Anda di halaman 1dari 27

GIGITAN SERANGGA

&
BINATANG BERBISA

Ns. BRewijaya

1. Definisi gigitan serangga


Insect Bites adalah gigitan atau serangan
serangga. Gigitan serangga seringkali
menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit
(senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut
boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada
yang berakhir dalam beberapa jam sampai berharihari. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena
gigitan serangga dibanding orang dewasa.
Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan karena
serangga yang menyengat atau menggigit
seseorang.

Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh


gigitan atau serangan gigitan serangga didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis).
Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan
dan membutuhkan pertolongan darurat. Tanda-tanda atau gejalanya
adalah:
Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah
tidak mendapatkan masukan darah yang cukup untuk organ-organ
penting (vital)
Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau
kerongkongan/tenggorokan
Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak
kaki, dan selaput lendir (angioedema)
Pusing dan kacau
Mual, diare, dan nyeri pada perut
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.

b. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga.


Serangga atau laba-laba yang menyebabkan hal tersebut misalnya:
Laba-laba janda (widow) yang berwarna hitam
Laba-laba pertapa (recluse) yang berwarna coklat
Laba-laba gembel (hobo)
Kalajengking
c. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.
Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah
menyengat. Lebah madu afrika, yang dinamakan lebah-lebah pembunuh,
mereka lebih agresif dari pada lebah madu kebanyakan dan sering
menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak
Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat menyengat
berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergi
Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya,
kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur
memutar dan berkali-kali

d. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.


e. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
f. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum)
digunakan untuk mengobati gigitan atau serangan serangga. Penyakit
serum menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
serta diiringi gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah penggunaan
anti serum.
g. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile kepada
seseorang, menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).
h. Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya
malaria.

Impetigo

2. Definisi gigitan binatang berbisa


Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di
akibatkan
oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga
digigit
ular.
Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :
a. Bentuk kepala segiempat panjang
b. Gigi taring kecil
c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :
a. Bentuk kepala segitiga
b. Dua gigi taring besar di rahang atas
c. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring

Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa
tersebut bersifat:
a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal
karena paralise otot-otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan,
kardiovaskuler yang terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan
koma.
b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim
lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin.
Perdarahan itu sendiri sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin.
Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus berdarah, haematom pada tiap
suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal.
c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan
dengan mhaemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal
dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan
otot jantung.
e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya
berakibat terganggunya kardiovaskuler.
f. Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di
jaringan pada tempat patukan
g. Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran
bisa.

PENYEBAB GIGITAN SERANGGA DAN


BINATANG BERBISA
Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau
diganggu. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan.
Gigitan serangga untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat
menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin
memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan
dan bengkak di lokasi yang tersengat.
Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga
Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang cukup
serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang diakibatkan oleh serangga
3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon
dan semut api berbeda-beda dalam menyengat.
Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati
ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon tidak
melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api menyengatkan
bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat
menyengat bisa berkali-kali.

Gejala
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam
dan tergantung dari berbagai macam faktor yang
mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga
menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri, dan
gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang
terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika
daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika
luka tersebut tidak dirawat, maka akan
mengakibatkan peradangan akut.

Tanda dan gejala gigitan ular berbisa


Bila tergigit ular yang berbisa tinggi efeknya berbeda
beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa
ular, efek gigitan pada umumnya :
1. Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna
2. Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
3. Mulut terasa kering
4. Pusing, mata berkunang - kunang
5. Demam, menggigil
6. Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati)
terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha
ginjal membersihkan darah

Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat


dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :
Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa
kobra (Naja spp) menimbulkan rasa sakit dan perlunakan
di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan
dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga
dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa
elapid Australia dapat menyebabkan perdarahan organ
internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban
dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan
dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak
terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.

Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek
langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat
beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot
pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat perawatan.
Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan
bicara dan bernafas, dan kesemutan.
Kematian otot : bisa dari Russells viper (Daboia russelli), ular
laut, dan beberapa elapid Australia dapat secara langsung
menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris
dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba
menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat
mengenai mata korban, menghasilkan sakit dan kerusakan,
bahkan kebutaan sementara pada mata.

Atau

1. Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa

Penatalaksanaan pada gigitan serangga


Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan
bengkak adalah gejala yang paling sering
ditemui. Paling sering ini diobati di rumah
dengan antihistamin. Jika terjadi infeksi, sangat
penting menjaga area gigitan supaya tidak
meluas.

Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat


tergigit serangga juga harus ke bagian gawat
darurat jika:
a. Mendesah
b. Sesak nafas
c. Dada sesak atau sakit
d. Tenggorokan sakit atau susah berbicara
e. Pingsan atau lemah
f. Infeksi

Tindakan pertolongan di tempat kejadian


1. Jangan panik
2. Amankan posisi penolong dan korban
Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu lagi, lokasi yang curam, dll. Jika
diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.
3. Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastisdi atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung Imobilisasi pasien
dan
Lakukan pembalutan elastisdi atas luka gigitan untuk menghentikan dan
memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4. Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras
tenaga dan mempercepat detak jantung
5. Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)
Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter
efek bisa nya terhadap manusia.
6. Lakukan tindakan pertolongan pertama

Pengobatan gigitan serangga pribadi di


rumah
Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi.
Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang
digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan.
Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air
untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh
serangga (seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat
mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak dibersihkan.
Pengobatan dapat juga menggunakan antihistamin seperti
diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau
pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi
gatal-gatal.

2. Penatalaksanaan pada gigitan binatang berbisa


Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan
envenomasi; dibagi menjadi perawatan di
lapangan dan manajemen di rumah sakit
a. Perawatan di Lapangan
Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk
mempertahankan pasien sampai mereka tiba di instalasi gawat
darurat. Sering penatalaksanaan dengan autentisitas yang kurang
lebih memperburuk daripada memperbaiki keadaan, termasuk
membuat insisi pada luka gigitan, menghisap dengan mulut,
pemasangan turniket, kompres dengan es, atau kejutan listrik.
Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai dengan prinsip dasar
emergency life support. Tenangkan pasien untuk menghindari
hysteria selama implementasi ABC (Airway, Breathing, Circulation).

Pertolongan Pertama :
1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua.
2) Buat korban tetap tenang
3) Jika terdapat alat penghisap
4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat
5) Monitor tanda-tanda vital korban
6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan
berubah warna
7) Segera dapatkan pertolongan medis.
8) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana
transportasi ke instalasi gawat darurat akan lama,
pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit.
9) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan
tidak terdapat efek mayor dari luka lokal, dapat dipasang
pembalut dengan teknik imobilisasi dengan tekanan.

b. Manajemen di Rumah Sakit


Perawatan definitif meliputi pengecekan kembali
ABC dan mengevaluasi pasien atas tanda-tanda
syok (seperti takipneu, takikardi, kulit kering dan
pucat, perubahan status mental, hipotensi).

Penderajatan envenomasi membedakan kebutuhan akan antivenin pada korban


gigitan ular-ular viper. Derajat dibagi dalam ringan, sedang, atau berat.

a. Envenomasi ringan ditandai dengan rasa sakit


lokal, edema, tidak ada tanda-tanda toksisitas
sistemik, dan hasil laboratorium yang normal.
b. Envenomasi sedang ditandai dengan rasa sakit
lokal yang hebat; edema lebih dari 12 inci di
sekitar luka; dan toksisitas sistemik termasuk
nausea, vomitus dan penyimpangan pada hasil
laboratorium (misalnya penurunan jumlah
hematokrit atau trombosit).

c. Envenomasi berat ditandai dengan ptekie, ekimosis, sputum


bercampur darah, hipotensi, hipoperfusi, disfungsi renal,
perubahan pada protrombin time dan tromboplastin time
parsial teraktivasi, dan hasil-hasil abnormal dari tes-tes lain
yang menunjukkan koagulopati konsumtif.
Penderajatan envenomasi merupakan proses yang dinamis.
Dalam beberapa jam, sindrom ringan awal dapat berkembang
menjadi sedang bahkan reaksi yang berat.
Beri antivenin pada korban gigitan ular koral sebagai standar
perawatan jika korban datang dalam 12 jam setelah gigitan,
tanpa melihat adanya tanda-tanda lokal atau sistemik.
Neurotoksisitas dapat muncul tanpa tanda-tanda sebelumnya
dan berkembang menjadi gagal nafas.
Bersihkan luka dan cari pecahan taring ular atau kotoran lain.
Suntikan tetanus diperlukan jika korban belum pernah
mendapatkannya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Beberapa luka memerlukan antibiotik untuk mencegah infek

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai