Anda di halaman 1dari 33

BENTUK MUSIK IRINGAN TARI SALIKURAN SANGGAR KARAMUNTING

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Denny Normawan
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
email : dennynormawan11@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang bentuk musik dalam iringan tari salikuran. Tari Salikuran
adalah tari kreasi yang merupakan aktualisasi nilai-nilai islam untuk memuliakan bulan
Ramadhan. Kebahagian terpancarkan untuk menyambut malam 21 Ramadhan. Biasanya pada
malam salikur masyarakat membuat lampion berbentuk miniatur masjid atau tempat ibadah
muslim lainnya yang diarak keliling kampung seraya mengumandangkan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Tari kreasi di Kalimantan Selatan sudah mengalami perkembangan, begitu
pula musik iringan tarinya, musik pada iringan tari Salikuran memiliki banyak kekayaan irama,
melodi, dan ritme yang ada dalam musik iringannya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk musik dan fungsi musik iringan terhadap gerak tari salikuran. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat bentuk musik bebas atau ireguler dengan lebih dari
tiga kalimat yang berlainan (A B C D E F), dengan urutan A-B-B’-C-C’-D-E-D’-F-F’- B”-D”
dan terdapat 4 unsur utama dalam iringan tari salikuran yang menggunakan pendekatan notasi
balok sebagai landasan penulisan notasinya serta terdapat 3 fungsi musik iringan terhadap gerak
tari salikuran yaitu musik sebagai pengiring tari, musik sebagai ilustrasi, dan musik sebagai
penegas gerak.

Kata kunci: Bentuk Musik, Musik Iringan, Tari Salikuran

Abstract

This study examines the form of music in the accompaniment of the salikuran dance.
Salikuran dance is a creative dance which is an actualization of Islamic values to glorify the
month of Ramadan. Happiness radiates to welcome the night of 21 Ramadhan. Usually on salikur
night, people make lanterns in the form of miniature mosques or other Muslim places of worship
which are paraded around the village while chanting salawat to the Prophet Muhammad SAW.
The creation dance in South Kalimantan has experienced development, as has the music for the
dance accompaniment. The music for the Salikuran dance has a lot of richness of rhythm, melody
and rhythm in the accompaniment music. In this study aims to determine the form of music and
the function of musical accompaniment to the movement of salikuran dance. This study used
qualitative research methods.

The results of this study are that there are free or irregular musical forms with more than
three different sentences (A B C D E F), in the order A-B-B'-C-C'-D-E-D'-F-F'- B”-D” and there
are 4 main elements in the accompaniment of the salikuran dance which uses the beam notation
approach as the basis for writing the notation and there are 3 functions of accompaniment music
for the salikuran dance movement, namely music as a dance accompaniment, music as an
illustration, and music as a confirmation of movement.

Keywords: Music Form, Accompaniment Music, Salikuran Dance


PENDAHULUAN

Seni tari sangat banyak digemari dikalangan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Oleh
karena itu, terdapat banyak sanggar yang menjadi tempat bagi masyarakat untuk berkesenian
salahsatunya yaitu Sanggar Seni Karamunting. Sanggar Seni Karamunting didirikan pada 25
agustus 2010 dengan dibawah pimpinan Rahmat Saleh, S.Pd. dan Febri Wulandari, S.Pd. Sanggar
Seni Karamunting merupakan salahsatu sanggar seni yang masih aktif berkesenian sampai
sekarang dalam hal seni tari maupun seni musik.

Adapun beberapa karya yang sudah diproduksi seperti Tari Langkah Sholawat, Tari Gada
Limping, Tari Langkah Mambunga, Tari Salikuran, dan Tari Tilah Paring. Tari Salikuran adalah
tari kreasi yang merupakan aktualisasi nilai-nilai islam untuk memuliakan bulan Ramadhan.
Kebahagian terpancarkan untuk menyambut malam 21 Ramadhan. Biasanya pada malam salikur
masyarakat membuat lampion berbentuk miniatur masjid atau tempat ibadah muslim lainnya yang
diarak keliling kampung seraya mengumandangkan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Tari
Salikuran juga merupakan salah satu upaya pelestarian dibidang tari kreasi baru yang berpijak
pada pola gerak dasar tari tradisi yang ada di Kalimantan Selatan. Dalam penggarapannya, pola
gerak dasar tersebut dikembangkan dengan gerak tari kreasi baru yang tetap memiliki rasa/inguh
kesenian di Kalimantan Selatan. Tarian salikuran pertama kali ditampilkan pada acara Festival
Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir IV Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Barito Kuala Marabahan Kalimantan
Selatan dan berhasil meraih penyaji terbaik 3. Dengan adanya tarian ini, orang dapat mengetahui
bahwa di Kalimantan Selatan salah satunya Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki kebudayaan
atau kebiasan yaitu malam ke 21 atau salikuran.

