Anda di halaman 1dari 31

BAhan Belajar Psikiatri/Jiwa

- Diagnosis multiaksial

Aksis V  menilai dari fungsi sosial, pekerjaan, dan perawatan diri. Jika ketiganya terganggu 
gangguan berat, jika 2 dari 3  sedang, 1 dari 3  ringan
- Gangguan Mental organic (F00-F09)
o Gg mental yang berkaitan dengan kondisi medik atau penyakit
o Gejala
 Gg fungsi kognitif  misal pada dementia
 Gg sensorium  penurunan kesadaran, paling sering pada Delirium, Gg
perhatian  3P yaitu pemusatan, pertahanan, dan pengalihan perhatian
 Sindrom menonjol  bisa ada gg persepsi (halusinasi), isi pikir
(waham/delusi), serta gangguan mood dan afek
o MMSE  alat skrining dementia
 24-30  normal
 19-23  mild cognitive impairment, PRE DEMENTIA, mild cognitive impairment
 10-18 
o Demensia 
 Gejala : banyak melihat masa lalu (memori), marah/irritable
 tanda :
 progressif kronik >6 bulan + gg higher function + gg kognitif multiple +
gangguan fungsi eksekutif (fungsi harian terganggu) + TIDAK ada gg
kesadaran
 pseudodementia  adanya penurunan kognitif pada pasien dengan gg
psikiatri, SERING pada DEPRESI

Tipe tipe Demensia

 Demensia Alzheimer (temporoparietal) TIDAk disebabkan underlying


disease, paling banyak
 onset bertahap, kemunduran lambat. Early onset <65 tahun, late
onset >65 tahun
 etiologic : genetik, ketidakseimbangan neurotransmitter asetilkolin
dan norepinefrin.
 Stage
o Stage preklinik  asimptomatik, FR (+), adanya akumulasi
beta amyloid dan hiperfosforilasi protein Tau.
o Stage prodromal  Mild Cognitive Impairment, adanya
gangguan memori atau gg kognitif lain yang terlihat, namun
ADL TIDAK TERGANGGU
o Syndromal Stage  ADL sudah terganggu
 Patologi anatomi : neurofibrillary tangle, beta amyloid plak
 CT scan : atrofi lobus dan pembesaran ventrikel
o Mild : hippocampus mengecil, ventrikel sedikit melebar
o Severe : semua lobus mengecil, atrofi hippocampus,
pembesaran ventrikel parah
 Dementia vascular  onset mendadak, riwayat penyakit cerebrovascular
 CT scan : gambaran stroke atau edema
 Dementia lewy body  ada gejala PARKINSONISM yang dominan
 Atrofi substansia nigra
 Dementia frontotemporal/ Pick Disease . Ada gg emosi, kebijaksanaan,
cenderung berkata vulgar
 CT scan: atrofi selektif pada lobus temporal dan frontal
 Penyakit Creutzfelt-Jacob  demensia progresif yang merusak, penyakit
pyramidal dan ekstrapyramidal, dengan mioklonus, EEG trifasik
 Penyakit Huntington  Gerakan koreiform, demensia, riw. Keluarga
huntington
o Terapi : 1st line : donepezil 5mg/hari, 2nd line : rivastigmine dan piridostigmine
- Delirium  gg kesadaran, gg kognitif, aku dan fluktuatif
o Gejala : minimal 5 dari di bawah ini
 Gg kesadaran : Kesadaran berkabut (agitas, ngamuk)
 Gg perhatian : 3P
 Gg kognitif : Disorientasi, gg persepsi
 Gg psikomotor : hipo/hiperaktivitas
 Gg siklus tidur – bangun : insomenia, gejala memburuk di malam hari
 Gg emosional : depresi, anxiety, mudah pmarah
 Gg dalam waktu yang singkat
 Halusinasi auditroik dan fluktuatif (setelah agitasi, pasien lemas)
 Terdapat gg medis umum yang mendasari (tifoid, DM, hiperpireksia, KLL)
o Terapi :
 Jika masih bisa peroral  haloperidol 0,5mg/4-6 jam, maksimal 10 mg/hari,
pada lansia 3 mg/hari
 jika gaduh gelisah  Haloperidol HCl 2.5mg, dapat diulang tiap 30 menit,
maksimal 10 mg, pada lansia 5 mg
 HINDARI BENZODIAZEPIN KECUALI PADA DELIRIUM AKIBAT ALKOHOL
 Bila ada gejala NMS atau tidak merespon haloperidol  berikan lorazepam 1-
2 mg PO (tidak punya metabolit aktif)
o Terapi untuk kondisi khusu
 Hipoglikemia  Thiamin HCl 100mg IV, D50% 50 cc
 Hypoxia / anoxia  oksigenasi
 Alcohol/sedative withdrawal  thiamine, IV glukosa, Magneisum Fosfat,
 Wernicke encephalopathy (Beri Beri)  thiamine HCl 100mg IV

- Gg mental dan perilaku akibat alkohol dan zat psikoaktif (F10-F19)


o Intoksikasi  penggunaan dosis berlebih, lalu muncul gejala
o Withdrawal  gejala muncul akibat penghentian obat secara mendadak, efek
berlawanan dari intoksikasi
o Abuse  penggunaan zat tidak sesuai budaya dan ada konsekuensi medis, psikologis,
dan sosial, gak harus ada gejala intoksikasi atau withdrawal

o
o Jenis obat
 Stimulant MAKaN KoM (MDMA, Amfetamin, Kafein, nikotin, Kokain,
Methamfetamin)  gejala naik naik (semangat, takikardi, midriasis, agitasi)



