Anda di halaman 1dari 6

Tembang Macapat Di Kalibaru Kulon

Oleh : Nur Azizah


NIM : U20193033

ABSTRAK :

Sebelum tulisan ini rampung banyak sekali huru-hara yang bermunculan di sekitar
permukimam orang desa. Tidak terkecuali juga di sekitar daerah penulis. Masih
banyak juga ternyata masyarakat yang belum mengetahui tentang keberadaan macapat
bahkan tentang apa itu macapat.
Penulis merasa perlu untuk membahas mengenai macapat sebab masih ada beberapa
pengakuan dan pengklaiman yang menyimpang tentang macapat yang sebenarnya
tidak sesuai dengan keadaan. Kepercayaan bahwa macapat bisa meramal nasib
manusia justru tidak bisa di biarkan meskipun macapat yang diteliti oleh penulis ini
masih belum meluas di seantero antar kecamatan bahkan. Penulis hanya berfokus
pada macapat yang ada di kalibaru kulon.
Padahal macapat merupakan salah satu tembang yang berupa syiir, dimana makna
yang terkandung didalamnya berisi petuah petuah keagamaan dan petuah petuah
dalam menjalani hidup.
Macapat ada 11 macam diantaranya : maskumambang, mijil, kinanthi, sinom,
asmarandana, gambuh, dangdanggula, durma, pangkur, megatruh, pocung.

Kata Kunci : macapat, kalibaru kulon, petuah.


PENDAHULUAN :

Islam merupakan agama yang allah tidak mnerima agama selainnya. Agama islam
adalah sebuah agama yang pertama kali dibawa oleh nabiyullah Muhammad SAW.
Kepada ummatnya.
Agama islam adalah agama rahatan lil ‘alamiin, kedatangganya pun ke dalam
indonesia ini dengan cara damai, salah satunya dengan perdagangan dan perkawinan.
Seluruh pemeluknya sepakat bahwasanya agama islam adalah agama yang paling
sempurna dan seluruhnya sudah termaktub dalam kitab pedoman ummat islam, yakni
kitab suci Al-Qur;an. Bukan hanya itu saja bahkan seluruh kehidupan dan tindak
tanduk manusiapun juga sudah diatur sedemikian rupa di dalam islam.
Ada satu hal yang membuat islam diterima baik dan mudah di Indonesia yakni dengan
cara memasukkan agama islam kedalam budaya local tanpa harus merubah budaya
local tersebut dan tanpa mengurangi atau bahkan mengesampingkan syariat. Karena
pada dasarnya budaya indonesia bahkan budaya dari non muslimpun memiliki sedikit
kesamaan dengan budaya yang ada di inonesia. Oleh sebab itu sangatlah mudah untuk
memadukan budaya dan agama tanpa harus mengorbankan salah satunya.
Salah satu tokoh ulama yang berhasil mendakwahkan agama islam dengan budaya
atau kesenian adalah sunan kalijaga. sunan Kalijaga berdakwah di pulau jawa. Dalam
menjalankan dakwahnya, sunan kalijaga menyerap semangat kultural masyarakat
jawa yang masih dipengaruhi kebudayaan hindu-budha.
Macapat merupakan salah satu seni vocal atau lagu yang biasa disebut dengan
tembang atau nyanyian. Dalam penyajian tembang macapat ini melalui proses
penggarapan yang halus, lembut, cermat, mantap, serta memerhatikan etika dan
estetika.tembang macapat sendiri terdiri dari sebelas macam menurut masyarakat pada
umumnya. Yaitu maskumambang, mijil, kinanthi, sinom, asmarandana, gambuh,
dhangdanggula, durma, pangkur, megatruh, pocung. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis tertarik ingin mengambil topik tradisi macapat di korelasikan dengan nilai-
nilai keislaman yang ada.

PEMBAHASAN :

