Anda di halaman 1dari 19

PNEUMONIA

DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru.-Harrison pulmonary

Sumber PDPI
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Sedangkan peradangan paru yang
disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-
obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.

Pneumonia adalah infeksi parenkim paru- Harrisons Pulmonary And Critical Care
Medicine.pdf
EPIDEMIOLOGI

• Pneumonia sering terjadi, terutama di negara-negara miskin.


• Bayi dan anak-anak paling sering terkena.
• Lebih dari 500.000 orang mengembangkan pneumonia setiap tahun di Jerman, dengan sekitar
250.000 di antaranya menerima perawatan di rumah sakit.
• Sebanyak 20.000 orang meninggal karena pneumonia, terutama orang lanjut usia di atas 65
tahun dan orang yang telah dilemahkan oleh penyakit lain.
ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.

1. Community-Acquired Pneumonia
● Bakteri : Organisme umum yang umum termasuk Pneumococcus, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,
Streptococcus Grup A, dan organisme gram negative. Di Amerika Serikat, bakteri penyebab CAP yang paling umum
termasuk Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Mycoplasma pneumoniae.
● Virus : Agen virus yang paling sering terlibat dalam CAP di Amerika Serikat termasuk virus influenza yang diikuti
oleh virus pernafasan syncytial, virus parainfluenza, dan adenovirus.
● Fungal : Biasanya terjadi pada pasien dengan keadaan sistem kekebalan yang rentan seperti HIV dan penerima Penyebab pneumonia
transplantasi organ. Yang paling umum di Amerika Utara termasuk Histoplasma, Blastomyces, dan Coccidioides. o Klebsiella pneumoniae 45,18%
2. Hospital-Acquired Pneumonia and Ventilator-Associated Pneumonia
● Basil Gram-negatif seperti Escherichia coli, Pseudomonas Aerugenosa, Acinetobacter, dan Enterobacter o Streptococcus pneumoniae 14,04%
● Kokus gram positif seperti Staphylococcus aureus o Streptococcus viridans 9,21%
o Staphylococcus aureus 9%
o Pseudomonas aeruginosa 8,56%
o Steptococcus hemolyticus 7,89%
o Enterobacter 5,26%
o Pseudomonas spp 0,9%
Sumber: PDPI
ETIOLOGI
• Etiologi untuk pneumonia terkait dengan proses yang merusak pertahanan kekebalan alami
paru-paru. Etiologi umum meliputi:
• • Merokok.
• • Penyakit paru kronis (mis. Asma, penyakit paru obstruktif kronis).
• • Penyakit jantung kronis.
• • Kelebihan alkohol.
• • Imunosupresi.
FAKTOR RESIKO
- Sistem imun menurun
- Infeksi
- Faktor lingkungan
- Merokok
- Alkoholism
- Usia
- Chronic lung disense
- Aspirasi
- Obat-obatan
KLASIFIKASI

Sumber: Crash Course Respiratory System


KLASIFIKASI
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis
• a.Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
• b.Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia)
• c.Pneumonia aspirasi
• d.Pneumonia pada penderita Immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
• a. Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Misalnya Klebsiella pada
penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
• b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
• c. Pneumonia virus
• d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita
dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3. Berdasarkan predileksi infeksi
• a.Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
• b.Bronkopneumonia. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan
orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
• c.Pneumonia interstisial

Sumber: PDPI
MANIFESTASI KLINIS

TRIAS PNEUMONIA : SESAK, BATUK, PANAS


Gambaran klinis yang sering terjadi pada pasien dengan pneumonia adalah:
1. Demam (dengan atau tanpa panas dingin)
2. Batuk (dengan atau tanpa dahak)
3. Dispnea
4. Nyeri dada pleuritik
5. Crackles (suara seperti gelembung) di atas area yang terkena
6. Dullness (chest wall percussion) suara nafas bronkial, dan egofoni (peningkatan
resonansi bunyi suara yang terdengar saat auskultasi paru, seringkali disebabkan oleh
konsolidasi paru)
7. Polimorfonuklear leukositosis (bacterial infection)
MANAGEMENT

CURB-65 0–1: Pneumonia ringan: dapat Secara umum, penatalaksanaan pneumonia


mempertimbangkan meliputi:
perawatan di rumah dengan antibiotik oral. • Oksigen (pertahankan saturasi O2> 94%).
CURB-65 2: Pneumonia sedang akan • Cairan intravena (IV) untuk memperbaiki
membutuhkan perawatandi rumah sakit.
dehidrasi (hati-hati pada pasien dengan gagal
CURB-65 3þ: Pneumonia berat: pertimbangkan
Unit ketergantungan tinggi - mortalitas tinggi. jantung).
• Antibiotik (oral atau IV tergantung
keparahannya).
DIAGNOSIS

Sumber: Crash Course Respiratory System


DIAGNOSIS
1. Gambaran klinis
• a.Anamnesis
• Gambaran klinis biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat
melebihi 40 derajat Celcius, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai
darah, sesak napas dan nyeri dada.
• b.Pemeriksaan fisik
• Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar.
2. Pemeriksaan penunjang
• a.Gambaran radiologis
• Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
• b.Pemeriksaan labolatorium
• Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari
10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Analisis gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

Sumber: PDPI
PENILAIAN DERAJAT
KEPARAHAN PENYAKIT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat
bila dijumpai 'salah satu atau lebih‘
kriteria di bawah ini.
Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Foto toraks paru menunjukkan
kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Kriteria mayor adalah sebagai berikut :
• Tekanan sistolik < 90 mmHg • Membutuhkan ventilasi mekanik
• Tekanan diastolik < 60 mmHg • Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2
mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient Outcome
Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Berdasar kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap
pneumonia komuniti adalah :
1. Skor PORT lebih dari 70
2. Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu
dari kriteria dibawah ini.
• Frekuensi napas > 30/menit
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHg
Tekanan diastolik < 60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif adalah
penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu
(membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam
[syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari
250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan
sistolik < 90 mmHg). Kriteria minor dan mayor yang lain bukan merupakan
indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif.
DIFFERENTAL DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
 Respiratory failure
 Parapneumonic effusions
 Empyema
 Lung abcess
 Atrial fibrillation

Anda mungkin juga menyukai