Patofisiologi : the ominous octet (8 organ yang berperan dalam pathogenesis hiperglikemia pada
DM tipe2
o sel beta pancreas berfungsi untuk menghasilkan insulin (meningkatkan uptake
glukosa di perifer) ketika diagnosis DM tipe II ditegakkan, fungsi sel beta sudah
sangat berkurang
o sel alfa menghasilkan glucagon (meningkatkan gula darah) pada orang DM, terjadi
peningkatan glukogon yang menyebabkan produksi hepatic glucose production
meningkat
o hati akibat terjadi resistensi insulin di berbagai organ, salah satunya hati,
menyebabkan hepar melakukan gluconeogenesis (produksi glukosa dari baha. n non
karbohidrat). Hal ini menyebabkan HGP (hepatic glucose production) meningkat di
dalam darah pada DM tipe II
o Otot terjadi gangguan transport dan uptake glukosa di level sel di otot, sehingga gula
darah tinggi, sel otot tidak mendapat makanan.
o Usus efek incretin di usus menurun. Incretin effect ini dibantu oleh 2 hormon yaitu
GLP-1 (glucagon like peptide) dan GIP (gastric inhibitory peptide). Fungsi kedua
hormone ini adalah untuk memicu respon insulin dari glukosa yang diingesti. Incretin
dapat dipecah oleh DPP4.
Pada DM tipe II terjadi penurunan efek incretin.
o Sel lemak akibat adanya efek resistensi insulin berupa efek antilipolisis, terjadi
lipolysis pada jaringan lemak yang menyebabkan FFA meningkat. FFA yang meningkat
memicu terjadinya gluconeogenesis
o Ginjal gula yang difiltrasi di ginjal akan diserap kembali 90% oleh SGLT-2 receptor di
tubulus convolutes proksimal, lalu akan diserap lagi di SGLT-1 receptor
o Otak terjadi kondisi hyperinsulinemia pada otak orang obese baik yang Dm ataupun
non DM.
Diganosis DM
o HbA1c >=6,5
o Gula darah puasa >=126
o Gejala klasik + GDS >=200
o GD2PP >=200
Prediabetes
o HbAqc 5.7-6.4
o Toleransi glukosa terganggu
Jika GDS tidak memenuhi syarat diabetes, tp OGTT 140-199
Jika GDP tidak memenuhi syarat diabetes, tp OGTT 140-199
o Gula darah puasa terganggu
Jika GDP tidak memenuhi syarat diabetes, tapi OGTT normal <140
Jika GDS tidka memenuhi syarat diabetes, tapi OGTT normal <140
Kelompok risiko tinggi DM pemeriksaan glukosa tiap 3 tahun jika normal, tiap 1 tahun jika
prediabetes
1. BMI >=23 kg/m2 disertai 1 atau lebih
a. Akitvitas fisik kurang
b. Firs degree relative DM
c. Hipertensi
d. HDL <35, dan atau TG >250
e. Perempuan yang melahirkan bayi dengan BBL >4 kg
f. PCOS
g. Obesitas berat
h. Riwayat prediabetes
i. Riwayat penyakit kardiovaskular
2. Usia >45 tahun
Anamensis
o OLDCART terkait keluhan (kalau baru : gali tentang gejala khas dm yaitu poli uri-vagi-
dipsi, hipoglikemia dan hiperglikemia. jika sudah kronis, gali terkait micro dan
macroangioapti seperti kebas di ekstremitas, rabun penglihatan, lemas, nyeri dada,
perot pelo)
o Onset dm sejak usia berapa
o Pola makan, status nutrisi
o Aktivitas fisik
o Pengobatan yang digunakan dosisnya, cara menggunakannya, perencanaan makan
(3J), program aktivitas fisik
o Pengobatan yang sebelumnya digunakan
o Pengobatan penyakit lain
o Riwayat/gejala komplikasi akut
1. hipoglikemia (trias whipple yaitu gejala hipoglikemia, low plasma glucose,
membaik dengan pemberian glukosa) seperti lemas, pusing setelah minum obat
DM
2. DKA mual muntah, Riwayat pemakaian obat DM yang tidak teratur, ada
infeksi,
3. HHS koma, kebas di ekstremitas, dehidrasi berat
o Riwayat komplikasi kronis
1. Retinopati pandangan rabun, seperti melihat tirai (ablasio retina)
2. Nefropati lemas, pipis sedikit, bengkak
3. Neuropati kebas kebas di ekstremitas
4. Cad nyeri dada saat aktivitas
5. Stroke
6. Ulcer ada luka yang tidak sembuh
o Faktor risiko : merokok, hipertensi, obesitas, acs
o RPK
Pemeriksaan fisik
o TTV
o Px mata
o Pemeriksaan ekstremitas lihat adanya kelainan vascular, neuropati, deformitas, luka.
Penilaian sensoris 2 normal, 1 hipoestesia atau hyperalgesia, 0 anestesia
o Px jantung
Px penunjang
o HbA1c, GDS, GD2PP
o Profil Lipid
o Tes fungsi ginjal (nefropati)
o Tes fungsi hati
o Funduskopi
Tatalaksana DIET
o Diet tepat 3J jadwal, jenis, jumlah
o Hitung BBI 90% x (TB-100) x 1 kg atau kalo tingginya kurang dari 160 untuk lakilaki,
dan kurang dari 150 buat perempuan, pakai rumus 100-TB x 1 kg
o Total kalori BBI x 25-30 kkal/ hari. Biasanya untuk wanita 1000-1200 kkal, dan laki
laki 1200-1600 kkal, jika kurang dari itu tidak dianjurkan
o Penambahan dan pengurangan kalori harian tergantung dari
1. Usia semakin bertambah usia, akan semakin turun kecapatan
metabolismenya. Mulai usia 40-59 tahun kurangi 5%, 60-69 tahun kurangi 10%,
>=70 kurangi 20%
2. Aktivitas fisik
Pada keadaan istirahat + 10%
Keadaan aktivitas ringan (melakukan pekerjaan rumah, gruu, pegawau
kantor) + 20%
Keadaan aktivitas sedang (kuliah, pekerja industri ringan, militer yang
tidak perang) + 30%
Keadaan aktivitas berat (atlit, buruh) + 40%
Aktivitas sangat berat (tukang becak, petani) + 50%
3. Stress metabolic misal sedang sakit, sepsis + 10-30% tergantung dari
beratnya stress metabolic
4. BB tergantung dari beratnya obesitas, biasanya dikurangi 20-30%, kalo kurus
ditambah
o Karbohidrat 45-65% dr kebutuhan kalori. Dianjurkan gula yang indeks glikemiknya
rendah dan kompleks (sehingga lebih sulit dan lama dicerna di usus sebagai
monosakarida)
o Lemak 20-30%, lemak jenuh bolehnya <7%, sisanya adalah lemak tak jenuh. Hindari
daging berlemak dan susu fullcream
o Protein 10-20%. Pada pasien DM dengan CKD yang belum diHD, kurangi jadi 0.6-0.8
gram/kgBB, kalau sudah HD jadi 1-1.2 gram/kgBB
o Natrium <2300 mg/hari
o Serat diperbanyak, 20-35 gram
Olahraga untuk meningkatkan sensitvitas insulin di perifer
Prinsip CRIPE continues, ritmis, interval, progresif, endurance
o Jenis aerobic, boleh Latihan resistens 2-3 kali/minggu
o Durasi 30-45 menit
o Frekuensi 3 kali/minggu, dengan jeda tidak boleh lebih dari 2 hari berurutan
o Intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal). Denyut jantung maksimal 220-
usia
Obat Antidiabetik SUntik INSULIN
o Indikasi pemakaian insulin :
Indikasi absolut : DM tipe 1
Indikasi Relatif :
HbA1c >9 dan dekompensasi metabolic
GDP >250, GDS > 300
Penurunan BB yang cepat
Pernah mengalami KAD atau HHS
Gagal terapi OAD setelah 3-6 bulan evaluasi
Alergi terapi OAD
Keadaan khusus : hamil, stress metabolic, MI, operasi besar, stroke, infeksi
sistemik
Gangguan ginjal dan hepar
o Pemakaian insulin pada kondisi tertentu
Ibu hamil lebih dianjurkan menggunakan human insulin karena sudah
terbukti aman
Penyakit kronis ginjal dibutuhkan kendali glikemik dengan insulin kerja
pendek, msekipun dapat menyebabkan hipoglikemia.