Tari kreasi di Kalimantan Selatan sudah mengalami perkembangan, begitu pula musik iringan
tarinya, dengan ini peneliti berasumsi bahwa musik pada iringan tari Salikuran memiliki banyak
kekayaan irama, melodi, dan ritme yang ada dalam musik iringannya, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk musik pada iringan tari Salikuran. Peneliti
mengambil dari beberapa referensi dari penelitian terdahulu tentang tari Salikuran dengan judul
Refleksi Budaya Tari Salikuran. Pada tari Salikuran tari dan musik iringannya sudah menjadi satu
kesatuan bentuk penyajian yang saling melengkapi untuk sebuah karya seni.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik mengangkat permasalahan tentang
Bentuk Musik Iringan Tari Salikuran dikarenakan tarian ini telah mendapatkan beberapa prestasi
di tingkat daerah maupun nasional. Selain itu, pada musik iringan tari salikuran ini menggunakan
harmoni tradisi banjar, khususnya pada instrument panting seperti pambawa, paningkah, dan
panggulung dan juga belum adanya penjelasan mendalam mengenai iringan tari Salikuran
khususnya dalam hal bentuk musik.

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu ; Untuk untuk mengetahui bentuk musik iringan dalam
tari salikuran di Sanggar Karamunting..

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan


suatu metode penelitian yang digunakan dalam untuk menjawab masalah dalam bentuk narasi
yang didapat dari wawancara, pengamatan, serta pengambilan dokumentasi. Dalam hal ini, alasan
peneliti menggunakan metode kualitatif adalah karena peneliti ingin melakukan penelitian secara
mendalam tentang bentuk musik iringan tari Salikuran Sanggar Seni Karamunting serta hubungan
atau keterkaitan antara musik dengan gerak tarinya.
Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sanggar seni, yang terletak di Jalan H.M. Yusi RT.01 RW.01
Kel. Kandangan Utara, Kec. Kandangan, Kab. Hulu Sungai Selatan.

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, sedangkan sumber data yang diperoleh
sebagai bahan analisis data dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Data Primer
1) Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah menganalisis bentuk
musik iringan tari Salikuran dari Sanggar Karamunting.
2) Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek adalah Rahmat Saleh, S.Pd selaku
penata musik tari Salikuran, Febri Wulandari, S,Pd selaku pelatih tari dan koreografer tari
Salikuran.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan peneliti dari bahan referensi seperti buku,
kamus, laporan-laporan, analisis-analisis, dan lain-lain. Data sekunder berfungsi agar bisa
lebih memahami konteks sosial, khususnya mengenal musik iringan tari secara luas.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.

a. Observasi
Dalam penilitan ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi yaitu peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau yang dijadikan sumber penelitian.
Dalam kegiatan observasi ini peneliti akan mencari informasi langsung seperti apa garapan
musik iringan tari Salikuran di Sanggar Karamunting Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
b. Wawancara
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang Bentuk Musik Iringan Tari Salikuran
Sanggar Karamunting Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan memberikan pertanyaan lisan
dan teks kepada narasumber.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam
permasalahan penelitian lalu ditelaah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh
dokumen yang terkait dengan fokus penelitian.

Teknik Analisis data pada penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu, Reduksi Data,
Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan.

1. Reduksi Data
Peneliti melakukan pengambilan data-data pokok tentang musik iringan tari salikuran
yang meliputi, bentuk musik, komposisi musik, serta hubungan antara iringan musik
dengan gerak tarinya. Selanjutnya, data-data yang memiliki makna dengan fokus
permasalahan dalam penelitian akan diidentifikasi. Setelah itu data yang sudah didapat
akan dibagi secara berkelompok agar lebih mudah dianalisis.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, peneliti menampilkan data-data mengenai bentuk musik dalam
iringan tari Salikuran yang sudah diklasifikasikan sehingga mendapat gambaran secara
menyeluruh tentang data yang telah dijaring dan dikumpulkan berdasarkan fokus
permasalahan dalam penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan data merupakan tahap akhir dalam teknik analisis data
kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada tujuan analisis
hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan
mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban
dari permasalahan yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sanggar Seni Karamunting


Menurut hasil wawancara, Bapak Rahmat Saleh, S.Pd. selaku ketua sanggar mengatakan
bahwa Sanggar Seni Karamunting dibentuk pada 25 Agustus 2010 bersama beberapa teman
mahasiswa beliau pada waktu itu. Sanggar Seni Karamunting memiliki kesekretariatan yang
terletak di Jalan H.M. Yusi RT.01 RW.01 Kel. Kandangan Utara, Kec. Kandangan, Kab. Hulu
Sungai Selatan.

Pada awal didirikannya, Sanggar Seni Karamunting hanya aktif berkesenian dibidang musik
tradisional yaitu musik panting. Namun pada perkembangannya Sanggar Seni Karamunting
bukan hanya lagi berkesenian dibidang musik saja, tetapi juga dibidang tari, teater, maupun
perfilman. Adapun beberapa prestasi yang sudah diraih diantaranya Juara 1 Fesyar tingkat
Nasional 2019, Penyaji Terbaik 3 Festival Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir 2019,
Juara Umum Festival Karya Tari Daerah Kalimantan Selatan 2021, Juara Harapan 1 Festival
Musik Panting 2021, dan lain-lainnya.

Pada saat ini, Sanggar Seni Karamunting memiliki anggota sekitar 70 orang serta memiliki
pembina yang mengawasi kegiatan sanggar yaitu, Bapak Ronaldy Prana Putra SSTP, M.Si.
sebagai Pembina I dan Bapak Ade Chandra sebagai Pembina II. Adapun struktur organisasi di
Sanggar Seni Karamunting sebagai berikut :

Ronaldy Prana Putra SSTP, M.Si. : Pembina I Ade Chandra : Pembina II Rahmat Saleh, S.Pd.
: Ketua Wahid Fadiellah, S.Pd. : Wakil Ketua Ibnu Salam, S.Pd. : Sekretaris I Muhammad Azhar
H., S.Pd. : Sekretaris II Dewi Agustini, S.Pd. : Bendahara Rahman Sidik, S.Pd. : Pembina Seni
Musik Pebrina Wolandari, S.Pd. : Pembina Seni Tari Muhammad Husni Riadi, S.Pd. : Pembina
Seni Teater Muhammad Suliyansyah : Pembina Film Muhammad Fikriy : Humas Muhammad
Azmi Arief : Dokumentasi dan Publikasi.

2. Tari Salikuran
Tari Salikuran merupakan gambaran kegiatan pada malam salikuran (malam ke-21 Bulan
Ramadhan) dikalangan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pada waktu malam salikuran
biasanya masyarakat membuat lampion membentuk miniatur masjid atau surau yang diarak
keliling kampung serta mengucapkan sholawat. Adapun beberapa jenis kegiatan lainnya seperti
buka puasa bersama, beri’tikaf di masjid, tadarusan, batanglong, arak-arakan, takbiran,
badadamaran, dan bagarakan sahur menggunakan alat musik tradisional.

Tari Salikuran dciptakan pada tahun 2019 dan pertama kali ditampilkan pada event Festival
Karya Tari Daerah Serumpun Melayu Pesisir IV tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Barito Kuala di Marabahan. Dalam
prosesnya tarian ini digarap dalam waktu satu sampai dua bulan oleh Febri Wolandari, S.Pd.
dengan melibatkan 10 penari perempuan serta 10 pemusik iringan tari. Tarian ini merupakan jenis
tari kreasi baru yang berpijak pada ragam-ragam Banjar. Sampai sekarang Tari Salikuran masih
sering diminta mengisi pada event-event daerah maupun nasional.
3. Alat Musik dalam Iringan Tari Salikuran
Dalam musik iringan tari salikuran terdapat beberapa alat musik yang dimainkan. Berikut
merupakan alat musik yang dimainkan dalam musik iringan tari salikuran.

Panting Pambawa Panting Paningkah Panting Panggulung

Bass Akordion Biola

Babun Beduk Rebana

Tamborin Cymbal
4. Notasi Balok Musik Iringan Tari Salikuran
Partitur notasi balok pada musik iringan tari salikuran ini dimainkan pada nada Dm dengan
frekuensi nada D = 294,7 Hz, E = 331,8 Hz, F = 351,3 Hz, G=394,1 Hz, A = 442,3 Hz, A# =
468,7 Hz, C = 526,1 Hz. Berikut merupakan notasi balok pada musik iringan tari salikuran.
5. Bentuk Musik Iringan Tari Salikuran
Musik iringan tari “Salikuran” mempunyai durasi waktu 6 menit 43 detik dan terdiri dari 157
birama. Musik iringan tari “Salikuran” menggunakan bentuk musik bebas atau ireguler dengan
lebih dari tiga kalimat yang berlainan (A B C D E F), dengan urutan A-B-B’-C-C’-D-E-D’-F-F’-
B”-D”. Berikut merupakan penjelasan bentuk musik yang ada dalam musik iringan tari salikuran.

1) Bentuk A
Bagian bentuk A menjadi awal pembuka dalam musik iringan tari salikuran. Melodi utama
pada bagian ini dimainkan oleh panting pambawa. Bentuk A terdapat pada birama 1 sampai
birama 16. Kalimat pada bentuk A dapat dikatakan sebagai kalimat (periode) yang terlalu
panjang dan tidak simetris. Dalam bentuk A mempunyai phrase pertanyaan (Anteseden) dan
phrase jawaban (Konsekwen) yang berbeda. Phrase pertanyaan terletak pada birama 1 sampai
birama 12 dan terdapat 2 motif didalamnya yaitu motif 1 dan pengembangan motif dengan
teknik pengulangan harfiah serta motif 2 dan pengembangan motif dengan teknik pengulangan
sekwen pada tingkat nada yang lebih rendah. Phrase jawaban terletak pada birama 13 sampai
birama 16 dan mempunyai 2 motif yaitu motif 1 dan motif 2. Berikut merupakan gambaran
bentuk A dengan menggunakan partitur notasi balok.

