Anda di halaman 1dari 19

RABIES

Rabies
• Rabies (anjing gila) adalah penyakit hewan
yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta
menyerang susunan saraf pusat.

• Bersifat zoonosis (dapat menular dari hewan ke


manusia dan menyebabkan kematian)

• Virus rabies dikeluarkan bersama air liur


hewan yang terinfeksi dan disebarkan melalui
luka gigitan atau jilatan.
Etiologi
• Berbentuk peluru/silindris
• Salah satu ujungnya
berbentuk kerucut dan pada
potongan melintang berbentuk
bulat atau elip(lonjong).
• Tersusun dari • Merupakan virus RNA,
ribonukleokapsid dibagian termasuk dalam familia
tengah. Rhabdoviridae, genus Lyssa.
• Memiliki membran selubung
(amplop) dengan kandungan • Virus berukuran panjang 180
lemak tinggi, yang pada nm, diameter 75 nm, tonjolan
permukaannya terdapat berukuran 9 nm, dan jarak
tonjoloan (spikes) lebih dari antara spikes 4-5 nm.
500 buah.
HEWAN PENYEBAB RABIES
Masa Inkubasi
Virus
• Pada anjing 10 – 15 hari
• Pada hewan lain 3 -6 minggu kadang-kadang
berlangsung sangat panjang 1-2 tahun.
• Pada manusia yang khas adalah 1-2 bulan tetapi bisa 1
minggu atau selama beberapa tahun.
• Masa inkubasi bisa tergantung pada :
a. umur pasien
b. latar belakang genetik
c. status immun
d. strain virus yang terlibat
e. jarak yang harus ditempuh virus dari titik pintu
masuknya ke susunan saraf pusat (tergantung dari
lamanya pergerakan virus dari luka sampai ke otak)
Gejala Klinis Pada
Hewan
1.Stadium Prodromal
Merupakan tahapan awal gejala klinis yang dapat
berlangsung antara 2-3 hari.

2. Stadium Eksitasi
Tahap eksitasi berlangsung lebih lama daripada tahap
prodromal, bahkan dapat berlangsung selama 3- 7 hari.

3. Stadium Paralisis.
Tahap paralisis ini dapat berlangsung secara singkat,
sehingga sulit untuk dikenali atau bahkan tidak terjadi dan
langsung berlanjut pada kematian.
Gejala Klinis Pada
Manusia
1.Stadium Prodromal. 2. Stadium Sensoris
- perasaan gelisah - Nyeri
- Demam - rasa panas disertai
- Malaise kesemutan pada tempat
- Mual bekas luka
- sakit kepala - cemas dan reaksi
- Gatal yang berlebihan
- kondisi tubuh lemah terhadap ransangan
sensoris
- rasa nyeri di
tenggorokan selama
beberapa hari.
3. Stadium Eksitasi 4. Stadium Paralis
- Tonus otot-otot akan aktivitas - Sebagian besar penderita
simpatik menjadi meninggi rabies meninggal dalam
- eksitasi atau ketakutan stadium eksitasi.
berlebihan - Kadangkadang ditemukan juga
- rasa haus kasus tanpa gejala-gejala
- ketakutan terhadap eksitasi, melainkan paresis
rangsangan cahaya, tiupan otot-otot yang bersifat
angin atau suara keras.
progresif.
- Umumnya selalu merintih
sebelum kesadaran hilang.
- bingung, gelisah, rasa tidak Hal ini karena gangguan
nyaman dan ketidak beraturan. sumsum tulang belakang yang
Kebingungan menjadi memperlihatkan gejala paresis
semakin hebat dan otot-otot pernafasan.
berkembang menjadi argresif,
halusinasi, dan selalu
ketakutan. Tubuh gemetar atau
kaku kejang
Aku lucu gak seperti dia
Galak 
Diagnosa Laboratorium
Diagnosa rabies secara laboratorium didasarkan atas :
a) Penemuan badan negri (negri body)
b) Penemuan antigen
c) Penemuan virus (isolasi)

 Antigen, badan negri dan virus banyak ditemukan


pada sel saraf (neuron) sedangkan kelenjar ludah
dapat mengandung antigen dan virus tetapi badan
negri tidak selalu dapat ditemukan pada kelenjar ludah
anjing.

 Adanya kontaminasi pada specimen dapat mengganggu


pemeriksaan dan khususnya untuk ”isolasi virus”
Bahan pemeriksaan dapat berupa seluruh
kepala, otak, hippocampus, cortex cerbridan
cerebellum, preparat pada gelas objek dan
kelenjar ludah.

Bila negri body tidak ditemukan, supensi otak


(hippocampus) atau kelenjar ludah sub
maksilerdiinokulasikan intrakranial pada hewan
coba (suckling animals), misalnya hamster,
tikus (mice) atau kelinci (rabbits).
Cara diagnosis rabies secara laboratoris dapat
dilakukan dengan :
a. Mikroskopis untuk melihat dan menemukan
badan negri, yakni pewarnaan cepat Sellers,
FAT (Fluorescence Antibody Technique) dan
histopatologik.
b. Antigen-antibodyreaksi dengan uji virus
nertralisasi, gel agar presipitasiatau reaksi
peningkatan komplemen dan FAT.
c. Isolasi virus secara biologis pada mencit atau
in vitro pada biakan jaringan diikuti identifikasi
isolatdengan cara pewarnaan FAT atau uji virus
netralisasi
Pencegahan Dan
Pengendalian
a. Primer
Rabies
1. Tidak memberikan izin untuk memasukkan
atau menurunkan anjing, kucing, kera dan
hewan sebangsanya di daerah bebas rabies.
2. Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan
sebangsanya yang masuk tanpa izin ke daerah
bebas rabies.
3. Dilarang melakukan vaksinasi atau
memasukkan vaksin rabies kedaerah-daerah
bebas rabies.
4. Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing,
kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam
jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.
5. Pemberian tanda bukti atau pening terhadap
setiap kera, anjing, kucing yang telah divaksinasi
6. Menangkap dan melaksanakan observasi hewan
tersangka menderita rabies, selama 10 sampai 14
hari, terhadap hewan yang mati selama observasi
atau yang dibunuh, maka harus diambil spesimen
untuk dikirimkan ke laboratorium terdekat untuk
diagnosa.
7. Mengurangi jumlah populasi anjing liar atan
anjing tak bertuan dengan jalan pembunuhan dan
pencegahan perkembangbiakan.
b. Sekunder c. Tersier
Pertolongan pertama untuk Tujuan dari tiga tahapan
meminimalkan resiko pencegahan adalah
tertularnya rabies: membatasi atau
• mencuci luka gigitan menghalangi
dengan sabun atau perkembangan
dengan deterjen selama ketidakmampuan, kondisi,
5-10 menit dibawah air atau gangguan sehingga
mengalir/diguyur. tidak berkembang ke
• luka diberi alkohol 70% tahap lanjut yang
atau Yodium tincture. membutuhkan perawatan
• Pergi ke rumah sakit atau intensif yaitu dengan
puskesmas terdekat menyediakan rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai