Anda di halaman 1dari 51

PENANGANAN

KORBAN GIGITAN
BINATANG
M. ZUL’IRFAN
50% sengatan serangga
30% gigitan ular
14% gigitan laba-laba
/kalajengking
6% lainnya
SERANGGA
• Lebah, tawon,
semut
• 10 million
stings/year
• 40-150 deaths/year
• Kematian biasanya
berhubungan
dengan mekanisme
immunologically
Hymenoptera/Lebah
• Problems
• Allergic reactions
• Anaphylaxis
• Toxic venom effects (rare)
• About 40-150 deaths/year
• Honeybees 50%
• Yellow jackets and other
wasps 50%
Hymenoptera
• 0,4% dari populasi berisiko untuk reaksi
alergi yang serius
• Sebagian besar memberikan keparahan
respon progresif
• 50% dari 2.006 pasien sengatan
mengalami reaksi alergi Tanpa memiliki
gejala peringatan sebelumnya!
Hymenoptera
• Local reaction (wheal/urticaria)
• Sharp, burning pain
• Pruritis
• Edema
• Reaksi yang luas dapat melibatkan seluruh
ekstremitas
• Sengatan pada lidah / tenggorokan dapat
menyebabkan gangguan saluran napas
Hymenoptera
• Systemic reactions
• Mild: Diffuse gatal, urtikaria,
pembengkakan jauh dari situs
sengatan.
• Parah: edema laring, bronkospasme
berat, hipotensi yang mendalam
Hymenoptera
• Systemic reactions
• Most deaths (75%) occur within
4 hours of the sting
Treatment

• Local Reactions
• Remove retained stinger
(flick)
• Ice to site
• Oral antihistamines
• Mild analgesics
• Treatment of Severe Reactions
(Anaphylaxis)
• Activate EMS
• Airway management
• Epinephrine (0.3 cc of 1:1,000 soln
q15 min) SQ or IM
• Fluids
• Antihistamines
Medications for Anaphylaxis
• Diphenhydramine
• 50 mg PO/IM q4-6h (may also give IV)
• Epinephrine (1:1,000)
• 0.3 cc of 1:1,000 solution q 15 min
• Avoid IV, but if necessary use 1: 10,000 soln
• Cimetidine
• 300-800 mg IV q6h (may also use ranitidine)
• Methylprednisolone 125mg IV load, 40mg q6h
• Albuterol (for bronchospasm)
Allergic Responses
• Grade 1 • Grade 2
• Generalized
• Enlarging local response at sting site
urticaria
• Cold compresses
• Diphenhydramine
• Symptomatic medications
• Epinephrine (if
severe)
Allergic Responses
• Grade 4
3 (Anaphylaxis)
•• Dyspnea,
Dyspnea, dysphagia, hypotension,edema,
wheeze, angioneurotic laryngeal edema
nausea

•• Intubatation/Fluids
Dihpenhydramine
•• Antihistamines
Epinephrine
• Epinephrine
• Admit for observation
• Steroids
• If severe, treat as 4
• ICU admission
GIGITAN ULAR BERBISA
SIFAT BISA ULAR
• Bisa ular • DNA-ase
merupakan suatu • 5 Nukleotidase
polipeptida yang • Kolinesterase
bersifat
• Protease
enzimatik :
• Fosfolipase • Hialuronidase
• Fosfomenoester
ase
• ATP-ase
• RNA-ase
EFEK BISA ULAR
• Neurotoksik
• Hemorargik
• Trombigenik
• Hemolitik
• Sitotoksik
• Antifibrin
• Antikoagulan
• Kardiotoksik
• Gangguan vaskuler (merusak tunika intima)
• Menghasilkan zat-zatseperti kinin, histamindan slow
reacting substance
Jenis ular berbisa berdasarkan
Familinya
• Famili
Elapidae : ular
welung, welang,
sendok, ular anang,
ular cabai
• Famili Crotalidae :
ular tanah, ular hijau,
ular bandotan puspo
• Famili Hydropidae : ular
laut