 Intok : supportif (atasi demam, takikardia, dan agitasi psikomotor)
 Withdrawal : bromokriptin 0.625-2.5 mg PO 3x1
 rokok :
o nikotin replacement therapy
o bupropion, 150mg/hari dalam 3 hari pertama, selanjutnya
2x150mg 7-12 minggu
o buspirone,
o vareniklin tartrat 2x1mg PO 12 minggu
 Halusinogen  gejala halusinasi. Lisa makan Ganja + Jamur (LSD, Ganja, Jamur)
 Intoks : supportif
 Benzo/depressan (ALBENBOSK Alkohol, benzo ,barbiturate, opioid, solver,
kanabis).
 Gejala : turun turun (tenang. Slurred speech, inkoordinasi, stupor)


 Kanabis/ganja dan Alkohol  masuk depressan
 Kanabis masuk ke depressan dan halusinogen, jika gak disebutin dosis
tinggi atau rendah maka masuk ke keduanya.
 Terapi
o Intoks : flumazenil 0,2 mg IV, bisa diulang per menit, maksimal
5 kali
o W : fenobarbital 3x60mg
o Intoksikasi Barbiturat : sodium bikarbonat
o
 Opioid = pinpoint pupil, needle track marks
 Morfin heroin tramadol codein
 Gejala : pinpoint pupil, depresi nafas, konstipasi
 membedakan gejala
withdrawal opioid dengan intoksikasi stimulant  adanya gejala
lakrimasi dan rhinorreha pada withdrawal opioid
 Intoks : nalokson 0,4-2 mg IV
 W : metadon 20-30 mg/hari SD
 Alkohol

 Intoksikasi ethanol: inj thiamine 100mg IV u/ profilaksis


encephalopathy Wernicke. Jika gelisah : haloperidol HCl 5mg IM, dapat
diulang 30 menit.
 Intoksikasi methanol : dengan ethanol dulu atau berikan fomepizole
dan hemodialisis jika kadar alkohol >20mg/dL
 Jika hipoglikemia  D40% 50 cc
 withdrawal alkohol 
o Wernicke COAT RACK
o
confobulasi  made up stories to fill memories gap
o Withdrawal alkohol Delerium Tremens, terutama pada
withdrawal ethanol
 Gejala : muncul 3-10 hari setelah konsumsi alkohol,
profound global confusion, sympatic overdrive (gejala
naik naik), halusinasi auditori dan visual, dan
cardiovascular collapse

 Terapi
o Chlordiazepoxide 4x25-100mg PO, dikurangi 20% setiap 5-7
hari
o Multivitamin  tiamin 4x100mg PO dan asam folat 4x1 mg 
mencegah wernicke Korsakoff syndrome
o Fenobarbital  diberikan jika dengan diazepam 200mg belum
membaik, 10mg/kgbb IV selama 1 jam
- Skizofrenia (F20.
o Minimal 1 gejala yang MENONJOL, Onset MINIMAL 1 bulan
 Thought of echo (memikirkan satu hal saja, berulang ulang), Thought of
insertion/withdrawal , Thought of broadcasting
 Halusinasi auditorik
 Waham
 Delusi  delusion of control (rasa sesuatu mengendalikan dia), influence,
passivity (tidak berdaya), perception (mistik, magic)
o Atau Minimal 2 gejala :
 Halusinasi non auditorik
 Gangguan arus pikir  terputus, sisipan, inkoherensi (bentuk berat asosiasi
longgar, distorsi tata Bahasa), neologisme, asosiasi longgar
 Perilaku katatonik, fleksibilitas serea, negativitsme, mutisme, stupor
 Gejala negative : apatis, tidak mau bicara, tidak mau bergaul
o Tipe
o
o Depresi post skizofrenia  gejala depresi menonjol (3A) setelah sembuh dari skizo
selama 1 tahun. Afek sesuai
o Skizo residu  ada gejala negative pada pasien dengan skizo minimal 1 tahun, gejala
skizonya masih sangat menonjol.
o Skizo simpleks  gejala skizo negative saja sejak dulu, tidak didahului dengan gejala2
skizo sebelumnya (halusinasi dan waham). Tidak ada diagnosis skizofrenia sebelumnya
o Skizo herbe  usia muda 15-20 tahun

o
o Ddx :
- Gg psikotik akut (F23)
o Gg polimorfik psikotik akut tanpa gejala skizo  ada waham halusinasi yang
intensitasnya berubah ubah (misal ada halu auditorik, berubah jaid visual, berubah jadi
waham kejar),
o Polimorfik psikotik akut dengan gejala skizo  mirip dengan skizofrenia, memenuhi
gejala yang memenuhi skizofrenia. Jika lebih dari 1 bulan  skizofrenia
o Sikotik akut lir skizo  onset <2 minggu, ada gejala skizo di bsebagian besar waktu
o Psikotik akut lainnya dengan predominan waham
o Gg skizoafektif  muncul gejala skizofrenia dulu, baru gangguan afektif, atau
berbarengan
o Terapi  menghambat kerja dopamine (karena psikosis akibat kelebihan dopamine)
 APG 1 : D2 reseptor antagonis untuk gejala POSITIF, EPS lebih dominan
 APG 2 : D2 dan 5HT2 reseptor antagonis  untuk gejala NEGATIF, EPS rendah,
namun bisa menyebabkan gg metabolic hiperprolaktinemia, ginekomastia


o Terapi pada agresivitas dan perilaku kekerasan pada pasien psikotik
 Singkirkan kemungkinan penyebab organic
 Restrain adalah pilihan terakhir
 Pasien kooperatif
 Haloperidol 2-3 kali 2,5-5 mg, maksimal 15 mg (pada usia 6-18 tahun
maksimal 10 mg, 2 kali 0,5-2,5 mg),
 Bisa dikombinasi haloperidol + lorazepam atau diazepam
 Klorpromazin 100mg, maksimal 400mg
 Bila tidak kooperatif
 Haloperidol 5 mg IM, diulang 30 menit maksimal 30 mg + diazepam 10
mg IM
 Klorpromazin 25-50 mg IM, diulang 1-4 jam, maksimal 200mg.
o Efek samping :
 Katarak  quentiapin
 Hiperprolaktinemia  risperidone, haloperidol
 Haloperidol  EPS/tardive dyskinesia, peningkatan prolactin
 Klozapin  abnormalitas glukosa dan lipid  BB naik, efek samping
antikolinergik, Agranulostiosis, miokarditis, menurunkan ambang kejang
 Chlorpromazine  hipotensi ortostatik, menurunkan ambang kejang
 EPS
 Akatisia
 Dystonia akut  kaku, spasme akut, sering pada otot2 mata
 Tardive dyskinesia  Gerakan mengecap mulut,
 Parkinsonism  gejala TRAP
 SNM sindrom neuroleptic maligna  emergency  gg kesadaran, gg
autonomy, spasme otot berat, hiperpireksia. Terapi : stop obat, berikan
dantrolene atau bromokriptin


