Otalgia dari ringan sampai berat
Gangguan pendengaran
Telinga terasa penuh atau tertekan
Tinitus
Demam
Keluar cairan dari telinga
Gatal pada telinga
Nyeri yang dalam dan berat
Tanda-tanda otitis eksterna pada pemeriksaan fsik
adalah :
Sakit pada palpasi tragus
Edema dan kemerahan pada lubang telinga
Cairan purulent atau serous pada lubang telinga
Gangguan pendengaran konduktif
Selulitis pada muka atau leher atau lymphadenopathy
pada unilateral leher
Klasifikasi
Otitis Eksterna Peradangan
Otitis eksterna akut terlokalisir
Otitis eksterna akut difusa
Otitis eksterna kronis difus
 Otitis Eksterna Eksematoid
 Otitis Eksterna Seboroik
 Otitis Eksterna Maligna
Otitis Eksterna Peradangan
Otitis eksterna akut terlokalisir:
 Kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit,
seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen.
 Infeksi pada pilosebaseus  furunkel
 Kuman penyebab: Staphylococcus aureus atau Staphylococcus
albus
 Gejalanya:
Pembengkakkan dan kemerahan pada liang telinga,
Rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul.
Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang
telinga.
Otitis eksterna akut difusa
Kulit liang telinga dua pertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema
dengan tidak jelas batasnya, serta tidak
terdapatfurunkel.
Kuman penyebabnya: Pseudomonas, Staphylococcus
aureus atau S. Albus, Escheria coli.
Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumkripta,
namun kadang-kadang terdapat sekret yang berbau.
Pada beberapa literatur, terdapat
gambaran diagnostik berupa:
 Nyeri tekan tragus
 Nyeri telinga hebat
 Pembengkakan sebagian besar
dinding kanalis
 Sekret yang sedikit
 Pendengaran normal atau sedikit
berkurang
 Tidak adanya partikel jamur
 Mungkin adanya adenopati regional
yang nyeri tekan
Otitis eksterna kronis difus
Disebabkan oleh jamur: Aspergillus niger,
Actinomycetes atau ragi.
Gejalanya:
 Rasa gatal kronis yang superfsial atau menggelitik di
telinga,
 Warna kemerahan
 Rasa penuh di liang telinga,
 Tetapi sering pula tanpa keluhan.
Otitis Eksterna Eksematoid
Meliputi semua bentuk hipersensitivitas dari kulit liang
teling karena penampilan lesinya serupa.
Penyebab utamanya:
 Antibiotic topical atau vehikulumnya (dermatitis
medikamentosa),
 Alergi berbagai zat kimia atau logam yang digunakna sekitar
telinga seperti obat penyemprot rambut atau anting-anting
(dermatitis kontak atau dermatitis venata),
 Reaksi atopic yang disebabkan oleh antigen ingestan atau
inhalan (dermatitis atopic), dan
 Dermatitis eksematoid infeksi yang disebabkan oleh kontak
kulit dengan cairan dari telinga tengah.
Gambaran otitis eksterna eksematoid
Cenderung berulang atau
kronis karena sifat dasarnya
adalah alergi.
Seluruh liang telinga, konka,
lekuk intertragus, dan lobilus
biasanya terkena.
Gambaran: lesi kulit yang
hiperemis dan edema, basah
dan berkeropeng.
Otitis Eksterna Seboroik
 Dihunbungkan dengan dermatitis
seboroika di tempat lain, yaitu
kepala (ketombe).
 Etiologi: tidak diketahui tetapi
agaknya faktor keturunan.
 Lesi: sisik-sisik berminyak dan
kekuning-kuningan, yang
disebabkan oleh produksi sebum
yang abnormal.
 Paling banyak terkena: liang
telinga bagian tulang rawan,
konka, dan daerah belakang daun
telinga.
Otitis Eksterna Maligna
Bentuk khusus otitis eksterna difus akut khas pada
pasien diabetes yang berusia lanjut.
Penyakit ini disebut juga Otitis Eksterna Nekrotikans.
Peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan
subkutis dan ke organ sekitarnya  khondritis,
osteitis, dan osteomielitis yang mengakibatkan
kehancuran tulang temporal.
Kelainan patologik  osteomielitis yang progresif,
yang disebabkan oleh infeksi kuman Pseudomonas
aeroginosa.
Gejalanya:
 Rasa gatal  nyeri hebat
 Sekret yang banyak
 Pembengkakan liang telinga.
 Saraf fasial dapat terkena 
paresis atau paralisis fasial.
TERAPI OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna akut sirkumskripta
Terapi tergantung pada keadaan furunkel bila sudah
menjadi abses maka dilakukan aspirasi secara steril
untuk mengeluarkan nanahnya.
Untuk pengobatan lokal dapat diberikan antibiotika
secara topical dalam bentuk salep seperti polimiksin B
atau bacitrasin. Serta antiseptic berupa asam asetat 2-
5% dan alcohol 2%.
Antibiotika secara sistemik biasanya tidak perlu
diberikan, hanya diberikan obat sistemik seperti
analgetik.
Otitis eksterna akut difus
Pengobatannya adalah dengan memasukan tampon
yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya
terdapat kontak yang baik antara obat dan kulit yang
meradang.
Otitis externa kronis difus
(otomikosis)
Pengobatannya adalah membersihkan liang telinga
dan obat anti jamur topical.
Kadang-kadang diperlukan antibiotika topical untuk
mencegah infeksi sekunder.
Otitis eksterna eksematoid
Kortikosteroid dikombinasi dengan antibiotik topical
dalam obat tetes telinga
Otitis eksterna seboroik
Selenium sulfde
Perak nitrat 10%
Alcohol
Otitis eksterna maligna
Kombinasi yang sering digunakan adalah karbecillin,
ticarcillin, atau pipercillin dengan gentamicin,
tobramycin, colistimethate atau amikacin. Disamping
obat-obatan seringkali diperlukan juga tindakan
membersihkan luka (debridemen) secara radikal.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
WASS..

Anda mungkin juga menyukai