Anda di halaman 1dari 50

Yuliana Ratna Wati

Klinik Psikiatri RS dr. Salamun

1
 Kemampuan mengenal berbagai kondisi mental
diperlukan untuk :
 dx yg tepat
 tx yg efektif
 memperkirakan prognosis, dll
 Banyak tanda & gejala psikiatri berakar dari perilaku
yg normal & dpt dipahami sbg titik2 sepanjang
spektrum yg terentang dari normal di ujung yg satu
dan patologis di ujung yg lain

2
 tanda (sign) :
objektif dan dapat diamati oleh pemeriksa
mis. : - afek tumpul/terbatas
- retardasi psikomotor
 gejala (symptom) :
keluhan subjektif yg dikemukakan pasien
mis. : - perasaan tertekan
- tidak berenergi
 sindroma :
sekelompok tanda/gejala yg membentuk suatu
kondisi yg dpt dikenali
3
GANGGUAN JIWA

ORGANIK
-PATOLOGI OTAK
(primer/sekunder) FUNGSIONAL
- SUBSTANCE
RELATED

PSIKOTIK : NON-PSIKOTIK :
Skizofrenia Gangguan afektif
Skizoafektif (bipolar/unipolar)
Gangguan waham Gangguan cemas
Psikotik akut sementara Gangguan somatoform
Gangguan afektif Psikosomatis
(bipolar/unipolar)
4
1. Gangguan persepsi
2. Gangguan proses pikir
3. Gangguan kesadaran
4. Gangguan ingatan
5. Gangguan psikomotor
6. Gangguan afek
7. Gangguan intelegensi
8. Gangguan perhatian
9. Gangguan penampilan
10. Gangguan tidur

5
 Sensasi :
kesadaran akan adanya rangsang yang
ditangkap oleh panca indra
 Persepsi :
penginderaan yang disertai pengertian
(sensasi yang sudah diolah otak)
 Ilusi :
persepsi sensorik yg salah dari stimuli ekstrenal yg
nyata
 Halusinasi :
persepsi sensorik yg salah tanpa adanya stimulus
eksternal
6
 Segala bentuk halusinasi bisa tjd pd skizofrenia, gg
afektif & gg mental organik
 Hal akustik & somatik : >> pd gg fungsional
 Hal visual : GMO, gg fungsional
 Hal gustatorius, olfaktorius, dan taktil : >> pd GMO
 Hal taktil jg dpt dijumpai pd gejala lepas obat (alkohol
atau kasus keracunan)
 Halusinasi mood-congruent :
tema halusinasi yg sesuai dg mood, mis. pasien depresi
dg hal dengar yg mengatakan mereka tdk berguna
 Halusinasi mood-incongruent :
tema halusinasi yg tdk sesuai dg mood, mis. pasien
mania dg tema halusinasi ke arah kemiskinan/tdk
berdaya
7
1. Bentuk pikiran
* autistik :
- sebagian besar bersifat narsisistik & egosentrik
- penekanan pd subjektifitas daripada objektifitas
- tanpa mempertimbangkan realita
- mengabaikan logika dan hukum sebab akibat
- hidup dlm alam pikirannya sendiri
- dereistik

8
2. Isi pikiran
a. waham :
keyakinan yg salah, yg tidak berdasarkan realitas
eksternal, dipegang teguh oleh penderita meskipun
bukti nyata & objektif menyatakan sebaliknya, dan
tidak sesuai dg latar belakang budaya setempat
Lima kriteria waham :
1) pasien percaya 100% bahwa isi pikirannya benar
2) bersifat egosentrik
3) tidak sesuai dg rasio & logika
4) tidak bisa dikoreksi dg cara apapun, termasuk dg
cara yg logis dan realistik
5) pasien hidup menurut wahamnya