 Tardive diskinsesia  diberikan THP
 Parkinsonism  akut : diberikan parasimpatolitik (atropine sulfat) + inj
benzodiazepin
 Sindroma Neuroleptik Maligna  ada gg autonomy
 Paling utama  benzodiazepine  diazepam 10mg/kgbb/hari
 Dantrolene 1-2,5 mg/kgbb IV
 Bromokriptin (dopamine agonist)  2.5 mg / 6-8 jam, via NGT
 Amantadine (domapiminergik, antikolinergik) 100mg PO
- Gangguan Afektif
- Episode Manik (F30.x)
o Diagnosis : keadaan afek yang meningkat, ekspresif, atau irritable MINIMAL 1 minggu
+ minimal 4 gejala di bawah
o Gejala naik naik :
 Peningkatan aktivitas (kerja, sosial, seksual)
 Lebih banyak bicara
 Flight of ideas
 Grandiosity (harga diri melambung)
 Berkurang kebutuhan tidur
 Mudah teralih perhatian
 Keterlibatan dalam kegiatan yang risiko tinggi
o Hipomanik (F.30.0)  onset <1 minggu, berlangsung 4 hari, gejala lebih ringan
dibandingkan manik, tidak ada impairment pd fungsi sosial atau pekerjaan, tidak
butuh ranap
o Manik tanpa gejala psikotik (F.30.1)  onset 1 minggu, gejala berat , ada impairment
pd fungsi sosial atau pekerjaan, butuh ranap
o Manik dengan gejala psikotik (F30.2)  ada gejala psikotik, waham kebesaran (+)
o Terapi :
 Akut  lithium + antipsikotik atau as valproate + antipsikotik
 Long term  lithium carbonat (Frimania) 250-500mg/hari
 Antipsikotik  haloperidol 4.5 – 15 mg / hari
 As valproate  3x250 mg/hari

o Efek samping lithium 


-
-
- Bipolar (F31)
o Gangguan 2 episode mood yang berubah
o Gejala :
 Ada 2 episode peningkatan dan penurunan afek, waktu manik lebih pendek (2
minggu – 4 bulan) dari depresi (rata2 6 bulan)
 Ada episode penyembuhan sempurna di antaranya
 Episode manik yang berulang
o Tipe
 Bipolar Tipe 1 dapat mencapai mania  bisa mencapai depresi dan mencapai
manik,
 Bipolar Tipe 2 tidak dapat mencapai mania  mencapai depresi tapi TIDAK
mencapai manik, hanya HIPOMANIK
 Tipe 3 campuran keduanya  perubahan depresi dan hipomania/manik
sangat cepat, sama sama menonjol, minimal 2 minggu
o Diagnosis bipolar berdasarkan episode kininya apa
 F30.0  gg afektif bipolar kini hipomanik
 F30.1 gg bipolar kini manik tanpa gejala psikotik
 F30.2 gg bipolar kini manik dengan gejala psikotik
 F30.3 gg bipolar kini depressif ringan sedang
 F30.4 gg bipolar kini depresif berat tanpa gejala psikotik
 F30.5 gg bipolar kini depresif berat dengan gejala psikotik
 F30.6 gg bipolar kini campuran
 F30.7 gg bipolar episode kini dalam remisi  tidak ada gg afektif yang nyata
selama beberapa bulan terakhir
o Terapi :
 DOC 1st : mood stabilizer lithium carbonat 900/2400 mg/hari : 2-4 dosis,
lamothrigin 12.5-25 mg/hari, naik setiap 2 minggu sampai 200mg
 DOC 2nd : divalproat,
 Tergantung episode kininya. Jika depresi  TCA,, jika manik  + APD atipikal
haloperidol, jika rapid cycling/campuran  double mood stabilizer
- Episode Depresi
o Gejala utama 3A  afek depresi, anhedonia, anergif  MINIMAL 2 minggu
o Klasifikasi
 Ringan : 2 mayor 2 minor, >2 minggu dengan atau tanpa gejala somatik
 Sedang : 2 mayor 3 minor, >2 minggu, dengan atau tanpa gejala somatik
 Berat 3 mayor 4 minor, > 2minggu, namun jika gejala berat boleh ditegakkan
<2 minggu
 Episode berat dengan gejala psikotik : depresi berat + waham, halusinasi, atau
stupor depresif
 Waham bersalah : ide tentang dosa atau malapetaka dan pasien
merasa bertanggung jawab akan itu
 Halusinasi : halusinasi auditor, suara menghina atau menuduh
 Stupor depresif : diam mematung, tidak turun dari tempat tidur, tak
acuh, menolak makan dan bicara, buang air harus dibantu
 Depresi berulang :
 merupakan episode berulang dari episode ringan/sedang/berat, masing
masing rata2 lamanya 6 bulan, tapi frekuensi lebih jarang daripada
bipolar.
 Tidak ada riwayat peningkatan afek/hiperaktivitas tapi MUNGKIN ada
hipomania
 Pemulihan biasanya sempurna tapi bisa menetap di usia lanjut

