Anda di halaman 1dari 17

CLINICAL SCIENCE

SESSION
LUKA GIGITAN ANJING
Preseptor :
Catur Setyo Damarianto, dr. , Sp.B FINACS

Disusun Oleh:
Rafii Abdul Rofi 12100118007
Adri Naufan 12100118147
Ana Nurlina 12100118152
Pranadya Chandradewi 12100118157
• Gigitan anjing adalah gigitan
yang dilakukan pada seseorang
atau hewan lain oleh seekor
anjing. Lebih dari satu gigitan
berturut-turut sering dianggap
sebagai serangan anjing.
Epidemiologi
GAMBARAN KLINIS
• Bergantung jenis anjing → berbeda kekuatan gigitan
• Umumnya menghasilkan “hole & tear effect”: Laserasi, puncture,
crush injury dengan atau tanpa kehilangan jaringan
• Rabies
Infeksi pada Gigitan Anjing
• Hanya 15 hingga 20 persen luka gigitan anjing yang dapat
menyebabkan terinfeksi.
• Cidera seperti remuk, luka tusuk, dan luka tangan lebih mungkin
terinfeksi daripada luka goresan atau robekan.
• Infeksi gigitan anjing  Pasteurella multocida dan
Staphylococcus aureus adalah organisme aerobik yang paling
umum, terjadi pada 20 hingga 30 persen orang yang terinfeksi.
Luka gigitan < 12 jam kemungkinan besar terinfeksi Pasteurella spp.
Luka gigitan > 24 jam setelah kejadian cenderung didominasi oleh
Stafilokokus atau anaerob.
Mikrobiologi Patogen
Karakteristik Pasteurella multocida
• Patogen paling virulen di gigitan anjing dan dapat menyebabkan infeksi berat
• Terdapat pada >50% gigitan anjing
• Patogen paling sering terdapat pada luka infeksi <12 jam
• Patogen gram negatif yang agresif, menyebabkan respon inflamasi yang intense
• Mortalitas 30% pada septikemia
• Resisten terhadap eritromisin dan fluksasilin
• Dapat menyebabkan tenosynovitis pada tangan
Indikasi profilaksis antimikroba
• Risiko tinggi “pasien” • Risiko tinggi “luka”
• Diabetes mellitus • Semua gigitan setelah primary
• Imunosupresi closure
• Splenetomi, sirosis • Luka tusuk
• Postmastektomi • Gigitan pada tangan dan
• Rhematoid arthritis dan sendi pergelangan
prostetik • Luka hancur dengan jaringan tidak
vital
• Gigitan pada daerah genital.
RABIE
S
RABIES
• Disebut juga penyakit anjing gila, adalah
suatu penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh virus
rabies.

• Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit


dapat ditularkan dari hewan ke manusia
melalui pajanan atau Gigitan Hewan Penular
Rabies (GHPR) yaitu anjing, kera, musang,
anjing liar, kucing (Kemenkes RI Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2016)
ETIOLOGI

• virus rabies dari genus lyssa virus, termasuk dalam


family Rhabdoviridae
• Bersifat neurotropik

Masa Inkubasi: 1 minggu – 2 tahun (rata-rata 10-90 hari), bergantung:


 Jumlah virus yang masuk
 Kedalaman luka gigitan → kemungkinan virus mencapai sistem saraf semakin
besar
 Lokasi gigitan: semakin dekat jarak luka ke otak → gejala lebih cepat muncul
 Banyaknya persarafan daerah luka
 Imunitas penderita
- Bersifat neurotropik
- Berbentuk menyerupai peluru dengan panjang 130 – 300 nm dan diameter 70 nm
- Terdiri dari inti RNA rantai tunggal diselubungi lipoprotein. Pada selubung luar terdapat tonjolan yang terdiri
dari glikoprotein G yang berperan penting dalam timbulnya imunitas oleh induksi vaksin dan penting dalam
identifikasi serologi dari virus rabies.
PATOGENES
IS
• Cara penularan
• Melalui gigitan dan non gigitan (goresan
cakaran atau jilatan pada kulit
terbuka/mukosa) oleh hewan yang
terinfeksi virus rabies. Virus rabies akan
masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang
terbuka atau mukosa namun tidak dapat
masuk melalui kulit yang utuh.

Di Indonesia, sumber penularan rabies pada


manusia adalah anjing, kucing dan kera.
98% penderita rabies tertular melalui gigitan
anjing
GAMBARAN KLIN
• Gejala Klinis: 3 Tahap
1) Prodromal: gejala tidak khas
• Demam sakit kepala hebat
• Lemah sakit tenggorokan
• Anorexia rasa kesemutan dan sensasi terbakar di lokasi gigitan
2) Eksitasi : berbagai gangguan neurologic
• Bingung
• Gelisah
• Sulit tidur/insomnia
• Perubahan perilaku: hiperaktivitas – agitasi & agresi
• Spasme otot / konvulsi
• Hiperlakrimasi & hipersalivasi
• Fotofobia, hidrofobia

Hidrofobia: Difagia akibat spasme otot menelan → nyeri → takut minum air
3) Paralisis / Kelumpuhan
• Kelumpuhan bertahap dimulai dari bekas gigitan
• Penurunan kesadaran – koma
• Kematian: paralisis otot pernapasan & otot jantung

PADA HEWAN

Tenang: Setelah gejala prodromal


Ganas:
langsung paralisis
o Dominan tahap eksitasi
o Tidak mengenal tuan
o Anjing terlihat bringas
o Sering menghindar
o Menyerang semua benda o Kenaikan suhu tubuh, dilatasi
bergerak
pupil, penurunan reflex kornea
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
• ALMOST ALWAYS FATAL/KEMATIAN
• HAMPIR SELURUH PASIEN YANG MENUNJUKAN GEJALA KLINIS RABIES
(ENCEPHALOMYELITIS) DIAKHIRI DENGAN KEMATIAN
• 99% KEMATIAN AKIBAT RABIES DISEBABKAN OLEH GIGITAN ANJING

Anda mungkin juga menyukai