A. Definisi Macapat

Macapat adalah sebuah seni vocal atau bisa disebut tembang, lagu dan
nyanyian. Penyajian daripada macapat ini melalui proses yang begitu hati-hati
agar tetap menjaga keindahan kehalusan etika dan estetikanya. Oleh karenanya
mejadikan macapat mempunya kandungan makna yang padat tapi sangat serat
makna.
Macapat juga diartikan sebagai sebuah bentuk karngan kata yang berpatokan.
Pembacaannya pun ditata dengan seni suara atau nada yang disertai oleh
susunan bahasa dan sastra. Macapat terdiri dari 11 macam diantaranya :
maskumambang, mijil, kinanthi, sinom, asmarandana, gambuh, dangdanggula,
durma, pangkur, megatruh, pocung.
Ada beberapa pendapat yang menyatakan mengenai sejarah lahirnya macapat.
Pertama ada yang menyatakan bahwa macapat macapat lebih tua dari pada
tembang gede, tepatnya pada saat pengaruh kebudayaann islam berkembang,
yang selanjutnya mengatakan sebaliknya, tepatnya pada saat pengaruh
kebudayaan agama hindu yang kian menipis sekitar saat zaman majapahit
akhir.
Tembang macapat memiliki ke strukturan, berikut penjelasannya. Tembang
macapat terdiri dari beberapa pupuh (puisi yang memiliki jumlah rima dan
suku kata tertentu), dan pupuh ini terbagi menjadi beberapa bait. Pupuh
biasanya menggunakan metrum yang sama. Jumlah bait dalam pupuh
tergantung pada teks. Tiap bait terdapat gatra (baris kalimat) yang memiliki
beberapa wanda (suku kata) dimana jumlah dan akhir vocalnya selalu sama.
.

Tembang macapat memiliki metrum yang bersifat baku dan berjumlah 15.
Kemudia metrum masih di bagi menjadi tiga bagian, pertama tembang ciliki
(mewakili 9 metrum) tembang tengahan (mewakili 6 metrum) dan tembang
gede (mwakili 1 metrum)1.

B. Macapat di Kalibaru Kulon

Kalibaru Kulon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan


Kalibaru, Banyuwangi Jawa Timur. Desa Kalibaru Kulon memiliki luas
sekitar 447.35 Hektar, berada pada ketinggian diatas permukaan laut 428
meter. Desa ini merupakan desa terluas yang ada di Kecamatan Kalibaru. Desa
ini termasuk kedalam desa yang berkembang dengan beberapa lembaga
keagamaan maupun sosial didalamnya. Dan memiliki sekolah sekolah seperti
TPQ, TK, Mts, masjid, musholla dll mampu menunjang kemajuan berfkir
masyarakat setempat.
Di desa Kalibaru Kulon ini juga terdapat salah satu paguyupan yang masih
juga melestarikan macapat.
Awal mula lahirnya macapat di desa ini adalah bermula dari rasa khawatir
masyarakat setempat yang memiliki kecintaan terhadap seni atas punahnya
kesenian macapat. Diantaranya dari masyarakat tersebut adalah bapak anom

1
Azizah,nur.2021.”pengenalan macapat beserta sejarahnya”. Hasil wawancara pribadi. 25 oktober
2021. Di smanu kalibaru.
suwoto, bapak iksan saeran, bapak prianggono, bapak samsubur, bapak
sarjono.
Kelima orang diatas akirnya merumuskan ide untuk mendirikan paguyuban
yang beranggotakan orang pecinta seni tembang macapat. Bapak anom suwoto
merupakan salah satu orang yang sangat mendukung adanya paguyuban
tersebut sebab selain beliau merupakan sarjana aksara jawa beliau juga
mengetahui bahwa kandungan macapat itu sangat banyak dan berisikan
petuah-petuah orang mulai lahir hingga wafat.
Seiring berjalannya waktu dari seluruh kalangan pekerja di desa tersebut
akhirnya juga turut bergabung pada paguyuban macapat tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya Indonesia merupakan negara yang
terdiri dari banyak sekali agama yang berbeda. Begitupula di desa Kalibaru
Kulon, kendati mayoritas masyarakatnya beragama islam namun tidak bisa
dipungkiri masih ada masyarakat non islam yang juga bermukim dan
bertempat tinggal disana, seperti kristiani budha dan katolik.
Dengan hidupnya paguyuban macapat di desa Kalibaru Kulon menjadi salah
satu penyebab terbantunya islamisasi masyarakat desa Kalibaru Kulon. Hal ini
di sebabkan karna isi daripada tembang macapat adalah wejangan-wejangan
islam.

C. Tatacara Pelaksanaan atau Pembacaan Macapat di Kalibaru Kulon

Tembang Macapat juga dikategorikan sebagai salah satu jenis puisi jawa yang
tradisional, dimana tiap baitnya mempunyai gatra atau baris kalimat. Gatra
adalah sesuatu yang terdiri dari guru wilangan atau suku kata dan akhir
daripada rangkaian suku kata terebut selalu bersajak.
Macapat apabila diartikan sebagai bahasa jawa bermakna membaca empat-
empat. Ha ini berkesinambungan dengan metode atau cara pembacaan puisi
(macapat), ya dibaca tiap empat sajak.
Adapun ciri khas macapat di Kalibaru Kulon2 :
Dalam segi irama, kebahasaan dan kepenulisan
Pembacaannya dengan wantah, tartil tanpa ada cengkok seperti imbuhan pada
gending jawa lainnya. Baku mengikuti guru wilangan, guru lagu dan guru
suara. Hal itulah yang membuat pembacaan macapat di Kalibaru Kulon
berbeda, meski pada dasarnya syi’irnya itu sama. Contoh pembacaannya
adalah dengan menggunakan 4 suku kata (Nu La Da La, Ku U Ta Ma).

2
Azizah,nur.2021.”macapat dikalibaru kulon”. Hasil wawancara pribadi. 27 November 2021 di
kediaman pak jo.
Dalam hal irama macapat yang ada di Kalibaru Kulon ini sangat
memperhatikan irama dan gending yang sudah di tentukan oleh para
pendahulu. Notasinya menggunakan notasi pentatonik (tangga nada 5 , Ji Ro
Lu Mo Nem). Perbedaan macapat madura dan jawa adalah kalau macapat jawa
tulisannya menggunakan ha na ca ra ka sedangkan kalau macapat madura
menggunakan tulisan bahasa arab yang dimadurakan atau lebih disebut
sebagai pegon arab.
Dalam Segi Teknis Pelaksanannya
Kalau macapat madura masih kental dengan adanya sesajen namun berbeda
dengan macapat jawa yang ada di Kalibaru Kulon. Disini tidak menggunakan
sesajen. Adapun nada dasar macapat jawa yaitu dengan menggunakan patet
enem (nada rendah) patet songo (nada tengah) patet mayuro (nada tinggi).
D. Aspek Religius dalam Macapat
Seperti yang telah di bahas dimuka bahwasanya tembang macapat meruakan
syiir yang serat akan makna. Aspek religius dalam tembang macapat ini
terletak dari keseluruhan, sebab tembang macapat memang berisikan pitutur-
pitutur yang baik dan bernuansa agamis. Namun kita perlu penghaytan dalam
membacanya agar maknanya benar-benar tersampaikan.
Apabila dilihat dari segi wawasan tembang macapat ini diambil dari dua
kategori wawasan. Yang pertama wawasan berdakwah, dimana maksud dari
itu adalah kita berdakwah mengikuti nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Yang kedua adalah wawasan perjalanan hidup manusia.
Tahap-tahap peIjalanan hidup manusia dalam tembang macapat sebagai
berikut: Mijil (keluar/lahir), Sinom (masa muda), Maskumambang (penuh
purba diri), Asmaradana (dana asmara), Kinanthi (amalan apa yang akan
dibawa), Dhandhanggula (mendendangkan kemanisan iman/hidup
"Hamemamyu hayuningrat), Durma (mundur, mulai mengundurkan diri),
Pangkur (mungkur/ meninggalkan hal-hal keduniawian), Gambuh (faham,
tahu benar), Pocung (dipocong), dan yang terpenting Megatruh (memisah
ruh/OB "Out of Body").

KESIMPULAN :

Macapat merupakan seni vocal yang bisa juga disebut dengan tembang,
nyanyian atau lagu. Macapat jawa berbeda dengan macapat madura, macapat
madura didalamnya bertuliskan dengan huruf arab atau hijaiyah yang
dimadurakan. Biasanya sering disebut dengan arab pegon, sedangkan macapat
jawa biasanya bertuliskan hanacaraka.
Macapat jawa dikalibaru kulon sangat menjujung tinggi keabsahan isi
macapat, dari segi pelafalannya bahkan penuisannya. Macaat dikalibaru kulon
juga berdiri atas usulan dari para pecinta seni macapat yang tidak ingin
macapat musnah dari buminya terutama di tanah kelahirannya, kalibaru kulon.
Macapat terdiri dari 11 macam : maskumambang, mijil, kinanthi, sinom,
asmarandana, gambuh, dangdanggula, durma, pangkur, megatruh, pocung.

DAFTAR PUSTAKA :

Azizah,nur.2021.”pengenalan macapat beserta sejarahnya”. Hasil wawancara pribadi. 25


oktober 2021. Di smanu kalibaru.

Azizah,nur.2021.”macapat dikalibaru kulon”. Hasil wawancara pribadi. 27 November 2021 di


kediaman pak jo.

Anda mungkin juga menyukai