o Terapi
 Kombinasi antara obat + psikoterapi  paling tepat dan bagus
 1st line  SSRI fluoxetine 20 mg, sertraline 50-100 mg, citalopram 20mg
 2nd line  trisiklik (amitriptilin)
 3rd line  golongan tetrasiklik (maprotiline, mianserin), golongan atyipical
antidepressant (trazodone – SARI, mirtazapine, venlafaxine-SNRI), MAOI
 Amitriptilin lebih dipilih untuk keluhan INSOMNIA atau GEJALA FISIK
MENONJOL (pegal, nyeri tubuh)
 SSRI  dipilih jika TIDAK ADA KELUHAN INSOMNIA
 ECT  Jika ada keinginan bunuh diri, walaupin sudah kombinasi
antidepressant dengan dosis maksimal
 Kondisi khusus : TCA menyebabkan gg konduksi jantung, hipotensi orthostatic.
Jika ada riwayat penyakit jantung  SSRI citalopram atau sertraline.
 SSRI  fluoxetine 1x20mg (pagi hari), sertraline 1-2x50mg
 TCA  amitriptilin 3x25 mg (75-150mg/hari), imipramine (idem),
clomipramine (idem)
 Teterasiklik antidepressant  maprotiline 75-150mg/hari, amoxapine 200-
300mg/hari,
 Atypical Antidepressan  Trazadon 100-200mg/ hari (sediaan 50-150 mg),
mirtazapine 30mg
 SNRI  duloxetine 30-60mg, venlafaxine 75-150mg
 MAOI
o Side effect
 Traza-BONE  trazadone menyebabkan priapismus

o
o
- Gangguan suasana perasaan menetap
o Siklotimia  depresi ringan dan hipomanik ringan, minimal 1 atau 2 tahun
o Distimia  afek depresi minimal 2 tahun
- Gangguan Waham/Delusional Disorder
o diagnosis
 Terdapat >=1 delusi minimal 1 bulan
 Tidak memenuhi kriteria skizofrenia
 Tidak mempengaruhi kehidupan pasien
 Tidak terkait dengan konsumsi zat
o
o Gangguan waham menetap (F22)  waham menonjol, menetap > 3 bulan. Tidak ada
halusinasi
o Gangguan waham terinduksi (F24)  2 atau lebih mempunyai system waham yang
sama, hubungan dekat, 1 orang menginduksi yg lain
-
- Fobia (F.40)  <6 bulan
o Pencetus : situas atau objek yang jelas, dianggap berbahaya, sehingga dihindari atau
dihadapi dengan rasa takut / terancam
o Agoraphobia cemas saat di tempat atau situasi dimana sulit untuk menyelamatkan
diri, mencakup saat di luar rumah sendiri, di keramaian, bepergian dengan angkutan
umum
o Fobisa sosial  ketakutan berlebih akan dipermalukan, ketakutan akan penilaian orang
terhadap dirinya , biasanya ketika sedang berada di situasi sosial seperti berbicara
depan umum, berkemih ke toilet umum, makan di tempat umum.
o Fobia spesifik (f40.2)

o Terapi :
 Psikoterapi untuk desensitisasi.
 CBT  mengubah cara berpikir dan emosi yang dirasakan oleh pasien
 BT  systematic desensitisasi. Pasien diexpose dengan ketakutannya
dimulai dari yang paling tidak ditakuti – dinaikkan tingkatannya]
o
 Insight-oriented therapy  terapi dengan cara memahami apa yang
diekspresikan dan dirasakan
 Family therapy  dengan bantuan keluarga
 jika tidak berhasil pakai farmakoterapi
 Lni 1  SSRI  fluoxetine 20mg, sitalopram 20mg, sertraline 25-
200mg
 Lini 2  antikolinergik (imipramine, mirtazapine), short acting benzo
(alprazolam)
 Agoraphobia  SSRI, TCA, benzodiazepine
 Fobia sosial : SSRI, SNRI
 Fobia spesifik : short acting benzo (lorazepam, alprazolam)
- Gangguan Panik
o Berhubungan dengan hipersensitivitas seratogernic receptor
o Diagnosis : paling tidak 1 bulan terdapat beberapa kali serangan anxietas berat
(minimal 2 kali) dengan ciri :
 Panik ditegakkan sebagai diagnosis utama apabila TIDAK ADA gg cemas fobik
 Dalam keadaan yang relative tidak bahaya
 Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau diduga (expected dan
unexpected pannick attack)
 Diantara serangan ada periode bebas panik
 Mengganggu aktivitas sehari2
o Serangan panik  gejala neurosis muncul TIBA TIBA dan sebelumnya gak ada gejala
tersebut. Bisa yang expected dan unexpected.
o Terapi
 Akut : benzodiazepine short acting (midazolam)
 Lini 1  SSRI fluoxetine, sertraline, escitalopram
 Lini 2  Antipanik trisiklik (klomipramin, imipramine), benzodiazepine short
acting u/sedasi (alprazolam)
 Lini 3  divalproat, gabapentin

