Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MANAJEMEN

KONSEP MPKP

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK IV

4B KEPERAWATAN

ADRIANUS BIASA
ISRATUN MAWADDAH
SITI RAHMA ROSITALIA
FEHGA ARDIANTO
NUR AFIFA
YUNITA SARI
SARAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
“Konsep MPKP” dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Keluarga STIKES Widya Nusantara Palu.

Makalah “Konsep MPKP” ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini.
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami “Konsep MPKP”

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala


kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari
pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu
mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan
yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai
profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut,” jelas Linda. Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan
kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah
klien/pasien dan derajat ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat
Primer (PP) yang lulusan S1 keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan
D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain adalah pembantu keperawatan.
Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan oleh
Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis
keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP,
karena bentuk tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan
kemandirian klien yang perlu landasan konsep dan teori tinggi. PP
melakukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan lain terutama dokter.
PP juga mengarahkan dan membimbing perawat lain serta bertanggung
jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim pada
sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan
peralatan yang digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot
ke dan dari klien dilakukan oleh pembantu keperawatan. Asuhan
keperawatan dilakukan berdasarkan standar rencana keperawatan yang
ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis keperawatan
klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.Secara kualitatif, PP ada
kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan
mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA
dapat bekerja lebih terencana.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya yaitu untuk mengetahui konsep MPKP (pre
konference, timbang terima, post konference).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep MPKP
1. Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu
sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
2. Komponen MPKP
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah
sakit, Hoffart & Woods menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima
komponen yaitu nilai–nilai professional yang merupakan inti MPKP,
hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan
keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
a. Nilai–nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan
klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP
mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk
tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai
tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan
berdasarkan nilai-nilai professional
b. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling
mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk.
Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada
profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang
akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra
ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien
setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan
klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis
koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu
tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah
seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP
harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan
sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin
yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk
asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang
profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada
perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur.
3. Tujuan MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan
bagi setiap tim keperawatan.
4. Pilar–pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar
diantaranya adalah
a. Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan
manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang
pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :
1) Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di
ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan
dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan)
2) Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal
dinas dan daftar alokasi pasien.
3) Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi
efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan
manajemen konflik
4) Pengawasan
5) Pengendalian
b. Pilar II : sistem penghargaan
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik
keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi
kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu
dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawatan baru.
c. Pilar III : hubungan professional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata
(tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan
keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara
interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan
kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan
professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.
d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan
keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di
MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses
keperawatan
5. Nilai Praktek Keperawatan
MPKP merupakan model praktek keperawatan profesional yang
mewujudkan nilai-nilai profesional. Nilai-nilai profesional yang
diterapkan pada MPKP adalah:
a. Pendekatan Manajemen ( Management Approach )
b. Penghargaan karir ( compensatory rewards )
c. Hubungan Profesional ( professional relationship)
d. Sistem pemberian asuhan pasien ( patient care delivery system )
6. Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab primer.
Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu) orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala primer dan
penanggung jawab primer.
Waktu                              : setelah operan
Tempat                             : meja masing-masing perawat primer
Penanggung jawab          : kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan                           :
a. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara
b. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan rencana
harian masing-masing perawat pelaksana
c. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan
masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan
saat itu
d. Kepala primer atau penanggung jawab primer
memberikan reinforcement
e. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara
7. Operan / Timbang Terima
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien, bertujuan :
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
1) Persiapan
a) Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2) Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
a) Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian
shift/operan.
b) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana
tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya. Adapun
hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
antara lain identitas klien dan diagnosa medik, masalah
keperawatan yang kemungkinan masih muncul, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, intervensi
kolaborasi dan dependensi dan rencana umum dalam kegiatan
selanjutnya.
8. Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer.
Waktu                          : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat                        : meja masing-masing primer
Penanggung Jawab      : kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan                      :
a. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara.
b. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan hasil
asuhan keperawatan tiap pasien.
c. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan kendala
dalam asuhan yang telah diberikan.
d. Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan
lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift
berikutnya.
e. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab primer.
Operan/timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien
Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan kita tentang “Konsep MPKP”. Kami selaku
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38030734/MAKALAH_PRAKTIK_KEPERAWATA
N_PROFESIONAL_MODEL_PRAKTIK_KEPERAWATAN_PROFESIONA
L_ diakses tanggal 6 oktober 2020
https://www.academia.edu/9615431/PAPER_KONSEP_MPKP_DAN_SP2KP_D
ALAM_KEPERAWATAN_PROGRAM_STUDI_ILMU_KEPERAWATAN_
JURUSAN_KEPERAWATAN_FAKULTAS_KEDOKTERAN_UNIVERSIT
AS_DIPONEGORO_2014 diakses tanggal 6 oktober 2020
https://www.academia.edu/9138772/MPKP_dan_SP2KP diakses tanggal 6
oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai