2, Oktober 2016
ISSN 2503-4626
Abstract : The objective of the research is to know the existence of music Gambang
Semarang ini Semarang City and obtain data about the existence and development of the
Gambang Semarang Music. This is research was conducted in Semarang, precisely in the
“Pahat Ethnic” group from Balemong Resort Semarang. This is study used qualitative
methods and the data area collected through observation, interview and library study.
The results showed that in “Pahat Ethnic”, Gambang Semarang still survives and bis
liked by the community. Gambang Semarang continues to survive and to grow up in
terms of musical instruments, composition, players and their functions.
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan musik
Gambang Semarang di Kota Semarang dan untuk mendapatkan data tentang eksistensi
dan perkembangan musik Gambang Semarang. Penelitian ini dilakukan di Kota
Semarang, tepatnya di kelompok "Pahat Etnik" yang ada di Balemong Resort Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data-data yang didapat dan
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di kelompok "Pahat Etnik", Gambang Semarang masih bertahan dan
masih dapat disukai oleh masyarakat umum. Gambang Semarang terus bertahan dan
tumbuh dalam perihal alat musik, komposisi, pemain dan fungsi dari Gambang Semarang
itu sendiri.
154
155 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 156
ISSN 2503-4626
157 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 158
nilai-nilai yang menentukan apa yang perpaduan antara seni musik yang di
pantas dikirimkan dengan ekspresi dalamnya terdapat (alat musik
lewat medium itu untuk gambang, bonang, suling, kendang,
menyampaikan baik kepercayaan, kongahyan, tehyan, sukong, gong
gagasan, sensasi, atau perasaan suwukan, kempul, kecrek dan
dengan cara selektif mungkin untuk ningnong), seni suara, seni tari, dan
medium itu. lawak (Puguh, 2000:363).
Gambang sendiri merupakan
salah satu perangkat gamelan jawa b. Perkembangan Seni Gambang
yang ditabuh. Sedangkan menurut di Indonesia
Dang Respati Puguh, dalam tulisan Sejak awal di Indonesia orkes
yang berjudul “Gambang Semarang: atau seni gambang (sebelum
Unsur-unsur Seni dan Konsep Gambang Kromong dan Gambang
Estetisnya”, menyebutkan bahwa Semarang) sudah berfungsi sebagai
gambang (xylophone) adalah alat hiburan, walaupun dalam
musik yang terbuat dari kayu, perkembangannya pada zaman
berbentuk bilah-bilah yang dahulu orkes ini mempunyai bentuk
diletakkan sejajar di sebuah rancakan maupun penggemar yang berubah-
yang terbuat dari kayu. Instrumen ini ubah. Menurut Phoa Kian Sioe,
terdiri dari 18 bilahan nada yang bahwa orkes ini semula dimainkan
dilaras secara pentatonis sepanjang dengan lebih teratur sehingga
3,5 oktaf, merupakan oktaf terkesan formal. Para pemainnya
(gembyang) yang berulang dari nada harus menguasai not-notnya yang
rendah sampai nada tinggi. Untuk ditulis dengan menggunakan huruf-
memainkannya, bilah-bilah kayu itu huruf Tionghoa, dan memainkannya
ditabuh dengan dua buah pemukul dengan membaca not dan secara
yang dipegang dengan kedua tangan halus dan lembut (Sioe, tanpa
(Puguh, 2000:364). tahun:37).
Jadi seni gambang Permainan Orkes Gambang ini
merupakan suatu karya seni seperti musik klasik atau musik jazz
pertunjukan yang merupakan pada zaman sekarang, dan para
ISSN 2503-4626
159 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 160
ISSN 2503-4626
161 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 162
ISSN 2503-4626
163 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 164
ISSN 2503-4626
165 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 166
ISSN 2503-4626
167 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 168
ISSN 2503-4626
169 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 170
tidak ada rasa seninya lagi. Melihat membuat keputusan sendiri untuk
kecenderungan tersebut, maka sesuai dengan keaslian (originalitas)
penulis melihat aparat pemerintah yang diinginkan para seniman rakyat
telah menjadikan para seniman tersebut. Oleh karena itu pemerintah
dipandang sebagai objek harus menjalankan dengan benar-
pembangunan dan diminta untuk benar peranannya sebagai pengayom
menyesuaikan diri dengan tuntutan yang melindungi keaslian dan
simbol-simbol pembangunan. Hal ini perkembangan secara estetis
tentu saja mengabaikan masalah kesenian rakyat tersebut tanpa harus
pemeliharaan dan pengembangan merubah dan menyesuaikan dengan
kesenian secara murni, dalam arti kebijakan-kebijakan politik.
benar-benar didukung oleh nilai seni Globalisasi budaya yang
yang mendalam dan bukan sekedar begitu pesat harus diantisipasi
hanya dijadikan model saja dalam dengan memperkuat identitas
pembangunan. kebudayaan nasional. Berbagai
Hal itu menjadikan Gambang folklor yang sesungguhnya menjadi
Semarang semakin lama tidak aset kekayaan kebudayaan nasional
mempunyai ruang yang cukup jangan sampai hanya menjadi alat
memadai untuk perkembangan atau slogan para pemegang
secara alami atau natural, karena itu kebijaksanaan, khususnya
secara tidak langsung Gambang pemerintah, dalam rangka keperluan
Semarang akhirnya menjadi sangat turisme, politik dan sebagainya.
tergantung oleh model-model Selama ini pembinaan dan
pembangunan yang cenderung lebih pengembangan folklor yang
modern dan rasional. Memang diakui dilakukan lembaga pemerintah masih
bahwa Gambang Semarang saat ini sebatas pada unsur formalitas belaka,
membutuhkan dana dan bantuan tanpa menyentuh esensi kehidupan
pemerintah sehingga sulit untuk kesenian yang bersangkutan.
menghindari keterlibatan pemerintah Akibatnya, folklor tersebut bukannya
dan bagi para seniman rakyat ini berkembang dan lestari, namun
merupakan sesuatu yang sulit pula justru semakin dijauhi masyarakat.
ISSN 2503-4626
171 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 154-172
ISSN 2503-4626
Eksistensi Kesenian Gambang Semarang (Dadang Dwi Septiyan) 172
ISSN 2503-4626