Anda di halaman 1dari 1

Tadut merupakan salah satu seni pertunjukkan tradisional rakyat Sumatera Selatan.

Seni
tradisional ini merupakan warisan dari suku Besemah yang saat itu berada di wilayah Kota
Pagaralam, Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, sebagian Provinsi Bengkulu hingga
Provinsi Lampung.

Tadut ini merupakan seni tutur membaca syair berulang-ulang bersama alunan petikkan
gitar. Pada zaman dahulu tadut digunakan untuk menyebarkan ajaran islam kepada masyarakat
Suku Besemah. Lewat tadut, ajaran islam lebih mudah diterima oleh masyarakat dahulu. Hal ini
dikarenakan pada zaman dahulu masyarakat Besemah tidak bisa membaca maupun menulis.
Berikut merupakan salah satu contoh potongan syair tadut yang dikutup dalam buku Sejarah
Besemah: Lampik Empat Mardike Due (Bedur,2007).

"Malam ini malam jemahat kah masuk malam sabtu


Perintas Nabi Muhammad ngajung semayang lime waktu
Malam ini malam sabtu kah masuk malam Ahad
Semayang lime waktu jangan benagh berbuat jahat"

Dalam jurnal nilai-nilai keagamaan dalam tradisi lisan tadut di kota Pagaralam (Yani,
2017) dikatakan bahwa dalam penyampaiannya, tadut disampaikan oleh
seorang muballigh pada sebuah pengajian yang disebut dengan
bepu’um.Tadut disampaikan dalam bentuk syair atau pantun, yang berisikan ajaran agama
Islam, seperti sifat 13 dan sifat 20, rukun Iman dan rukun Islam, ma’rifat, termasuk
wasiat, nasihat agar orang selalu ingat kepada Allah SWT., ingat mati dan tetap
taat menjalankan perintah agama dan meninggalkan larangan-Nya.

Saat ini Tabut seringkali ditampilkan pada acara-acara seremonial maupun hiburan
masyarakat Kota Pagaralam maupun daerah sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai