Anda di halaman 1dari 7

SENI DAN BUDAYA KELAS X

SMA NEGERI 3 GARUT


Semester Satu
_________________________________________________________

Musik Tradisional
Oleh : Usman Suhana Bisri, S.Sn.

Kompetensi Dasar
3.1. Memahami jenis dan fungsi alat musik tradisional.
4.1. Memainkan alat musik tradisional.

A. Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:


 Mengidentifikasi konsep musik tradisional.
 Memahami konsep musik tradisional.

B. Pengertian dan Ciri-ciri Musik Tradisional

Secara sederhana, musik tradisional lahir dan berkembang di


suatu daerah tertentu dan diwariskan turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Contoh musik gamelan degung, musik ini lahir dan
berkembang dan diwariskan oleh masyarakat daerah Jawa Barat.
Demikian juga seperti musik Tarawangsa yang lahir dan berkembang serta
Musik Terebang
diwariskan turun temurun oleh masyarakat Rancakalong Sumedang, serta
musik-musik tradisional lainnya di Jawa Barat, kita sebut sebagai musik tradisional Sunda.
Ciri-ciri umum musik tradisional adalah sebagai berikut :
1. Ide musik disampaikan oleh penciptanya tidak melalui tulisan berupa notasi atau partitur tetapi secara
lisan. Contoh seorang pencipta mengajarkan ide musiknya secara langsung kepada pemain musik atau
orang lain.
2. Musik tradisional diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi secara lisan.
3. Syair lagunya berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga meunjukkan ciri khas
daerahnya. Contoh lagu dari daerah Sunda, syairnya berbahasa Sunda dan alunan melodinya
menggunakan nada-nada dari tangga nada pentatonis pelog dan salendro.
4. Musik tradisional melibatkan alat-alat musik daerah. Contoh, lagu-lagu daerah Sunda umumnya
diiringi oleh alat-alat musik khas Sunda seperti Gamelan Degung dan Kacapi.
Di daerah Jawa khususnya di Jawa Barat, istilah yang dipergunakan adalah Karawitan Sunda.
Dalam sejarahnya, istilah ini dipergunakan setelah adanya perkembangan dan hubungan antara seniman
Sunda dan seniman Jawa yang saling tukar pengetahuan kesenian terutama di bidang seni suara, tari, dan
sastra. Ketiga seni tersebut erat kaitannya dengan Karawitan. Istilah Karawitan telah lama dikenal

Seni Budaya Kelas X hal. 1


masyarakat, sejak dulu banyak yang mengenal bentuk karawitan, namun sampai saat ini masih banyak
pula yang belum tahu persis apa itu karawitan.
Menurut pendapat para ahli, pengertian istilah karawitan diantaranya:
 Ki Sindo Suwarno istilah karawitan berasal dari kata rawit “rawit” yang memakai awalan “ka” dan
akhiran “an”. Rawit artinya halus sedangkan karawitan artinya kehalusan.
 Rd. Machyar Angga Kusumadinata berpendapat kata karawitan berasal dari akar kata “ra” dan “wit”
artinya sinar matahari atau seni sedangkan “wit” artinya pengetahuan.
Jadi kata karawitan mempunyai arti pengetahuan tentang seni yang meliputi seni tari, seni suara, seni
pedalangan, seni drama, dan lain-lain.
 Menurut Atik Sopandi, kata “ra” artinya menghormat atau memuja, sedangkan kata “wit” artinya para
leluhur.
Pengertian karawaitan dapat dibagi menjadi 2 bagian :
a. Pengertian secara luas.
b. Pengertian secara khusus.
1) Pengertian karawitan secara luas, karawitan adalah seni musik yang menggunakan suara
sebagai bahannya, seperti; suara manusia, suara waditra/instrumen dan lain-lain yang dapat
dijadikan musik.
2) Pengertian karawitan secara khusus, karawitan adalah seni suara daerah yang berstandar
pelog dan salendro.
Suara yang dimaksud adalah suara manusia atau suara instrumen (waditra).
Ada 3 hal yang perlu dipahami dari pengertian di atas yaitu suara, tradisi, dan daerah.
 Seni suara
Seni suara adalah seni yang mengutamakan/mengandalkan keindahan suara,baik suara manusia
maupun suara waditra/instrumen. Suara yang dihasilkan oleh mulut manusia dan bunyi waditra
bisa disebut karawitan bila memenuhi syarat musikal.
 Tradisional
Tradisional artinya kebiasaan yang turun temurun.
 Daerah
Daerah dalam hal ini maksudnya tempat kesenian berada, setiap daerah memiliki kesenian yang
menjadi kebanggaan dan khas masyarakatnya. Contoh

 Subang dikenal dengan Sisingaan.


 Sumedang dikenal dengan kuda renggong.
 Cirebon dikenal dengan Topeng Cirebon
 Bandung dikenal dengan Degung.
 Karawang dikenal dengan Topeng Banjét.
 Ciamis dikenal dengan Ronggéng Gunung.
 Garut dikenal dengan Lais.
 Tasikmalaya dikenal dengan Angklung Sered.
 Banjaran dikenal dengan Angklung Buncis
Kesenian-kesenian tersebut mengandung unsur Karawitan.

Seni Budaya Kelas X hal. 2


C. Fungsi Dan Peranan Musik Tradisional

Secara umum, fungsi musik tradisional Indonesia antara lain


sebagai upacara kebudayaan, hiburan, ekspresi diri, ekonomi,
komunikasi, dan pengiring tari.
1. Sarana Upacara Budaya (Ritual)
Musik di Indonesia seperti di Jawa Barat, berkaitan erat
Musik Tarawangsa Rancakalong
dengan upacara adat masyarakatnya, seperti upacara kematian, Sumedang

perkawinan atau kelahiran. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan instrumen atau alat tertentu
diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen-instrumen seperti ini dipakai sebagai
sarana kegiatan adat masyarakat. Contoh:

 Musik angklung, dalam masyarakat Jawa Barat yang biasa dipakai dalam upacara Sérén Taun
atau upacara panen padi.
 Musik Tarawangsa, dalam masyarakat Rancakalong Sumedang sama seperti halnya angklung,
biasa dipakai upacara panen padi, Muharaman
 Terebangan, di kampung Naga Tasikmalaya sering digunakan dalam memperingati hari besar
Islam.
 Musik Rudat, daerah Sumedang yang difungsikan untuk upacara hari Besar Islam.

2. Sarana Hiburan
Musik di berbagai daerah juga menjadi sarana hiburan bagi
masyarakatnya. Musik di sini dilihat sebagai cara untuk
menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian maupun sebagai
sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.
Umumnya masyarakat sangat antusias menonton berbagai Reog Sunda Bandung
Sebagai media hiburan
pergelaran, termasuk pergelaran musiknya.
3. Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman baik pencipta lagu maupun pemain
musik, musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka.
Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya.
Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran,
Musik Celempungan gagasan , dan cita-citanya tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan
Banyak dijadikan media ekspresi bagi para
seniman dunianya.
Demikian halnya para seniman daerah. Mereka menyaksikan kondisi serta harapan diri dalam
masyarakatnya lalu memformulasikannya dalam bentuk lagu dan permainan alat musik. Dari tangan
mereka inilah lahir karya-karya musik yang nantinya bisa dinikmati masyarakatnya.
4. Sarana Ekonomi
Pada beberapa musisi dan kelompok penyanyi daerah,
musik tidak hanya sekedar ekspresi dan aktualisasi diri. Musik
juga menjadi sumber penghasilan mereka. Mereka
membawakan lagu-lagu atau sajian musik kreasinya dalam
Musik Degung dalam acara pernikahan
sebagai sarana ekonomi bagi senimannya
karena mereka mendapat bayaran setelah
pentas

Seni Budaya Kelas X hal. 3


acara-acara pentas di daerah. Contoh pada acara hajatan atau syukuran pernikahan dan khitanan atau
acara-acara lainnya.
5. Sarana Komunikasi
Dalam masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, terdapat
bunyi-bunyian tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggotanya.
Umumnya, bunyi-bunyian itu memiliki pola ritme tertentu dan menjadi
tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan.
Sebagai contoh dalam masyarakat Sunda, bunyi kentongan dengan
Kentongan alat musik
yang berfungsi sebagai sarana
ritme tiga kali berturut-turut memberi tanda adanya peristiwa
komunikasi
kebakaran di wilayah tersebut. Hal yang sama pula dapat
diperdengarkan dari bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh bedug di masjid atau lonceng di gereja.
6. Sarana Pengiring Tarian
Diberbagai daerah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik yang diciptakan banyak dipakai
untuk mengiringi tari-tarian daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia seperti di
Jawa Barat hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Contoh :

 Tari Saman, hanya bisa diiringi oleh alunan bunyi khas Aceh.
 Tari Topeng Cirebon, hanya biasa diiringi oleh alunan bunyi khas Cirebon.
 Tari Jaipongan, hanya bisa diiringi oleh alunan bunyi khas Sunda.

D. Jenis-jenis Musik Tradisional

Dalam khasanah musik Indonesia khususnya di Jawa Barat, musik-musik tradisi di Indonesia
mencakup musik vokal berupa lagu-lagu dan musik instrumental. Adapula antara musik dan
instrumentalnya saling terkait atau kombinasi. Musik instrumental umumnya dipakai untuk mengiringi
musik vokalnya.
Berdasarkan cara penyajiannya, karawitan dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Karawitan Sekar (Vokal)
Karawitan Sekar adalah bentuk karawitan yang mengutamakan
keindahan suara manusia.
Karawitan sekar terdiri dari karawitan sekar irama merdeka dan
irama tandak.
a. Sekar irama merdeka, adalah bentuk sekar (lagu) yang berirama
bebas tidak terikat oleh patokan/aturan. Yang termasuk sekar Seni Beluk
salah satu contoh karawitan sekar
irama merdeka diantaranya, pupuh, tembang sunda, beluk, irama merdeka

pantun.
b. Sekar tandak, adalah bentuk sekar yang mempunyai irama (patokan/aturan) tetap, atau lagu yang
terikat oleh aturan-aturan.

Seni Budaya Kelas X hal. 4


2. Karawitan Gending (Instrumental)
Karawitan Gending atau instrumental, adalah karawitan yang disajikan menggunakan
waditra/instrumen saja. Misalnya Kliningan, Kacapi suling, tatalu, degung klasik , tarawangsa, dan lain-
lain.
3. Karawitan Sekar Gending (Campuran)
Karawitan Sekar Gending merupakan perpaduan antara karawitan sekar dan gending jenis karawitan
ini disebut juga karawitan campuran. Contohnya adalah Degung, Calung, Celempungan, Kawih Wanda
Anyar, Kliningan dengan sindén.

E. Sejarah Musik Tradisional (Karawitan Sunda)

Para ahli sejarah membagi seni menjadi dua kelompok yaitu kelompok seni dinamis dan seni statis.
Seni dinamis adalah seni yang bergerak, seni yang mudah berubah. Contohnya seni karawitan, seni tari,
dan seni teater. Sedangkan yang tidak bergerak contohnya patung dan candi.
Karawitan termasuk seni yang mudah berubah. Tentunya selama hidupnya karawitan ada dua
kemungkinan. Pertama telah mengalami berbagai perubahan. Kedua mungkin belum berubah sama sekali.
Untuk mempelajari perkembangan karawitan tersebut perlu bukti sejarah.
Dalam perkembangannya, musik-musik ini atau karawitan sunda ini terus disempurnakan dan
diperkaya. Dengan daya kreasi para seniman, karawitan sunda menemukan bentuk modernnya. Seperti
Angklung, musik ini disempurnakan sehingga bisa memainkan berbagai lagudari dalam maupun luar
negeri.
Sumber yang bisa dipelajari dalam karawitan masa lalu terdapat dari naskah Sangkuriang
Siksakandang Karesian. Naskah ini ditulis pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja Pakuan Pajajaran
tahun 1518 Masehi.
Dalam naskah tersebut ditulis tentang karawitan dan bila diterjemahkan itu berbunyi : “Bila ingin
tahu segala macam lagu, seperti kawih bwatuha, kawih panjang, kawih lalaguan kawih panyaraman,
kawih sasambatan, kawih igel-igelan, segala macam lagu tanyalah ahli karawitan (paraguna)”.
1. Zaman Hindu Budha
Sejak zaman Hindu Budha masyarakat pasundan telah mengenal karawitan, namun jumlahnya tidak
banyak dan bentuknya masih berbeda. Hal ini dapat dilihat dari sisa peninggalan zaman Hindu yang
sampai sekarang masih ada dalam kesenian sunda, misalnya:
a. Angklung Baduy dipakai untuk upacara adat menanam padi di daerah Baduy.
b. Kesenian Tarawangsa di Rancakalong Sumedang masih digunakan untuk upacara penyimpanan
padi.
c. Pantun rajah masih menggunakan kata-kata yang menyebut dewa.
2. Zaman Islam
Setelah agama Islam masuk di daerah pasundan banyak bermunculan kesenian yang bernapas Islam.
Kesenian ini muncul di pasantren-pasantren yang digunakan untuk da’wah Islam. Kesenian itu antara
lain :
a. Sekaten
b. Rudat

