MIKROBIOLOGI I
RHABDOVIRIDAE (RABIES)
Disusun Oleh :
Nama
: Susi infantriani
NPM
: 99310158
UNIVERSITAS MALAHAYATI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2006
DAFTAR ISI
Halaman
DEFINISI DAN SEJARAH RABIES..............................................................
RHABDOVIRIDAE (RABIES)
Rabies
Definisi dan sejarah
Merupakan penyakit hewan yang sangat terkenal, bahkan sudak dikenal sejak
ribuan tahun sebelum masehi. Prasasti rabies yang berisi aturan denda bagi pemilik
anjing yang anjingnya menggigit manusia hingga mati, telah dibuat pada zaman
kekuasaan raja Hamurabi (2300 SM).
Rabies pada anjing dan kucing telah di gambarkan oleh Domocritus (500 SM)
dan Aristoteles (322 SM), Celcus (100 tahun sesudah masehi) untuk pertama kalinya
di perkenalkan hubungn antara gejala takut air (hidrophobia) pada manusia dengan
rabies pada hewan (dari buku contagious disease from the animal)
Rabies juga di kenal dengn nama iyasa, tollwot, rage dan hyarophobia nama
terakhir ini di sebabkan karna penderita cendrung takut air. Penyakit ini telah di kenal
sejak berabad-abad lalu, baik pada manusia maupun pada hewan peliharaan dan
hewan liar. Rabies tersebar hampir di seluruh dunia, kecuali Australia, Selandia baru,
Hawaii, dan inggris serta beberapa negara Eropa. Di Indonesia sebagai dan besar
propinsi telah tercemar rabies (dari buku to know what is the rabies?)
Berdasarkan siklusnya ada 2 bentuk rabies:
A2
1.
A2
2.
Protein (67 %)
Lemak (26 %)
Karbohidrat (3 %)
Ultrastructure
Negatively stained Rhabdovirus as seen through an electron microscope.
Cara penularannya dari hewan ke hewan; kera, domba dan sapi dapat
terjangkit rabies jika digigit oleh anjing penderita rabies. Hewan-hewan ternak dapat
jugaterjangkit rabies yang disebabkan oleh gigitan hewan liar pembawa rabies, seperti
kelelawar penghisapdarah (vampire) di Amerika setelah yang menyerang sapi dan
kuda, serta ruba di Eropa yang dapat menularkan rabies pada ternak-ternak penduduk
di lingkungan pemukiman. Cara penularan rabies dari hewan ke manusia, penularan
rabiesnya melalui gigitan anjing, terutama anjing liar yang dibiarkan bebas tanpa
pemeliharaan khusus. Saliva anjing yang tertular rabies mengandung virus rabies.
Virus dalam air ludah anjing ini masuk ke dalam tubuh manusiamelalui luka gigitan
anjing dan terus menjalar menuju otak melalui serat 2, badan.
(dari buku to know what is the rabies).
Gejala dan Tanda (Simptomatologi)
Ada 3 bentuk rabies pada hewan :
I.
Bentuk Jinak
Yang dikenal pula sebagai dump rabies. Bentuk ini agak sulit dikendali, karena
tidak memperlihatkan keganasan, baru pada stadium lanjut diketahui bahwa ada
kelumpuhan pada kedua kaki belakang dan rahang bawah
10
memrlukan waktu lama, yaitu 4-21 hari, percobaan biologik ini memerlukan 5
ekor hewan percobaan berupa tikus putih(swiss mice) yang berumur 1-4
minggu.sekarang percobaan tikus putih ini dapat di gantikan dengan kultul
jaringan (neuroblastoma) yang hasilnya akan lebvih cepat di ketahui.( dari
buku to know what is rabies? )
Pengobatan dan pencegahan.
Sebagaimana halnya penyakit penyakit infeksi oleh virus, obat untuk
menaggulangi rabies juga tidak ada.yang telah ada dan bermacam jenisnya adalah
vaksin dan serum anti rabies untuk pencegahan.
Virus rabies dapat di matikan dengan bahan-bahan pemati hama (desinfekfasia)
seperti fenol, eter, khloroform, formaldehida, dan basa amonium.
Ada dua macam klasifikasi upaya pencegahan rabies:
1.
11
dari otak
Serum anti rabies yang terbuat dari serum kuda yang telah di vaksinasi
terhadap rabies sebelumnya.karena serum ini berasal dari spesies, maka
di sebut serum heterolog.karena berasal dari kuda di sebut ER1g (Equine
rabies
Immunoglobuline).dosis
yang
di
kombinasikan
menurut
pembuatanya, yaitu untuk produksi perum bio farm 0,5ml / kg bb. Untuk
produksi Iff2 Merieukdosis 0,2 ml / kgbb.dengan menggunakan serum
12
heterolog tentu saja ada resiko efek samping,oleh karena itu perlu
dilakuakn lebih dahulu skin test.bila dari uji kulit tesebut didapatkan
infiltrat > 1 cm, maka serum heterolog jangan dipakai.
2.
Serum homolog, yaitu serum berasal dari serum manusia yang diambil
dari donor yang disebut pula HRIg tidak diperlukan skin test dahulu dan
dosisnya adalah lebih kecil, yaitu 0,1 mil/kg bb, disuntikan disekitar
luka.
Menurut penelitian vodopja dan sereau (1986), vaksinasi dengan PVRV untuk
post-exposure bahkan dapat dipendekan menjadi 4 x suntikan saja, yaitu pada hari ke
O 2 x dosis disuntikan ditempat berbeda. Kemudian 1 dosis dihari ke 7 metode 2-11. dengan metode zagreb ini pada hari ke-21, antibodi netralisasi yang ditimbulkan
sudah mencapai 0,4-270,3 IU/ml, jauh melebihi syarat minimal ditentukan, yaitu 0,5
IU/ml dengan metode RFFIT (dari buku Rabies Control and the future prospect ini di
indonesia).
13
DAFTAR PUSTKA
French, E.L ef al. Contagious Disease From The Animal- Australia Gov. Publ
Service, Canbera 1978
Charlie Easmon. To Know What is The Rabies, Part-4. Comm Of Australia,
Depatement of Healt. 1996
Seddon, H.R. Rabies Control And The Future Prospect In Indonesia. California :
American Veterinary Publications, Inc, 1988
14
15