Anda di halaman 1dari 9

Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda (Aam Masduki) | 55

PUISI PUPUJIAN DALAM BAHASA SUNDA

Oleh Aam Masduki

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung
Email: bpsntbandung@ymail.com

Abstrak
Sebagai media pendidikan, puisi pupujian mempunyai fungsi sosial. Di Tatar
Sunda, umumnya puisi pupujian berbahasa Sunda dinyanyikan di mesjid-mesjid,
musola-musola, pesantren-pesantren atau di tempat-tempat pengajian lain. Di mesjid
dan musola, waktu pupujian biasanya berlangsung antara azan dan qomat. Di
pesantren dan madrasah, pupujian dinyanyikan pada saat pelajaran berlangsung. Di
tempat pengajian anak-anak atau ibu-ibu, puisi pupujian dinyanyikan sebelum atau
sesudah mengaji.
Kata Kunci: Puisi Sunda, pupujian.

Abstract
“Pupujian” poem is used for affecting mind, feelings, and human behaviors,
beside its function to spread religions. As a learning media, “Pupujian” poem, which
is containing some advice and religious lessons, were memorized. With this poem
repeatedly sang, it’s hoped that kids, santri, and public will be awakened and have
wished to follow the advise and the religion lessons which spreaded through the poem.
“Pupujian” oftenly sang in pesantren, madrasah or moscue, langgar or any other
religious spoots. “Pupujian” sang when the times comes for Shubuh, Maghrib, and
Isya pray, and some after it.
Keywords: Sundanese poetry, pupujian.

A. Pendahuluan datangnya Islam, selain sudah memeluk


agama sendiri masyarakat Sunda juga
Akulturasi Islam dengan Sunda
sudah memiliki beragam jenis kesenian,
dapat terlihat dari beberapa jenis
termasuk sastra di dalamnya. Almarhum
kesenian yang ada di Tatar Sunda. Selain
M. Holis Widjaja, salah seorang dalam
sebagai hasil dari interaksi, akulturasi ini
Pantun Beton paling senior di
terjadi karena pada awalnya dan bahkan
Tasikmalaya, pernah mengatakan bahwa
saat ini, kesenian seringkali digunakan
seni pantun merupakan jenis sastra tutur
sebagai sarana penyebaran Syi’ar Islam.
yang sangat tua dan sudah dikenal sejak
Strategi seperti ini terutama dilakukan
beradab-adab lalu. Tidak mengherankan
oleh para Wali pada awal-awal penye-
jika dalam setiap pementasannya,
baran Islam di Pulau Jawa. Salah satu
seorang dalam (juru pantun) selalu
contoh “jejak“ Islam di dalam kesenian
mengawali dengan pembacaan rajah,
Sunda yaitu Seni Sastra.
semacam mantera untuk memohon restu
Masyarakat Sunda sudah terbentuk
dan keselamatan kepada para leluhur,
jauh sebelum Islam masuk. Sebelum

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


56 | Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009: 55 - 63

batara-batari dan dewa-dewi. Setelah menghapal rukun iman dan rukun Islam
pengaruh Islam masuk, rajah atau semuanya dilakukan lewat nyanyian,
mantera tersebut tidak dihilangkan lewat nadoman. Dengan metode santai
namun permohonan restunya disam- seperti ini, juga dengan dosis yang tidak
paikan juga kepada Allah, Rasulullah, berlebihan agama merasuk ke dalam jiwa
para wali, para kyai dan tokoh-tokoh anak-anak tanpa terasa dan sangat
setempat. Meskipun begitu, sesaji yang alamiah (Noor, 2007:4).
terdiri dari ubi-ubian, rupa-rupa Sudah sejak awal ada upaya-upaya
kembang, rumput palias, minyak wangi, untuk membuat tafsir atau terjemahan Al
beras, telur, kopi, cerutu dan ayam saadi Qur’an ke dalam bahasa Sunda. Upaya
tetap harus dipenuhi sebagai syarat yang paling mutakhir adalah apa yang
berlangsungnya pementasan (Noor, dilakukan oleh Drs. H. Hidayat Suryalaga
2007:1). dengan membuat terjemahan Al Qur’an
Keterkaitan berbagai kesenian dalam bentuk dangding. Sekarang ini,
Sunda dengan Islam sudah mempunyai terjemahan Nur Hidayahan ini sudah bisa
sejarah panjang, termasuk juga dengan “dihaleuang”kan di dalam tembang
Wayang (golek dan kulit) yang pada Cianjuran . Pupujian, salah satu seni lain
beberapa bagian lakon dan tokoh- yang sering didengar atau ditemukan di
tokohnya mengalami penyesuaian dengan mesjid-mesjid adalah lagu-lagu pupujian
kepercayaan Islam, bahkan menjadi atau biasa juga disebut “nadhom”. Salah
media dakwah Islam. Demikian juga satu “nadhom” yang cukup terkenal
halnya dengan bidang sastra, para adalah “Anak Adam”
peneliti telah mencatat begitu banyak
karya-karya klasik seperti wawacan (baik Anak Adam urang di dunya ngumbara
asli maupun saduran) yang berisi uraian- Umur urang di dunya teh moal lila
uraian tentang agama seperti fikih, Anak Adam umur urang teh ngurangan
akhlak, tasawuf, tarikh serta riwayat nabi Saban poe saban peuting dikurangan
yang ditulis para pujangga Sunda abad (Kurnia, 2002 :4).
ke-19. H. Hasan Mustapa – di antaranya -
yang dikenal sebagai kyai dan penghulu Di Kabupaten Ciamis Provinsi
besar sekitar tahun 1890, banyak menulis Jawa Barat banyak lembaga-lembaga
uraian-uraian masalah keagamaan dalam keagamaan yang menyelenggarakan
bentuk guguritan yang sangat indah, pendidikan, seperti madrasah-madrasah,
yang berhasil memasukkan kemerduan mesjid-mesjid, pesantren-pesantren dan
bahasa Arab ke dalam bahasa Sunda. lembaga-lembaga lainnya seperti kegiatan-
Di pesantren-pesantren tradisional kegiatan menyelenggarakan dakwah melalui
Sunda yang umumnya berada di pangaosan-pangaosan (ceramah pengajian)
kampung-kampung, agama diperkenalkan dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh
pada anak-anak dengan cara yang santai. para alim ulama. Dalam hal ini peranan
Anak-anak dilatih melaksanakan salat para alim ulama sangat besar dalam
dan puasa misalnya, dengan cara memberikan tuntunan kehidupan
membiasakan diri. Itu pun tergantung beragama dan memberikan penerangan-
pada kemampuan masing-masing, tidak penerangan untuk meningkatkan
dengan pemaksaan. Agama juga keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
diajarkan dengan penuh kegembiraan, Yang Maha Esa.
misalnya menghapal nama-nama nabi, Puisi pupujian yang hidup di
menghapal keluarga Rasulullah, lingkungan pesantren dan tempat

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda (Aam Masduki) | 57

pengajian erat hubungannya dengan banyaknya di lapangan, data yang masuk


ajaran Islam. Oleh karena itu, para dicatat dan dianalisis.
penelaah sastra dalam menentukan saat Pengumpulan data dilakukan
lahirnya puisi pupujian selalu dengan teknik studi kepustakaan, dan
mengkaitkannya dengan saat mulai wawancara langsung dengan informan.
menyebarnya agama Islam di Jawa Barat Para informan ditentukan terdiri atas guru
(Kartini et al., 1986:9). ngaji, pengelola atau pemimpin madrasah
Yus Rusyana dalam penelitiannya atau pesantren dan santri-santri.
(1971) telah menggolong-golongkan
B. Hasil dan Bahasan
puisi pupujian Bahasa Sunda menurut isi
dan bentuk lahiriahnya (verifikasi). Bentuk Dan Isi Puisi Pupujian
Diteliti pula penggunaan (fungsi) puisi Puisi pupujian umumnya
pupujian dan latar belakang sejarahnya. berbentuk syair, atau dalam sastra Sunda
Walaupun demikian, masih banyak lagi disebut dengan istilah siiran. Dalam
segi puisi pupujian Bahasa Sunda yang sastra Indonesia syair adalah bentuk puisi
belum terungkap, misalnya: Melayu pengaruh sastra Arab yang tiap
 Apakah sumber penciptaan puisi baitnya terdiri atas empat baris. Tiap
pupujian itu Al-Quran, Hadist, atau baris terdiri terdiri atas sembilan sampai
sumber lain. empat belas suku kata, dan bersajak a - a
 Bagaimanakah hubungan puisi - a - a. Syair berisi cerita, hikayat, dan
pupujian dengan seni suara atau seni nasihat. Dalam sastra Sunda, puisi
musik (terbangan, gemyung) dan pupujian yang bentuknya disebut syair
seni musik lainnya. atau siiran tidak selamanya suku katanya
 Bagaimanakah perkembangannya terdiri atas sembilan sampai empat belas
dewasa ini. suku, tatapi lebih sering bersuku kata
Semua pertanyaan itu merupakan delapan. Sajaknya pun tidak selamanya a
masalah yang perlu digali melalui - a - a - a, a - a - b - b, a - b - b - c. Yus
penelitian untuk memperoleh gambaran Rusyana dalam penelitiannya (1971 : 19 -
yang lebih jelas dan mendalam tentang 20) dalam Tini Kartini et al., 1986 : 14,
puisi pupujian yang ada di Kabupaten menggolong-golongkan puisi pupujian
Ciamis Provinsi Jawa Barat. dalam tujuh bentuk puisi, yaitu sair,
Penelitian ini bertujuan untuk kantetan opat (empat seuntai), paparikan
mengumpulkan puisi pupujian Bahasa (pantun), kantetan dua (dua seuntai),
Sunda yang ada di Kabupaten Ciamis. kantetan genep (enam seuntai), kantetan
Data yang telah terkumpul kemudian salapan (sembilan seuntai), dan kantetan
dianalisis dari segi arti, bentuk, sumber robah (untaian tak tentu).
puisi pupujian, fungsi, dan penggunaan Adapun contoh bentuk puisi
puisi pupujian pada masa sekarang. pupujian yang dua seuntai, empat seuntai,
Untuk mencapai sasaran dan lima seuntai, dan delapan seuntai adalah
tujuan penelitian diperlukan metode dan sebagai berikut:
pendekatan yang sesuai, hal ini bertujuan
agar terkumpul data yang relevan serta 1. Bentuk dua seuntai
pelaksanaan penelitian yang terarah,
efisien, dan efektif. Oleh karena itu, Akur jeung Papada Batur
dalam pepenlitain ini digunakan metode Ari tolab kudu akur jeung batur
deskripsi, menjaring data sebanyak- silih tanya ulah sok paluhur-luhur

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


58 | Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009: 55 - 63

Eling-eling ka sakabeh nu neangan kulawargana jeung Nabi # shohabat


kana elmu poma ulah rek ngurangan sadaya sami
amma badu ieu nadhom # kupingkeun
2. Bentuk empat seuntai
sepuh anom
ngaos anca serta alon # piceun kabeh
Sabada Maot manah awon
Sabada arwah ka luar
di tengah imah ngagoler Pasal kahiji
kulawarga ting galoar Bakuna ka para santri # sepuh anom
bari ceurik humandeuar henteu kari
nu Islam jaman kiwari # anu henteu
Kulawarga nyeungceurikan nutup diri
si mayit dimarandian mugi jadi kaweningan # sanes pisan
teras dibungkus ku kapan kamagungan
geus beres disaralatan ieu abdi nyieun nadhom # supaya janten
ranahan
3. Bentuk lima seuntai surat anu geus nerangkeun # yen istri
Kaum Muslimin haram nembongkeun
Hai dulur kaum Muslimin cepil rambut diharamkeun # punduk
regepkeun ieu siiran dada diharamkeun
manwai tamba lumayan surat Ahjab ngulah-ngulah # awewe
malahmandar-malah,mandar lunta ti imah
janten jalan kabagjaan bari henteu nutup sirah # jiga laku
jahiliah
Lamun aya waktu lowong
enggal eusi ulah lowong Pendekna Quran nu agung # marentah
pilari elmu nu luhung teu meunang embung
ulah embung ulah embung yen istri wajib ditiung # aneh bet loba nu
meungpeung umur acan nungtung embung
na kasaha rek manutan # pan ka Nabi
Tong nganggur ngahurun balung kana Quran
bisi di ahir kaduhung naha atuh nyaluyuan # kana parentah
hirup ngaguru ka embung Pangeran
geura eling-geura eling ngaliglag awak teh haram # pangembung
ka jalan Allah Nu Agung hate di caram
ku syetan anu dirajam # pibatureun di
jahanam
4. Bentuk delapan seuntai poma-poma enung eulis # lampah ulah
Bab Tiung anu Diwajibkeun rek ka jeblos
Nadhoman katipu panggoda iblis # jiga alus tapi
Bismilah ngawitan ngaji # ka Alloh nu kejos
maha suci
sifat rohman sifat rohim # ka sadaya Pasal kadua
abdi-abdi Ditiung teu kudu santri # kadar-kadar
sholawat salam ka Kangjeng Nabi # kabeh istri
Muhammad bangsa Hasimi nu ngaku Islam teu kari # eta wajib nutup
diri