2) Bentuk B
Bentuk B terletak pada birama 17 sampai birama 26. Melodi utama pada bentuk B
dimainkan oleh panting pambawa. Kalimat pada bentuk B termasuk kalimat yang tidak
simetris karena pada phrase tanya terdapat 5 birama sedangkan phrase jawab hanya 4 birama.
Dalam struktur bentuk B, phrase jawab mengulang seluruh dari phrase tanya. Phrase tanya
pada bagian B terletak pada birama 17 sampai birama 22 dan terdapat 2 motif yaitu motif 1
serta pengembangan motif dengan teknik harfiah dan motif 2 serta pengembangan motif
dengan teknik harfiah. Berikut merupakan gambaran bentuk B dengan menggunakan partitur
notasi balok.

3) Bentuk B’
Bentuk B’ merupakan pengulangan bentuk B, namun memliki phrase jawab yang berbeda.
Bagian ini terletak pada birama 27 sampai birama 43 dengan melodi utama yang masih
dimainkan oleh panting pambawa. Kalimat pada bentuk B’ termasuk jenis kalimat dengan tiga
phrase yang terdiri dari anteseden 4 birama, anteseden 4 birama, dan konsekwen 9 birama.
Phrase tanya pada bentuk B’ sama dengan phrase tanya pada bentuk B yang terletak pada
birama 27 sampai birama 30 dan pada birama 31 sampai birama 34 dengan mempunyai motif
yang sama yaitu motif 1 serta pengembangannya dan motif 2 serta pengembangannya. Phrase
jawab pada bentuk B’ terletak pada birama 35 sampai birama 43 dan mempunyai motif yaitu
motif 1 dengan teknik pengembangannya, motif 3 dengan pengembangannya dan motif 4
dengan pengembangannya. Berikut merupakan gambaran bentuk B’ dengan menggunakan
partitur notasi balok.
4) Bentuk C
Bentuk C terletak pada birama 44 sampai birama 56. Melodi utama pada bentuk C
dimainkan oleh vokal. Kalimat yang terdapat pada bentuk C termasuk kalimat tidak simetris
karena pada phrase jawab lebih banyak daripada phrase tanya. Dalam struktur bentuk C phrase
tanya dan phrase jawab berbeda satu sama lain. Phrase tanya terletak pada birama 44 sampai
birama 48 dan didalamnya terdapat 1 motif yang kemudian dikembangkan dengan teknik
pengulangan harfiah. Phrase jawab terletak pada birama 49 sampai birama 56 dan didalamnya
terdapat 1 motif yang kemudian motif dikembangkan dengan teknik pengulangan harfiah.
Berikut merupakan gambaran bentuk C dengan menggunakan partitur notasi balok.

5) Bentuk C’
Bentuk C’ merupakan pengulangan harfiah dari bentuk C yang terletak pada birama 56
sampai birama 68. Melodi utama pada bentuk C’ dimainkan oleh vokal dan panting pambawa.
Dikarenakan bentuk C’ merupakan pengulangan harfiah dari bentuk C maka kalimat, phrasa,
maupun motif didalamnya sama. Berikut merupakan gambaran C’ dengan menggunakan
partitur notasi balok.

6) Bentuk D
Bentuk D terletak pada birama 69 sampai birama 73. Melodi utama pada bentuk D
dimainkan oleh panting pambawa. Dalam struktur bentuk D, phrase jawab mengulang phrase
tanya dengan sedikit perubahan. Phrase tanya terletak pada birama 69 sampai birama 70 dan
didalamnya mempunyai 1 motif yang kemudian motif dikembangkan dengan teknik
augmentasi interval. Phrase jawab terletak pada birama 71 sampai birama 73 dan didalamnya
terdapat 2 motif yang mana itu merupakan pengembangan motif 1 dengan teknik pengulangan
harfiah. Berikut merupakan gambaran bentuk D menggunakan partitur notasi balok.

7) Bentuk E
Bentuk E terletak pada birama 74 sampai birama 82. Melodi utama pada bagian ini masih
dimainkan oleh panting pambawa. Dalam struktur bentuk E, phrase tanya diulang harfiah
untuk phrase jawab. Phrase tanya terletak pada birama 74 sampai birama 78 ketukan ke-2 dan
didalamnya terdapat 1 motif. Phrase jawab terletak pada birama 78 ketukan ke-3 sampai
birama 82 dan didalamnya terdapat motif hasil dari pengembangan motif 1 dengan
menggunakan teknik pengulangan harfiah. Berikut merupakan gambaran bentuk E dengan
menggunakan partitur notasi balok.

8) Bentuk D’
Bentuk D terletak pada birama 83 sampai birama 85. Bentuk D’ merupakan pengulangan
dari bentuk D dengan sedikit perubahan dan kalimat yang lebih pendek. Melodi utama pada
bagian ini dimainkan oleh panting pambawa. Dalam struktur bentuk D, phrase tanya diulang
dengan sedikit perubahan untuk phrase jawab. Phrase tanya terletak pada birama 83 dan
didalamnya terdapat 1 motif. Phrase jawab terletak pada birama 84 sampai birama 85 dan
didalamnya terdapat motif hasil dari pengembangan motif pada phrase tanya. Berikut
merupakan gambaran bentuk D’ dengan menggunakan partitur notasi balok.