9
 Waham kendali (delusion of control):
keyakinan yg salah bhw pikiran, perasaan dan
kemauannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar
 Waham kebesaran (delusion of grandeur) :
keyakinan yg berlebihan dan patologis bahwa dirinya
penting, berkuasa, punya kekuatan, kekayaan (tidak
sesuai dg kenyataan)
 Waham kejar (delusion of persecution):
keyakinan bhw ada yg berkomplot ingin mencelakai
atau bermaksud buruk padanya
 Waham nihilistik (nihilistic delusion):
waham depresif bhw dunia & segala isinya sudah
lenyap/hilang

10
 Idea of reference :
interpretasi yg salah ttg suatu kejadian di luar dirinya
yg dianggap mempunyai hub langsung dengannya
- pasien merasa dibicarakan orang lain,
pasien merasa isi siaran televisi/radio
membicarakan/mengirin pesan untuknya
- banyak tjd pd pasien paranoid
- bisa mencapai intensitas yg cukup utk
membentuk waham (delusion of reference)
 Idea of influence :
isi pikiran bhw dirinya dipengaruhi kekuatan dari
luar, sihir, setan, hipnotis, sinar atom, dll.
- bisa mencapai taraf waham (waham pengaruh =
waham kendali)
11
 Thought broadcasting :
pikirannya dapat disiarkan keluar dari kepalanya
sehingga orang lain dpt mengetahui semua yg ia
pikirkan
 Thought insertion :
pikirannya disisipi pikiran orang lain /kekuatan lain
 Thought withdrawl :
pikirannya telah diambil/disedot keluar dari
kepalanya
 Depersonalisasi :
perasaan tidak jelas/asing thd diri sendiri, bagian
dirinya, atau lingkungannya
 Derealisasi :
perasaan bhw lingkungan di sekelilingnya telah
berubah & menjadi asing
12
 Obsesi :
- ide, pikiran atau impulse yang menetap, tdk dpt
berubah, tdk dapat dihilangkan dari kesadaran baik
dg logika maupun pertimbangan
- bersifat involunter (tdk dikehendaki) dan
ego-distonik (pasien terganggu dg keadaan tsb)
 Preokupasi :
isi pikiran yg terpusat pd ide tertentu
 Waham mood-congruent :
isi waham yg sesuai dg mood, mis. pasien depresi dg
waqham berdosa
 Waham mood-incongruent :
Is waham yg tdk sesuai dg mood, mis. pasien depresi
dg waham kebesaran
13
3. Jalan pikiran
 Inkoherensi (  word salad) :

kalimat sukar ditangkap/dimengerti maksudnya


gabungan kata-kata mjd kalimat yg tidak dpt
dimengerti
 Asosiasi longgar :

pikiran berpindah dari satu subjek ke subjek lainnya


yg tdk berhubungan , bila berat tjd inkoherensi
 Neologisme :

kata-kata baru yg tidak dpt dimengerti oleh orang lain


 Poverty of speech :

pembicaraan yg kuantitasnya menurun & tdk spontan,


terutama tdr dr jawaban yg ringkas & tdk teratur

14
 Irelevansi :
ucapan/jawaban yg tdk sesuai dg pertanyaan atau hal
yg sdg dibicarakan
 Flight of ideas :
verbalisasi yg cepat shg terjadi lompatan /pergeseran
dari satu ide ke ide yg lain
 Tangensial :
subjek pembicaraan menyimpang dari ide atau
pembicaraan & tdk kembali lagi, mungkin
menyimpang atau mengembangkan tema baru
 Mutisme :
menolak untuk berbicara oleh sebab yg disadari atau
tdk disadari

15
 Sirkumstansial :
pembicaraan berputar-putar ke ide yg mendetil dan
tdk perlu, serta tidak cocok sebelum berhubungan dg
ide yg pokok
 Perseverasi :
pengulangan respon yg sama thd berbagai pertanyaan
yg berbeda
 Verbigerasi :
pengulangan secara stereotipi dan sama dari kata-kata,
yg tdk ada artinya

16
 Clouding of consciousness :
tidak sepenuhnya sadar, alert, dan ber-orientasi
terjadi pd kondisi delirium, dementia atau gangguan
kognitif
 Disorientasi / confusion :
gangguan orientasi waktu, tempat, orang