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda (Aam Masduki) | 59

mun kurang genah pinalar # tingal Lampah haram jadi lumrah # teu terang
dawuh ibu hajar la’natna Alloh
dina kitab minhaj jelas # tiung lain dina pipi nyieun harang # jeung digusar
anyar-anyar ge dilarang
nu petuk hadis jeung Quran # sirah kudu kaya awewe disobrah # gede gelung nu
ditutupan diarah
nu ngaji henteu dipake # nu nguping geura lamun hoyong terang #
sarua bae Riyadussolihin teang
rek nurut teh ku talangke # pira nutup tah kitu lumrah manusa # kana dosa sok
rambut bae biasa
ulama taya nu silung # da sumujud ka thoat mah diasa-asa # duh badan masing
Yang Agung rumasa
kana nyorang paharaman # banget
Pasal katilu benduna Pangeran
Ku sapinah ditataan # orat istri keur tangtu ngaganjar pangeran # kanu nunda
netepan paharaman
meunang tembong memenitan # ngan
raray dampal panangan Pasal kaopat
ngan dinu suni sholat # mun urang Lalaki melong awewe # sanajan eta
kabuka orat awewe
seug nutupan elat # matak batal kana ka panenjo teu malire # hukumna teh
sholat haram bae
komo keur lunta ti imah # leleger cara mun ningal lain ti bojo # haram batan ti
arab mah lalajo
cing eta rambut mah # ulah diligar komo mun patenjo-tenjo # hukuman jinah
percumah panenjo
tembong ku lalaki lian # kabeh badan anging waktu jual beuli # atawana waktu
ditutupan ngaji
leungeun suku dikaosan # ngan panon meunang nenjo saperluna # tapi ulah
celak-celakan matak hina
kudu bae aya baturna # sangkan teu aya
Leuleugeur atuh kitu mah # da sunat fitnahna
nutupan beungeut mah sakieu anu di nadhomkeun # bab tiung
cing atuh rambut mah # nutup da moal anu diwajibkeun
percumah
siksaan nu teu ditiung # eta buukna
digantung Isi Pusi Pupujian
di luhureun seuneu hurung # kitu Sebagai media pendidikan,
benduna yang Agung menurut Yus Rusyana puisi pupujian
kitu dawuh Kangjeng Nabi # dina kitab mempunyai fungsi sosial, pusi yang
Al Bukhori berisi berbagai nasihat dan pengajaran
geura pek mangga tingali # kitab yang dinyanyikan itu umumnya dihapal
Masyadul Ibadi oleh anak-anak di luar kepala. Hapalan
awewe lumrah di kampung # teu dibaju semasa kecil itu niscaya besar
teu ditiung pengaruhnya pada perkembangan jiwa si
pang alus di samping jangkung # komo anak apabila sudah dewasa. Adapun puisi
benduna Yang Agung

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


60 | Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009: 55 - 63

pupujian dapat dibagi menjadi enam Anak adam ka luar ti alam barjah
golongan yaitu: waktuna teh sabada genah
1. Yang memuji keagungan Allah nya eta anu dina tiupan anu kadua
2. Solawat kepada Rosullullah nu dingaranan paniup baas tea
3. Do’a dan taubat kepada Allah
4. Meminta safaat kepada Rosulullah Anak adam urang sanggeus dihirupan
5. Menasihati umat agar melakukan tuluy digiring kana tempat dangdaratan
ibadat dan amal soleh serta menjauhi
kemasiatan pirang-pirang aleutan nu rupa-rupa
6. memberi pelajaran tentang agama sakur amalna
seperti keimanan, rukun Islam, fikih, waktu hirupna di dunya
ahlak, tareh, tafsir Qur’an, sorof dan
lain-lain (Yus Rusyana, 1971: 9). Anak adam aya nu rupa bagong
Adapun isi puisi pupujian yang waktu di dunya teh bedegong
menasehati dan memberi ingat bahwa anak adam waktu anjeun keur ditimbang
kita akan mati adalah sebagai berikut: mun beurat ka kenca tangtu kana
Anak Adam jungkrang
Anak adam anjeun di dunya ngumbara kitu deui lamun beurat ka katuhu eta
umur anjeun di dunya teh moal lila untung
anak adam umur anjeun teh ngurangan kabungahan anu tangtu beunang
saban poe saban peuting dicontangan
Dulur-dulur sakieu wasiat
Anak adam anjeun paeh teh sorangan pamugi ieu nadoman janten hikmat
cul anak cul salaki cul babarengan
anak adam paeh euweuh nu dibawa Anak adam maot eta lawang
ngan hasiwung jeung boeh nu dibawa sakabehna jalma-jalma pada nyorang
anak adam ari maot teh imanaan
Anak adam pasaran teh lolongseran sakur-sakur jalma pada ngaraosan
saban poe saban peuting gegeroan
anak adam ka luar ti imah Anak adam dawuh Alloh maneh dijieun
digarotong dina pasaran teu ngeunah taya lian pikeun ibadah lakonan
aduh bapa aduh ema abdi keueung
rup ku padung rup ku taneuh abdi sieun Anak adam maneh ulah katungkulkeun
kana dunya sabab bakal ditinggalkeun
Anak adam dikubur teh leuwih poek anak adam maneh ngalaksanakeun dosa
nu nyaangan di kubur teh maca quran saha anu nyalametkeun tina siksa
anak adam paeh anjeun ditakonan maneh lamun ngarep-ngarep rohmat
malaikat Munkar Nakir nu nakonan kami
reujeung maneh lamun sieun tina siksaan
anak adam tangtu keuna eta gegendir eta tina doraka jauhan
paneunggeulna malaikat Mungkar Nakir
Anak adam anu amal urang alus Henteu sieun ku Allah sakama-kama
eta tangtu dikubur teh leuwih mulus anak adam ulah poho kana maot
carana ari maot ka anjeun pogot
Anak adam sing garetol maca quran geuning ayeuna maneh keur mapay jalan
pidamareun di kubur teh maca quran tangtu anjeun nepi ka panungtungan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda (Aam Masduki) | 61

Anak adam pek pigawe omat hade berbagai nasihat dan pelajaran agama
karna nu jadi konci sorga nu engke yang disampaikan dengan dinyanyikan
reujeung tinggalkeun sagala kagorengan itu umumnya dihafalkan di luar kepala.
sabab jadi konci naraka siksaan Hafal dan seringnya mengucapkan serta
mendengarkan pupujian, diharapkan
Anak adam gedong-gedong nu di dunya anak-anak didik, para santri, serta
nu ku anjeun dijieun direka-reka masyarakat umum tergugah dan
pasti pisan ku anjeun teh ditinggalkeun mempunyai keinginan untuk mengikuti
jadi ka anjeun malah ngalaksanakeun nasihat serta ajaran agama yang
anjeun pindah ka dunya ka pakuburan dikumandangkan melalui puisi pupujian
dina pakuburan tangtu disampakeun tersebut.
mun boga amal soleh tangtu bungah Selain itu puisi pupujian berfungsi
lamun mawa dosa tangtu ge susah sebagai alat pendidikan agama, adab, dan
pakuburan nunggu jalma nu soleh susila kemasyarakatan. Di mana puisi
kasebutkeun rowadotul minal zanah pupujian dipergunakan untuk memu-
hartosna teh patamanan nu ti sorga dahkan cara penyampaian pendidikan,
mungguh ka nu doraka urang naraka yaitu dengan cara dinyanyikan atau
dinazamkan. Dengan cara itu terutama
Anak adam ari nu ngawungkul dunya anak-anak sekolah, pendidikan agama
tangtu di dunya hirupna hayang lila dan adab susila akan mudah diterima.
ari jalma anu resep ka aherat Selain itu puisi pupujian dipentaskan
di dunyana tangtu sono keur maot dalam acara kegamaan, seperti Rajaban,
ieu nadom pepeling reujeung wasiat Mauludan, Musabaqoh tilawatil Quran
nu kadua pek di sambung deui wafat dan sebagainya
Fungsi Puisi Pupujian C. Penutup
Seperti telah dikemukaan pada Jawa Barat yang beraneka ragam
uraian di atas, sebagai media pendidikan seni pada saat ini sedang mengalami
puisi pupujian mempunyai fungsi sosial. erosi budaya terutama dalam tatanan
Umumnya puisi pupujian itu dinyanyikan ekonomi masyarakat pedesaan yang
di mesjid-mesjid, musola-musola, agraris tradisional. Hal ini merupakan
pesantren-pesantren atau di tempat- pengaruh dari pembangunan ilmu
tempat pengajian lainnya, sementara pengetahuan, teknologi pedesaan dan
menunggu orang-orang saat sembahyang berkembangnya arus kebudayaan masa
berjamaah antara azad dan qomat. Di yang tentunya mempercepat musnahnya
pesantren dan di madrasah pupujian juga seni tradisi tertentu. Dampak lainnya
dikumandangkan pada saat pelajaran yang paling tragis dari tranformasi
berlangsung, sedangkan di tempat budaya yang tidak terkendali adalah
pengajian anak-anak atau ibu-ibu puisi menerima realita akan mundurnya ber-
pupujian dinyanyikan pada saat menung- bagai kesenian, sehingga dengan
gu waktu mengaji atau sesudahnya. banyaknya seni tradisi yang sedang
Puisi pupujian dipergunakan untuk mengalami proses kepunahan akan
mempengaruhi pikiran, perasaan, dan menjadi dilematis dalam usaha pembi-
tingkah laku manusia, di samping naan, pengembangan dan pelestarian.
dipergunakan pula untuk menyampaikan Begitu juga masyarakat pedesaan
berbagai ajaran agama. Sebagai media yang sedang mengalami suatu proses
pendidikan, puisi pupujian yang berisi perubahan sosiokultural akibat pengaruh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009


62 | Patanjala Vol. 1, No. 1, Maret 2009: 55 - 63

budaya luar yang sangat pesat, wahana yang dapat diakrabkan oleh nilai-
menimbulkan terjadinya penipisan nilai ketradisian tersebut, diantaranya
lapangan kerja agraris karena berpindah melalui sarana kesenian. Dalam
terhadap lapangan kerja industri. hubungan tersebut, salah satu jenis
Kesenian tradisi yang mempunyai kesenian tradisional yang dianggap
relevansi dengan masyarakat desa seperti mempunyai kekuatan dan dapat
hubungan tata upacara, pengolah sektor menghadirkan sesosok raga kekuatan
agraris magis mulai tersingkir, sehingga rohani diantaranya jenis kesenian Seni
akibat logisnya akan berdampak pada Musik, Seni Suara, dan Seni Sastra.
langkanya kesempatan untuk menga- Beberapa seni musik ada yang
dakan pertunjukan tersebut. sangat terasa sekali nuansa Islamnya.
Permasalahan lain yang dialami Selama ini ada kesan bahwa seni musik
oleh berbagai seni tradisi yang sangat islami itu hanyalah kesenian yang
erat kaitannya dengan tatanan dan menggunakan “genjring” dengan menya-
kehidupan masyarakat pedesaan saat ini nyikan lagu-lagu berbahasa arab atau
dirasakan cukup kompleks, seperti halnya lagu-lagu bernafaskan Islam (Tagoni).
jenis kesenian yang termasuk dalam Pada kenyataan ada juga jenis kesenian
rumpun tradisi, yaitu: ungkapan tradi- lain yang juga bernafaskan Islam. Hal ini
sional, sisindiran, sajak, puisi rakyat, dicirikan dengan lagu-lagunya yang
cerita rakyat, kawih, beluk, pantun, dan menggunakan bahasa Arab sebagai
sejenisnya yang dulu pernah mengalami pujian (solawat) kepada Nabi
kejayaan. Pada jamannya, tradisi-tradisi Muhammad SAW. Beberapa jenis
lisan tersebut memegang peranan yang kesenian yang menggunakan lagu-lagu
sangat penting dalam kehidupan masya- solawat Nabi adalah: Badeng di Ciamis;
rakat Sunda. Pada masa itu, banyak Benjang yang menggunakan lagu-lagu
tradisi lisan yang berfungsi sebagai dari Rudat, seperti Asrokol, Badatmala;
sarana penyampaian/tranformasi nilai serta dan “Rudat” nya sendiri.
budaya. Beberapa diantaranya, seperti Untuk seni suara, selain di dalam
bahkan memiliki fungsi ritual, yang Islam dikenal Quro, di tatar Sunda ada
keberadaannya senantiasa dikaitkan beberapa lagu-lagu Islami yang
dengan peristiwa-peristiwa tertentu. dikumandangkan dengan mengandalkan
Sayangnya tradisi-tradisi lisan itu keindahan sura seperti terlihat pada
kini telah semakin jauh dari peminatnya, beluk, seni terbang dan juga
bhakan banyak diantaranya yang nyaris Cigawiran/Pagerageungan. Begitu pula
punah. Padahal tradisi-tradisi lisan itu dalam seni sastra, sudah sejak awal ada
banyak mengandung nilai luhur yang upaya-upaya untuk membuat tafsir atau
sangat diperlukan bagi perkembangan terjemahan Al Qur’an ke dalam bahasa
sikap, watak dan kepribadian. Bahkan Sunda. Seperti telah dijelaskan di atas,
generasi muda khususnya di daerah upaya yang paling mutakhir adalah apa
perkotaan banyak yang sama sekali tidak yang dilakukan oleh Drs. H. Hidayat
mengenal tradisi lisan ini. Suryalaga dengan membuat terjemahan
Bagi masyarakat yang masih Al Qur’an dalam bentuk dangding.
memegang teguh nilai-nilai tradisi lama Sekarang ini, terjemahan Nur Hidayahan
sebagai peninggalan leluhurnya, tentu ini sudah bisa dihaleuangkeun di dalam
dalam banyak hal mereka tidak akan tembang Cianjuran (Kurnia, 2002: 4).
melepaskan tata-cara ketradisian sebagai Pada masa sekarang penggunaan
perjalanan hidupnya. Banyak ragam dan pusi pupujian sudah agak berkurang baik

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda (Aam Masduki) | 63

di mesjid, maupun tempat pengajian. Di DAFTAR PUSTAKA


beberapa tempat pupujian masih
Kartini, Tini et al. 1986.
dipergunakan tetapi fungsinya sudah
Puisi Pupujian dalam Bahasa
berubah, yaitu dari media pendidikan
Sunda. Jakarta: Departemen
menjadi kegiatan kesenian misalnya pada
Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat
waktu memperingati Maulud Nabi
Pembinaan dan Pengembangan
Muhammad SAW, Rajaban atau imtihan.
Bahasa.
Diduga berkurangnya penggunaan puisi
pupujian itu disebabkan tingkat pendi- Kurnia, Ganjar. 2002.
dikan dan pengetahuan agama masya- Pengaruh Budaya Islam terhadap
rakat sekarang sudah jauh lebih tinggi Kesenian Sunda. Dalam Seminar
daripada ajaran-ajaran agama yang diku- Sehari tentang Seni Budaya Islam
mandangkan dalam puisi pupujian. Di Bagi Generasi Muda, 23 Oktober
samping itu, buku-buku tentang ajaran 2002. Bandung: Pemerintah
agama Islam sekarang telah banyak Provinsi Jawa Barat. Dinas
beredar dan mudah diperoleh. Penyebab Kebudayaan dan Pariwisata
lainnya, mungkin karena pengaruh Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1975.
kebudayaan modern, masyarakat seka- Kamus Umum Basa Sunda.
rang menganggap lagu dan ajaran-ajaran Bandung: Tarate.
dalam puisi pupujian kurang sesuai
dengan tuntutan jaman terutama ajaran Noor, Acep Zamzam. 2007.
tentang adab dan sopan santun (Kartini et Pesantren dalam Sastra Sunda.
al., 1986: 14). Makalah disampaikan pada Dialog
Budaya “Mengenal Kebudayaan
Pesantren”, berlangsung di Pondok
Pesantren Cipasung Tasikmalaya,
8 September 2007. Bandung: Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional.
Rusyana, Yus. 1971.
Bagbagan Puisi Pupujian Sunda.
Bandung: Proyek Penelitian
Pantun dan Folklore Sunda.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009

Anda mungkin juga menyukai