Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BAB 4

TRADISI ISLAM NUSANTARA

DISUSUN OLEH:

- Nurjihad

- Ferisca

- Elina

- Tia

- Soimatus

- Syafa

- Dzakira

- Luciana

- Shafira

- Muhammad Qhodri

Jauh sebelum agama-agama masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki keragaman budaya, tradisi,
dan kepercayaan kepada benda alam dan ruh nenekmoyang. Kepercayaan ini berpengaruh pada pola
kehiduapn masyarakat. Banyak upacara adilakukan sebelum memulai kegiatan tertentu, misalnya
sebelum hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian, dan lainnya. Masuknya agama Hindu-Buddha ke
Indonesia tidak menyebabkan tradisi tersebut musnah, justru semakin bertambah karena pengaruh
agama menyesuaikan dengan tradisi masyarakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah
cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilai-nilai ajaran Hindu-Buddha.

Agama dan budaya Islam masuk ke Indonesia mempengaruhi kebudayaan asli, sehingga menimbulkan
akulturasi budaya sehingga lahirlah corak baru kebudayaan Indonesia. akulturasi tersebut dapat dilihat
dari berbagai bidang berikut ini.

1. Seni Bangunan

a.) Masjid

- masjid kuno dengan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri

1.) Atapnya bertingkat atau membuat tinggi dan ada pucuknya


2.) Pondasinya kuat dan agak tinggi

3.) Ada serambi di depan atau di samping

4.) Ada kolam atau paret di bagian depan atau samping

Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam

1.)Hiasan kaligrafi

2.)Kubah

3.)Bentuk masjid

b.) Makam

Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang
dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada
gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat
pada huruf dan bahasa Arab.

2. Seni Rupa dan Aksara

Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara
seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada
ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Fungsinya adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid, keramik,
keris, nisan, mimbar dan sebagainya

3: Seni Sastra

Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya
menghasilkan karya sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan
Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa
Lima, Hikayat Sri Rama.

Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang.
Hasil seni sastra, antara lain sebagai berikut.

a Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa,
dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak
kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan
sebagainya.

b. Hikayat, yakni saduran cerita wayang.

c. Babad, lalah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad
Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
d. Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus Salatin dan Bustan us
Salatin.

4. Sistem Kalender

Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan atas dasar
peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M.
Sementara itu, di indonesia pada saat yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang
didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M. Pada tahun 1633 M,
Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar
perhitungan bulan (1 tahun -354 hari). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam
dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa, Sura), Shafar (bulan Jawa:
Sapar), dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).

5. Seni Musik dan Tari

Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulid.
Di bidang seni tari terlihat pada tani Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali
dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.

6. Sistem Pemerintahan

Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap sebagai titisan dewa. Oleh
karena itu, muncul kultus "dewa raja", Apa yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman
Islam, pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal
karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.

Tradisi adalah adat kebiasaan yang turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan. Adapun
tradisi Islam adalah suatu adat yang didalamnya terdapat nilai-nilai agama Islam. Berbagai macam adat
dan kepercayaan sudah dikenal oleh masyarakat nusantara sebelum kedatangan agama Islam. Hal ini
menjadikan proses dakwah saat itu tidak dapat terlepas dari adat setempat. Kepercayaan yang sudah
melekat di dalam kehidupan masyarakat tersebut sulit untuk dihilangkan secara langsung namun
memerlukan proses yang cukup lama dan penuh dengan hati-hati.

1. Wayang

Secara bahasa Jawa yang berarti "ayang ayang" atau bayangan. Karena yang terlihat adalah
bayangannya dalam kelir atau tabir kain putih sebagai gelanggan permainan wayang.

Pada mulanya wayang dibuat dari kulit kerbau dan sudah dimulai pada zaman Raden patah. Dahulunya
lukisan wayang berbentuk seperti bentuk manusia. Karena dalam ajaran islam adalah larangan untuk
menggambar makhluk hidup, maka para wali mengubah bentuknya dari yang semula lukisan wajahnya
menghadap lurus kemudian agak dimiringkan. Pada saat berdirinya kerajaan Islam Demak maka wujud
wayang beber diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu per satu tokohnya. Sumber cerita
dalam mementaskan wayang diilhami dari kitab Ramayana dan Mahabharata yang telah digubah
menjadi cerita cerita keislaman sehingga tidak ada unsur kemusyrikan didalamnya. Kesenian wayang
yang hingga kini digemari masyarakat sesungguhnya merupakan hasil karya dari seorang ulama yang
cukup terkenal yaitu sunan Kalijaga pada saat itu wayang merupakan salah satu sarana dakwah untuk
menyebarkan agama Islam.