Penyakit hepar kronis insulin kerja pendek, human insulin. Antibody dari
human insulin bisa berdiam di dalam sel Kupfer dan bisa memicu inflamasi
lanjutan pada hepar
Steroid human insulin harus disesuaikan dosisnya dengan penambahan atau
pengurangan steroid. Dianjurkan memakai OAD + insulin long acting. Jika tidak
berhasil bisa pakai premixed insulin
Manula lebih dianjurkan premixed insulin karena mudah digunakan dan
frekuensinya hanya 2 kali sehari. Perlu adanya pemantauan ketat terhadap
hipoglikemia
o Penentuan dosis dan pemakaian tipe insulin (optimal GDP 90-130, <90 hipoglikemia,
>130 hiperglikemia) pasien rawat jalan
Dimulai dengan insulin basal 0,1-0,2 U/kgBB/hari (10U) + OAD.
Penyesuaian : ditambah 2-4 U setiap 1-2 minggu hingga GDP tercapai
Ada hipoglikemia turunkan 4 U dari dosis awal
Jika GDP optimal tidak tercapai ATAU dosis insulin basal >0,5/kgbb/hari/, bisa
ditambah dengan 1 injeksi insulin kerja cepat sebelum makan besar ATAU
diganti dengan insulin premixed 2 kali ATAU >=2 injeksi insulin rapid sebelum
makan
Insulin kerja cepat 4 U atau 0,1U/kgbb/kali, atau 10% dari dosis insulin basal.
Penyesuaian 1-2U 1-2 minggu. Turunkan 2-4 U jika hipoglikemia
Premixed dosis 0,1-0,2 U/kgbb/hari atau 10 U, dibagi 2/3 siang dan 1/3 malam
(untuk mencegah hipoglikemia nocturnal), penyesuaian : 1-2 U dalam 1-2
minggu, penurunan 2-4 U
o Penentuan dosis dan pemakaian tipe insulin (optimal GDP 90-130, <90 hipoglikemia,
>130 hiperglikemia) pasien rawat inap
Sasaran kendali glikemik
Pasien kritis : 140-180
Pasien non kritis : sebelum makan 100-140, setelah makan <180
Kebutuhan insulin bisa secara IV kontinu, atau subkutan, bisa juga
ditambahkan dengan insulin prandial dan koreksional
Insulin Harian Total 0,5-1 U/kgbb, lebih rendah pada 0,3 U/kgBB
Insulin basal 40-50% dari insulin harian total
Insulin post prandial disesuaikan dengan jumlah makanan
Insulin prandial 10-20% dari IHT
Pasien DM
Rawat Inap
Dengan Tanpa
memerlukan regulasi gula
kegawatan Kegawatan darah pada :
DM DM - tidak terkontrol dengan OAD
- memakai steroid
- persiapan operasi
- DM gestasional
- keadaan yang mengganggu
insulin
Sliding scale pemberian insulin dinaikkan secara progresif saat malam hari atau sebelum makan,
berdasarkan kisaran sasaran glukosa darah yang sebelumnya ditentukan.
Retinopati DM
Patofisiologi : dikarenakan terdapat kerusakan endotel, kerusakan RBC, platelet
lebih lengket, terjadi penyumbatan mikrovaskular yang menyebabkan ischemia
pada beebrapa bagian retina
Gejala dan FR :
1. Penglihatan buram
2. Lebih sering biasanya pada wanita
3. Gula darahnya tidak terkontrol
4. Ada hipertensi
Klasifikasi :
Edukasi
o Tindak lanjut : pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal setiap 3 bulan, cek HbA1c tiap 3 bulan,
profil lipid tiap 1 tahun
o Rutin cek gula darah sendiri
o Olahraga minimal 3 kali seminggu, seperti jogging, bersepeda. Jangan lupa sebelum
olahraga cek gula darah terlebih dahulu
o minum obat yang teratur
o jika memakai insulin disuntikkan sesuai dengan porsi makan. Jadi jika puasa tidak perlu
suntik
o Jika obat diminum sebelum makan segera makan, jangan ditunda untuk menghindari
hipoglikemia
o jika ada gejala gula darah rendah lemas, pusing, pucat makan gula seperti permen
atau air gula 1 gelas air + 2-3 sendok gula
o makan terjadwal dan dihitung kalorinya
o kendalikan faktor risiko lain :
Tekanan darah dibawah 140 / 90
BMI normal 18.5-23
GDS <180
GDP 80-130
HbA1c <7
LDL <100
HDL >40 dan >50
TG <150
DM dan Hipertensi
o >120/80 MGH
o >140/80 memakai obat ARB/ACEI/Diuretik