Anda di halaman 1dari 3

GIGITAN HEWAN TERSANGKA RABIES ( GHTR )

Penyakit rabies dikenal juga dengan beberapa nama seperti; PENYAKIT


ANJING GILA, LYSSA, HYDROPHOBIA. RAGE, TOLLWUT. Definisi dari
penyakit ini sendiri yaitu;Penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf
pusat (SSP) disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva hewan rabies
(anjing, kucing, kera, dsb) dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka, menyerang
hewan berdarah panas termasuk manusia sangat rentan dan bersifat fatal (biasanya
selalu berakhir dengan kematian).Penyakit ini bersifat zoonosa, artinya penyakit
hewan yang dapat menular ke manusia

Manifestasi Klinis yang diderita pasien akan tampak sebagai berikut:

1. Stadium prodromal

Tidak khas, seperti infeksi virus lainnya, a.l. :

Demam, sakit kepala, malaise, anoreksia, nausea, dsb.

2. Stadium sensoris

Biasanya nyeri tekan didaearah luka gigitan, paraesthesia, panas, gugup, anxietas,
hypertonus sympatis: hyperhydrosis, hypersalivasi, hyperlacrimasi, dilatasi pupil.

3. Stadium eksitasi

Penderita gelisah, kaget-kaget, setiap ada rangsangan dari luar kejang-kejang,


sehingga terjadi Aerophobia, Fotophobia, Hydrophobia, dsb. Hydrophobia ®
patognomonik untuk rabies pada manusia. Kesadaran tetap baik.

4. Stadium paralitic

Bila ke 3 stadium dapat dilalui, maka penderita dapat masuk ke stadium paralitic
dengan gejala/tanda paralysis ascenden yang progresif (Landry type).

Namun demikian stadium-stadium diatas sulit dibedakan, karena duration of Illness


sangat singkat.

Yang kemungkinan tampak jelas umumnya :

1. Nyeri pada bekas luka gigitan


2. Hydrophobia
3. Aerophobia
4. Photo phobia
5. Takut suara keras

Gejala-gejala rabies:

Perubahan tingkah laku hewan

– Dari jinak menjadi ganas

– Tak ingat pulang

– Liar menjadi berani dengan orang

- Ekor dilengkungkan di bawah perut

Penanganan Luka Gigitan

Pertama-tama yang harus dilakukan :

1. Bila terjadi kasus gigitan hewan tersangka/rabies, segera dilakukan wound


toilet yaitu pencucian luka gigitan dengan sabun/detegent atau pelarut lemak
lain dengan air mengalir selama 10 – 15 menit, kemudian diberi antiseptik
alkohol 70%, betadin, dll), lalu segera dibawa ke “ Rabies Center “ utk
pengobatan selanjutnya.
2. Luka gigitan tidak boleh dijahit, bila sangat diperlukan lakukan jahitan situasi
dan SAR.
3. Berikan pengobatan sesuai dg kaidah pengobatan luka pd ilmu bedah (ATS,
AB, Analgetik, dsb).

VAR Yang Dipakai Dalam Program :

 PVRV (Verorab®).
 Metoda pemberian : 2-1-1 (Zagreb Method) yaitu

Hari ke nol (0) 0,5 ml im disuntikkan di regio deltoid kanan & 0,5 ml im di regio
deltoid kiri dlm waktu bersamaan.

1. Hari ke 7, 0,5 ml im di regio deltoid.


2. Hari ke 21, 0,5 ml im di regio deltoid.

Luka yang diakibatkan oleh gigitan anjing

 Luka resiko tinggi adalah : jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu
(muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang
lebar/dalam dan luka yang banyak (multipel)
 Luka resiko rendah adalah : jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi,
ekskoriasis), luka kecil sekitar tangan, badan dan kaki.
Pre Exposure Immunization :

1. PVRV (Verorab®) à

1. 0,5 ml im/sc di regio deltoid pd hari ke 0.

2. dilanjutkan 0,5 ml im/sc di region deltoid juga, hari ke 28.

3. diulang sesudah 1 tahun.

4. kemudian diulang setiap 3 tahun.

1. Diberikan kepada high risk group : dokter & paramedis yg merawat pdrt
rabies, drh praktek , petugas lab diagnostik rabies, vaksinator hewan.

Penanganan Penderita Rabies :

1. Petugas yang merawat, harus memakai Personal Equipment Protection (PPE)


untuk mencegah kontaminasi percikan air liur penderita.
2. Obat yg tepat untuk penderita rabies belum ditemukan, mengakibatkan angka
kematiannya 100%, wajib bagi para dokter dan paramedis merawat sebaik
mungkin.
3. Pengobatan bersifat symptomatis & supportif guna mengurangi penderitaan
yang meliputi :
1. Ditempatkan diruang Isolasi khusus.
2. IVFD (utk pemberian obat2 an, glucosa, elektrolit, dsb).
3. Bila pndrt gelisah dan kejang2, beri minor tranquilizer (diazepam,
dsb)
4. Bila kesulitan bernafas krn spasme otot pernafasan à pertimbangkan
tracheotomy.
5. Digitalisasi bila terjadi heart failure.
6. Dsb.

Anda mungkin juga menyukai