- Gg cemas menyeluruh (F41.1)


o Diagnosis : selalu ada gejala neurosis tapi tidak berat  free floating minimal 6 bulan,
dan hal yang dikhawatirkan di banyak domain.
o Gejala neurosis (berhubungan dengan cemas)
 Merasa di ujung tanduk
 Ketegangan motoric
 Gejala autonomy  palpitasi, keringat dingin
 Perasaan tegang/gelisah/tidak bisa relax
o Terapi :
 Akut : benzodiazepine short acting (midazolam)
 Lini 1 : SSRI escitalopram, sertraline
 Lini 2 : bennzodiazepin alprazolam, lorazepam, klobazam, diazepam
- Gangguan Obsesif Kompulsif (F42)
o Diagnosis : setidaknya 2 minggu, hampir setiap hari ada gejala :
 Diketahui sebagai pikiran, bayangan, impuls dari diri sendiri
 Impuls yang berulang, dan tidak menyenangkan (obsesi)
 Melaksanakan tindakan akibat dari impuls tersebut namun tidak membuat
puas/senang (kompulsi)
 Sumber penderitaan atau mengganggu aktivitas
o Subtype OCD
 Hoarding : numpuk barang
 Checking/pathological doubt: suka periksa kunci, gembok, kompor
 Contamination : cuci tangan
 Intrusive thougt : pikiran mengganggu, biasanya tercela seperti agresi. Sering
melaporkan diri ke polisi
 Simetrikal : harus urut susunan barang
o Terapi :
 Lini 1 : SSRI dosis tinggi
 Jika terdapat panik  MAOI
 Jika terdapat cemas  buspirone
 Jika ada depresi  lithium
 Jika ada tik dan waham  antipsikotik
 Jika tidak merespon dengan pengobatan, dan ada riwayat bunuh diri  ECT
 Jika ECT gagal  kombinasi 2 SSRI atau SSRI+ECT + terapi perilaku
 Terapi psikososial  CBT, insight oriented
o

- Reaksi penyesuaian terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian (F.43)


- Stress akut (F43.0)
o Kaitan degan stressor luar biasa
o Onset : <= 4 minggu setelah stressor, durasi 2 hari – 4 minggu
o Bukan eksaserbasi dari gangguan mental sebelumnya yang sudah ada
o Gejala campuran bisa yg naik.naik atau turun turun
- Gangguan stress pasca trauma (F43.1)
o Durasi minimal 6 bulan setelah kejadian traumatic berat
o Berdasarkan DMS V
 Reexperiencning  Ada flashbacks, nightmare,
 Avoidanxe  menghindari hal hal yang berhubungan dengan stressor
 Hyperarousal : kesiagaan berlebihan (irritable, hypervigilance, sulit konsentrasi,
sulit tidur)
o Ada gangguan otonom afek, dan kelainan tingkah laku (NAMUN TIDAK KHAS)
o Spesifikasi dissosiatif
 Depersonalisasi : merasa detached dari diriunya, mimpi, merasa jadi
pengamat
 Derealisasi : merasa tidak nyata, jauh, distorsi
o Terapi : SSRI selama 12 bulan, terapi paparan

- Gangguan penyesuaian (F43.2)


o etiologi : adanya stressor/masalah kehidupan biasa.
o reaksi maladaptive dari suatu adanya stressor
o Onset muncul 1 bulan setelah stressor tidak lebih dari 6 bulan
o Diagnosis :
 Bentuk, isi, beratnya gejala
 Riwayat sebelumnya
 Corak kepribadian
 Kejadian, situasi yang stressful atau krisis kehidupan
o Manifestasi bervairiasi  bisa gejala naik naik atau turun turun
- Terapi :
o Non farmakologik  bicarakan apa yang terjadi, penjelasan tentang respon fisik,
jelaskan bahwa gejala akan mereda pada waktu singkat
o Farmakoterapi
 Jika gejala depresi  SSRI fluoxetine, sertralin
 Jika gejala cemas  Benzodiazepin diazepam 5-10 mg
- gangguan disosiatif/konversi (F44)
o kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal sementara antara ingatan masa
lalu, identitas, kontrol terhadap gerakan tubuh
o tipe
 F44.0 amnesia disosiatif hilangnya daya ingat selektif karena kejadian
traumatis
 F44.1 fugue disosiatif  melakukan perjalanan melampaui hal umum atau
meninggalkan tempat asal, + amnesia disosiatif (lupa aspek penutng seperti
nama, keluarga, pekerjaan)
 Disosiatif identitas  memiliki >=2 kepribagian, ada 1 kepribadian yang
dominan
 F44.2 stupor disosiatif  sangat berkurangnya atau hilangnya Gerakan
volunteer dan respon normal terhadap cahaya
 F44.3 trans dan kesurupan  hilang sementara penghayatan terhadap diri dan
lingkungan, seakan dikuasai entitas lain (kesurupan)
 F44.4 motoric disosiatif  tidak mampu menggerakkan seluruh tubuh atau
Sebagian anggota gerak
 F.44.5 konvulsi disosiatif  mirip kejang epileptic namun tidak ada gejala
lidah tergigit
 F44.6 anestesi dan kehilangan sensorik disosiatif  anestesi pada kulit batas
tegas, non dermatomal, penurunan tajma penglihatan, kabur, tunnel visio
- gg somatoform (F45)
o F45.0 gg somatisasi = keluhannya banyak tapi ringan, dan saling tidak.berhubungan,
minimal 2 tahun, tidak mau menerima penjelasan dokter
o F45.1 gg somatoform tak terinci  keluhan multiple, tp gak memenuhi somatisasi
o F45.2 hipokondriasis = meyakini sakit fisik yang mengancam nyawa atau serius
o F45.3 disfungsi otonomik  keluhan otonomik berulang
o F 45.4 nyeri somatoform menetap  keluhan nyeri berat, dominan dan menetap
o Psikosomatis = ada penyakit organik dan diperberat oleh psikologis. Misal : maag
makin parah pas ujian/stress
o Body dismorfik disorder = preokupasi bahwa bagian tubuh ada yg tidak sempurna,
o Malingering = pura pura sakit dengan tujuan tertentu
o Factitious disorder = caper, rasa ingin diperhatikan tanpa tujuan
 Munchausen syndrome  pura pura sakit supaya diperhatiin
 Munchausen syndrome by proxy  contoh : ibu yang membuat anaknya
terlihat sakit biar orang2 perhatian sama ibunya dan anaknya.
o Terapi :
 Jarang berdiri sendiri  harus dicari penyebab lain seperti cemas, depresi, gg
kepribadian
 CBT
 Farmakoterapi : antidepressant SSRI

- gg kepribadian
o Gejala : lebih dari 18 tahun, mengganggu pekerjaan dan fungsi sosial
o Tipe
 A= Aneh
 Paranoid = selalu negatif thinking, curiga dengan orang lain
 Skizoid = menolak untuk berkawan dengan orang lain
 Skizotipal = rendah diri, percaya pada hal sifat mistik, eksentrik
 B = berisik
 Antisosial = rentan terhadap perilaku kriminal, kurang hati nurani,
agresi, berbohong
 Borderline = ketidakstabilan suasana hati, rentan mengalami
perubahan mood namun tidak memenuhi kriteria bipolar
 Histrionik = pencari perhatian konstan, theathrical, drama queen,
tidak menjatuhkan orang lain
 Narsistik = selalu ingin jadi superior, menjatuhkan orang lain
 C = cemas
 Avoidant = mau bergaul tapi takut penolakan
 Dependent = cenderung melekat pada orang lain dan takut
kehilangan,
 Anankastic / Obsesif kompulsif personality disorder = perfeksionis,
kaku, memaksa orang lain

- mekanisme pertahanan jiwa


o Narsistik
 Denial = menolak realita
 Proyeksi = melimpahkan kesalahan kepada orang lain
 Distorsi = pikiran/sikap aneh yang tidak sesuai logika, bisa berkembang jadi
halusinasi
 Splitting = membagi2 orang , ada yg baik ada yg buruk
o Immatur
 Acting out = melampiaskan emosi tanpa memikirkan konsekuensi,
melimpahkan ke objek yg masih berhubungan, tanpa mempertimbangkan
konsekuensi
 Blocking  berdiam diri/mematung
 Hipokondriasis  mengalihkan pada keluhan fisik
 Somatisasi  keluhan seluruh tubuh
 Introyeksi  menirukan atau memasukkan perilaku, ide atau objek dari luar
ke dalam dirinya
 Identifikasi  mirip intreksi, intensitasnya lebih rendah
 Pasif agresif  memusuhi diam diam sambal menyerang
 Regresi = spt anak anak
 Fantasi  tendensi menghayal
 Idealisasi  mempersepsi bahwa seseorang punya kualitas positif dengan
kadar yang lebih tinggi dari aslinya
 Devaluasi  kebalikan idealisasi, bisa ke orang lain atau diri sendiri
 Fiksasi  berhenti berkembang pada satu aspek tertentu (misal emosi,
tingkah laku) sehingga perkembangan selanjutnya terhalang
o Neurotik
 Controlling  mengawasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri
 Isolasi  memisahkan perasaan dari id dan kejadian
 Displacement = melimpahkan kesalahan ke objek yg tidak berdaya
 Intelektualisasi  banyak bicara
 Represi = menghindari konflik tanpa disadari
 Formasi = muka dua, impuls yang tdak dapat diterima diatasi dengan impuls yg
berlawanan
 Undoing = perilaku ritualistik dengan tujuan menghilangkan suatu kejadian
 Compensation  tindakan mengkompensasi kelemahan di suatu bidang,
dengan menjadi yang terbaik di bidang lain
 Seksualisasi  suatu objek atau fungsi dianggap bermakna seksual
 Simbolisasi  ide atau objek digunakan untuk mewakili ide atau objek lain
o Matur
 Supresi = ikhlas, melupakan kekecewaan dengan penuh kesadaran. menunda
perhatian pada impuls yang bermasalah. Contoh : ujian tidak lulus, besoknya
ada ujian biokimia. Yaudah fokus dulu ke biokimia
 Altruisme = mencapai kepuasan personal melalui menyenangkan orang lain
 Asteitisme  tidak terlalu kecewa bila mendapat musibah, tidak terlalu
senang bila dapat kesenangan
 Sublimasi = mengganti hal hal yg tidak diterima ke alternatif yang lebih
diterima oleh sosial.
 Antisipatif = membuat rencana positif untuk masa depan
 Humor  membuat humor tanpa menyinggung dan menyakiti orang lain

- sexual disorder (F52, F65)


o sexual desire disorder/ gangguan Hasrat seksual = belum mulai berhubungan, masalah
minat atau keinginan.
 HSDD (Hypoactive Sexual Desire Disorder) = masih mau tapi intensitas mulai
berkurang, tp kadang masih mau
 SAD (sexual aversion disorder) = benar benar menolak hubungan seksual.
Misal : riwayat diperkosa
o Arousal disorder/ gangguan rangsang seksual = sudah berhubungan, terkait kepuasan
atau kenikmatan
 Female sexual arousal disorder = gangguan di lubrikasi,
 Male erectile disorder
o Gangguan ejakulasi/orgasmus
 Inhibited male/female orgasm = mencapai orgasme dengan kesulitan yang
sangat besar
 Premature ejaculation = ejakulasi terjadi 1 menit setelah penetrasi vagina
 Ringan  >60 detik
 Sedang  15-30 detik
 Berat  <15 detik
 Sangat berat  belum mulai udh keluar
 Terapi : SSRI
o Genitopelvic pain
 Dyspareunia = nyeri saat berhubungan
 Vaginismus = tidak bisa penetrasi, karena konstriksi kuat otot vagina. Atau
sudah penetrasi dan terjepit
 Terapi : SSRI
o Terapi
 CBT
 Memperbaiki hubungan interpersonal suami dan istri
 Terapi seks
- Parafilia  kelainan pada perilaku seksual atau stimulus seksual
o Partialism  terpusat pada satu bagian tubuh tertentu
o Scatologia  mendapat kepuasan seks melalui media misal telefon
o Fetishisme  kepuasan seks didapatkan dari benda tak hidup
o transfetisme fetihistik = dengan hasrat seksual
o eurisma = mendapat kepuasan seksual melalui gesekan dengan orang yang gak sadar
o masokisme = kepuasan dengan dirinya dikasarin
o sadism
o voyeurisme = ngintip
o troilisme = three some
o necrofilia = dengan mayat
o ekshibisionism = sering memamerkan alat kelamin
o nymphomania / don juanisme = dorongan seksual berlebihan
o zoofilia/bestalitas = dengan hewan
o koprofilia = defekasi
o urofilia = urin
o gerontofilia = memiliki hasrat seksual dengan orang usia lanjut