9) Bentuk F
Bentuk F terletak pada birama 95 sampai birama 111. Melodi utama pada bagian ini
dimainkan oleh panting pambawa dan vokal. Kalimat pada bagian F termasuk kalimat tidak
simetris dikarenakan phrase jawab lebih banyak 1 birama dari phrase tanya. Phrase tanya
terletak pada birama 95 ketukan ke-4 sampai birama 103 ketukan ke-3 dan didalamnya
terdapat 1 motif yang pada birama selanjutnya dikembangkan dengan teknik pengulangan
harfiah. Phrase jawab terletak pada birama 103 ketukan ke-4 sampai birama 111 ketukan ke-
3 dan didalamnya terdapat 1 motif yang mana pada birama selanjutnya dikembangkan dengan
teknik penulangan harifiah. Berikut merupakan gambaran dari bentuk F dengan menggunakan
partitur notasi balok.
10) Bentuk F’
Bentuk F’ merupakan pengulangan harfiah dari bentuk F yang terletak pada birama 111
ketukan ke-4 sampai birama 127. Melodi utama pada kalimat ini dimainkan oleh panting
pambawa dan vokal. Berikut merupakan gambaran dari bentuk F’ dengan menggunakan
partitur notasi balok.

11) Bentuk B’’


Bentuk B” merupakan pengulangan dari bentuk B namun ada sedikit perubahan motif
pada phrase tanya. Bagian B” terletak pada birama 132 ketukan ke-2 sampai birama 146.
Melodi utama pada bagian ini dimainkan oleh panting pambawa dan vokal. Kalimat pada
bentuk B” dapat dikatakan kalimat tidak simetris karena phrase jawab lebih banyak 1 birama
dari phrase tanya. Phrase tanya terletak pada birama 132 ketukan ke-2 sampai birama 138
ketukan ke-2 dan didalamnya terdapat 1 motif yang kemudian pada birama selanjutnya
dikembangkan dengan teknik pengulangan sekwen pada tingkat nada yang lebih tinggi. Phrase
jawab terletak pada birama 138 ketukan ke-3 sampai birama 146 dan didalamnya terdapat 1
motif yang kemudian pada birama selanjutnya dikembangkan dengan teknik augmentasi
interval. Berikut merupakan gambaran bentuk B” dengan menggunakan partitur notasi balok.

12) Bentuk D’’


Bentuk D” merupakan pengulangan dari bentuk D dengan sedikit perubahan pada phrase
jawab. Bentuk D” terletak pada birama 147 sampai birama 157. Melodi utama pada bentuk ini
dimainkan panting pambawa dan vokal. Kalimat pada bentuk D” termasuk kalimat tidak
simetris dikarenakan phrase jawab lebih banyak 1 birama dari phrase tanya. Phrase tanya
terletak pada birama 147 sampai birama 150 dan didalamnya terdapat motif 1 motif yang
kemudian pada birama selanjutnya dikembangkan dengan teknik augmentasi interval dan
teknik pengulangan dengan ditambahkan variasi. Phrase jawab terletak pada birama 151
sampai birama 157 dan didalamnya terdapat 2 motif yang berbeda yang sekaligus menjadi
penutup musik iringan tari salikuran. Berikut merupakan gambaran bentuk D” dengan
menggunakan partitur notasi balok.

6. Unsur Musik Iringan Tari Salikuran


Sebuah karya musik memiliki unsur-unsur musik di dalamnya seperti melodi, irama, tempo,
harmoni, dan dinamika. Berikut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam musik iringan tari
salikuran

7. Melodi
Dalam musik iringan tari salikuran, panting pambawa memiliki peran banyak dalam
memainkan melodi utama, namun dalam beberapa birama tertentu melodi utama pada musik tari
ini dimainkan oleh vokal. Melodi pada musik tari salikuran dimainkan pada tangga nada D minor,
tetapi pada birama 97 sampai birama 129 melodi dimainkan pada tangga nada D, kemudian pada
birama selanjutnya sampai dengan selesai melodi kembali dimainkan di tangga nada D minor
dengan frekuensi nada sebagai berikut.

8. Tempo
Tempo merupakan cepat atau lambatnya pada musik. Peran tempo sangat penting pada tarian
ini yaitu sebagai patokan lambat atau cepatnya gerak pada tarian. Berikut merupakan beberapa
tempo dan perubahan tempo yang terdapat pada musik iringan tari salikuran.

a) Aleggro (120 bpm)


Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 3 bagian yang menggunakan tempo allegro.
Berikut gambaran tempo allegro dengan menggunakan notasi balok
a. Bagian 1

b. Bagian 2

c. Bagian 3
b) Allegreto (112-116 bpm)
Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 1 bagian yang menggunakan tempo allegreto.
Berikut gambaran tempo allegretto dengan menggunakan notasi balok.

c) Moderato (108-112 bpm)


Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 2 bagian yang menggunakan tempo moderato.
Berikut gambaran tempo moderato dengan menggunakan notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2

d) Andante (76-108 bpm)


Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 2 bagian yang menggunakan tempo andante.
Berikut gambaran tempo andante dengan menggunakan notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2
e) Adagio (66-76 bpm)
Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 4 bagian yang menggunakan tempo adagio.
Berikut gambaran tempo adagio dengan menggunakan notasi balok.

a. Bagian 1

b. Bagian 2

c. Bagian 3

d. Bagian 4

f) Larghetto (60-66 bpm)


Dalam musik iringan tari salikuran terdapat 1 bagian yang menggunakan tempo larghetto.
Berikut gambaran tempo larghetto dengan menggunakan notasi balok.
g) Accelerando (accel)
Accelerando merupakan perubahan pada tempo yang secara berangsur-angsur semakin
cepat. Berikut merupakan gambaran accelerandro pada musik tari salikuran dengan
menggunakan notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2

c. Bagian 3

d. Bagian 4

9. Dinamika
Dinamika merupakan keras lembutnya pada musik. Pada musik ini, dinamika berperan penting
dalam pendukung ekspresi pada gerak tari. Berikut merupakan beberapa dinamika dan perubahan
dinamika yang terdapat pada musik iringan tari salikuran.

a) Mezzo piano (mp)


Mezzo piano berarti memainkan nada dengan dinamika setengah lembut. Dalam iringan
tari salikuran dinamika mezzo piano digunakan pada beberapa bagian, berikut merupakan
gambaran pada tiap bagian dengan menggunakan partitur notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2

b) Mezzo forte (mf)


Mezzo forte berarti memainkan nada dengan dinamika setengah keras. Dalam musik
iringan tari salikuran dinamika mezzo forte digunakan pada beberapa bagian, berikut
merupakan gambaran pada tiap bagian dengan menggunakan partitur notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2
c. Bagian 3

d. Bagian 4

c) Forte (f)
Forte berarti memainkan musik dengan keras. Pada musik tari salikuran dinamika forte
digunakan di beberapa bagian, berikut merupakan gambaran dari beberapa bagian tesebut
dengan menggunakan partitur notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2

c. Bagian 3

d. Bagian 4

e. Bagian 5
f. Bagian 6

g. Bagian 7

h. Bagian 8

i. Bagian 9

j. Bagian 10

k. Bagian 11

l. Bagian 12

d) Crescendo (cresc)
Crescendo adalah sebuah tanda perubahan dinamika dari lembut menjadi lebih keras. Pada
musik iringan tari salikuran crescendo terdapat pada beberapa bagian, berikut ini merupakan
gambaran dari beberapa bagian tersebut dengan menggunakan partitur notasi balok.
a. Bagian 1

b. Bagian 2
c. Bagian 3

d. Bagian 4

e. Bagian 5

10. Harmoni
Harmoni merupakan kumpulan perpaduan antara nada dan melodi yang memiliki keteraturan
sehingga elok untuk didengarkan. Harmoni juga kerap dikenal sebagai akord yang mengiringi
musik. “Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan
tinggi berbeda dibunyikan secara bersamaan” (Maryanto, 2015: 3). Harmoni pada musik iringan
tari salikuran terletak pada permainan panting pambawa, panting paningkah, dan panting
panggulung. Menurut Lupi Anderiani (2016:151) Tiga buah panting masing-masing diberi fungsi
yang berbeda. Panting satu tetap sebagai pembawa melodi pokok lagu, panting dua berfungsi
sebagai pemberi variasi satu, dan panting tiga berfungsi memberikan variasi dua karena masing-
masing instrumen panting kini sudah memiliki fungsi berbeda, maka penamaan pun dibedakan
sesuai fungsinya itu panting satu, karena berfungsi sebagai pembawa melodi pokok, disebut
dengan panting pambawa, panting dua dinamai panting paningkah, dan panting tiga diberi nama
panting panggulung. Berikut merupakan gambaran harmoni di beberapa bagian pada musik tari
salikuran dengan menggunakan partitur notasi balok.