17
 Memori :
kemampuan utk membangkitkan kembali kesan,
pengalaman, dan apa yg sdh dipelajari di masa
lampau, yg menyangkut 3 pokok proses mental
1. registrasi : kemampuan merasakan, mengenal, dan
mengeluarkkan informasi di SSP
2. retensi : kemampuan menahan/menyimpan
informasi yg sdh diregistrasi
3. recall : kemampuan mendapatkan kembali informasi
yg sdh disimpan, atas kehendak

18
 Amnesia :
- ketidakmampuan mengingat secara parsial atau total
pengalaman masa lampau
- mungkin oleh sebab organik, emosional atau
campuran, jangka waktu menyolok & terbatas
- amnesia retrograd : amnesia utk kejadian yg tjd
sebelum waktu tertentu
- amnesia anterograd : amnesia utk kejadian yg tjd
sesudah waktu tertentu
 Hipoamnesia :
penurunan derajat retensi & recall
 Hiperamnesia : kenaikan derajat retensi & recall

19
 Déjà vu :
ilusi atau pengenalan visual ttg situasi baru yg secara
salah dianggap merupakan ulangan dari pengalaman
sebelumnya
 Jamais vu :
perasaan asing thd situasi nyata yg sdh pernah dialami
sebelumnya
 Dementia :
GMO yg ditandai dg tjdnya deteriorasi fs intelektual
yg sdh didapat sblmnya,
- gangguan fungsi sosial, paling menyolok gg memori
- hendaya dlm pemikiran abstrak, pengambilan
keputusan, mengemukanan pendapat, kontrol impuls,
perubahan kepribadian
20
 Psikomotor :
efek kombinasi dari aktifitas fisik & emosional
 Agitasi :
aktifitas motorik yg berlebihan, biasanya tak bertujuan
& ada hub dg ketegangan dlm dirinya, mis. tidak bisa
duduk tenang, gelisah, jalan kian kemari, meremas-
remas tangan, menarik-narik baju, dll
 Agresifitas :
tingkah laku yg kuat & bertujuan yg bisa dlm bentuk
fisik maupun verbal, merupakan reaksi motorik yg
sejalan dg kemarahan & permusuhan

21
 Stupor :
tidak adanya semangat, gerakan spontan/daya gerak,
individu tdk bereaksi & tdk menyadari keadaan
sekitarnya, disebabkan kelainan neurologis /psikiatris
 Katatonia :
sindrom dg tanda khas adanya sikap katalepsi,
stereotipi, mutisme, stupor, negatifisme, automatic
obedience, ekolali dan ekopraksi
 Katalepsi (fleksibilitas serea) :
subjek terpaku pada hampir semua sikap tubuh
abnormal yg diberikan kepadanya (oleh pemeriksa)
 Katapleksi :
hilangnya tonus otot tiba-tiba, menyeluruh &
temporer,bisa diikuti oleh tidur; dpt dicetuskan oleh
berbagai keadaan emosi
22
 Negatifisme :
penentangan thd sugesti atau perintah dari luar, verbal
maupun non-verbal
 Ekopraksi :
menirukan gerakan orang lain secara berulang-ulang
 Manerisme :
aktifitas involunter yg stereotipi & aneh bagi seseorang
- gerakan bertujuan, mis. memberi hormat, bersalaman
- stereotipi : gerakan tdk bertujuan & tdk merupakan
bagian dari gerakan yg mempunyai arah tujuan
 Impulsif :
aktifitas yg tanpa didahului pemikiran/pertimbangan
secara sadar

23
 Afek :
manifestasi keluar dari suasana hati, merupakan tanda
objektif yg dpt dilihat pd pemeriksaan psikiatrik
 Mood :
keadaan suasana hati yg menetap & subjektif
dilaporkan pasien. Ciri khas mood adalah bentuk
emosi yg dilukiskan pasien, mis. sedih, sebang, marah,
dsb
 Dalam menilai afek & mood harus dinilai derajatnya,
intensitasnya (mendalam, datar, tumpul),
perubahannya (stabil, labil), dan keserasiannya dg
situasi maupun isi pikirannya
24
 Euforia :
perasaan sejahtera yg berlebih-lebihan, tdk sesuai dg
kenyataan yg ada. Dpt tjd pd pemakaian obat-obatan,
mis. opiad, alkohol, amfetamin
 Elasi :