- F64 Gangguan identitas jenis kelamin


o Transeksual = identitas transeksual minimal menetap 2 tahun, ingin atau sudah
mengubah kelamin melalui operasi atau hormonal
o Transfetisme peran ganda = mengenakan pakaian seperti lawan jenis kelamin TANPA
hasrat seksual

- F63 Gangguan Kebiasaan dan impuls


o Judi patolofis  berjudi, berulang, meski sudah miskin
o Kleptomania  mencuri benda yang tidak berharga
o Trikotilomania  tx : antidepressant, steroid, hydroxyzine, antipsikotik, agen
serotonergic
o Piromania  ingin menyalakan api
o Gangguan perilaku/conduct disorder : pada anak dan remaja, agresi, mencuri,
vandalism
o Gg eksplosif intermittent  agresif, kasar, muncul mendadak, tanpa peringatan yang
jelas, <30 menit
o Oppositional defiant disorder  mudah marah, tersinggung, membantah, menentang,
dendam pada pihak oposisi
- gangguan tidur non organic
Waktu tidur normal = 6-8 jam
o Disomnia = gangguan kualitas dan kuantitas tidur, pola tidur
 Hipersomnia = malam tidur, siang tidur, meskipun sudah tidur malam cukup
selama 7 jam. Terjadi 3x/minggu minimal 3 bulan terakhir.
 Insomnia
 Diagnosis insomnia
o Insomnia primer  jika tidak ada underlying cause
o Keluhan sulit untuk memulai tidur, mempertahankan tidur,
atau kualitas tidur buruk
o Minimal 3x/minggu selama 1 bulan
o Preokupasi terhadap ketidakbisaan untuk tidur
o Mengganggu aktivitas/ ADL
 Tipe berdasarkan etiologic
o Insomnia psikik  dikarenakan gg cemas, gg depresi
o Insomnia organic  hypertiroid, obat penekan CNS, stimulant
CNS
o Insomnia situasional  pada gg penyesuaian, cemas, stress
akut
o Insomnia penyerta  ada gg fisik + insomnia misal pada
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu, atau pada skizofrenia
 Berdasarkan presentasinya
o Early insomnia/sleep onset = sulit memulai tidur, pada gg
cemas
Middle insomnia / sleep maintenance = sulit mempertahankan
tidur
Late insomnia / end of sleep = terbangun lebih awal, tidak bisa
tidur lagi, pada depresi
 Berdasarkan severity
o Mild  tidak ada gangguan QoL
o Moderate  sedikit ada gg pada QoL (irritable, anxiety,
fatigue)
o Severe  setiap malam, gg pada QoL yang parah
 BErdasarkan lamanya
o Transient : 2-3 hari
o Shortterm : 3 minggu
o Longterm : >3 minggu
 Terapi
o Early insom  short acting benzodiazepine ex : triazolam,
alprazolam, lorazepam, diazepam. ATOM (alprazolam,
triazolam, midazolam)
o Middle insomnia  clonazepam, flunazepam
o Late insomnia  TCA
 Gg pola waktu tidur atau tidur - jaga = memindahkan jam waktu tidur dari
malam ke siang hari dengan jumlah jam yg sama
o Parasomnia --> kesalahan pada perilaku saat tidur
 Night terror/sleep terror = gak inget mimpinya
 Night mare = Nangis dan inget mimpinya
 Somnobulism = sleep walking
 Restless leg syndrome = keinginan untuk menggerakkan kaki diikuti dengan
sensasi tak menyenangkan. Biasanya memburuk pada malam hari. Pasien
merasa baik ketika menggerakkan kaki. Setidaknya 3x/minggu selama 3 bulan
 Narkolepsi =
 Etiologic : genetik, abnormal neurotransmitter (hypocretin/orexin)
 TETRAD NARKOLEPSI  excessive daytime sleepness, cataplexy,
hypnogogic halusinasi, sleep paralysis
 Terapi : stimulant + antidepressant. Stimulant u/ improve
wakefullness metilfenidat, modafinil. Antidepressant u/ katapleksi
 fluoxetine, duloxetine, venlafaxine
 Perbedaannya dengan hypersomnolence disorder/hypersomnia 
pada hypersomnia, persistent daytime sleepiness dominan, dan tidur
malamnya juga banyak + uninterrupted. Narkolepsi memiliki cataplexy
dan seperti berada diantara fase sadar dan tidur (makanya ada sleep
paralysis dan hypnagogic hallucination)
- KElainan Psikomotor
o Coprolalia  berkata vulgar, pada skizofrenia dan Tourette
o Ecolalia  mengulangi perkataan orang, pada skizofrenia katatonik
o Ecopraxia  mengikuti Gerakan, pada skizofrenia dan Tourette
o Cataplexy  sudden loss of muscle tone, pada narkolepsi
o Palilalia  rapid repetitive word-
- Gangguan TIC
o Pentad TIC DISORDER  Gerakan motoric ATAU vocal yang TIDAK BISA
DITAHAN/INVOLUNTER, MUNCUL TIBA TIBA, BERULANG, TIDAK BERIMA, STEREOTIPIK
(KAPLAN)
o Motor atau vocal
 Provosional motor/vocal : minimal 4 minggu, maksimal <12 bulan
 Kronik motor/vocal > 12 bulan
o Motor dan vocal
 Tourette - harus ada minimal 2 motoric tic + 1 atau lebih tic vocal, >1 tahun,
onset <18 tahun
o Tx :
 Behaviour therapy dulu  CBIT (mengganti dengan gerakan yang bisa
melawan gerakan tic yang akan terjadi) dan HBT (melawan gerakan sekuat m
terapi, jika tidak membaik, farmakologis
 Farmakologis dulu jika menganggu dan onset masih muda. DOC : antipsikotik
 risperidon 1,2,3 mg atau haloperidol, clonidine 0,1, 0,2, 0,3 mg. r
- gangguan makan
o BULLIMIA = bb normal atau gendut, preokupasi untuk makan yg tidak bisa ditahan
 Purging = usaha mengeluarkan makanan dengan muntah atau laksatif
 Non purging = tidak makan sama sekali
 Terapi : SSRI
o ANOREKSIA = bb underweight <17.5, distorted body image, sangat menolak makan
terutama berlemak, gangguan metabolic (peningkatan GH, kortisol, sekresi insulin,
amenorea, kehilangan minat seksual, delayed puberty)
 Binge eating/purging= usaha mengeluarkan makanan
 Restricting = tidak mau makan,, dll
- gg perkembangan anak (F48)
o Menilai = 3 aspek yaitu intrraksi sosial, komunikasi, dan behaviour
o Autisme (F48.0) = 3 aspek terganggu (interaksi, behaviour stereotipik, kemampuan
Bahasa) + delayed speech + usia <3 tahun. Tx : Risperidon
o Asperger = interaksi dan behaviour terganggu, tidak ada gangguan bahasa
o Rett disorder = onset <2 tahun, sebelumnya normal tapi semakin bertambah usia
lingkar kepala berkurang, kehilangan fungsi yang sebelumnya sudah didapatkan
o Childhood disiintegratif disorder = gg 3 aspek setelah usia 2 tahun namun sebelum
usia 10 tahun, namun sebelumnya normal
- Fragile X syndrome
o
o Diturunkan secara X linked  inherited mental retardation
o Gejala
 Autism spectrum disorder
sejak DSM V, semua yang dibawah ini disatukan menjadi ASD