a) Bagian 1

b) Bagian 2
c) Bagian 3

d) Bagian 4

e) Bagian 5

11. Fungsi Musik Iringan Tari Salikuran


Musik iringan memiliki fungsi pada gerak tari yaitu musik sebagai penggiring gerak, musik
sebagai penegas gerak, dan musik sebagai ilustrasi. Berikut ini merupakan fungsi musik terhadap
gerak tari salikuran.
12. Fungsi Musik Sebagai Penggiring Tari
Musik berfungsi memberikan dasar irama pada gerak, ibaratnya musik sebagai rel untuk
tempat bertumpunya rangkaian gerakan. Kehadiran musik hanya dipentingkan untuk
memberikan kesesuaian irama musik terhadap irama gerak. Dalam tari salikuran terdapat
beberapa bagian musik yang berfungsi sebagai penggiring gerak
a) Bagian 1
Musik berfungsi sebagai pengiring gerak bagian 1 terletak pada birama 13 sampai birama
16. Pada bagian ini gerak tari di iringi oleh panting pambawa dan vokal yang berperan
sebagai memainkan melodi utama pada musik. Vokal pada bagian ini melantunkan lirik
“Sholawatullah salam alaik, salam alaika”.
b) Bagian 2
Musik berfungsi sebagai pengiring gerak pada bagian 2 terletak pada birama 17 sampai
birama 43. Pada bagian ini gerak tari di iringi oleh panting pambawa yang berperan
memainkan melodi utama.
c) Bagian 3
Musik berfungsi sebagai pengiring tari pada bagian 3 terletak pada birama 44 sampai pada
birama 73. Pada awal bagian 3 musik mengiringi gerak dengan irama yang dimainkan oleh
vokal dengan lirik “Lawan bismillah kami langkahkan (2x), kami langkahkan batis nang kanan
(4x)”. Kemudian panting pambawa masuk dengan memainkan melodi utama juga, dengan
vokal yang berlirik “Shalawat salam kami ucapkan (2x), kami ucapkan lawan rasul junjungan
(4x)”. Setelah vokal selesai, panting pambawa, paningkah, dan panggulung memainkan
melodi utama.
d) Bagian 4
Musik berfungsi sebagai pengiring gerak pada bagian 4 terletak pada birama 74 sampai
birama 94. Pada awal bagian 4 gerak diiringi irama yang dimainkan oleh panting pambawa
sebagai peran yang memainkan melodi utama.
e) Bagian 5
Musik sebagai pengiring gerak pada bagian 5 terletak pada birama 95 sampai birama 127.
Pada bagian ini gerak diiringi oleh panting pambawa dan vokal yang berperan sebagai
memainkan melodi utama pada musik iringan.
f) Bagian 6
Musik sebagai pengiring gerak pada bagian 6 terletak pada birama 127 sampai birama
132. Gerak bagian ini diiringi oleh irama yang dimainkan oleh beduk dan babun.
g) Bagian 7
Musik sebagai pengiring gerak pada bagian 7 terletak pada birama 147 sampai birama
157. Pada bagian ini gerak diiringi oleh panting pembawa dan vokal yang berperan memainkan
melodi utama. Vokal yang dimainkan memiliki lirik “Ya nabi salam alaikaa ya rasul salam
alaikaa ya habib salam alaikaa, salam salam, sholawatullah salam alaik, salam alaika”.

13. Musik Sebagai Ilustrasi


Musik sebagai ilustrasi berperan penting dalam membangun suasana tari. Dalam sebuah
tarian, gerakan yang dibangun membutuhkan dukungan pensuasanaan, baik untuk
menggambarkan lingkungan tertentu atau mengungkapkan suasana hati. Pada musik tari
salikuran terdapat bagian dimana musik berfungsi sebagai penggambaran ilustrasi yang terletak
pada birama 132 sampai birama 146. Irama pada bagian ini dimainkan oleh panting pambawa
dan vokal selaku yang berperan memainkan melodi utama. Vokal pada bagian ini berisi lirik
“Pas sudah tuntung gawian kami (3x) kami ucapkan syukur Alhamdulillah (4x)”. Lirik lagu pada
bagian ini menggambarkan suasana gembira dengan penuh rasa syukur atas selesainya proses
menyiapkan untuk kegiatan tanglong atau arak-arakan dengan sambil membawa lampion yang
berbentuk miniatur masjid.
14. Musik Sebagai Penegas Gerak
Musik juga mempunyai peran yang sangat penting dalam sebagai tarian yaitu untuk
memberikan penegasan atau aksen pada gerak tari. Dalam musik iringan tari salikuran
penegasan musik terhadap gerak tari lebih banyak menggunakan alat-alat musik perkusi. Berikut
merupakan beberapa bagian yang terdapat musik berfungsi sebagai penegas gerak.
a) Bagian 1
Bagian ini terletak pada birama 5 sampai birama 12. Penambahan penegasan gerak pada
bagian ini dimainkan oleh semua alat musik dengan dinamika yang keras.
b) Bagian 2
Bagian ini terletak pada birama 41 sampai birama 43. Bagian ini dimainkan oleh alat
musik beduk dan tamborin untuk memberikan penegasan gerak pada saat gerakan
mengangkat tangan seperti berdoa dan gerakan menurunkan tangan sambil berlutut.
c) Bagian 3
Bagian ini terletak pada birama 74. Bagian ini instrument babun menambah penagasan
gerak pada gerakan meloncat yang dilanjutkan dengan gerakan gedek.
d) Bagian 4
Bagian ini terletak pada birama 132. Pada bagian ini babun, beduk, dan tamborin
memberikan penegasan pada gerakan turun berlutut sambil menyalakan lampion.
e) Bagian 5
Bagian ini terletak pada birama 140. Pada bagian ini beduk, tamborin, dan cymbal
berperan sebagai penambah penegasan pada gerakan mengangkat tangan.
f) Bagian 6
Bagian ini terletak pada birama 144 sampai birama 146. Pada bagian ini babun, beduk,
tamborin, dan cymbal memberikan penegasan pada gerakan tangan yang dilanjutkan
gerakan kaki.
g) Bagian 7
Bagian ini terletak pada birama 148 sampai birama 149. Penambahan penegasan gerak
pada bagian ini dimainkan oleh babun yang mengikuti gerakan langkah kaki.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan diatas tentang bentuk musik, unsur musik, dan
fungsi musik iringan terhadap gerak tari salikuran maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut.