2. Kasidah

Kasidah pada awalnya berasal dari negara Arab. Kasidah berasal dari bahasa Arab yaitu Qasidah, yang
memiliki arti puisi yang lebih dari 14 bait. Qasidah merupakan jenis suara yang bernapaskan Islam.
Adapun lagu lagu dinyanyikan berisikan unsur dakwah islamiyah dan nasihat-nasihat yang sesuai ajaran
agama Islam. Lagu-lagu qasidah biasanya dibawakan dengan irama yang gembira dan di iringi dengan
rebana.

3. Hadrah

Hadroh merupakan salah satu alat musik yang bernafaskan Islam. Hadrah adalah salah satu kesenian
yang penampilannyanya dalam bentuk seni tari dan nyanyian yang mengandung nilai-nilai keislaman.
Seni suara Hadrah diiringi dengan rebana sebagai alat musiknya. Sedangkan lagu-lagu yang dibawakan
adalah lagu yang bernuansa Islam, tentang pujian kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan satuan kepada
nabi Muhammad Saw.

4. Sekaten

Sekretin ini adalah peninggalan dari Raden patah dari kerajaan Demak bintoro. Sekaten merupakan
perayaan maulid nabi Muhammad saw yang diadakan di kota Yogyakarta Hadiningrat dan Surakarta
Hadiningrat. Kata Sekaten sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu "syahadatain" . Syahadatain adalah
wujud perlakuan keislaman pada diri seseorang.

5. Nyadran

Tradisi nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa terutama Jawa tengah. Nyadran
berasal dari bahasa Sansekerta, sraddha artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam
oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa nyadran berasal dari kata sadran yang
artinya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam
leluhur tabur bunga dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
6.tahlilan

Tahlilan adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca surat
Yasin dan beberapa surah dan ayat pilihan lainnya, ikuti kalimat tahlil, tahmid, dan tasbih. Biasanya
diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Allah swty dan mendoakan seseorang yang telah
meninggal dunia pada hari ke-3, 7 ,40, 100, 1000 dan khaul (tahunan). Tradisi ini berasal dari kebiasaan
orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri dan selamatan

7.grebeg maulid

Upacara grebeg yang dikenalkan pertama kali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono 1 ini merupakan
upacara yang dulunya diadakan bertujuan untuk senantiasa menyebarkan dan melindungi agama Islam.
Grabag dikenal menurut sejarahnya berawal dari peristiwa keluarnya Sultan dari istana atau sering
disebut dengan Miyos untuk memberikan dukungan kepada rakyatnya. Peristiwa keluarnya Sultan
tersebut dibiarkan seperti suara tiupan angin yang keras sehingga menimbulkan bunyi grebeg. Dalam
setahun terdapat tiga kali grebeg yaitu grebeg Syawal grebeg Maulud dan grebeg besar.

8. Selikuran

Maksudnya adalah tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi tersebut
masih berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal dari kata silikon atau
dua puluh satu. Perayaan tersebut dalam rangka menyambut datangnya malam Lailatul Qadar , menurut
ajaran Islam lailatul qadar hadir pada 1/3 terakhir bulan Ramadhan.

9. Suranan

Sura dalam penanggalan Islam adalah bulan Muharram. Pada bulan tersebut masyarakat beri ziarah ke
makam para wali.

Selain itu masyarakat membagikan makanan khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda syukur
kepada Allah SWT acara yang dinamakan suran an

10. Megengan atau dandangan

Upacara menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kegiatan utamanya adalah menabuh bedug yang ada
di masjid sebagai tanda bahwa besok hari sudah memasuki bulan Ramadhan dan semua wajib
melaksanakan puasa. Upacara tersebut masih terpelihara daerah Kudus dan Semarang.

Anda mungkin juga menyukai