keadaan afek yg terdiri dari eforia, percaya diri &


gembira dg kenaikan aktifitas motorik
 Eksaltasi :

elasi yg kuat dg perasaan kebesaran, keagungan,


kemuliaan
 Ekstasi :

elasi yg ekstrim & biasanya berhub dg unsur mistis


dan bersifat pribadi
 Semua peningkatan mood diatas sering tdp pd
keadaan psikotik, tu, gg Afektif, SR, dan GMO
25
 Depresi :
keadaan mental/emosi di bawah normal, muram, hati
yg tawar, kemurungan emosional
 Anxietas (cemas) :
ketakutan, ketegangan, atau ketidaktenangan akibat
kemungkinan bahaya yg akan tjd yg penyebabnya
tidak diketahui, terutama berasal dari intrapsikik
 Fear (takut) :
respon fisiologik & emosional thd sumber bahaya yg
diketahui
 Ambivalen :
emosi, sikap, pikiran atau keinginan yg saling
bertentanga tjd secara simultan, thd orang, objek, atau
situasi tertentu

26
 Afek inapropiate/ tdk serasi :
emosi yd ada tidak selaras dg pikiran atau
pembicaraan yg menyertainya
 Afek labil :
afek yg berubah dg cepat antara berbagai keadaan
emosional , mis. menangis, tertawa, marah
 Afek luas (broad affect) :
afek normal, derajat perasaan secara penuh
diekspresikan
 Afek menyempit constricted affect) :
ekspresi perasaan jelas berkurang, tetapi dlm derajat
yg lebih rendah dibandingkan afek tumpul

27
 Afek tumpul (blunted affect):
ekspresi perasaan sangat berkurang
 Afek datar (flattening affect) :
respon afektif benar2 tdk ada, wajah tdk berubah (spt
topeng), suara monoton, biasa pd SR kronis
 Apati :
kurangnya minat dan keikutsertaan secara emosional
thd keadaan sekitar dirinya
 Mood swing :
perubahan suasana perasaan emosional antara euforia
dan depresi

28
 Permusuhan (hostility) :
keadaan agresif & marah yg menetap dlm jangka
waktu lama di luar proporsi yg seharusnya
 La belle indifference :
inappropiate attitude of calm or lack of concern about one’s
disability, may be seen in patients with conversion disorder

29
 Retardasi mental :
- fungsi intelektual secara umum di bawah normal, yg
bisa tjd pd saat lahir atau berkembang pd masa
kanak-kanak
- belajar, penyesuaian sosial, proses pematangan
terganggu, sering disertai gg emosi
- derajat retardasi umumnya diukur dg IQ (Intelligence
Quotient)

30
 Hipervigilitas :
perhatian berlebihan/terfokus pd semua stimulus
internal & eksternal. Biasa terlihat pd kondisi waham
atau paranoid
 Distraktibilitas :
- ketidakmampuan memusatkan perhatian, tdk
berespon thd tugas yg dihadapi tetapi teralih pd
fenomena yg tdk relevan di lingkungannya
- ketidakmampuan mempertahankan perhatian,
berpindah dari satu topik ke topik lainnya hanya dg
provokasi yg minimal. Bisa tjd pd gg organik,
ansietas, mania, atau SR
31
 Perhatian terutama ditujukan pada keistimewaan atau
keanehan dari penampilan, sampai sekecil-kecilnya
dicatat sehingga orang ketiga akan mudah mengenali
apa yang kita lukiskan tanpa harus melihat pasiennya
 Yang diamati al. :
- pakaian & kerapihan (kebersihan, keserasian, warna)
- sikap & gerakan (langkah, jabat tangan, duduk,
kontak mata, bahasa gerak)
- cacat, ketidakmampuan, deformitas
- ciri khas bicara (artikulasi, tempo, nada, tekanan)
- tanda jenis kelamin (identitas jenis seks mantap atau
membingungkan)
32
- agresifitas
- hubungan dg pemeriksa (pasif, percaya, curiga, keras
kepala, mengambil hati)
- pengaruh thd pemeriksa (kontra-transferensi)
- hubungan thd penyakitnya (primary gain, secondary
gain)