Musik Iringan Salikuran mempunyai 6 bentuk (A B C D E F), dengan urutan A-B-B’-C-C’-


D-E-D’-F-F’-B”-D” dengan masing-masing didalamnya terdapat phrase pertanyaan dan phrase
jawaban. Selain itu, setiap bentuk musik iringan tari salikuran memiliki beberapa motif
didalamnya serta beberapa teknik pengembangan motif.

Musik iringan tari salikuran mempunyai 3 fungsi musik terhadap gerak tari yaitu musik
sebagai pengiring tari sebanyak 7 bagian, musik sebagai ilustrasi 1 bagian dan musik sebagai
penegas gerak tari sebanyak 7 bagian.

Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan peniliti untuk beberapa pihak agar dapat
dijadikan bahan evaluasi dan pengembangan sebagai berikut.

a. Untuk penata musik iringan tari kreasi baru umumnya di Kalimantan Selatan dan
khususnya di Sanggar Seni Karamunting agar dapat memperhatikan lagi aspek-aspek
dalam musik iringan dan berkarya lebih bagus lagi.
b. Untuk pemerintah setempat atau instansi terkait agar dapat mensosialisasikan seni dan
budaya yang ada di Kalimantan Selatan umumnya dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
pada khususnya agar generasi muda nantinya dapat melestarikan budaya setempat
c. Untuk generasi muda agar bisa berperan aktif dalam melestarikan seni dan budaya
setempat seperti salikuran salahsatunya
REFERENSI

Adam Sila Sektian, Jazzy. 2016. Skripsi. Analisis Bentuk dan Struktur Lagu Jeux D’Eau Karya
Maurice Ravel. Fakultas Bahasa dan Seni. Pendidikan Seni Musik. Universitas
Negeri Yogyakarta.

A. Muri Yusuf. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Anggito, A., & Setiawan, J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Anderiani, Lupi. (2016). Musik Panting di Desa Barikin Kalimantan Selatan: Kemunculan,
Keberadaan, dan Perubahannya. 17(3). 140-157.

Aan Komariah, Djam’an Satori. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Busroh, Jamalus. 1998. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Bandung: Dierbitkan
untuk umum.

Cadrawati, Lilin. 2019. Paket Unit Pembelajaran Tari Kreasi. Jakarta: Direktorat Jendral Guru
dan Tenaga Kependidikan.

Destiana, Evie. 2018. Buku Ajar Pendidikan Seni Musik. Sidoarjo: UMSIDA Press.

Izmi, Muhammad. 2020. Skripsi. Analisi Unsur Musik Gamelan dalam Iringan Tari
Hambaruwan Sanggar Permata Ije Jelas Kabupaten Barito Kuala. Banjarmasin.
Sendratasik FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Iskandar, Robby. 2019. Skripsi, Bentuk dan Peranan Melodi dalam Musik Iringan Tari Bagandah
Nyiru di UKM Kampoeng Seni Boedaja UNLAM. Universitas Lambung Mangkurat.

Jamalus. 1988. Panduan Pengajaran buku Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta:
Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan.

Kurdi, Aserani. 2011. Bahan Diklat Seni Budaya. Tabalong: SMK Negeri 1 Tanjung.

Maryanto. 2015. Teori Musik Dasar. Yogyakartan: Diandra Kreatif.

Marzam. 2014. Bahan Ajar Mata Kuliah Musik Tari. Uiversitas Negeri Padang: Program Studi
Pendidikan Sendratasik.

Mudjilah, Hanna Sri. 2004. Teori Musik (Diktat Kuliah). Yogyakarta: Jurusan Sendratasik
Program Studi Pendidikan Seni Musik. FBS-UNY Yogyakarta.

Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Efektif “Suatu pendekatan lintas budaya”. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Murdiyanto, Eko. 2020.Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan


Pengabdian Pada Masyarakat.

Nugraheni, Edlin Yanuar dan Dani W. 2013. Pengetahuan Tari. Banjarmasin: P3AI Universitas
Lambung Mangkurat.

Prier, Karl-Edmund. 2015. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Ramon, Rifani. 2022. Skripsi. Refleksi Budaya Tari Salikuran. Pendidikan Seni Tari. STIKIP-
PGRI Banjarmasin.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Soedarsono. 1977. Tari-tarian Indonesia. Jakarta: Proyek pengembangan kebudayaan


Depdikbud.

Sri Hermawati D.A. Dkk. 2008.Seni Budaya Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.

Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia widia sarana Indonesia.

Widhianto, Susyam, 2011. Modul Ilmu Bentuk Analisa. Universitas Lambung Mangkurat:
Program Studi Pendidikan Sendratasik.

Anda mungkin juga menyukai