• Famili Colubridae : ular


pohon
ULAR BERBISA YANG BANYAK DI
INDONESIA
• HEMATOTOKSIK:
• Trimeresurus albolaris (ular hijau)
• Ankristrodon rhodostoma (ular tanah)
• NEUROTOKSIK :
• Bungarus Fasciatus (ular welang)
• Naya sputarix ( ular sendok)
• Ular kobra
• Ular laut
Trimeresurus albolabris Ankristrodon rhodostoma
Bungarus Fasciatus Naya sputarix
CIRI-CIRI ULAR BERBISA
• Bentuk kepala segi tiga
• Pupil mata berbentuk bulat panjang
(kevuali ular karang)
• Dua gigi taring besar dirahang atas
• Dua luka gigitan utama akibat gigi
taring
SISTEMIK :
GEJALA KILINIS hipotensi,
• LOKAL : edema, kelemahan,
nyeri, nyeri tekan, berkeringat,
ekhimosis (dalam menggigil, mual,
muntah, dan nyeri
30 menit – 24 jam)
kepala
GEJALA KHUSUS
• HEMATOTOKSIK :perdarahan ditempat
gigitan, pulmo, jantung, ginjal, peritonium,
otak, gusi, hemathemesis, melena, kulit,
hemoptoe, hematuria, DIC (Diasseminated
Intravascular Coagulation)
• NEUROTOKSIK : Hipertonik, fasokulasi,
paresis, paralisis pernafasan, ptosis, Paralisis
otot laring, reflek abnormal, kejang dan
koma
• KARDIOTOKSIK : Hipotensi, henti jantung
KALISFIKASI (menurut Schwartz)
• DERAJAT 0 :
Luka +, nyeri +/-, edema/ eritema < 3cm/12 jam
• DERAJAT I :
Luka +, nyeri +, edema/eritema 3 – 12 cm/12jam
• DERAJAT II :
Luka +, nyeri +++, edema/eritema 12 – 25 cm/12
jam, neurotoksik, pusing, mual syok
• DERAJAT III :
Luka +, nyrei +++, edema eritema > 25 cm/12 jam,
Perdarahan kulit, syok
• DERAJAT IV :
Luka +, nyeri +++, edema/eritema > ekstremitas<
GGA, koma, perdarahan
GAMBARAN KLINIS
GIGITAN ELAPIDAE
 EFEK LOKAL :
Sakit ringan, sedikit atau
tanpa pembengkakan  SEMBURAN KOBRA
atau kerusakan kulit PADA MATA :
dekat gigitan. Pada Sakit berdenyut, kaku
beberapa ular dari afrika pada kelopak mata,
dan beberapa kobra bengkak disekitar mulut,
asia : sakit berat, kerusakan pada lapisan
melepuh, kulit rusak
dekat gigitan luar mata
GEJALA SISTEMIK :
Muncul 15 menit-10 jam setelah gigitan :
paralisi urat-urat wajah, bibir, lidah dan
tenggorokan, kelopak mata menurun,
susah menelan, lemas, sakit kepala, kulit
dingin, muntah pandangan kabur, mati rasa
disekitar mulut selanjutnya dapat terjadi
paralisis otot pernafasan, TD turun, nadi
lambat, kesadaran menurun
GIGITAN VIPERIDS/Crotalidae

EFEK LOKAL : EFEK SISTEMIK :


15 menit – beberapa 5 menit – beberapa jam:
muntah, berketringat,
jam: bengkak dan kolik, diare, perdarahan
sakit dekat gigitan pada gigitan, lubang dan
dan cepat menyebar luka yang dibuat taring,
muntahan, urin, feses.
Beberap hari kemudian
timbul, melepuh dan
kerusakan jaringan,
kerusakan ginjal, oedema
paru
GIGITAN HYDROPIDS
• GEJALA CEPAT : sakit kepala, lidah
terasa tebal, berkeringat dan muntah

• SETELAH 30 menit – beberapa jam:


kaku dan nyeri menyeluruh, spasm
otot rahang, paralisis otot, urine
warna coklat gelap, ginjal rusak, henti
jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LAB :Hb, Ht, Trombosit, Kr, Urea N,
elektrolit, BT/CT, PT/APTT, D-dimer,
tes faal hepar, cross match
• EKG
• THORAX FOTO
PENATALAKSANAAN
TUJUAN
• Menghalangi/memperlambat
absorbsi bisa
• Menetralkan bisa yang sudah masuk
kesirkulasi
• Mengatasi efek lokal dan sistemik
1. Cegah penyebaran bisa dari daerah gigitan
jika perawatan lebih dari 3-4 jam
• Tenangkan pasien (Don’t Panic) ,bila perlu
petidin 50 mg untuk menghilangkan nyeri
• Posisikan bagian yang terluka lebih rendah
dari posisi jantung
• Jangan menggunakan es, tourniquet, balut
tekan, elektroterapi dan menghisap luka.
Lanjutan…………

2. Perawatan luka
• Hindari kontak luka dengan larutan asam,
yodium atau benda panas
• Zat anestetik disuntikan sekitar luka,
jangan ke luka
• Keluarkan bisa ular
• Immobilisasi bagian yang terkena untuk
menghindari kontraksi otot
Lanjutan…………

3. Bila mungkin berikan suntikan antibisa (antivenin)


• Pengobatan adekuat 4-5 ampul, anak dosis lebih
besar (2 – 3 kali)
• Test sensitivitas (bila sensitif berikan secara
Besredka, jika tidak 1amp :5ml disekitar luka
sisanya di tempat lain)
4. Perbaikan sirkulasi
• Kopi pahit pekat
• Kafein na-benzoat 0,5 g im/iv
• Vasokonstriktor : efedrin 10-25 mg dlm 500-1000
ml cairan perdrip
5. Obat lain
• ATS 1500-3000 U, Tetanus toxoid 1 ml, Antibiotik
PENATALAKSANAAN
• Penataksanaan • Pemeriksaan lab
jalan nafas • Apus tempat
• Penatalaksanaan gigitan dengan
fungsi pernafasan Venom Detection
• Penatalaksanaan • SABU : gejala
sirkulasi venerasi sistemik,
• Pertolongan pada adanya edema
luka gigitan hebat pada bagian
luka
Anti snake venom (Asv)
PEDOMAN PEMBERIAN SABU
(Schwartz, Way)
• DERAJAT 0 – I :
Belum diberikan, nilai dalam 12 jam, bila
derajat meningkat diberikan
• DERAJAT II :
3 – 4 vial
• DERAJAT III :
5 – 15 vial
• DERAJAT IV :
berikan penambahan 6-8 vial
PENATALAKSANAAN
• Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Monitor lab setelah pemberian SABU,
jika koagulopati membaik monitor ketat.
Jika koagulopati tidak membaik ulangi
pemberian SABU, ulangi lab setelah 1 – 3
jam
• Terapi profilaksis : ATS, TT, AB spektrum
luas
PENATALAKSANAAN
• Gangguan koagulasi berat : FFP (Fresh-Frozen
Plasma)
• Perdarahan : transfusi darah segar atau komponen
darah, firinogen, Vit K
• Hipotensi : infus dengan kristaloid
• Monitor pambengkakan lokal
• Segera lepas cincin atau yang mengikat
• Sindroma kompartemen : fasciotomi
• Gangguan neurotoksik : asetilkolinesterase, SA
MONITORING
• Level of consiousness
• Pulse, BP, Resp rate,Capillary refill
time
• Clotting time 1/2hr -1hourly
• Urine output
• Muscle weakness
Scorpions
Scorpion Bites
• Racun neurotoksik
• Bekerja pada sinaps saraf dan neuro-
otot persimpangan
• Peningkatan permeabilitas natrium
neuron
• Pelepasan neurotransmiter pada
sinapsis
• Peningkatan pelepasan asetilkolin
pada neuromuscular junction
Scorpion Bites

• Local signs, symptoms


• Tidak ada pembengkakan atau
peradangan lokal
• Nyeri lokal dengan hyperesthesia

• Treat symptomatically.
• Ice to area, mild analgesic, wound care
Scorpion Bites
• Tanda-tanda sistemik, gejala
gelisah, agitasi
Keliling gerakan mata
Koordinasi yang buruk, bicara cadel,
kesulitan menelan (temuan bulbar)
hyoersalivasi, mengi, stridor
Takikardia, takipnea, hipertensi, mual,
muntah
Scorpion Bites
• Treatment of severe envenomation
• Antivenin
• Arizona Poison Control 1-800-362-0101
• Give IV. Skin test precautions. 1-2 vials total.
(Goat serum product)
• Sedatives?
• Caution, particularly with antivenin use—
avoid oversedation
• Phenobarb (5-10mg/kg) or diazepam
Thank you

Anda mungkin juga menyukai