Contoh beberapa penampilan :


 Obsesif-kompulsif : pakaian tdk menarik, cerewet, teliti
& sangat kritis
 Histeria : pakaian menyala, bersolek, seduktif

 Paranoia : memakai kacamata hitam utk


menyembunyikan diri dari pemeriksa & mengamati
dari balik kacamatanya

33
 Skizofrenia : pakaian tdk rapi, kotor, bau badan tdk
enak karena tdk mandi
 Depresi : kemunduran dlm tingkat kebersihan dan
kerapian
 Manik : pakaian & perhiasan menyolok, kombinasi yg
ganjil, bersikap masa bodoh thd pakaian & make-up yg
dipakai

34
 Insomnia : gangguan tidur atau perubahan yg nyata yg
dpt dilihat pd pola tidur. Faktor penyebab al. :
- adanya stres, tekanan pekerjaan, ketidakselarasan
perkawinan
- umur
- gg medik, mis. rasa sakit & ketidakenakan fisik
- gejala lepas obat (alkohol, sedatif)
- gangguan jiwa berat (SR / gg afektif)
 Initial insomnia : kesulitan masuk tidur
 Middle insomnia : bangun tengah malam & dpt tidur
lagi dengan susah payah
35
 Late insomnia : terbangun terlalu pagi & tdk dpt tidur
kembali
 Hipersomnia : jumlah tidur yg berlebihan dg keadaan
bingung saat bangun
 Narkolepsi : episode tidur dlm waktu singkat yg tdk
bisa dikontrol & tjd berulangkali, biasa tjd > 40 th
 Sleep attack : serangan tidur yg tiba-tiba, dlm waktu
pendek (± 15 menit), reversibel, serangan dpt tjd pd
keadaan melakukan aktifitas apa saja. Pasien bangun
merasa segar & mungkin ada periode refrakter 1-5 jam
sblm serangan berikutnya
 Somnabulisme : suatu gangguan tidur dimana tjd
aktifitas motorik (mis. berjalan)

36
Penggolongan gangguan jiwa :
 yg digolongkan adalah gangguan2 yg diderita
seseorang
 seseorang yg menderita gangguan jiwa yg sama,
persamaannya terletak pd ciri2 gangguan jiwa itu,
bukan dlm berbagai hal yg penting
 mereka dpt menunjukkan berbagai perbedaan dlm
banyak hal yg penting
 dpt mempengaruhi hasil terapi

37
Pendekatan ateoritik & deskriptif :
 Mendeskripsikan manifestasi/gambaran klinis
gangguan jiwa tertentu
 Dibuat pedoman diagnosis berdasarkan terdapatnya
gejala2 tertentu (yg esensial)
 Etiologi dan terapi tidak dibahas

Diagnosis yg benar & baku :


 terapi yg tepat

 komunikasi medis antar pakar

 pengolahan data (statistik, epid.)

38
 Hippocrates (500 th SM):
- mania
- histeria
 Emil Kraeplin (1856-1926) & Eugen Bleuler
(1857-1939) :
- psikosa organik
- psikosa endogen  patologi otak (-)
- kelainan kepribadian & beberapa keadaan
reaktif

39
 WHO th 1963 :
membentuk Panitia Penyusun Penggolongan
Diagnosis Gangguan Jiwa
 Th 1965 :
masuk ke ICD-8 (International Classification of
Diseases, 8th revision)