 Bedanya dengan ADHD  pada ASD, onset lebih awal, sebelum dia
mulai berinteraksi dengan orang lain. ADHD muncul gejalanya ketika
dia sudah mulai berinteraksi dengan orang lain
 Autism disorder tipe klasik  gangguan interaksi sosial, gangguan
berbahasa dan komunikasi, perilaku terbatas dan repetitive, muncuk
sebelum usia <3 tahun

 Asperger disorder  gangguan SEMUA KECUALI BAHASA


 Rett’s disorder  onset usia <2 tahun, terjadi penurunan lingkar
kepala dan regresi dari kemampuan yang didapatkan sebelumnya
 Childhood disintegrative disorder  sama seperti Rett’s disease,
hanya berbeda tidak ada penurunan lingkar kepala dan onset >2 tahun


 Intellectual disability
 Abnormal facial feature  jidat dan dagu prominen, telinga besar, long face
 Strabismus esotropia
 Adanya Sherman paradox  semakin diturunkan ke bawah, manifestasi klinis
dari sindrom fragile X akan semakin terlihat
- Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak
- Retardasi mental (F70-F79) (turun 19-14)  IQ dibawah 70
o Borderline = 70-84 = boderiline intellectual functioning
o Ringan = 50-69  mencapai kemampuan bicara, bisa mandiri dalam merawat diri dan
keterampilan praktis
o Sedang 35-49  bisa percakapan sederhana sampai hanya dapat komunikasi
seadanya, ada etiologic organik
o Berat = 20-34  ada deficit motoric yang mencolok atau deficit lain
o Sangat berat <20  ada gg neurologis dan fisik lain yang berat, mempengaruhi
mobilitas
o Terapi
 Cpmrehensive management plan
 Metilfenidat
 clonidin
- Pika masa bayi dan kanak (F98.3)
o Makan makanan yang tidak bergizi dan aneh  tanah, serpihan cat, es batu
- GPPH/ ADHD

o
o Membedakan ADHD dengan ASD (seperti di atas)  ADHD baru muncul ketika dia
sudah mulai berinteraksi dengan orang orang.
o MAKSIMAL USIA 12 TAHUN
Jika usia 12-18 tahun  conduct disorder
Jika > 18 tahun gg kepribadian antisosial
o Ada gejala berkurangnya perhatian + hiperaktivitas
o Minimal dibuktikan di 2 kondisi (sekolah dan rumah), inatensi, mudah teralih,
hiperaktif
o Tipe
 Dominan hiperaktif- impulsive
 Dominan inatentif
 Kombinasi hiperaktf-impulsif dan inatentif
o Tx :
 Lini 1 :
 stimulant/ antihiperkinetik metilfenidat 0,3-0,7mg/kgbb/hari
 non stimulant  atomoxetine 10-80 mg 1-2x/hari
 lini 2 :
 antidepressant SSRI fluoxetine 1x20mg dan SNRI venlafaxine
1,4mg/kgbb/hari
 antipsikotik : risperidone, haloperidol 10-20 mg
 antikonvulsan : karbamazepin 300-1200mg/hari, as valproate 250-
1500mg/hari
 agonis alfa : clonidin
 Tambahan : terapi perilaku

- Gangguan paska melahirkan
o baby blues = gejala <1 minggu, anak masih terurus, gejala ringan. Terapi : tentramkan
ibu
o Post partum depression = > 2 minggu, tidak mau mengurus anak. Terapi :
antidepressant SSRI, dipisahkan dari anak, psikoterapi
o Psikosis Post Partum = onset 2-3 hari PP, bisa setelah 2 minggu, halusinasi dan delusi
(+), ibu menganggap anak kutukan/aneh/keinginan membunuh anak. Tx : antipsikotik
dan lithium, bisa + antidepressant.
Jika fase akut terlewati  psikoterapi
jika medikamantosa gagal  ECT

Anda mungkin juga menyukai