Seni Budaya Kelas X hal. 5


c. Salawatan
d. Muyen
e. Terebangan
f. Angklung Badeng
g. Gamelan Kyai Lasem
Selain muncul kesenian yang bernapas Islam juga kesenian yang asalnya pengaruh Hindu oleh para
wali diubah sesuai ajaran Islam. Misalnya Wayang digunakan untuk menyebarkan agama Islam.
3. Pengaruh Seni Barat
Masuknya pengaruh seni barat pada karawitan Sunda sejak Indonesia dijajah oleh bangsa asing. Ini
terjadi antara tahun 1600 samapi dengan 1945 M, pengaruh seni barat pada karawitan sunda yang
terlihat jelas adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh teori musik barat
- Lahir teori karawitan
- Lahir titi laras buhun
- Lahir titi laras angka da mi na tahun 1924
- Lahir titi laras ancak tahun 1925
b. Pengaruh alat musik
- Penggunaan gitar pada kesenian tarling
- Penggunaan sekshopa dan drum pada kesenian tanjidor
- Penggunaan biola sebagai pengganti rebab
c. Pengaruh bentuk seni
Lahirnya gending karesmen pengaruh dari opera.
d. Pengaruh cara pertunjukan
- Pertunjukan yang menggunakan partitur
- Pertunjukan wayang golekyang dipadatkan
- Penyajian lagu sunda yang diiringi musik barat.
4. Zaman Modern
Perkembangan karawitan sunda di zaman modern cukup pesat. Ini banyak dipengaruhi oleh
kemampuan teknologi. Adanya televisi, radio, radio kaset, Video, VCD, DVD dan komputer dapat
membantu mengambangkan karawitan. Melalui alat-alat itu masyarakat di seluruh pelosok tanah air
dapat mendengarkan atau menyaksikan pertunjukan karawitan.
Perkembangan karawitan sunda di zaman modern ditandai oleh :
1. Munculnya karawitan wanda anyar Mang Koko.
2. Banyak bermunculan lagu-lagu baru.
3. Muncul karawitan baru seperti, pop sunda, rampak kendang, bangklung dan lain-lain.
4. Munculnya Angklung bernada diatonis.
5. Cara pertunjukan karawitan semakin baik.
6. Pertunjukan karawitan tidak hanya tampil di daerahnya sendiri tapi juga di daerah lain hingga
mancanegara.

Seni Budaya Kelas X hal. 6


7. Garapan musikalnya berkembang dengan munculnya penggunaan alat musik campuran dari
karawitan sunda dan barat.
8. Penggunaan alat teknologi seperti aplikasi/software musik yang digunakan dalam berkarya
karawitan.
9. Di sekolah diajarkan karawitan.

F. Rangkuman
 Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan
turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Ciri umum musik tradisional adalah ide tidak melalui tulisan berupa notasi atau partitur tetapi secara
lisan, diwariskan turun temurun secara lisan, syair lagunya berbahasa daerah, melodi dan iramanya
juga menunjukkan ciri khas kedaerahan, serta melibatkan alat-alat musik daerah.
 Secara umum fungsi musik dalam masyarakat meliputi fungsi ritual, hiburan, ekspresi diri, komunikasi,
ekonomi, dan pengiring tarian.
Latihan
1. Apa yang dimaksud musik tradisional?
2. Sebutkan ciri-ciri umum musik tradisional!
3. Bagaimana fungsi dan pernanan musik tradisional dalam kehidupan masyarakat?
4. Apa yang dimaksud karawitan secara luas menurut Atik Sopandi?
5. Alat musik apa yang digunakan pada kesenian Tarling?

Daftar Pustaka
Burhani MS., Kamus Ilmiah Populer, Lintas Media , Jombang, 2005.
Matius Ali, Seni Musik SMA Kelas X, Esis, Jakarta, 2006.
Syafii, Tedjo, Agus Cahyono, Materi Pembelajaran Kertakes, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006.
Syahroni, S.Kar dan Tedi Somantri, Pandai Karawitan, Andira Putra, Bandung, 2010
Yayat Nursantara, Seni Budaya Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta, 2007.
Wikipedia, Seni, www. wikipedia.com.

Seni Budaya Kelas X hal. 7

Anda mungkin juga menyukai