40
 Tahun 1973-1983 :
PPDGJ-I (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia)
 ICD-8

 Tahun 1983-1993 :
PPDGJ-II  ICD-9 & DSM-III

 Tahun 1994-2004 :
PPDGJ III  ICD-10

41
 aspek klinis, kepribadian dan psikososial dinilai secara
komprehensif, mulai PPDGJ-II
 tujuan :
 mencakup informasi yg komprehensif
 membantu dlm perencanaan terapi,
meramalkan outcome/prognosis
 format yg mudah & sistematik :
- mengkomunikasikan informasi klinis
- menangkap kompleksitas situasi klinis
- menggambarkan heterogenitas individual dg dx
yg sama
- memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial”
dlm klinis, pendidikan & penelitian
42
Diagnosis multiaksial terdiri dari :
 AKSIS I
Gangguan klinis
Gangguan lain yg menjadi fokus perhatian klinis
 AKSIS II
Gangguan kepribadian
Retardasi mental
 AKSIS III
Kondisi medik umum
 AKSIS IV
Problem psikososial dan lingkungan
 AKSIS V
Penilaian fungsi secara global
 fungsi psikologis, sosial, okupasional

43
 Pd beberapa jenis gg jiwa tdp berbagai tanda & gejala
yg sangat luas, sedangkan gg jiwa yg lain hanya tdp
tanda & gejala yg sangat terbatas
 disusun suatu hirarki diagnosis
 gg yd tdp dlm hirarki yg lebih tinggi mungkin
mempunyai ciri2 gg yg terletak di hirarki yg lebih
rendah, tetapi tdk sebaliknya
 suatu dx baru ditegakkan setelah kemungkinan dx dlm
blok diatasnya dapat disingkirkan

44
I. Gg Mental Organik & Simptomatik (F00-F09)
Gg Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-F19)
Ciri khas :
etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder
II. Skizofrenia, Gg Skizotipal, & Gg Waham (F20-F29)
Ciri khas :
gejala psikotik, etiologi organik tdk jelas
III. Gg Suasana Perasaan (Mood/Afektif) (F30-F39)
Ciri khas :
gejala gg afek, (psikotik & non-psikotik)
45
IV. Gg. Neurotik, Gg Somatoform, & Gg Stres (F40-48)
Ciri khas :
gejala non-psikotik, etiologi non-organik
V. Sindrom Perilaku yg Berhubungan dg Faktor
Fisiologis & Faktor Fisik (F50-59)
Ciri khas :
gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik
VI. Gg Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-69)
Ciri khas :
gejala perilaku, etiologi non-organik
VII. Retardasi Mental (F70-79)
Ciri khas :
gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
46
VIII. Gejala Perkembangan Psikologis (F80-89)
Ciri khas :
gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
IX. Gg Perilaku & Emosional dg Onset Masa Kanak &
Remaja (F90-98)
Ciri khas :
gejala perilaku/emosional, onset masa kanak
X. Kondisi Lain yg Menjadi Fokus Perhatian Klinis
mis. - parkinsonisme sekunder
- non-compliance
- malingering
- child abuse, dll

47
1. Gangguan F0 Gangguan
mental organik dan mental organik
Gangguan simtomatik termasuk
mental Gangguan mental
simtomatik
organik 2. Gangguan akibat F1 Gangguan mental
alkohol dan obat/zat dan perilaku akibat
penggunaan alkohol
dan zat psikoaktif
lainnya
1. Skizofrenia dan F2 Skizofrenia,
gangguan yang gangguan skizotipal
Gangguan terkait dan gangguan
waham
mental
2. Gangguan afektif F3 Gangguan suasana
psikotik* perasaan (mood
[afektif]) 48
Gangguan 1. Gangguan Neurotik * F4 Gangguan Neurotik,
gangguan somatoform
neurotik dan dan gangguan yang
gangguan berkaitan dengan stres
2. Gangguan F5 Sindrom perilaku
kepribadian kepribadian dan yang berhubungan
perilaku masa dewasa dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik

F6 Gangguan
kepribadian dan perilaku
masa dewasa

Gangguan masa 1. Retardasi mental * F7 Retardasi mental

kanak, remaja
dan 2. Gangguan masa F8 Gangguan
perkembangan kanak, remaja dan
perkembangan *
perkembangan
psikologis
F9 Gangguan perilkaku
dan emosional dengan
onset pada masa kanak
dan remaja
49
50

Anda mungkin juga menyukai