Anda di halaman 1dari 29

Konsep

kegawatdaruratan
gigitan binatang
Zuhrah Giatamah
Gigitan binatang
Kasus gigitan binatang paling banyak adalah
kasus rabies (95%) yang disebabkan oleh gigitan
anjing. Situasi rabies di Indonesia tahun 2020
hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus
gigitan sebanyak 82.634 dan rata-rata kematian
pertahunnya 68 orang.
3
Rabies adalah penyakit menular akut yang
disebabkan oleh virus rabies. Secara umum,
penyakit rabies dapat ditularkan melalui saliva,
yaitu anjing, kucing dan juga kera yang terkena
rabies melalui jalan gigitan atau luka terbuka.
Pertolongan pertama pada
gigitan anjing
Gejala klinis
• Gejala awal yang terjadi sewaktu virus menyerang susunan saraf pusat adalah
Sta
diu perasaan gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa seperti
m
Pro
terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di tenggorokan
dro selama beberapa hari.
Sta
mal • Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka
diu
m kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap
Se ransangan sensoris.
nso
Sta
ris
• Tonus otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
diu
m berupa eksitasi atau ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap
Ek
St
rangsangan cahaya, tiupan angin atau suara keras.
sit
ad
asi
• Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang –
iu kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
m otot-otot yang bersifat progresif.
Pa
ral
is
6
Pertolongan Pertama
• Tanyakan riwayat gigitan
• Bilas luka gigitan
• Segera ke Rumah sakit

Pertolongan Lanjutan
• Pemeriksaan
• Debridement
• Irigation
• Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR)
Antidot Spesifik
Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV): Disuntikkan secara i.m. di daerah deltoideus (d
i daerah paha)
Vaksinasi VAR Sesudah digigit:
a) Pemberian Dosis Waktu pemberian

Dasar Anak Dewasa 4X pemberian:


·Hari ke-
0, 2X pemberian sekaligus
0,5 mL 0,5 mL (deltoideus kiri dan kanan)
·Hari ke-7 dan hari ke-21
Ulangan - - -
PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN ULAR

Gigitan ular adalah salah satu faktor masalah kesehatan


yang sangat sering terjadi di negara tropis dan sub tropis
(Gilang dan Oktafany, 2017). penderita gigitan ular
mengalami morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi
karena akses terhadap pelayanan kesehatan yang buruk,
kurang optimal dan pada waktu tertentu mengalami kesulitan
dalam persediaan anti-bisa merupakan satu-satunya terapi
fisik (Medikanto dkk, 2017).
N
Tipe Bisa Ular
eu
ro • Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
to
H
xi
e • Menyerang darah dan sistem sirkulasinya dimana terjadi
mc
haemolysis
ot
M
ox
yo • Efek pada jaringan otot, bisa dapat menonaktifkan kontraksi otot
ic secara cepat.
to
xi
C • Menghancurkan sel, menghasilkan gejala lokal dan sistemik
c
yt yang parah, perdarahan, dan kerusakan jaringan, menyebabkan
ot kematian.
ox
ic
Gejala Klinis
Pertolongan Pertama

1. Metode DR CAB
(Danger Response Circulation Airways Breath) :
Danger (Bahaya)
Response (Respon)
Circulation (Sirkulasi)
Airways (Jalur Nafas)
Breath (Pernafasan)
2. Imobilisasi luka gigitan dan Lakukan pembalutan elastis
3. Tenangkan korban
4. Kenali ular yang menggigit
5. Posisikan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung
6. Bawa ke IGD
Pertolongan pertama untuk gigitan
kucing
Karakteristik Luka
• Biasanya berupa luka tusukan pada tangan maupun lengan
• Luka panjang, kecil, namun dalam
• Luka gigitan kucing memiliki resiko tinggi infeksi

Gejala Klinis
• Infeksi luka terlokalisasi
 Eritema, panas, pembengkakan atau edema, nyeri, nanah, demam.
• Infeksi sistemik (shock)
 Takipnea, takikardia, hipotensi, kebingungan, pucat.
Pertolongan Pertama
• Usahakan korban gigitan kucing dalam keadaan tenang agar lebih mudah
diobati
• Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang luka gigitan tersebut,
gunakan handscoon ketika memegang luka bila tersedia
• Cucilah daerah gigitan dengan sabun dan air hangat, kemudian oleskan
dengan krim antibiotik untuk mencegah infeksi. Tutup luka gigitan tersebut
dengan pembalut luka yang steril
• Jika luka gigitannya dalam, tekan luka dengan kain handuk bersih untuk
menghentikan pendarahannya. Kemudian siram luka dengan air mengalir
dan segera carilah bantuan dokter
Pertolongan Lanjutan
Saat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) hal yang perlu
diperhatikan adalah:
• Pemeriksaan
• Debridement
• Irrigation
• Pemberian vaksin
Terapi
Pathogen Pasteurella multocida aerobes dan anaerob,
EMPIRICAL OPTIONS >>
Antibioti Profilaksis: amoksisilin 500 mg + klavulanat 125 mg tid, jika IM penisilin prokain + PO
k amoksisilin + klavulanat.
Infeksi yang telah diketahui: akses IV dan terapi kombinasi antimikroba yang tepat.
Imunisasi TETANUS TOXOID >>
Diiberikan jika ada riwayat tiga atau lebih vaksinasi tetanus toxoid, tapi injeksi
terakhir lebih dari lima tahun yang lalu.
Boostrix: 10 - >65 tahun
Adacel: 11-64 tahun
Dosis: 0.5 ml sekali IM (otot deltoid), umumnya 5 tahun sekali.
Imunoglobuli Tetanus immune globulin (HyperTET S/D)
n Dewasa:
Prophylaxis: 250 Units IM (single dose)
Active tetanus: 3000-6000 Units
Anak – anak:
>7 years old: 250 Units IM (single dose)
<7 years old: 4 Unit/kg or 250 Units IM
Rabies Immune Globulin (Imogam Rabies-HT, HyperRab S/D)
20 IU/kg, infiltrate locally around bite/ berikan IM (gluteal/lateral muscle)
Pertolongan pertama untuk sengatan
ubur-ubur
• Jenis Racun
• Jellyfish Venom
• Jenis Ubur – Ubur
• Lion's mane (Cyanea capillata)
• Portuguese man-of-war (Physalia physalis)
• Sea nettle (Chrysaora quinquecirrha)
• Sea wasp (Chironex fleckeri, Chiropsalmus quadrigatus)
Gejala Klinis
Portuguese man-of-war
• Nyeri perut
• Perubahan denyut jantung
• Nyeri dada
• Collapse
• Sakit kepala
• Nyeri otot dan kejang otot
• Mati rasa dan kelemahan
• Nyeri di lengan atau kaki
• Titik merah besar di mana disengat
• Meler hidung dan mata berair Lion’s Mane
• Kesulitan menelan Kesulitan Bernapas
• Berkeringat Kram otot
Pembakaran kulit dan terik (berat)
Sea Wasp atau Ubur – Ubur Kotak
• Kesulitan Bernapas Sea Nettle
• Mual dan muntah Ruam kulit ringan (dengan sengatan ringan)
• Nyeri parah dan pembengkakan
Kram otot dan kesulitan bernapas (dengan
• Detak jantung Lambat
kontak yang luas)
• Kematian jaringan kulit
Pertolongan Pertama
• Cari penanganan medis segera
• Jika Anda tahu pasti bahwa orang tersebut telah disengat oleh Portuguese man-of-war atau Sea
Nettle, cuci dengan air garam (air laut tidak apa-apa, tapi pastikan luka tidak terkena pasir)
• Lindungi daerah yang terkena jika memungkinkan
• Rendam daerah dengan larutan yang terbuat dari 1/2 cuka dan 1/2 air selama sekitar 30 menit,
hal ini membantu menghilangkan tentakel.
• Bilas dan kemudian kembali rendam dengan air cuka. (Anda juga dapat menghapus tentakel
dengan menerapkan pasta yang terbuat dari tepung atau krim untuk mencukur dan mengorek
daerah dengan instrumen tumpul)
• Oleskan krim yang mengandung penghilang rasa sakit, antihistamin, atau kortikosteroid.
Pertolongan Lanjutan
• Antivenin (untuk sengatan sea wasp)
• Darah dan tes urine
• Bantuan Pernapasan
• Terapi cairan (dengan IV)
• Obat sesuai gejala
• Sinar-X
• Prognosis
• Sengatan Portuguese man-of-war dan Sea nettle jarang mematikan. Sengatan Sea wasp dapat mematikan
dalam beberapa menit. Angka kematian keseluruhan setelah sengatan ubur – ubur kotak mungkin
mendekati 15% sampai 20% di pilih lokal.
PERTOLONGAN PERTAMA
PADA SENGATAN TOMCAT
Racun PADA TOMCAT
• Cairan Hemolim dalam tubuh (kecuali sayap) hewan ini memiliki
potensi racun yang berbahaya. Toksin tersebut diidentifikasi sebagai
racun ‘paederin': (C24 H43 N O9) diidentifikasi pada tahun 1953.
Gejala klinis
• Muncul warna kemerahan pada kulit
• Kulit akan terasa gatal
• Iritasi atau peradangan pada kulit
• Kulit akan tampak melepuh akibat iritasi
• Jika parah, maka akan ada nanah di kulit
Pertolongan Pertama
• Jika terkena serangan ini, cuci kulit yang terkena gigitan dengan air sabun
• Gunakan salep kulit Hydrocortisone 1%, salep betametasone dan antibiotik
Neomycin Sulfat 3x sehari atau dengan salep acyclovir 5%
• Bila timbul infeksi sekunder, jangan sampai terjadi luka
• Jangan menggaruk luka, agar racun tidak berpindah
• Segera ke dokter
Intervensi
• Nyeri akut
• Hipertermi
• Resiko tinggi infeksi
• Pola nafas tidak efektif
• Gangguan perfusi jaringan perifer
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai